BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kebutuhan industri terhadap karet dari waktu ke waktu akan terus berkembang dan meningkat seiring pertumbuhan industri otomotif, alat kesehatan, kebutuhan rumah sakit, keperluan rumah tangga dan lainnya. Saat ini industri karet memiliki pasar dengan kondisi yang sudah dewasa dan tidak akan terlepas dari kondisi – kondisi perekonomian negara di dunia. Karena itu, pasar karet masih akan tetap bertumbuh dan membutuhkan kontribusi dari produk, teknologi serta inovasi proses – proses pengolahan yang baru. Tabel di bawah ini menampilkan produksi dari industri karet dunia (dalam ribuan ton) : Tabel 1.1 Produksi Industri Karet Dunia
Sumber: International Rubber Study Group (2011)
Kondisi persaingan bisnis akan selalu terus berkembang dan berubah dari waktu ke waktu. Dengan kondisi yang seperti ini, perusahaan dituntut untuk bisa
1
mengambil keputusan strategis yang pada akhirnya akan mencapai keunggulan bersaingnya. Suatu perusahaan dikatakan bisa mencapai keunggulan bersaingnya pada saat perusahaan tersebut bisa mencapai profitabilitas yang lebih tinggi apabila dibandingkan dengan pesaingnya. Posisi bersaing dan profitabilitas perusahaan dalam jangka panjang sangat dipengaruhi oleh daya tarik di suatu industri (Porter, 1998). Namun demikian, struktur industri hanya menjelaskan 10% dari faktor yang memengaruhi profitabilitas perusahaan di dalam suatu industri (Rumelt, 1991) . Penelitian ini menunjukkan adanya faktor lain yang memengaruhi profitabilitas superior yang dapat dicapai perusahaan. Penelitian Rumelt (1991) mendukung penelitian yang sudah dilakukan oleh Wernerfelt (1984) mengenai pentingnya sumber daya dan kapabilitas sebagai penentu profitabilitas yang dicapai perusahaan. Perusahaan akan bisa dikatakan superior apabila bisa menciptakan nilai dengan cara pemberdayaan dua ataupun lebih dari sumber daya yang dimilikinya sehingga bisa menjadi suatu kapabilitas. Apabila suatu perusahaan memiliki suatu kapabilitas yang lebih baik bila dibandingkan dengan perusahaan pesaingnya akan dapat meberikan suatu keungulan bersaing bagi perusahaan tersebut. Keunggulan bersaing ini akan bisa dicapai oleh suatu perusahaan apabila perusahaan tersebut bisa memahami akan potensi internalnya. Selain itu, pada perusahaan multi bisnis akan dapat menciptakan keunggulan bersaing yang bisa berkelanjutan melalui usaha untuk menciptakan sinergi diantara beberapa unit bisnis yang dimilikinya.
2
Industri karet di Indonesia memiliki peranan strategis karena merupakan komoditi industri varietas tanaman tropis yang mendukung perekonomian nasional. Industri karet berkontribusi untuk memberikan sumber penghasilan bagi petani karet di pedesaan yang berdampak juga bisa membendung arus urbanisasi. Budidaya tanaman karet juga membuka peran sebagai penyedia lapangan kerja bagi tenaga kerja perawatan kebun dan juga karyawan pabrik karet. Sebagai komoditi ekspor, karet alam mampu memberikan kontribusi di dalam upaya peningkatan sumber devisa negara. PT Perkebunan Nusantara IX (Persero) didirikan pada tanggal 11 Maret 1996 yang berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 14 tahun 1996 tanggal 14 Februari 1996, dimana merupakan peleburan dari PT Perkebunan XV-XVI (Persero) dan PT Perkebunan XVIII (Persero). PTPN IX (Persero) merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara bergerak dalam industri perkebunan yang membudidayakan tanaman semusim (tebu) dan juga tanaman tahunan (karet, kakao dan kopi) di wilayah Jawa Tengah. Dalam penelitian ini penulis melakukan studi pada PT. Perkebunan Nusantara IX kebun Batujamus yang mengelola perkebunan karet beserta pengolahan awal hasil getah karetnya. PT. Perkebunan Nusantara IX kebun Batujamus memiliki lahan seluas 3.989 hektar yang posisinya berada di wilayah Kabupaten Karanganyar terdapat 2.200 hektar, yang tersebar di Kecamatan Jenawi, Kerjo, Ngargoyoso, Karangpandan dan Mojogedang. Perusahaan ini berada pada wilayah Kabupaten Sukoharjo 800 hektar dan 989 hektar sisanya berada di wilayah Kabupaten Sragen.
