BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Teks hukum merupakan jenis teks yang bersifat sangat formal dan sangat terstruktur. Teks hukum ini sangat beragam macamnya, yang paling mudah kita kenali adalah surat perjanjian, sertifikat, buku ilmu pengetahuan bidang hukum dan lain sebagainya. Jenis teks tersebut apabila berbahasa Inggris dan diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia akan sangat sulit bila tidak memahami kaidah-kaidah penerjemahan dalam terminologi hukum yang tentunya berbeda di setiap budaya (sistem) negara yang berbahasa Inggris. Penerjemahan teks hukum termasuk dalam kategori penerjemahan teks khusus yang termasuk juga dalam penerjemahan kitab suci. Untuk dapat mudah dipahami, dalam penerjemahan teks hukum berbahasa Inggris memerlukan teknik yang khas agar hasilnya benar. Terjemahan yang baik harus akurat dan sepadan bila ditinjau dari aspek kebahasaan ataupun hukum sebagai isinya. Lebih tepatnya adalah agar memperhatikan pula sisi maknanya agar terhindar dari kesalahan tafsir terhadap maknanya. Tidak semua kata dalam bahasa sumber memiliki padanan dalam bahasa sasaran. Bahasa hukum bermuatan budaya dan berkaitan erat dengan sistem hukum yang berlaku sehingga belum tentu ada padanan kata dalam bahasa 1
2
sasaran yang menjadi media sistem hukum dan budaya yang berbeda. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa penerjemahan teks hukum sering kali lebih sukar daripada penerjemahan teks bidang lain. Sebagai contoh, seorang penerjemah harus berhadapan dengan masalah perbedaan sistem hukum antara sistem civil law (yang berlaku di Indonesia) dan common law (yang berlaku di Inggris dan negara-negara bekas jajahan Inggris). Pencarian dan pemilihan kata atau istilah yang tepat dan memiliki konsep yang sama dalam teks bahasa sasaran dengan kata atau istilah yang terdapat dalam teks bahasa sumber adalah suatu keharusan yang mutlak untuk menghindari salah tafsir atau salah paham. Kegiatan penerjemahan nampaknya masih sering mengalami kendala. Tidak jarang penerjemah mengalami kesulitan dalam menerjemahkan suatu teks. Kesulitan tersebut terjadi karena adanya perbedaan antara struktur bahasa sumber dan bahasa sasaran, penerjemah yang belum menguasai bahasa sumber maupun bahasa sasaran, atau kurangnya pemahaman terhadap faktor-faktor budaya yang terdapat dalam teks bahasa sumber. Kesulitan-kesulitan tersebut muncul terutama bagi penerjemah teks khusus seperti hukum. Menerjemahkan teks hukum dari bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia bukan suatu hal yang mudah. Kesulitan yang dihadapi penerjemah teks hukum antara lain karena bahasa teks hukum merupakan suatu register tersendiri, kata tertentu dalam bahasa Inggris sehari-hari mempunyai arti yang berbeda dalam konteks hukum, adanya perbedaan sistem bahasa sumber dengan bahasa sasaran, serta kalimat dan struktur tata bahasa dalam teks hukum yang panjang dan sangat kompleks (Hoed, 2004:80).
