BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan utama penelitian ini adalah untuk menyediakan bukti empiris hubungan antara pengumuman laba dan analisis teknis (technical analysis) terhadap reaksi harga saham. Studi sebelumnya menunjukkan kandungan informasi laba yang rendah pada perusahaan-perusahaan di bursa berkembang di Asia (Myring, 2006), dan negara yang perlindungan investornya lemah (DeFond, Hung, dan Trevezant, 2007, Landsman, Maydew, dan Thornock, 2012*). Sebaliknya, analisis teknis memiliki kinerja yang baik di bursa berkembang (Fifield, Power, dan Sinclair, 2005; Ahmed dan Goldreyer, 2000) termasuk Indonesia (McKenzie, 2007). Fenomena tersebut mengindikasikan adanya hubungan antara keduanya. Kandungan informasi laba yang rendah bisa disebabkan beberapa hal. Pertama, informasi laba hanya sebagian dari informasi yang digunakan oleh investor. Investor bisa menggunakan rekomendasi analis (Francis, Schipper dan _____ *) Fokus penelitian Landsman, Maydew, dan Thornock (2012) adalah pada pengujian kandungan informasi pengumuman laba perusahaan-perusahaan di negara yang mengadopsi IFRS dan perusahaan pembanding di Negara yang belum mengadopsi IFRS. Dalam studinya, mereka juga menemukan efek adopsi IFRS juga tergantung pada penegakan hukum di negara yang mengadopsi. Namun, dalam penelitian itu mereka juga menunjukkan bahwa negara yang belum mengadopsi International Financial Reporting Standard (IFRS) umumnya berasal dari Asia dan Amerika Selatan yang memiliki bursa berkembang. Sampel tersebut secara umum hampir sama dengan studi McKenzie (2007).
1
Vincent, 2002) atau pengungkapan perusahaan (Pinsker, 2007) sebagai pengganti informasi laba. Kedua, dalam lingkungan tertentu, informasi laba bisa kehilangan reputasinya. Perusahaan-perusahaan di negara dengan kepemilikan terkonsentrasi dan penegakan hukum yang rendah cenderung memiliki kualitas informasi akuntansi yang relatif lebih rendah dibandingkan perusahaan-perusahaan di negara pembandingnya. Lingkungan tersebut dianggap akan menciptakan insentif bagi pemegang saham pengendali untuk bertindak oportunistik. Efeknya, laporan keuangan menjadi tidak kredibel dan keinformatifan laba akuntansi menjadi rendah (Fan dan Wong, 2002). Indonesia dikategorikan sebagai salah satu negara yang penegakan hukumnya rendah (Landsman et al., 2012) dan perusahaanperusahaan di Indonesia cenderung memiliki konsentrasi kepemilikan yang tinggi (Claessens, Djankov dan Lang, 2002; Fan dan Wong, 2002). Kandungan informasi
laba
yang rendah
pada perusahaan-perusahaan di
Indonesia
menimbulkan adanya kebutuhan informasi pesaing laporan keuangan, yaitu informasi di luar laporan keuangan. Dalam penelitian ini informasi tersebut adalah informasi dari analisis teknis. Francis et al. (2002) menggunakan laporan analis (prediksi laba) sebagai informasi pesaing, sedangkan studi ini menggunakan analisis teknis. Rekomendasi analis tidak dipilih karena beberapa alasan, yaitu (1) analis memiliki potensi bias dalam membuat estimasi laba di masa mendatang (DeBondt dan Thaler, 1990; Libby dan Tan, 1999), (2) tidak ada basis data rekomendasi analis yang memadai di Indonesia, (3) kualitas laba di Indonesia relatif rendah dibandingkan dengan
