BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu penunjang kemajuan ekonomi Indonesia adalah sektor kepariwisataan. Data dari Badan Pusat Statistik menunjukkan bahwa sektor pariwisata di Indonesia telah menyumbang devisa negara sebesar 6,3 miliar USD di tahun 2009 dan meningkat di tahun 2010 sebesar 7,6 miliar USD. Tahun 2010 pariwisata menempati urutan ke 4 dalam ranking devisa pariwisata terhadap komoditas ekspor lainnya. Tahun 2011 perolehan devisa dari pariwisata mencapai USD 8.5 miliar, naik 11.8% dibandingkan tahun sebelumnya. Untuk kontribusi terhadap devisa pada tahun 2011, sektor pariwisata ada di peringkat 5 setelah minyak dan gas bumi, minyak kelapa sawit, batubara, dan karet olahan. Meskipun turun peringkatnya tetapi jumlah sumbangan terhadap devisa negara naik jika dibandingkan tahun sebelumnya.
2007
Tabel 1.1 Perkembangan Wisatawan mancanegara 2007 – 2011 Rata-rata Pengeluaran Wisatawan Mancanegara Per orang (USD) Pertumbuhan Jumlah Per Hari Per kunjungan (%) 5,505,759 13.02 107.70 970.98
2008
6,234,497
13.24
137.38
1,178.54
2009
6,323,730
1.43
129.57
995.93
2010
7,002,944
10.74
135.01
1,085.75
2011
7,649,731
9.24
142.69
1,118.26
Tahun
Sumber : Badan Pusat Statistik 2011 1
Rifqi Satria Gilang Pamungkas, 2013 Upaya Meningkatkan Keputusan Menginap Tamu Amarossa Hotel Melalui Strategi Brand Positioning (Survei Terhadap Tamu Yang Menginap Di Amarossa Hotel) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
2
Tabel 1.1 menunjukkan jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia mengalami peningkatan. Hal ini membuktikan bahwa kegiatan pariwisata di Indonesia terus berkembang dan secara konsisten meningkat dari tahun ke tahun. Menurut UU No.10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan, Pasal 1 Ayat 3 menyatakan bahwa yang dimaksud Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, Pemerintah, dan Pemerintah Daerah. Berkembangnya kegiatan pariwisata di Indonesia harus diimbangi dengan penyediaan akomodasi bagi wisatawan, karena jika tidak diimbangi dengan penyediaan akomodasi maka pariwisata tidak akan berjalan dengan baik. Kegiatan pariwisata perlu didukung dengan fasilitas penunjang seperti akomodasi perhotelan, restoran, dan biro perjalanan. Sejalan dengan pertumbuhan pariwisata di Indonesia berkembang pula bisnis perhotelan. Hotel adalah suatu bidang usaha yang menggunakan suatu bangunan atau sebagian bangunan yang disediakan secara khusus, untuk setiap orang yang menginap, makan, memperoleh pelayanan dan menggunakan fasilitas lainnya dengan pembayaran. Ciri khusus dari hotel adalah mempunyai restoran yang dikelola langsung dibawah manajemen hotel tersebut. Kelas hotel ditentukan oleh Dinas Pariwisata Daerah. (depbudpar, 2008). Klasifikasi hotel mulai dari kelas melati satu sampai dengan tiga, dan bintang satu sampai dengan bintang lima. Pemberian klasifikasi hotel saat ini semakin berkembang tidak hanya dilihat dari fasilitas yang dimiliki hotel, namun pelayanan serta nilai tambah yang bisa Rifqi Satria Gilang Pamungkas, 2013 Upaya Meningkatkan Keputusan Menginap Tamu Amarossa Hotel Melalui Strategi Brand Positioning (Survei Terhadap Tamu Yang Menginap Di Amarossa Hotel) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
3
didapat tamu juga menjadi pertimbangan Dinas Pariwisata Daerah untuk memberikan kasifikasi hotel. Setiap tahun jumlah hotel yang berdiri di Indonesia semakin bertambah. Data berikut ini menunjukkan perkembangan jumlah hotel bintang yang ada di Indonesia dari tahun 2008 hingga tahun 2011 : Tabel 1.2 Perkembangan Jumlah Hotel Bintang di Indonesia Tahun 2008 - 2011 Jumlah Hotel Klasifikasi Hotel 2008 2009 2010 2011 Bintang 5 96 103 118 129 Bintang 4 188 227 232 252 Bintang 3 312 340 363 457 Bintang 2 265 253 267 290 Bintang 1 308 317 326 361 Jumlah 1.169 1.240 1.306 1.489 Sumber : Badan Pusat Statistik 2011 Tumbuhnya usaha akomodasi khususnya hotel berbintang dari tahun ke tahun menunjukkan bahwa kebutuhan akomodasi bagi wisatawan sangat penting. Semakin banyak wisatawan yang berkunjung semakin tinggi pula kebutuhan akan jasa akomodasi seperti hotel, khususnya bagi wisatawan mancanegara sebab mereka selalu menghabiskan lamanya waktu singgah (length of stay) lebih dari satu hari. Data berikut ini menunjukkan jumlah rata-rata per hari tamu asing yang menginap di hotel berbintang menurut 5 provinsi terbesar di Indonesia.
