BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Koperasi Simpan Pinjam Syariah atau Koperasi Jasa Keuangan Syariah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan pembiayaan dan jasa-jasa dalam lalulintas pembiayaan serta peredaran uang yang pengoprasiannya disesuaikan dengan prinsip syariat Islam. Dalam Kospin Jasa Syariah ini ada banyak produk yang ditawarkan baik memberikan jasa keuangan dalam berbagai bentuk diantaranya berupa simpanan wadi'ah, fasilitas tabungan, dan deposito berjangka. Sedangkan dalam menyalurkan dana masyarakat kospin jasa syariah dapat memberikan jasa-jasa keuangan berupa pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal (Musyarakah), pembiayaan berdasarkan prinsip jual-beli barang dengan memperoleh keuntungan (Murabahah) serta pembiayaan barang modal berdasarkan prinsip sewa (Ijarah ).1 Pembiayaan pada kospin jasa syariah atau bank syariah tidak lepas dari penghimpunan dana yang dilakukan kospin jasa syariah atau bank syariah dari pihak ketiga. Penghimpunan dana dari pihak ketiga sangat dibutuhkan dunia usaha daninvestasi, jika orang sudah enggan menabung, maka dunia usaha dan investasiakan sulit berkembang, karena berkembangnya dunia usaha membutuhkan danadari masyarakat.2 Salah satu contoh pembiayaan di Kospin Jasa Syariah adalah Pembiayaan murabahah. Bank-bank syariah pada umumnya telah menggunakan murabahah
1
Undang – Undang No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syari'ah. Huda, Nurul dan Mustafa Edwin Nasution (2008).Current Issue Lembaga Keuangan Syariah, Penerbit: Kencana,Jakarta 2
1
2
sebagai metode utama pembiayaan, yang merupakan hampir 75% asetnya.3 Pembiayaan murabahah yang dilakukan Kospin Jasa Syariahadalah pembiayaan usaha kapal untuk nelayan.Pembiayaan usaha kapal adalah produk penyaluran dana dalam bentuk pembiayaan dengan menggunakan akad murabahah dalam rangka untuk pembelian kapal untuk menggembangkan usaha ikan para nelayan. Dalam pembiayaan usaha kapal ini dilatarbelakangi oleh banyak nasabah Kospin Jasa Syariah yang berprofesi sebagai nelayan khususnya didaerah pesisir pantai kota Tegal tepatnya di desa Tegalsari dan banyak nelayan yang menggadaikan emas untuk modal mengembangkan usaha kapalnya. Selain itu juga banyak nasabah yang menggadaikan emas di Pegadaian Kospin Jasa. Hal itulah yang menjadi bahan pertimbangan untuk Kospin Jasa Syariah mengeluarkan pembiayaan usaha kapal untuk nelayan sebagai alternatif lain nasabah selain mengadaikan emas di Pegadaian di Kospin Jasa. Pembiayaan-pembiayaan di Kospin Jasa Syariah terdapat pada tabel berikut:4 Tabel 1.2 Jumlah Nasabah Pembiayaan Kospin Jasa Syariah Tegal Jumlah nasabah Pembiayaan murabahah
324
Pembiayaan Ijaroh
168
Pembiayaan Musyarakah
28
Pembiayaan usaha kapal untuk nelayan ini adalah pembiayaan diatas 100 juta, maka dalam pembiayaan ini ada dua tahapan pengajuan yang harus dijalani oleh
3
E.J Brill Leiden, Islamic Banking and Interest A Study of The Prohibition of Riba and its Contemporery Interpretation, Alih Bahasa oleh Abdullah Saeed, Bank Islam dan Bunga; Studi Kritis Larangan Riba dan Interpretasi Kontempore, Cet. Ke-1, (Yogyakarta: Pustaka Prlajar, 2003), hlm. 139. 4
Wawancara dengan Nurul Khasanah, SE selaku wakil ketua sekaligus pemegang data keuangan Kospin Jasa Syariah Tegal tanggal 25 September 2014.
