BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Korea Selatan adalah salah satu negara di Asia yang memiliki perekonomian yang cukup kuat dan stabil. Selain perekonomian yang kuat, saat ini Korea Selatan juga terkenal dengan budaya Hallyu. Selain terkenal akan Hallyu nya, Korea Selatan juga dikenal dengan budaya “(빨리-빨리) pali-pali atau “cepat-cepat” . Hal ini terbukti dari masyarakat Korea Selatan yang mampu bertahan dalam krisis moneter pada tahun 1998 yang lalu. Berkat kerja keras dan disiplin, orang Korea Selatan mampu melewati krisis ekonomi dengan cepat. Meskipun demikian, angka kasus bunuh diri di Korea Selatan pada saat krisis moneter tahun 1998 meningkat. Akibat tidak siap menghadapi krisis moneter yang berkepanjangan, usaha mereka yang mengalami kebangkrutan, serta ada banyak pengangguran dimana-mana, dan ekonomi yang tidak stabil membuat mereka mengambil langkah bunuh diri. Saat ini angka bunuh diri di Korea Selatan jauh lebih besar daripada sebelumnya yakni 2 sampai 3 kali lebih tinggi dari angka kematian yang diakibatkan oleh kecelakaan lalu lintas. Pada tahun 2009 di Korea Selatan terjadi 40 orang lebih yang bunuh diri setiap harinya. Gagasan untuk meneliti lebih jauh tentang fenomena bunuh diri ini muncul ketika membaca paper yang berjudul (뜨거운 교육열) Tegeoun Gyoyukyeol, yang 1
diajarkan pada mata kuliah Masyarakat dan Ekonomi Korea Selatan. Paper ini berisi tentang masalah sosial yang ada di Korea
Selatan seperti pendidikan,
kelahiran bayi, pernikahan, dll. Hal tersebut menjadi acuan untuk mengetahui pelajar di Korea Selatan juga mengalami hal yang sama yaitu depresi akan kurikulum pendidikan yang ketat sehingga muncul keinginan bunuh diri. Dari sinilah muncul ide untuk meneliti lebih jauh tentang fenomena bunuh diri di kalangan pelajar Korea Selatan. Masyarakat Korea Selatan sangat menjunjung tinggi orang yang mempunyai pendidikan yang berkualitas. Pendidikan di Korea Selatan berpengaruh terhadap cara hidup dan pandangan masyarakat tentang hidup lebih baik. Meskipun demikian, sulitnya pelajar beradaptasi dengan pendidikan di Korea Selatan masih dirasakan hingga kini. Perasaan depresi, stress, dan tertekan dimiliki pelajar yang akan ujian masuk universitas . Pengaruh ajaran Konfusianisme mengenai pendidikan yang disiplin dan terstruktur sudah tertanam sejak lama dalam masyarakat Korea Selatan. Pelajar di Korea Selatan jarang memiliki waktu luang untuk bersantai di saat akan menghadapi ujian masuk universitas. Ujian ini sangat menyita waktu dan tenaga para pelajar karena mereka harus masuk sekolah pagi sekitar pukul 8 pagi sampai pukul 5 sore. Setelah itu mereka mengulang pelajaran yang diajarkan pada pagi harinya. Mereka tidak langsung pulang ke rumah karena setelah dari sekolah mereka langsung menuju tempat les untuk mendapatkan pelajaran cara jitu bagaimana menyelesaikan soal-soal yang akan diujikan di saat ujian masuk universitas. Terdapat kasus pelajar bunuh diri setelah 2 hari melaksanakan ujian
2
masuk universitas karena takut dan malu jika tidak berhasil masuk dalam daftar penerimaan mahasiswa baru universitas, kasus intimidasi yang dialami pelajar di sekolah, dan masalah antar keluarga. Kasus-kasus ini menjadi perhatian oleh karena itu pemerintah melakukan sejumlah langkah untuk mencegah bunuh diri dan bullying. Data dari Kementrian Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Korea Selatan menunjukkan, bahwa terjadi peningkatan bunuh diri di antara kelompok usia 10 hingga 19 tahun di Korea Selatan. Penelitian tersebut ditemukan bahwa 18.5% remaja terpikir untuk bunuh diri pada tahun 2013. Bahkan, sebagian pelajar membuat kelompok orang yang ingin bunuh diri di situs internet. Internet tidak hanya digunakan untuk keperluan dalam pekerjaan tetapi internet dijadikan tempat untuk berkumpulnya orang-orang yang ingin bunuh diri. Lewat internet mereka bertemu satu sama lain dan membuat perjanjian untuk bunuh diri bersama-sama. Pemerintah Korea Selatan sangat menyayangkan adanya situs yang digunakan untuk merekrut orang yang ingin bunuh diri. Internet di Korea Selatan juga menjadi salah satu pendorong meningkatnya angka bunuh diri. Pemerintah juga membentuk tim yang bertugas untuk mengawasi dan menyisir konten-konten yang digunakan untuk bunuh diri. Menurut BBC, pemerintah Korea Selatan membentuk tim yang terdiri dari berbagai lapisan masyarakat, diantaranya mahasiswa, ibu rumah tangga, dan
ahli kejiwaan. Mereka bertugas untuk
mengawasi dan memonitor konten-konten atau blog-blog yang mengandung anjuran untuk bunuh diri atau ajakan untuk bunuh diri bersama-sama .