Rifqi Satria Gilang Pamungkas, 2013 Upaya Meningkatkan Keputusan Menginap Tamu Amarossa Hotel Melalui Strategi Brand Positioning (Survei Terhadap Tamu Yang Menginap Di Amarossa Hotel) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
4
Tabel 1.3 Jumlah Rata-rata Tamu Asing yang Menginap di Hotel Berbintang Menurut 5 Provinsi Tahun 2009 – 2011 Provinsi 2009 2010 2011 Bali 4.114 / hari 5.741 / hari 5.480 / hari Jawa Timur 179 / hari 289 / hari 253 / hari Jawa Barat 165 / hari 239 / hari 160 / hari DKI Jakarta 134 / hari 187 / hari 80 / hari DI Yogyakarta 160 / hari 161 / hari 152 / hari Sumber : Modifikasi dari Badan Pusat Statistik 2012 Jawa Barat menempati urutan ketiga sebagai provinsi yang memiliki jumlah tamu asing terbanyak yang menginap pada hotel berbintang dihitung rata-rata per hari. Hal ini menunjukan pertumbuhan bisnis hotel yang ada di Jawa Barat juga semakin berkembang. Bandung, sebagai ibu kota Provinsi Jawa Barat menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan nusantara (wisnus) maupun wisatawan mancanegara (wisman). Bandung sekarang dikenal tidak hanya sebagai kota yang memiliki potensi wisata alam saja tetapi juga memiliki potensi wisata belanja dan kuliner. Jumlah wisnus dan wisman yang mengunjungi Kota Bandung terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Hal ini dapat menjadi salah satu indikator bahwa kegiatan kepariwisataan di Kota Bandung juga semakin berkembang. Berikut ini adalah data kunjungan wisnus dan wisman yang datang ke Kota Bandung dari tahun 2009 hingga tahun 2011 :
Rifqi Satria Gilang Pamungkas, 2013 Upaya Meningkatkan Keputusan Menginap Tamu Amarossa Hotel Melalui Strategi Brand Positioning (Survei Terhadap Tamu Yang Menginap Di Amarossa Hotel) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
5
Tabel 1.4 Data Kunjungan Wisatawan ke Kota Bandung Tahun 2009 - 2011 No Asal Wisatawan 2009 2010 2011 1 Wisnus 1.750.000 1.837.500 1.925.000 2
Wisman
87.000
91.350
81.997
Jumlah
1.837.000
1.928.850
2.006.977
Sumber : Dinas Pariwisata Kota Bandung 2011 Tabel 1.4 menunjukkan wisatawan yang datang ke Kota Bandung terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Dengan jumlah wisatawan tersebut, terutama wisatawan mancanegara membuat bisnis perhotelan menjadi semakin kompetitif. Hal ini ditunjukkan dengan semakin banyaknya hotel non bintang maupun bintang yang berdiri di Kota Bandung. Berdasarkan data Disparbud Kota Bandung, jumlah kamar hotel saat ini sebanyak lebih dari 12.000 unit dan saat ini ada sekitar 15 hotel yang sedang dibangun hingga akhir 2012 di Kota Bandung (http://www.inilah.com/read/detail/1527182/). Tabel 1.5 Jumlah Wisatawan Menginap Berdasarkan Klasifikasi Hotel di Kota Bandung Tahun 2011 Klasifikasi
Wisnus
Wisman
Bintang 5 278.847 33.813 Bintang 4 402.748 46.780 Bintang 3 339.810 34.770 Bintang 2 269.098 15.615 Bintang 1 34.114 2.955 Sumber : Dinas Pariwisata Kota Bandung 2011
Jumlah 312.660 449.528 374.580 284.713 37.069
Tabel 1.5 menunjukkan bahwa hotel bintang 4 paling banyak dipilih oleh wisatawan untuk kebutuhan akomodasinya. Hotel bintang 4 yang ada di Kota Rifqi Satria Gilang Pamungkas, 2013 Upaya Meningkatkan Keputusan Menginap Tamu Amarossa Hotel Melalui Strategi Brand Positioning (Survei Terhadap Tamu Yang Menginap Di Amarossa Hotel) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