3
nasabah baik terhadap Kospin Jasa Syariah itu sendiri dan Kospin Jasa Syariah Pusat.5Contoh kasusnya yang terdapat di Kospin Jasa Syariah Tegal6 yaitu Bapak Toni seorang nelayan sekaligus pengusaha ikan di desa Tegalsari berumur 35 tahun. Beliau menjalani profesi sebagai nelayan sudah 3 tahun dan mempunyai 2 orang anak buah kapal yang memiliki kapal kecil untuk mencari ikan. Maka untuk mengembangkan usahanya Bapak Toni memerlukan uang untuk membeli kapal yang besar untuk melaut agar mendapatkan hasil melaut lebih banyak.Kemudian beliau mengajukan pembiayaan usaha kapal sebesar Rp. 150 juta kepada Kospin Jasa Syariah Tegal dengan akad murabahah. Bagaimana mekanisme pembiayaan akad murabahah yang harus dilalui oleh Bapak Toni dalam pembiayaan usaha kapal dan apakah mekanisme pembiayaannya sama dengan pembiayaan kendaraan bermotor. Dari sinilah saya ingin mengetahui lebih lanjut tentang bagaimana Kospin jasa syariah melakukan kegiatan pembiayaan khususnya pada mekanisme pembiayaan akad murabahah menyangkut tentang produknya yaitu pembiayaan usaha kapal untuk para nelayan di desa Tegalsari sudah sesuai dengan ketentuan fatwa DSN MUI No. 4/DSN-MUI/IV/2000 serta apakah nasabah juga ikut menentukan besarnya margin yang akan diterima oleh Kospin Jasa Syariah. Maka dari itu hal inilah yang menjadi alasan atau pertimbangan penulis untuk mengambil judul Tugas Akhir : “ Mekanisme Pembiayaan Akad Murabahah Pada Produk Usaha Kapal Nelayan Di Koperasi Simpan Pinjam Jasa (Kospin Jasa) Tegal (Analisis Menurut Fatwa DSN No. 4/DSN-MUI/IV/2000) dan Perhitungan Marginnya ”.
5
Wawancara dengan Berlian Nur Awanis, SE selaku Custumer Service dan Administrasi Simpanan Kospin Jasa syariah Tegal Tanggal 18 Agustus 2014. 6 Hasil wawancara dengan Bapak Wendy Gunawan Sp.d Bagian Administrasi Pembiayaan Kospin Jasa Syariah Tanggal, 27 Agustus 2014.
4
B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana mekanisme serta penerapan pembiayaan akad murabahah pada produk pembiayaan usaha kapal nelayan di Kospin Jasa Syariah Tegal dan analisisnya menurut fatwa DSN-MUI No. 4/DSN-MUI/IV/2000 ? 2. Bagaimana mekanisme perhitungan margin pembiayaan murabahah pada pembiayaan usaha kapal nelayan di Kospin Jasa Syariah Tegal ? Untuk menghindari kesalahan pemahaman istilah dalam pada Tugas Akhir diatas, maka dirasa perlu adanya penegasan maupun penjabaran lebih lanjut tentang beberapa istilah berikut ini: 1. Mekanisme Mekanisme adalah seluk beluk atau cara kerja suatu alat ( perkakas ) dan sebagainya.7 2. Produk Produk adalah suatu yang dapat ditawarkan kepada seseorang untuk memuaskan suatu kebutuhan dan keinginan.8 3. Koperasi Simpan Pinjam Jasa Syariah Koperasi Simpan Pinjam Syariah atau koperasi jasa keuangan syariah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan pembiayaan dan jasa-jasa dalam lalu lintas pembiayaan serta peredaran uang yang pengoprasiannya disesuaikan dengan prinsip syariat islam.9
7
W.J.S Poerwodarminto, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2003, hlm. 757. Pandji Anoraga, Manajemen Bisnis, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000),hlm. 216. 9 Warkum Sumitro, SH., MH.,Asas-asas perbankan Islam dan Lembaga-lembaga terkait ( BMUI dan Tafakul ), di Indonesia, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1995, hlm. 5. 8
5
4. Margin Margin merupakan keuntungan bank dari akad murabahah yang dinyatakan dalam bentuk persentase tertentu yang ditetapkan oleh bank syariah. Margin keuntungan merupakan tingkat keuntungan yang diperoleh bank syariah dari harga jual objek murabahah yang ditawarkan bank syariah kepada nasabahnya.10 Margin
keuntungan
mempunyai
pengaruh
positif
terhadap
pembiayaan
murabahah. Semakin tinggi margin keuntungan yang diperoleh suatu bank maka semakin besar kemampuan bank untuk menyalurkan pembiayaan. Namun ada yang mengartikan margin adalah laba kotor atau tingkat selisih antara biaya
produksi dan harga jual dipasar. Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa margin adalah tingkat selisih atau kenaikan nilai dari aset yang mengalami peningkatan nilai dari biaya produksi dan harga jual.11 5. Pembiayaan Pembiayaan adalah membiayai kebutuhan usaha.12 Adapun pengertian lain pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dan atau lembaga keuangan lainnya dengan pihak yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan bagi hasil.13
10
M.Nadratauzzaman Hosen dan Jihad, “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Pembiayaan Murabahah Bank Syariah Di Indonesia (Periode Januari 2004 – Desember 2008),”jurnal Dikta Ekonomi, Volume 6 Nomor 2, hlm.104. 11 Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa.Edisi revisi Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. 2008: hlm. 879. 12 Nugraha Ridha, “Manajemen Pembiayaan Panduan Untuk Koperasi Syariah SDM Kementerian Koperasi”artikel diakses pada 15 juli 2012 dari http://hasbullah.multiply.multiplycontent.com. Tanggal 31 Maret 2014. 13 Veithza Rivai dan Arviyan Arifin, Islamic Banking: Sebuah Teori, Konsep, dan Aplikasi, Jakarta: Bumi Aksara, 2000 hlm. 700.