3
Faktor yang mempengaruhi pelajar ingin bunuh diri di Korea Selatan adalah depresi akibat sistem pendidikan, pelajar yang mengalami intimidasi dan kekerasan di sekolah, pelajar yang mempunyai masalah keluarga, pelajar yang malu karena tidak masuk universitas terbaik sehingga muncul keinginan bunuh diri, dan penyebab lainnya adalah masalah ekonomi. Pemerintah Korea Selatan berupaya mengkampanyekan anti bunuh diri diseluruh lapisan masyarakat tidak hanya pelajar tetapi juga kepada kalangan orang dewasa. Dengan banyaknya kasus bunuh diri di Korea Selatan, pemerintah melakukan kampanye di berbagai tempat, dan layanan online bagi mereka yang mengetahui atau mereka yang mau melakukan bunuh diri untuk mengubungi layanan telepon 24 jam. Layanan ini diharapkan dapat membantu mencegah dan mengurangi kasus bunuh diri di masyarakat Korea Selatan. Dalam beberapa dekade terakhir ini, masyarakat Korea Selatan mengalami berbagai masalah sosial, salah satu diantaranya adalah fenomena tingginya angka bunuh diri di kalangan pelajar. Di lihat dari hal itu, timbul suatu keingintahuan akan penyebab, cara yang sering digunakan untuk bunuh diri, serta usaha pemerintah Korea Selatan untuk mengatasi permasalahan. Sebab-akibat tingginya angka bunuh diri di kalangan pelajar Korea Selatan merupakan fenomena menarik untuk dikaji permasalahannya lebih lanjut.
4
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas maka dirumuskan suatu permasalahan yaitu : 1. Apa saja faktor penyebab angka bunuh diri meningkat di kalangan pelajar Korea Selatan? 2. Bagaimana cara bunuh diri yang sering digunakan? 3. Bagaimana usaha pemerintah mengatasi atau menghambat tingginya angka bunuh diri di Korea Selatan?
1.3 Tujuan Penelitian Mengacu pada rumusan di atas, tujuan penulisan tugas akhir yang ingin dicapai adalah sebagai berikut: 1. Menjelaskan faktor penyebab tingginya angka bunuh diri di Korea Selatan. 2. Mendeskripsikan cara yang paling sering digunakan orang untuk bunuh diri. 3. Mendeskripsikan usaha pemerintah Korea Selatan mencegah tingginya angka bunuh diri.
1.4 Batasan Masalah Permasalahan yang ada pada Tugas Akhir ini adalah fenomena tingginya angka bunuh diri di kalangan pelajar Korea Selatan, oleh karena itu guna menghindari kemungkinan adanya kesalahpahaman dan penafsiran yang berbedabeda yang akan mengakibatkan penyimpangan terhadap judul dari Tugas Akhir ini,
5
maka perlu adanya pembatasan dan perumusan masalah, sehingga persoalan yang akan diteliti menjadi jelas dan kesalahpahaman dapat dihindari. Dalam hal ini penulis membatasi ruang lingkup dan fokus masalah sebagai berikut: Batasan masalah Tugas Akhir ini hanya akan dilihat dari kehidupan pelajar di lingkungan sekolah, di karenakan mulai dari sekolah orang-orang mulai mengenal kehidupan dan cara bersosialisasi dengan teman atau dunia di luar sekolah . Dan batasan usia yang diteliti juga harus dibatasi mulai dari usia 10 tahun sampai usia 19 tahun, karena dititik inilah mulai meningkatnya angka bunuh diri secara signifikan. Mengingat banyaknya tahun yang dirilis maka tahun juga akan dibatasi dari mulai tahun 2000 sampai tahun 2009 saja, karena pada tahun-tahun ini tingkat bunuh dirinya meningkat hampir 2 kali lipat dari tahun sebelum-sebelumnya. Pembahasan tentang permasalahan ini hanya mengambil pernyataan dari suatu fakta yang sudah dilakukan penelitian sebelumnya. Serta mengetahui faktor penyebab tingginya angka bunuh diri di kalangan pelajar Korea Selatan. Cara yang paling sering digunakan untuk bunuh diri. Usaha pemerintah mengatasi tingkat bunuh diri di Korea Selatan.