6
Bandung cukup banyak dibandingkan dengan hotel berbintang 3 atau 5, selain itu hotel bintang 4 dianggap memiliki pelayanan serta fasilitas yang memadai untuk kebutuhan wisatawan selama menginap di hotel tersebut. Setiap Hotel berusaha memberikan pelayanan yang terbaik bagi wisatawan dan memenangkan kompetisi dari pesaingnya. Persaingan hotel berbintang 4 juga dapat dilihat dari data yang menunjukkan ranking hotel yang ada di Kota Bandung berdasarkan pengalaman yang didapat oleh tamu selama menginap.
Ranking / Popularitas
Tabel 1.6 4 Stars Hotel Ranking in Bandung Experience from Guest Hotel Name Verry Exellent
Good
1 Banana Inn 53 2 The Luxton 13 3 Golden Flower 44 4 The Amaroossa 21 5 Carrcadin 17 Sumber : Tripadvisor.com Desember 2012
48 22 45 20 18
Average
7 2 16 2 5
Poor
0 0 4 3 1
Total Terrible
2 0 0 1 0
Review 110 37 109 47 41
Posisi ranking dari data Tabel 1.6 ditentukan oleh tingkat popularitas hotel di dalam database tripadvisor.com (sering diakses dan mendapatkan banyak komentar serta penilaian mengenai fasilitas dan pelayanan secara menyeluruh) dan juga ditentukan oleh kalkulasi nilai pengalaman dari para reviewer yang pernah menginap di hotel tersebut diantaranya, kualitas layanan, nilai dan manfaat yang didapat oleh tamu hotel, kualitas tidur, kebersihan, lokasi, kualiats kamar, fasilitas pendukung seperti spa, dan kualitas sarapan yang diberikan. Hal yang menarik dari data tersebut adalah posisi Amaroossa Hotel yang hanya menempati Rifqi Satria Gilang Pamungkas, 2013 Upaya Meningkatkan Keputusan Menginap Tamu Amarossa Hotel Melalui Strategi Brand Positioning (Survei Terhadap Tamu Yang Menginap Di Amarossa Hotel) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
7
urutan ke-empat meskipun komentar negatif lebih sedikit, kalah oleh Hotel bintang 4 lainnya. Hal ini dikarenakan tingkat rekomendasi dan hasil kalkulasi rating dari para reviewer masih rendah dari tamu Amaroossa Hotel. Amaroossa Hotel berada di lokasi strategis di kawasan Jl. Aceh Bandung yang letaknya sangat berdekatan dengan kawasan wisata belanja di Jl. Riau. Memiliki 90 kamar yang dibagi menjadi 9 tipe kamar dengan desain mewah berkonsep hotel butik. Amaroossa Hotel merupakan salah satu unit bisnis dari PT. Amaroossa Casa, namun manajemen operasional dijalankan oleh Kagum Hotels. Meskipun memiliki keunggulan dari segi arsitektur, interior, dan fasilitas lainnya hal tersebut belum mampu memberikan pengalaman yang baik kepada tamunya. Jumlah tamu yang menginap di Amaroossa Hotel pada tahun 2011 menurun dibandingkan dengan tahun 2010. Berikut data yang menunjukkan penurunan jumlah tamu yang menginap di Amaroossa Hotel. Tabel 1.7 Top Competitor Statistic Report 2010-2011 Berdasarkan Room Occupancy 2010 2011 No Hotel Room Room Sold Room Room Sold Occ. Occ. 1 Hotel Santika 89,92% 24.944 87,03% 24.142 2 Grand Serela 82,36% 23.147 83,06% 23.344 3 Amaroossa 82,27% 27.026 80,27% 26.369 4 Aston Tropicana 76,77% 34.466 79,56% 35.718 5 Hotel Luxton 68,97% 23.664 70,38% 24.147 Sumber : Front Office Department Amaroossa Hotel 2012. Data Tabel 1.7 menunjukkan bahwa rata-rata tingkat hunian kamar (occupancy room) per tahun hotel bintang 4 di Bandung cukup tinggi. Amarooosa berada di
