BAB I PENDAHULUAN
1.1 Profil Perusahaan 1.1.1
Sejarah Perusahaan
PT Brantas Abipraya merupakan salah satu BUMN yang bergerak di bidang penyediaan jasa konstruksi yang selama ini berperan aktif di dalam pembangunan dalam mendukung pertumbuhan dan perkembangan di berbagai bidang. Pertama kali didirikan, PT Brantas Abipraya merupakan cabang dari Brantas River Basin Development Executing Office (BRBDEO), sebuah agen pengembangan sumber daya air daerah yang berdiri tahun 1961 untuk membangun pengairan sungai Brantas. Lingkup kerja dari BRBDEO meliputi semua aspek pembangunan pengairan sungai seperti perencanaan, perancangan, konstruksi, pengawasan, operasi dan perawatan. Semua pekerjaan tersebut dibawah pengawasan konsultan dari Jepang.
Pada tahun 1980 Pemerintah Indonesia memutuskan untuk memanfaatkan keahlian dan pengalaman proyek tersebut ke sektor swasta. Sebagian dari personil BRBDEO digunakan untuk mendukung engineer consultant yang telah berdiri, PT Indra Karya dan sebagian sisanya tetap bergabung dalam BRBDEO untuk meneruskan proyek pengairan Brantas. PT Brantas Abipraya adalah sebuah grup perusahaan yang mengintegrasikan kemampuan teknik, manajerial dan keahlian yang tidak hanya memahami tentang konstruksi tetapi juga perencanaan, perancangan, pengawasan dan quality control.
1
Pada awal mula berdirinya PT Brantas Abipraya lebih dikenal sebagai jasa konstruksi spesialisasi di bidang irigasi, tetapi dengan sumber daya yang ada baik dalam bidang teknikal maupun manajerial maka terus dibangun PT Brantas Abipraya menjadi jasa kontruksi yang professional di area irigasi, jalan dan jembatan,
perumahan
dan
pembangunan
infrastuktur
lainnya.
Upaya
meningkatkan kinerja yang senantiasa lebih baik telah membuahkan hasil, dengan diterimanya sertifikat ISO 9000 pada tahun 1998 sebagai pengakuan internasional atas kualitas produk perusahaan.
1.1.2
Visi, Misi dan Tujuan
Berdasarkan analisa internal, analisa eksternal, serta analisa potensi pasar kedepan, maka PT Brantas Abipraya menetapkan visi, misi dan moto sebagai berikut :
Visi : Sesuai dengan bidang usaha dan tujuan perusahaan, maka visi perusahaan yang hendak diwujudkan adalah “Menjadi Mitra yang Terpercaya di Bidang Jasa Konstruksi”
Misi : a. Menyediakan jasa pelaksanaan konstruksi yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat baik di pasar dalam negeri ataupun internasional. b. Meningkatkan kemampuan sumber daya guna meningkatkan nilai perusahaan. c. Memupuk keuntungan guna meningkatkan nilai perusahaan.
2
d. Meningkatkan profesionalisme dalam pengelolaan usaha berlandaskan prinsip-prinsip Good Corporate Governance. e. Meningkatkan daya saing melalui inovasi dan peningkatan efisiensi untuk dapat menyediakan produk barang dan jasa yang berkualitas dengan harga yang kompetitif serta pelayanan yang bermutu tinggi. f. Meningkatkan kontribusi dan kemanfaaatan bagi seluruh Stakeholder. g. Meningkatkan kepedulian terhadap keselamatan, kesehatan, keamanan dan lingkungan kerja serta turut aktif dalam pembinaan koperasi, usaha kecil dan menengah melalui Program Kemitraan.
Moto Perusahaan : Untuk mewujudkan visi dan misi tersebut di atas, Perusahaan memiliki moto “SEMANGAT MEMBERIKAN YANG TERBAIK”, yang merupakan aktualisasi budaya perusahaan.
1.1.3 Falsafah Kerja dan Budaya Perusahaan
Definisi budaya organisasi adalah suatu persepsi bersama yang dianut oleh anggota-anggota organisasi (Robbins, 1996). Persepsi bersama ini diharapkan dapat menciptakan nilai-nilai sebagai langkah awal dalam pembentukan budaya yang kemudian dianut oleh seluruh karyawan. Nilai-nilai tersebut akan membentuk suatu prinsip dasar dalam bentuk sikap yang merupakan garis besar haluan perusahaan untuk mencapai budaya yang diharapkan.