2
negara Asia lainnya (Fan dan Wong, 2002) dan negara maju (Landsman, et al. 2012; Myring, 2006). Analisis teknis dipilih sebagai informasi pesaing laporan keuangan karena dua alasan utama. Pertama, analisis teknis memiliki kinerja bagus di bursa berkembang, termasuk Indonesia. Kinerja tersebut telah diuji oleh Sweeney (1988) dan Brock, Lakonishok, dan LeBaron (1992) di bursa Amerika Serikat (AS). Bessembinder dan Chan (1995) mengujinya di bursa Jepang, Hongkong, Korea Selatan, Malaysia, Thailand dan Taiwan. Studi Wong et al. (2003) menggunakan data di bursa Singapura. McKenzie (2007) melakukan analisis antarnegara di bursa berkembang Asia dan Amerika Selatan, termasuk Indonesia. Secara umum studi tersebut menunjukkan bahwa analisis teknis cocok digunakan di bursa berkembang, termasuk di Indonesia. Alasan kedua, analisis teknis merupakan strategi perdagangan saham yang banyak digunakan oleh praktisi (Flanegin dan Rudd, 2005). Saat ini, terdapat banyak komunitas investasi saham yang membahas sinyal analisis teknis. Komunitas investasi ini bersifat informal dan sulit untuk ditelusur keberadaannya dengan detil. Studi ini menggunakan contoh komunitas investasi di internet. Data komunitas internet ini didapat secara spesifik dari masing-masing profil komunitas tersebut di internet. Contoh komunitas investasi saham di internet yang menonjol di Indonesia disajikan pada Tabel 1.1. Selain komunitas, terdapat banyak penyedia data untuk analisis teknis, misalnya Yahoo Finance dan Bloomberg. Analisis ini juga disediakan dalam salah satu fasilitas monitor perdagangan saham. Selain itu terdapat juga piranti lunak
3
analisis teknis, misalnya Meta Stock dan Chart Nexus yang banyak dipasarkan di Indonesia. Melalui media televisi, acara Mover Shakers, menyajikan rekomendasi analis berbasis analisis teknis. Adanya komunitas dan pihak yang mensuplai kebutuhan analisis teknis menunjukkan bahwa fenomena penggunaan analisis teknis di Indonesia benar-benar ada. Komunitas tersebut adalah representasi investor individu atau investor retail.
No 1 2
3
4
Tabel 1.1 Komunitas Internet Para Investor Saham dengan Topik Utama Analisis Teknis* Komunitas on-line Jumlah Anggota Tanggal Keterangan (per 1/12/ 2012) Pendirian
[email protected] 11890 11 Agustus Tanpa biaya 1998 keanggotaan
[email protected] 8488 9 Maret Biaya 2000 pendaftaran anggota baru dan donasi anggota.
[email protected] 5171 15 Tanpa biaya (Asosiasi Analis Teknikal Indonesia November keanggotaan adalah pemegang lisensi sertifikasi 2001 CFTe di Indonesia yang berinduk pada International Federation of Technical Analyst (IFTA))
[email protected]
9330
14 Februari 2005 7 Juli 2006
Tanpa biaya keanggotaan 5
[email protected] 4200 Tanpa biaya keanggotaan *) Komunitas online di atas adalah contoh komunitas investor saham dengan ukuran besar. Komunitas dengan jumlah yang lebih kecil tidak masuk dalam daftar. Data ini didapatkan secara langsung dari tampilan internet masing-masing komunitas tersebut yang tersedia di http://groups.yahoo.com.
