1
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah Perkembangan bisnis yang mulai memasuki era globalisasi mengakibatkan
persaingan perusahaan semakin tajam. Hal ini menuntut perusahaan untuk melakukan kegiatan dengan efektif dan efisien agar tetap memiliki daya saing dengan perusahaan lain. Sebagai contohnya perusahaan consumer goods yang semakin kompetitif dalam menghadapi persaingan. Perusahaan consumer goods merupakan produsen barang-barang konsumsi yang menjadi kebutuhan utama bagi konsumen. Perusahaan dituntut untuk dapat bersaing menghasilkan produkproduk yang berkualitas dengan biaya yang efisien. Tingkat kebutuhan yang cenderung stabil terhadap produk konsumsi dengan berbagai situasi global menunjukkan sifat defensive sektor konsumsi, terlebih lagi untuk sub sektor consumer goods di Indonesia dimana target pasarnya adalah manusia, sehingga Indonesia yang dihuni oleh lebih dari 250 juta penduduk tentunya mempunyai tingkat kebutuhan yang tinggi pula. Seiring perkembangannya, perusahaan consumer goods mengalami banyak hambatan. Salah satunya adalah masalah pendanan. Oleh karena itu, strategi pengelolan keuangan juga menjadi sorotan penting karena menyangkut kegiatan pendanaan untuk kegiatan operasional dan pengembangan usahanya. Untuk dapat
1
2
menjalankan usaha setiap perusahaan membutuhkan dana. Manajer diberi kepercayaan oleh para pemegang saham untuk mengelola dan menjalankan operasional usahanya. Ketika menjalankan usahanya, manajer perusahaan harus menentukan seberapa banyak modal yang diperlukan untuk membiayai bisnisnya, baik dana yang bersumber dari dalam perusahaan maupun dari luar perusahaan. Dana yang diterima oleh perusahaan digunakan untuk membeli aktiva tetap untuk memproduksi barang atau jasa, membeli bahan-bahan untuk kepentingan produksi dan penjualan, untuk piutang dagang, untuk mengadakan persediaan kas dan membeli surat berharga yang sering disebut efek atau sekuritas, baik untuk kepentingan transaksi maupun untuk menjaga likuiditas perusahaan (Riyanto, 2001:3). Fungsi pemenuhan dana atau fungsi pendanaan juga harus dilakukan secara efisien. Manajer keuangan harus mengusahakan agar perusahaan dapat memperoleh dana yang diperlukan dengan biaya yang minimal dan syarat-syarat yang paling menguntungkan. Manajer keuangan harus mempertimbangkan dengan cermat sifat dan biaya dari masing-masing sumber dana yang akan dipilih, karena masing-masing sumber dana yang akan dipilih, mempunyai konsekuensi finansial yang berbeda-beda (Riyanto, 2001:5). Pada prinsipnya pemenuhan kebutuhan dana suatu perusahaan dapat disediakan dari sumber internal perusahaan, yaitu sumber dana yang dibentuk atau dihasilkan sendiri di dalam perusahaan, misalnya dana yang berasal dari keuntungan yang tidak dibagikan atau keuntungan yang ditahan di dalam
3
perusahaan (retained earings). Selain bersumber dari internal perusahaan, dalam memenuhi kebutuhan dana suatu perusahaan dapat pula menyediakan dari sumber eksternal, yaitu sumber dana yang berasal dari tambahan penyertaan modal dari pemilik atau emisi saham baru, penjualan obligasi, maupun kredit dari bank. Apabila manajer keuangan perusahaan dalam memenuhi kebutuhan dananya mengutamakan pemenuhan dana dengan sumber dari dalam perusahaan akan sangat mengurangi ketergantungannya kepada pihak luar, tetapi akan timbul opportunity cost dari dana atau modal sendiri yang digunakan. Apabila kebutuhan dana sudah demikian meningkatnya karena pertumbuhan perusahaan, dan dana dari sumber internal sudah tidak mampu memenuhi lagi maka alternatif lain yang digunakan adalah mencari pemenuhan dana yang bersumber dari luar perusahaan, baik itu melalui utang (debt financing) maupun dengan mengeluarkan saham baru (external equity financing). Jika dalam pemenuhan kebutuhan dana dari sumber eksternal tersebut perusahaan lebih mengutamakan pada utang saja, maka ketergantungan pada pihak luar akan semakin besar dan risiko finansialnya juga semakin tinggi karena dapat menimbulkan biaya modal sebesar biaya bunga yang dibebankan oleh kreditur. Sebaliknya jika perusahaan hanya mendasarkan pada saham saja, biayanya akan sangat mahal. Keputusan pendanaan yang dilakukan secara tidak cermat akan menimbulkan biaya tetap dalam bentuk biaya modal yang tinggi, yang selanjutnya dapat berakibat pada rendahnya profitabilitas
4