PT Brantas Abipraya menetapkan prinsip-prinsip dasar dalam falsafah kerja dan budaya perusahaan yang harus dimiliki oleh seluruh karyawan untuk menciptakan nilai-nilai yang kemudian akan membentuk budaya perusahaan. 3
Falsafah Kerja -
Brantas Abipraya sebagai pelaku bisnis harus mampu memberikan yang terbaik kepada stakeholder.
-
Brantas Abipraya
sebagai badan
usaha
dinamis,
harus
mampu
mengembangkan diri untuk mengikuti perubahan yang terus-menerus, demi tumbuh dan kembangnya usaha. -
Setiap insan di Perusahaan harus memiliki sikap jujur, kompeten bertanggung jawab dan kemauan yang keras untuk mengembangkan diri secara terus-menerus untuk kemajuan perusahaan dan kesejahteraan bersama.
-
Setiap insan di Perusahaan harus mampu bekerja berdasarkan prinsip kebersamaan, keterbukaan dan kerjasama tim yang baik.
Budaya Perusahaan Beriman dan Taqwa Berperilaku sesuai dengan kaidah-kaidah agama dengan menjalankan semua perintah agama, serta menjauhi larangan-larangan agama. Mengerti dan memahami bahwa bekerja dengan baik dan bertanggung jawab merupakan amal ibadah. Rasa Memiliki Menempatkan kepentingan Perusahaan di atas kepentingan pribadi. Menggunakan
sumberdaya/fasilitas
Perusahaan
secara
hemat
dan
bertanggung jawab. Memperlakukan Perusahaan sebagai satu-satunya tempat mencari nafkah.
4
Akuntabilitas Setiap tindakan harus dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan kriteria, standar, peraturan dan norma-norma yang berlaku di Perusahaan maupun yang berlaku umum. Niat Bekerja Sama Bersedia bekerja sama dengan dijiwai rasa ikhlas dan saling keterbukaan. Mampu bekerja sama dengan siapa saja. Transparansi Menyampaikan informasi atau laporan yang benar dengan tetap mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku. Setiap tindakan harus dilandasi sikap jujur kepada atasan, bawahan, rekan kerja maupun Perusahaan. Adil Memberi penghargaan kepada yang berprestasi dan sanksi bagi pelanggar aturan. Memberi penilaian yang objektif atas prestasi kerja bawahan. Memperlakukan hak dan kewajiban dengan seimbang. Semangat untuk Menang Memiliki rasa percaya diri atas kemampuan yang dimiliki. Tidak mudah menyerah dalam mengahadapi suatu kesulitan. Melahirkan inovasi-inovasi yang berguna untuk kelancaran tugas. Apik dan rapi Bekerja dengan sistem yang terencana dengan baik. Menjaga lingkungan kerja supaya bersih, sehat dan rapi. Menyimpan alat-alat kerja di tempatnya. Bertanggung jawab Melaksanakan semua pekerjaan dengan penuh rasa tanggung jawab dengan memperhatikan,
kebijakan,
prosedur
dan
instruksi
yang
diberikan
Perusahaan dan/atau atasan. 5
Integritas Mengabdikan seluruh tenaga, pikiran dan waktu kepada Perusahaan dengan penuh kejujuran. Memiliki komitmen tinggi terhadap stakeholder. Peka Tanggap terhadap perubahan lingkungan bisnis yang akan memberi pengaruh terhadap Perusahaan. Peduli terhadap masalah-masalah yang dihadapi Perusahaan pada umumnya, dan lingkungan kerjanya pada khususnya. Respek terhadap Biaya Berperilaku hemat, efisien dan menghargai waktu dalam segala tindakan. Ampuh dan Tangguh Ulet,
gigih
dan
pantang
menyerah
dalam
memperjuangkan
hak-