3
Berdasarkan pengalaman bertahun – tahun ternyata harga jual karet relatif konstan bahkan cenderung meningkat apabila dibandingkan dengan tanaman lain yang sulit diprediksi keuntungannya. Produksi pengolahan karet alam ini diposisikan sebagai core business yang handal bagi PT. Perkebunan Nusantara IX kebun Batujamus. Bahkan tanaman kopi dan teh pada beberapa kebun yang sudah tidak potensial juga akan dikonversikan menjadi perkebunan karet. Hasil produksi pengolahan getah karet segar yang berada di bawah manajemen PT. Perkebunan Nusantara IX kebun Batujamus ini berupa Ribbed Smoked Sheet (RSS), Thin Pale Crepe (CR) dan Brown Crepe (BR). Setiap jenis hasil produksinya pun masih bisa dibedakan sesuai dengan tingkatan kualitasnya. Untuk Ribbed Smoked Sheet dibedakan menjadi RSS 1, RSS 2, RSS 3, RSS 4, Cutting A, Cutting B. Untuk Thin Pale Crepe hasil produksinya berupa CR 1X. Pada hasil produksi yang berupa Brown Crepe dibedakan menjadi BR 1X dan BR 3X. Perbedaan jenis hasil olahan produksi ini berawal dari jenis bahan mentah yang berbeda dan juga melalui proses pengolahan yang berbeda pula. Pada hasil akhirnya, perbedaan tingkat kualitas hasil produksi ini dapat dipilah berdasarkan dari tingkat warna hasil akhir olahan dan juga tingkat kebersihan terhadap kotoran yang dikandung oleh masing – masing hasil produksi tersebut. Target pasar dari jenis produksi Ribbed Smoked Sheet (RSS) ini banyak digunakan sebagai bahan baku pembuat ban berbagai kendaraan. Beberapa dari pengguna hasil produksi PT. Perkebunan Nusantara IX kebun Batujamus adalah produsen ban terkenal dunia, yakni Bridgestone dan Michelin. Para pembeli tersebut mengecek langsung kualitas produksi karet PT. Perkebunan Nusantara IX
4
kebun Batujamus yang sudah mendunia dan telah mengantongi sertifikat ISO. Dengan menjaga kualitas hasil produksi dan mendapatkan konsumen ternama ini diharapkan akan dapat mempertahankan serta memperluas pasar sehingga pada akhirnya bisa meningkatkan keuntungan perusahaan. Produktivitas PT. Perkebunan Nusantara IX kebun Batujamusnaik dari tahun ke tahun. Pada tahun 2005 memperoleh produktivitas 1.176 kg per hektar per tahun, kemudian pada tahun 2009 sudah mencapai 1.414 kg per hektar per tahun. Peningkatan produktivitas padaPT. Perkebunan Nusantara IX kebun Batujamus bisa dicapai melalui penambahan luas areal tanaman karet, selain itu juga
dikarenakan
telahmenggunaan
klon-klon
unggul
yang
didapatkan
rekomendasi beberapa Balai Benih. Balai Benih ini mengembangkan klon, dimana klon ini merupakan kelompok individu yang berasal dari satu tumbuhan yang diperbanyak secara vegetatif sehingga tiap-tiap individu ini mempunyai atau mengandung sifat-sifat genetika yang sama. Beberapa produk yang dibudidayakan pada PT. Perkebunan Nusantara IX (persero) antara lain klon-klon yang berasal dari Balai Penelitian Medan (BPM), Prang Besar (PB), Indonesian Rubber Research (IRR), Rubber Research Institute of Ceylon (RRIC). Klon yang dibudidayakan antara lain BPM 1, BPM 24, BPM 107, BPM 109, PB 260, IRR 118, IRR 32, IRR 42, RRIC 100, dan PB 217. Melalui beberapa klon rekomendasi tadi, PT. Perkebunan Nusantara IX kebun Batujamus mengelola klon PB 217 dengan jumlah terbanyak. Pendukung lain adalah struktur geografis kebun wilayah Batujamus yang cocok untuk pembudidayaan tanaman karet yaitu dengan jenis tanahnya Latosol,