Untuk membangun jembatan antara studi pengumuman laba dan analisis teknis, studi ini menggunakan market microstructure theory (teori mikrostruktur pasar). Teori mikrostruktur pasar adalah studi tentang bagaimana suatu informasi tergabung dengan harga pasar sekuritas melalui aktivitas perdagangan (Meginson, 1997). Teori mikrostruktur pasar yang digunakan adalah model pembentukan harga. Teori ini mempercayai adanya investor berinformasi (informed investor)
4
dan noise traders. Pengguna analisis teknis dianggap sebagai bagian dari noise traders yang bertransaksi berdasar pergerakan harga yang belum tentu mencerminkan informasi fundamental. Dalam studi ini, sinyal analisis teknis sebelum pengumuman laba dianggap sebagai petunjuk bagi noise traders untuk mendeteksi aktivitas perdagangan investor berinformasi. Teori pasar efisien tidak digunakan dalam studi ini karena studi ini lebih mendukung ide Grosman dan Stiglits (1980) yang menyatakan bahwa pasar yang efisien tidak mungkin ada karena kondisi efisien akan menghilangkan insentif investor untuk mencari informasi. Ketika investor tidak lagi mencari informasi maka harga tidak mencerminkan informasi yang ada. Untuk melengkapi hubungan antara pengumuman laba dan analisis teknis, studi ini juga menggunakan behavioral finance theory (teori keuangan keperilakuan). Teori keuangan keperilakuan adalah sebuah studi tentang inefisiensi pasar sekuritas yang berdasarkan perilaku (Scott, 2009). Studi keuangan keperilakuan menggunakan asumsi bahwa keputusan manusia cenderung bias. Bias ini disebabkan karena aspek keterbatasan rasional (bounded rationality) manusia (Bazerman, 1994). Teori ini juga merupakan alternatif dari ide efisiensi pasar karena investor seringkali mengambil keputusan yang tidak berbasis pada aspek rasionalitas. Berdasarkan isu utama penelitian ini yaitu hubungan antara pengumuman laba dan analisis teknis, pertanyaan penelitian yang dirumuskan dalam studi ini adalah (1) apakah analisis teknis di sekitar pengumuman laba menghasilkan sinyal yang menguntungkan? (2) apakah reaksi harga saat sinyal analisis teknis sebelum
5
pengumuman laba berhubungan negatif dengan reaksi harga saat pengumuman laba? (3) apakah terdapat perbedaan return atas sinyal beli dan return atas sinyal jual berbasis analisis teknis di sekitar pengumuman laba? (4) apakah sinyal analisis teknis memengaruhi hubungan antara kejutan laba dan return saham? Pertanyaan penelitian tersebut menunjukkan upaya untuk membangun hubungan antara sinyal analisis teknis dan peristiwa pengumuman laba. 1.2 Tujuan Penelitian Fokus utama pada studi ini adalah untuk menganalisis hubungan antara pengumuman laba dan analisis teknis. Fokus studi ini dijawab dengan menggunakan jalur riset pengumuman laba dan profitabilitas analisis teknis dengan dukungan teori mikrostruktur pasar dan keuangan keperilakuan. Adapun tujuan studi ini adalah: 1. menguji profitabilitas sinyal analisis teknis di sekitar pengumuman laba, 2. menguji peran analisis teknis sebagai informasi pesaing dari pengumuman laba. 3. menguji adanya return yang asimetri pada sinyal beli dan sinyal jual berbasis analisis teknis disekitar tanggal pengumuman laba, 4. menguji peran sinyal analisis teknis terhadap hubungan antara kejutan laba dan reaksi harga saham. Untuk menjawab tujuan studi tersebut, studi ini menggunakan dua asumsi sebagai berikut.
