BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Komunikasi mempunyai fungsi yang berbeda-beda. Thomas M Scheidel mengemukakan bahwa kita berkomunikasi terutama untuk menyatakan dan mendukung identitas diri untuk membangun kontak social dengan orang di sekitar kita dan mempengaruhi orang lain, merasa berpikir atau berperilaku yang seperti kita inginkan. Masih menurut Scheidel tujuan utama kita berkomunikasi untuk mengendalikan lingkungan fisik dan psikologis kita. Referensi (ilmu komunikasi teori dan praktikum, Marhaeni Fajar) Radio dan Televisi adalah media massa yang di pakai untuk berkomunikasi dengan
orang
banyak.Distribusi
program
radio
(audio)
dan
televisi
(video)disampaikan dengan transmisi kepada pendengar dan penonton.Televisi sebagai salah satu media elektronik, mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan social masyarakat, sebagaimana kita mengetahui fungsi-fungsi dari televisi yaitu : menghibur(to enteraint), mendidik(to educate), member informasi( to inform), sebagai control social(social control) . Perkembangan industri media semakin berkembang khususnya media elektronik televisi belakangan ini menunjukan perkembangan yang cukup pesat, hal ini dapat dilihat dari munculnya berbagai macam stasiun televisi swasta baik nasional maupun lokal.
1
2
Menuruti Wawan Kuswandi dalam perkembangannya televisi lebih diminati karena kelebihannya yang berbentk audio visual. Televisi sebagai media komunikasi jarak jauh dengan penayangan gambar dan pendengar suara baik melalui kawat maupun elekromagnetik tanpa kawat, dianggap medium yang efektif dalam penyampaian pesan. ( Wawan kuswandi, Komunikasi massa sebuah analisis media televisi. Jakarta:Bhineka Cipta, 1996 ) Televisi, sebuah media yang sekarang sudah dikenal menjadi “The second God”(Lawrence Grossberg,et.al 2006. Media making mass Media A popular culture.London: SAGE Publications, hal 3) seringkali menampilkan citra seseorang yang merupakan realitas media semata. Media memainkan peran yang penting dalam kehidupan manusia. Keseharian seseorang dapat dikatakan bergantung pada media. Mulai dari membaca surat kabar untuk mengawali hari, kemudian dilanjutkan dengan menonton televisi saat makan siang, sampai menjelajahi dunia maya untuk melepas penat di akhir pekan. Seperti yg dikatakan oleh Grossberg, media telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari hidup manusia, dalam kaitannya dengan siapa diri mereka, maupun dengan sejarah hidup mereka. Referensi(Ibid) Sejarah perkembangan industri pertelevisian di Indonesia dimulai pada tahun 1962, ditandai dengan lahirnya stasiun Televisi Republik Indonesia (TVRI) yang mengudara sejak tanggal 24 Agustus 1962. Sampai dengan tahun 1989, TVRI sama sekali tidak memiliki pesaing, kemudian mulai bermunculan stasiun-stasiun televisi swasta yang menghiasi industri pertelevisian Indonesia, seperti RCTI, SCTV, TPI, Indosiar, ANTV, Trans TV, Trans7, Metro TV, TV One, Global TV, dan Space
3
Toon. Televisi-televisi swasta tersebut melakukan siaran secara nasional melalui satelit dan menyajikan berbagai program yang menarik untuk merebut hati pemirsanya, dan mereka pun memiliki segmentasi pemirsa sesuai program yang ditayangkan. Segmentasi pemirsa merupakan suatu konsep yang sangat penting dalam mengembangkan bisnis penyiaran. Segmentasi pemirsa juga dapat diartikan sebagai suatu proses untuk membagi-bagi atau mengelompokkan pemirsa ke dalam kotakkotak yang lebih homogen. ( Morissan. Media Penyiaran : Strategi Mengelola Radio dan Televisi, (Tangerang : Ramdina Prakarsa, 2005), hlm 148.
Pada perkembangan selanjutnya, ada beberapa stasiun televisi yang memutuskan untuk bergabung dalam satu grup, seperti RCTI, TPI, dan GLOBAL TV yang tergabung dalam Media Nusantara Citra (MNC).