5
memiliki tekstur tanah remah, lempung, dengan derajat keasaman tanah (pH) antara 6 sampai dengan 7. Kondisi drainase pengairan yang baik, ketinggian dari permukaan air laut 165 - 700 M di atas permukaan laut (dpl) dan dengan topografi yang hanya landai – berbukit merupakan hal – hal yang sangat mendukung keberlangsungan keberadaan usaha PT. Perkebunan Nusantara IX kebun Batujamus. Sesuai dengan salah satu usahanya untuk memaksimalkan sumber daya yang dimiliki, penggunaan teknologi baru juga sudah diterapkan yaitu dengan menggunaan gas stimulan etilen untuk memerah lateks. Dengan menggunakan gas etilen ini ternyata membuat volume lateks yang tersadap bisa meningkat hingga mendekati 200% dari kondisi normal. Teknologi gas ini hanya diterapkan pada pohon - pohon yang berumur tua saja (diatas 20 tahun) dan diterapkan sekitar tiga tahun menjelang masa akan diremajakan. Dalam 5 tahun terakhir ini, penggunaan gas stimulan etilen juga sudah diterapkan pada beberapa perusahaan perkebunan karet seperti PT. Pinago di Sumatera Selatan dan PTP Nusantara XII. Sampai saat ini hasilnya menjukkan produksi yang stabil konstan, tidak ada penurunan produksi secara signifikan dan tidak mengurangi penurunan kualitas karet. Tapi hal ini masih dilakukan secara hati - hati karena dikhawatirkan untuk jangka panjang pasti ada dampak akibat pemerasan lateks tersebut. Usaha yang dilakukan yaitu memberikan perlakuan pemeliharaan dan pemupukan yang dilipatgandakan. Di dalam menjalankan roda usahanya, PTPN IX (persero) sudah menjalankan tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance), dan dalam perjalananya berusaha mencapai yang terbaik melalui prinsip-prinsip dasar
6
tata kelola perusahaan, yaitu transparancy (keterbukaan informasi), accountability (akuntabilitas dari anggota dewan komisaris dan direksi), responsibilitas pertanggung jawaban), fairness (kesetaraan perlakuan terhadap pemegang saham) serta independency (kemandirian). Sejak lama manajemen meyakini bahwa PTPN IX (persero) bisa bertahan sampai hari ini karena adanya komitmen yang kuat terhadap penerapan tata kelola perusahaan yang baik oleh seluruh Direksi, Dewan Komisaris dan karyawan PT. Perkebunan Nusantara IX (persero). Dukungan positif juga datang dari para pemegang saham yang sangat menekankan pentingnya menerapkan Tata Kelola Perusahaan yang baik di seluruh jajaran perusahaan. Sehubungan dengan upayanya untuk bisa lebih peduli pada kesejahteraan karyawanPT. Perkebunan Nusantara IX kebun Batujamus mengadakan program kemitraan dengan para karyawannya. Hal ini didukung oleh SK Menteri Badan Usaha Milik Negara Republik Indonesia No: PER-05/MBU/2007 tanggal 27 April 2007 tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara Dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan melalui dana dari bagian laba BUMN. Kegiatan yang dilakukan adalah penyerahan dana modal sebesar Rp. 50.000.000,- (Lima puluh juta rupiah) yang diarahkan untuk melakukan pemeliharaan ternak hewan kambing. Sedangkan dalam perhatiannya terhadap lingkungan hidup PTP Nusantara IX bersama tujuh BUMN lain yaitu PT. Perkebunan Nusantara X, PT. Perkebunan Nusantara XI, PT. Perkebunan Nusantara XII, PT. Rajawali Nusantara Indonesia, Perum Jasa Tirta I, PT. Petrokimia Gresik, dan Perum Perhutani bersama sama