1.5 Keterbatasan Masalah Dalam penulisan Tugas Akhir ini selain terdapat pokok masalah yang dibatasi, tetapi juga pada sub bab keterbatasan masalah. Adapun keterbatasan tersebut antara lain karena belum banyaknya referensi yang terkait dengan tema Tugas Akhir ini, sehingga untuk mendapatkan data utamanya sangat terbatas. Dalam menulis Tugas Akhir ini, hanya akan ditinjau dari kehidupan di lingkungan 6
sekolah dan lingkungan keluarga, karena faktor dari lingkungan tersebut sangat mempengaruhi tingkat bunuh diri di kalangan pelajar. Dalam hal ini peran pemerintah Korea Selatan juga sangat penting untuk mengatasi tingkat bunuh diri yang meningkat. Dan juga cara yang paling sering dilakukan orang untuk bunuh diri.
1.6
Manfaat Penelitian
1. Sebagai karya ilmiah maka hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dan referensi kepada mahasiswa atau pembaca. 2. Tugas Akhir ini dapat menjadi referensi Kajian Korea yang baik kepada pembaca. 3. Supaya tidak terprovokasi pada tindakan yang dilakukan sesaat hanya karena masalah hidup yang membelit. 4. Mengetahui sisi lain dari kehidupan orang Korea Selatan.
1.7 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini adalah studi kepustakaan. Langkah-langkah penyusunan tugas akhir ini adalah sebagai berikut: 1. Mengumpulkan data tentang faktor penyebab, cara yang paling sering digunakan untuk bunuh diri, serta usaha pemerintah untuk mengatasinya,
7
data dari Departemen Kesehatan Korea Selatan, Departemen Pendidikan dan Teknologi Korea Selatan yang menjadi sumber penelitian. 2. Mengelompokkan data berupa kutipan kalimat relevan yang ada dalam koran berbahasa Korea atau yang berbahasa Inggris. Mengutip kalimat dari artikel yang ada dalam website Korea, yakni www.koreantimes.co.kr, www.koreanherald.com, www.chosunilbo.net, khnews.kheraldm.com, www.hani.co.kr, eng.ajunews.com, news.naver.com, www.kona.or.kr, www.segye.com, www.yeongnam.com, news.kukinews.com, dan www.kostat.go.kr. Bagian-bagian dari kutipan digarisbawahi yang berfungsi untuk menegaskan bagian yang paling penting untuk diperhatikan dalam analisis fenomena bunuh diri di kalangan pelajar Korea Selatan. 3. Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang terdiri dari berbagai sumber yang berhubungan dengan fenomena bunuh diri di kalangan pelajar Korea Selatan. Langkah selanjutnya adalah menyusun data menjadi beberapa sub bab yakni faktor-faktor yang menyebabkan pelajar bunuh diri, cara bunuh diri yang sering dilakukan dan usaha pemerintah mengatasi bunuh diri. Tujuan menganalisis data tersebut untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan pelajar bunuh diri, cara yang sering dilakukan dan usaha pemerintah mengatasi bunuh diri. Sehingga dapat ditarik kesimpulan dari kejadian bunuh diri di kalangan pelajar Korea Selatan. 4. Menarik kesimpulan dari data-data tersebut dan disajikan dalam paper Tugas Akhir ini. 8
Melalui langkah-langkah tersebut diharapkan masalah yang telah dikemukakan dapat diungkap dan tugas akhir ini dapat terselesaikan dengan baik.
1.8 Sistematika Penulisan Tugas akhir ini terdiri atas 4 bab yang kemudian akan dibagi-bagi dalam beberapa sub bab yakni Bab 1 terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, manfaat dari penelitian ini, tujuan penelitian, batasan masalah, keterbatasan masalah, metode pengumpulan data, sistematika penulisan, tinjauan pustaka. Bab 2 terdiri dari landasan teori yang menjabarkan tentang teori sosiologi yang berhubungan dengan dunia pendidikan, teori tentang psikologi remaja. Bab 3 terdiri dari pembahasaan bab ini terbagi atas sub bab yaitu faktor penyebab tingginya angka bunuh diri di kalangan pelajar Korea Selatan. Cara yang paling sering dilakukan untuk bunuh diri. Usaha pemerintah mencegah tingginya angka bunuh diri di Korea Selatan. Bab 4 merupakan bab terakhir berisi tentang kesimpulan. 1.9 Tinjauan Pustaka Penulisan Tugas Akhir ini melihat Tugas Akhir dari Yohan Ardiyanto yang berjudul Penurunan Angka Kelahiran Bayi di Korea Selatan. Di dalam Tugas Akhir Yohan Ardiyanto ada beberapa masalah yang mirip dan akan dianalisis lebih lanjut, diantaranya faktor penyebab penurunan jumlah angka kelahiran di Korea Selatan, dampak yang ditimbulkan akibat penurunan angka kelahiran, dan usaha pemerintah mengatasi permasalahan tersebut.
Fenomena tersebut menjadi tinjauan untuk
menulis tentang fenomena bunuh diri di kalangan pelajar Korea Selatan
9
yang
permasalahannya hampir sama. Paper (뜨거운 교육열) Teugeoun Gyoyukyeol, yang diajarkan pada mata kuliah Masyarakat dan Ekonomi Korea Selatan yakni masalah sosial yang ada di Korea Selatan, seperti pendidikan, pernikahan, perceraian, kelahiran, dll.
10