BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengukuran kinerja perusahaan menjadi hal yang penting bagi manajemen untuk melakukan evaluasi terhadap performa perusahaan dan perencanaan tujuan dimasa mendatang. Berbagai informasi dihimpun agar pekerjaan yang dilakukan dapat dengan mudah dikendalikan dan dipertanggung jawabkan. Hal ini sematamata dilakukan agar tercapainya efesiensi dan efektivitas pada seluruh proses bisnis perusahaan. Dalam lingkungan bisnis yang semakin berkembang serta cepatnya perubahan lingkungan perusahaan telah menjadikan informasi menjadi harta yang berharga bagi perusahaan (Intangible Assets) serta berguna untuk mengukur kinerja perusahaan. Informasi yang cepat dan akurat mengenai lingkungan internal maupun eksternal perusahaan akan mempengaruhi strategi dan perencanaan perusahaan dimasa sekarang dan dimasa yang akan datang. Kinerja perusahaan memiliki gambaran umum yang berasal dari dua sumber, yaitu informasi keuangan (finansial) dan informasi non keuangan (non-finansial). Informasi keuangan didapatkan dari penyusunan anggaran untuk mengendalikan biaya. Sedangkan, informasi non keuangan merupakan faktor kunci untuk menetapkan strategi yang dipilih guna melaksanakan tujuan yang telah ditetapkan (Hardiyanto, 2005). Pengukuran kinerja dari aspek keuangan memang sangat penting, tetapi jika tidak disertai dengan proyeksi non keuangan akan menjadi kurang akurat untuk kondisi saat ini. Oleh karena itu penggunaan sistem pengukuran kinerja baru
1
2
menghubungkan aspek keuangan dan non keuangan bagi perusahaan akan memberikan informasi yang lebih akurat, bermanfaat bagi manajer untuk mengukur dan mengelola semua kompetensi perusahaan untuk memicu peningkatan kinerja, sehingga dapat terjadi tujuan perusahaan secara lebih terencana. Adanya sistem pengukuran dari aspek keuangan dan non keuangan tersebut melahirkan suatu alat kinerja baru yaitu Balanced Scorecard yang mulai banyak diterapkan oleh perusahaan-perusahaan bisnis yang bertujuan untuk mencari laba. Balanced Scorecard merupakan konsep manajemen yang diperkenalkan Robert Kaplan tahun 1992, sebagai perkembangan dari konsep pengukuran kinerja
(performance
measurement)
yang
mengukur
perusahaan
dalam
menerjemahkan visi misi serta strategi perusahaan. Pendekatan dalam Balanced Scorecard mempunyai empat perspektif yaitu perspektif keuangan, pelanggan, proses bisnis internal dan pembelajaran dan pertumbuhan. Keempat perspektif ini membuat keseimbangan antara tujuan jangka pendek dan jangka panjang yang akan menjadi tolak ukur suatu perusahaan dalam menjalankan bisnisnya. Tidak hanya perusahaan bisnis yang dapat menerapkan pendekatan ini, namun pada instansi pemerintah juga sangat dibutuhkan dan direkomendasikan. Penerapan pendekatan Balanced Scorecard yang terjadi pada Kanwil DJP Sumsel dan Kep. Babel tiga tahun yang lalu ditemui beberapa masalah diantaranya: kurangnya kedisiplinan karyawan dalam hal kehadiran, TPT (Tempat Pelayanan Terpadu) yang kurang berfungsi secara optimal sehingga mengganggu pelayanan kepada masyarakat, pekerjaan yang kurang memenuhi standar yang telah
3