7
untuk mendirikan PT. BUMN Hijau Lestari. Hal ini bertujuan untuk secara nyata berusaha untuk melestarikan dan menghijaukan lingkungan. Program BUMN Hijau sudah dimulai di Wonogiri, seluas 300 ha yang rencana selanjutnya akan dikembangkan pada daerah aliran sungai Bengawan Solo dan Brantas. Selain itu sejalan dengan adanya program pemerintah yaitu untuk melakukan penanaman satu milyar pohon, maka PTPN IX (Persero) mulai tahun 2009-2011 secara nyata telah melakukan pananaman kayu-kayuan pada areal tanaman yang kurang produktif yang pada akhirnya juga akan dapat meningkatkan pendapatan perusahaan. Dalam pelaksanaannya pada tahun 2011luas wilayah lahan yang sudah ditanami menggunakan tanaman kayu-kayuan sudah mencapai 1.110,52 hektar dengan jumlah tanaman 1.237.382 pohon. (annual report PTPN IX, 2011) Salah satu misi dari PTPN IX (persero) yaitu membangun sinergi dengan mitra usaha strategis dan masyarakat lingkungan usaha untuk mewujudkan kesejahteraan bersama. Sesuai dengan tanggung jawabnya tersebut PT. Perkebunan
Nusantara
IX
(persero)
khususnya
padakebun
Batujamus
memilikisalah satu hal yang harus dilakukan yaitu untuk bisa menjaga segala aset yang dimilikinya agar dapat tercapai misi perusahannya tersebut. Sinergi merupakan suatu kemampuan dari perusahaan multi bisnis untuk bisa mengkoordinasikan unit – unit bisnis yang dimilikinya sehingga mampu menciptakan nilai yang superior. Penelitian ini mengarah pada evaluasi strategi bersaing yang diterapkan olehPT. Perkebunan Nusantara IX kebun Batujamus.
8
1.2 Rumusan Masalah PT. Perkebunan Nusantara IXkebun Batujamus diberikan wewenang oleh kantor pusat (PT. Perkebunan Nusantara IX Persero) untuk mengelola unit usaha yang berupa perkebunan karet dan juga pabrik pengolahan getah karetnya. Selama ini keuntungan yang diperoleh PT. Perkebunan Nusantara IX kebun Batujamus sudah menunjukkan keuntungan sesuai rencana kerja dan di dalamnya masih memiliki potensi untuk bisa meningkatkan keuntungan perusahaan dan juga meningkatkan efisiensi dalam menjalankan roda usahanya. Namun demikian PT. Perkebunan Nusantara IX kebun Batujamus kian menghadapi persaingan yang cukup berat, oleh karena itu PT. Perkebunan Nusantara IX kebun Batujamus bisa memanfaatkan suatu analisis strategi manajemen yang bertujuan untuk dapat menjaga dan juga memaksimalkan potensi pada unit-unit bisnisnya. Usaha memaksimalkan segala sumber daya yang dimiliki tersebut dimaksudkan untuk meraih keuntungan perusahaan yang lebih positif serta menciptakan keunggulan bersaing yang berkelanjutan di dalam industri perkebunan khususnya di wilayah Jawa Tengah. Secara manajemen, yang menjadi pesaing utama dari PT. Perkebunan Nusantara IX kebun Batujamus ini adalah perusahaan – perusahan yang merupakan unit bisnis lain sejenis yang masih berada di bawah manajemen PT. Perkebunan Nusantara IX (Persero). Persaingannya disini cenderung lebih dikhususkan dengan yang berkaitan dengan target – target produksi, aturan birokrasi dan manajemen perusahaan. Karena dalam proses pengelolaannya menggunakan standar yang sama dimana dikendalikan spenuhnya oleh pihak
