1
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia terbentang sepanjang
3.977 mil diantara Samudra Hindia dan Samudra Pasifik terdiri dari luas daratan 1.91 Juta km2 dan luas perairan 6,32 Juta km2 atau 70% dari luas seluruh indonesia. (Permendagri No. 18 tahun 2013) mencangkup berbagai sektor mulai dari 13,466 gugusan pulau–pulau (Surat Badan Informasi Geospasial No: B3.4/SESMA/IGD/07/2014), 2,118 kecamatan pesisir (Statistik Potensi Desa diolah, 2011), dan memiliki sumber daya kelautan yang berlimpah, salah satunya adalah garam yang pada saat ini menjadi suatu isu nasional dan perhatian pemerintah untuk mengkaji sebuah objek garam tersebut demi terwujudnya Indonesia bisa berswasembada garam nasional. Pulau jawa merupakan salah satu pulau yang memiliki luas perairan yang hampir 60% adalah laut. Provinsi jawa timur yang menduduki laut terbanyak dibandingkan daerah pesisir lainnya di pulau Jawa. Jumlah daerah pesisir di provinsi Jawa Timur adalah 20 kabupaten dan 2 kota. Kawasan pesisir dan laut provinsi laut mempunyai luas hampir dua kali luas daratannya (± 47.220 km persegi) atau mencapai + 75.700 km persegi apabila dihitung dengan 12 mil batas wilayah provinsi, sedangkan garis pantai provinsi jawa timur memiliki garis pantai sepanjang ± 2.128 km yang aktif dan potensial. Secara umum dapat dikelompokan menjadi kawasan pesisir utara, pesisir timur dan pesisir selatan.
2
Kawasan pesisir utara dan timur umumnya dimanfaatkan untuk transportasi laut, pelestarian alam, budidaya laut, pariwisata dan pemukiman nelayan.(Pusat data statistik dan informasi – Kementrian Kelautan dan Perikanan) Pada tahun 2011 rencana awal peluncuran dari program PUGAR (Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat), menetapkan 40 kabupaten dan 10 provinsi dengan luas lahan garam rakyat seluas 10.967 ha dan peningkatan produktivitas menjadi 73,3 ton/ha memiliki anggaran Rp. 72 Milyar, yang berupaya mendorong peningkatan kualitas dan kuantitas produktivitas para petambak garam. Program PUGAR ditunjukan untuk mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kesempatan kerja serta dapat mencapai swasembada nasional. Tercatat dengan program PUGAR tersebut peningkatan produksi garam meningkat tajam menjadi 1,1 juta ton yang berbanding jauh dengan produksi garam pada tahun 2013 hanya tercatat sebesar 30 ribu ton. Program tersebut juga telah memberdayakan 1579 Kelompok Usaha Garam Rakyat (KUGAR) dengan jumlah anggota 15.042 orang petambak garam dan meningkatkan pendapatan petambak garam rakyat sebesar 15%. Sementara itu, pada tahun 2012 KKP menargetkan produksi garam sebesar 1,3 juta ton dengan didukung ekstensifikasi lahan seluas 16.500 ha. Pertumbuhan produksi dan pengembangan lahan itu diikuti dengan memperluas jangkauan PUGAR menjadi 29 ribu petambak garam. Pada tahun 2014 KKP telah menganggarkan Rp 106 miliar untuk membantu masyarakat petani garam dalam peningkatan produksi, dan memperbaiki kualitas garam. KKP mengharapkan pada tahun 2014 indonesia tidak lagi melakukan impor garam konsumsi, karena produksi garam dari petani sudah mencukupi untuk memenuhi kebutuhan garam
3