3
Kesulitan yang dihadapi oleh penerjemah seperti yang dipaparkan diatas dapat menjadi penyebab adanya kesalahan terjemahan seperti yang sering dijumpai dalam teks terjemahan. Selain kesalahan terjemahan yang diakibatkan oleh kesulitan yang dihadapi oleh penerjemah, tingkat keakuratan, keterbacaan, dan keberterimaan teks hasil terjemahan pun dapat mempengaruhi kualitas penerjemahan. Hal ini berimplikasi bahwa pemahaman yang baik terhadap konsep keakuratan, keterbacaan, dan keberterimaan itu sangat membantu penerjemah dalam melakukan tugasnya. Jika penerjemah menghasilkan sebuah buku hasil penerjemahan dengan tingkat keakuratan, keterbacaan, dan keberterimaannya rendah maka bisa dikatakan bahwa tujuan dari kegiatan penerjemahan itu tidak berhasil karena pesan yang ingin disampaikan tidak bisa atau sulit ditangkap pembacanya. Dalam proses penerjemahan, seorang penerjemah berhak menggunakan teknik tertentu untuk mencapai suatu tujuan. Terdapat banyak teknik dalam teori penerjemahan yang dapat digunakan oleh penerjemah dengan menyesuaikan situasi dan keperluan ketika menerjemahkan. Penerjemah mungkin saja menerapkan salah satu teknik yaitu teknik penghilangan dan penambahan informasi. Bassnet-McGuire (1991:30) menyatakan bahwa konsep pengurangan dan penambahan makna dalam teori penerjemahan disebut loss dan gain. Teknik ini berupa langkah-langkah penghilangan dan penambahan satuan lingual tertentu tanpa mengurangi pesan yang disampaikan penulis. Dengan teknik ini, penerjemah menghilangkan sebagian kata atau makna yang terdapat dalam bahasa
4
sumber ataupun menambahkan kata atau makna yang sebenarnya kata atau makna itu tidak ada atau tidak tersurat dalam bahasa sumber. Pemilihan teknik loss dan gain dalam menerjemahkan tersebut dapat mempengaruhi kualitas terjemahan. Secara umum teknik ini bertujuan mendapatkan hasil terjemahan yang alamiah sehingga dapat dinikmati oleh pembaca sasaran. Seperti yang dikemukakan oleh Bassnet-McGuire (2005:30) bahwa strategi penghilangan dan penambahan makna diterapkan untuk menghasilkan terjemahan yang wajar. Hal ini mendorong peneliti untuk menganalisa terjemahan teks hukum yang mengalami loss dan gain, dan tingkat keakuratan, keberterimaan, keterbacaan terjemahan yang mengalami loss dan gain tersebut, serta faktor penyebab loss dan gain pada makna terjemahan dalam teks hukum tersebut. Untuk itu, peneliti menentukan subjek analisa yaitu buku hukum The Concept of Law. Buku ini menjadi salah satu buku yang digunakan para akademisi dan praktisi hukum yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia untuk menjadi bahan bacaan atau referensi mereka. Buku ini memuat pemahaman mengenai hukum, paksaan, dan moralitas sebagai hal yang berbeda dari namun terkait dengan gejala sosial serta menyajikan pembahasan mengenai tema-tema mendasar bidang ilmu hukum dan berbagai persoalan yang selalu muncul dalam teori hukum. Penelitian sebelumnya mengenai kajian penerjemahan teks hukum telah dilakukan. Namun meskipun penelitian ini termasuk penelitian di bidang ilmu penerjemahan,
peneliti
dalam
mengaitkan
penerjemahan
dengan
topik
5
penelitiannya masih terlalu umum bahkan ada pula penelitian yang menjadikan kajian teks hukum sebagai penelitiannya namun tidak menghubungkan penerjemahan (Witczak-Plisiecka, 2009). Penelitian tersebut menganalisis aspekaspek tertentu dari ketidakjelasan (vagueness) yang ditemukan dalam Bahasa Inggris hukum (Legal Language), secara singkat menunjukkan masalah terminologis yang berkaitan dengan ketidakjelasan dan ketidakpastian dalam bahasa dan memberikan contoh ketidakjelasan dengan penekanan pada hubungannya dengan ambiguitas dalam konteks hukum. Penelitian ini menunjukkan hubungan antara teks-teks hukum pada konteksnya, masalah bagaimana bentuk linguistik memperoleh makna kontekstualnya dan bagaimana ekspresi linguistik yang disatukan, sehingga menempatkan analisis tersebut pada linguistik pragmatik. Kajian lain yang membahas penerjemahan teks hukum juga kurang mendeskripsikan hal-hal yang berkaitan erat dengan kajian penerjemahan, misalnya peneliti dapat mengaitkannya dengan penggunaan teknik atau strategi penerjemah dalam menangani kesulitan dalam penerjemahan dan bagaimana pengaruh kesulitan tersebut terhadap kualitas terjemahan, meskipun penelitian tersebut mengangkat topik penerjemahan teks hukum (Cozma, 2010, Gocić, 2012). Kedua penelitian tersebut memiliki kesamaan yaitu menekankan penelitiannya pada penerjemahan dokumen-dokumen hukum Uni Eropa. Penelitian ini meneliti kesulitan secara semantik yang dihadapi penerjemah Rumania dalam menerjemahkan teks undang-undang Uni Eropa (Cozma, 2009).
