Bab 1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Bahasa memungkinkan sesama manusia berkomunikasi satu sama lain begitu dalamnya, sehingga makhluk hidup selain manusia tidak mampu melakukan seperti yang dilakukan oleh manusia dalam hal ini. Sehingga itu adalah salah satu faktor yang membedakan manusia dengan makhluk hidup lainnya. Menurut Ahmadi (2009:88) bahasa ialah suatu alat untuk berkomunikasi antara satu pihak dengan pihak lain sehingga tercapainya suatu pengertian antara kedua pihak tersebut, manusia mendapatkan banyak pengertian dalam kehidupan sehari-hari, karena manusia belajar memahami perkataan-perkataan. Ada banyak bahasa yang dipakai. Hampir di setiap negara berbeda bahasanya, bahkan dalam satu negara pun bisa menggunakan berbagai macam bahasa. Budaya suatu daerah juga memegang peranan penting bagi perkembangan bahasa di daerah tersebut. Dalam lingkup sempit, atau bahasa nasional dalam lingkup yang lebih luas. Penerjemahan merupakan penghubung antar bangsa-bangsa di dunia yang berbeda bahasa dan budayanya. Menurut Hoed (1992:4) penerjemahan adalah suatu kegiatan mengalihkan amanat dari satu bahasa, yaitu bahasa sumber (disingkat BSu) ke dalam bahasa lain yaitu bahasa sasaran (disingkat BSa). Dengan demikian, dalam penerjemahan selalu terlibat dua bahasa. Bila suatu teks tertulis dalam BSu, akan disebut teks sumber (disingkat TSu), dan bila suatu teks tertulis dalam BSa, akan disebut teks sasaran (disingkat TSa). Menurut Finlay dalam Simatupang (2002:2) idealnya, hasil 1
terjemahan seharusnya memberikan rasa yang sama seperti naskah yang asli, yang bisa membuat para pembaca tidak menyadari bahwa dia sedang membaca suatu hasil dari penerjemahan. Dalam penerjemahan, pergeseran penerjemahan atau shift rank merupakan hal yang wajar terjadi sebagaimana Vinay and Darbelnet's dalam Newmark (1989:10) yang mencontohkan beberapa shift rank, yaitu: 1. Kata kerja dalam BSu menjadi kata benda dalam BSa 2. Kata hubung dalam BSu menjadi kata kerja tidak beraturan dalam BSa 3. Klausa dalam BSu menjadi sekumpulan kata benda dalam BSa 4. Sekumpulan kata kerja dalam BSu menjadi kata kerja dalam BSa 5. Sekumpulan kata benda dalam BSu menjadi kata benda dalam BSa 6. Kalimat rumit dalam BSu menjadi kalimat biasa dalam BSa Adapun yang ingin penulis analisis lebih lanjut adalah pergeseran penerjemahan yang terjadi dari kata kerja dalam bahasa Jepang (BSu) menjadi kata sifat dalam bahasa Indonesia (BSa) dengan menggunakan manga atau komik Jepang sebagai korpus data karena shift rank atau pergeseran juga berlaku dalam penerjemahan manga. Maki (2002: 1) menyatakan manga adalah kata bahasa Jepang untuk 'komik'. Pada awalnya kata ini mengacu pada semua jenis komik, baik yang berasal dari Jepang maupun dari luar Jepang. Namun seiring dengan perkembangan gaya kartun Jepang yang sangat khas dan semakin dikenal orang, maka lambat laun sebutan manga diidentifikasikan hanya dengan gambar komik bergaya khas Jepang. Banyak manga yang telah diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa di negara-negara di luar jepang termasuk Indonesia. Salah satunya manga Hikaru no Go karya Yumi Hotta yang 2
diterbitkan oleh PT Elex Media Komputindo menjadi Hikaru’s Go yang akan dibahas pada skripsi sebagai korpus data. Salah satu contoh pergeseran penerjemahan kata kerja dalam TSu yaitu bahasa Jepang yang diterjemahkan menjadi kata sifat dalam TSa yaitu bahasa Indonesia yang dapat ditemukan dalam manga Hikaru’s Go yaitu: TSu: “ハリきってなっ!。。”(Hotta, 2000: 143) “Harikittenaa!..” TSa: “Senang amat sih!” (Armanda, 2004:
141)
Dalam bahasa Jepang kata ‘harikitte「張り切る」’ yang merupakan kata kerja diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi 'senang'. Dalam terjemahannya ke dalam bahasa Indonesia, kata kerja dalam bahasa Jepang (BSu) diterjemahkan menjadi kata 'senang' merupakan kata sifat dalam bahasa Indonesia (BSa). Penerjemahan tersebut tidak salah, penerjemah hanya ingin mendapatkan terjemahan yang sesuai pagi para pembaca BSa, sehingga dipakai kata ‘senang’ untuk menggambarkan emosi seutuhnya dalam situasi ini. Pergeseran penerjemahan tersebut perlu agar tidak terlihat kaku, serta supaya para pembaca BSa mendapatkan kepuasan seperti yang didapatkan ketika pembaca BSu sedang membaca naskah aslinya. Dengan adanya pergeseran tersebut dalam penerjemahan, penulis tertarik dan ingin meneliti lebih lanjut. Dalam penelitian ini, penulis akan meneliti pergeseran penerjemahan kata kerja bahasa Jepang berdasarkan jenis kata kerja, yaitu doutaidoushi 「動態動詞」, jyoutaidoushi「状態動詞」, jidoushi「自動詞」, tadoushi「他動詞」, 3
ishidoushi「意志動詞」 dan muishidoushi「無意志動詞」menjadi kata sifat dalam bahasa Indonesia dengan menggunakan manga Hikaru no Go karya Yumi Hotta yang diterbitkan di Indonesia oleh PT Elex Media Komputindo menjadi Hikaru’s Go sebagai korpus data.
