BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Di dalam kehidupan sehari-hari, kita tidak lepas dari kegiatan mengunyah. Mengunyah merupakan proses membuka dan menutup mulut secara berulangulang. Selain berfungsi pada sistem pencernaan, mengunyah juga memberikan manfaaat pada fungsi kognisi, salah satunya atensi (upaya pemusatan perhatian). Ketika
seseorang
mengunyah,
melalui
sensorik
saraf
trigeminus
akan
mengaktifkan pusat kesadaran di batang otak Ascending Reticular Activating System(ARAS), selain itu juga akan meningkatkan glukosa darah melalui perangsangan untuk meningkatkan release hormon glukokortikoid (Ono dkk, 2010). Ketika seseorang mengunyah perfusi darah ke otak juga menjadi lebih baik (Wilkinson dkk, 2002). Hal tersebut akan memberikan efek positif pada fungsi kognisi, khususnya atensi sehingga ikut berperan dalam peningkatan memori jangka pendek. Ketika mengunyah permen karet proses mengunyah dipermudah dengan cara, ketika rahang bawah mengatupkan mulut maka akan ditahan oleh bolus permen karet yang kenyal tersebut, sehingga merangsang otot pengunyah untuk membuka mulut kembali, ketika membuka mulut maka akan merangsang otot yang lain untuk mengatupkan mulut lagi. Selama tekstur permen karet tersebut masih kenyal, mekanisme tersebut akan tetap terjadi. Hal tersebut tidak terjadi saat mengunyah makanan lain yang sebagian besar terksturnya tidak kenyal (Noviani, 2007).
1
2
Sebagian besar masyarakat lebih menyukai makanan yang manis dan berasa, sehingga permen karet yang berasa lebih disukai dibandingkan yang tanpa rasa. Selain itu, permen karet yang berasa akan lebih lama dikunyah karena rasa manis dan rasa yang terkandung pada permen karet lebih bertahan lama. Disamping itu, permen karet yang mengandung lebih banyak gula dapat meningkatkan kadar gula dalam darah yang menjadi nutrisi bagi otak. Memori secara fisiologis adalah hasil dari perubahan kemampuan penjalaran sinaptik dari satu neuron ke neuron berikutnya, sebagai akibat dari aktivitas neural sebelumnya (Guyton, 2008). Ada tiga jenis memori yang terlibat dalam proses memori, yaitu memori segera (immediate memory) yang diterima selama beberapa detik seperti mengingat angka, memori jangka pendek (short term memory) yang diterima selama beberapa menit dan akan dipertahankan selama memori itu dibutuhkan seperti mengingat sebuah nama benda atau nama tempat, dan memori jangka panjang (long term memory) yang akan disimpan selama bertahun-tahun seperti mengingat pelajaran (Ganong, 2003). Memori jangka pendek paling sering digunakan dalam aktivitas sehari-hari seperti mengingat nama dan nomor telepon. Manusia dalam kehidupan sehari-hari juga tidak lepas dari proses belajar dan mengingat, yang sangat berkaitan dengan memori. Disadari atau tidak, dalam menjalani kehidupan ini, memori merupakan salah satu hal yang tidak dapat dipisahkan dari setiap aktivitas individu. Penurunan daya ingat akan berpengaruh terhadap kualitas hidup, terutama pada usia diatas 40 tahun. Penurunan daya ingat dapat juga terjadi pada usia muda, antara lain karena faktor kelelahan otak dan stress (Putranto, 2009). Secara alamiah, penurunan daya ingat umumnya karena
3
beberapa sel otak terutama sel dentate gyrus yang berangsur-angsur mulai mati, juga karena berkurangnya daya elastisitas pembuluh darah. Sel otak yang mulai mati tersebut tidak akan mengalami regenerasi, sehingga menyebabkan mudah lupa (Sharie Jie, 2007). Kanarek dan Swinney mengemukakan bahwa dengan mengkonsumsi makanan yang kaya kalori lebih meningkatkan fungsi kognisi otak seperti atensi dan memori jangka pendek dibandingkan dengan makanan yang rendah kalori (Kanarek & Swinney, 1990). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Kanarek dan Swinney tahun 1990 menunjukkan bahwa nilai tes kelompok yang mengkonsumsi makanan kaya kalori secara signifikan meningkat pada tes backward digit span recall
