BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan dunia bisnis pariwisata, persaingan kini semakin ketat. Perubahan-perubahan ke arah yang lebih baik terus dilakukan. Perusahaan pun ingin selalu tampil lebih unggul dibandingkan perusahaan lainnya dengan cara bersaing dalam memberikan informasi kepada pelanggannya. Kebutuhan informasi menjadi suatu keharusan untuk membantu pimpinan perusahaan dalam pembuatan keputusan baik dalam perencanaan, pelaksanaan, maupun pengendalian. Informasi merupakan data yang diolah sehingga memberikan sesuatu yang berguna dan bermanfaat bagi yang menerimanya (Jogiyanto, 2007). Informasi dikatakan baik bila informasi tersebut tepat waktu (time liness), akurat (accurate), dan relevan (relevance). Sistem informasi yang baik harus didukung oleh suatu informasi yang baik pula. Sistem informasi akuntansi merupakan sarana yang diperlukan dalam mengumpulkan dan memproses data akuntansi keuangan. Sistem ini dibangun untuk suatu perusahaan guna membantu dalam pemprosesan suatu informasi. Dalam pengoperasianya dapat dilakukan dengan cara manual maupun menggunakan komputer. Sistem informasi akuntansi memiliki beberapa komponen atau subsistem antara lain sistem akuntansi
1
penjualan, sistem akuntansi pembelian, sistem akuntansi penerimaan
dan
pengeluaran kas, sistem akuntansi biaya dan sistem akuntansi aktiva tetap, sistem akuntansi persediaan, sistem akuntansi hutang, sistem akuntansi piutang, sistem akuntansi penggajian dan pengupahan (Jogiyanto, 2005). Sistem informasi yang berkembang dengan cepat mempengaruhi para pelaku usaha wisata dalam pengolahan data dan proses pengambilan keputusan. Selain itu, sistem informasi juga dapat meminimalisasi kesalahan yang berkaitan dengan kegiatan usaha perusahaan serta dapat memaksimalkan sumber daya yang dimiliki. Informasi yang tersedia dapat berupa informasi yang diperoleh dari luar perusahaan maupun dari dalam perusahaan itu sendiri. Karena informasi yang diterima oleh perusahaan begitu banyak, maka dibutuhkan suatu sistem yang dapat menampung semua informasi tersebut. Sistem adalah sekelompok unsur yang saling berhubungan antara yang satu dengan yang lainnya dan berfungsi secara bersama-sama untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Sistem informasi merupakan sistem yang digunakan untuk mengorganisasikan pengumpulan, pemasukan dan penyimpanan, pengaturan, pengendalian dan pelaporan informasi sehingga perusahaan dapat mencapai tujuannya (Mulyadi, 2001). Salah satu sistem informasi yang dapat digunakan oleh pimpinan perusahaan dalam mengelola perusahaan adalah sistem akuntansi. Dalam pelaksanakan kegiatannya, perusahaan pada umumnya sangat memerlukan sistem
2
akuntansi yang efisien dan efektif, khususnya dalam menyajikan informasi yang sesuai dengan kebutuhan pimpinan perusahaan maupun berbagai pihak di luar perusahaan yang memerlukannya. Informasi memang menjadi unsur penentu dalam pembuatan keputusan, baik oleh pimpinan perusahaan maupun pihak stakeholder perusahaan. Sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan pimpinan perusahaan guna memudahkan pengelolaan perusahaan (Mulyadi, 2001). Perusahaan yang besar dan telah berdiri lama biasanya menggunakan sistem akuntansi yang sudah computerized, sedangkan pada perusahaanperusahaan berskala kecil biasanya pencatatan akuntansinya masih menggunakan sistem manual (konvensional). Di