Bab 1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Banyak cara yang dapat digunakan untuk berhubungan atau berkomunikasi dengan sesama kita, manusia. Bahasa merupakan salah satu sarana yang digunakan manusia untuk berkomunikasi dengan sesama. Menurut Sutedi (2003:2), bahasa digunakan sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan suatu ide, pikiran, hasrat dan keinginan seseorang. Tiap-tiap wilayah di dunia ini mempunyai jenis bahasa yang berbeda-beda. Tidak jarang walau berada dalam wilayah yang sama, ada beberapa jenis bahasa yang digunakan. Oleh karena hal itu, bahasa merupakan faktor terpenting dalam menentukan jati diri sebuah bangsa yang mewakilinya. Di Indonesia, terdapat beragam bahasa yang berbeda pada tiap suku dan pulaunya. Misalnya,dalam pulau Sumatera saja,karena ada beberapa suku yang berbeda yang mendiaminya,membuat pulau tersebut terdapat begitu banyak jenis bahasa yang digunakan. Dari fakta tersebut muncullah sebuah kesimpulan bahwa Indonesia adalah negeri yang kaya akan keragaman. Hal ini menunjukkan bahwa bahasa merupakan fondasi utama dalam masyarakat manusia. Begitu pula di negeri sakura, Jepang, bahasa merupakan ciri khas dari negara yang dewasa ini sangat maju dalam bidang teknologi tersebut. Seluruh dunia telah mengetahui bahwa negeri ini mempunyai bahasa yang khas dan juga mempunyai tiga jenis tulisan yang wajib dimengerti oleh para pengguna 1
bahasa tersebut. Tiga jenis tulisan yang kita kenal adalah; Hiragana, Katakana, dan Kanji. Sedangkan mengenai ragam bahasa, Jepang memiliki dua jenis bahasa bila dilihat dari jenis kelamin penuturnya. Yang pertama adalah joseigo (女性語) yang sering juga disebut onna kotoba ( ragam bahasa wanita ) dan
yang kedua yaitu danseigo(男性語) atau otoko kotoba ( ragam bahasa pria ) ( Sudjianto,1999). Perbedaan penggunaan bahasa ini biasa dikenal dengan istilah perbedaan bahasa gender. Menurut sebuah artikel, Gender, May 2008, gender seringkali disamakan dengan seks, yaitu jenis kelamin laki-laki atau perempuan, sehingga peran dan tanggung jawabnya juga dibedakan sesuai dengan jenis kelamin ini. Dalam artikel ini dijelaskan bahwa arti dari kata gender itu sendiri adalah pandangan masyarakat tentang perbedaan peran, fungsi dan tanggung jawab antara laki-laki dan perempuan yang merupakan hasil konstruksi sosial ( yaitu kebiasaan yang tumbuh dan disepakati dalam masyarakat ) dan dapat diubah sesuai dengan perkembangan zaman. Sementara seks, kata ini diartikan sebagai perbedaan organ biologis antara laki-laki dan perempuan, terutama pada bagian reproduksi. Dari perbedaan arti yang dijelaskan sebelumnya, dapat dipahami bahwa gender bukan kodrat atau ketentuan Tuhan, sehingga gender berkaitan dengan proses keyakinan bagaimana seharusnya laki-laki dan perempuan berperan dan bertindak sesuai dengan tata nilai, ketentuan sosial dan budaya masyarakatnya. Seks merupakan kodrat Tuhan sehingga tidak dapat ditukar 2
atau ditambah. Secara lebih jelas, artikel tersebut memberikan beberapa perbedaan mendasar antara seks dan gender. Tabel 1.1 Tabel Perbedaan Antara Seks dan Gender Jenis kelamin ( seks )
Gender
1. Tidak dapat diubah
Dapat berubah
2. Tidak dapat tertukarkan
Dapat dipertukarkan
3. Berlaku sepanjang zaman
Tergantung waktu
4. Berlaku dimana saja
Tergantung budaya setempat
5. Merupakan kodrat Tuhan
Bukan kodrat dari Tuhan
6. Ciptaan Tuhan
Buatan manusia
Melalui bagan di atas, dapat ditarik simpulan bahwa perbedaan penggunaan bahasa gender dipengaruhi budaya setempat. Oleh karena itu, pada tiap wilayah dan masyarakat yang berbeda, penggunaan bahasa genderpun berbeda. Sama halnya di Jepang, bahasa gender tidak begitu terlihat pada situasi-situasi resmi. Namun, pada percakapan sehari-hari yang tidak resmi akan sering terdengar perbedaan ragam bahasa gender ini. Tidak jarang ragam bahasa ini dipakai di dalam siaran-siaran radio atau televisi seperti dalam acara drama, film, atau 3