ditetapkan dan kurangnya koordinasi antar bagian dan bidang serta unit-unit satuan kerja dibawahnya. Hal ini mungkin terjadi karena tidak adanya pengukuran kinerja yang secara pasti diterapkan di instansi ini. Selama ini, kinerja instansi hanya dilihat dari tercapai atau tidaknya penerimaan negara yang dibebankan. Melalui scorecard organisasi pemerintah atau sektor publik akan mampu menjelaskan misinya kepada masyarakat dan dapat mengidentifikasi indikator kepuasan masyarakat secara lebih transparan, objektif dan terukur serta mampu mengidentifikasi proses kerja dan kualitas sumber daya manusia yang dibutuhkannya dalam mencapai misi dan strateginya. Pada pengukuran perspektif keuangan Kanwil DJP Sumsel dan Kep. Babel memiliki kinerja keuangan yang cukup baik karena pada tahun 2010 telah berhasil melampaui target penerimaan yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan. Pada perspektif pelanggan mayoritas responden menyatakan bahwa kinerja pelayanan yang dapat dilihat (tangibles) memiliki kinerja yang baik. Pada perspektif proses bisnis internal pekerjaan yang lewat waktu lebih disebabkan karena berhubungan dengan pihak ketiga sehingga menyulitkan pihak Kanwil DJP Sumsel dan Kep. Babel untuk melakukan proses perkerjaan. Sedangkan pada perspektif pembelajaran dan pertumbuhan disimpulkan bahwa pada pola kerja dan motivasi pegawai secara mayoritas menunjukkan kinerja yang baik. Menyadari hal tersebut maka perlu dilakukan evaluasi strategi pada PT Prudential Life Assurance untuk mengukur serta menilai kinerja perusahaan. Para manajer sangat perlu mengetahui kapan strategi tertentu tidak berfungsi dengan
4
baik, evaluasi strategi dilakukan untuk memperoleh informasi. Semua strategi dapat diperbaharui di masa depan karena faktor-faktor eksternal dan internal selalu berubah. Tanpa evaluasi, maka tidak akan mengetahui bagaimana kondisi strategi tersebut dalam perencanaan, pelaksanaan, serta hasil yang dicapai. PT Prudential Life Assurance harus lebih meningkatkan kinerjanya untuk menghasilkan produk yang berkualitas yang dapat memenuhi kepuasan para nasabah terhadap produk-produk yang ditawarkan. Oleh karena itu perusahaan perlu meninjau pengukuran kinerja dengan menggunakan pendekatan Balanced Scorecard. Atas dasar latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian menggunakan pendekatakan Balanced Scorecard dalam pengukuran kinerja perusahaan pada PT Prudential Life Assurance.
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan pada latar belakang permasalahan di atas, maka dalam penelitian ini masalah yang diteliti adalah “Balanced Scorecard dapat digunakan sebagai alat pengukuran kinerja pada PT Prudential Life Assurance”
1.3 Tujuan Penelitian Adapun maksud dan tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah untuk mengetahui dan mengevaluasi Balanced Scorecard dapat digunakan sebagai alat pengukuran kinerja pada PT Prudential Life Assurance.
5
1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi atau manfaat kepada pihak-pihak yang berkepentingan, yang dibagi menjadi 2 (dua) bagian, yaitu: a. Kontribusi Praktis Membantu memberikan bahan masukan dan saran bagi pihak manajemen PT Prudential Life Assurance sebagai tambahan informasi untuk melakukan penyempurnaan-penyempurnaan pada strategi yang diterapkan dengan pendekatan Balanced Scorecard sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan pendapatannya. b. Kontribusi Teoretis Untuk menambah pengalaman dan wawasan ilmu pengetahuan bagi pembaca, sehingga penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi untuk penelitian sejenis dimasa yang akan datang dan menambah pembendaharaan perpustakaan yang dapat membantu meningkatkan disiplin ilmu yang diteliti.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian Untuk membatasi permasalan dalam penelitian agar pembahasan tidak meluas, maka peneliti memfokuskan pada kajian dan pembahasan mengenai hasil penelitian yang meliputi 4 (empat) perspektif yaitu: perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal serta perspektif proses pembelajaran dan pertumbuhan di PT Prudential Life Assurance dan data-data yang digunakan pada penelitian ini dibatasi pada tahun 2013-2015.