dalam sistem manual setiap transaksi yang terjadi akan dicatat di dalam buku dan diarsipkan. Umumnya, sistem arsip yang ada sangat sederhana untuk mendukung kegiatannya. Dokumen-dokumen akan disimpan dalam arsip dan diberi tanda untuk memudahkan. Setiap unit dalam perusahaan akan menyadari diperlukannya suatu sistem yang baik untuk menangani dokumen-dokumen tersebut dan perlunya pengelolaan data yang efektif agar diperoleh informasi yang bermanfaat sehingga dapat membantu dalam pembuatan keputusan yang berkaitan dengan sistem akuntansi (Nugraha, 2012). Salah satu sistem akuntansi adalah sistem akuntansi penjualan. Sistem akuntansi penjualan merupakan suatu rangkaian aktivitas bisnis dan kegiatan
3
pemprosesan informasi terkait dan biasanya bersifat berulang dimana perusahaan menyediakan barang dan jasa kepada pelanggan serta menagih kas sebagai pembayaran dari penjualan tersebut. Kegiatan penjualan terdiri dari transaksi penjualan barang atau jasa, baik secara kredit maupun secara tunai. Dalam transaksi penjualan kredit, bila order pelanggan telah dipenuhi dengan pengiriman barang atau penyerahan jasa kepada pelanggan untuk jangka waktu tertentu maka dalam hal ini perusahaan memiliki piutang kepada pelanggannya. Kegiatan penjualan secara kredit ditangani perusahaan melalui sistem akuntansi penjualan kredit (Windasari, 2013). Transakasi penjualan tunai atas suatu barang atau jasa baru diserahkan oleh perusahaan kepada pelanggan bila perusahaan telah menerima kas dari pelanggan. Kegiatan penjualan secara tunai ini ditangani perusahaan melalui sistem akuntansi penjualan tunai. Adanya desain sistem informasi akuntansi penjualan yang baik akan berdampak pada kualitas pelayanan yang diberikan. Sistem informasi akuntansi yang baik adalah sistem yang memiliki pengendalian internal yang mampu menjaga kekayaan perusahaan, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan pimpinan perusahaan. Perancangan dan perbaikan dari sistem informasi akuntansi yang diperlukan oleh perusahaan untuk memperoleh pengendalian internal yang baik bagi perusahaan (Setiawan, 2013). Wahana Wisata Taman Pintar Yogyakarta adalah salah satu usaha BLUD
4
(Badan Usaha Layanan Daerah) Pemerintah Kota Yogyakarta yang bergerak di bidang pariwisata pendidikan anak sekolah. Wahana wisata Taman Pintar melayani penjualan tiket secara tunai. Oleh karena itu, dalam memasarkan produknya wahana wisata Taman Pintar lebih banyak melakukan penjualan ke konsumen secara langsung. Hal tersebut menyebabkan wahana wisata Taman Pintar menyadari akan perlunya pengembangan sistem agar mampu memenuhi tuntutan pasar yang menginginkan pelayanan yang cepat dan memuaskan serta memenangkan kompetisi pasar. Wahana wisata Taman Pintar mempunyai beberapa permasalahan yang berkaitan dengan aktivitas operasional, salah satunya adalah permasalahan dalam sistem penjualan tiket yang masih menggunakan sistem manual. Sistem penjualan secara manual memiliki kelemahan yaitu data penjualan tidak tersimpan dan terkelola dengan baik sehingga memungkinkan adanya data yang hilang dan terselip. Data yang hilang dan terselip tersebut menyebabkan manajemen Taman Pintar kesulitan untuk mengetahui jumlah penerimaan dari penjualan tiket secara akurat. Misal, ada pembatalan tiket dari konsumen kepada petugas bagian loket informasi tersebut tertahan di bagian loket dan tidak langsung diterima oleh bagian keuangan. Penundaan penyampaian informasi tersebut bisa mengakibatkan adanya perbedaan pengakuan pendapatan antara bagian loket dan bagian keuangan. Selain itu, Taman Pintar juga belum mampu mengakomodasi permintaan pada waktu-waktu tertentu misalnya musim liburan sekolah. Pada waktu itu,