konsumsi nasional. Cukup ironis pula sampai data pada tahun 2014 saat ini ekspor garam masih lebih kecil dari pada indonesia mengimpor garam dari beberapa negara misalnya negara australia dan india, seharusnya dengan anggaran sebesar Rp 106 miliar dan sekitar Rp 80 miliar yang dipakai untuk masyarakat petani garam indonesia dapat sekali mengekspor hasil garam nasional dan tidak sebaliknya yang dialami oleh indonesia .pada tahun 2014 KKP telah menargetkan sebanyak 1,3 juta ton prooduksi garam, KKP juga beperan membantu petambak garam untuk pengadaan sarana dan prasarana produksi, misalnya untuk penggantian kincir angin yang rusak, pompa air, memperbaiki saluran-saluran air, serta membangun gudang penyimpanan skala kecil. Produksi garam di provinsi jawa timur memiliki potensi cukup besar dalam pemberdayaan garam, dengan potensi tersebut seharusnya pemenuhan kebutuhan garam nasional seharusnya memulai produksinya sendiri mengingat garam merupakan salah satu kebutuhan yang merupakan perlengkapan dari kebutuhan pangan dan sumber elektronik bagi tubuh manusia. Kabupaten Sampang merupakan satu dari empat kabupaten yang terletak di pulau Madura (Bangkalan, Pamekasan, dan Sumenep). Kabupaten ini memiliki batas daerah di sebelah utara yang berbatasan langsung dengan kabupaten pamekasan, sebelah selatan berbatasan dengan selat madura, dan sedangkan sebelah barat berbatasan dengan kabupaten bangkalan. Secara umum wilayah kabupaten sampang berupa daratan dengan memiliki luas wilayah sekitar 1233,33 km2 yang habis dibagi menjadi 14 kecamatan dan 186 desa / kelurahan. Lokasi kabupaten sampang berada di sekitar garis khatulistiwa, yang memungkinkan
4
pada wilayah ini memiliki 2 perubahan musim yaitu musim kemarau dan musim penghujan. Sentra produksi garam di kabupaten Sampang dipusatkan pada 3 kecamatan pesisir, yaitu: Kecamatan Sampang, Pangarengan dan Sreseh. Dua kecamatan lain yang merupakan tambak garam namun luas lahannya kecil adalah kecamatan camplong dan jrengek. Total luas lahan tambak garam di kabupaten sampang adalah sebesar 5.358 ha dimana 4.209 ha merupakan tambak garam rakyat dan 1.149 merupakan milik PT. Garam.(Pusat Data Statistik dan Informasi) Produksi garam di kabupaten sampang dilakukan pada musim kemarau. Secara umum produksi tambak garam sangat tergantung pada cuaca panas dan sinar matahari, karena pembuatannya mengunakan metode kristalisasi total, sehingga produktivitas dan kualitasnya masih kurang baik terlihat dari kadar NaCl kurang dari 90% dan mengandung banyak kotoran. Hal ini yang mengakibatkan indonesia masih belum mampu mengekspor garam sendiri, melainkan
hasil
ekspor lebih baik dan layak bagi kebutuhan manusia, karena kurang memadainya infrastruktur pemerintah pada petambak garam dengan sumber daya manusia yang dimiliki sampang berjumlah 1.209 unit dan jumlah tenaga kerja yang sama pula ini memberikan arti bahwa pemilik lahan garam merangkap sebagai penggarap lahan itu pula, yang akan memberikan konsistenan terhadap petambak garam dengan memiliki sumber daya alam yang memadai dan sumber daya manusia yang memadai juga. Usaha garam merupakan prospek yang cukup baik bagi masyarakat pesisir karena dapat meningkatkan kualiatas dan produktivitas petambak garam serta
5
dapat mendorong pemerintah untuk mengimpor hasil garam rakyat tanpa mengekspor garam yang masih dilakukan oleh pemerintah pada saat ini. Pemberdayaan usaha garam rakyat merupakan program pemberdayaan yang di fokuskan pada peningkatan kesempatan kerja dan kesejahteraan bagi petambak garam dengan ini masyarakat dapat merencanakan sendiri kegiatannya, melaksanakan dan memonitoring pelaksanaannya. Program PUGAR tersebut memiliki komponen dalam mewujudkan kemitraan usaha garam rakyat yaitu dengan penyusunan rencana tingkat partisipasi tingkat desa, menyalurkan dana bantuan langsung (BLM) dari pemerintah, meningkatkan kapasitas petambak garam. KKP telah menetapkan 9 kabupaten/kota sebagai sentra pemberdayaan usaha garam rakyat (PUGAR) untuk meralisasikan target tersebut petambak garam diharuskan memenuhi syarat dari Dinas Kelautan dan Perikanan yaitu membuat proposal terlebih dulu