BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang AIDS dapat terjadi pada hampir semua penduduk di seluruh dunia, termasuk penduduk Indonesia. AIDS merupakan sindrom (kumpulan gejala) yang terjadi akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh. AIDS yang merupakan singkatan dari Acquired Immunodeficiency Syndrome disebabkan oleh virus HIV (Human Immunodeficiency Virus) yang berarti virus penurun kekebalan manusia. 1 Sampai kini, mendengar kata HIV/AIDS seperti momok yang mengerikan. Permasalahan HIV/AIDS telah sejak lama menjadi isu bersama yang terus menjadi perhatian berbagai kalangan, terutama sektor kesehatan. Kondisi akhir pada seseorang yang terinfeksi virus ini membuatnya rentan terhadap berbagai macam infeksi. 1 HIV/AIDS merupakan masalah yang mengancam di berbagai negara di dunia termasuk Indonesia. Setiap tahunnya jumlah penderita HIV/AIDS semakin meningkat. Menurut data yang didapat, sampai 30 September 2007 sudah terdapat 5904 kasus HIV positif dan 10.384 kasus AIDS di Indonesia. 2 HIV/AIDS dapat menunjukkan berbagai manifestasi baik secara klinis maupun oral. Namun, di kalangan dokter gigi penting untuk mengetahui manifestasi oral yang terjadi sehubungan dengan penderita HIV/AIDS. Pada umumnya, penderita HIV/AIDS menunjukkan suatu kondisi rongga mulut seperti kandidiasis, xerostomia, hairy leukoplakia, penyakit-penyakit periodontal, sarkoma kaposi, penyakit yang
Universitas Sumatera Utara
berhubungan dengan virus papiloma manusia, penyakit-penyakit ulseratif seperti lesi virus herpes simpleks, recurrent apthous ulcers, dan neutropenic ulcers.3 Sampai saat ini HIV/AIDS belum dapat disembuhkan secara total. Terapi yang selama ini diberikan pada penderita HIV/AIDS adalah pemberian obat-obatan berupa antiretroviral yang
lebih dikenal dengan HAART (Highly Active
Antiretroviral Therapy). Obat-obatan ini ditujukan terhadap tahap-tahap infeksi dan replikasi virus, sehingga harus mempunyai kemampuan seperti menghambat reseptor CD4, menghambat antigen envelope HIV, mengubah fluiditas membran plasma sel, menghambat enzim reverse transcriptase, merusak proses transkripsi pasca transkripsi dan translasi virus dan merusak tahap akhir pembentukan dan pelepasan virus baru.4 Data selama delapan tahun terakhir menunjukkan bahwa penggunaan kombinasi beberapa obat antiretroviral dapat bermanfaat menurunkan morbiditas dan mortalitas. Namun, obat-obatan antiretroviral (ARV) ini belum semua tersedia di Indonesia karena harganya mahal sehingga hanya penderita yang mempunyai tingkat ekonomi tinggi saja yang bisa mengkonsumsi terus obat ini.2 Bagi penderita dengan tingkat ekonomi menengah ke bawah mungkin hanya bisa menggunakan obat ini untuk beberapa saat dan kemudian dapat terhenti/terputus bahkan juga dapat tidak menggunakan obat ini sama sekali. Ketidakteraturan dalam mengkonsumsi ARV dapat menimbulkan efek samping kepada penderita berupa resistensi virus terhadap obat yang diberikan sehingga penggunaan kembali obat ARV dapat menjadi tidak bermanfaat. Selain resistensi, obat-obatan ARV juga mempunyai efek samping lainnya yang cukup berat kepada penderita seperti toksisitas hematologik termasuk granulocytopenia (neutropenia) dan anemia berat terutama pada penderita dengan
Universitas Sumatera Utara
HIV
tingkat
lanjut.
Penggunaan
ARV
secara
terus-menerus
juga
dapat
mengakibatkan miopati simtomatik serupa dengan yang dihasilkan oleh HIV.5 Oleh karena itu, sampai saat ini belum ditemukan obat antivirus yang aman dan efektif bagi penderita.4 Indonesia merupakan negara yang mempunyai beraneka ragam kekayaan sumberdaya hayati, salah satunya adalah Indonesia kaya akan berbagai tanaman. Bila kita dapat memanfaatkan kekayaan tersebut dengan menggunakan tanaman yang tersedia sebagai alternatif pengobatan maka kita akan mendapatkan suatu pengobatan yang jauh lebih ekonomis dibandingkan dengan obat-obatan sintetis. Salah satu tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai alternatif pengobatan HIV/AIDS adalah kelapa. Kelapa yang telah diolah akan menghasilkan suatu ekstrak berupa minyak. Minyak inilah yang biasa disebut dengan minyak dara, minyak murni atau minyak perawan yang kini dikenal dengan nama Virgin Coconut Oil (VCO).6 Jadi, VCO adalah minyak yang dihasilkan dari kelapa segar pilihan tanpa proses pemanasan, peragian atau fermentasi dan pemakaian zat-zat tambahan atau aditif lainnya, 6,7 serta tidak melalui tahap pemurnian, pemucatan dan penghilang aroma. 7 Telah dilakukan sejumlah penelitian mengenai potensi VCO dalam mengatasi HIV/AIDS. Beberapa dari penelitian tersebut adalah penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit San Lazaro, Filipina, sekitar 2002-2003. Penelitian dilakukan terhadap 15 pasien yang telah terinfeksi virus dan penelitian ini berlangsung selama enam bulan. Dari penelitian tersebut, 9 dari 15 pasien mengalami penurunan jumlah virus dalam darah.8
Universitas Sumatera Utara
Ada juga penelitian yang dilakukan oleh beberapa peneliti lainnya mengenai VCO dan manfaatnya. Dari penelitian yang mereka lakukan, dilaporkan bahwa VCO dengan kandungan yang dimilikinya mempunyai khasiat dalam menggempur virus HIV/AIDS. Selain bermanfaat untuk membunuh virus AIDS, VCO juga dapat menyembuhkan manifestasi oral penderita AIDS dengan sifat antiviral, antibakterial dan antifungal yang dimilikinya. 9
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan yang telah dikemukakan di atas, maka timbul permasalahan : “Bagaimana peranan VCO dalam menyembuhkan lesi oral pada penderita HIV/AIDS.”
1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan Tujuan penulis dalam penulisan skripsi ini adalah untuk memberikan informasi dan gambaran mengenai peranan dan manfaat VCO dalam pengobatan lesi oal penderita HIV/AIDS. Manfaat dari penulisan skripsi ini adalah: a. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan khususnya gigi dan mulut pada masyarakat dengan menggunakan bahan alami yang murah dan mudah didapat. b. Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk memanfaatkan bahan alami dan tumbuhan tradisional sebagai alternatif pengobatan selain mengkonsumsi obatobatan kimia. c. Sebagai data dan informasi untuk melakukan penelitian lebih lanjut.
Universitas Sumatera Utara
1.4 Ruang Lingkup Skripsi ini menjelaskan tentang peranan VCO dalam menyembuhkan lesi oral penderita HIV/AIDS mencakup definisi, epidemiologi, etiologi, patogenesis, manifestasi klinis, manifestasi oral, diagnosis dan perawatan HIV/AIDS. Virgin Coconut Oil (VCO) mencakup definisi, bahan baku, kandungan gizi, standar kualitas dan pengolahan.
Universitas Sumatera Utara