Bab 1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang M usik adalah salah satu cabang seni yang sangat dekat dengan kehidupan kita. Bahkan sejak kita masih bayi, kita sudah dikenalkan dengan seni musik oleh ibu kita, yaitu lewat lagu – lagu sederhana yang selalu dinyanyikan, yang tanpa sadar sampai sekarangpun masih kita ingat nada, maupun kata – kata di dalam lagu tersebut. Jensen ( 2008 : 108 ) mengatakan bahwa musik dapat memperkaya lingkungan pembelajaran dengan menenangkan sistem – sistem saraf kita, serta dapat meningkatkan kemampuan memori, kognisi, konsentrasi, dan kreativitas. Buzan ( 2001 : 166 ) juga mengatakan bahwa salah satu cara untuk membuat ingatan lebih aman di kepala kita adalah dengan cara memakai musik. Weinberger dalam Jensen ( 2008 : 377 ) mengemukakan teori bahwa otak terspesialisasi untuk unsur musik, dimana korteks auditori merespons dengan lebih baik kepada frekuensi suara yang memiliki pola titi nada dan irama dibandingkan dengan frekuensi suara yang tak beraturan. Hal ini berarti dengan musik, yang mengandung nada, dan irama, akan lebih mudah bagi otak untuk merespons informasi yang masuk ke dalamnya. M enurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ( 1997 : 676 ) musik adalah nada atau suara yang disusun demikian rupa sehingga mengandung irama, lagu, dan keharmonisan. Unsur dari musik yang penulis maksud dalam penelitian ini adalah lagu, yang menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ( 1997 : 552 ) adalah ragam suara yang berirama dalam bercakap, bernyanyi, membaca, dan sebagainya. 1
M enurut Jensen ( 2008 : 109 ) sebuah lagu dapat meningkatkan kesenangan bagi para pemelajar dan memberikan mereka perasaan bahwa kelas mereka adalah tempat yang membahagiakan dan menyenangkan. Dengan suasana kelas yang menyenangkan diharapkan para pemelajar dapat lebih menikmati dan mengerti pengajaran yang disampaikan di kelas. Dikatakan pula oleh Jensen ( 2008 : 342 ) bahwa beberapa aplikasi – aplikasi praktis yang dapat dipakai untuk mendukung dalam pengajaran adalah dengan cara menggunakan nada lagu tertentu yang dihubungkan dengan lirik – lirik yang merepresentasikan pembelajaran baru. Hamalik ( 2008 : 55 ) mengatakan bahwa pengajaran adalah upaya atau cara menyampaikan pengetahuan kepada peserta didik yang diarahkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Untuk mengetahui sejauh mana tujuan itu telah tercapai, metode pengajaran haruslah direncanakan. Karena itu metode atau sistem pengajaran selalu mengalami dan mengikuti tiga tahap, yakni tahap analisis ( menentukan dan merumuskan tujuan ), tahap sintesis ( perencanaan proses yang akan ditempuh ), dan tahap evaluasi ( memberikan tes tahap pertama dan kedua ) ( Hamalik, 2008 : 56 ). Sedangkan pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur – unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran, yang dapat dilaksanakan dengan cara membaca buku, belajar di kelas, interaksi antara berbagai komponen yang saling berkaitan, untuk membelajarkan peserta didik ( Hamalik, 2008 : 57 ). Oleh karena itu, mengajar dan belajar adalah dua peristiwa yang berbeda tetapi terdapat hubungan yang erat, bahkan terjadi kaitan dan interaksi saling pengaruh – mempengaruhi dan saling menunjang satu sama lain. 2
Pranata dan Kristianto dalam Johanna ( 2007:1 ) mengemukakan bahwa proses belajar – mengajar merupakan suatu proses komunikasi antara guru dengan murid, yaitu bagaimana materi disampaikan, kurikulum sebagai rangkaian materi kuliah, serta hasil proses tersebut. Ukuran sukses dari hasil proses belajar - mengajar adalah keberhasilan belajar, yaitu berupa penguasaan atas materi yang telah dipelajari. Oleh karena itu, agar tercapai tujuan pembelajaran, guru sebagai sumber utama bagi para pemelajar dalam proses pemelajaran, harus mampu mendorong motivasi para pemelajar untuk mengikuti pelajaran yang diberikan. M enurut Hamalik ( 2008 : 68 ), hal ini dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu : a) Daya tarik ; pemelajar lebih menyukai belajar, bila perhatiannya tertarik oleh penyajian yang menyenangkan atau menarik. b) Aktif dalam latihan ; pemelajar lebih senang belajar bila mereka dapat berperan aktif dalam latihan / praktek dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran. c) Latihan yang terbagi ; pemelajar lebih menyukai belajar bila latihan – latihan dilaksanakan dalam jangka waktu yang pendek. d) Keadaan yang menyenangkan ; pemelajar lebih menyukai belajar bila kondisi belajaran menyenangkan bagi mereka. Hal yang menarik perhatian penulis untuk meneliti topik ini, dikarenakan pengalaman penulis sendiri. Saat duduk di bangku sekolah dasar, penulis pernah diajarkan untuk menghafal arah mata angin, dan puluhan nama - nama secara berurutan melalui sebuah nyanyian sederhana. Alhasil, sampai saat ini pun, penulis masih ingat nada maupun kata – kata yang terdapat di dalam lagu tersebut, tanpa merubah urutannya.