6
6. Pembiayaan Murabahah Pembiayaan murabahah merupakan kegiatan jual beli pada harga pokok dengan tambahan keuntungan yang disepakati. Dalam hal ini penjual harus terlebih dahulu memberitahukan harga pokok yang di beli ditambah keuntungan yang diinginkan.14 Sedangkan menurut pendapat lain murabahah adalah transaksi jual beli dimana bank bertindak sebagai penjual, sementara nasabah bertindak sebagai pembeli. Harga jual adalah harga beli bank dari pemasok ditambah keuntungan (Margin).15 7. Pembiayaan Musyarakah Secara teknik, musyarakah adalah akad kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha diamana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan risiko akan ditanggung bersama-sama sesuai dengan kesepakatan.16 8. Pembiayaan Ijaroh Ijaroh adalah akad antara bank (mu’ajjir) dengan nasabah (mutta’jir) untuk menyewa suatu barang/objek sewa milik bank dan bank mendapat imbalan jasa atas barang yang disewanya, dan diakhiri dengan pembelian obyek sewa oleh nasabah.17
C. TUJUAN PENELITIAN Penelitian ini bertujuan sebagai berikut:
14 15
Asro, M dan Kholid M. 2011.Fiqh Perbankan..Bandung : CV Pustaka Setia. Hlm. Karim, Adiwarman. 2004. Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan.Jakarta : Raja Grafindo, hlm.
88. 16
M. Syafei Antonio, Bank Syariah Suatu Pengenalan Umum, Jakarta: Tazkia Institute daan BI, 1999, Cet. Ke-1, hal. 129. 17 Fatwa DSN-MUI No.09 /DSN-MUI/IV/2000 tentang pembiayaan Ijarah.
7
1. Untuk mengetahui mekanisme serta penerapan murabahah pada produk pembiayaan usaha kapal nelayan di Kospin Jasa Syariah Tegal dan analisisnya menurut fatwa DSN-MUI no. 4/DSN-MUI/IV/2000. 2. Untuk mengetahui mekanisme perhitungan margin pembiayaan murabahah pada produk pembiayaan usaha kapal nelayan di Kospin Jasa Syariah Tegal.
D. KONTRIBUSI PENELITIAN Kontribusi dari penelitian tugas akhir ini adalah: 1. Akademis Untuk memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh gelar ahli madya (A.Md) dibidang ilmu perbankan syariah di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Pekalongan. 2. Teoritis Untuk mengembangkan dan menambah khasanah keilmuan dan pengetahuan tentang perbankan syariah, khususnya tentang mekanisme pengajuan dan perhitungan margin pembiayaan murabahah pada produk pembiayaan usaha kapal nelayan di Kospin Jasa Syariah Tegal.