hak/membela kepentingan Perusahaan. Sanggup dan tahan bekerja keras dimanapun untuk mencapai keberhasilan. Tegar dalam menghadapi masalah di lingkungan kerjanya. Yakin Memiliki motivasi dan optimisme tinggi serta selalu berpikir positif untuk mencapai keberhasilan atas tugas yang dibebankan Perusahaan. Aktif sebagai Pelopor Selalu berusaha menemukan hal-hal baru yang positif, yang belum dimiliki oleh orang/Perusahaan lain. Memiliki kemauan keras untuk selalu meningkatkan kemampuan diri. Menjadi contoh untuk hal-hal yang baik di lingkungan kerjanya (kedisplinan waktu, kecepatan dan kecermatan hasil kerja dll)
6
1.2 Organisasi
Dalam menjalankan kegiatan usahanya, Kantor Pusat PT Brantas Abipraya memiliki 7 (tujuh) unit kerja yang menjalankan fungsi stafing terdiri dari dua unit kerja setingkat Biro yaitu Sekretaris Perusahaan dan Satuan Pengawasan Intern dan Manajemen Mutu serta lima buah Biro. Secara deskriptif, struktur organisasi PT Brantas Abipraya dapat dilihat sebagai berikut :
Gambar 1.1 Struktur Organisasi PT Brantas Abipraya Sumber : Company Profile PT Brantas Abipraya
7
Fungsi masing-masing Unit Kerja adalah sebagai berikut : a. Sekretaris Perusahaan Fungsi
Sekretaris
Perusahaan
adalah
menyelenggarakan
kegiatan
kesekretariatan dan kehumasan, khususnya dalam hubungannya dengan Pemegang Saham maupun pihak-pihak eksternal lainnya. b. Satuan Pengawasan Intern & Manajemen Mutu Fungsi
Satuan
Pengawasan
Intern
&
Manajemen
Mutu
adalah
menyelenggarakan kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian fungsi
pemeriksaan,
pengawasan
terhadap
proses
dan
kinerja
manajemen, untuk menjamin dipatuhinya sistem dan prosedur yang berlaku berdasarkan norma dan standar pemeriksaan yang ditetapkan Pemegang Saham maupun standar ISO 9001 : 2000, OHSAS 18001 : 1999, dan SMK3, serta melakukan analisa dan evaluasi yang berguna sebagai bahan pengambilan keputusan manajemen dalam rangka meningkatkan kinerja proses di Perusahaan. Satuan Pengawasan Intern & Manajemen Mutu bertanggungjawab kepada Direktur Utama. c. Biro Pengembangan Pasar Fungsi Biro Pengembangan Pasar adalah menyelenggarakan kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian bidang pemasaran dalam rangka menciptakan, mebina, memlihara dan mengembangkan hubungan yang harmonis dan saling menguntungkan dengan Pemberi Kerja maupun Calon Pemberi Kerja berdasarkan norma-norma bisnis yang berlaku, mengembangkan proses komunikasi untuk menggali potensi pasar
dan
mempromosikan
sumber
daya
Perusahaan
guna
pengembangan usaha. Biro Pengembangan Pasar bertanggungjawab kepada Direktur Pemasaran.
8
d. Biro Estimasi & Perencanaan Fungsi Biro Estimasi & Perencanaan adalah menyelenggarakan kegiatan penawaran harga proyek (tender) yang kompetitif melalui penerapan metoda kerja yang efektif dan efisien, serta menyusun perencanaan proyek secara efisien dan wajar sebagai acuan pelaksanaan Proyek. Biro Estimasi & Perencanaan bertanggungjawab kepada Direktur Pemasaran. e. Biro Pengendalian Operasi Fungsi Biro Pengendalian Operasi adalah menyelenggarakan kegiatan pengawasan
dan
pengendalian
teknis/operasional
serta
anggaran
terhadap pelaksanaan produksi yang dilaksanakan oleh Divisi Produksi dan Divisi Peralatan dengan tolak ukur Rencana Kerja Tahunan (RKT) Divisi produksi dan Divisi Peralatan. Biro Pengendalian Operasi bertanggungjawab kepada Direktur Operasi. f. Biro Keuangan & Akuntansi Fungsi Biro Keuangan & Akuntansi adalah menyelenggarakan kegiatan keuangan, akuntansi dan perpajakan di Perusahaan berdasarkan atas peraturan perundang-undangan yang berlaku umum guna mendukung seluruh
kegiatan
Perusahaan.