Rifqi Satria Gilang Pamungkas, 2013 Upaya Meningkatkan Keputusan Menginap Tamu Amarossa Hotel Melalui Strategi Brand Positioning (Survei Terhadap Tamu Yang Menginap Di Amarossa Hotel) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
8
urutan ke-3 dari kompetitor hotel bintang 4 lainnya dengan perolehan occupancy yang menurun di tahun 2011 jika dibandingkan dengan tahun 2010. Tingkat hunian kamar tahun 2011 sebesar 80,27 % menurun jika dibandingkan dengan tingkat hunian pada tahun 2010 yaitu mengalami penurunan sekitar 657 kamar atau menurun sekitar 2 %. Selain itu target room sold juga selalu tidak tercapai dengan jumlah keseluruhan kamar yang tersedia selama satu tahun adalah 32.850 kamar. Target room sold untuk tahun 2010 adalah 85% dengan hasil room sold 82,27% sedangkan target di tahun 2011 adalah 82,11% room sold dengan hasil room sold sebesar 80,27%. Penurunan tingkat occupancy dikhawatirkan akan mempengaruhi pendapatan yang diterima hotel. Inovasi dari setiap manajemen pada hotel berbintang sangat diperlukan agar hotel dapat memenangkan kompetisi dari para pesaingnya. Konsep hotel yang didirikan semakin beragam, hal ini bertujuan agar posisi merek yang diciptakan manajemen hotel dapat menarik minat wisatawan untuk beralih dari hotel yang telah berdiri lama ke hotel-hotel yang baru didirikan. Salah satu inovasi dan konsep hotel dalam posisi merek yang diciptakan yaitu boutique hotel. Menurut hospitalitynet.org era hotel butik dimulai sejak awal tahun 1980an. The Blakes Hotel di South Kensington, London (di desain oleh celebrity stylist Anouska Hempel) dan The Bedford di Union Square, San Francisco berada di bawah manajemen hotel Kimpton Group. Hotel-hotel tersebut memiliki sedikit kamar tetapi dengan desain interior serta fasilitas yang melebihi standar hotel berbintang pada saat itu. Biasanya hotel dengan konsep butik selalu menawarkan
Rifqi Satria Gilang Pamungkas, 2013 Upaya Meningkatkan Keputusan Menginap Tamu Amarossa Hotel Melalui Strategi Brand Positioning (Survei Terhadap Tamu Yang Menginap Di Amarossa Hotel) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
9
sesuatu yang lebih kepada tamunya jika dibandingkan dengan menginap di hotel dengan konsep lain pada umumnya. Definisi hotel butik sangat variatif, tetapi pada dasarnya operator hotel dengan konsep butik selalu mengikuti beberapa pedoman agar dapat dikategorikan sebagai hotel butik diantaranya, arsitektur dan desain hotel, pelayanan, serta target pasar yang dituju. Arsitektur dan desain dari sebuah hotel butik biasanya dirancang dengan tema tertentu dan detail yang unik sehingga memberikan kesan yang lebih hangat, intim, dan elegan. Pelayanan yang diberikan oleh hotel butik cenderung lebih personal karena biasanya hotel dengan konsep butik memiliki sedikit kamar dan perbandingan jumlah tamu dengan petugas hotel relatif kecil. Tamu yang mencari sesuatu yang spesial dan fasilitas penginapan yang berbeda menjadi target utama dari hotel dengan konsep butik. Salah satu hotel yang menerapkan konsep hotel butik di Bandung adalah The Amaroossa Hotel. Sejak dibukanya hotel ini, Amaroossa Hotel telah menetapkan posisi merek sebagai hotel butik, dengan menggunakan tag-line stay in love, lalu berganti tag-line di tahun 2011 menjadi “where boutique and luxury joins in exclusive Bandung Hotel.” Berikut ini adalah data yang menunjukkan persaingan boutique hotel berbintang 4 yang ada di Kota Bandung.