E. TELAAH PUSTAKA Dalam rangka menghindari penelitian pada objek yang sama atau pengulangan terhadap suatu penelitian yang telah ada sebelumnya, maka penulis melakukan review terhadap kajian berbagai penelitian yang pernah ada. Menurut Zaenah dalam Tugas Akhirnya yang berjudul “ Sistem Pembiayaan Murabahah di Kospin Jasa Syariah Pekalongan” dalam hal mekanisme pembiayaan murabahah di Kospin Jasa Syariah menyediakan berbagai aplikasi pembiayaan yang
8
sesuai dengan produk yang diiklankan. Anggota ketika akan menperoleh pembiayaan, harus mengikuti aplikasi yang disediakan oleh kospin jasa syariah.18 Menurut Sofyan Nurdin dalam Tugas Akhirnya yang berjudul “ Implementasi Pembiayaan Murabahah Pada Lembaga Keuangan Syariah
BMT Kedungwuni”
dikatakan bahwa mekanisme pembiayaan murabahah BMT kedungwuni diawali dengan pengajuan pembiayaan, kemudian akan dilakukan analisa kelayakan nasabah atau usaha, setelah mendapatkan persetujuan dari dari pihak BMT, maka nasabah dapat mencairkan dana kemudian membayar pelunasan yang dapat diangsur sejumlah pinjaman ditambah bagi hasil.19 Menurut Kurniawati dalam Tugas Akhirnya yang berjudul “ Study Kelayakan Calon Nasabah Pembiayaan Murabahah di BMT Kota Santri di Wiradesa” disimpulkan:20 1)
Proses pengajuan pembiayaan murabahah sebagai calon nasabah di BMT Kota Santri Wiradesa: a. Mengisi formulir pengajuan pembiayaan. b. Menunggu hasil survei dar petugas BMT. c. Wawancara antara pegawai dan nasabah untuk penetapan bagi hasil.
2) Cara menilai terhadap calon nasabah yaitu dengan metode prinsip 5C yaitu: a. Character ( Karakter ). b. Chapacity ( Kemampuan ).
18
Zaenah, Sistem Pembiayaan Murabahah di Kospin Jasa Syariah Pekalongan, Pekalongan, Stain Pekalongan. 19 Sofyan Nurdin ,Implementasi Pembiayaan Murabahah Pada Lembaga Keuangan Syariah BMT Kedungwuni, Pekalongan: Stain Pekalongan, 2008, hlm. 64. 20 Kurniawati, Study Kelayakan Calon Nasabah Pembiayaan Murabahah di BMT Kota Santri Wiradesa, Pekalongan: Stain Pekalongan, 2007, hlm. 55.
9
c. Chapital ( Modal ). d. Condition of Economic ( Kondisi Ekonomi ). e. Collateral ( Jaminan ). Menurut Ekhman Fahrurozi dalam Tugas Akhirnya “ Kontribusi Pembiayaan Murabahah Terhadap BMT/KJKS Mitra Umat Pekalongan” Menyimpulkan mekanisme pengajuan pembiayaan murabahah di BMT / KJKS Mitra Umat meliputi: Prosedur pembiayaan murabahah, jaminan, perhitungan margin, penggunaan laba hasil usaha pembiayaan murabahah seperti untuk biaya operasional, bagi hasil tabungan nasabah, pembayaran gaji karyawan.21 Menurut Nur Naily dalam Tugas Akhirnya “ Sistem Penerapan Pembiayaan Murabahah Pada BSM Cabangan Pekalongan “ menyimpulkan bahwa perhitungan pembiayaan yang digunakan BSM adalah Anuitas (Suatu cara pengambilan pembiayaan dengan pembayaran angsuran pokok dan margin keuntungan tetap).22 Dalam
Bukuknya
Yumanita
Diana
mengatakan
bahwa
Pembiayaan
murabahah merupakan bentuk pembiayaan berprinsip jual beli yang pada dasarnya merupakan penjualan dengan keuntungan (margin) tertentu yang ditambahkan diatas biaya perolehan, dimana pelunasannya dapat dilakukan secara tunai maupun angsuran.23 Dari kumpulan hasil penelitian-penelitian di atas, maka dapat saya simpulkan bahwa penelitian yang akan saya teliti ini belum pernah ada judul Tugas Akhir yang membahas tentang Mekanisme Pembiayaan Akad Murabahah pada Produk Usaha
21
Ekhman Fahrurozi, Kontribusi Pembiayaan Murabahah Terhadap BMT/KJKS Mitra Umat Pekalongan, Pekalongan: Stain Pekalongan, 2008, hlm. 58. 22 Nur Naily, Sistem Penerapan Pembiayaan Murabahah Pada BSM Cabangan Pekalongan, Pekalongan: Stain Pekalongan, 2008, hlm. 67. 23 Yumanita, Diana, Bank Syariah : Gambaran Umum. Jakarta : PPSK-BI, 2005, hlm. 27.
