BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masalah kependudukan di Indonesia merupakan masalah penting yang perlu mendapat perhatian dan pembahasan serius dari pemerintah dan ahli kependudukan. Bila para ahli dan pemerintah tidak cepat tanggap dan waspada maka pertumbuhan penduduk yang tinggi akan membawa malapetaka. Pertumbuhan penduduk yang tidak terkendali, cepat dan tidak seimbang akan mengakibatkan terjadinya tekanan-tekanan berat pada sektor pangan, pendidikan, fasilitas kesehatan, kesempatan kerja, tempat tinggal, lingkungan hidup dan lain-lain. Hal ini diperkuat oleh teori Thomas Robert Malthus dalam karangannya yang berjudul “An Essay on The Principle of Population” yang menyatakan bahwa jumlah penduduk akan melampaui jumlah persediaan bahan pangan yang dibutuhkan. Maltus sangat prihatin bahwa jangka waktu yang dibutuhkan oleh penduduk untuk berlipat dua jumlahnya sangat pendek. Dia melukiskan bahwa apabila tidak dilakukan pembatasan, penduduk cenderung berkembang menurut deret ukur (2, 4, 8, 16, …), diperkirakan penduduk akan berlipat dua jumlahnya setiap 25 tahun dan bahan makanan bertambah menurut deret hitung (2, 3, 4, 5, …).
Universitas Sumatera Utara
Pertambahan penduduk di Indonesia dipengaruhi oleh tiga faktor utama, yaitu tingkat kelahiran (fertilitas), tingkat kematian (mortalitas), dan migrasi. Bagi beberapa negara, misalnya Indonesia, faktor yang dominan mempengaruhi pertumbuhan penduduk adalah fertilitas dan mortalitas, karena jumlah migrasi masuk dan migrasi keluar sangat kecil sekali. Fertilitas adalah jumlah anak lahir hidup dan lebih dihitung untuk wanita dikarenakan wanitalah yang melahirkan anak. Suatu kelahiran disebut dengan lahir hidup (live birth) apabila pada waktu lahir terdapat tanda-tanda kehidupan, misalnya berteriak, bernafas, jantung berdenyut. Apabila pada waktu lahir tidak ada tanda-tanda kehidupan disebut dengan lahir mati (still birth). Di dalam demografi lahir mati tidak dianggap sebagai suatu peristiwa kelahiran. Tingkat Fertilitas Total (Total Fertility Rate = TFR) didefinisikan sebagai jumlah kelahiran hidup laki-laki dan perempuan dari setiap penduduk (perempuan) yang hidup hingga akhir masa reproduksinya.
Untuk mengurangi laju pertumbuhan penduduk harus dilakukan penurunan atau pengendalian fertilitas. Hal ini disebabkan sangat berpengaruh terhadap kesejahteraan penduduk yang merupakan tujuan penting yang harus dicapai oleh setiap negara, tidak terkecuali Indonesia. Hal ini ditegaskan dalam pembukaan UUD 1945 bahwa pembentukan Negara Kesatuan Republik Indonesia bertujuan untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan segenap tumpah darahnya serta memajukan kesejahteraan umum. Dan didukung oleh ketetapan MPR No. IV/MPR/1978 yang berbunyi : “Agar pembangunan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan rakyat dapat terlaksana dengan cepat, harus dibarengi dengan pengaturan pertumbuhan jumlah penduduk melalui program keluarga berencana, yang mutlak harus dilaksanakan dengan
berhasil,
karena
kegagalan
pelaksanaan
keluarga
berencana
akan
Universitas Sumatera Utara
mengakibatkan hasil usaha pembangunan menjadi tidak berarti dan dapat membahayakan generasi yang akan datang”. Bertolak dari pemikiran tersebut maka ditetapkan bahwa tujuan program keluarga berencana di Indonesia adalah mewujudkan keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera yang merupakan sumber daya manusia dengan mengendalikan kelahiran dalam rangka menjamin terkendalinya pertumbuhan penduduk Indonesia (David Lucas, 1995).
Dalam upaya melakukan pembatasan jumlah anak yang akan dilahirkan, maka penduduk wanita pada usia tertentu menjadi sasarannya. Usia tertentu yang dimaksudkan di sini adalah usia subur antara 15 - 49 tahun. Pembatasan usia 15 – 49 tahun didasarkan pada kemungkinan wanita melahirkan pada usia tersebut cukup besar. Wanita yang berada pada usia tersebut disebut wanita usia subur (WUS) dan pasangan usia subur (PUS) bagi yang berstatus kawin.
Di berbagai daerah berkembang perasaan malu bagi orang tua bila seorang anak yang sudah cukup umur belum menikah. Mereka beranggapan bahwa bila anak yang masih usia remaja sudah menikah mempunyai nilai tersendiri, karena menunjukkan kekayaan, kehormatan dan kebanggaan bagi orang tua yang bersangkutan. Hal ini dikarenakan wanita yang sudah menikah lebih tinggi statusnya dalam pandangan masyarakat. Untuk menghindari kejadian di atas, pemerintah melakukan suatu kebijakan dengan membuat Undang-Undang Pernikahan No. 1 Tahun 1974 Pasal 6 Ayat 2 yang menyatakan bahwa “Yang melangsungkan perkawinan seseorang yang belum mencapai umur 21 tahun harus mendapat izin dari kedua orang tua”. Dan Pasal 7 Ayat 1 yang berisikan “Perkawinan hanya diizinkan jika pihak pria berusia 19 tahun dan wanita sudah mencapai 16 tahun”. Undang-
Universitas Sumatera Utara
undang dan kebijakan pemerintah ini mempunyai alasan dan tujuan yaitu untuk menghindari kawin muda (pendewasaan usia perkawinan) yang dianggap sebagai pasangan usia subur yang paling berpeluang melahirkan banyak anak. Selanjutnya, usia wanita saat perkawinan pertama selain mempengaruhi fertilitas juga mempunyai resiko dalam melahirkan. Semakin muda usia saat perkawinan pertama, semakin besar resiko yang dihadapi bagi keselamatan ibu maupun anak karena belum matangnya rahim wanita muda untuk mengandung anak, atau karena belum siapnya mental menghadapi kehamilan atau kelahiran. Demikian pula sebaliknya, semakin tua usia saat perkawinan pertama (melebihi usia yang dianjurkan dalam program KB) juga mempunyai resiko tinggi dalam masa kehamilan atau melahirkan.
Kebijakan-kebijakan atau usaha yang dilakukan oleh pemerintah harus diikuti dengan peran serta masyarakat untuk mendukung tujuan tersebut. Pengetahuan tentang kependudukan sangat penting diketahui oleh masyarakat luas untuk merangsang timbulnya tingkah laku yang bertanggung-jawab terhadap masalah kependudukan sehingga masalah-masalah yang ada bisa dapat diatasi dan memungkinkan setiap masalah dapat dicegah dan dihindari. Kesadaran masyarakat dan perhatian untuk ikut serta bersama pemerintah dalam mewujudkan kesejahteraan penduduk dapat menanggulangi pertumbuhan penduduk.
Berdasarkan uraian di atas, penulis ingin mengetahui respon masyarakat dalam penurunan fertilitas. Dan sejauh manakah pengaruh pasangan usia subur dan lahir hidup terhadap angka kelahiran di Kotamadya Medan sehingga dapat menekan angka pertumbuhan penduduk agar dapat mewujudkan kesejahteraan rakyat seperti yang tertulis dalam Pembukaan UUD 1945. Untuk itu penulis mengambil judul tulisan :
Universitas Sumatera Utara
“ANALISA PENGARUH JUMLAH PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DAN LAHIR HIDUP TERHADAP ANGKA KELAHIRAN DI KOTAMADYA MEDAN TAHUN 2004 - 2008”.
1.2 Perumusan Masalah
Dari latar belakang pemilihan judul yang telah diuraikan di atas, maka dirumuskan yang menjadi masalah dari penelitian ini adalah : 1. bagaimanakah pengaruh jumlah pasangan usia subur dan lahir hidup terhadap angka kelahiran di Kotamadya Medan. 2. bagaimanakah keeratan (hubungan) jumlah pasangan usia subur dan lahir hidup terhadap angka kelahiran di Kotamadya Medan.
1.3 Batasan Masalah
Penulis membuat batasan masalah dari beberapa faktor yang mempengaruhi angka kelahiran di Kotamadya Medan, yakni penulis hanya mengambil dua faktor yang dianggap paling mempengaruhi angka kelahiran, yaitu jumlah pasangan usia subur dan lahir hidup. Dan penulis membatasi wilayahnya yaitu pada ruang lingkup Kotamadya Medan.
Universitas Sumatera Utara
1.4 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : 1. untuk mengetahui dan menganalisis apakah secara signifikan (meyakinkan) terdapat korelasi positif, negatif ataupun tidak berkolerasi antara
jumlah
pasangan usia subur dan lahir hidup terhadap angka kelahiran di Kotamadya Medan. 2. untuk mengetahui keeratan (hubungan) jumlah pasangan usia subur dan lahir hidup terhadap angka kelahiran di Kotamadya Medan.
1.5 Manfaat Penelitian
Adapun yang menjadi manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Dapat menuangkan ilmu dan mengaplikasikan teori-teori statistika yang diperoleh penulis selama kuliah untuk menyelesaikan permasalahan yang sedang diteliti. 2. Penelitian ini bermanfaat bagi penulis yaitu memperluas dan memperdalam pemahaman penulis dalam bidang statistika, serta melatih penulis dalam membuat sebuah karya ilmiah, dan melalui penelitian ini penulis dibiasakan untuk lebih banyak membaca. 3. Penelitian ini diharapkan menjadi salah satu pendukung dalam pengembangan dari teori- teori yang ada.
Universitas Sumatera Utara
1.6 Metodologi Penelitian
Metode yang digunakan penulis dalam melaksanakan penelitian ini adalah : 1. Metode Penelitian Kepustakaan (Library Research) Dalam hal ini pengumpulan data serta keterangan-keterangan dapat dilakukan dengan membaca serta mempelajari buku-buku ataupun literatur pelajaran yang didapat di perkuliahan ataupun umum, serta sumber informasi lainnya yang berhubungan dengan objek yang diteliti.
2. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data untuk keperluan penelitian ini dilakukan penulis dengan mengumpulkan data sekunder dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Utara di Jalan Asrama No. 179 Medan. Data sekunder adalah data yang dikumpulkan, diperoleh dari sumber-sumber tercetak, dimana data tersebut telah dikumpulkan oleh pihak sebelumnya. Data yang dikumpulkan tersebut kemudian diatur, disusun dan disajikan dalam bentuk angka-angka dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang data tersebut.
3. Metode Pengolahan Data Pengolahan data yang digunakan adalah analisa regresi. Analisa Regresi merupakan suatu metode yang dapat digunakan untuk menganalisa hubungan antar variabel, dimana hubungan tersebut dapat dikorespondensikan dalam bentuk persamaan yang menghubungkan variabel terikat dengan satu atau lebih variabel bebasnya. Jika terdapat satu variabel bebas disebut dengan regresi linier sederhana, sedangkan jika terdapat dua atau lebih variabel bebas disebut dengan regresi linier berganda.
Universitas Sumatera Utara
Persamaan Regresi Linier Berganda ^
Y =b +b X +b X 0
1
1
2
2
+ ... + bn X n + e
Dimana : ^
Y
: nilai estimasi Y
X ,X 1
2
,..., X n
b
: variabel bebas : konstanta
0
b , b ,..., b 1
2
: koefisien variabel bebas
n
Maka variabel-variabel penelitian dapat dimasukkan ke dalam persamaan dengan : : tingkat kelahiran
Y
X
1
: jumlah pasangan usia subur (PUS)
X
2
: jumlah lahir hidup
Analisis Korelasi Analisis korelasi membahas tentang derajat hubungan antara variabel-variabel, seberapa kuat hubungan antar variabel itu terjadi. Nilai koefisien korelasi dapat dicari dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
r xy =
n∑ X i Y i − (∑ X i )(∑ Y i )
{n∑ X
2 i
}{
− (∑ X i ) 2 n∑ Y i − (∑ Y i ) 2
2
}
1.7 Sistematika Penulisan
Penulisan Tugas Akhir ini disusun dalam beberapa bab yang setiap bab berisikan subsub bab. Adapun sistematika penulisannya adalah sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
BAB I : PENDAHULUAN Bab ini menguraikan latar belakang, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II : LANDASAN TEORI Bab ini menguraikan konsep dasar statistika, analisa regresi, uji keberartian regresi linier, analisa korelasi dan koefisien korelasi.
BAB III : GAMBARAN UMUM KOTAMADYA MEDAN Bab ini menguraikan gambaran umum Kotamadya Medan yang terletak di Provinsi Sumatera Utara, mengenai Medan Tanah Deli, hari jadi Kota Medan, geografi Kota Medan, penduduk dan tenaga kerja, dan keluarga berencana di Kota Medan.
BAB IV : ANALISIS DATA Bab ini menguraikan tentang pengolahan data dan analisis data dengan menggunakan regresi linier berganda untuk menganalisa angka kelahiran di Kotamadya Medan.
BAB V : IMPLEMENTASI SISTEM Bab ini menguraikan pengertian dan tujuan implementasi sistem, rancangan program yang dipakai dan hasilnya.
BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisikan tentang kesimpulan yang dihasilkan dari pembahasan penelitian ini. Serta akan diberikan saran berdasarkan pada permasalahan yang ada dan dari kesimpulan yang didapat.
Universitas Sumatera Utara