No
Tabel 1.8 4 Stars Boutique Hotel Occupancy 2010-2011 2010 2011 Hotel Room Occ. Room Sold Room Occ. Room Sold
Rifqi Satria Gilang Pamungkas, 2013 Upaya Meningkatkan Keputusan Menginap Tamu Amarossa Hotel Melalui Strategi Brand Positioning (Survei Terhadap Tamu Yang Menginap Di Amarossa Hotel) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
10
1 Amaroossa 82,27% 27.026 80,27% 2 Grand Seriti 71,35% 25.639 71,84% 3 Ardjuna Butik 80,31% 22.571 79,78% Sumber : Front Office Department Amaroossa Hotel 2012.
26.369 25.802 22.422
Amaroossa Hotel berada di peringkat pertama dengan perolehan tingkat occupancy tertinggi di tahun 2010 dan 2011 diantara boutique hotel yang ada di Kota Bandung. Namun apabila dilihat berdasarkan tingkat occupancy dari tahun 2010 ke ke 2011 Amaroossa Hotel mengalami penurunan sebesar 2 % kalah oleh Grand Seriti yang tumbuh sekitar 0,49 % atau naik sekitar 163 kamar yang terjual. Hal ini menunjukkan adanya masalah sehingga dikawatirkan akan menjadi trend negatif di tahun berikutnya bahkan kalah dan tidak dapat bersaing dengan boutique hotel lain yang sudah lama berdiri maupun yang baru di buka seperti Asmila boutique hotel. Amaroossa Hotel juga harus bersaing dengan hotel butik berbintang tiga seperti D’Batoe boutique hotel. Tingkat hunian kamar adalah suatu kondisi hunian kamar hotel yaitu perbandingan jumlah kamar yang terjual (room sold) dengan jumlah kamar yang tersedia (room available) atau jumlah kamar yang dapat dijual (room salable) selama periode tertentu. Rasio occupancy dapat dijadikan tolak ukur keberhasilan hotel dalam menjual produk utamanya, yaitu kamar. Oleh sebab itu, keputusan menginap calon tamu merupakan hal yang terpenting bagi sebuah industri hotel. Apabila keputusan menginap calon tamu tinggi pada suatu hotel maka tingkat hunian tamu pada hotel tersebut akan tinggi pula. Meningkatnya tingkat hunian kamar merupakan tujuan utama dari industri perhotelan yang diharapkan dapat meningkatkan profit perusahaan. Setiap manajemen hotel berusaha memberikan Rifqi Satria Gilang Pamungkas, 2013 Upaya Meningkatkan Keputusan Menginap Tamu Amarossa Hotel Melalui Strategi Brand Positioning (Survei Terhadap Tamu Yang Menginap Di Amarossa Hotel) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
11
persepsi-persepsi yang baik sebelumnya kepada calon tamu untuk menciptakan keputusan menginap dan menggunakan jasa di hotel tersebut. Banyak aspek yang mempengaruhi pengambilan keputusan menginap oleh tamu. Hubungan antara keputusan menginap calon tamu dengan tingkat hunian sangat erat. Apabila keputusan menginap tinggi maka dampaknya terhadap tingkat hunian juga tinggi, dan keberhasilan manajemen hotel dalam menjual kamar bisa dikatakan berhasil. Tetapi apabila keputusan menginap calon tamu rendah maka dampaknya adalah tingkat hunian menjadi rendah. Meskipun mengalami kenaikan tetapi tidak signifikan hal ini tetap menjadi kendala dalam industri perhotelan, karena bisa menyebabkan penurunan profit hotel tersebut jika dibandingkan dengan hotel pesaingnya. Data berikut ini menunjukan prosentase jenis tamu yang menginap di Amaroossa Hotel tahun 2011.