3
Pengalaman sederhana ini membuat penulis berpikir, bahwa apakah dengan pengajaran lewat lagu, para pemelajar bisa mengingat sesuatu dengan lebih mudah, menyenangkan, serta tidak mudah terlupakan, karena dapat terus terekam di dalam memori mereka. Hal ini memacu keinginan penulis untuk melakukan penelitian tentang sebuah lagu, yang mungkin dapat menjadi salah satu aspek, yang dapat dipergunakan atau diikutserakan dalam metode pengajaran maupun sistem pembelajaran, khususnya dalam hal mempelajari ragam bahasa Jepang. Ragam bahasa Jepang yang penulis maksudkan di sini, adalah onomatope yang menurut Fukuda ( 2003 : 20 ) adalah kata keterangan yang menerangkan keadaan, bunyi suatu benda, atau bunyi aktifitas pada situasi yang sedang berlangsung.
1.2 Rumusan Permasalahan Sehubungan dengan beberapa hal yang telah diungkapkan sebelumnya, penulis bermaksud untuk meneliti apakah lagu dapat dipakai sebagai salah satu strategi pengajaran bahasa Jepang yang efektif, sehingga dapat membuahkan hasil bagi para pemelajar, khususnya pada pelajaran onomatope.
1.3 Ruang Lingkup Permasalahan Dalam penelitian ini, penulis akan menganalisis peranan sebuah lagu sebagai salah satu metode pengajaran bagi pengajar, dimana peran lagu akan teruji dari kelas penelitian yang penulis adakan. Lagu yang akan penulis gunakan adalah lagu – lagu sederhana, yang hampir semua orang mengetahui lagu tersebut, contohnya lagu “ Cicak – Cicak di Dinding “, “ Si 4
Semut “, dan juga “ Twinkle – Twinkle Little Star “. Lagu – lagu ini akan penulis kombinasikan dengan cara, memasukkan onomatope yang menjadi materi pengajaran penulis, sebagai kata – kata di dalam lagu tersebut, yang akan penulis bersama – sama pemelajar nyanyikan di dalam kelas penelitian. Untuk menguji peranan lagu sebagai salah satu cara pengajaran bahasa Jepang, maka penulis akan membagi kelas penelitian yang akan penulis adakan menjadi dua, yaitu kelas penelitian yang mendapat pengajaran onomatope lewat lagu, dan kelas penelitian yang mendapat pengajaran onomatope tidak lewat lagu. Hal ini penulis lakukan agar terlihat perbandingan hasil pengajaran menggunakan media lagu, maupun tidak menggunakan media lagu. Responden yang akan menjadi objek penelitian penulis dalam menerapkan metode pengajaran lewat lagu, maupun tidak lewat lagu, masing – masing berjumlah sepuluh orang mahasiswa – mahasiswi semester empat Universitas Bina Nusantara, yang telah lulus Ujian Kemampuan Bahasa Jepang ( Noryoku Shiken ) level 4. Hal ini bertujuan agar objek penelitian yang penulis pakai mempunyai tingkat kemampuan bahasa Jepang yang setara dan tentunya telah mengetahui dasar daripada materi pelajaran yang penulis pakai dalam penelitian ini.
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis apakah lagu – lagu sederhana yang penulis kombinasikan dengan onomatope sebagai materi pelajaran, dapat digunakan sebagai salah satu cara mengajar yang efektif, sehingga apabila penelitian ini telah teruji dan berhasil, sekiranya dapat memberi manfaat bagi para pembaca,
5
khususnya bagi para pengajar dan pemelajar jurusan sastra Jepang Universitas Bina Nusantara.
1.5 Metode Penelitian M etode Penelitian yang penulis pakai adalah : a) M etode eksperimen, yaitu dengan memberikan soal pre test dan post test b) Angket, yaitu dengan membagikan angket pada responden untuk menyaring informasi yang berkaitan dengan peranan lagu terhadap proses pembelajaran. c) Deskriptif analitis, yaitu dengan mengumpulkan berbagai teori yang berkaitan dengan strategi pengajaran onomatope, dan menganalisis data dengan teori yang berkaitan dengan penelitian ini.
1.6. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dalam skripsi ini terdiri dari lima bab yang akan penulis jabarkan sebagai berikut ini. Bab 1 merupakan pendahuluan, yang berisikan latar belakang, rumusan permasalahan, ruang lingkup penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian, serta sistematika penulisan yang akan penulis gunakan. Bab 2 berisikan landasan teori, yang di dalamnya penulis jabarkan teori – teori yang mendukung penelitian ini. Dalam hal ini teori yang penulis gunakan diantaranya adalah teori metode pengajaran bahasa Jepang, empat kemampuan berbahasa, dan strategi belajar – mengajar.
6
Bab 3 adalah analisis data, yang berisikan keseluruhan data responden yang telah penulis kumpulkan pada kelas penelitian yang diadakan, yang telah penulis analisis, dihubungkan dengan teori pendukung penelitian skripsi ini. Bab 4 kesimpulan dari keseluruhan isi dari penelitian ini, dan saran. Bab ini berisikan kesimpulan dari penelitian yang telah penulis lakukan, untuk mengetahui apakah lagu dapat memberi peranan sebagai metode pengajaran guna membantu para pemelajar dalam mempelajari ragam bahasa Jepang. Dalam bab ini, penulis sertakan pula saran yang mudah – mudahan dapat berguna bagi peneliti selanjutnya. Bab 5 yang memuat ringkasan, isi dari keseluruhan skripsi.
7