Biro
Keuangan
&
Akuntansi
bertanggungjawab kepada Direktur Keuangan & Administrasi. g. Biro Administrasi & SDM Fungsi Biro Adiministrasi & SDM adalah : 1. Menyelenggarakan kegiatan administrasi, perencanaan, pengelolaan dan pengembangan sumber daya manusia sebagai asset Perusahaan untuk
mendukung
mengembangkan
terselenggaranya
hubungan
industrial
kegiatan yang
usaha,
dapat
dan
menjamin
terpenuhinya hak-hak dan kewajiban pegawai sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku, serta merancang strategi dan 9
kebijakan yang dapat meningkatkan kualitas dan kompetensi sumber daya manusia. 2. Menyelenggarakan
kegiatan
manajemen
perkantoran
untuk
menciptakan suasana kerja yang menjamin seluruh unsur manajemen dapat melaksanakan fungsinya dengan baik, serta mengelola dan mengamankan kekayaan perusahaan yang berada di Kantor Pusat agar lebih berdayaguna untuk keperluan operasi Perusahaan. PT Brantas Abipraya memiliki tiga unit usaha yang menjalankan fungsi pemasaran dan fungsi produksi sebagai berikut : a. Wilayah Fungsi
wilayah
adalah
menyelenggarakan
kegiatan
perencanaan,
pelaksanaan dan pengendalian bidang pemasaran dalam rangka merintis, menciptakan, membina, memelihara dan mengembangkan hubungan yang harmonis dan saling menguntungkan dengan Pemberi Kerja maupun calon Pemberi Kerja, berdasarkan norma-norma bisnis yang berlaku, mengembangkan proses komunikasi untuk menggali potensi pasar dan mempromosikan sumber daya Perusahaan guna memenuhi target perolehan kontrak yang ditetapkan Perusahaan. Jumlah Wilayah : Wilayah I : berkedudukan di Medan dengan daerah operasi meliputi NAD, Sumatera Utara, dan Riau. Wilayah II : berkedudukan di Jakarta dengan daerah operasi meliputi DI Jakarta, Banten, Jawa Barat, lampung, Sumatera Selatan, Bangka Belitung dan Bengkulu. Wilayah III : berkedudukan di Surabaya dengan daerah operasi meliputi Jawa tengah, Jawa Timur, DI Yogya, Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat. 10
Wilayah IV : berkedudukan di Makassar dengan daerah operasi meliputi seluruh Pulau Sulawesi, Maluku dan Papua. Wilayah V : berkedudukan di Samarinda dengan daerah operasi meliputi seluruh Pulau Kalimantan. Dalam menjalankan fungsinya, apabila diperlukan Wilayah dibantu Cabang, jumlah Wilayah maupun Cabang tersebut bisa bertambah maupun berkurang sesuai dengan perkembangan pasar. Organisasi wilayah ini berada di bawah pembinaan Direktur Pemasaran. b. Divisi Produksi Fungsi Divisi Produksi adalah menyelenggarakan kegiatan perusahaan di bidang produksi/operasional proyek, mengendalikan waktu, mutu, dan biaya proyek untuk menghasilkan laba sesuai dengan target yang ditetapkan Perusahaan. Organisasi divisi Produksi ini berada di bawah pembinaan Direktur Operasi. c. Divisi Peralatan Fungsi divisi Peralatan adalah menyelenggarakan kegiatan pengelolaan dan pemberdayaan peralatan perusahaan secara profesional dalam mendukung kegiatan operasional proyek maupun untuk mencapai target yang ditetapkan Perusahaan. Organisasi Divisi Peralatan ini berada di bawah pembinaan Direktur Operasi.
1.3. Lingkup Bidang Usaha
PT Brantas Abipraya merupakan Perusahaan berstatus BUMN yang bergerak di bidang Jasa Konstruksi yang meliputi dam, tunnel, drilling & grouting, barrage, 11
bridge & highway, airport, harbour, river & irrigation improvement, building dan mechanical/electrical.
Walaupun
awalnya
bermula
hanya
dari
proyek
pembangunan sungai Brantas, namun dengan kompetensi yang dimiliki maka PT Brantas Abipraya saat ini telah memperluas bidang usahanya. Dengan tetap memfokuskan pada proyek irigasi serta jalan dan jembatan, PT Brantas Abipraya hadir dengan ketepatan produk, biaya, waktu, dan memberdayakan sumber daya manusia sesuai dengan proses bisnis Perusahaan serta peraturan-peraturan yang berlaku.
Berikut ini digambarkan pencapaian PT Brantas Abipraya selama kurun waktu 2001-2005 dalam nilai kontrak dan penjualan yang berhasil dilakukan.
