BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah Kesulitan mendapatkan lapangan pekerjaan terutama di kota-kota besar
seperti Jakarta memang menjadi masalah tersendiri. Seorang sarjana bahkan kerap kita jumpai menganggur karena tidak terbukanya lapangan pekerjaan dari keahlian yang ia miliki. Namun seiring berjalannya waktu, perkembangan kota-kota besar seperti Jakarta yang didukung juga oleh urbanisasi yang besar pula mampu menciptakan lapangan kerja baru dengan konsep kreatif. Banyak lapangan pekerjaan baru di Jakarta yang tercipta karena sebuah kondisi yang tidak terduga dan cenderung temporary. Sebagai contoh misalnya tawaran menjadi anggota demo, tim sukses partai, dll. Maraknya acara musik live terutama yang disiarkan pada pagi hari dan serempak oleh beberapa stasiun televisi. Acara tersebut selain menyedot kru atau pekerja dari tim televisi itu sendiri seperti produser, kameraman, FD, dll. Acara tersebut seiring berkembangnya waktu membuka lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat kelas bawah sebagai penonton bayaran atau bisa juga disebut “alay”. Tentunya kita sudah sering melihat fenomena tersebut, bahkan seorang penonton bayaran bisa saja tampil di televisi tiga sampai empat kali setiap harinya. Pagi hari mereka muncul di acara musik, siang hari di acara kuis, dan malamnya bisa saja di acara yang lain. Tentunya hal tersebut menjadi salah satu alasan betapa menariknya pekerjaan ini. Selain tidak memerlukan kemampuan khusus, dalam artian tidak memerlukan ilmu-ilmu tertentu untuk menjalani pekerjaan ini, mereka juga hanya dituntut untuk bisa mudah mengikuti arahan produser maupun host. Baik
1
2 ketika diperintah untuk meloncat-loncat, berteriak, menari maupun memasang muka sedih ketika ada momen mengharukan. Motivasi para penonton bayaran tersebut tentu berbeda-beda setiap orangnya. Beberapa orang hanya ingin sekedar masuk TV. Yang lain bahkan sampai menggantungkan hal ini sebagai ladang mencari penghasilan. Yang terakhir bahkan ada yang berpikir untuk menjadikan kesempatan ini sebagai batu loncatan untuk menjadi model atau artis. Seperti yang telah disebutkan di atas, salah satu motivasi mereka menjadi penonton bayaran adalah untuk mencari penghasilan. Rata-rata bayaran mereka per acara adalah 25 sampai 30 ribu per acara. Sedangkan dalam satu hari mereka bisa saja menjadi penonton bayaran sekitar tiga sampai empat acara. Menjadi penonton bayaran ternyata tidak mudah. Mereka tidak bisa hanya datang ke stasiun televisi dan menawarkan diri menjadi penonton bayaran, namun harus melalui agen-agen pemasok penonton bayaran. Agen tersebutlah yang bertugas mengkoordinir penonton bayaran tersebut. Agen-agen tersebut biasanya ada di stasiun televisi atau di tempat acara berlangsung. Contoh agen penonton bayaran yang cukup terkenal adalah Elly Suhari atau akrab disapa Mpok Elly dari Trans TV. Beliau dulu adalah seorang penonton bayaran juga yang biasanya muncul di acara “Ngelenong Yuk” di Trans TV. Sekarang ia telah menjadi koordinator penonton bayaran di beberapa acara. Memang, sebenarnya fenomena penonton bayaran tidak hanya ada di acara musik pagi saja. Acara-acara lain seperti acara religi, talkshow, bahkan konser sekalipun. Tujuannya jelas, untuk memeriahkan acara. Lain acara lain pula julukan penonton bayaran mereka. Setiap acara, terutama acara music live, memiliki julukan untuk penonton bayaran mereka tersebut masing-masing. Contohnya dalam acara Dahsyat yang disiarkan di RCTI, mereka mempunyai julukan “Sahabat Dahsyat”.
3 Inbox di SCTV menjuluki mereka dengan “Penonton Setia Inbox”. Berbeda lagi dengan Mantap ANTV, mereka menyebut penonton mereka dengan “Kuman”. Derings di Trans TV pun tak mau kalah. Sebutan untuk para penonton bayaran mereka adalah “Deringers”. Dan masih banyak lagi di acara-acara lain.
