BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang permasalahan
Kebutuhan manusia akan pangan selalu menjadi salah satu kebutuhan utama dan di zaman modern seperti sekarang ini, industri jasa makanan telah menjadi bagian yang sangat penting dari kehidupan manusia. Di zaman serba cepat seperti sekarang, makanan Jepang semakin digemari oleh kalangan masyarakat di Jabodetabek. Hal ini disebabkan karena image masyarakat terhadap makanan jepang adalah makanan yang sehat, bergizi, multi-vitamin, cepat penyajiannya dan mudah didapat. Saat ini restoran Jepang sedang berkembang cukup pesat. Pada umumnya restoran Jepang modern menyajikan berbagai macam pilihan masakan yang mempunyai cita rasa lebih autentik atau orisinil dibandingkan kebanyakkan restoran lainnya. Konsep pemasaran mempunyai perspektif dari luar ke dalam. Konsep ini berfokus pada kebutuhan pelanggan, mengkoordinasikan semua aktivitas pemasaran yang mempengaruhi pelanggan dan memperoleh laba dengan menciptakan hubugan jangka panjang dengan pelanggan berdasarkan pada nilai dan kepuasan pelanggan. Selain ini di bawah konsep pemasaran, perusahaan menghasilkan apa yang diinginkan konsumen dan dapat memuaskan konsumen serta memperoleh laba (Kotler dan Armstrong (1997: 17) dalam buku Danang Sunyoto (2012, p 218)).
1
2 Salah satu kawasan yang memiliki beberapa restoran Jepang adalalah kawasan industri MM2100 Cibitung. Kawasan ini merupakan kota industri yang
dikembangkan
oleh
PT.
Megalopolis
Manunggal
Industrial
Development (MMID), didirikan pada tahun 1990 oleh dua perusahaan dihormati, Marubeni Corporation dari Jepang dan Manunggal Group Indonesia. Dengan lebih dari 170 manufaktur dan perusahaan pendukung. Restoran Asuka adalah restoran yang berdiri di kawasan industry MM2100 di dalam bangunan Service Apartment MM2100. Letaknya yang ada di lingkugan kawasan industri ini menjadikan restoran ini sebagai salah satu tempat favorit bagi pelanggan. Di kawasan MM2100 ini, Restoran Asuka mempunyai beberapa kompetitor di wilayah MM2100 dan sekitarnya. Pada beberapa waktu yang dekat ini, telah bermunculan kompetitor di daerah kawasan Industri MM2100 dan sekitarnya, hal tersebut membuat Restoran Asuka harus lebih meningkatkan kualitas pelayanannya. Berikut adalah tabel kompetitor Restoran Asuka : Tabel 1.1 4 kompetitor Utama Restoran Asuka
Nama Kompetitor
Lokasi Kompetitor
Izumi
MM2100
Basara
MM2100
Matsuriya
Cikarang
Kawana
Cikarang
Sumber : MM2100
3 Berikut adalah jumlah konsumen yang datang di Restaurant Asuka:
Tabel 1.2 Jumlah Konsumen pada Restoran Asuka. 2012
BULAN
BREAKFAST BENTO
LUNCH DINNER
Januari
2,139
2,349
5,863
4,698
Februari
2,301
2,866
6,601
5,613
Maret
2,240
2,549
6,964
4,948
April
2,202
2,723
6,492
5,344
Mei
2,440
2,587
7,165
5,418
Juni
2,374
3,150
7,314
5,567
Juli
2,506
3,047
7,437
6,438
Agustus
1,790
2,029
6,014
5,229
September 2,332
3,394
7,198
6,366
Oktober
2,407
3,548
7,134
6,462
November 2,128
3,620
6,798
6,035
December
2,425
6,514
5,857
2,005
Sumber : Asuka Restaurant
4 Tabel 1.3 Jumlah Konsumen pada Restoran Asuka 2013 BULAN
BREAKFAST
BENTO
LUNCH
DINNER
Januari
2,175
2,832
7,062
6,237
Februari
1,967
3,788
7,651
6,648
Maret
2,183
2,647
7,629
6,218
April
2,278
2,661
8,675
7,031
Sumber : Asuka Restauramt
Bila dilihat dari data di atas, Asuka Restaurant memiliki jumlah konsumen yang relatif stabil pada saat jam makan siang (Lunch), namun 90% dari konsumen tersebut adalah ekspatriat. Memasuki tahun 2013, Restoran Asuka memiliki target untuk meningkatkan konsumen lokal. Berdasarkan data yang diperoleh, peneliti ingin melakukan penelitian untuk mengetahui apakah kualitas pelayanan mempengaruhi minat beli ulang konsumen (dalam studi ini adalah konsumen lokal) di Restoran Asuka, sehingga peneliti memilih judul “Pengaruh kualitas pelayanan terhadap minat beli ulang konsumen pada Asuka Restaurant Cibitung” 1.2. Masalah/Isu Pokok Menurut Peter Drucker dalam buku Danang Sunyoto (2012,p216) tujuan pemasaran adalah membuat agar penjual berlebih-lebihan dan mengetahui serta