yang nanti akan di kumpulkan dan diserahkan secara kolektif oleh tim pendamping dan diserahkan ke Tim teknis PUGAR kelautan dan perikanan kabupaten sampang yang selanjutnya akan dikoreksi dan dievaluasi. Bantuan PUGAR diberikan secara berkelompok yang disebut (KUGAR) dalam kelompok ini dibentuk menjadi sekitar 10 – 15 orang petani garam yang nantinya akan menerima dana dan mengalokasikan dana tersebut menjadi sebuah lahan tambak garam tersebut. Harga garam di kabupaten sampang menduduki kualitas kedua sekitar Rp 250.000 ,-per ton, harga ini berbanding jauh dengan garam ekspor atau garam kualitas pertama sekitar Rp 325.000,-per ton. Produktivitas pada tahun 2011 di
6
kabupaten sampang per hektar adalah 40 ton, dapat diestimasi seperti tabel 1 berikut: Tabel 1 Data Potensi Nilai Produksi Potensi
Potensi Nilai
Produksi
Produksi (Rp
(ton)
000)
Luas No
Kecamatan (ha)
1
Sampang
651,57
32578,5
8144625
2
Pangarengan
1.098,13
54906,5
13726625
3
Sreseh
2.063,28
103164
25791000
5.358
190649
47662250
Sumber : Dinas Kelautan Perikanan dan Pertenakan Sampang 2011
Peneliti tertarik untuk meneliti permasalahan-permasalahan yang terjadi pada saat ini karena banyaknya tingkat kemiskinan untuk penduduk pesisir dan minimnya pendapatan yang diperoleh padahal bantuan yang diberikan oleh pemerintah sudah memenuhi untuk meningkatkan produksi para petani, serta meneliti kelayakan pada usaha pengelolaan garam PUGAR di Kabupaten Sampang, apakah layak atau tidak dengan kondisi masyarakatnya penduduk pesisir dan mengandalkan penghasilnya menjadi petani bisa berdambak positif sehingga
usaha
garam
layak
untuk
diteruskan
dan
pemberdayaannya terhadap masyarakat pesisir kabupaten sampang.
dikembangkan
7
1.2
Rumusan Masalah Berdasarkan
latar
belakang
diatas,
dapat
dirumuskan
beberapa
permasalahan sebagai berikut: 1. Seberapa besar pendapatan masyarakat sebelum program PUGAR masuk di Desa Polagan Kecamatan Sampang? 2. Seberapa besar pendapatan masyarakat sesudah program PUGAR masuk di Desa Polagan Kecamatan Sampang? 3. Apakah ada perbedaan pendapatan masyarakat sebelum dan sesudah Program PUGAR masuk di Desa Polagan Kecamatan Sampang?
1.3
Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian dalam skripsi
ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui seberapa besar pendapatan masyarakat sebelum program PUGAR masuk di Desa Polagan Kecamatan Sampang. 2. Untuk mengetahui seberapa besar pendapatan masyarakat sesudah program PUGAR masuk di Desa Polagan Kecamatan Sampang. 3. Untuk mengetahui perbedaan pendapatan masyarakat sebelum dan sesudah program PUGAR masuk di Desa Polagan Kecamatan Sampang.
8
1.4
Manfaat Penelitian
a. Kontribusi Praktis Bagi masyarakat Polagan, diharapkan penelitian ini dapat memberikan referensi terhadap peningkatan pendapatan masyarakat petani usaha garam khususnya sesudah masuknya program PUGAR. b. Kontribusi Teoretis Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan dapat memberikan informasi sebagai acuan untuk meneliti dengan topik yang sama. c. Kontribusi Kebijakan Hasil penelitian ini, diharapkan mampu memberikan kontribusi bagi pemerintahan, khususnya dinas kelautan dan perikanan terkait dalam membuat suatu kebijakan baru dan sebagai bahan
pertimbangan
serta
referensi agar kebijakan yang ambil akan tepat sasaran.
1.5
Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup atau pembatasan dalam penelitian ini adalah mengetahui
perbandingan pendapatan masyarakat petani garam sebelum dan sesudah program PUGAR di Desa Polagan kabupaten Sampang. Peneliti hanya mengukur perbandingan kinerja keuangan serta tingkat pendapatan sebelum dan sesudah program PUGAR.