10
Kapal Nelayan di Kospin Jasa Syariah Tegal (Analisis Menurut Ftawa DSN No. 4/DSN-MUI/IV/2000) dan Perhitungan Marginnya. F. KERANGKA TEORI Murabahah adalah penjualan dengan harga pembelian barang berikut untung diketahui.24 Dalam Pengertian lain murabahah adalah akad jual beli barang dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan (margin) yang disepakati oleh penjual dan pembeli.25 Merujuk Fatwa Dewan Syari’ah Nasional NO: 04/DSN-MUI/IV/2000 mengenai murabahah terdapat beberapa ketentuan bank tentang murabahah : a. Bank bertindak sebagai pihak penyedia dana dalam kegiatan transaksi Murabahah dengan nasabah. b. Bank dapat membiayai sebagian atau seluruh harga pembelian barang yang telah disepakati kualifikasinya. c. Bank wajib menyediakan dana untuk merealisasikan penyediaan barang yang dipesan nasabah. d. Bank dapat memberikan potongan dalam besaran yang wajar dengan tanpa diperjanjikan di muka. Pembiayaan murabahah dapat dibedakan menjadi dua macam kategori yaitu:26 a. Berdasarkan jenisnya a) Murabahah berdasarkan pesanan Murabahah
berdasarkan
pesanan
adalah
dimana
bank
melakukan pembelian barang setalah adanya permintaan akan barang dari pihak nasabah dan sifatnya bisa mengikat dan tidak mengikat, 24 25
Sayyid Sabiq, fikih Sunnah 12, Bandung: PT Al Ma’Arif, 1988, hlm 82. Adiwarman karim, Bank Islam (Analisis Fiqih dan Keuangan), ( Jakarta: IIIT Indonesia), 2003, hlm.
161. 26
Adiwarman karim, Op. cit. hlm. 115-116.
11
dimana pihak bank bisa memaksa nasabah untuk membeli barang yang telah dipesankan oleh bank. b) Murabahah tanpa pesanan Murabahah tanpa pesanan adalah ada yang pesan atau tidak (ada yang beli atau tidak) bank syari’ah menyediakan barang daganganya. Persediaan barang pada murabahah tanpa pesanan ini tidak terpengaruhi atau terkait langsung dengan ada tidaknya pesanan atau pembeli. b. Berdasarkan cara pembayaran a) Tunai, artinya adalah membayar barang pesanan nasabah membayar secara langsung atau lunas. b) Cicilan, artinya dalam membayar barang pesanan nasabah membayar dengan cara cicilan. Dalam perjanjian murabahah, bank membiayai pembelian barang atau asset yang dibutuhkan oleh nasabahnya dengan membeli barang itu dari pemasok barang dan kemudian menjualnya kepada nasabah tersebut dengan menambahkan suatu mark-up atau margin keuntungan. Dengan kata lain, penjualan barang oleh bank kepada nasabah dilakukan atas dasar cost-plus profit.27 Murabahah sebagaimana yang diterapkan dalam perbankan syari’ah, pada prinsipnya didasarkan pada 2 (dua) elemen pokok, yaitu harga beli serta biaya yang terkait dan kesepakatan atas mark-up. Ciri dasar kontrak pembiayaan murabahah adalah sebagai berikut:28
27
Sutan Remy Sjahdeini.1999. Perbankan Islam dan Kedudukannya dalam Tata Hukum Perbankan Indonesia. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti. hlm.64. 28 Abdullah Saeed. 1996. Op. cit, hlm. 77.
12
1.
Pembeli harus memiliki pengetahuan tentang biaya-biaya terkait dan harga pokok barang dan batas mark-up harus ditetapkan dalam bentuk persentase dari total harga plus biaya-biayanya.
2.
Apa yang dijual adalah barang atau komoditas dan dibayar dengan uang.
3.
Apa yang diperjualbelikan harus ada dan dimiliki oleh penjual dan penjual harus mampu menyerahkan barang itu kepada pembeli.
4.
Pembayarannya ditangguhkan. Bank-bank syari’ah umumnya mengadopsi murabahah untuk memberikan
pembiayaan jangka pendek kepada para nasabah guna pembelian barang meskipun mungkin nasabah tidak memiliki uang untuk membayar. Sejumlah alasan diajukan untuk menjelaskan popularitas murabahah dalam operasi investasi perbankan syari’ah, antara lain:29 1. Murabahah adalah suatu mekanisme investasi jangka pendek, dan dibandingkan dengan sistem Profit and Loss Sharing (PLS), cukup memudahkan. 2. Mark-up dalam murabahah dapat diterapkan sedemikian rupa sehingga memastikan bahwa bank dapat memperoleh keuntungan yang sebanding dengan keuntungan bank-bank berbasis bunga yang menjadi saingan bankbank Islam. 3. Murabahah menjauhkan ketidakpastian yang ada pada pendapatan dari bisnis-bisnis dengan sistem PLS. 4. Murabahah tidak memungkinkan bank-bank Islam untuk mencampuri manajemen bisnis, kerana bank bukanlah mitra si nasabah, sebab hubungan mereka dalam murabahah adalah hubungan antara kreditur dan debitur.
29
Ibid, hlm. 78.
13
Kontrak dalam pembiayaan murabahah merupakan salah satu bentuk Natural Centainty Contract, karena dalam murabahah ditentukan berapa requiredrate of profitnya. Natural Centainty Contract merupakan kontrak dalam bisnis yang memberikan kepastian pembayaran, baik dari segi jumlah (amount) maupun waktu (timing)-nya. Cash flow–nya bisa diprediksi dengan relatif pasti, karena sudah disepakati oleh kedua belah pihak yang bertransaksi di awal akad. Kontrak ini menawarkan return yang tetap dan pasti. Objek pertukarannya, biasanya berupa barang dan jasa, harus ditetapkan di awal akad dengan pasti, baik jumlahnya (quantity), mutunya (quality), harganya (price) dan waktu penyerahannya (time of delivery). Produk perbankan syari’ah yang termasuk dalam kategori ini adalah pembiayaan bai’ al-murabahah dan ijarah.30 Penentuan harga pada sebuah kontrak yang menghasilkan keuntungan pasti (natural centainty contract), pada kebanyakan perusahaan atau bank, biasanya menggunakan salah satu dari metode:31 1. Mark-up Pricing Metode mark-up pricing adalah penentuan tingkat harga dengan memark-up biaya produksi (product’s cost) komoditas yang bersangkutan. Pada metode ini, sebuah perusahaan atau bank akan menjual produknya pada tingkat harga biaya produksi ditambah mark-up atau margin yang diinginkan. 2. Target-Return Pricing Target-Return pricing merupakan penentuan harga jual produk yang bertujuan mendapatkan return atas besarnya modal yang diinvestasikan, dalam bahasan keuangan dikenal dengan istilah Return on Investment (ROI). Dalam
30
Adiwarman Karim, Op. Cit, hlm 51. Ibid., hlm. 253-257; Lihat juga, Muhamad. 2005. Manajemen Bank Syari’ah. Yogyakarta: UPP AMPYKPN. hlm. 132-134. 31
14
hal ini, perusahaan atau bank akan menentukan berapa return yang diharapkan atas modal yang diinvestasikan. 3. Perceived-Value Pricing Berbeda dengan metode target-return pricing yang hanya menggunakan biaya produksi sebagai kunci penentuan harga, pada perceived-value pricing juga menggunakan non-price variable sebagai dasar penentuan harga jual.Dalam metode perceived-value pricing, penentuan harga dengan tidak menggunakan variable harga sebagai dasar harga jual. Harga jual didasarkan pada harga produk pesaing dimana perusahaan atau bank melakukan penambahan atau perbaikan unit untuk meningkatkan tingkat kepuasan customer. Dengan demikian, perusahaan atau bank dapat menentukan harga dengan mempertimbangkan tingkat kepuasan customer terhadap suatu komoditi yang dikonsumsi. 4. Value Pricing Adalah suatu kebijakan harga yang kompetitif atas barang yang berkualitas tinggi. Sebagaimana disebutkan dalam pepatah Jawa “Ono rego ono rupo”. Hal ini sudah menjadi pemahaman umum bahwa barang yang baik, harganya mahal. Namun perusahaan yang sukses adalah perusahaan yang mampu menghasilkan barang yang berkualitas dengan biaya yang efisien sehingga perusahaan tersebut dapat dengan leluasa menentukan tingkat harga di bawah harga competitor. Margin keuntungan secara teknis diartikan persentase tertentu yang ditetapkan per tahun perhitungan margin keuntungan secara harian. Margin adalah sejumlah keuntungan yang diperoleh oleh pihak bank dari akad jual beli murabahah, salam dan isthisna. Sedangkan harga jual adalah harga beli ditambah margin keuntungan yang
15