1.2 Rumusan Permasalahan Berdasarkan latar belakang yang diterangkan di atas, penulis ingin meneliti tentang pergeseran penerjemahan kata kerja bahasa Jepang menjadi kata sifat bahasa Indonesia dalam manga Hikaru no Go.
1.3 Ruang Lingkup Permasalahan Pada penulisan penelitian ini, penulis membatasi ruang lingkup penelitian dengan meneliti pergeseran kata kerja dalam bahasa Jepang menjadi kata sifat dalam bahasa Indonesia pada manga Hikaru no Go karya Yumi Hotta yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan judul Hikaru’s Go jilid 6-10.
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan dari penulisan skripsi ini ialah untuk mengetahui adanya pergeseran penerjemahan kata kerja bahasa Jepang menjadi kata sifat bahasa Indonesia dalam manga Hikaru No Go jilid 6-10. Sedangkan manfaat dari penelitian ini adalah pembaca dapat menambah wawasan dan pengetahuan mengenai penerjemahan manga dari bahasa Jepang menjadi bahasa Indonesia. 4
1.5 Metode Penelitian Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode kepustakaan yakni mengumpulkan data yang berupa buku-buku dari perpustakaan di kampus Kijang Universitas Bina Nusantara, perpustakaan Japan Foundation, toko buku Mankitsu, toko buku Gramedia, data-data dari internet, buku-buku yang berkaitan dengan teori untuk mendukung analisis data, selain itu menggunakan metode deskriptif kualitatif, yakni penulis akan membaca manga yang akan diteliti dalam dua bahasa, yaitu bahasa Jepang dan bahasa Indonesia, kemudian penulis akan mengidentifikasi penerjemahan, serta mengklasifikasikan kalimat-kalimat tersebut berdasarkan landasan teori penerjemah.
1.6 Sistematika Penulisan Dalam bab 1 Pendahuluan, menjelaskan mengenai latar belakang mengenai topik yang dipilih, ruang lingkup, batasan penulisan, tujuan dan manfaat penelitian yang berisi tentang alasan penulisan dan tujuan yang akan dicapai, serta metode penelitian yang berisi tentang cara penulis melakukan penelitian atas penulisan skripsi ini. Dalam bab 2 Landasan Teori, akan dipaparkan teori-teori dan beberapa pendapat yang digunakan oleh penulis untuk mendukung penelitian ini. Bab ini menjelaskan teori yang berhubungan dengan pergeseran penerjemahan kata kerja dalam bahasa Jepang menjadi kata sifat dalam bahasa Indonesia. Dalam bab 3 Analisis Data, berisi analisa-analisa penulis terhadap penerjemahan manga Hikaru no Go karya Yumi Hotta dalam bahasa Jepang yang telah diterbitkan dalam bahasa Indonesia oleh PT Elex Media Komputindo dengan judul Hikaru’s Go yang diterjemahkan oleh E.P Armanda. 5
Dalam bab 4 Simpulan, penulis akan memberikan simpulan berdasarkan hasil evaluasi dan dari hasil analisa masalah pada bab-bab sebelumnya. Dalam bab 5 Ringkasan, adalah rumusan dari seluruh permasalahan pada analisa yang telah dilakukan oleh penulis.
6