1
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Menopause merupakan masa berakhirnya menstruasi atau haid, dan sering dianggap menjadi momok dalam kehidupan wanita. Menurut data dari WHO (World Health Organization), tampaknya ledakan menopause pada tahun-tahun mendatang sulit sekali dibendung. WHO memperkirakan ditahun 2030 nanti ada 1,2 miliar wanita yang berusia di atas 50 tahun. Sebagian besar dari mereka (sekitar 80 persen) tinggal dinegara berkembang. Dan setiap tahunnya populasi wanita menopause meningkat sekitar tiga persen. Perkiraan kasar menunjukan akan terdapat sekitar 3040 juta kaum wanita usia lanjut (wulan) dari seluruh jumlah penduduk Indonesia yang sebesar 240-250 juta. Dalam kategori wulan tersebut (usia lebih dari 60 tahun), hampir 100 persen telah mengalami menopause dengan segala akibat serta dampak yang menyertainya (Achadiat, 2007). Data BPS (proyeksi penduduk 2008), 5.320.000 wanita Indonesia memasuki masa menopause setiap tahun. 68 persen mengalami gejala klimakterik, 62 persen menghiraukan gejala-gejala menopause, 15 persen peduli dengan terapi sulih hormon (TSH), 1 persen yang menggunakan TSH, 47 persen mengerti kaitan gejala awal menopause dengan peningkatan tekanan darah, 2 persen mengetahui TSH bisa mengurangi resiko tekanan darah. Begitu juga untuk Propinsi JawaTengah, jumlah wanita menopause meningkat setiap tahun. Menurut data sensus tahun 2007, tercatat
2
16.540.126 penduduk wanita Jawa Tengah, 50,26 persen dari total penduduk Indonesia yaitu 32.908.850 (Baziad, 2008). Dua peristiwa penting dalam kehidupan seorang wanita adalah hamil dan menopause yang terdapat persamaan. Semasa kehamilan dan menopause, beberapa masalah tertentu sangat berarti bagi kebanyakan wanita dan dapat membuat mereka merasa lebih cemas. Hal itu ketika terjadi interaksi perubahan hormonal yang mendasar dengan peristiwa emosional yang mengikuti perubahan sosial yang penting dalam peranan dan struktur keluarganya (Purwoastuti, 2008). Kecemasan atau anxiety merupakan salah satu bentuk emosi individu yang berkenaan dengan adanya rasa terancam oleh sesuatu, biasanya dengan objek ancaman yang tidak begitu jelas. Kecemasan dengan intensitas yang wajar dapat dianggap memiliki nilai positif sebagai motivasi, tetapi apabila intensitasnya sangat kuat dan bersifat negatif justru malah akan menimbulkan kerugian dan dapat mengganggu terhadap keadaan fisik dan psikis individu yang bersangkutan (Sudrajat, 2009). Menopause merupakan masa berakhirnya menstruasi atau haid, dan sering dianggap menjadi momok dalam kehidupan wanita. Sebagian besar wanita mulai mengalami gejala menopause pada usai sekitar 40 tahun sampai 50 tahun. Pada umumnya mengalami gejala kurang dari 5 tahun dan sekitar 25% lebih dari 5 tahun (Rostiana, 2009).
3
Kasdu (2002) menyebutkan bahwa 50-60% wanita di Indonesia dapat melewati masa menopause dengan tenang, hampir tanpa tanda-tanda gangguan fisik maupun emosional dan sekitar 40% atau lebih dapat mengalami keadaan yang menyedihkan baik fisik maupun emosional. Masalah menopause perlu diketahui secara jelas oleh setiap wanita. Wanita sebagai ibu adalah pemelihara ketenangan, kesehatan dan kerukunan keluarga, juga terkadang ikut mencari nafkah tambahan bagi keluarga. Maka perubahan-perubahan fisiologis ibu sebaiknya dikenal, diketahui dan dipahami dengan baik dan benar pula oleh semua anggota keluarga terutama suami (Purwoastuti, 2008). Dukungan suami merupakan faktor eksternal paling baik dalam membantu istri untuk melalui masa menopause tanpa kecemasan berlebih. Suami yang tidak menuntut istri untuk tampil dengan kesempurnaan fisik dan dapat meyakinkan baik dalam perkataan maupun tindakan, akan sangat membantu untuk meyakini bahwa tidak ada yang perlu dicemaskan ketika datang masa menopause (Lianawati, 2008). Kecemasan yang timbul dari seorang ibu dalam menghadapi menopause dibutuhkan motivasi dari seorang suami. tingkat kecemasan ibu dalam menghadapi menopause tergolong tinggi. Hal ini berarti bahwa dukungan suami merupakan salah satu faktor utama yang mempengaruhi tingkat kecemasan ibu dalam menghadapi menopause. Bagi ibu, dukungan suami terhadap ibu merupakan sikap yang harus dikembangkan, karena pada hakikatnya ibu selalu dibayang-bayangi oleh kebutuhan-
4
kebutuhan, terutama kebutuhan untuk tetap mendapatkan kasih sayang atau dicintai (Karyanti, 2002). Namun perlu diketahui bahwa suami yang tidak menuntut perempuan untuk tampil dengan kesempurnaan fisik dan meyakinkan pasangannya mengenai datangnya menopause baik dalam perkataan maupun tindakan, akan sangat membantu perempuan untuk meyakini bahwa tidak ada yang perlu dicemaskan ketika hal tersebut tiba (Lianawati, 2008). Penyesuaian diri paling sulit baik bagi para ibu yang telah menopause maupun bagi suami mereka adalah pada masalah perubahan fungsi seksual. Banyak ibu yang tertekan jiwanya dan mengalami masa genting dalam mencoba untuk menyesuaikan dengan perubahan pola hidup yang datang bersamaan dengan masa menopause. Dukungan, perhatian, serta kasih sayang dari suami sangat berarti bagi wanita yang telah menopause sehingga mereka dapat lebih mudah menyesuaikan diri terhadap perubahan fisik, emosi dan fungsi seksual (BKKBN, 2007). Dukungan moril dari suami dalam menghadapi berbagai masalah termasuk menghadapi menopause akan menumbuhkan ketenangan dan rasa nyaman bagi ibu. Perubahan fisiologis ibu saat menghadapi menopause harus dapat dikenal, diketahui, dan dipahami dengan baik dan benar oleh semua anggota keluarga terutama suami (Purwoastuti, 2008). Menurut Lianawati (208) bahwa dukungan suami memang penting dalam membantu perempuan menjalani masa menopause, namun faktor internal dari dalam
5
perempuan itu sendiri mutlak harus dimiliki. Karena seperti apapun suami memahami dan mendukung, akan sia-sia saja jika perempuan terus berkutat dengan pemikiranpemikiran negatif mengenai perubahan fisik dan seksual yang mereka alami. Bukan tidak mungkin jika suami pun akan bingung dan kesal karena kehabisan cara untuk menenangkan istri yang sedang cemas (Lianawati, 2008). Menurut penelitian Desi Prabandani (2009) tentang hubungan dukungan suami dengan tingkat kecemasan ibu menghadapi menopause di Perumahan Griya Cipta Laras Wonogiri diperoleh bahwa hasil analisis nilai rho sebesar -0,779 dan p = 0,000 dengan tingkat kemaknaan 95% atau alpha = 0,05. Artinya ada hubungan yang signifikan antara dukungan suami dengan tingkat kecemasan ibu menghadapi menopause. Hubungan tersebut negatif berarti semakin tinggi dukungan suami maka tingkat kecemasan ibu semakin rendah. Berdasarkan survei awal yang dilakukan oleh peneliti di Puskesmas Lhokbemgkuamg
Kecamatan
Tapaktuan
Kabupaten
Aceh
Selatan
terdapat
kecemasan diantar ibu mau menghadapi menopause. Dan berdasarkan wawancara yang dilakukan pada 5 orang ibu ditemukan 3 orang ibu mengalami kecemasan menghadapi menopause berupa ibu merasa kulitnya sudah berkerut sehingga merasa dirinya tidak cantik lagi dan hot flushes yang tiba-tiba membuat mereka merasa tidak nyaman. Sedangkan 2 orang ibu yang menganggap menopause tidak perlu dicemaskan karena ibu merasa menopause merupakan proses alami.