5
banyak rombongan dari luar kota yang datang secara bersamaan. Hal ini mengakibatkan terjadinya penumpukan pengunjung. Sehingga banyak pengunjung yang harus antri di bagian tiket maupun di wahana-wahana yang ada di Taman Pintar. Kedua permasalahan
tersebut
seharusnya dapat
dicegah dengan
menggunakan suatu sistem yang terintegrasi secara online. Sistem yang terintegrasi akan memberikan data lebih cepat dan akurat. Data yang masuk akan langsung dapat diterima oleh manajemen sehingga proses pengambilan keputusan akan lebih cepat dilakukan. Pencegahan penumpukan pengunjung di waktu liburan juga dapat dicegah dengan menggunakan sistem penjualan tiket secara online. Dengan adanya penjualan tiket secara online pengunjung dapat mengakses secara langsung informasi yang diinginkan seperti harga tiket, prosedur pembelian tiket secara online, jumlah tiket yang sudah terjual di hari tersebut, serta dapat melakukan pembelian tiket secara online melalui web Taman Pintar. Berdasarkan latar permasalahan yang telah dipaparkan di atas, maka penulis tertarik untuk membuat usulan perancangan sistem E-ticketing dan menganalisis sistem informasi akuntansi secara computerized yang terstruktur serta menghasilkan sistem dengan perspektif pengguna pada wahana wisata Taman Pintar Yogyakarta.
6
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, maka rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana usulan perancangan sistem informasi akuntansi penjualan tiket guna mengatasi permasalahan pada wahana wisata Taman Pintar Yogyakarta?
1.3 Batasan Masalah Usulan perancangan sistem informasi akuntansi ini dikhususkan untuk aplikasi penjualan tiket pada wahana wisata Taman Pintar. Untuk mempermudah pemahaman dalam penelitian ini maka penulis menetapkan batasan masalah sebagai berikut: 1. Perancangan e-ticketing yang menggunakan model System Development Life Cycle (SDLC) hanya sampai dengan desain logika. 2. Studi kelayakan terhadap pengembangan sistem yang dilakukan di wahana wisata Taman Pintar hanya mencakup kelayakan operasional dan aspek sosial.
1.4 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah menghasilkan usulan perancangan e-ticketing pada wahana wisata Taman Pintar Yogyakarta yang dapat mempercepat dan mempermudah pemprosesan data atau transaksi guna menghasilkan informasi yang akurat, tepat waktu, dan relevan serta untuk mengatasi kelemahan-kelemahan dalam sistem lama.
7
1.5 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi: 1. Bagi Wahana Wisata Taman Pintar Dapat memberikan masukan dan informasi yang akurat, tepat waktu dan relevan sebagai bahan pertimbangan pengambilan pimpinan perusahaan khususnya dalam mengatasi permasalahan yang ada. 2. Bagi Penulis Menerapkan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh selama kuliah. 3. Bagi Universitas Agar
universitas
dapat
mengkaji
kemampuan
mahasiswa
dalam
mengimplementasikan ilmu yang telah diberikan selama perkuliahan. 4. Bagi Pihak Lain Penelitian ini dapat menjadi bahan referensi untuk penelitian dan usulan desain sistem informasi bagi pihak-pihak terkait yang membutuhkannya.