Gambar 1.2 Hasil Penjualan PT Brantas Abipraya (tahun 2001-2005) Sumber : Company Profile PT Brantas Abipraya
1.3.1. Proses Bisnis
Untuk mencapai sasaran perusahaan PT Brantas Abipraya menetapkan proses bisnis dan keterkaitannya dengan fungsi organisasi. Direksi, Kepala Unit Usaha,
12
Kepala Unit Kerja, dan para Manajernya bertanggung jawab terhadap pengelolaan dan pengendalian setiap proses bisnis yang ada, serta melakukan pengukuran atas pencapaian kinerjanya, dan melakukan perbaikan/peningkatan kinerja secara berkelanjutan. Proses bisnis yang ada di perusahaan secara garis besar dapat digambarkan sebagai berikut. Proses bisnis kantor pusat meliputi : 1. Tanggung jawab manajemen 2. Manajemen sumber daya 3. Pemasaran 4. Operasi/Produksi 5. Pengukuran, analisis dan perbaikan/penyempurnaan Proses bisnis wilayah dan cabang meliputi : 1. Tanggung jawab manajemen wilayah/cabang 2. Manajemen sumber daya tingkat wilayah/cabang 3. Informasi pasar 4. Penetapan target 5. Proses kualifikasi 6. Proses tender atau proses pemilihan/penunjukkan 7. Proses klarifikasi 8. Proses kontrak 9. Proses perencanaan proyek 10. Kick Off Meeting 11. Pengukuran, analisis dan perbaikan/penyempurnaan Proses bisnis divisi dan proyek meliputi : 1. Tanggung jawab manajemen divisi/proyek 2. Manajemen sumber daya tingkat divisi/proyek 3. Proses perencanaan proyek 13
4. Kick Off Meeting 5. Proses engineering 6. Proses fabrikasi 7. Proses pengadaan 8. Proses konstruksi 9. Proses comisioning 10. Proses penyerahan produk 11. Pengukuran, analisis dan perbaikan/penyempurnaan Proses bisnis divisi peralatan meliputi : 1. Tanggung jawab manajemen divisi peralatan 2. Manajemen sumber daya 3. Perencanaan peralatan 4. Rencana repair dan overhaul 5. Mobilisasi alat 6. Pengendalian operasi peralatan 7. Demobilisasi alat 8. Pengukuran, analisis dan perbaikan/penyempurnaan
1.4. Isu Bisnis
Jasa konstruksi merupakan salah satu kegiatan yang mempunyai peranan penting dan strategis dalam pencapaian berbagai sasaran guna menunjang terwujudnya tujuan pembangunan nasional. Hal ini mengingat industri jasa konstruksi menghasilkan produk akhir berupa bangunan atau bentuk fisik lainnya berupa sarana dan prasarana yang berfungsi mendukung pertumbuhan dan perkembangan di berbagai bidang.
14
Beberapa hal yang saat ini menjadi isu bisnis di bisnis konstruksi terutama di PT Brantas Abipraya yaitu lapangan usaha di bidang jasa konstruksi masih sangat tergantung kepada ketersediaan dana pembangunan Pemerintah, sementara itu anggaran pembangunan pemerintah relatif menurun. Saat ini, pelaku jasa konstruksi nasional masih mengandalkan proyek pemerintah, yang hanya berkisar 40 persen dari total anggaran untuk infrastruktur. Potensi jasa kontruksi didalam negeri pada tahun 2005 mencapai Rp 160 triliun dan tahun ini diprediksikan pasar jasa kontruksi akan mencapai Rp 200 triliun. Dari jumlah tersebut sekitar 40 persen merupakan proyek yang didanai melalui APBN, sisanya atau 60 persen merupakan pasar swasta.
Ditambah pula dengan makin banyak bermunculan bisnis serupa tentunya dampaknya sangat terasa bagi perusahaan. Oleh karena itu saat ini perusahaan tidak dapat lagi hanya mengandalkan proyek-proyek dari pemerintah melainkan harus mencari peluang-peluang baru terutama dari pihak swasta. Namun karena kurang berpengalaman dalam mengikuti tender proyek swasta mengakibatkan perusahaan banyak mengalami kegagalan dalam mendapatkan proyek dari pihak swasta. Hal ini menyebabkan PT Brantas Abipraya lebih memilih untuk berhati-hati dan kurang mengambil risiko dalam melihat peluang bisnis baru terutama yang berkaitan dengan proyek-proyek swasta.
Selain itu kondisi yang saat ini dirasakan oleh perusahaan adalah dalam hal SDM terutama ketersediaan tenaga ahli dan terampil yang bersertifikat, misalnya tenaga ahli dalam estimasi biaya sehingga dapat meminimalkan kesalahan analisis biaya. Dalam menghadapi persaingan global, dengan masuknya kontraktor-kontraktor asing ke Indonesia maka akan sangat diperlukan SDM yang profesional. 15
Dalam menghadapi persaingan dengan kontraktor asing khususnya Cina, perusahaan juga menghadapi kendala sangat kurangnya dukungan terhadap akses permodalan di bidang usaha jasa kontruksi, terlebih lagi dengan adanya kebijakan yang membatasi permodalan untuk sektor properti yang sangat berpengaruh terhadap usaha jasa konstruksi.
16