9
korporasi yaitu PT. Perkebunan Nusantara IX (Persero). Namun secara umum pesaingnya adalah perusahaan – perusahaan yang bergerak di bidang yang sama dan juga memiliki hasil produksi yang sama dengan produk yang dihasilkan oleh PT. Perkebunan Nusantra IX kebun Baujamus itu sendiri. Permasalahan yang dihadapi tidak hanya datang dari para pesaing yang begerak dalam bidang industri yang sama, namun juga dalam hal untuk bisa mempertahankan aset yang dimiliki. Pada awal tahun 2014 terdapat suatu gangguan dimana terjadi kericuhan yang muncul di sekitar lahan usaha milik PT. Perkebunan Nusantara IX kebun Batujamus. Permasalahan yang disampaikan adalah adanya pihak yang mengklaim bahwa mereka memiliki hak milik atas lahan dan juga tanam tumbuh yang ternyata berada pada wilayah hak guna usaha dari PT. Perkebunan Nusantara IX kebun Batujamus. Tidak hanya melakukan aksi klaim lahan, tetapi mereka juga melakukan aksi pengrusakan terhadap tanaman karet yang dibudidayakan oleh PT. Perkebunan Nusantara kebun Batujamus. Dengan adanya kericuhan ini PT. Perkebunan Nusantara IX kebun Batujamus dirugikan dengan kehilangan pohon karet yang dirusak sekitar 5.000 batang dan kesemuanya tersebut termasuk pohon produktif karena berusia 13 tahun dan masih memiliki masa sadap sampai dengan 15 tahun kedepan. Akibat aksi tersebut PT. Perkebunan Nusantara IX kebun Batujamus diperkirakan mengalami kerugian sebesar Rp 3 miliar. Berdasarkan temuan awal ini maka penulis beranggapan bahwa terdapat beberapa faktor yang harus diperhatikan didalam menjaga kelancaran jalannya roda usaha sehinggaperlu dilakukan analisis lebih lanjut mengenai pentingnya
10
strategi perusahaan untuk bisa menjaga dan juga memaksimalkan segala sumber daya pada masing – masing unit bisnis yang dimiliki PT. Perkebunan Nusantara IX kebun Batujamus sehingga visi, misi dan target perusahaan bisa tercapai.
1.3 Pertanyaan Penelitian Apakah strategi bersaing yang dijalankan oleh PT. Perkebunan Nusantara IX kebun Batujamus yang dilakukan saat ini sudah cukup efektif untuk mencapai tujuan perusahaan.
1.4 Batasan Masalah Dalam menjawab pertanyaan penelitian, penulis menggunakan beberapa batasan masalah. Pertama, analisis terhadap pertanyaan penelitian akan berorientasi pada beberapa elemen dalam kegiatan yang dilakukan oleh internal perusahaan dan faktor – faktor berada di luar lingkungan perusahaan namun yang masih bisa memberikan pengaruh yang kuat terhadap kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan perusahaan itu sendiri. Setiap elemen itu sendiri akan disesuaikan dengan situasi riil perusahaan, melalui sudut pandang pemimpin yang terkait. Analisis terhadap pertanyaan penelitian ini akan menggunakan kombinasi kajian literatur dan juga data sekunder.