8
1.6 Keaslian Penelitian Penelitian tentang perancangan e-ticketing sudah banyak dilakukan sebelumnya. Namun, penelitian sejenis dengan objek wahana wisata Taman Pintar Yogyakarta sejauh studi kepustakaan yang penulis lakukan belum pernah ada atau belum pernah dilakukan. Penelitian pertama yang membahas mengenai e-ticketing adalah penelitian yang dilakukan oleh Sasongko (2012) bertujuan untuk mengiventarisasi bagian, aktivitas, dan dokumen yang terkait dalam sistem penerimaan kas dari penjualan tiket kereta api di Stasiun Bekasi, merekonstruksi rancangan bagan alir sistem penerimaan kas dari penjualan tiket kereta pada Stasiun Bekasi, dan mengevaluasi kinerja sistem informasi akuntansi yang diterapkan di stasiun Bekasi berdasarkan aspek bisnis. Metode penelitian yang digunakan dalam pengembangan sistem informasi pada penelitian tersebut adalah SDLC (System Development Life Cycle). Secara umum, SDLC terdiri dari 6 tahap yaitu Perencanaan, Analisis, Perancangan, Implementasi, Evaluasi, dan Pemeliharaan. Penelitian Nugraha (2012) bertujuan untuk mengetahui apakah sistem informasi akuntansi penerimaan kas dan penjualan tiket pada Stasiun Kranji sudah berjalan secara efektif. Bagian yang diusulkan dalam perancangan terdiri atas prosedur bagian loket penjualan tiket, bagian kasir, dan bagian akuntansi secara terkomputerisasi dengan menambahkan database guna lebih efektif.
9
Penelitian Thian (2012) bertujuan untuk menganalisis masalah yang dihadapi oleh direktur pada divisi penjualan tiket, penjualan paket tour, dan pembelian di PT. TX TRAVEL Palembang. Metode penelitian yang penulis gunakan adalah metode FAST dengan melakukan survei atas sistem yang sedang berjalan, melakukan wawancara, dan observasi serta studi pustaka untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dan menggunakan metode perancangan yang menggambarkan sistem DFD, Use Case kamus data, diagram hubungan entitas (ERD) dan melakukan perancangan proses, masukan, dan keluaran serta rencana implementasi dari sistem yang diusulkan. Penelitian Yuliana (2012) bertujuan untuk membuat database yang memenuhi aturan normalisasi sehingga dapat menunjang Sistem Informasi Akuntansi (SIA)
yang terkomputerisasi.
Metode perancangan
database
menggunakan Entity Relationship Model (Model E-R). Namun, aturan penggambaran diagram tidak begitu jelas sehingga mempersulit perancang data untuk membentuk database yang memenuhi aturan normalisasi. Model REA merupakan pengembangan dari Model E-R. Model REA menerapkan prinsip giveto get, sehingga mempermudah pembentukan model data. Dalam penelitian ini dibahas Logical dan Physical View data, schema, Model REA, menyusun diagram REA, tahap-tahap perancangan database, dan peran serta akuntan serta cara mengimplementasikan Model REA ke database relasional, khususnya pada siklus pendapatan.
10
Penelitian Windasari dan Artina (2013) bertujuan untuk mengetahui besar pengaruh dari E-commerce berbasis Website terhadap tingkat penjualan dan loyalitas pelanggan. Pelaksana membangun sebuah sistem informasi E-commerce berbasis web dengan menggunakan Adobe Dreamweaver dan MySQL sebagai database. Metode yang digunakan dalam penulisan penelitian ini adalah metode waterfall, dengan melakukan survei atas sistem yang sedang berjalan, melakukan wawancara dan observasi serta pengumpulan data-data untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan. User digambarkan dengan use case diagram dan glosarium use case. Metode proses perancangan menggambarkan Diagram UML (Unifield Modelling language) dan Diagram Activity. Hasil rancangan dan pembuatan aplikasi ini diharapkan dapat berguna dan membantu mengatasi masalah-masalah perusahaan dan dapat diimplementasikan guna membantu CV. Four Brother dalam proses penjualan. Penelitian Yuliana (2013) bertujuan untuk merancang sistem penjualan secara komputerisasi dengan cara pengumpulan data secara wawancara, yakni sistem yang berjalan sekarang dilanjutkan dengan pemrograman Visual Basic. Hasil perancangan sistem ini akan memberikan solusi terbaik bagi perusahaan dalam menangani penjualan dan penerimaan kas, disamping itu laporan dapat dicetak setiap saat. Penelitian Setiawan (2013) bertujuan untuk membahas mengenai bagaimana merancang sebuah aplikasi jasa pelayanan Pemesanan Tiket Kereta Api
11
Berbasiskan Teknologi I-mode. Aplikasi menggunakan compact HTML (cHTML) sebagai Bahasa antarmuka pengguna, Hypertext Preprocessor (PHP) sebagai server-side scripting dan MySQL sebagai server basis data. Dengan aplikasi ini, calon penumpang dapat dengan akurat mengetahui ketersediaan tiket untuk perjalanan yang diinginkan, sekaligus dapat melakukan pemesanan. Mengacu pada penelitian-penelitian yang relevan di atas, maka: a. Persamaannya: Penelitian ini bertujuan untuk membuat usulan perancangan eticketing dengan menggunakan Metode SDLC, sebagaimana yang dilakukan dalam penelitian Sasongko (2012), dan didukung penelitian Nugraha (2012), Thian (2012), Yenty (2012), dan Yuliana (2013). b. Perbedaannya: Penelitian
ini tidak merancang pemprograman komputer
akuntansi sebagaimana hasil penelitian Windasari dan Nyimas Artina (2013), Yuliana (2013), dan Setiawan (2013 karena memang lebih dikhususkan untuk meneliti pemrograman sebatas desain logika tetapi lebih detail dan rinci.