25% (6.592) 10% (2.637)
Goverment
Corporate
15% 3.955)
20% (5.274)
Individual Guest
30% (7.911)
Travel Agent
Online agent
Sumber : Manajemen Amaroossa Hotel 2011 Gambar 1.1 Persentase Tamu yang Menginap Berdasarkan Jenis Tamu Rifqi Satria Gilang Pamungkas, 2013 Upaya Meningkatkan Keputusan Menginap Tamu Amarossa Hotel Melalui Strategi Brand Positioning (Survei Terhadap Tamu Yang Menginap Di Amarossa Hotel) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
12
Amaroossa Hotel Tahun 2011
Berdasarkan Gambar 1.1 diketahui bahwa jenis tamu yang menginap di Amaroossa Hotel terbagi menjadi dua kelompok besar yaitu Group dan Individual Guest atau biasa disebut Free Individual Traveller (FIT). Tamu grup dibagi lagi menjadi dua kategori yaitu goverment dan corporate. Sedangkan tamu lainnya berasal dari travel agent dan on-line travel agent. Tamu grup biasanya memiliki tujuan untuk melakukan kegiatan MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition) sedangkan tamu FIT biasanya memiliki tujuan untuk berlibur. Dari kedua jenis tamu tersebut dapat dilihat bahwa persentase tamu individu lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah tamu grup dengan persentase mencapai 45% atau sekitar 11.866 tamu, sedangkan tamu individu hanya mencapai 20% atau sekitar 5.274 tamu selama tahun 2011. Amaroossa Hotel menginginkan jumlah tamunya meningkat dari tahun sebelumnya, oleh karena itu pihak manajemen melakukan beberapa kinerja pemasaran melalui strategi brand positioning sebagai hotel butik diantaranya dengan advertising, email blast, blackberry messengger blast, corporate social responsibility,internet marketing, dan media lainnya. Salah satu strategi yang dilakukan Amaroossa Hotel untuk meningkatkan tingkat hunian kamar, dalam hal ini mempengaruhi calon tamu untuk memutuskan menginap adalah melalui strategi brand positioning. Selain itu Amaroossa Hotel juga melakukan kegiatan pemasaran untuk meningkatkan keputusan menginap calon tamu dan meningkatkan hunian kamar diantaranya adalah personal selling, Rifqi Satria Gilang Pamungkas, 2013 Upaya Meningkatkan Keputusan Menginap Tamu Amarossa Hotel Melalui Strategi Brand Positioning (Survei Terhadap Tamu Yang Menginap Di Amarossa Hotel) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
13
direct selling, sales call ke beberapa perusahaan dan institusi pemerintah, advertising, corporate social responsibility (CSR), flyering, serta kegiatan pemasaran lainnya. Amaroossa Hotel merupakan hotel dengan konsep butik yang berdiri kurang dari tiga tahun, sejak dibuka pada akhir 2009. Masih banyak diantara wisatawan atau calon tamu lainnya yang masih merasa awam dengan hotel ini. Oleh karena itu pihak manajemen berusaha menciptakan positioning pada brandnya. Menurut Gelder (2005), “Brand positioning as a way of demonstrating a brand’s advantage over and differentiation from its competitors” (p. 31), yang artinya brand positioning adalah suatu cara untuk mendemonstrasikan keunggulan dari suatu merek dan perbedaannya dari kompetitor yang lain. Dalam definisi tradisional, positioning sering disebut sebagai strategi untuk memenangi dan menguasai benak pelanggan melalui produk yang ditawarkan. Sedangkan menurut Hermawan Kartajaya (2004), positioning didefinisikan sebagai the strategy to lead your customer credibly, yaitu upaya untuk mengarahkan pelanggan secara kredibel. Brand positioning yang dilakukan Amaroossa Hotel ini berkaitan dengan cara yang dilakukan manajemen agar dapat memberikan kesan positif di benak calon tamu maupun tamu yang sudah menginap dan menggunakan fasilitas serta merasakan pelayanan secara menyeluruh. Brand positioning yang dilakukan manajemen Amaroossa Hotel tidak hanya berfungsi untuk menanamkan kesan positif di benak konsumen tetapi juga untuk menciptakan sesuatu yang menjadi pembeda dari hotel pesaing. Amaroossa