1.5 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi apakah PT. Perkebunan Nusantara IX kebun Batujamus sudah menjalankan strategi bersaing yang cukup
11
efektif untuk bisa menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya. Melalui penelitian ini juga akan menghasilkan saran yang sekiranya dapat digunakan untuk bisa lebih meningkatkan keuntungan perusahaan.
1.6 Manfaat Penelitian a)
Perusahaan Mengidentifikasi dan mengevaluasi strategi bisnis yang ditetapkan PT. Perkebunan Nusantara IX kebun Batujamus dalam usahanya mencapai tujuan perusahaan yang lebih baik serta bisa digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam dalam menerapkan strategi ke depan.
b) Dunia Akademik Penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan informasi bagi penelitian dan pengembangan lebih lanjut di masa yang akan datang. c)
Penulis Penelitian ini bermanfaat untuk memperluas pengetahuan tentang faktor – faktor penting yang berpengaruh terhadap penentuan strategi perusahaan yang berasal dari dalam dan juga luar perusahaan.
1.7 Sistematika Penulisan Adapun sistematika penulisan yang digunakan dalam proposal penelitian ini antara lain; Bab 1. Pendahuluan
12
Pada Bab 1 akan berisi tentang landasan teori yang berhubungan dengan isi analisa di dalam penelitian. Perumusan masalah yang muncul dalam pelaksanaan
roda
usaha
PT.
Perkebunan
Nusantara
IX
kebun
Batujamus.Pertanyaan penelitian yang harus dicari jalan keluarnya. Batasan masalah supaya pembahasan penelitian menjadi jelas dan tidak terlalu luas. Tujuan penelitian untuk bisa mengetahui arahyang akan diteliti. Manfaat penelitian yang diharapkan bisa menjadi masukan bagi beberapa pihak.
Bab 2. Landasan Teori Di bab 2 akan berisi tentang konsep strategi manajemen pada tingkatan unit usaha. Menggunakan deskripsi terhadap analisa internal dan juga eksternal yang berhubungan dan memiliki pengaruh terhadap kegiatan usaha yang dilakukan. Memanfaatkan teori yang bisa memberikan evaluasi terhadap usaha yang dilakukan dan juga untuk bisa memberikan masukan yang membangun. Bab 3. Metoda Penelitian Bab 3 akan membahas metoda penelitian yang akan digunakan di dalam mendapatkan data dari objek pnelitian dengan cara wawancara, studi literatur dan juga observasi lapangan. Data hasil penelitian tersebut selanjutnya akan dianalisa menggunakan alat analisis Five Forces, SWOT, Key Succes Factorss, dan Competitive Advantage yang bisa mengetahui kondisi internal dan juga eksternal dari industri dan juga unit usaha yang menjadi objek penelitian. Hasil analisis yang muncul kemudian dievaluasi menggunakan Evaluasi Strategi dari Rumelt (1996) dan Evaluasi Strategi Generik.
13
Bab 4. Hasil Penelitian dan Pembahasan Pada bab 4 ini akan berisi hasil penelitian terhadap PT. Perkebunan Nusantara IX kebun Batujamus mulai dari sejarah dan gambaran umum perusahaan, kegiatan – kegiatan usaha yang dilakukan, membahas data – data yang didapatkan dari hasil penelitian, melakukan analisis terhadap hasil penelitian yang didapatkan menggunakan alat analisis yang sudah ditentukan, melakukan evaluasi hasil analisis menggunakan alat evaluasi yang sudah ditetapkan dan pada akhirnya melakukan pembahasan terhadap hasil evaluasi yang didapatkan.
Bab 5 Kesimpulan dan Saran Di dalam bab 5 berisi tentang jawaban atas apa yang menjadi pertanyaan penelitian. Pada akhirnya terdapat saran yang bersifat membangun terhadap keberlangsungan usaha yang dijalankan oleh PT. Perkebunan Nusantara IX kebun Batujamus.
14