BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Penelitian Badan Usaha Milik Negara atau BUMN adalah badan usaha yang seluruh
atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan langsung yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan. Seperti yang diketahui bahwa BUMN merupakan salah satu pilar pokok perekonomian di Indonesia. BUMN merupakan salah satu pelaku ekonomi dengan misi dan peran yang dimilikinya saat ini dalam menghadapi tantangan kompetensi global. Dengan begitu BUMN memiliki tanggung jawab yang besar, terutama dalam pengelolaan perusahaan agar tetap sehat. Untuk mencegah penyimpangan-penyimpangan dan kecurangan dalam laporan hasil pemeriksaan, maka dibutuhkan sikap profesionalisme yang tinggi pada auditor internal. Audit internal merupakan aktivitas assurance dan konsultasi independen dan objektif, yang dirancang untuk memberikan nilai tambah dan meningkatkan kegiatan operasi organisasi. Audit internal membantu organisasi untuk mencapai tujuannya, melalui suatu pendekatan yang sistematis dan teratur untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas pengolahan risiko, pengendalian, dan proses governance (The IIA Research Foundation, 2011:12). Audit internal dilaksanakan oleh pihak internal dalam organisasi yang dikenal dengan auditor internal. 1
2
Dalam menghadapi tantangan kompetensi global, berbagai penilaian dan perspektif negatif sering ditunjukan terhadap fungsi audit internal. Auditee sering kali merasa bahwa keberadaan Divisi Internal Audit hanya akan mendatangkan cost yang lebih besar dibandingkan benefit yang akan diterima. Auditor internal dianggap masih jauh peranannya untuk dapat menjadi konsultan internal (yang merupakan ekspresi tertinggi dalam peran pengawas internal). Sering kali perubahan usulan dan rekomendasi dari audit internal masih dianggap menyulitkan dan merugikan bagi auditee, bahkan terkesan formalitas dan cenderung mengabaikan tingkat kesulitan atau kendala yang akan dihadapi auditee nantinya atas pelaksanaan saran dari bagian audit internal tersebut. Dengan demikian auditor internal diharapkan dapat memegang teguh prinsip integritas, objektivitas, kerahasiaan, dan kompetensi yang harus tercermin dalam perilakunya. Maka, dengan sikap seperti itu auditor internal diharapkan dapat memberikan masukan-masukan yang dapat meningkatkan kinerja perusahaan seperti Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP). Dalam hal ini apabila terjadi pengelolaan yang kurang tepat akan mengakibatkan kerugian yang besar pada perusahaan. Terdapat beberapa contoh perusahaan yang mengalami kerugian akibat pengelolaan yang kurang tepat, antara lain terjadi pada PT. Great Griver International Tbk (GRIV), menurut artikel finance detik yang ditulis oleh M. Budi Santosa dalam kasus GRIV tersebut telah menyangkut profesionalisme seorang auditor, dimana auditor internal telah menyajikan laporan audit internal yang tidak dilengkapi dengan bukti-bukti transaksi sehingga laporan audit internal tersebut tidak baik dan hal
3
tersebut dianggap tidak jelas karena telah melakukan tindakan kebohongan publik yang melanggar kode etik profesi, dimana dalam kasus ini PT. Great River International, Tbk tidak melaporkan kondisi kecurangan laporan keuangan secara jujur dan terbuka. Pada kasus lain yaitu PT Kereta Api Indonesia permasalahan yang dihadapi PT KAI dari artikel antaranews yang ditulis oleh Bambang kasus ini bermula dari perbedaan pandangan antara manajemen dan komisaris, khususnya ketua komite audit. Perbedaan pandangan tersebut diidentifikasi adanya masalah dalam laporan keuangan PT KAI, di mana audit internal tidak berperan aktif dalam proses audit, komite audit tidak ikut terlibat dalam proses audit. Manajemen (termasuk audit internal) tidak mengkomunikasikan laporan kepada komite audit sehingga ada ketidakyakinan manajemen dari laporan keuangan yang telah disusun. Sebagai orang yang memiliki tugas dan tanggung jawab dalam hal mengawasi jalannya kegiatan financial maupun kegiatan operasional suatu perusahaan, maka sudah sepantasnya apabila seseorang yang berada dalam jajaran departemen internal audit ini merupakan profesional yang benar-benar memiliki kemampuan sangat memadai. Paling tidak seorang auditor harus memiliki pemahaman yang cukup kuat baik mengenai ilmu accounting dan auditing (secara teknis) di samping kemampuan memahani segala aspek yang menyangkut bidang operasional perusahaan. Namun tak jarang dijumpai seorang auditor internal yang memiliki kemampuan teknis dan pengalaman kerja yang minim dibanding dengan persyaratan yang diperlukan dalam melakukan tugas auditnya. Salah satu upaya
4
untuk meningkatkan profesionalisme auditor internal adalah dengan dibentuknya Dewan Sertifikasi Audit Internal yang memberikan sertifikasi Qualified Internal Auditor (QIA). Beradasarkan uraian sebelumnya, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: “PENGARUH
PROFESIONALISME
DAN
KOMUNIKASI
AUDITOR INTERNAL TERHADAP KUALITAS LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN.”
1.2
Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas, maka masalah yang akan
dirumuskan dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana pengaruh profesionalisme auditor internal terhadap kualitas laporan hasil pemeriksaan. 2. Bagaimana pengaruh komunikasi auditor internal terhadap kualitas laporan hasil pemeriksaan. 3. Bagaimana pengaruh profesionalisme dan komunikasi auditor internal terhadap kualitas laporan hasil pemeriksaan.
1.3
Maksud dan Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah yang telah dibuat tersebut maka maksud
dan tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui pengaruh profesionalisme auditor internal terhadap kualitas laporan hasil pemeriksaan.
5
2. Untuk mengetahui pengaruh komunikasi auditor terhadap kualitas laporan hasil pemeriksaan. 3. Untuk mengetahui pengaruh profesionalisme dan komunikasi auditor internal terhadap kualitas laporan hasil pemeriksaan.
1.4
Kegunaan Penelitian Penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan kegunaan baik
secara langsung maupun tidak langsung bagi: 1. Penulis Penelitian ini akan menambah wawasan serta pengetahuan mengenai pengaruh profesionalisme dan komunikasi auditor internal terhadap kualitas Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) dalam mengetahui sejauh mana pengaruh tersebut pada BUMN yang diteliti. 2. Perusahaan Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tambahan yang mungkin dapat bermanfaat bagi perusahaan juga sebagai masukan dan sumbangan pemikiran bagi perusahaan dalam menjalankan proses bisnis dan proses pengawasan auditor internal. 3. Pihak lain Sebagai referensi bagi pihak yang akan melakukan penelitian lebih lanjut terutama yang menyangkut penelitian mengenai pengaruh profesionalisme dan komunikasi auditor internal terhadap kualitas laporan hasil pemeriksaan.
6
1.5
Lokasi dan Waktu Penelitian Untuk keperluan penyusunan skripsi ini, penulis mengadakan penelitian
pada: Tabel 1.1 Daftar Perusahaan Nama Perusahaan
Alamat Perusahaan
PT Pindad (Persero)
Jl. Gatot Subroto 512
PT LEN Industri (Persero)
Jl. Soekarno Hatta No. 442
PT Inti (Persero)
Jl. Mohamad Toha No. 77
PT Dirgantara Indonesia (Persero)
Jl. Pajajaran No. 154
Waktu pelaksanaan penelitian ini dilakukan dari bulan Mei sampai dengan Juni 2013.