1.2
Perumusan Masalah Inbox menjadi salah satu acara unggulan di SCTV. Pertama kali tayang pada
3 Desember 2007. Disiarkan setiap hari secara live pukul 07.00-09.00. Inbox memiliki empat host tetap saat ini. Setelah sebelumnya kerap bergonta-ganti formasi host. Sekarang host tetap Inbox adalah Gading Marten, Andhika Pratama, Narji Cagur, dan Christie Julia. Nama-nama beken seperti Astrid Tiar, Ivan Gunawan, Dimas Beck dan Asti Ananta juga pernah menjadi host Inbox pada periode sebelumnya. Kerap kurangnya penonton yang datang ke sebuah acara televisi bisa dijadikan sebab utama terbukanya lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat kelas sosial bawah. Hal tersebut mampu mengurangi keseruan dari acara itu, sebab pada dasarnya acara tersebut memang tayang untuk menghibur. Selain menghadirkan bintang tamu yang terkenal dan disukai masyarakat, mereka pun menambah unsur hiburan lain berupa penonton yang seru, ramai, bersemangat dan berani tampil “cuek” di layar kaca. Sebenarnya penonton yang sering kita lihat di layar kaca dengan penampilan dan kehebohan maksimal yang mereka tunjukkan, bukan semata-mata mereka memang datang untuk menonton, namun karena tuntutan profesi, yaitu sebagai penonton bayaran. Hal ini tentu mengundang pertanyaan bagi para penonton di rumah apakah penonton yang muncul di layar kaca tersebut memang semuanya
4 dibayar? Sebenarnya tidak, namun untuk beberapa acara bisa dikatakan sebagian besar penontonnya adalah penonton yang memang dibayar untuk memeriahkan acara. Fenomena ini tentu mengundang keinginan sebagian masyarakat, terutama masyarakat kelas sosial bawah untuk mendaftar menjadi penonton bayaran. Jika ingin menjadi penonton bayaran mereka harus datang ke agency untuk mendaftarkan diri, atau bisa juga dari agency yang mendatangi calon penonton bayaran. Penonton bayaran tersebut tentu akan lebih mudah diarahkan, sebab mereka mendapat gaji dari agency dan bukan hanya datang untuk menonton. Mereka juga kerap memakai atribut band-band yang tampil, misalnya mengenakan kaos yang seragam, topi yang seragam, dll. Kita sering melihat di televisi bagaimana sebuah band baru yang muncul di acara Inbox SCTV sudah memiliki penggemar berat yang menggunakan atribut band tertentu. Kemungkinan besar mereka adalah penonton yang sengaja dibayar untuk menggunakan atribut band baru tersebut. Mereka pun kerap membawa poster, atau pernak-pernik lain sebagai pelengkap. Hal ini tentu secara tidak langsung bisa meningkatkan pasar band tersebut, atau menjadi salah satu strategi marketing dalam hal pemasaran sebuah band baru. Penonton bayaran pada dasarnya bisa siapa saja. Mereka dikelola oleh sebuah agency yang memang khusus menangani penonton bayaran tersebut. Penonton bayaran biasanya dibayar 15 ribu sampai 25 ribu tiap episodenya, namun jangan salah, dalam sehari mereka bisa saja menjadi penonton bayaran lebih dari sekali. Tentu dengan demikian upah yang mereka dapatkan per harinya setidaknya bisa dibelikan makan dan ongkos kendaraan umum.
5 Reaksi masyarakat yang muncul tentang fenomena ini tentu akan berbedabeda, sesuai latar belakang pendidikan, jenis kelamin dan status sosial. Maka peneliti akan merumuskan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Seberapa besar respon khalayak terhadap terbukanya lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat kelas sosial bawah pada program musik Inbox SCTV? 2. Seberapa besar perbedaan respon dari khalayak berdasarkan jenis kelamin dan penghasilan per bulan? Dengan mempertimbangkan hal tersebut maka penelitian ini diberi judul: “RESPON KHALAYAK TERHADAP PROGRAM MUSIK “INBOX” SCTV SEBAGAI LAPANGAN KERJA BARU BAGI MASYARAKAT DARI KELAS SOSIAL BAWAH”
1.3
Fokus Penelitian Peneliti memfokuskan untuk meneliti respon khalayak terhadap terbukanya
lapangan kerja baru sebagai penonton bayaran dalam acara Inbox SCTV, dimana peneliti juga ingin mengetahui perbedaan respon berdasarkan jenis kelamin dan penghasilan per bulan. Responden diambil dari anggota atau followers Twitter Inbox SCTV dengan akun @InboxSCTV_.
1.4
Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.4.1
Tujuan
:
1. Untuk mengetahui bagaimana respon khalayak terhadap Program Musik Inbox SCTV sebagai Lapangan Kerja Baru Bagi Masyarakat Kelas Sosial Bawah. 2. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan respon dari khalayak berdasarkan jenis kelamin dan penghasilan per bulan.
6 1.4.2 1.
Manfaat
:
Manfaat akademis Sebagai salah satu referensi bagi peneliti lain jika ingin melakukan penelitian serupa, agar masalah yang dibahas selanjutnya bisa lebih mendalam dan menyeluruh.
2.
Manfaat Praktis Agar penelitian ini bisa memberi gambaran bagi media televisi maupun masyarakat lain tentang respon khalayak mengenai terbukanya lapangan kerja baru sebagai penonton bayaran.
3.
Manfaat sosial / umum Agar masyarakat juga mengetahui bahwa ada satu lapangan pekerjaan baru yang terbuka untuk masyarakat kelas bawah sebagai penonton bayaran. Memberi pengetahuan bagi masyarakat yang membaca penelitian ini agar mereka memiliki pengetahuan lebih tentang fenomena penonton bayaran yang sedang marak di dunia penyiaran saat ini, terutama di acara Inbox SCTV.
1.5
Sistematika Penulisan
Bab 1 Pendahuluan Berisi latar belakang, ruang lingkup masalah serta tujuan dan manfaat dari penelitian ini.
Bab 2 Kerangka Konseptual Berisi tentang teori dari pakar dengan teori yang mendukung dengan penelitian ini untuk mendukung penelitian yang disusun oleh peneliti.
7 Bab 3 Metode Penelitian Dasar dari analisa penelitian. Berisi perumusan objek penelitian yang diawali dari awal kenapa adanya penonton bayaran, bagaimana mekanisme kerja mereka, respon masyarakat, dll.
Bab 4 Analisis dan Interpretasi Hasil Penelitian Hasil penelitian. Berisi hasil observasi dan kumpulan data-data yang telah dikumpulkan untuk bahan penelitian.
Bab 5 Penutup Berisi kesimpulan dan saran penelitian. Berisi garis besar kesimpulan penelitian dan juga saran akademis dan saran praktis agar bisa menjadi referensi bagi penulis berikutnya.