Ada juga yang
mengubah orientasi programnya, sebagai contoh TPI yang pada awal berdirinya mendeklarasikan diri sebagai televisi pendidikan, namun seiring dengan berjalannya waktu, TPI kemudian merubah orientasinya menjadi televisi komersial. Ada juga yang berganti nama, seperti TV7 kini menjadi TRANS7 dan Lativi menjadi TV One sebagai konsekuensi penggabungan dan perubahan komposisi kepemilikan. TRANS7 adalah salah satu stasiun televisi swasta di Indonesia yang berkomitmen menyajikan tayangan berupa informasi dan hiburan, menghiasi layar kaca di ruang keluarga pemirsa Indonesia. Berawal dari kerjasama strategis antara Para Group dan Kelompok Kompas Gramedia (KKG) pada tanggal 4 Agustus 2006, TRANS7 lahir sebagai sebuah stasiun swasta yang menyajikan tayangan
4
yang mengutamakan kecerdasan, ketajaman, kehangatan penuh hiburan serta kepribadian yang aktif. TRANS7 berkomitmen untuk menyajikan yang terbaik bagi pemirsanya, dengan menyajikan program informasi yang hadir setiap pagi, siang, sore, dan malam yang dikemas secara apik dan dinamis, dan informatif. TRANS7 juga menghadirkan program berita dan dokumenter lainnya yang memberikan wawasan unik dan berbeda bagi pemirsa. Tidak kalah informatif, program hiburan, variety show, dan komedi Lawak juga disajikan. Program sport TRANS7 juga selalu dinantikan oleh para pecinta olahraga, dan untuk melengkapinya TRANS7 juga menyajikan tayangan informasi olahraga yang tayang setiap hari. TRANS7 juga tidak melupakan anakanak dengan memberikan pengetahuan dan hiburan bagi mereka, ada programprogram yang menghadirkan keunikan kehidupan anak-anak di seluruh penjuru Indonesia. Dan ada juga program yang memberikan ilmu pengetahuan yang mendasar bagi para anak-anak. Selain itu, TRANS7 berusaha menghadirkan keseharian profesi yang dicita-citakan anak-anak, dilengkapi dengan sajian film-film berkualitas yang hadir pada momen special. Terakhir, TRANS7 juga menyuguhkan program-program musik yang menyuguhkan persembahan para pemusik dan penikmat musik Indonesia lewat sajian musik spesial. Sebagai stasiun televisi yang terus memberikan inovasi pada setiap programnya, TRANS7 pun memiliki program acara berformat komedi yang menjadi unggulan mereka dan semakin lama, penontonnya semakin banyak. Acara tersebut adalah “Opera Van Java”.
5
Setiap program televisi harus memiliki unsur yang kuat sebagai daya tarik program, begitu juga dengan “Opera Van Java” yang ditayangkan di TRANS7 setiap Senin sampai Jumat pukul 20.00 WIB. “Opera Van Java” merupakan acara komedi yang menampilkan pertunjukkan wayang yang diperankan oleh manusia. Dalam “Opera Van Java”, terdapat seorang dalang yang mempunyai wewenang untuk mengatur alur cerita di setiap adegan. Sedangkan para pemain yang bertindak sebagai wayang, harus menuruti semua perintah yang diucapkan oleh dalang, oleh karena itu, para pemain dituntut untuk melakukan improvisasi adegan dan dialog dengan cepat. Selain itu, keunikan program ini adalah alur ceritanya yang hanya diketahui oleh sang dalang, sehingga reaksi dan aksi spontan para pemain “Opera Van Java” ini akan mengalir dengan sendirinya. Selama pertunjukan wayang manusia ini berlangsung, dalang akan ditemani oleh sinden yang akan memberikan komentar terhadap para pemain serta menyanyikan beberapa buah lagu dengan gaya khas seorang sinden. Acara ini cukup diminati oleh masyarakat sehingga saat ini “Opera Van Java” merupakan program unggulan di TRANS7 dan selalu ditayangkan setiap hari. Cerita yang ditampilkan oleh acara “Opera Van Java” selalu bervariasi, selain itu pengisi acaranya juga menunjang untuk membuat program acara “Opera Van Java” menjadi unggulan. Satu lagi ciri khas dari “Opera Van Java” adalah sering digunakannya properti-properti yang terbuat dari bahan yang tidak berbahaya. Properti tersebut biasanya berbentuk benda-benda yang ada di kehidupan kita seharihari. Seperti, mobil, motor, kompor, ayunan dll. Atau juga berbentuk binatang seperti harimau, rusa, sapi, kambing, ikan dll.
6
Berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh AC. Nielsen pada bulan April 2011, “Opera Van Java” audience Rating (%)* Share (%)** OPERA VAN JAVA TRANS7 2,650,000
berdasarkan “Nielsen Newsletter” edisi April, sedangkan usia
10-14tahun sebanyak 104orang atau 11% dan target audience yaitu SES AB 116 SES CDE 95. remaja merupakan salah satu dari kelompok masyarakat yang gemar
menonton acara “Opera Van Java” (http://www.agbnielsen.net/Uploads/Indonesia/NielsenNewsletterApril2010-Eng.pdf (di akses pada hari sabtu.14.0.11, pukul 22:30 WIB).