6
1. Terdapat dua pihak utama dalam perdagangan saham, yaitu informed investors (investor berinformasi) dan noise traders. Asumsi ini penting karena studi ini meyakini adanya pihak-pihak yang memiliki informasi lebih dibandingkan pihak lain. Investor yang memiliki informasi lebih akan bertransaksi sebelum pengumuman laba. Transaksi investor berinformasi ini mengakibatkan pergerakan harga. Pergerakan harga ini dianalisis oleh noise traders melalui sinyal analisis teknis. Sinyal analisis teknis dianggap berguna jika mampu menghasilkan profit dan menyerap reaksi harga saat pengumuman laba. 2. Noise traders juga bereaksi terhadap informasi nonfundamental, dalam hal ini adalah sinyal analisis teknis. Asumsi ini didukung oleh ide Black (1986) yang menjelaskan bahwa noise traders bereaksi terhadap noise seolah olah hal tersebut adalah informasi. Dukungan juga diberikan oleh Shleifer dan Summers (1990) yang menjelaskan bahwa pengguna analisis teknis adalah bagian dari noise traders karena mereka bertransaksi tidak berdasarkan informasi fundamental tetapi berdasarkan sinyal analisis teknis. 1.3 Motivasi Penelitian Isu hubungan antara peristiwa pengumuman laba dan sinyal analisis teknis sangat penting karena beberapa alasan. Pertama, pengujian profitabilitas sinyal analisis teknis di sekitar pengumuman laba berhubungan dengan studi reaksi pasar atas pengumuman laba. Reaksi atas pengumuman laba bisa terjadi sebelum dan setelah pengumuman laba (Landsman et al., 2012; Beaver, 1968; Ball dan Brown,
7
1968; Christophe et al., 2004; Mrying, 2006). Reaksi sebelum pengumuman bisa terjadi karena kebocoran informasi atau bisa juga karena tindakan spekulatif pasar dalam merespon informasi yang akan dipublikasikan, misalnya studi Christophe et al. (2004) yang menunjukkan bahwa short-selling sebelum pengumuman laba digunakan untuk mengantisipasi berita buruk. Reaksi sebelum pengumuman laba tersebut akan mendiskon reaksi setelah setelah pengumuman laba. Reaksi yang dilakukan sebelum pengumuman laba cenderung dilakukan oleh investor berinformasi, karena mereka adalah pihak-pihak yang memiliki sumber daya untuk mendapatkan informasi dibandingkan investor retail atau individual. Aktivitas investor berinformasi sebelum pengumuman laba akan terdeteksi dari pergerakan harganya, sebaliknya pergerakan harga saham setelah pengumuman menjadi sulit terdeteksi karena reaksi tersebut merupakan residu dari reaksi sebelum pengumuman laba. Pada kondisi tersebut, analisis teknis bertindak sebagai alat untuk mendeteksi pergerakan harga yang disebabkan oleh aktivitas investor berinformasi sebelum pengumuman laba. Kemampuan sinyal analisis teknis ditunjukkan dengan profitabilitasnya. Kedua, pengujian analisis teknis sebelum pengumuman laba sebagai informasi pesaing pengumuman laba. Informasi akuntansi bersaing dengan informasi nonakuntansi lainnya (Pinsker, 2007; Francis dan Schipper, 1999; Francis et al., 2002). Beaver (1968) juga menjelaskan bahwa laba mungkin memang membawa informasi, namun ada sumber informasi lain yang tersedia bagi investor yang secara esensial mengandung informasi yang sama namun lebih tepat waktu. Francis et al. (2002) menggunakan rekomendasi analis sebagai informasi pesaing pengumuman laba, namun data mereka menunjukkan bahwa 8
informasi analis bersifat komplemen. Pinsker (2007 dan 2011) juga menjelaskan adanya informasi dan pengungkapan lain yang lebih tepat waktu. Studi ini menggunakan sinyal analisis teknis sebagai pesaing informasi pengumuman laba yang
muncul
sebelum
pengumuman
laba.
Keuntungan
investor
yang
menggunakan informasi laba akan terdiskon karena investor yang berinformasi memanfaatkannya sebelum pengumuman laba. Sinyal analisis teknis diharapkan bisa mendeteksi aktivitas investor berinformasi sebelum pengumuman laba di bursa saham. Ketiga, pengujian return yang tidak simetris atas sinyal beli dan jual berbasis analisis teknis disekitar tanggal pengumuman laba. Studi ini mengharapkan adanya return atas sinyal beli lebih besar dibandingkan return atas sinyal jual karena tiga alasan. a. Perbedaan tindakan pelaku pasar. Pada sinyal beli, calon pembeli saham x ada dua pihak, yaitu orang yang belum dan sudah memiliki saham x. Pada sinyal jual, calon penjual hanya satu pihak yaitu orang yang sudah memiliki saham tersebut. Orang yang belum memiliki saham tersebut tidak bisa membuat tekanan jual karena batasan penjualan
short-selling,
misalnya
pengumuman
BEI
No.