perusahaan. Oleh karena itu, perlu diusahakan adanya keseimbangan yang optimal antara kedua sumber dana tersebut (Riyanto, 2001:293). Manajemen yang baik sebaiknya memperhatikan struktur modal dalam menentukan keputusan pendanaan perusahaan, baik buruknya struktur modal akan memberikan efek langsung terhadap posisi keuangan perusahaan. Struktur modal adalah pendanaan permanen yang terdiri dari utang jangka panjang, saham preferen, dan modal pemegang saham. Keputusan struktur modal yang diambil manajer tersebut tidak hanya berpengaruh terhadap keuntungan perusahaan, tetapi juga berpengaruh terhadap risiko keuangan yang dihadapi perusahaan. Risiko keuangan tersebut meliputi kemungkinan ketidakmampuan perusahaan untuk membayar kewajiban-kewajibannya dan dapat memungkinkan tidak tercapainya laba yang ditargetkan perusahaan. Perusahaan yang mempunyai struktur modal yang tidak baik adalah di mana perusahaan tersebut mempunyai utang yang sangat besar, maka akan memberikan beban yang sangat berat pada perusahaan yang bersangkutan. Struktur modal yang optimal adalah suatu kondisi di mana sebuah perusahaan dapat menggunakan kombinasi utang dan ekuitas secara ideal,
yaitu
menyeimbangkan nilai perusahaan dan biaya atas struktur modalnya. Dengan kata lain, struktur modal
yang optimal
yaitu
struktur modal
yang dapat
meminimumkan biaya modal rata-rata atau memaksimumkan nilai perusahaan (Riyanto, 2001:209).
5
Jadi, struktur modal itu sendiri adalah hasil dari keputusan pendanaan (financing decision) yang berkaitan dengan pemilihan pendanaan operasi perusahaan menggunakan ekuitas atau utang. Struktur modal memaksimumkan nilai perusahaan yang dicerminkan dari harga saham perusahaan apabila perusahaan tercatat di Bursa Efek Indonesia. Kebijakan struktur modal dipengaruhi baik dari luar perusahaan, seperti kondisi pasar modal, tingkat bunga, stabilitas politik, maupun faktor internal perusahaan. Faktor internal yang berpengaruh terhadap keputusan struktur modal perusahaan adalah stabilitas penjualan, struktur aktiva, leverage operasi, tingkat pertumbuhan, profitabilitas, pajak, pengendalian, sikap manajemen, sikap pemberi pinjaman dan agen pemberi peringkat, kondisi pasar, kondisi internal perusahaan, dan fleksibilitas keuangan (Brigham dan Houston, 2006:42). Berbagai teori mengenai struktur modal dapat menjelaskan perilaku pengambilan keptusan struktur modal oleh pihak manajemen perusahaan, seperti pecking order theory, agency theory, signaling theory, asymmetric theory, dan trade off theory. Penelitian-penelitian sebelumnya telah menunjukkan faktorfaktor berbeda yang mempengaruhi struktur modal perusahaan. Penelitian Wijaya dan Hadianto (2008) menjelaskan bahwa struktur aktiva dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap struktur modal, likuiditas berpengaruh negatif terhadap struktur modal, dan profitabilitas berpengaruh positif terhadap struktur modal. Sementara hasil penelitian Hadianto (2008)
6
menunjukkan bahwa struktur aktiva dan profitabilitas berpengaruh positif dan ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap struktur modal. Penelitian Wijaya dan Utama (2014) menghasilkan bahwa profitabilitas dan struktur aset berpengaruh terhadap struktur modal, sedangkan pertumbuhan penjualan tidak berpengaruh terhadap struktur modal. Kiswanto dan Pradana (2013) melakukan penelitian dengan hasil yang menunjukkan bahwa variabel risiko bisnis, struktur aset, dan pertumbuhan penjualan tidak berpengaruh terhadap struktur modal, sedangkan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap struktur modal. Temuan Hadianto dan Tanaya (2010) menghasilkan risiko sistematik, profitabilitas, dan jenis perusahaan berpengaruh positif terhadap struktur modal, sedangkan ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap struktur modal. Sementara Indrajaya et al. (2011) melakukan penelitian yang hasilnya menunjukkan bahwa struktur aktiva dan ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan, profitabilitas berpengaruh negatif dan signifikan, sedangkan tingkat pertumbuhan dan risiko bisnis tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. Penelitian Firnanti (2011) menghasilkan penelitian bahwa ukuran perusahaan dan risiko bisnis tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap struktur modal perusahaan. Sedangkan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan adalah profitabilitas, time interest earned, dan pertumbuhan perusahaan.
