BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan berjalannya waktu, jumlah penduduk Indonesia, terlebih di kota-kota besar semakin mengalami pertumbuhan yang cukup pesat. Sebagai akibat dari pertumbuhan penduduk yang terus bertambah tersebut, mempengaruhi kondisi lingkungan yang semakin merosot serta kebutuhan air bersih yang semakin meningkat. Hal ini sangat kontras terlihat pada kota-kota besar, salah satunya di Jakarta. Menurut salah satu portal berita online Indonesia, menginformasikan bahwa masa depan air bersih di Jakarta akan semakin mengecewakan jika tidak dibangun instalasi pengelolaan air minum. Diperkirakan dalam 10 tahun mendatang, ketika jumlah penduduk diprediksi menjadi 12 juta jiwa, dibutuhkan air bersih 2.1 kubik per hari. Hingga saat ini PAM masih belum mampu untuk memenuhi kebutuhan air warga Jakarta, dimana air tanah yang dijadikan alternatif keadaannya cukup buruk.(Jaringnews, 2013, para.3) Direktur Teknis PAM Jaya Hendry Limbong (Jaringnews, 2013, para.3) mengemukakan, “Wilayah DKI Jakarta kekurangan air bersih sebesar tujuh kubik atau 7.000 liter per detik. Jumlah itu diperkirakan bakal meningkat pada tahun 2015, yakni sekitar 10 kubik atau 10.000 liter per detik”. Keterbatasan tersebut juga disebabkan oleh jumlah instalasi yang dimiliki PAM masih sangat terbatas,
1
dimana hanya memiliki 6 instalasi yang belum dikembangkan sejak 20 tahun yang lalu. Kebutuhan air bersih yang berbanding terbalik dengan ketersediaan air bersih tersebut menjadi peluang yang cukup baik untuk perkembangan industri AMDK. Selain memenuhi kebutuhan akan air bersih, AMDK juga memberikan kepraktisan dibandingkan harus mengolah air dari PAM terlebih dahulu hingga layak untuk dikonsumsi. Selain itu, perubahan pola hidup bagi manusia dalam era modern yang serba instan ini juga membuka peluang baik untuk industri AMDK. Alasan kebutuhan akan efisiensi dalam kehidupan penduduk, membuat setiap industri berusaha untuk menciptakan produknya menjadi lebih praktis untuk digunakan, dimana salah satunya pada industri air minum. Peluang baik untuk industri AMDK tersebut dengan cepat ditangkap oleh banyak perusahaan, dimana dari tahun ke tahun terlihat pertumbuhan industri AMDK ini menjadi semakin padat. Menurut ketua umum Asrim (Asosiasi Industri Minuman Ringan) Farchad Poeradisastra (Bisnis, 2013, para.1) saat ini, AMDK sudah ada sekitar 800 perusahaan dimana terus bertambah mengimbangi pertumbuhan kebutuhan AMDK tersebut dari masyarakat Indonesia. Jika pada tahun 1973 baru diproduksi 6 juta liter, maka pada tahun 2010, Indonesia sudah memproduksi 14,7 miliar liter AMDK. Untuk tahun 2012 diperkirakan jumlah AMDK yang sudah diproduksi telah mencapai 17,2 miliar liter air. Sementara jumlah industry yang memproduksi AMDK pada tahun 2010 baru sebanyak 473 perusahaan dengan 1.000 merek, sekarang sudah ada sekitar 800 perusahaan yang memproduksi AMDK. 2
Padatnya persaingan dalam industri AMDK ini sebagian besar dikuasai oleh beberapa perusahaan besar. Hendro Baroena (Beritasatu, 2012, para.5), Ketua Umum Asosiasi Perusahaan AMDK Indonesia (Aspadin) mengatakan bahwa dari sekian banyak pemain di industri ini, hanya sekitar 10 perusahaan yang menguasai 60% pangsa pasar AMDK, seperti misalnya Aqua, Club, Pure Life, Ades, Prima, Cleo, dan Vit. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sekitar 800 perusahaan bersaing secara sempurna untuk merebut pangsa pasar dengan strateginya masing-masing. Walaupun memiliki peluang yang sangat baik, namun kepadatan dalam industri ini membuat persaingan semakin sulit untuk digeluti. Tidak sedikit perusahaan baru yang memasuki industri ini dan dengan segera menutup usahanya karena tidak mampu mempertahankan perusahaannya untuk bersaing dengan perusahaan AMDK lainnya. Keadaan industri yang seperti ini membutuhkan strategi bersaing yang tepat untuk suatu perusahaan agar mendapatkan posisi yang lebih unggul dibandingkan dengan pesaing lainnya.