00666/BEI.PSH/12-2011 tentang aturan saham tertentu yang bisa ditransaksikan serta aturan persyaratan transaksi short selling di Kep00009-BEI/01-2009.
Aturan
tersebut
juga
ditetapkan
oleh
BAPEPAM-LK dalam Peraturan Nomor V.D.6. Tidak tersedianya
9
menu short-selling pada menu perdagangan saham on-line juga memberikan batasan transaksi ini bagi investor retail. b. Adanya fenomena disposition effect (Odean, 1998) yaitu investor cenderung enggan menjual ketika harganya di bawah ekspektasi atau ketika harga jualnya lebih rendah dari harga belinya. Pada saat sinyal jual kebanyakan investor akan cenderung mengabaikannya. c. Adanya dukungan studi analisis teknis sebelumnya yang menunjukkan bahwa return atas sinyal beli lebih besar dibandingkan reaksi harga atas sinyal jual dalam suatu perioda perdagangan saham, misalnya Bessembinder dan Chan (1995) dan Balsara, Chen, dan Zheng (2005). Dalam studi ini sinyal yang dianalisis adalah sinyal analisis teknis di sekitar pengumuman laba. Harga di hari munculnya sinyal analisis teknis sebelum pengumuman laba dibandingkan dengan harga di hari saat munculnya sinyal analisis teknis setelah pengumuman laba. Pengujian ketiga ini berupaya memberikan kontribusi pada teori keuangan keperilakuan dengan menjelaskan dampak sinyal analisis teknis terhadap keputusan investor yang bias. Sinyal beli/jual analisis teknis di sekitar pengumuman laba diharapkan akan memberikan return yang berbeda. Keempat, pengujian efek gabungan antara informasi pengumuman laba dan sinyal analisis teknis perlu dilakukan karena informasi gabungan ini akan membentuk bias perilaku (Mian dan Sankaraguruswamy, 2012). Sinyal analisis teknis menunjukkan adanya sentimen jangka pendek yang ada di pasar. Sentimen ini akan memengaruhi keyakinan investor atas nilai perusahaan. Noise traders bertransaksi berdasarkan sentimen yang tidak secara penuh dijustifikasi dengan 10
informasi fundamental. Sentimen ini akan menggerakkan harga sehingga harga menjadi tidak efisien karena harga akan menjauh dari nilai fundamentalnya (Shleifer dan Summers, 1990). Pada saat pasar optimis (pesimis) dan pengumuman kejutan laba positif (negatif) menghasilkan reaksi yang cenderung lebih besar dibandingkan saat pasar optimis (pesimis) dan pengumuman kejutan laba negatif (positif). Studi Mian dan Sankaraguruswamy (2012) menggunakan informasi gabungan antara investor sentimen dan informasi kejutan laba. Sedangkan studi Allen dan Ramanan (1990) menggunakan informasi kejutan laba dan informasi transaksi orang dalam sebelum pengumuman laba, serta Conrad, Cornell, dan Landsman (2002) menggunakan kejutan laba dan level perubahan keyakinan ekspektasi pasar. Studi ini melengkapinya dengan menggunakan tren analisis teknis. Studi Allen dan Ramanan (1990) menjelaskan bahwa studi tersebut belum menentukan waktu yang tepat sebelum pengumuman laba untuk mengukur return taknormal dari informasi laba. Penentuan waktu transaksi sebelum pengumuman laba untuk mendapatkan return optimal adalah bagian dari fungsi analisis teknis. Dalam teori mikrostruktur pasar, sentimen ini digerakkan oleh aktivitas investor
tidak
berinformasi,
sehingga
harganya
menjauh
dari
nilai
fundamentalnya. Investor yang rasional tidak selalu berani melakukan arbitrase harga karena pasar secara keseluruhan bisa naik atau turun dan di masa mendatang harga mungkin akan semakin menjauh dari nilai fundamentalnya. Hal ini jelas merugikan investor rasional. Studi ini menggunakan sinyal analisis teknis sebagai representasi sentimen jangka pendek. Atas dasar itu, sinyal analisis teknis
11
diharapkan dapat memengaruhi hubungan antara kejutan laba dan reaksi harga sahamnya. 1.4 Kontribusi Penelitian Studi ini diharapkan memberikan manfaat bagi pengembangan teori akuntansi dan investasi,
metoda riset, dan praktik perdagangan saham. Adapun
kontribusi yang diharapkan dari studi ini adalah sebagai berikut. 1. Studi ini diharapkan memiliki manfaat teoritis bagi pengembangan studi
analisis
teknis
dan
pengumuman
laba.