1.7 Metode Penelitian Metode yang digunakan di dalam pengembangan suatu sistem akuntansi penjualan tiket adalah dengan menggunakan Sistem Development Life Cycle (SDLC) menurut Roomney & Steinbart (2005). Tahapan utama yang diperlukan dalam pengembangan suatu sistem adalah sebagai berikut: a. Analisis Sistem
12
Analisis sistem ditujukan untuk mengidentifikasi kebutuhan informasi para pengguna informasi. Dalam analisis sistem, penulis akan mengumpulkan informasi dan mengidentifikasi masalah yang terdapat dalam sistem akuntansi yang digunakan pada saat ini sehingga dapat memberikan solusi bagi perusahaan. b. Desain Sistem Desain sistem adalah proses merancang sistem informasi yang baru. Desain sistem dirancang untuk mengimplementasikan kebutuhan pengguna dan pemecahan masalah yang teridentifikasi pada tahap analisis sistem. Dalam tahap ini, penulis akan mulai merancang sistem yang tepat sesuai dengan masalah yang ditemukan pada tahap analisis sistem. c. Teknik Dokumentasi Usulan perancangan sistem menghasilkan serangkaian prosedur yang terkait dengan sistem akuntansi penjualan meliputi deskripsi prosedur dan dokumen yang terkait dengan catatan akuntansi yang akan digambarkan dalam bagan alir dokumen.
1.8 Sistematika Penulisan Dalam penulisan ini penulis menggunakan sistematika penulisan sebagai berikut: Bab I Pendahuluan. Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan perancangan sistem, manfaat perancangan
13
sistem, metode penelitian, serta sistematika penulisan skripsi. Bab II Tinjauan Pustaka. Bab ini menguraikan tentang pengertian mengenai teknologi informasi, sistem informasi akuntansi, e-ticketing, dan metode SDLC (System Development Life Cycle). Bab III. Metode Penelitian. Bab ini menguraikan tentang gambaran umum wahana wisata Taman Pintar serta analisis sistem yang akan diterapkan untuk mengidentifikasi permasalahan yang terjadi dalam perusahaan terkait dengan sistem informasi akuntansi khususnya sistem akuntansi penjualan tiket. Pada bab ini akan dibahas pula mengenai studi kelayakan sebagai dasar untuk membuat sistem yang baru. Bab IV Analisis Data dan Pembahasan. Bab ini menguraikan tentang analisis sistem dan desain sistem baru yang akan diterapkan dalam wahana wisata Taman Pintar. Bab V Penutup. Bab ini menguraikan tentang kesimpulan, keterbatasan penelitian, dan saran yang diharapkan dapat menjadi pertimbangan bagi wahana wisata Taman Pintar Yogyakarta untuk menerapkan sistem akuntansi penjualan tiket yang dirancang dalam penelitian ini.
14