6
Kecemasan yang terjadi pada ibu menghadapi menopause di Puskesmas Lhokbemgkuamg Kecamatan Tapaktuan Kabupaten Aceh Selatan terkait dengan dukungan suami, suami yang kurang dukungan terhadap ibu mengakibatkan ibu mengalami cemas. Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti ingin mengetahui hubungan dukungan suami dengan tingkat kecemasan ibu menghadapi menopause di Puskesmas Lhokbemgkuamg Kecamatan Tapaktuan Kabupaten Aceh Selatan.
1.2. Rumusan Masalah Yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah adakah hubungan dukungan suami dengan tingkat kecemasan ibu menghadapi menopause di Puskesmas Lhokbemgkuamg Kecamatan Tapaktuan Kabupaten Aceh Selatan. 1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum Mengetahui hubungan antara dukungan suami dengan tingkat kecemasan ibu menghadapi menopause di Puskesmas Lhokbemgkuamg Kecamatan Tapaktuan Kabupaten Aceh Selatan. 1.3.2. Tujuan Khusus 1. Mengetahui dukungan suami terhadap ibu dalam menghadapi menopause di Puskesmas Lhokbemgkuamg Kecamatan Tapaktuan Kabupaten Aceh Selatan.
7
2. Mengetahui tingkat kecemasan ibu menghadapi menopause di Puskesmas Lhokbemgkuamg Kecamatan Tapaktuan Kabupaten Aceh Selatan. 3. Menganalisa hubungan dukungan suami dengan tingkat kecemasan ibu menghadapi menopause di Puskesmas Lhokbemgkuamg Kecamatan Tapaktuan Kabupaten Aceh Selatan.
1.4. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis a. Hasil penelitian ini diharapkan berguna untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang kecemasan ibu dalam menghadapi menopause. b. Hasil penelitian ini diharapkan sebagai masukan pada penulisan yang akan datang tentang hal-hal yang berkaitan dengan dukungan suami serta kecemasan ibu menghadapi menopause. 2. Manfaat Aplikatif a. Bagi Peneliti Hasil penelitian ini diharapkan berguna sebagai sarana untuk menerapkan ilmu terutama yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi wanita. b. Bagi masyarakat Khususnya pada pasangan suami istri sebagai masukan yang bermanfaat untuk peningkatan respon positif dalam menghadapi masa menopause.
8
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Dukungan 2.1.1. Pengertian Dukungan Menurut Sarafino (2004) dukungan adalah suatu bentuk kenyamanan, perhatian, penghargaan ataupun bantuan yang diterima individu dari orang yang berarti, baik secara perorangan maupun kelompok. 2.1.2. Bentuk Dukungan Menurut House (Smet, 1994) dukungan sosial memiliki empat jenis yang berbeda yang disesuaikan dengan situasi yang dibutuhkan. 1. Dukungan Emosional Mencakup ungkapan simpati, kepedulian dan perhatian terhadap orang yang membutuhkan sehingga dukungan tersebut tanpa memberikan rasa aman dan rasa mengasihi. 2. Dukungan Penghargaan Meliputi ungkapan hormat, dorongan untuk maju, serta membantu seseorang untuk melihat segi-segi positif yang ada dalam dirinya dengan keadaan orang lain, sehingga orang tersebut dapat merasakan penghargaan dirinya.
9
3. Dukungan Instrumental Meliputi bantuan secara langsung sesuai dengan yang dibutuhkan oleh seseorang misalnya memberikan penyediaan sarana atau memberikan pernyataan yang bersifat memotivasi. 4. Dukungan Informatif Mencakup pemberian nasihat secara langsung, saran-saran petunjuk dan umpan balik. 2.1.3. Bentuk Dukungan Suami pada Ibu dalam Menghadapi Menopause Peran suami dalam menghidupkan kasih sayang dan harga diri pada ibu dapat dicurahkan melalui sikap perhatian serta pemberian dukungan kepada ibu. Dukungan suami dapat diungkapkan dengan penghargaan terhadap ibu melalui rasa simpati, berminat terhadap ibu, bersikap toleran terhadap kelemahan-kelamahan ibu, menunjukan kehangatan dan rasa tenang atau suka tanpa syarat dan juga mencoba untuk membantu ibu dalam menghadapi suatu permasalahan. Bagi ibu, dukungan suami terhadap ibu merupakan sikap yang harus dikembangkan, karena pada hakikatnya ibu selalu dibayang-bayangi oleh kebutuhankebutuhan, terutama kebutuhan untuk tetap mendapatkan kasih saying atau dicintai (Karyanti, 2002). Berdasarkan Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (2007) partisipasi yang dapat dilakukan oleh suami dalam memahami dan memberikan ketenangan kepada istri menopause antara lain adalah: 1. Memahami bahwa suatu saat istri akan berhenti haid dan tidak bisa hamil lagi.
10
2. Ketika penampilan fisik istri akan menurun karena mengalami menopause, misalnya kulit menjadi lebih kasar dan berkerut, maka suami harus membantu istri agar tidak kehilangan kepercayaan dirinya. Suami harus meyakinkan isteri bahwa ia tetap menyayangi istrinya, sehingga istri merasa diterima. 3. Suami harus memberikan perhatian lebih pada kondisi kesehatan istri di saat istri mengalami ketidaknyamanan fisik, seperti rasa panas, tegang, pegal-pegal, jantung berdebar-debar dan lain sebagainya. 4. Mengajak istri untuk berolah raga dan memperbaiki pola makan karena berat badan istri akan bertambah pada saat mulai menopause. 5. Akibat dari menurunnya fungsi sel telur, mungkin akan terjadi penonjolan pada persendian terutama pada jari dan akan terasa sakit. Suami harus menenangkan istri bahwa hal tersebut merupakan hal yang lumrah terjadi ketika menopause. 6. Istri akan mudah tersinggung, marah-marah, kecewa dan sebagainya. Hal ini dapat menyebabkan timbulnya sikap yang tidak menyenangkan bagi suami dan anak-anaknya, untuk itu para suami harus bersikap sabar. Selain itu, pemahaman suami terhadap perubahan seksual yang muncul pada istrinya juga akan membantu perempuan menopause untuk tidak cemas. Perlu diketahui bahwa sesungguhnya gairah seksual perempuan tidak menurun ketika menopause karena memang bukan hormon estrogen yang berperan dalam hal ini, melainkan androgen. Jadi berkurangnya estrogen saat perempuan menopause tidak serta merta menjadikan perempuan kehilangan hasrat seksualnya (Lianawati, 2008)
11
2.2. Kecemasan 2.2.1. Definisi Kecemasan atau anxietas adalah suatu keadaan aprehensi atau keadaan khawatir yang mengeluhkan bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi (Nevid, 2005). Kecemasan adalah gangguan alam perasaan yang ditandai dengan ketakutan atau kekhawatiran yang mendalam dan berkelanjutan tidak mengalami gangguan dalam menilai realitas, kepribadian masih utuh atau tidak mengalami keretakan kepribadian, perilaku dapat terganggu tetapi masih dalam batas-batas normal (Hawari, 2002). 2.2.2. Gejala Klinik Cemas Keluhan-keluhan yang sering dikemukakan oleh orang yang mengalami gangguan kecemasan menurut Hawari (2002) antara lain: a.
Cemas, khawatir, firasat buruk takut akan pikirannya sendiri, mudah tersinggung
b.
Merasa tegang, tidak tenang, gelisah, mudah terkejut
c.
Takut sendirian, takut pada keramaian dan banyak orang
d.
Gangguan pola tidur, mimpi-mimpi yang menegangkan
e.
Gangguan konsentrasi dan daya ingat
f.
Keluhan-keluhan somatik, misalnya rasa sakit pada otot dan tulang, pendengaran berdenging atau tinitus, berdebar-debar, sesak napas, gangguan pencernaan, gangguan perkemihan, sakit kepala dan lain sebagainya.
12
2.2.3. Tingat Kecemasan Menurut Stuart and Sundeen (1998), tingkat kecemasan terdiri atas : a. Ansietas Ringan Berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari hari dan menyebabkan seseorang menjadi waspada dan meningkatkan lahan persepsinya. Ansietas dapat memotivasi belajar dan menghasilkan pertumbuhan dan kreatifitas. b. Ansietas sedang Memungkinkan seseorang untuk memusatkan pada hal yang penting dan mengesampingkan yang lain, sehingga seseorang mengalami perhatian yang selektif namun dapat melakukan sesuatu yang lebih terarah. c. Ansietas berat sangat mengurangi lahan persepsi seseorang. Seseorang cenderung memusatkan sesuatu yang terinci, spesifik dan tidak dapat berfikir tentang hal lain. d. Tingkat panik dari ansietas Berhubungan dengan terperangah, ketakutan dan teror. Karena mengalami kehilangan kendali, orang yang mengalami panik tidak mampu melakukan sesuatu walaupun dengan pengarahan.
2.3. Menopause 2.3.1. Pengertian Menopause adalah berhentinya menstruasi secara permanen (Varney, 2007). Diagnosis menopause dibuat setelah terdapat amenorea sekurang-kurangnya satu
13
tahun. Berhentinya haid dapat didahului oleh siklus haid yang lebih panjang dengan perdarahan yang berkurang (Wiknjosastro, 2005). Menopause juga diartikan sebagai fase terakhir, dimana perdarahan haid seorang wanita berhenti sama sekali. Fase ini terjadi secara berangsur-angsur yang semakin hari semakin jelas penurunan fungsi kelenjar indung telurnya atau ovarium (Yatim, 2001). 2.3.2. Fase-fase Menopause Klimakterium merupakan periode peralihan dari fase reproduktif menuju fase usia tua atau senium yang terjadi akibat menurunnya fungsi generatif maupun endokrinologik dari ovarium. Penurunan hormon estrogen menimbulkan berbagai keluhan pada seorang wanita (Baziad, 2003). Baziad membagi fase klimakterium menjadi 4 tahap: 1. Premenopause Fase premenopause adalah fase antara umur 40-50 tahun dan dimulainya fase klimakterium. Fase ini ditandai dengan siklus haid yang tidak teratur dengan perdarahan haid yang memanjang dan jumlah darah haid yang relatif banyak, kadang-kadang disertai dismenorea. Pada wanita tertentu timbul keluhan vasomotorik, keluhan-keluhan yang bersifat psikis dan gangguan neurovegetatif. 2. Perimenopause Perimenopause merupakan peralihan dari fase pre menopause dan pasca menopause.
14
3. Menopause Menopause adalah fase berhentinya haid secara permanen pada wanita setelah tidak aktifnya ovarium, sebagai akibat berkurangnya hormon estrogen. Seorang wanita dikatakan telah mengalami menopause jika telah berhenti haid selama 12 bulan, dijumpai kadar FSH atau Follikel Stimulazing Hormone darah lebih dari 40 mIU/ml dan kadar estrogen kurang dari 30 pg/ml. Menopause terjadi lebih kurang umur 50 tahun. Umumnya batas terendah terjadinya menopause adalah 44 tahun. Menopause yang timbul secara artificial karena operasi, radiasi atau penyakit tertentu biasanya menimbulkan keluhan yang lebih banyak dibandingkan dengan menopause alamiah 4. Pascamenopause Ovarium sudah tidak berfungsi sama sekali, kadar estrogen berada antara 20-30 pg/ml dan kadar hormon gonadotropin biasanya meningkat.
Gambar 1. Fase-fase Klimakterium
15
2.3.3. Gejala-gejala Menopause 1.
Muka merah atau Hot Flushes Wanita mengalami perasaan panas yang terpusat pada wajah, yang menyebar ke leher, dada dan mungkin ke seluruh tubuh. Muka merah berlangsung 1-3 menit dan sering disertai keringat. Muka merah mungkin mulai pada beberapa bulan sebelum menopause, tetapi lebih buruk setelah itu, dan mencapai insidens 1-2 tahun setelah menopause (Llewellyn, 2006).
2.
Gejala Vagina Biasanya keluhan yang muncul adalah vagina kering dan terasa ’terbakar’, tetapi beberapa wanita mengalami dispareunia yang berat yang dapat mempengaruhi hubungan dengan pasangannya (Llewellyn, 2006).
3.
Keluhan Susah Tidur atau Insomnia Keluhan yang muncul berupa kesulitan untuk mulai tidur, lama tidak bisa tidur lagi dan sering terbangun di waktu malam sehingga mengantuk di siang hari. Insomnia terjadi karena berkurangnya hormon estrogen dan progesteron di dalam tubuh (Mangoenprasodjo, 2004).
4.
Gejala Psikologis Keluhan psikologis yang merupakan tanda dan gejala dari menopause antara lain: ingatan menurun, kecemasan, mudah tersinggung, stress dan depresi (Kuntjoro, 2002).
16
5.
Komplikasi Komplikasi yang timbul saat mengalami menopause menurut Sukmono (2009), antara lain penyakit sebagai berikut: a. Keropos Tulang atau Osteoporosis b. Masalah Urogenital (Masalah Seksual, Ketidakmapuan mengendalikan buang air kencing, Infeksi saluran kemih) c. Penyakit Kardiovaskuler (Jantung, sistem pembuluh darah) d. Obesitas karena berubahnya cara tubuh menyimpan lemak e. Demensia atau kemunduran memory otak.
2.3.4. Kecemasan Ibu Menghadapi Menopause Kecemasan ibu menghadapi menopause merupakan reaksi negatif dari seorang ibu menjelang menopause yang berfikir bahwa menopause yang akan dihadapi dapat menyebabkan ibu merasa kehilangan kecantikan, takut menghadapi hidup tanpa kepuasan seksual dan merasa tidak dibutuhkan lagi oleh suaminya (Karyanti, 2002). Aspek-aspek kecemasan ibu menghadapi menopause menurut Aristianti (2000) terbagi atas: a. Aspek Fisik Mencakup perubahan apa saja yang terjadi secara fisik pada masa menopause seperti ; keringat yang berlebihan, hot flushes, pusing dan sakit kepala.
17
b. Aspek Psikis, Meliputi perubahan yang terjadi atau yang dialami pada masa menopause seperti merasa tidak berharga, tidak dibutuhkan, sehingga muncul kecemasan dan kekhawatiran. c. Aspek Sosial Meliputi apakah memasuki menopause akan menghambat aktivitas sosial. d. Aspek Seksual dalam perkawinan Mencakup bagaimana kualitas hubungan seksual suami istri yang dilakukan pada masa menopause. Kecemasan
ibu
menghadapi
menopause
menurut
Irmawati
(2003),
dipengaruhi oleh : a. Kepribadian Sikap positif dari ibu yang akan menghadapi menopause mampu mengalihkan perasaan yang tidak menyenangkan ke hal-hal positif pula dengan cara melakukan aktivitas yang berguna. b. Kepercayaan atau persepsi tentang menopause Sebagian ibu beranggapan menopause akan mengakhiri peran mereka sebagai istri bagi suami dan peran ibu bagi anak-anaknya. Hal itu akan membuat ibu merasa kesepian dan tidak dibutuhkan lagi.
18
c. Dukungan suami Suami yang tidak menuntut istri dalam penampilan fisik dan selalu mendampingi dalam segala situasi sangat membantu ibu untuk menghadapi masa menopause. d. Tingkat pendidikan Kurangnya pengertian dan pemahaman terhadap sesuatu hal dapat menimbulkan kecemasan. Pendidikan yang memadai akan memudahkan seseorang memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang menopause. Pemahaman yang baik tentang seluk beluk menopause akan menunjang kesiapan seorang wanita dalam menghadapi menopause. e. Status kerja Wanita yang bekerja pada umumnya mempunyai cara berfikir yang tidak sempit, merasa lebih aman dan mempunyai kepercayaan terhadap diri sendiri dan kemampuannya. 2.4. Kerangka Konsep
Dukungan Suami
Tingkat Kecemasan Ibu Menghadapi Menopause
19
2.5. Hipotesis Penelitian 1.
Ada hubungan dukungan suami dengan tingkat kecemasan ibu menghadapi menopause di Puskesmas Lhokbemgkuamg Kecamatan Tapaktuan Kabupaten Aceh Selatan.
20
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian survey yang bersifat analitik yaitu untuk mengetahui bagaimana hubungan antara dukungan suami dengan tingkat kecemasan ibu menghadapi menopause di Puskesmas Lhokbemgkuamg Kecamatan Tapaktuan Kabupaten Aceh Selatan. 3.2. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian 3.2.1. Lokasi penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di Puskesmas Lhokbemgkuamg Kecamatan Tapaktuan Kabupaten Aceh Selatan. 3.2.2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2015.
3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang menghadapi menopause di Puskesmas Lhokbemgkuamg Kecamatan Tapaktuan Kabupaten Aceh Selatan sebanyak jumlah 45 orang.
20
21
3.3.2. Sampel Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh populasi dijadikan menjadi sampel (total Sampling) yaitu sebesar 45 orang.
3.4. Metode Pengumpulan Data 3.4.1. Jenis Data a. Data Primer Pengumpulan data primer dilakukan dengan wawancara menggunakan kuesioner. b. Data Sekunder Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan mengambil data-data dari dokumen atau catatan yang diperoleh dari Puskesmas Lhokbemgkuamg Kecamatan Tapaktuan Kabupaten Aceh Selatan. 3.5. Definisi Operasional Tabel 3.1.
Definisi, Cara, Alat, Skala dan Hasil Ukur
Definisi Operasional
Cara dan Alat Ukur
Skala Ukur
Hasil Ukur
1. Dukungan suami adalah bentuk perhatian suami terhadap istri saat menghadapi menopause
Wawancara
Ordinal
2. Kecemasan adalah merupakan reaksi negatif dari seorang ibu menjelang menopause yang berfikir bahwa menopause yang akan dihadapi dapat menyebabkan ibu merasa kehilangan kecantikan, takut menghadapi hidup tanpa kepuasan seksual dan merasa tidak dibutuhkan lagi oleh suaminya
Wawancara
Ordinal
0. Ada dukungan 1. Tidak ada dukungan 0. Ringan 1. Sedang 2. Berat 3. Panik
22
3.6. Metode Pengolahan Setelah data penelitian terkumpul maka dilakukan proses pengolahan data meliputi tahap-tahap berikut ini : 1. Editing Editing dalam penelitian ini berupa kegiatan pengecekan data apakah sudah lengkap. 2. Coding Coding adalah
mengklasifikasikan data-data yang telah
dikumpulkan menurut
macamnya. 3. Data Entry Data rntry yaitu proses memasukkan data ke dalam kategori tertentu untuk dilakukan analisis data dengan menggunakan bantuan komputer. 4. Tabulating Tabulating adalah langkah memasukkan data-data hasil penelitian ke dalam tabel sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan (Riyanto, 2009).
3.7. Analisa Data 3.7.1.
Analisis Univariat Analisis data secara univariat dilakukan untuk mendapatkan gambaran
distribusi frekuensi responden. Analisa ini digunakan untuk memperoleh gambaran variabel independen (dukungan suami) dan variabel dependen yaitu tingkat kecemasan.
23
3.7.2. Analisis Bivariat Analisis bivariat dilakukan untuk menguji ada tidaknya hubungan antara dukungan suami dengan tingkat kecemasan ibu menghadapi menopause di Wilayah Puskesmas Lhokbemgkuamg Kecamatan Tapaktuan Kabupaten Aceh Selatan dengan menggunakan statistik uji chi-square kemudian hasilnya dinarasikan.
24
BAB 4 HASIL PENELITIAN
4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Wilayah kerja Puskesmas Lhokbemgkuamg berada di Kecamatan Tapaktuan Kabupaten Aceh Selatan. Wilayah kerja Puskesmas Lhokbemgkuamg ini merupakan salah satu kecamatan yang terletak di daerah dataran rendah. Secara geografis Wilayah kerja Puskesmas Lhokbemgkuamg mempunyai luas wilayah 10.115 km2. 4.2. Karakteristik Responden Karakteristik responden yang diteliti dalam penelitian ini meliputi: umur, pendidikan dan pendidikan. 4.2.1. Umur Responden Untuk melihat umur responden di Wilayah Puskesmas Lhokbemgkuamg Kecamatan Tapaktuan Kabupaten Aceh Selatan dapat dilihat pada Tabel 4.1 : Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Umur Responden di Wilayah Puskesmas Lhokbemgkuamg Kecamatan Tapaktuan Kabupaten Aceh Selatan No 1 2
Umur 40-50 tahun > 50 tahun Jumlah
f 13 22 35
% 37,1 62,9 100,0
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa umur responden lebih banyak dengan umur > 50 tahun sebanyak 22 orang (62,9%) dan lebih sedikit dengan umur 40-50 tahun sebanyak 13 orang (37,1%).
25
4.3. Analisis Univariat Analisis univariat yang diteliti dalam penelitian ini meliputi: dukungan suami dan tingkat kecemasan ibu menghadapi menopause. 4.3.1. Dukungan Suami Untuk melihat dukungan suami di Wilayah Puskesmas Lhokbemgkuamg Kecamatan Tapaktuan Kabupaten Aceh Selatan dapat dilihat pada Tabel 4.2 : Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Dukungan Suami di Wilayah Puskesmas Lhokbemgkuamg Kecamatan Tapaktuan Kabupaten Aceh Selatan No 1 2
Dukungan Suami Ada dukungan Tidak Ada Dukungan Jumlah
f 14 21 35
% 40,0 60,0 100,0
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa dukungan suami lebih banyak dengan tidak ada dukungan sebanyak 21 orang (60,0%) dan lebih sedikit dengan ada dukungan sebanyak 14 orang (40,0%). 4.3.2. Tingkat Kecemasan Ibu dalam Menghadapi Menopause Untuk melihat tingkat kecemasan ibu dalam menghadapi menopause di Wilayah Puskesmas Lhokbemgkuamg Kecamatan Tapaktuan Kabupaten Aceh Selatan dapat dilihat pada Tabel 4.3 :
26
Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan Ibu dalam Menghadapi Menopause di Wilayah Puskesmas Lhokbemgkuamg Kecamatan Tapaktuan Kabupaten Aceh Selatan No 1 2 3
Kecemasan Ibu dalam Menghadapi Menopause Ringan Sedang Berat Jumlah
f 4 16 15 35
% 11,4 45,7 42,9 100,0
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa tingkat kecemasan ibu dalam menghadapi menopause lebih banyak dengan tingkat kecemasan sedang sebanyak 16 orang (45,7%), tingkat kecemasan berat sebanyak 15 orang (42,9%) dan lebih sedikit dengan tingkat kecemasan ringan sebanyak 4 orang (11,4%).
4.4. Analisis Bivariat Analisis bivariat digunakan untuk mengidentifikasi hubungan antara dukungan suami dengan tingkat kecemasan ibu menghadapi menopause di Wilayah Puskesmas Lhokbemgkuamg Kecamatan Tapaktuan Kabupaten Aceh Selatan. 4.4.1. Hubungan Dukungan Suami dengan Tingkat Kecemasan Ibu Menghadapi Menopause di Wilayah Puskesmas Lhokbemgkuamg Kecamatan Tapaktuan Kabupaten Aceh Selatan Untuk melihat hubungan antara dukungan suami dengan tingkat kecemasan ibu menghadapi menopause di Wilayah Puskesmas Lhokbemgkuamg Kecamatan Tapaktuan Kabupaten Aceh Selatan dapat dilihat pada Tabel 4.4:
27
Tabel 4.4. Hubungan Antara Dukungan Suami dengan Tingkat Kecemasan Ibu Menghadapi Menopause di Wilayah Puskesmas Lhokbemgkuamg Kecamatan Tapaktuan Kabupaten Aceh Selatan No 1 2
Dukungan Suami Ada Tidak ada
Ringan n % 4 28,6 0 0
Kecemasan Sedang Berat n % n % 7 50,0 3 21,4 9 42,9 12 57,1
Total N % 14 100,0 21 100,0
Nilai p 0,013
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa dari 14 orang dengan ada dukungan suami terdapat kecemasan ringan sebanyak 4 orang (26,8%), kecemasan sedang sebanyak 7 orang (50,0%) dan kecemasan berat sebanyak 3 orang (21,4%). Sedangkan dari 21 orang dengan tidak ada dukungan suami terdapat kecemasan sedang sebanyak 9 orang (42,9%) dan kecemasan berat sebanyak 12 orang (57,1%). Hasil uji statistik chi square menunjukkan bahwa diperoleh nilai p=0,013 < 0,05 maka dapat disimpulkan ada hubungan antara dukungan suami dengan tingkat kecemasan ibu menghadapi menopause di Wilayah Puskesmas Lhokbemgkuamg Kecamatan Tapaktuan Kabupaten Aceh Selatan (ada hubungan yang signifikan antara dukungan suami dengan kecemasan ibu).
28
BAB 5 PEMBAHASAN
5.1. Dukungan Suami Hasil penelitian tentang variabel dukungan suami ditemukan tidak tidak ada dukungan suami terhadap ibu dalam mengahadapi menopause sebesar 60,0%. Hal ini menunjukkan bahwa suami di Wilayah Puskesmas Lhokbemgkuamg Kecamatan Tapaktuan Kabupaten Aceh Selatan, sangat tinggi tidak memberikan dukungan kepada istri dalam mengahadapi menopause. Keadan ini perlu mendapat perhatian pada suami agar suami memberikan dukungan kepada ibu dalam mengahadapi menopause sehingga istri merasa lebih nyaman. Pada penelitian ini suami yang memberikan dukungan kepada istri sebesar 40,0%, suami yang memberikan dukungan disebabkan suami perhatian atas keadaan istri yang sedang menghadapi menopause. Dukungan suami pada istri berupa suami memberi penghiburan saat istri mengalami kesedihan, memperdulikan keadaan istri, mau mendengarkan usulan yang disampaikan istri, sering mengajak saya untuk pergi berlibur di akhir pekan, memberikan saran yang terbaik untuk kesehatan istri, suami selalu membantu bila istri mempunyai masalah, suami menerima istri apa adanya, suami selalu menghargai istri walau ada perunbahan tubuh istri, suami selalu merawat istri dan sebagainya. Menurut Desi Prabandani (2009) diperoleh bahwa ibu merasa suaminya memberikan dukungan yang tinggi dalam menghadapi menopause yaitu sebesar 28
29
responden (90,32%) dan terdapat 1 responden dengan dukungan suami sedang (3,23%) serta 2 responden dengan dukungan suami rendah (6,45%). Menurut Lianawati (2008) bahwa dukungan suami merupakan faktor eksternal paling baik dalam membantu istri untuk melalui masa menopause tanpa kecemasan berlebih. Suami yang tidak menuntut istri untuk tampil dengan kesempurnaan fisik dan dapat meyakinkan baik dalam perkataan maupun tindakan, akan sangat membantu untuk meyakini bahwa tidak ada yang perlu dicemaskan ketika datang masa menopause. Menurut peneliti bahwa dukungan suami pada istri yang mengalami menopause perlu ditingkatkan sehingga setiap istri yang sedang mengalami menopause memperoleh dukungan dari suami. Dukungan suami kepada istri yang sedang mengalami memopasue berupa suami memberi penghiburan saat istri mengalami kesedihan, memperdulikan keadaan istri, mau mendengarkan usulan yang disampaikan istri, sering mengajak saya untuk pergi berlibur di akhir pekan, memberikan saran yang terbaik untuk kesehatan istri, suami selalu membantu bila istri mempunyai masalah, suami menerima istri apa adanya, suami selalu menghargai istri walau ada perunbahan tubuh istri, suami selalu merawat istri dan sebagainya.
5.2. Kecemasan dalam Menghadapi Menopase Hasil penelitian tentang variabel tingkat kecemasan ditemukan ibu mengalami kecemasan berat dalam menghadapi menopause sebesar 42,9%. Hal ini menunjukkan bahwa kecemasan yang dialami ibu di Wilayah Puskesmas Lhokbemgkuamg
30
Kecamatan Tapaktuan Kabupaten Aceh Selatan sangat memprihatinkan dimana istri mengalami kecemasan besar mencapai 42,9% dan kecemasana ringan hanya mencapai 11,4%. Keadan ini perlu mendapat perhatian agar ibu tidak perlu cemas dalam mengahadapi menopause. Pada penelitian ini ibu yang mengalami kecemasan berat terlalu memperhatkan dan memikirkan efek dari menopause yang sedang dialami. Seharusnya ibu yang mengalami menopause tidak perlu merasakan kecemasan karena perubahan dari bentuk dan fungsi tubuh. Karena menopause adalah proses yang alami yang harus dilalui oleh setiap ibu. Tingkat kecemasan menghadapi menopause biasanya di tandai dengan kebingungan, kekhawatiran pada sesuatu yang akan terjadi, dengan penyebab yang tidak jelas. Menopause adalah suatu fase dari kehidupan wanita yang ditandai dengan berhentinya mensturasi, berhentinya reproduksi sel telur, hilangnya kemampuannya untuk melahirkan anak dan membawa peubahan dan kemunduran secara fisik maupun psikis. Pada umumnya sebagian besar wanita menopause mengalami gejolak panas, susah tidur, gelisah, lekas marah, pelupa, nyeri tulang belakang. Menurut penelitian Jenny (2007) bahwa hasil yang dilakukan terhadap 20 responden ditemukan bahwa 60% (12 responden) mengalami tingkat kecemasan sedang dan tingkat kecemasan berat sebanyak 8 responden (40%), hasil dari penelitian ini tingkat kecemasannya yaitu sedang. Ini diharapkan kepada ibu-ibu untuk dapat mempersiapkan diri dalam memasuki masa menopause dengan cara
31
mengenal gejala menopause secara dini serta peningkatan pendidikan kesehatan, agar ibu dapat mengetahui tentang menopause. Menurut peneliti bahwa kecemasan yang terjadi pada ibu yang mengalami menopause sangat menjadi perhatian. Dimana ibu banyak mengalami kecemasan berat, keadaan ini menunjukkan bahwa ibu terlalu memperhatkan dan memikirkan efek dari menopause yang sedang dialami. Seharusnya ibu yang mengalami menopause tidak perlu merasakan kecemasan karena perubahan dari bentuk dan fungsi tubuh. Tingkat kecemasan menghadapi menopause biasanya di tandai dengan kebingungan, kekhawatiran pada sesuatu yang akan terjadi, dengan penyebab yang tidak jelas dan pada umumnya sebagian besar wanita menopause mengalami gejolak panas, susah tidur, gelisah, lekas marah, pelupa dan nyeri tulang belakang.
5.3. Hubungan Antara Dukungan Suami dengan Tingkat Kecemasan Ibu Menghadapi Menopause di Wilayah Puskesmas Lhokbemgkuamg Kecamatan Tapaktuan Kabupaten Aceh Selatan Hasil penelitian tentang variabel dukungan suami ditemukan dengan ada dukungan suami mengalami kecemasan berat hanya sebesar 21,4% dan kecemasan ringan sebesar 28,6%. Uji statistik chi square menunjukkan variabel dukungan suami nilai p < 0,05 artinya ada hubungan dukungan suami dengan tingkat kecemasan ibu menghadapi menopause di Wilayah Puskesmas Lhokbemgkuamg Kecamatan Tapaktuan Kabupaten Aceh Selatan. Mengacu pada hasil uji tersebut dapat dijelaskan semakin tinggi dukungan suami akan menurunkan tingkat kecemasan ibu dalam menghadapi menopause, menenangkan istri yang sedang cemas (Lianawati, 2008).
32
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Desi Prabandani (2009) tentang hubungan dukungan suami dengan tingkat kecemasan ibu menghadapi menopause di Perumahan Griya Cipta Laras Wonogiri diperoleh bahwa hasil analisis nilai rho sebesar -0,779 dan p = 0,000 dengan tingkat kemaknaan 95% atau alpha = 0,05. Artinya ada hubungan yang signifikan antara dukungan suami dengan tingkat kecemasan ibu menghadapi menopause. Hubungan tersebut negatif berarti semakin tinggi dukungan suami maka tingkat kecemasan ibu semakin rendah. Penelitian lain yang serupa adalah penelitian Desi Prabandani (2009) diperoleh bahwa ada hubungan yang signifikan antara dukungan suami dengan tingkat kecemasan ibu menghadapi menopause. Hubungan tersebut negatif berarti semakin tinggi dukungan suami maka tingkat kecemasan ibu semakin rendah. Dukungan suami memang penting dalam membantu perempuan menjalani masa menopause, namun faktor internal dari dalam perempuan itu sendiri mutlak harus dimiliki. Karena seperti apapun suami memahami dan mendukung, akan sia-sia saja jika perempuan terus berkutat dengan pemikiran-pemikiran negatif mengenai perubahan fisik dan seksual yang mereka alami. Bukan tidak mungkin jika suami pun akan bingung dan kesal karena kehabisan cara untuk menenangkan istri yang sedang cemas (Lianawati, 2008). Suami yang tidak menuntut perempuan untuk tampil dengan kesempurnaan fisik dan meyakinkan pasangannya mengenai datangnya menopause baik dalam perkataan maupun tindakan, akan sangat membantu perempuan untuk meyakini
33
bahwa tidak ada yang perlu dicemaskan ketika hal tersebut tiba. Penyesuaian diri paling sulit baik bagi para ibu yang telah menopause maupun bagi suami mereka adalah pada masalah perubahan fungsi seksual. Banyak ibu yang tertekan jiwanya dan mengalami masa genting dalam mencoba untuk menyesuaikan dengan perubahan pola hidup yang datang bersamaan dengan masa menopause. Dukungan, perhatian, serta kasih sayang dari suami sangat berarti bagi wanita yang telah menopause sehingga mereka dapat lebih mudah menyesuaikan diri terhadap perubahan fisik, emosi dan fungsi seksual. Menurut asumsi penelitian dukungan suami merupakan salah satu faktor utama yang mempengaruhi tingkat kecemasan ibu dalam menghadapi menopause. Bagi ibu, dukungan suami terhadap ibu merupakan sikap yang harus dikembangkan, karena pada hakikatnya ibu selalu dibayang-bayangi oleh kebutuhan-kebutuhan, terutama kebutuhan untuk tetap mendapatkan kasih sayang atau dicintai.
34
BAB 6 PEMBAHASAN
6.1. Kesimpulan 1. Dukungan suami pada ibu menghadapi menopause di Wilayah Puskesmas Lhokbemgkuamg Kecamatan Tapaktuan Kabupaten Aceh Selatan lebih banyak dengan tidak ada dukungan sebesar 60,0%. 2. Tingkat kecemasan ibu dalam menghadapi menopause di Wilayah Puskesmas Lhokbemgkuamg Kecamatan Tapaktuan Kabupaten Aceh Selatan dengan tingkat kecemasan berat sebesar 42,9%. 3. Ada hubungan antara dukungan suami dengan tingkat kecemasan ibu menghadapi menopause di Wilayah Puskesmas Lhokbemgkuamg Kecamatan Tapaktuan Kabupaten Aceh Selatan.
6.2. Saran 1. Bagi ibu perlu peningkatan asupan gizi untuk dapat mempertahankan kondisi fisik dan psikologis tetap sehat sehingga dapat mengantisipasi kecemasan dalam menghadapi saat menopause. 2. Bagi suami, keluarga, dan masyarakat perlu peningkatan dukungan terhadap istri dan pengetahuan mengenai hal-hal yang berhubungan dengan ibu menopause dengan cara mengikuti penyuluhan-penyuluhan atau media informasi lain.
35
DAFTAR PUSTAKA
Aimee, et al., 2010. Association of Intrauterine and Early-Life Exposures with Diagnosis of Uterine Leiomyomata by 35 Years of Age in the Sister Study. Environmental Health Perspectives. Volume 118. No. 3. Pages 375-380. Jenny Sinaga, 2012, Tingkat Kecemasan Ibu dalam Menghadapi Menopause di Desa Baru Kecamatan Pancur Batu. Medan Benson, Ralph. 2008. Buku Saku Obstetri dan Ginekologi Edisi 6. Jakarta : Penerbit EGC. Copaescu, C., 2007. Laparoscopic Hysterectomy. Chirurgia (Bucur). Volume 102, No. 2, March-April 2007. Romanian. Hadibroto., R.Budi., 2005. Mioma Uteri. Majalah Kedokteran Nusantara, Volume 38, No. 3, September 2005. Medan. Hart D.M, Norman J, 2001. Gynecology Illustrated.5th Edition. UK: Churchill Livingstone
36
KUESIONER
HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN TINGKAT KECEMASAN IBU MENGHADAPI MENOPAUSE DI WILAYAH PUSKESMAS LHOKBEMGKUAMG KECAMATAN TAPAKTUAN KABUPATEN ACEH SELATAN A. Indentitas Responden 1. Nama
: ………………
2. Umur
: ………………
II. DUKUNGAN SUAMI PADA IBU DALAM MENGHADAPI MENOPAUSE Berilah tanda check ( √ ) pada kolom jawaban yang tersedia dengan memperhatikan kriteria di bawah ini : “Ya” = Bila pernyataan sesuai dengan perasaan anda “Tidak” = Bila pernyataan tidak sesuai dengan perasaan anda NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
PERNYATAAN Disaat saya mengalami kesedihan, suami saya memberi penghiburan Suami saya kurang pedulikan saya Saya merasa suami saya mau mendengarkan usulan yang saya sampaikan Suami saya sering mengajak saya untuk pergi berlibur di akhir pekan Suami saya sering memberikan saran yang terbaik untuk kesehatan saya Bila saya mempunyai masalah, suami selalu membantu mengatasinya Saya merasa aman bila suami bersama saya Saya merasa suami saya menghiraukan keluhan-keluhan saya Suami saya mau menerima saya apa adanya Dengan perubahan tubuh saya, saya merasa suami tetap menghargai saya Bila saya lelah suami mau membantu untuk menyelesaikan
YA
TIDAK
37
12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
tugas-tugas saya Saat saya sakit suami selalu mau merawat saya Suami saya sering memberikan saya saran-saran dalam memecahkan masalah Suami saya memberikan solusinya untuk mengatasi keluhan-keluhan saya Suami akan memberikan pujian pada hasil pekerjaan saya Saya merasa suami saya mencintai dan mengasihi saya Saya merasa apa yang saya kerjakan dihargai oleh suami saya Suami saya menganjurkan saya untuk banyak membaca buku untuk menambah pengetahuan saya Saya merasa suami saya memberi saya bimbingan dalam mengasuh anak-anak Suami saya memberikan kritikan yang menbangun saya Kesehatan saya diperdulikan oleh suami saya Suami pedulikan pekerjaan yang saya lakukan Menurut saya, suami saya sangat mengasihi saya Saya merasa aman bersama suami saya Suami saya mau merawat saya bila saya sakit
38
III TINGKAT KECEMASAN IBU MENGHADAPI MENOPAUSE Berilah tanda check ( √ ) pada kolom jawaban yang tersedia dengan memperhatikan kriteria di bawah ini : “Ya” = Bila pernyataan sesuai dengan perasaan anda “Tidak” = Bila pernyataan tidak sesuai dengan perasaan anda NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
PERNYATAAN Saya merasakan banyak keringat berlebih walaupun tidak beraktivitas Rasa panas pada wajah saya akhir-akhir ini berpengaruh banyak pada penampilan saya Saya sering mudah kelelahan belakangan ini Saya sering terganggu oleh rasa pusing Saat saya berhubungan seksual dengan suami saya merasakan sakit pada vagina Saya merasa kerutan pada kulit cukup mengganggu penampilan saya Saya tidak dapat tidur dengan nyenyak Di usia saya sekarang, saya tidak dapat mengingat sesuatu dengan baik Saya kurang percaya diri belakangan ini Belakangan ini saya tidak dapat meredam amarah saya Saya mengalami kesukaran untuk memusatkan perhatian terhadap suatu pekerjaan Jika sudah berhenti haid saya merasa peran saya sebagai istri dan ibu akan hilang Saya seringkali dalam keadaan tegang Saya merasa tidak rileks saat menghadapi menopause Akhir-akhir ini saya tidak merasakan kenikmatan saat berhubungan intim bersama suami Saya tidak dapat merasakan kepuasan seksual bersama suami saya Saya khawatir vagina saya yang terasa kering belakangan ini mengganggu hubungan intim saya bersama suami Menopause akan menghambat aktifitas sosial saya Jika sudah berhenti haid, produktivitas saya akan menurun Menopause akan menghambat pekerjaan saya
YA
TIDAK
39
MASTER DATA Dukungan Suami No Umur 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 DTOT DK 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 0 2 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 16 0 3 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 12 1 4 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 11 1 5 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 12 1 6 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 18 0 7 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 12 1 8 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 12 1 9 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 12 1 10 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 0 11 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 12 1 12 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 12 1 13 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 15 0 14 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 15 0 15 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 12 1 16 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 11 1 17 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 11 1 18 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 16 0 19 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 12 1 20 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 11 1 21 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 15 0 22 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 12 1 23 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 14 0
40
24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1
1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1
0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1
1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1
1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1
1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1
1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1
0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1
1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1
0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1
1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1
0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0
0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1
1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1
1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0
0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1
1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1
1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0
0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1
0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1
0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1
0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1
0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0
0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0
0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1
0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1
11 16 12 12 17 15 12 12 12 15 11 20
1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0
41
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0
2 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0
3 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0
4 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0
5 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1
6 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1
7 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0
8 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0
9 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0
Tingkat Kecemasan 10 11 12 13 14 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1
15 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0
16 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0
17 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0
18 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0
19 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0
20 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0
KTOT KK 7 1 7 1 13 2 12 2 10 1 15 2 8 1 15 2 10 1 4 0 10 1 11 2 10 1 9 1 8 1 7 1 13 2 5 0 12 2 12 2 13 2 15 2 9 1 11 2 4 0
42
26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
0 1 1 1 0 0 0 0 1 1
1 0 0 1 0 0 0 1 0 1
1 1 0 0 1 0 1 1 0 1
1 0 0 0 1 1 0 0 1 1
0 1 0 1 0 0 0 1 1 0
0 1 0 1 0 1 1 0 1 0
1 0 1 0 0 1 0 1 1 1
1 1 0 1 1 0 1 0 0 0
0 1 1 1 0 0 0 0 1 1
1 0 0 1 0 0 0 1 0 0
1 1 0 0 1 0 1 1 0 0
1 0 0 0 1 1 0 0 1 1
0 1 0 1 0 0 0 1 1 0
0 1 0 1 0 1 1 0 1 0
1 0 1 0 0 1 0 1 1 0
1 1 0 1 1 0 1 0 0 1
0 1 1 1 0 0 0 0 1 0
1 0 0 1 0 0 0 1 0 0
1 1 0 0 1 0 1 1 0 0
1 0 0 0 1 1 0 0 1 0
13 12 5 12 8 7 7 10 12 8
2 2 0 2 1 1 1 1 2 1
43
Frequencies d1
Valid
0 1 Total
Frequency 14 21 35
Percent 40.0 60.0 100.0
Valid Percent 40.0 60.0 100.0
Cumulative Percent 40.0 100.0
d2
Valid
0 1 Total
Frequency 15 20 35
Percent 42.9 57.1 100.0
Valid Percent 42.9 57.1 100.0
Cumulative Percent 42.9 100.0
d3
Valid
0 1 Total
Frequency 13 22 35
Percent 37.1 62.9 100.0
Valid Percent 37.1 62.9 100.0
Cumulative Percent 37.1 100.0
d4
Valid
0 1 Total
Frequency 15 20 35
Percent 42.9 57.1 100.0
Valid Percent 42.9 57.1 100.0
Cumulative Percent 42.9 100.0
d5
Valid
0 1
Frequency 11 24
Percent 31.4 68.6
Valid Percent 31.4 68.6
Cumulative Percent 31.4 100.0
44
d5
Valid
0 1 Total
Frequency 11 24 35
Percent 31.4 68.6 100.0
Valid Percent 31.4 68.6 100.0
Cumulative Percent 31.4 100.0
d6
Valid
0 1 Total
Frequency 17 18 35
Percent 48.6 51.4 100.0
Valid Percent 48.6 51.4 100.0
Cumulative Percent 48.6 100.0
d7
Valid
0 1 Total
Frequency 13 22 35
Percent 37.1 62.9 100.0
Valid Percent 37.1 62.9 100.0
Cumulative Percent 37.1 100.0
d8
Valid
0 1 Total
Frequency 15 20 35
Percent 42.9 57.1 100.0
Valid Percent 42.9 57.1 100.0
Cumulative Percent 42.9 100.0
d9
Valid
0 1 Total
Frequency 14 21 35
Percent 40.0 60.0 100.0
Valid Percent 40.0 60.0 100.0
Cumulative Percent 40.0 100.0
45
d10
Valid
0 1 Total
Frequency 14 21 35
Percent 40.0 60.0 100.0
Valid Percent 40.0 60.0 100.0
Cumulative Percent 40.0 100.0
d11
Valid
0 1 Total
Frequency 14 21 35
Percent 40.0 60.0 100.0
Valid Percent 40.0 60.0 100.0
Cumulative Percent 40.0 100.0
d12
Valid
0 1 Total
Frequency 14 21 35
Percent 40.0 60.0 100.0
Valid Percent 40.0 60.0 100.0
Cumulative Percent 40.0 100.0
d13
Valid
0 1 Total
Frequency 15 20 35
Percent 42.9 57.1 100.0
Valid Percent 42.9 57.1 100.0
Cumulative Percent 42.9 100.0
d14
Valid
0 1 Total
Frequency 18 17 35
Percent 51.4 48.6 100.0
Valid Percent 51.4 48.6 100.0
Cumulative Percent 51.4 100.0
46
d15
Valid
0 1 Total
Frequency 16 19 35
Percent 45.7 54.3 100.0
Valid Percent 45.7 54.3 100.0
Cumulative Percent 45.7 100.0
d16
Valid
0 1 Total
Frequency 16 19 35
Percent 45.7 54.3 100.0
Valid Percent 45.7 54.3 100.0
Cumulative Percent 45.7 100.0
d17
Valid
0 1 Total
Frequency 15 20 35
Percent 42.9 57.1 100.0
Valid Percent 42.9 57.1 100.0
Cumulative Percent 42.9 100.0
d18
Valid
0 1 Total
Frequency 21 14 35
Percent 60.0 40.0 100.0
Valid Percent 60.0 40.0 100.0
Cumulative Percent 60.0 100.0
d19
Valid
0 1
Frequency 18 17
Percent 51.4 48.6
Valid Percent 51.4 48.6
Cumulative Percent 51.4 100.0
47
d19
Valid
0 1 Total
Frequency 18 17 35
Percent 51.4 48.6 100.0
Valid Percent 51.4 48.6 100.0
Cumulative Percent 51.4 100.0
d20
Valid
0 1 Total
Frequency 20 15 35
Percent 57.1 42.9 100.0
Valid Percent 57.1 42.9 100.0
Cumulative Percent 57.1 100.0
d21
Valid
0 1 Total
Frequency 17 18 35
Percent 48.6 51.4 100.0
Valid Percent 48.6 51.4 100.0
Cumulative Percent 48.6 100.0
d22
Valid
0 1 Total
Frequency 23 12 35
Percent 65.7 34.3 100.0
Valid Percent 65.7 34.3 100.0
Cumulative Percent 65.7 100.0
d23
Valid
0 1 Total
Frequency 18 17 35
Percent 51.4 48.6 100.0
Valid Percent 51.4 48.6 100.0
Cumulative Percent 51.4 100.0
48
d24
Valid
0 1 Total
Frequency 19 16 35
Percent 54.3 45.7 100.0
Valid Percent 54.3 45.7 100.0
Cumulative Percent 54.3 100.0
d25
Valid
0 1 Total
Frequency 15 20 35
Percent 42.9 57.1 100.0
Valid Percent 42.9 57.1 100.0
Cumulative Percent 42.9 100.0
Dukungan Suami
Valid Ada Dukungan Tidak Ada Dukungan Total
Frequency Percent 14 40.0 21 60.0 35
100.0
Valid Percent 40.0 60.0
Cumulative Percent 40.0 100.0
100.0
k1
Valid
0 1 Total
Frequency 19 16 35
Percent 54.3 45.7 100.0
Valid Percent 54.3 45.7 100.0
Cumulative Percent 54.3 100.0
k2
Valid
0
Frequency 16
Percent 45.7
Valid Percent 45.7
Cumulative Percent 45.7
49
1 Total
19 35
54.3 100.0
54.3 100.0
100.0
k3
Valid
0 1 Total
Frequency 17 18 35
Percent 48.6 51.4 100.0
Valid Percent 48.6 51.4 100.0
Cumulative Percent 48.6 100.0
k4
Valid
0 1 Total
Frequency 20 15 35
Percent 57.1 42.9 100.0
Valid Percent 57.1 42.9 100.0
Cumulative Percent 57.1 100.0
k5
Valid
0 1 Total
Frequency 18 17 35
Percent 51.4 48.6 100.0
Valid Percent 51.4 48.6 100.0
Cumulative Percent 51.4 100.0
k6
Valid
0 1 Total
Frequency 17 18 35
Percent 48.6 51.4 100.0
Valid Percent 48.6 51.4 100.0
Cumulative Percent 48.6 100.0
k7 Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
50
Valid
0 1 Total
16 19 35
45.7 54.3 100.0
45.7 54.3 100.0
45.7 100.0
k8
Valid
0 1 Total
Frequency 16 19 35
Percent 45.7 54.3 100.0
Valid Percent 45.7 54.3 100.0
Cumulative Percent 45.7 100.0
k9
Valid
0 1 Total
Frequency 19 16 35
Percent 54.3 45.7 100.0
Valid Percent 54.3 45.7 100.0
Cumulative Percent 54.3 100.0
k10
Valid
0 1 Total
Frequency 17 18 35
Percent 48.6 51.4 100.0
Valid Percent 48.6 51.4 100.0
Cumulative Percent 48.6 100.0
k11
Valid
0 1 Total
Frequency 18 17 35
Percent 51.4 48.6 100.0
k12
Valid Percent 51.4 48.6 100.0
Cumulative Percent 51.4 100.0
51
Valid
0 1 Total
Frequency 20 15 35
Percent 57.1 42.9 100.0
Valid Percent 57.1 42.9 100.0
Cumulative Percent 57.1 100.0
k13
Valid
0 1 Total
Frequency 18 17 35
Percent 51.4 48.6 100.0
Valid Percent 51.4 48.6 100.0
Cumulative Percent 51.4 100.0
k14
Valid
0 1 Total
Frequency 17 18 35
Percent 48.6 51.4 100.0
Valid Percent 48.6 51.4 100.0
Cumulative Percent 48.6 100.0
k15
Valid
0 1 Total
Frequency 17 18 35
Percent 48.6 51.4 100.0
Valid Percent 48.6 51.4 100.0
Cumulative Percent 48.6 100.0
k16
Valid
0 1 Total
Frequency 15 20 35
Percent 42.9 57.1 100.0
Valid Percent 42.9 57.1 100.0
Cumulative Percent 42.9 100.0
52
k17
Valid
0 1 Total
Frequency 20 15 35
Percent 57.1 42.9 100.0
Valid Percent 57.1 42.9 100.0
Cumulative Percent 57.1 100.0
k18
Valid
0 1 Total
Frequency 17 18 35
Percent 48.6 51.4 100.0
Valid Percent 48.6 51.4 100.0
Cumulative Percent 48.6 100.0
k19
Valid
0 1 Total
Frequency 18 17 35
Percent 51.4 48.6 100.0
Valid Percent 51.4 48.6 100.0
Cumulative Percent 51.4 100.0
k20
Valid
0 1 Total
Frequency 21 14 35
Percent 60.0 40.0 100.0
Valid Percent 60.0 40.0 100.0
Cumulative Percent 60.0 100.0
Kecemasan
Valid
Ringan Sedang Berat
Frequency 4 16 15
Percent 11.4 45.7 42.9
Valid Percent 11.4 45.7 42.9
Cumulative Percent 11.4 57.1 100.0
53
Kecemasan
Valid
Ringan Sedang Berat Total
Frequency 4 16 15 35
Percent 11.4 45.7 42.9 100.0
Valid Percent 11.4 45.7 42.9 100.0
Cumulative Percent 11.4 57.1 100.0
Crosstabs
Dukungan Suami
Total
Dukungan Suami * Kecemasan Crosstabulation Kecemasan Ringa Sedan n g Berat Total Ada Dukungan Count 4 7 3 14 Expected Count 1.6 6.4 6.0 14.0 % within 28.6% 50.0% 21.4% 100.0 Dukungan Suami % Tidak Ada Count 0 9 12 21 Dukungan Expected Count 2.4 9.6 9.0 21.0 % within .0% 42.9% 57.1% 100.0 Dukungan Suami % Count 4 16 15 35 Expected Count 4.0 16.0 15.0 35.0 % within 11.4% 45.7% 42.9% 100.0 Dukungan Suami %
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square
Value 8.594a
df 2
Asymp. Sig. (2sided) .014
54
Likelihood Ratio 10.169 2 .006 Linear-by-Linear Association 7.594 1 .006 N of Valid Cases 35 a. 2 cells (33.3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.60.