5 memahami konsumen dengan baik sehingga produk atau pelayanan cocok dengan konsumen tersebut dan laku dengan sendirinya. Melihat ada beberapa faktor yang mempengaruhi minat beli ulang konsumen, bagi restoran yang menjual makanan sebagai produk utamanya tentulah kualitas pelayanan menjadi salah satu faktor penting yang harus diperhatikan, karena konsumen akan menuntut pelayanan yang berkualitas. Maka dari itu penulis ingin mengetahui “apakah ada pengaruh antara kualitas pelayanan terhadap minat beli ulang konsumen” dijadikan isu pokok dari pemasalahan ini. 1.3. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah dan judul, maka dalam penelitian ini penulis merumuskan masalah, sebagai berikut : 1. Bagaimana ada pengaruh kualitas pelayanan pada Restoran Asuka Cibitung? 2. Bagaimana besar minat beli ulang konsumen pada Restoran Asuka Cibitung? 3. Bagaimana pengaruh kualitas pelayanan terhadap minat beli ulang konsumen Restoran Asuka Cibitung? 1.4. Ruang lingkup Penelitian ini dibatasi pada faktor berikut: 1. Penelitian ini hanya difokuskan kepada konsumen yang berwarga negara Indoneisa yang sedang makan siang (lunch) di Asuka Restaurant. 2. Penelitian ini dibatasi lokasinya hanya pada Asuka Restaurant yang berada di MM2100 Industrial Town, Cikarang Barat, Bekasi 17520, Jawa Barat, Indonesia.
6 1.5. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.
Untuk mengetahui, menganalisis dan menjelaskan kualitas pelayanan menurut konsumen yang berwarga negara Indonesia di Restoran Asuka Cibitung.
2.
Untuk mengetahui, menganalisis dan menjelaskan minat beli ulang konsumen yang berwarga negara Indonesia di Restoran Asuka Cibitung.
3.
Untuk mengetahui, menganalisis dan menjelaskan pengaruh kualitas pelayanan terhadap minat beli ulang konsumen yang berwarga negara Indoensia di Restoran Asuka Cibitung.
1.6. Manfaat Penelitian 1) Bagi Perusahaan Perusahaan Restoran Asuka Cibitung dapat mengetahui seberapa besar kualitas pelayanan dan minat beli ulang konsumen terhadap Asuka Restaurant Cibitung. Hal tersebut dapat dijadikan masukan kepada perusahaan agar lebih mengerti. 2) Bagi Peneliti •
Menambah pengetahuan penulis di bidang industri jasa makanan di Indonesia khususnya di Cibitung.
•
Mendapat pengalaman yang sangat berharga dalam mempelajari kualitas pelayanan.
7 3) Bagi Pembaca •
Menjadi referensi untuk penelitian lebih lanjut.
•
Membantu untuk memahami lebih mendalam tentang kualitas pelayanan dan minat beli ulang konsumen.
1.7. Sistematika penulisan
Bab 1 berisi mengenai pendahuluan yang berisikan latar belakang permasalahan, identifikasi masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penelitian. Bab 2 berisi mengenai landasan teori yang dipakai dalam melakukan penelitian tersebut berdasarkan tinjauan pustaka kualitas pelayanan dan minat beli ulang konsumen. Bab 3 berisi mengenai metodologi penelitian. Metode penelitian yang digunakan adalah bersifat metode analisis deskriptif. Menurut Sugiyono (2008), pengertian metode analisis deskriptif adalah merupakan metode penelitian dengan cara mengumpulkan data dan sesuai dengan yang sebenarnya. Kemudian data tersebut disusun, diolah dan dianalisis untuk dapat memberikan gambaran mengenai masalah yang ada. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini data kuantitatif. Menurut Mudrajad Kuncoro (2003) jenis data terdiri dari data kuantitatif . Data kuantitatif adalah data yang diukur dalam suatu skala numerik (angka). Bab4 Berisi Pembahasan mengenai hasil-hasil yang diperoleh berdasarkan penelitian.
8 Bab 5 Berisi kesimpulan dan saran-saran dari hasil penelitian yang sudah dilakukan.