Rifqi Satria Gilang Pamungkas, 2013 Upaya Meningkatkan Keputusan Menginap Tamu Amarossa Hotel Melalui Strategi Brand Positioning (Survei Terhadap Tamu Yang Menginap Di Amarossa Hotel) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
14
Hotel berusaha memposisikan mereknya sebagai hotel butik dengan sentuhan kemewahan di setiap sudut hotel yang lokasinya ada di tengah perkotaan. Wisatawan saat ini menyukai sesuatu yang baru dan berbeda bahkan Lucienne Anhar dalam artikelnya yang berjudul “The Definition of Boutique Hotels” mengatakan : “Although many travelers claim to seek lodging facilities that coincide with the traditional hotel concept, boutique hotels are becoming more and more of a social manipulation: those who do not stay in boutique hotels are categorized as unfashionable and un-hip” yang artinya “Meskipun banyak wisatawan yang menyatakan bahwa mereka mencari fasilitas penginapan yang sama dengan konsep hotel tradisional, hotel butik hadir lebih dan lebih dari sebuah manipulasi sosial : barang siapa yang tidak menginap di hotel butik adalah mereka yang termasuk kepada kategori yang tidak mengikuti mode dan ketinggalan zaman”. Hal itu dianggap Amaroossa Hotel sebagai sebuah peluang, untuk meningkatkan keputusan menginap tamu. Keberhasilan strategi brand positioning dapat diukur melalui dimensi favorability atau kemampuan untuk disukai, disimilarity atau berbeda dari pesaingnya, uniqueness atau keunikan, dan credibility atau kredibilitas (Fuchs, 2008:61). Favorability disini berkaitan dengan sejauh mana kesan positif menguntungkan yang diberikan Amaroosa Hotel kepada tamunya agar menjadi hotel yang disukai tamunya. Apabila tamu berfikir atau merasakan bahwa fitur dari merek atau manfaat dapat memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka, berarti tamu mempersepsikan merek tersebut sebagai favorable, dimana Rifqi Satria Gilang Pamungkas, 2013 Upaya Meningkatkan Keputusan Menginap Tamu Amarossa Hotel Melalui Strategi Brand Positioning (Survei Terhadap Tamu Yang Menginap Di Amarossa Hotel) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
15
Amaroossa Hotel yang merupakan hotel bintang 4 dengan konsep hotel butik berada di tengah perkotaan dengan fasilitas yang lengkap mulai dari fasilitas standard yang dimiliki hotel berbintang 4, hingga fasilitas yang tidak dimiliki hotel sekelas bintang 4 lainnya seperti salon, kids corner, wedding corner. Disimilarity yaitu mengacu kepada bagaimana persamaan atau perbedaan dari persepsi sebuah merek untuk dibandingkan dengan merek lainnya dalam kategori produk yang sama. Amaroosa Hotel memiliki desain interior hotel yang mengusung kesan mewah, elegan, dan juga kesan detail di setiap sudut hotel. Selain itu keberadaan salon dan wedding corner menjadi nilai tambah tersendiri bagi Amaroosa Hotel karena fasilitas tersebut jarang ditemui di hotel lain. Uniqueness atau keunikan yang ada di Amaroossa Hotel adalah konsep hotel butik yang ada di tengah perkotaan namun tetap nyaman dengan sentuhan kemewahan yang diberikan manajemen hotel kepada tamunya. Setiap kamar di desain dengan gaya arsitektur Eropa dan berkesan mewah. Setiap lantai kamar dan lorong menuju kamar dilapisi karpet, dinding yang dilapisi dengan wallpaper, kolam renang di lantai dua