6
Penelitian tersebut menganalisis beberapa keanehan atau kesulitan pada penerjemahan teks Uni Eropa tersebut pada tingkat leksiko-semantik, dengan tujuan khusus menghasilkan temuan yang mungkin relevan untuk penerjemah yang bekerja di bidang Uni Eropa. Gocić (2012) meneliti perangkat kohesif sebagai kategori pragmatis pada dokumen-dokumen hukum Uni Eropa, serta menyelidiki penggunaannya dengan menyediakan contoh perangkat kohesif dari korpus yang dipilih yang terdiri dari dokumen-dokumen hukum Uni Eropa tersebut, dengan menggarisbawahi perbedaan antara bahasa Common Law dan bahasa UU Uni Eropa. Beberapa penelitian yang mengangkat kajian penerjemahan teks hukum sebagian besar berorientasi pada proses penerjemahan dengan menghubungkan kesepadanan terjemahan istilah-istilah teknis (Khairani, 2004; Hastuti, 2007; dan Siregar, 2009). Penelitian tersebut dinilai sudah terlalu umum untuk kajian penerjemahan dalam bidang khusus seperti penerjemahan teks hukum karena memfokuskan pada penerjemahan istilah-istilah teknis dalam bidang hukum (Hastuti, 2007, Siregar, 2009). Penelitian Siregar (2009) dilakukan dengan menentukan dan memisahkan istilah yang terdapat dalam dokumen kontrak atau perjanjian terutama dari kata atau ungkapan lain, sedangkan Hastuti (2007) pada buku teks Intelectual Property Rights. Kedua penelitian tersebut juga menganalisis
bagaimana
prosedur
penerjemahan
yang
ditempuh
dalam
menerjemahkan istilah-istilah hukum, dan menentukan padanan istilah bahasa inggris ke dalam bahasa Indonesia, kemudian mengevaluasi pemaknaan
7
istilahnya. Sama halnya dengan Siregar (2009), Khairani (2004) melakukan penelitiannya pada dokumen kontrak yaitu kontrak umum perjanjian kerja. Penelitian tersebut memfokuskan penelitiannya pada jenis-jenis strategi penerjemahan dalam proses penerjemahan teks kontrak umum perjanjian kerja antara perusahaan asing dengan perusahaan gabungan (asing dan lokal) yang memakai sistem bilingual, bahasa inggris dan bahasa Indonesia karena didasari atas kepentingan bahasa dua perusahaan yang saling bekerjasama. Penelitian ini mendeskripsikan strategi penerjemahan apa saja yang digunakan dalam proses penerjemahan dengan teori pendekatan fungsional sistemik, serta menganalisis tingkat perbedaan padanan makna antara bahasa sumber dan bahasa sasaran. Kelemahan dari semua penelitian yang telah disebutkan tersebut tidak menganalisis terjemahannya
pengaruh secara
proses lengkap.
penerjemahan Adapun
terhadap
menganalisis
kualitas tingkat
hasil kualitas
terjemahannya, namun hanya pada tingkat ketepatan dan keberterimaan terjemahan istilah. Selain itu, penelitian kajian penerjemahan hukum juga dilakukan dengan mengambil topik mengenai mesin penerjemah yaitu Google Translation (Shehab, 2013). Penelitian tersebut memfokuskan pada Google Translation mengenai ketepatan keterjemahan kalimat-kalimat hukum dari enam artikel bidang hukum berbahasa Inggris maupun Arab dengan menitikberatkan pada penggunanaan mesin penerjemah Google Translation dan menganalisis kesalahannya dalam menerjemahkan istilah-istilah hukum. Sama halnya dengan Shehab (2013),
8
Mukhaini (2008) juga melakukan penelitian pada kajian penerjemahan hukum berbahasa Inggris-Arab. Namun, penelitian tersebut mengkaji penerjemahan ungkapan-ungkapan modaliti yang terdapat dalam teks undang-undang dari bahasa Inggris ke bahasa Arab dan sebaliknya. Pada dasarnya, penelitian ini menganalisis jenis modaliti yang dijumpai di dalam teks hukum dalam bahasa Inggris dan Arab, serta mencari persamaan dan perbedaan antara bahasa Inggris dan bahasa Arab. Penelitian kajian penerjemahan teks hukum atau legal translation untuk istilah-istilah teknis dapat dianalisis mengenai bagaimana prosedur maupun teknik penerjemahan istilah tersebut, serta bagaimana pemaknaannya. Penelitian yang berhubungan dengan penambahan dan pengurangan makna atau Loss dan Gain, ada beberapa yang telah meneliti yaitu Sumardi (2005) yang membahas tentang pengurangan dan penambahan makna pada terjemahan tuturan deklaratif dalam buku cerita A Child Called “It”, dengan meneliti mengenai tuturan deklaratif dalam terjemahan bahasa anak dan apakah bisa mempengaruhi kesepadanannya. Sama halnya dengan Sumardi (2005), penelitian mengenai pengaruh penambahan dan pengurangan makna terhadap kesepadanan juga dilakukan oleh Istiqomah (2009). Penelitian ini menjelaskan pengaruh penambahan dan pengurangan makna terhadap terhadap kesepadanan makna pada novel yang dikaji yaitu novel All American Girl oleh Monica Dwi Chresnayani. Berdasarkan diskusi diatas, ditemukan beberapa gap (celah) untuk melakukan penelitian lebih lanjut. Pertama terkait topik kajian penerjemahan teks ilmu
9
khusus, masih sedikit yang mengkaji penerjemahan teks hukum. Penelitian yang akan dilakukan mengangkat tema penerjemahan teks hukum dengan menganalisis terjemahan sebuah buku hukum berbahasa Inggris-Indonesia. Kedua, mengenai teori penerjemahan, dalam menganalisis teks hukum yang digunakan penelitianpenelitian sebelumnya sudah terlalu umum, seperti dalam penerapan teori strategi dan teknik penerjemahannya. Analisis teknik penerjemahan loss dan gain pada kajian penerjemahan teks hukum sepertinya belum pernah dibahas. Hal ini dapat dijadikan gap penelitian untuk mengkaji terjemahan teks hukum dengan teori teknik penerjemahan loss dan gain. Ketiga, pembahasan mengenai pengaruh penerapan teknik penerjemahan loss dan gain terhadap kualitas terjemahan suatu produk penerjemahan berupa teks hukum juga belum dibahas pada penelitian sebelumnya. Kalaupun ada, hanya terbatas pada ketepatan dan keberterimaan saja (Hastuti, 2007). Ketiga hal tersebut mendorong peneliti untuk melakukan penelitian kajian penerjemahan teks hukum dengan menganalisis teknik penerjemahan loss dan gain yang diterapkan dalam menerjemahkan produk penerjemahan yaitu buku bidang hukum, The Concept Of Law oleh H. L. A Hart menjadi Konsep Hukum oleh M. Khozim.
B. Batasan Masalah Terdapat beragam masalah yang sebenarnya dapat digali dalam mengkaji kajian penerjemahan teks hukum. Lingkup penelitian ini akan meluas apabila tidak dibatasi. Pembatasan dilakukan dengan tujuan penelitian akan terarah dan
10
pada akhirnya mendalam. Penelitian ini diorientasikan pada produk atau karya terjemahan teks hukum. Penelitian ini membatasi kajiannya pada teknik penerjemahan yaitu pengurangan (loss) dan penambahan (gain) makna dalam terjemahan buku hukum The Concept of Law, penyebab loss dan gain pada terjemahan tersebut, serta bagaimana tingkat keakuratan, keberterimaan dan keterbacaan terjemahan yang telah mengalami loss dan gain tersebut. Pemilihan buku ini dibatasi hanya pada bab 1, 2, 3, dan 4 yang diteliti. Satuan terjemahan yang dikaji yaitu pada terjemahan yang terdapat penambahan dan pengurangan dalam bentuk tataran kata, frasa, klausa, maupun kalimat yang terdapat dalam buku The Concept of Law ke dalam buku terjemahan bahasa Indonesia, Konsep Hukum.
C. Rumusan Masalah Dalam penelitian ini dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana bentuk Loss dan Gain dalam terjemahan buku hukum The Concept of Law? 2. Apa penyebab terjadinya Loss dan Gain dalam terjemahan buku hukum The Concept of Law? 3. Bagaimana pengaruh Loss dan Gain terhadap keakuratan terjemahan buku hukum The Concept of Law? 4. Bagaimana pengaruh Loss dan Gain terhadap keberterimaan terjemahan buku hukum The Concept of Law?
11
5. Bagaimana pengaruh Loss dan Gain terhadap keterbacaan terjemahan buku hukum The Concept of Law?
D. Tujuan Penelitian Penelitian ini mengarahkan kajiannya pada: 1. Mengidentifikasi apa yang dihilangkan (Loss) dan yang ditambahkan (Gain) dalam buku terjemahan buku hukum The Concept of Law. 2. Menunjukkan faktor penyebab terjadinya Loss dan Gain dalam terjemahan buku hukum The Concept of Law. 3. Menentukan tingkat keakuratan terjemahan yang mengalami Loss dan Gain dalam buku hukum The Concept of Law. 4. Menentukan tingkat keberterimaan terjemahan yang mengalami Loss dan Gain dalam buku hukum The Concept of Law. 5. Menentukan tingkat keterbacaan terjemahan yang mengalami Loss dan Gain dalam buku hukum The Concept of Law.
E. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan akan menghasilkan suatu pengetahuan, khususnya yang terkait dengan ilmu penerjemahan dan kajian penerjemahan teks bidang khusus. Terkait dengan bidang penerjemahan, hasil penelitian ini dapat memberikan analisis baru mengenai penerapan teknik penerjemahan dalam penerjemahan teks hukum dari teks hukum berbahasa Inggris ke bahasa
12
Indonesia. Dari proses analisis penelitian-penelitian sebelumnya sudah ada penelitian kajian penerjemahan lain yang membahas teknik penerjemahan, namun mereka hanya mengklarifikasikan teknik penerjemahan berdasarkan teori teknik penerjemahan Molina-Albir, sedangkan penelitian yang, khususnya, membahas kajian penerjemahan teks hukum belum ada yang membahas penerapan teknik penerjemahan dengan menggunakan teknik Loss dan Gain. Dengan kompleksnya bahasa hukum dan sulit untuk dipahami, penting untuk menyusun bahasa yang lebih jelas dan mudah dimengerti. Penerapan teknik penerjemahan Loss dan Gain ini, khususnya dalam penerjemahan teks hukum, dapat menghasilkan makna yang sesuai antara teks bahasa sumber dan bahasa sasaran, sehingga mempermudah terjemahan tersebut dipahami oleh pembaca sasaran. Dengan demikian, dengan dilakukannya penerapan teknik penerjemahan Loss dan Gain dalam penerjemahan teks hukum akan dapat mengubah wujud terjemahan menjadi lebih alami dalam bahasa sasaran. Selanjutnya, penelitian ini memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai penerapan teknik penerjemahan yaitu Loss dan Gain dan pengaruhnya terhadap kualitas terjemahan suatu produk penerjemahan. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa dengan penerapan teknik Loss dan Gain ini dalam penerjemahan teks hukum dapat menghasilkan makna yang sesuai dan lebih alami antara teks bahasa sumber dan bahasa sasaran, sehingga mempermudah terjemahan tersebut dipahami oleh pembaca sasaran. Hal ini menunjukkan bahwa terjemahan tersebut berorientasi pada pembaca. Oleh karena itu, penerapan teknik
13
tersebut akan mempengaruhi kualitas terjemahan, bahwa terjemahan disebut baik apabila berorientasi pada pembaca. Penjelasan tersebut menunjukkan bahwa kualitas terjemahan sangat diperhatikan untuk menjaga agar pesan bisa tersampaikan kepada pembaca. Bagi pembaca teks bahasa sasaran, hasil penilaian kualitas terjemahan dapat digunakan sebagai patokan apakah penerjemah yang menghasilkan terjemahan tersebut dipercaya atau tidak. Selain itu, hasil penilaian terhadap kualitas terjemahan menjadi indikator perihal tingkat keterampilan bagi penerjemahan professional. Sehingga, penelitian ini dapat juga dimanfaatkan untuk memberikan pemahaman kepada para penerjemah mengenai proses penerjemahan sehingga dihasilkan terjemahan yang baik, karena terjemahan yang baik suatu produk penerjemahan dinilai dari kualitas terjemahannya, apabila terjemahan itu baik, kualitas terjemahannya juga baik. Selain itu, hasil penelitian ini bisa juga digunakan sebagai referensi bagi para penerjemah dalam mengantisipasi dan mengatasi adanya ketidaktepatan makna akibat terjadinya Loss dan Gain dalam teks terjemahan. Terkait dengan kajian penerjemahan teks bidang khusus yaitu hukum, hasil penelitian ini diharapkan dapat juga dimanfaatkan oleh para pembaca buku-buku terjemahan khususnya dalam bidang khusus seperti hukum, terutama pembaca ahli, agar lebih kritis dalam menilai suatu terjemahan. Pembaca buku-buku tersebut dituntut untuk tidak hanya menikmati hasil terjemahannya saja tanpa melihat apakah makna terjemahan itu sebenarnya sesuai atau tidak dengan buku aslinya. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi sebuah rujukan atau
14
referensi baru untuk penelitian-penelitian selanjutnya, khususnya yang terkait dengan penerapan teknik penerjemahan dalam penerjemahan dan kajian penerjemahan teks hukum. Selain itu, penelitian ini dapat memberikan kritik dan saran kepada penerjemah karya sastra yang ada di Indonesia, khususnya yang bergerak dalam penerjemahan karya non fiksi terutama buku bidang khusus, seperti hukum, agar lebih fokus dalam menerjemahkan bahasa hukum tersebut.