BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Manusia secara kodrati diberi kelebihan oleh sang Maha Pencipta dalam hal bahasa. Itulah yang membedakan manusia dengan makhluk ciptaan lainnya. Setiap bahasa digunakan oleh sekelompok orang yang termasuk dalam masyarakat bahasa. Anggota suatu masyarakat suatu bahasa biasanya terdiri atas berbagai status sosial dan berbagai latar budaya yang tidak sama. Anggota masyarakat bahasa itu ada yang berpendidikan ada yang tidak, ada yang tinggal di kota dan di desa, ada orang dewasa ada pula kanak-kanak. Ada yang berprofesi dokter, petani, pegawai kantor, nelayan, dan sebagainya. Oleh karena itu, karena latar belakang dan lingkungannya tidak sama, maka antara variasi atau ragam yang satu dengan yang lain seringkali mempunyai perbedaan yang besar. Hal ini tercermin dalam penelitian mengenai bahasa atau tindak tutur yang digunakan seorang anak kepada orang tuanya yang berlatar belakang bahasa dan budaya yang berbeda, yaitu Jawa dan Sunda. Berdasarkan fenomena kebahasaan yang ditemukan, peneliti tertarik pada penggunaan strategi tindak tutur anak usia 5-12 tahun kepada orang tua yang memiliki bahasa ibu Jawa dan Sunda. Hal ini disebabkan karena peneliti mempunyai latar belakang bahasa ibu bahasa Jawa dan bersosialisasi dengan masyarakat Sunda, khususnya di Bandung. Salah satu contoh fenomena strategi
1
2
tindak tutur seorang anak berusia 5-12 tahun yang sedang merayu bapaknya untuk membelikan sepatu baru terlihat dalam percakapan berikut. Udin (Anak Usia 6 tahun): “Pak, sepatu saya sudah rusak.” Bapak
: “Iya, Bapak pijitin dulu!”
Percakapan di atas secara sepintas mungkin sepele dan tidak urgen untuk diteliti. Jika kita cermati lebih dalam, percakapan di atas merupakan salah satu kajian ilmu bahasa, khususnya pragmatik yang sekiranya penting untuk dianalisis. Artinya, secara harfiah, pertanyaan dan jawaban pada percakapan di atas tidak sesuai. Namun, jika kita bedah dengan ilmu Pragmatik, hal itu tidak diharamkan dan memiliki sebuah arti. Di balik percakapan itu terkandung maksud lain. Maksud lain itu adalah seorang anak ingin dibelikan sepatu baru. Keinginannya akan dipenuhi jika bapaknya dipijit dulu. Bapaknya yang mengetahui maksud dari tuturan anaknya langsung menjawab “Iya, Bapak pijitin dulu”. Seandainya seorang Bapak tidak mengerti dengan apa yang dimaksud oleh anaknya, tentu proses tindak tutur antarkeduanya tidak akan berjalan dengan lancar. Alangkah ironisnya jika seorang Bapak menjawab “Iya, Bapak juga tau, sepatu Udin sudah rusak”. Dengan demikian, jika jawaban seorang Bapak seperti itu berarti ia tidak memahami maksud Udin. Contoh di atas merupakan kasus dari bahsa Jawa yang sudah di translasi ke dalam bahasa Indonesia. Itulah yang membuat peneliti tertarik untuk meneliti tindak tutur anak usia 5-12 tahun. Hal ini disebabkan, manusia dapat menguasai bahasa secara natif hanya kalau prosesnya dilakukan antara usia tertentu.
3
Sedangkan jika sudah berusia di atas 12 tahun, orang tidak akan dapat menguasai aksen bahasa dengan sempurna. Djardjowidjojo (2002: 199). Berdasarkan anasir ini, penelitian yang akan dikaji bukanlah makna melainkan maksud tuturan, khususnya anak usia 5-12 tahun. 1.2 Masalah Penelitian 1.2.1 Identifikasi Masalah Sebelum peneliti menentukan aspek-aspek mana saja yang akan diteliti, peneliti terlebih dahulu mengidentifikasi masalah-masalah yang muncul dalam Perbedaan Strategi Tindak Tutur Anak (Suku Jawa dan Suku Sunda) Usia 5-12 tahun terhadap Orang Tua. Identifikasi masalah-masalah tersebut adalah sebagai berikut. 1)
Bahasa itu bervariasi Setiap penutur bahasa memiliki kaidah bahasa yang berbeda-beda. Hal ini
tercermin dalam penggunaan strategi tindak tutur anak usia 5-12 tahun terhadap orang tua yang memiliki bahasa ibu (bahasa Jawa dan bahasa Sunda) 2)
Strategi tindak tutur anak usia 5-12 tahun terhadap orang tua dalam berkomunikasi menggunakan bahasa ibu (bahasa Jawa dan bahasa Sunda)
3)
Jenis-jenis tindak tutur yang digunakan oleh anak usia 5-12 tahun terhadap orang tua dengan bahasa ibu (bahasa Jawa dan bahasa Sunda)
4) Status pendidikan terhadap tindak tutur anak usia 5-12 tahun yang memiliki bahasa ibu (bahasa Jawa dan bahasa Sunda) 5)
Faktor gender terhadap penggunaan strategi tindak tutur anak usia 5-12 tahun terhadap orang tua dengan bahasa ibu (bahasa Jawa dan bahasa Sunda)
4
1.2.2 Batasan Masalah Permasalahan dalam penelitian ini dibatasi pada hal-hal sebagai berikut. 1) Strategi tindak tutur anak usia 5-12 tahun yang meliputi: a. perbedaan strategi tindak tutur anak usia 5-12 tahun terhadap orang tua dengan bahasa ibu Jawa dan Sunda; b. jenis-jenis tindak tutur yang digunakan anak terhadap orang tua, baik itu bahasa ibu Jawa maupun Sunda; c. pengaruh gender terhadap tindak tutur anak usia 5-12 tahun terhadap orang tua dengan bahasa ibu Jawa dan Sunda; d. pengaruh status pendidikan terhadap perbedaan strategi tindak tutur anak usia 5-12 tahun terhadap orang tua dengan bahasa ibu Jawa dan Sunda. 2) Pendekatan penelitian menggunakan metode deskriptif-kualitatif. 3) Sumber penelitian strategi tindak tutur anak (suku Jawa dan suku Sunda) usia 5-12 tahun terhadap orang tua ini adalah sumber lisan percakapan yang berupa tindak tutur seorang anak (suku Jawa dan Sunda) usia 5-12 tahun terhadap orang tua, di daerah Pemalang (suku Jawa) dan Cilimus (suku Sunda) 1.2.3 Rumusan Masalah Peneliti membatasi pengkajian penelitian perbedaan strategi tindak tutur anak (suku Jawa dan suku Sunda) usia 5-12 tahun terhadap orang tua, agar pembahasan yang dilakukan lebih terinci dan terarah. Pengkajian penelitian tersebut akan dirumuskan sebagai berikut. 1) Bagaimana strategi tindak tutur anak usia 5-12 tahun terhadap orang tua dengan bahasa ibu Jawa maupun Sunda?
5
2) Jenis tindak tutur apakah yang sering digunakan anak usia 5-12 tahun terhadap orang tua dengan bahasa ibu Jawa maupun Sunda? 3) Apakah gender anak usia 5-12 tahun berpengaruh terhadap tindak tutur orang tua dengan bahasa ibu Jawa maupun Sunda? 1.3 Tujuan Penelitian 1) Tujuan Umum Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan strategi tindak tutur anak usia 5-12 tahun terhadap orang tua, baik yang berbahasa ibu Jawa maupun bahasa Ibu Sunda. 2) Tujuan Khusus Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tentang: a.
strategi tindak tutur yang digunakan anak terhadap orang tua;
b.
jenis tindak tutur yang digunakan anak terhadap orang tua;
c.
pengaruh gender anak usia 5-12 tahun dengan bahasa ibu yang berbeda yaitu bahasa Jawa dan Sunda;
d.
pengaruh status pendidikan dalam tindak tutur.
1.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian adalah sebagai berikut: 1) pengembangan ilmu dalam bidang linguistik khususnya kajian pragmatik mengenai strategi tindak tutur anak terhadap orang tua; 2) memperoleh gambaran tentang berbagai jenis tindak tutur dalam percakapan;
6
3) memperoleh kajian tentang penggunaan bahasa untuk mengutarakan berbagai maksud sesuai dengan konteks situasi; 4) memperoleh gagasan implikatur percakapan yang mengandung implikasi bagi kajian bahasa dan pengajaran bahasa; 5) menambah referensi penelitian di bidang kebahasaan dan diharapkan, penelitian ini dapat memberikan sumbangan bagi para peneliti selanjutnya dalam mengembangkan teori pragmatik yang memusatkan pada kajian tindak tutur. 1.5 Metode dan Teknik Penelitian 1.5.1 Metode penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptifkualitatif. Artinya, data yang telah ditemukan berupa tuturan anak (usia 5-12 tahun) kepada orang tua (suku Jawa dan suku Sunda), kemudian diidentifikasi dan selanjutnya dianalisis secara kualitatif. 1.5.2 Teknik Penelitian Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan sewaktu ada percakapan atau komunikasi verbal antara anak terhadap orang tua (suku Jawa dan suku Sunda) yang terjadi baik secara langsung (tatap muka) maupun tidak langsung (ditelpon). Dengan cara itu, data yang diperoleh relevan dengan penelitian ini. Adapun langkah-langkah dalam pengumpulan data yaitu: 1) Peneliti mencari dan mengumpulkan data yang terdapat percakapan atau tuturan anak terhadap orang tua (Jawa dan Sunda) dengan cara observasi.
7
2) Setelah itu peneliti merekam percakapan antara anak terhadap orang tua (suku Jawa dan suku Sunda). 3) Translasi (bahasa Jawa dan bahasa Sunda) ke dalam bahasa Indonesia. 4) Kemudian mencatat hasil rekaman data yang diperoleh. 1.6 Anggapan Dasar Penelitian ini dilandasi oleh beberapa anggapan dasar, di antaranya adalah sebagai berikut. 1) Bahasa itu sistematik. Dikatakan sistematik karena setiap bahasa mempunyai pola atau aturan yang berbeda. Antara bahasa satu (bahasa Jawa) dengan bahasa yang lain (bahasa Sunda), memiliki sistem yang berbeda-beda. Artinya, bahasa Jawa memiliki sistem sendiri yang tentunya berbeda dengan sistem bahasa Sunda. 2) Bahasa itu sesuai dengan konteks. Hal ini berkaitan dengan tuturan yang digunakan anak, diusahakan sesuai dengan yang terjadi. Artinya, anak akan menggunakan tuturan kepada orang tua. Konstekstual ini berkaitan dengan situasi topik pembicaraan, dengan menentukan makna dibalik tuturan dan pesan dari tuturan itu sendiri. 3) Bahasa itu dinamis. Artinya, bahasa itu berubah-rubah sesuai dengan perkembangan jaman. Bahsa yang sekarang kita gunakan, belum tentu di masa yang akan datang masih digunakan. Bisa saja bahasa itu berkembang atau bertambah dengan pesat, atau mungkin bahasa itu juga bisa berkurang.
8
4) Dalam berbahasa, terdapat sopan santun. Artinya, bahasa juga memiliki tingkatan-tingkatan dengan siapa dia bicara, karena sopan santun sebagai suatu konsep yang tegas, seperti gagasan tingkah laku sosial yang sopan atau etiket, terdapat dalam budaya. Hal ini digunakan seorang anak ketika berbicara dengan orang tuanya ketika menyampaikan sesuatu. 5) Bahasa itu alat komunikasi. Fungsi terpenting dari bahasa adalah alat komunikasi dan interaksi. Bahasa juga berfungsi sebagai perekat dalam menyatupadukan antaranggota keluarga (antara anak dan orang tua). 1.7 Definisi Operasional Adapun yang didefinisikan dalam penelitian perbedaan strategi tindak tutur anak usia 5-12 tahun terhadap orang tua adalah: 1) Tindak tutur anak terhadap orang tua adalah cara tuturan atau respon yang diucapkan seorang anak untuk mengutarakan sesuatu kepada orang tua. 2) Anak usia 5-12 tahun adalah anak yang memiliki perkembangan bahasa yang masih alami.