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dilihat bahwa industri AMDK cukup banyak diminati untuk memenuhi kebutuhan air yang permintaanya juga semakin meningkat. Banyaknya perusahaan dengan menjual produk yang homogen akan menciptakan suatu struktur persaingan pasar yang sempurna. Persaingan sempurna akan membentuk standarisasi produk melalui mekanisme
3
pasar dan hasil interaksi antara penawaran dan permintaan sehingga penjual dan pembeli memiliki kekuatan yang tidak begitu kuat untuk menawarkan produknya. CV. Harazaki merupakan salah satu perusahaan AMDK yang beroperasi di Bogor, dengan pangsa pasar pada daerah Jakarta dan sekitarnya. Perusahaan ini didirikan pada tahun 2009, dimana masih tergolong perusahaan yang sangat baru dalam industri ini. Melihat padatnya perkembangan persaingan industri AMDK ini, maka menciptakan tantangan besar bagi CV. Harazaki untuk dapat ikut bersaing memperebutkan pangsa pasar secara khusus pada daerah Jakarta dan sekitarnya. Sebagai perusahaan yang baru, CV. Harazaki masih memiliki banyak keterbatasan, seperti dalam jalur distribusi, keefektifan pemasaran, keoptimalan produksi, yang berlandaskan pada penentuan strategi perusahaan. Strategi CV. Harazaki dapat dikatakan belum matang, karena masih mengikuti trend pola strategi dari perusahaan AMDK yang sudah berjalan sebelumnya. Dalam upayanya untuk tetap mempertahankan usaha AMDK dan memperbesar pangsa pasarnya di tengah persaingan yang semakin kompetitif, maka perusahaan ini membutuhkan suatu strategi yang lebih unggul dibandingkan dengan perusahaan AMDK lainnya. Strategi bersaing tersebut akan dibentuk berdasarkan analisis lingkungan perusahaan, baik lingkungan dalam perusahaan maupun luar perusahaan, yang dikombinasikan untuk mencari apa yang menjadi kekuatan dan kelemahan serta ancaman dan peluang perusahaan untuk bersaing.
4
1.3 Pertanyaan Penelitian Adapun hal-hal yang menjadi pertanyaan dalam penelitian ini diantaranya adalah : a. Seperti
apakah
lingkungan
eksternal
perusahaan
dilihat
dari
lingkungan makro berdasarkan aspek regulasi, perekonomian, sosial dan teknologi, serta lingkungan industri AMDK melalui analisis Five Forces yang dapat mempengaruhi industri tersebut? b. Apakah Key Success Factor dari industri AMDK yang dapat mempengaruhi kesuksesan perusahaan dalam bersaing dengan perusahaan lainnya? c. Seperti apakah lingkungan internal perusahaan melalui analisis value chain, berdasarkan aktivitas primer dan aktivitas pendukung dari CV. Harazaki? d. Bagaimanakah hasil analisis SWOT yang dipetakan dalam matriks internal – eksternal berdasarkan hasil analisis eksternal dan internal perusahaan CV. Harazaki? e. Bagaimanakah perumusan strategi berdasarkan hasil analisis?
5
1.4 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari dilakukannya penelitian ini, diantaranya adalah: a. Menganalisis faktor eksternal perusahaan dilihat dari lingkungan makro berdasarkan aspek regulasi, perekonomian, sosial dan teknologi serta eksternal mikro berdasarkan Five Forces Model. b. Menganalisis Key Success Factor yang menjadi kunci dari perusahaan untuk dapat unggul bersaing dalam industri AMDK. c. Menganalisis faktor internal perusahaan melalui analisis value chain, berdasarkan aktivitas primer dan aktivitas pendukung dalam perusahaan. d. Menganalisis SWOT dari perusahaan, serta memetakannya dalam matriks internal-eksternal untuk mengetahui posisi perusahaan dalam menentukan strategi perusahaan. e. Merumuskan strategi perusahaan berdasarkan hasil alternatif strategi dari matriks SWOT.
1.5 Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari dilakukannya penelitian ini, adalah: a. Diharapkan dapat memberikan pertimbangan kepada perusahaan untuk merumuskan strategi yang tepat bagi CV. Harazaki untuk bersaing dalam industri AMDK.
6
b. Dapat menjadi bahan dasar informasi dan pengetahuan untuk penelitian selanjutnya. Dimana informasi yang akan diberikan adalah mengenai data dan hasil analisis internal dan eksternal perusahaan, yang dapat menyimpulkan kekuatan dan kelemahan perusahaan terutama pada industri AMDK.
1.6 Batasan Penelitian Penelitian ini dilakukan pada lingkungan industry AMDK, pada CV. Harazaki pada periode sejak dimulainya perusahaan ini (2009) hingga tahun 2013. Penelitian tersebut dilakukan melalui analisis-analisis lingkungan eksternal dan internal perusahaan. Dimana untuk analisis lingkungan eksternal makro, batasan penelitian dilakukan seperti berikut : a. Regulasi dari industri AMDK yang berlaku di Indonesia. Dimana penelitian fokus pada peraturan-peraturan yang memuat tentang persyaratan pendatang baru untuk memasuki industri ini. Peraturan tersebut memuat persyaratan-persyaratan yang dibutuhkan perusahaan untuk membangun sebuah pabrik manufaktur yang memproduksi AMDK di Indonesia. b. Isu ekonomi yang akan dianalisis adalah dari kekuatan nilai mata uang rupiah terhadap mata uang asing, serta pertumbuhan tingkat perekonomian penduduk khususnya di daerah Jakarta dan Bogor. c. Isu sosial mengenai penduduk khususnya pada wilayah Jabodetabek yang merupakan pangsa pasar CV. Harazaki.
7
d. Isu teknologi yang akan dianalisis yakni mengenai perkembangan teknologi yang mendukung proses produksi serta administrasi dalam industri AMDK. Sedangkan untuk batasan penelitian analisis lingkungan eksternal mikro / industri, dilakukan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi industri AMDK, mengenai ancaman yang timbul dari pendatang baru, ancaman yang timbul dari barang subtitusi, analisis terhadap kekuatan tawar –menawar dari pemasok, kekuatan tawar menawar dari pembeli, dan analisis terhadap persaingan industri AMDK di Indonesia, khususnya untuk wilayah Jakarta dan Jawa Barat. Untuk analisis terhadap lingkungan internal, dilakukan terhadap aktivitas primer dan pendukung dari kegiatan operasional CV. Harazaki.
1.7 Sistematika Penulisan Peneliti membagi menjadi lima bagian (BAB) dalam penulisan penelitian ini, diantaranya adalah :
BAB 1 :
PENDAHULUAN
Bab ini berisikan berbagai hal-hal yang mendasar megenai penelitian, seperti yang dipaparkan dalam sub bab latar belakang, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi penelitian, dan sistematika penelitian.
8
BAB II :
TINJAUAN PUSTAKA
Bab Tinjauan Pustaka merupakan pengembangan dari tinjauan pustaka yang telah ditulis pada proposal tesis.
BAB III :
METODE PENELITIAN
Bab ini akan mengulas mengenai metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ditambah dengan pemaparan profil perusahaan yang menjadi obyek (subyek) penelitian.
BAB IV :
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini akan berisikan hasil analisis dan pembahasan, yaitu keterkaitan antara konsep dan teori dengan permasalahan yang diteliti dalam penelitian ini. Dalam hal ini ditujukan untuk menganalisis lingkungan eksternal dan internal dari CV. Harazaki, mengidentifikasi strategi bersaing yang tepat untuk CV.Harasaki dalam bersaing di industry AMDK.
BAB V :
KESIMPULAN DAN SARAN
Dalam bab ini akan disampaikan kesimpulan penelitian mengenai hasil analisis lingkungan eksternal dan internal dari CV. Harazaki dan hasil identifikasi strategi bersaing yang dapat digunakan oleh CV. Harazaki untuk menghadapi perusahaan-perusahaan AMDK lainnya. Selanjutnya
9
juga ditujukan untuk para peneliti bidang sejenis yang ingin melanjutkan atau mengembangkan penelitian ini.
10