disepakati dalam pembiayaan murabahah. Secara matematis harga jual barang oleh bank atau lembaga keuangan lainnya kepada calon nasabah pembiayaan murabahah dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:32 Rumus harga jual Harga Jual = Harga beli + Cost Recovery + Keuntungan
Rumus perhitungan Cost Recovery 𝐶𝑜𝑠𝑡 𝑅𝑒𝑐𝑜𝑣𝑒𝑟𝑦 =
Proyeksi Biaya Operasi 𝑇𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑃𝑒𝑚𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎𝑎𝑛
Rumus perhitungan margin dalam persentase 𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 =
𝐶𝑜𝑠𝑡 𝑅𝑒𝑐𝑜𝑣𝑒𝑟𝑦 + Keuntungan X 100 Harga beli bank/BMT
Selain itu tinggi rendahnya atas akad jual beli murabahah juga ditentukan oleh kecepatan pencairan yang dillakukan oleh bank syariah. Semakin cepat proses aplikasi pencairan dana murabahah, maka nasabah akan merasa puas terhadap pelayanan yang diberikan oleh bank syariah. Dalam hal ini nasabah akan membandingkan kecepatan pencairan antara satu bank syariah dengan bank syariah lainnya. Bank syariah juga harus mempertimbangkan biaya akad yang meliputi biaya akad yang meliputi biaya administrasi dan umum, biaya notaris, biaya penyusutan, biaya pencadangan penghapusan aktiva produksi, biaya tenaga kerja, biaya asuransi dan biaya-biaya lainnya yang terkait dengan operasional bank. Biaya akad iniah yang akan mempengaruhi haraga jual akad murabahah.33
32 33
Muhammad, Op. cit, hlm. 140. Wiroso, Jual Beli Murahbahah, Yogyakarta: UII Press, hlm. 141.
16
G. METODE PENEITIAN Metode penelitian dalam tugas akhir ini terbegi dalam beberapa kelompok bagian antara lain: 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian a. Jenis Penelitian Jenis penelitian dalam tugas akhir ini adalah penelitian lapangan (field research). Jadi data-data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh melalui studi lapangan dengan cara mencatat dan mengumpulkan data-data dan informasi yang ditemukan di Kospin Jasa Syariah Tegal. b. Pendekatan dalam penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis pendekatan kualitatif artinya penelitian yang menghasilkan data deskriptif yang berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.34 c. Sumber Data Dalam penyusunan ini penulis menggunakan dua jenis sumber data yaitu: a. Sumber Data Primer Sumber data primer merupakan informasi yang dikumpulkan peneliti langsung dari sumbernya.35 Sumber data primer antara lain berupa
informasi-informasi
berkaitan
tentang
mekanisme
akad
murabahah dan perhitungan margin pembiayaan murabahah pada produk pembiayaan usaha kapal nelayan. Sumber data primer ini diperoleh dari wawancara dengan pegawai Kospin Jasa Syariah Tegal khususnya bagian pembiayaan yang terkait dengan judul. 34
Meleong, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1998, hlm. 3. Hermawan Warsito, Pengantar Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1993), hlm.69 35
17
b. Sumber Data Sekunder Sumber data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer maupun oleh pihak lain.36 Data ini digunakan untuk memproses lebih lanjut hasil dari data primer. Dalam hal ini penulis mengambil data dengan topik penelitian baik dalam bentuk buku, artikel, makalah, dan majalah dan lain-lain, untuk menemukan kajian teoritis. d. Teknik Pengumpulan Data Untuk memperoleh data yang diperlukan, maka dalam penelitian ini peneliti menggunakan beberapa metode antara lain, sebagai berikut: a. Metode Observasi Observasi merupakan salah satu metode yang dilakukan secara sistematis dan sengaja diadakan dengan menggunakan alat indera (terutama mata) terhadap kejadian-kejadian yang langsung ditangkap pada waktu kejadian itu terjadi.37 Observasi dilakukan guna meneliti penerapan akad murabahah dalam pembiayaan usaha kapal nelayan. Tentunya hal ini dilakukan di Kospin Jasa Syariah Tegal yang dijadikan sebagai objek penelitian. b. Metode Interview Interview adalah metode pengumpulan data melalui tanya jawab secra lisan, dimana dua orang atu lebih berhadapan secara fisik (interview: berbincang-bincang, tanya jawab. Asal kata interview: perjumpaan sesuai dengan perjanjian sebelumnya).38 Interview akan
36
Husein umar, Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004, hlm. 42. 37 Walgito, Bimo. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, Yogyakarta: Andi Omfset, 1989, hlm. 49. 38 Kartono, Kartini, Bimbingan dan Dasar-Dasar Pelaksaannya, Jakarta: Rajawali, 1985 hlm. 171.