Remaja cukup sering mengikuti apa yang mereka lihat di televisi. Dan di dalam pergaulannya, mereka sering mengikuti istilah, bahasa, dan gaya bicara dari acara yang mereka tonton, seperti yang diungkapkan oleh Allison Davis dalam teorinya bahwa remaja berkembang sesuai dengan yang diharapkan oleh lingkungan budayanya. Kepribadian dibentuk oleh gagasan-gagasan, kepercayaan-kepercayaan, nilai-nilai, dan norma-norma yang diajarkan kepada si remaja oleh lingkungan budayanya, termasuk didalamnya televisi. (Sarlito Wirawan Sarwono. Psikologi Remaja .( Jakarta : PT Raja Grafindo Persada) 2007, hlm 37-38)
Secara umum ada tiga lingkungan yang sangat mempengaruhi kualitas mental dan spiritual, yaitu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan sosial budaya yang berhubungan dengan nilai-nilai serta norma-norma yang berlaku di masyarakat, termasuk di dalamnya pengaruh televisi, buku dan media massa. Ketiga lingkungan tersebut saling menopang dalam mempengaruhi perkembangan dan pembentukan karakter. (Rahmat Jalaludin. Psikologi Komunikasi, Jakarta : Remaja Rosdakarya, 2003)
Salah satu dampak dari menonton televisi, disadari atau tidak,
perilaku-perilaku yang dilihat di TV akan menjadi satu memori dalam diri seseorang
7
dan akibatnya orang tersebut menjadi meniru dan bisa berkembang menjadi karakter pribadinya di kemudian hari, kalau tidak segera diantisipasi. Hal ini berdasarkan asumsi dasar dari teori kultivasi bahwa realitas yang diperantarai oleh TV menyebabkan khalayak menciptakan realitas social mereka sendiri yang berbeda dengan realitas sebenarnya (Morissan. Teori Komunikasi Massa, (Bogor : PT Ghalia Indonesia, 2010), hlm 107 ). Jadi jangan heran, kalau orangtua heran melihat tingkah anaknya
yang kasar atau suka mengeluarkan kata-kata yang tidak pantas diucapkan, meski orang tua setengah mati meyakinkan bahwa mereka tidak pernah mendidik anaknya seperti itu. Bisa jadi, itu akibat pola menonton TV yang tidak terkontrol. Apalagi format acara “Opera Van Java” yang merupakan komedi, dapat membuat remaja tertarik untuk mengikuti dan menggunakan humor-humor yang terdapat dalam program acara “Opera Van Java”. Dengan melihat bahwa acara “Opera Van Java” merupakan salah satu acara yang digemar remaja dan acara ini berformat komedi dan selalu menggunakan properti dalam setiap leluconnya, maka penulis tertarik untuk memilih judul: “Pengaruh Perilaku Agresif dengan Menggunakan Properti dalam Program Komedi Terhadap Perilaku Agresif Khalayak Remaja Awal di SMP Tarsisius 2 Jakarta Barat” : Studi Kasus pada Program “Opera Van Java” di Trans 7 Penata artistik adalah bagian dari sebuah tim produksi televisi yang juga termasuk ke dalam departemen Artistik atau Art Departement.Di dalam department ini terbagi atas Unit Dekorasi, Unit Properti, Unit Grafika, serta unit TataRias dan Busana. Seseorang peñata Artistik yang baik harus memahami benar tentang arsitektur, warna, periode, lokasi, desain dan setting dalam sebuah produksi televisi
8
tersebut. Tanggung jawab seorang penata artistik adalah semua benda yang dilihat penonton saat menyaksikan sebuah televisi atau tayangan sebuah acara Pembuatan set, atau setting dari sebuah adegan menjadi tanggung jawab penata artistik.