Jika
peristiwa
pengumuman laba mampu menjelaskan keberhasilan sinyal analisis teknis di sekitar pengumuman laba, maka studi ini akan berperan menjalin hubungan teoritis antara peristiwa pengumuman laba dan sinyal analisis teknis. Hasil dari studi ini diharapkan mampu menjelaskan fenomena tingkat keberhasilan sinyal analisis teknis yang berada pada kisaran 50-70% (Balsara et al., 2007) atau 40-60% (Brock et al., 1992). Kontribusinya, sinyal yang menguntungkan (tidak menguntungkan) terjadi ketika didukung (tidak didukung) dengan informasi baru yang masuk ke pasar. Dalam studi ini, peristiwa pengumuman laba dianggap mampu menjelaskan kinerja analisis teknis. Studi ini mampu menunjukkan bahwa sinyal analisis teknis mampu memengaruhi hubungan antara laba dan return saham saat pengumuman laba. Ide ini jelas memberikan manfaat bagi riset akuntansi, terutama tentang koefisien respon laba.
12
2. Studi ini diharapkan juga memberikan sumbangan metodologi bagi studi analisis teknis dan studi pengumuman laba. Jalur riset analisis teknis sebelumnya menggunakan data runtun waktu. Riset ini menggunakan studi peristiwa, yaitu peristiwa pengumuman laba. Ide ini jelas memberikan kontribusi terhadap riset di luar akuntansi. Studi ini
juga
memiliki
Kontribusinya
adalah
kontribusi
pada
penggunaan
riset
durasi
bidang reaksi
akuntansi. harga
atas
pengumuman laba berbasis pada sinyal analisis teknis. 3. Studi ini akan memberikan manfaat praktis bagi investor. Manfaatnya adalah pengembangan strategi perdagangan saham di sekitar tanggal pengumuman laba untuk kepentingan investor saham, terutama investor retail. Sinyal beli dan jual di sekitar pengumuman laba bisa digunakan sebagai panduan sehingga investor bisa menggunakan hasil penelitian ini sebagai dasar untuk bertransaksi saham di sekitar tanggal pengumuman laba. 1.5 Orisinalitas Penelitian Penelitian ini berupaya membangun jembatan antara pengumuman laba dan analisis teknis. Pengumuman laba berada pada jalur penelitian akuntansi berbasis pasar, sedangkan analisis teknis berada pada jalur penelitian investasi. Studi ini menggabungkan kedua jalur studi yang berbeda tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa studi ini memiliki ide yang orisinil. Hubungan antara analisis teknis ini dilihat dari empat perspektif, yaitu (1) profitabilitas analisis teknis di sekitar pengumuman laba, (2) hubungan negatif
13
antara return saat munculnya sinyal analisis teknis sebelum pengumuman laba dan return saat peristiwa pengumuman laba, (3) return asimetri atas sinyal beli dan sinyal jual analisis teknis sebelum pengumuman laba, dan (4) peran tren analisis teknis dalam memengaruhi hubungan kejutan laba dengan reaksi harga saat pengumuman laba. Dalam hal pengembangan studi pengumuman laba, studi ini berupaya menjelaskan bahwa peristiwa akuntansi dapat memengaruhi kinerja analisis teknis. Dari jalur studi analisis teknis, studi ini menggunakan metoda yang berbeda dalam mengobservasi kinerja