18
dilakukan pada karyawan Kospin Jasa Syariah Tegal khususnya pada bagian pembiayaan yang merupakan sumber data penulisan atau penelitian ini, yaitu dengan materi yang akan digali adalah menyangkut judul proposal ini, termasuk batasan-batasannya. c. Dokumentasi Metode ini digunakan atau dipahami untuk memperoleh pedoman dari teori yang dipakai untuk memperoleh data-data dari buku yang ada kaitannya dengan permasalahan yang penulis bahas,39 yaitu dengan membaca dan mempelajari buku-buku, karya tulus ilmiah, dan kitab yang berkaitan dengan penulisan proposal ini. e. Metode Analisis Data Metode analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang di peroleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah difahami, dantemuanya dapat di informasikan kepada orang lain.40 Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah deskriptif analisis. Deskripsi penelitian akan memaparkan data-data atau hasil-hasil penelitian melalui teknik pengumpulan data di atas. Difokuskan pada penunjukan makna, deskriptif, penjernihan dan penempatan data pada konteksnya masingmasing dan seringkali melukiskanya dengan kata-kata dari pada dalam angka-angaka.41
39
Sutrisno Hadi, Metodelogi Penelitian Pendidikan, Surabaya: Usaha Nasional, 1982, hlm. 391. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&R, Bandung: Alfabeta, 2009, hlm. 244. 41 Ibid, hlm. 73. 40
19
H. SISTEMATIKA PENULISAN Dalam penulisan tugas akhir ini terdiri dari lima bab yang terdiri dari beberapa sub–sub bab. Sistematika penulisan dibuat untuk memudahkan pemahaman dan memberi gambaran kepada pembaca tentang penelitian yang diuraikan oleh penulis, maka penelitian ini digunakan sistematika penulisan sebagai berikut: Dalam BAB I:PENDAHULUAN, dalam Bab ini menguraikan tentang Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Kontribusi Penelitian, Telaah Pustaka, Kerangka Teori, Metode Penelitian, Sistematika Penulisan. Dalam
BAB
II:LANDASAN
TEORI,
yang
membahas
pengertian
pembiayaan, pembiayaan murabahah meliputi pengertian, landasan hukum, skema pembiayaan, rukun dan syarat, jenis-jenisnya dan pembiayaan murabahah dalam DSN No. 04/DSN-MUI/IV/2000, Serta margin pembiayaan murabahah meliputi pengertian, metode penetapan margin murabahah. Dalam BAB III: GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN, berisi tentang gambaran umum perusahaan, yaitu kondisi secara umum Kospin Jasa Syariah Tegal, sejarah berdirinya, visi-misi, struktur organisasi Produk Kospin Jasa Syariah,Produkproduk Kospin Jasa Syariah Tegal. Dalam BAB IV: PEMBAHASAN, Pembahasan masalah ini membahas tentang penerapan akad murabahah di Kospin Jasa Syariah Tegal pada, mekanisme akad murabahah produk pembiayaan usaha kapal nelayan, analisis kesesuaian akad murabahah di Kospin Jasa Syariah dengan fatwa DSN No.4/DSN-MU/IV/2000 dan penetapan margin beserta contoh perhitungan margin pada produk pembiayaan usaha kapal nelayan di Kospin Jasa Syariah Tegal. Dalam BAB V: PENUTUP, berisi tentang : Kesimpulan dan saran-saran serta rekomendasi untuk penelitian lanjutan.