1.2 Ruang Lingkup Dalam menerima pesan berupa humor-humor dengan menggunakan properti dalam acara “Opera Van Java” di TRANS7, dapat mempengaruhi remaja untuk meniru humor-humor tersebut, hal ini didukung oleh faktor remaja yang suka meniru apa yang mereka lihat di televisi. Seperti contoh nya Sule mendorong Aziz gagap ke meja yang ternyata meja tersebut adalah property yang terbuat dari gabus. Sesuai dengan topik penelitian yang sudah diuraikan di atas, maka pertanyaan utama dalam penelitian ini adalah “Adakah pengaruh property comedy pada program “Opera Van Java” di Stasiun Televisi TRANS7 terhadap perilaku agresif remaja awal. Berdasarkan latar belakang yang dibahas diatas, maka penulis merumuskan masalah penelitian ilmiah ini menjadi; 1. Apakah penggunaan property pada program “Opera Van Java” berpengaruh pada perilaku agresif remaja awal di SMP Tarsisius 2 Jakarta Barat? 2. Jika ada, seberapa besar pengaruhnya?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian Sesuai dengan permasalahan yang di hadapi, maka tujuan penelitian dalam penulisan ilmiah. Penelitian ini bertujuan untuk:
9
1. Mengetahui pengaruh properti comedi dalam tayangan “Opera Van Java” di TRANS7 terhadap perilaku agresif remaja SMP Tarsisius 2 Jakarta Barat. 2. Mengetahui seberapa besar pengaruh properti komedi dalam tayangan “Opera Van Java” di TRANS7 bisa mempengaruhi perilaku agresif remaja SMP Tarsisius 2 Jakarta Barat.
Manfaat Akademis Signifikasi akademis dari penelitian ini adalah untuk memberikan sumbangan pengetahuan bagi perkembangan ilmu komunikasi, khususnya bidang penyiaran yang berkaitan dengan efek terpaan suatu program terhadap pemirsanya.
10
1.4 Hipotesis
Hipotesis Teori Ho
Ha
Tidak Adanya
Adanya perilaku
perilaku agresif
agresif
menggunakan
menggunakan
property dalam
property dalam
tayangan ‘Opera
tayangan ‘Opera
Van Java’
Van Java’
Tidak
Mempengaruhi
Mempengaruhi Perilaku Remaja •
Variabel X: Prop comedy dalam program “Opera Van Java”
•
Variabel Y: Perilaku remaja awal di SMP Tarsisius 2 Jakarta Barat Gambar 1.1. Bagan Hipotesis Teori
Hipotesis penelitian dari penelitian ini adalah:
11
Ho : Tidak ada perilaku agresif dengan menggunakan property dalam tayangan “Opera Van Java” di TRANS7 terhadap perilaku remaja. Ha : Ada Pengaruh perilaku agresif dengan menggunakan property dalam tayangan “Opera Van Java” di TRANS7 terhadap perilaku remaja.
1.5 Metodologi Untuk penulisan ilmiah ini, penulis menggunakan metode penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan Kuantitatif. Pendekatan Kuantitatif yaitu suatu penelitian yang analisisnya secara umum memakai analisis statistik oleh karenanya pengukuran terhadap gejala yang diamati menjadi penting sehingga pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan daftar pertanyaan berstruktur yang disusun berdasarkan pengukuran terhadap variabel yang diteliti kemudian menghasilkan data kuantitatif.
1.6 Sistematika Penulisan Bab I
Pendahuluan
Bab ini menguraikan latar belakang masalah yang akan dibahas. Berdasarakan latar belakang dapat ditarik rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini. Harapan penulis mengenai penelitian selanjutnya akan diuraikan di bab selanjutnya, tujuan dan kegunaan penelitian baik secara praktis maupun akademis.
12
Bab II Landasan Teori Bab ini menguraikan teori-teori yang digunakan didalam penelitian. Teori yang digunakan bisa lebih dari satu, asalkan teori tersebut sesuai untuk menjelaskan masalah yang diteliti. Dalam kerangka teoritis juga diuraikan hasilhasil yang didapat sebelumnya oleh peneliti terdahulu.
Bab III Metodologi Penelitian Bab ini menguraikan metode penelitian dari jenis penelitian apa yang digunakan kolerasi pearson product moment. Populasi dan sampel diuraikan dengan jelas agar hasil penelitian didapat akurat. Dalam metode pengumpulan data diuraikan cara – cara yang digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian ini. Metode analisis menjelaskan metode statistik apa yang akan digunakan berdasarkan jenis variabel dan penelitian.
Bab IV Analisis dan Pembahasan Pada bab ini penulis memaparkan hasil penelitian yang mencakup gambaran umum tentang obyek penelitian dan hasil pengumpulan data yang berhubungan dengan masalah yang dibahas.
13
Bab V Kesimpulan dan Saran Bab Terakhir membuat kesimpulan yang diambil dari analisis dan pembahasan peneitian. Selain kesimpulan bab ini menyajikan saran yang merupakan yang merupakan sumbangan pikiran peneliti yang didapat dari hasil penelitian ditujukan untuk televisi Trans7.