analisis teknis. Jika studi analisis teknis sebelumnya menggunakan pendekatan perioda panjang, studi ini menggunakan studi peristiwa. Dari kedua perspektif tersebut studi ini berbeda dengan studi sebelumnya. Aspek lain yang menunjukkan originalitas studi ini adalah faktor kontekstual data dari studi pengumuman laba dan analisis teknis. Studi ini menggunakan data Indonesia dan penggunaan analisis teknis menjadi sangat kontekstual dengan fenomena di Indonesia. Indonesia adalah negara yang memiliki kandungan informasi laba yang rendah (Landsman et al., 2012 dan Mrying, 2006) dan kinerja analisis teknis yang tinggi (McKenzie, 2007) dibandingkan negara maju. Kondisi tersebut mengindikasikan bahwa analisis teknis memiliki kinerja bagus di Indonesia, namun pengumuman laba perusahaanperusahaan di Indonesia memiliki kandungan informasi yang rendah. Hal tersebut menyiratkan hubungan negatif antara keduanya, namun belum ada bukti yang menunjukkannya. Studi ini berupaya mengisi celah tersebut.
14
1.6 Rerangka Penelitian Peristiwa pengumuman laba menghasilkan reaksi pasar di sekitar tanggal pengumuman. Pengumuman laba menghasilkan informasi fundamental. Informasi fundamental ini akan menggerakkan harga.
Analisis teknis adalah studi yang mempelajari pergerakan harga. Informasi grafik adalah informasi teknis. Analisis teknis berupaya memanfaatkan pergerakan harga yang disebabkan informasi fundamental.
Jika pengumuman laba menghasilkan reaksi pasar maka analisis teknis diharapkan bisa memanfaatkan reaksi dari peristiwa tersebut (H1). Reaksi sebelum publikasi laba bisa terjadi karena kebocoran informasi atau bisa juga karena tindakan spekulatif pasar merespon informasi yang akan dipublikasikan. reaksi laba setelah publikasi laba adalah respon investor dengan informasi yang terdiskon. Hal ini akan mengakibatkan sinyal analisis teknis sebelum pengumuman laba lebih baik dibandingkan sinyal setelah pengumuman laba.
Adanya batasan short selling, fenomena disposition effect, dan dukungan studi analisis teknis akan membuat besaran return sinyal beli lebih besar dari pada besaran return sinyal jual sebelum pengumuman laba (H3).
Kandungan informasi laba rendah di bursa berkembang, termasuk Indonesia. Sebaliknya, di bursa US kandungan informasi laba tinggi.
Kinerja analisis teknis baik ketika diaplikasi di bursa berkembang, termasuk di Indonesia. Sebaliknya, di bursa US kinerja analisis teknis buruk.
Fenomena tersebut mengindikasikan adanya hubungan antara return saham saat pengumuman laba dan return analisis teknis di sekitar pengumuman laba (H2). Peristiwa pengumuman laba tidak bisa dipisahkan dengan informasi kejutan laba. Kejutan laba menghasilkan reaksi yang berbeda. Kondisi pasar yang berbeda akan memengaruhi hubungan kejutan laba dan reaksi harga sahamnya.
Sentimen jangka pendek ditentukan oleh sinyal analisis teknis. Sinyal analisis teknis memengaruhi hubungan antara kejutan laba dan reaksi harga saat pengumuman laba (H4).
15