dengan tema hutan mini, serta fasilitas lainnya yang tidak lepas dari kesan mewah. Credibility atau kredibilitas adalah kualitas, kapabilitas, atau kekuatan untuk menimbulkan kepercayaan. Kinerja karyawan Amaroossa Hotel yang maksimal dalam memberikan pelayanan terbaik menjadi prioritas utama agar dapat memberikan kepercayaan kepada para tamunya. Melalui strategi brand positioning yang dilakukan Amaroossa Hotel diharapkan keputusan tamu untuk menginap meningkat, yang pada akhirnya Rifqi Satria Gilang Pamungkas, 2013 Upaya Meningkatkan Keputusan Menginap Tamu Amarossa Hotel Melalui Strategi Brand Positioning (Survei Terhadap Tamu Yang Menginap Di Amarossa Hotel) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
16
tingkat hunian meningkat pula. Berdasarkan latar belakang tersebut maka perlu diadakan penelitian mengenai “UPAYA MENINGKATKAN KEPUTUSAN MENGINAP TAMU AMAROOSSA HOTEL MELALUI STRATEGI BRAND POSITIONING” (Survei terhadap tamu yang menginap di Amaroossa Hotel).
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan beberapa masalah yang akan diteliti sebagai berikut : 1. Bagaimana pelaksanaan strategi brand positioning di Amaroossa Hotel. 2. Bagaimana keputusan menginap tamu di Amaroossa Hotel. 3. Bagaimana pengaruh kinerja brand positioning terhadap keputusan menginap di Amaroossa Hotel.
1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini dimaksudkan untuk mencari informasi yang berhubungan dengan brand positioning serta pengaruhnya terhadap keputusan menginap di Amaroosa Hotel dengan tujuan penelitian untuk menelaah hasil temuan sebagi berikut : 1. Untuk memperoleh temuan mengenai pelaksanaan brand positioning di Amaroossa Hotel. Rifqi Satria Gilang Pamungkas, 2013 Upaya Meningkatkan Keputusan Menginap Tamu Amarossa Hotel Melalui Strategi Brand Positioning (Survei Terhadap Tamu Yang Menginap Di Amarossa Hotel) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
17
2. Untuk memperoleh temuan mengenai keputusan menginap tamu di Amaroossa Hotel. 3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh brand positioning terhadap keputusan menginap tamu di Amaroossa Hotel.
1.4 Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan baik secara teoritis maupun praktis. 1. Kegunaan Teoritis Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan ilmu pengetahuan, terutama yang berhubungan dengan disiplin ilmu pemasaran, khusunya pemasaran pariwisata, melalui pendekatan serta metode-metode yang digunakan mengenai pengaruh brand positioning terhadap keputusan menginap di dalam industri hotel. Selain itu hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi pihak lain, untuk mengetahui perkembangan dan fenomena kepariwisataan terutama di dalam industri perhotelan. 2. Kegunaan Praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan bagi pihak manajemen Amaroossa Hotel mengenai pengaruh brand positioning Amaroossa Hotel Rifqi Satria Gilang Pamungkas, 2013 Upaya Meningkatkan Keputusan Menginap Tamu Amarossa Hotel Melalui Strategi Brand Positioning (Survei Terhadap Tamu Yang Menginap Di Amarossa Hotel) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
18
sebagai hotel butik dalam meningkatkan keputusan menginap tamu. Penelitian ini juga dapat menjadi pengetahuan dan motivasi bagi kemajuan di industri perhotelan, khususnya yang ada di Bandung.
Rifqi Satria Gilang Pamungkas, 2013 Upaya Meningkatkan Keputusan Menginap Tamu Amarossa Hotel Melalui Strategi Brand Positioning (Survei Terhadap Tamu Yang Menginap Di Amarossa Hotel) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu