BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penggunaan obat tradisional telah lama digunakan diseluruh dunia dan menurut World Health Organization (WHO), sekitar 65% dari penduduk negara maju dan 80% dari penduduk negara berkembang telah menggunakan obat herbal sebagai obat tradisional. Dukungan WHO terhadap konsep back to nature dibuktikan dengan adanya rekomendasi untuk menggunakan obat tradisional termasuk herbal dalam pemeliharaan kesehatan masyarakat dan pencegahan penyakit, terutama untuk penyakit infeksi yaitu sistem imun yang kurang baik, penyakit degenerative dan kanker (Sukandar, 2011). Alergi adalah suatu keadaan hipersensitivitas yang diinduksi oleh pajanan suatu antigen tertentu yang menimbulkan reaksi imunologi yang berbahaya pada pajanan berikutnya. World Allergy Organization (WAO) menunjukkan prevalensi alergi terus meningkatkan dengan angka 30 - 40% populasi dunia. Di Indonesia sendiri, walaupun belum ada angka pastinya, namun beberapa peneliti memperkirakan bahwa peningkatan kasus alergi di Indonesia mencapai 30% pertahunnya. Anak usia sekolah lebih 40% mempunyai 1 gejala alergi, 20% mempunyai asma, 6 juta mempunyai dermatitis (alergi kulit). Penderita hay fever lebih dari 9 juta orang (Anindya, 2013). Tubuh kita mempunyai suatu sistem khusus untuk melawan bermacammacam agen yang infeksius dan toksis. Sistem ini terdiri atas leukosit darah (sel darah putih) dan sel-sel jaringan yang berasal dari leukosit. Leukosit merupakan unit yang aktif dari sistem pertahanan tubuh yang terdiri dari neutrofil, eusinofil, 1 Universitas Sumatera Utara
basofil, monosit dan limfosit (Guyton, 2008). Leukosit sebagian dibentuk disumsum tulang untuk granulosit (neutrofil, eusinofil dan basofil) dan monosit serta sedikit limfosit, sebagian lagi dijaringan limfe untuk agranulosit (limfosit dan sel-sel plasma). Granulosit dan monosit melindungi tubuh terhadap organisme penyerang terutama dengan cara memakannya yaitu melalui fagositosis. Fungsi utama limfosit dan sel plasma terutama berhubungan dengan sistem imun yaitu produksi antibodi (Guyton, 2008). Sel neutrofil berperan dalam pertahanan awal imunitas nonspesifik terhadap infeksi bakteri, sel eusinofil berperan dalam respon terhadap penyakit parasitik dan alergi, sel basofil berperan dalam respon peradangan dan alergi, sel limfosit berperan dalam membentuk antibodi yang bersirkulasi dalam darah atau dalam sistem kekebalan seluler (Baratawidjaja dan Iris, 2004). Bila suatu protein asing (antigen) masuk berulang kali kedalam aliran darah seseorang berbakat hipersensitif, maka limfosit B akan membentuk antibodi dari tipe IgE, IgE akan mengikat diri pada membran mast sel tanpa menimbulkan gejala. Apabila kemudian antigen (alergen) yang sama atau yang mirip rumus bangunnya memasuki darah lagi, maka IgE akan mengenali dan mengikat diri padanya. Hasilnya adalah suatu reaksi alergi akibat pecahnya membran sel mast. Sejumlah zat perantara (mediator) dilepaskan yakni histamin bersama serotonin, bradikinin dan asam arachidonat yang kemudian diubah menjadi prostaglandin dan leukotrien. Zat–zat itu menarik makrofag dan neutrofil (leukosit tertentu) ketempat infeksi untuk memusnakan penyerbu (Tan dan Rahardja, 2007). Salah satu tumbuhan yang berkhasiat obat adalah tanaman mimba (Azadirachta indica A. Juss.), suku Meliaceae, secara empiris telah dikenal oleh masyarakat sebagai salah satu obat tradisional yang dapat mengatasi berbagai 2 Universitas Sumatera Utara
macam penyakit seperti: keputihan, jerawat, cacingan, bisul, malaria, infeksi jamur dan alergi (Kardiman, 1999). Berdasarkan penelitian terdahulu Rafidah (1999), menyatakan bahwa daun nimba mengandung metabolit sekunder yaitu flavonoid, steroid/triterpenoid, tanin, glikosida dan saponin. Kandungan kimianya yaitu Azadirachtin, epicatechin, catechin, meliantriol, dan salanin (Biswas, 2002). Berdasarkan penelitian terdahulu Setyani (2012), menyatakan bahwa daun nimba dapat menurunkan jumlah limfosit mencit yang telah diberi ovalbumin. Alergi terjadi melalui tahap-tahap aktivasi sel-sel imunokompeten, aktivasi sel-sel struktural, dan aktivasi sel-sel mast, eusinofil dan basofil, reaksi mediator dengan target organ dan tahap timbulnya gejala (Kapsenberg dan Kalinski, 2003). Berdasarkan uraian diatas, perlu dilakukan uji karaktersisasi simplisia dan uji efektivitas antialergi ekstrak etanol daun nimba (EEDN) terhadap mencit dan diinduksi dengan ovalbumin. Pemberian ekstrak etanol daun nimba (EEDN) sebagai antialergi pada mencit dapat meningkatkan sistem imun, apabila diberi ovalbumin jumlah total leukosit dan diferensial leukosit mencit tetap dalam keadaan normal, sehingga dapat dinyatakan bahwa ekstrak etanol daun nimba mempunyai efektivitas sebagai antialergi.
1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka perumusan masalah pada penelitian ini adalah: a. apakah simplisia daun nimba dapat ditentukan karakteristiknya? b. apakah ekstrak etanol daun nimba mempunyai efek sebagai antialergi pada mencit yang diinduksi dengan ovalbumin?
3 Universitas Sumatera Utara
1.3 Hipotesis Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka hipotesis pada penelitian ini adalah: a. karakteristik simplisia daun nimba dapat ditentukan dengan menggunakan prosedur karakterisasi simplisia pada Materia Medika Indonesia dan World Health Organization b. ekstrak etanol daun nimba mempunyai efek sebagai antialergi pada mencit yang diinduksi dengan ovalbumin.
1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan hipotesis diatas, maka tujuan pada penelitian ini adalah: a. untuk mengetahui karakteristik simplisia daun nimba. b. untuk mengetahui efek antialergi ekstrak daun nimba pada mencit yang diinduksi dengan ovalbumin.
1.5 Manfaat Penelitian Manfaat yang diperoleh dalam penelitian ini adalah pengembangan obat tradisional khususnya daun nimba sebagai antialergi dan untuk meningkatkan daya dan hasil guna dari daun nimba.
1.6 Kerangka Pikir Subjek dalam penelitian adalah mencit jantan. Untuk menginduksi terjadinya alergi diberikan ovalbumin 50%, terdapat 3 variabel bebas yaitu EEDN 0,25% dengan dosis 50 mg/kg bb, EEDN 0,5% dengan dosis 100 mg/kg bb dan EEDN 1% dengan dosis 200 mg/kg bb, blanko sebagai kontrol positif. Variabel 4 Universitas Sumatera Utara
terikat dalam penelitian adalah karakteristik simplisia daun nimba serta efek antialergi pada leukosit dan diferensial mencit jantan (Gambar 1.1).
Variable bebas
Daun nimba
Variabel terikat Karakteristik Simplisia daun nimba
Parameter ‐ Makroskopik ‐ Mikroskopik ‐ Penetapan Kadar air ‐ Kadar sari yang larut dalam air ‐ Kadar sari yang larut dalam etanol ‐ Kadar abu total ‐ Kadar abu yang tidak larut dalam asam
Ekstrak etanol daun nimba EEDN 0,25 % 50 mg/kg bb + ovalbumin EEDN 0,5 % 100 mg/kg bb + ovalbumin EEDN 1 % 200 mg/kg bb + ovalbumin
Leukosit dan diferensial leukosit
Blanko
Persen penurunan leukosit total dan diferensial leukosit: - limfosit - monosit - neutrofil - eusinofil - basofil
Ovalbumin
Gambar 1.1 Skema kerangka pikir penelitian
5 Universitas Sumatera Utara