7
Penelitian ini dimaksudkan untuk melakukan pengujian kembali mengenai struktur modal. Alasan dilakukan penelitian ini dikarenakan pertama, struktur modal merupakan masalah penting dalam pembiayaan perusahaan. Kedua, penelitian ini dilakukan karena adanya hasil penelitian-penelitian sebelumnya yang masih menunjukkan hasil yang tidak konsisten atau masih berubah-ubah antara peneliti yang satu dengan peneliti yang lain, sehingga membuat hal ini menarik untuk diteliti kembali. Dari banyaknya variabel yang digunakan untuk mengukur faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal, penulis menggunakan empat variabel bebas yaitu struktur aktiva, risiko bisnis, pertumbuhan penjualan, dan profitabilitas. Objek penelitian dalam penelitian ini adalah perusahaan sektor industri barang konsumsi (consumer goods industry) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Berdasarkan hal tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dengan
judul
“Pengaruh
Struktur
Aktiva,
Risiko
Bisnis,
Pertumbuhan Penjulan, dan Profitabilitas Terhadap Struktur Modal”.
1.2
Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas masalah dalam penelitian ini
dapat dirumuskan sebagai berikut: 1.
Apakah struktur aktiva berpengaruh terhadap struktur modal pada consumer goods industry yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
2.
Apakah risiko bisnis berpengaruh terhadap struktur modal pada consumer goods industry yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ?
8
3.
Apakah pertumbuhan penjualan berpengaruh terhadap struktur modal pada consumer goods industry yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ?
4.
Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap struktur modal pada consumer goods industry yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ?
1.3
Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan
penelitian ini adalah: 1.
Untuk menguji pengaruh struktur aktiva terhadap struktur modal pada consumer goods industry yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2.
Untuk menguji pengaruh risiko bisnis terhadap struktur modal pada consumer goods industry yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
3.
Untuk menguji pengaruh pertumbuhan penjualan terhadap struktur modal pada consumer goods industry yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
4.
Untuk menguji pengaruh profitabilitas terhadap struktur modal pada consumer goods industry yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
1.4
Manfaat Penelitian
1.
Kontribusi Praktis a.
Bagi Perusahaan Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak manajemen perusahaan dalam menentukan besarnya sumber dana yang diperlukan (baik dari pinjaman ataupun ekuitas) dalam rangka membiayai aktivitas operasional perusahaan dan dapat juga digunakan sebagai acuan dalam memperhatikan tingkat utang perusahaan.
9
b.
Bagi Investor Sebagai bahan masukan bagi para investor untuk menilai kinerja perusahaan dalam pengelolaan sumber dana.
c.
Bagi Peneliti Diharapkan penelitian ini dapat digunakan sebagai sarana untuk melatih berpikir secara ilmiah dengan berdasar pada disiplin ilmu yang diperoleh dibangku kuliah dengan menjadikan penelitian ini sebagai referensi untuk mengadakan penelitian lebih lanjut.
2.
Kontribusi Teoretis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang bermanfaat khususnya bagi pengembangan ilmu pengetahuan sebagai sumber bacaan atau referensi yang dapat memberikan informasi teoretis dan empiris pada penulis selanjutnya yang akan melakukan penelitian sejenis dengan menambahkan faktor-faktor yang masih relevan.
1.5
Ruang Lingkup Penelitian Dalam pembahasan skripsi ini penulis membatasi masalah agar arah
pembahasan tidak mengalami kesimpangsiuran, tidak mengandung unsur kekaburan, serta terhindar dari pembahasan yang tidak terarah. Oleh karena itu pembahasan ini berkaitan dengan struktur aktiva, risiko bisnis, pertumbuhan penjualan, dan profitabilitas yang dihubungkan dengan struktur modal pada laporan keuangan consumer goods industry yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2012 sampai dengan 2015.