dibandingkan dengan kelompok yang mengkonsumsi makanan rendah
kalori, kelompok yang mengkonsumsi makanan kaya kalori juga menunjukkan perbaikan dalam penalaran aritmatika dan atensi (perhatian) (Kanarek & Swinney, 1990). Permen karet non free sugar memiliki lebih banyak kalori dibandingkan permen karet free sugar, hal ini disebabkan karena permen karet non free sugar yang mengandung gula murni memiliki lebih banyak kalori dibandingkan permen karet free sugar yang mengandung pemanis sintestis (bukan gula murni) (Silalahi, 2010), sehingga permen karet non free sugar lebih meningkatkan fungsi kognisi seperti memori jangka pendek dan atensi dibandingkan dengan permen karet free sugar (Kanarek & Swinney, 1990). Pada penelitian yang dilakukan oleh Noviani pada tahun 2007 didapatkan hasil bahwa terdapat pengaruh mengunyah permen karet terhadap peningkatan memori jangka pendek dan denyut nadi yang dilakukan terhadap mahasiswa berumur 19 – 23 tahun. Orang meyakini bahwa dengan mengunyah permen karet
4
akan mengurangi stres atau akan membantu konsentrasi (Zibell&Madansky, 2009; Wilkinson, 2002). Hasil penelitian di Jepang yang dilakukan oleh Sasaki pada tahun 2001 menunjukkan bahwa aliran darah ke otak mengalami peningkatan sebesar 25 % ketika mengunyah permen karet. Pada penelitian yang dilakukan oleh Benner tahun 2006 juga menunjukkan bahwa mengunyah permen karet sugar yang mengandung lebih banyak kalori dapat meningkatkan fungsi otak seperti sikap kewaspadaan dan meningkatkan memori daripada permen karet free-sugar. Kelurahan Sumbersari memiliki luas wilayah kurang lebih 92,4 Ha dengan jumlah penduduk sebesar 14.245 jiwa yang terdiri dari 7.215 jiwa penduduk lakilaki dan 7.020 jiwa penduduk perempuan. Jumlah ibu rumah tangga yang berumur di
atas
40
tahun
di
kelurahan
Sumbersari
sebanyak
2.237
jiwa
(keclowokwaru.malangkota.go.id), selain dari banyaknya ibu rumah tangga yang berumur di atas 40 tahun, karakteristik warga kelurahan Sumbersari juga sesuai dengan karakteristik yang diharapkan pada penelitian ini, sehingga kelurahan Sumbersari menjadi tempat penelitian ini dilakukan. Berdasarkan latar belakang di atas peneliti ingin memastikan perbandingan antara mengunyah permen karet non free-sugar dan permen karet free-sugar terhadap peningkatan memori jangka pendek pada wanita dewasa lebih dari 40 tahun. 1.2 Rumusan Masalah Apakah mengunyah permen karet non free-sugar lebih meningkatkan memori jangka pendek dibandingkan permen karet free-sugarpada wanita dewasa lebih dari 40 tahun?
5
1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum: Untuk mengetahui perbandingan mengunyah permen karet non freesugar dan permen karet free-sugar terhadap memori jangka pendek terhadap wanita dewasa lebih dari 40 tahun. 1.3.2 Tujuan khusus: Untuk mengetahui rata-rata nilai responden yang mengunyah permen karet
non free-sugar dan free-sugarketika dilakukan tes memori jangka
pendek pada wanita dewasa lebih dari 40 tahun. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Akademik a. Penelitian ini dapat digunakan sebagai bukti ilmiah bahwa mengunyah permen karet non free sugar dan permen karet free sugar dapat meningkatkan memori jangka pendek pada wanita dewasa lebih dari 40 tahun. b. Penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu sumber acuan penelitian lainnya yang berhubungan dengan permen karet dan memori yang dilakukan oleh akademisi lain. 1.4.2 Masyarakat Untuk memberikan informasi tentang manfaat mengunyah permen karet dalam meningkatkan memori jangka pendek pada wanita dewasa lebih dari 40 tahun.
6
1.4.3 Institusi Penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan yang membangun guna meningkatkan kualitas lembaga pendidikan (tri darma perguruan tinggi di bidang penelitian).