acara-acara lainnya. Pada media lain ragam bahasa gender ini dapat kita lihat pada majalah, novel, cerita pendek, komik, kegiatan surat-menyurat, dan sebagainya ( Sudjianto,2004:203). Pada umumnya, di Jepang, bahasa gender ini juga akan sangat terlihat jelas dalam percakapan di antara kaum muda. Seperti di Indonesia, kaum muda di Jepang lebih cenderung menggunakan bahasa ‘gaul’, yaitu bahasa yang terkenal atau populer di antara kaum muda. Dalam menggunakan bahasa ‘gaul’ inilah terkadang didapati adanya penyimpangan bahasa gender. Hal ini khususnya di dapati dilakukan oleh suatu golongan anak muda di Jepang yang biasa dikenal dengan gyaru atau kogyaru. Pada skripsi ini, penulis akan mengangkat tema penyimpangan bahasa gender yang akan dianalisis melalui komik ‘Gals!’ karya Mihona Fuji. Dalam komik ini digambarkan dengan jelas bagaimana kehidupan kaum muda di Jepang khususnya daerah Tokyo. Selain itu, komik ini juga menjabarkan bagaimana kehidupan kogyaru itu sendiri, lingkungan sekitarnya serta peran orangtua mereka dalam mendidik dan mempengaruhi tingkah laku mereka. Tokoh utama dalam komik ini, Ran Kotobuki adalah seorang kogyaru yang menyatakan dirinya sebagai ‘gal nomor satu’. Ia juga bertekad untu menjalani gaya hidup sebagai kogyaru selama masa hidupnya dan ia mendapatkan reputasi sebagai kogyaru yang paling direspek di Shibuya. Ran Kotobuki adalah seorang remaja wanita yang datang dari keluarga polisi. Dimulai dari kakek neneknya, kedua orangtuanya, kakak laki-lakinya hingga adik perempuannya mengikuti jejak garis keluarganya untuk menjadi seorang polisi. 4
Walaupun mempunyai mimpi yang berbeda dengan keluarganya, Ran Kotobuki mempunyai rasa keadilan dan semangat juang yang tinggi. Komik Gals ini tidak hanya menampilkan sudut pandang atau pendirian dari Ran Kotobuki saja, tetapi juga menampilkan kehidupan dari beberapa murid sekolah biasa dan juga kogyaru lainnya di Jepang. Oleh karena itu, karakteristik dari beberapa tokoh dalam komik ini akan terlihat beberapa penyimpangan bahasa yang dilakukan oleh kelompok kogyaru Jepang. Misalnya, sebagai remaja wanita kebanyakan dari mereka dengan leluasa menggunakan bahasa yang seharusnya digunakan oleh remaja pria. Selain itu, mereka juga terbiasa dengan hidup berfoya-foya, tidak peduli dan mempunyai slogan ‘menikmati hidup’. Hal inilah yang membuat banyak kritikan dan pandangan negatif bermunculan sehubungan dengan kelomok remaja Jepang ini. Dalam komik ini juga digambarkan bahwa perilaku menyimpang yang mereka lakukan disebabkan oleh pengaruh lingkungan maupun desakan atau tekanan yang mereka dapatkan dari orangtua mereka sendiri.
1.2 Rumusan Permasalahan Sehubungan dengan adanya penyimpangan bahasa yang dilakukan oleh kelompok remaja Jepang yang biasa disebut kogyaru, penulis akan menganalisa hal ini melalui karakter dari tokoh-tokoh remaja perempuan yang ada dalam komik ‘Gals!’ karya Mihona Fuji. 5
1.3 Ruang Lingkup Permasalahan Ruang lingkup permasalahan yang akan penulis teliti adalah penyimpangan bahasa laki-laki dan perempuan yang digunakan oleh kelompok remaja wanita dalam komik ‘Gals!’ jilid 1, 2, 3, 5 dan 7 karya Mihona Fuji.
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan yang akan dicapai oleh penulis adalah agar penulis dan pembaca mengetahui beberapa penyimpangan bahasa yang digunakan oleh mayoritas dari remaja Jepang khususnya oleh kelompok kogyaru. Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah dapat menambah wawasan serta pengetahuan budaya tentang fenomena kogyaru yang mewabah di antara kaum remaja Jepang khususnya. Manfaat lain adalah penulis dan pembaca dapat mengetahui adanya perbedaan bahasa gender di Jepang beserta jenis-jenisnya.
1.5 Metode Penelitian Metode yang penulis akan gunakan dalam mengumpulkan data adalah metode kepustakaan, melalui buku serta data yang diperoleh dari perpustakaan Bina Nusantara University, Japan Foundation, beberapa took buku, serta beberapa data dari internet dan jurnal-jurnal. Pengolahan data yang akan penulis lakukan adalah dengan menggunakan metode deskriptif-analistis, data
6
yang terkumpul akan dianalisis sesuai dengan informasi-informasi yang diperoleh penulis.
1.6 Sistematika Penulisan Bab 1 Pendahuluan, merupakan penjelasan tentang latar belakang, rumusan dan ruang lingkup permasalahan, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi serta sistematika penulisan skripsi ini. Bab 2 Landasan Teori, dalam bab ini akan ditulis dan diulas teori-teori yang digunakan untuk mendukung dan menganalisa topik skripsi yang terdapat pada bab tiga. Bab 3 Analisis Data, pada bab ini, penulis akan menguraikan analisis data dengan menggunakan teori-teori yang terdapat dalam bab dua. Bab 4 Simpulan dan Saran, bab ini berisikan simpulan yang didapatkan dari hasil analisi yang berdasarkan teori-teori yang dikemukakan dan juga saran-saran yang membangun. Bab 5 Ringkasan, bab ini adalah rumusan atau ringkasan dari seluruh permasalahan serta solusi atau jawaban yang telah diperoleh yang kemudian dituliskan kembali secara singkat, dalam bahasa Indonesia dan Bahasa Jepang.
7