BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit merupakan salah satu institusi bersifat sosio ekonomis yang bergerak dalam bidang jasa pelayanan kesehatan mempunyai fungsi dan tugas memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat secara paripurna. Jangkauan dan kualitas pelayanan kesehatan di rumah sakit sangat tergantung pada kapasitas dan kualitas tenaga sumber daya manusia (SDM) dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Menurut Depkes RI (2010) pelayanan kesehatan yang baik dan berkualitas tidak terlepas dari peran tenaga medis dan non medis, salah satu di antaranya adalah tenaga perawat. Tenaga perawat mempunyai kedudukan penting dalam menghasilkan kualitas pelayanan kesehatan di rumah sakit, mengingat perawatlah yang paling lama berinteraksi dengan pasien dan pelayanan yang diberikannya berdasarkan pendekatan bio-psiko-sosial-spiritual serta dilaksanakan selama 24 jam secara berkesinambungan. Profesi perawat dituntut untuk memberikan pelayanan keperawatan yang bermutu, memiliki landasan ilmu pengetahuan dan ketrampilan yang kuat, disertai sikap dan tingkah laku yang profesional dan berpegang kepada etika keperawatan. Perawat membuat catatan keperawatan atau dokumen asuhan keperawatan pada dokumen rekam medis, yang merupakan bukti tertulis dari pelaksanaan asuhan keperawatan yang menggunakan metode pendekatan proses keperawatan dan catatan tentang tanggapan/respon pasien terhadap tindakan medis, tindakan keperawatan, atau reaksi pasien terhadap penyakit. Sehingga dokumentasi asuhan keperawatan
1 Universitas Sumatera Utara
mempunyai fungsi dan peranan yang penting dalam kesinambungan pelaksanaan keperawatan pasien (Nursalam, 2009). Perawat profesional dihadapkan pada suatu tuntutan tanggung jawab yang lebih tinggi dan tanggung gugat setiap tindakan yang dilaksanakan. Artinya intervensi keperawatan yang diberikan kepada klien harus dihindarkan terjadinya kesalahankesalahan (negligence) dengan melakukan pendekatan proses keperawatan dan pendokumentasian yang akurat dan benar (Nursalam, 2009). Pelayanan keperawatan dilaksanakan dengan suatu sistem atau pola kerja yang disebut dengan sistem penugasan. Sistem penugasan terdiri atas penugasan mandiri, fungsional, tim, monular dan primer. Sistem penugasan keperawatan tidak hanya menekankan proses tetapi juga hasil. Hasil yang diharapkan dari sistem penugasan antara lain kepuasan kerja perawat, kepuasan pasien, lama rawat pendek, dan pendokumentasian asuhan optimal (Supratman, 2007). Pendokumentasian keperawatan merupakan kegiatan mencatatkan proses keperawatan secara sistematis oleh perawat dalam bentuk asuhan keperawatan dengan melakukan pengkajian, menentukan diagnosa, merencanakan tindakan yang akan dilakukan, melaksanakan tindakan atau implementasi, serta mengevaluasi hasil asuhan yang telah diberikan dengan berfokus pada klien (Hidayat, 2008). Sistem informasi manajemen asuhan keperawatan sudah berkembang di luar negeri sekitar tahun 1992, dimana pada bulan September 1992, sistem informasi diterapkan pada sistem pelayanan kesehatan Australia khususnya pada pencatatan pasien. Di luar negeri kasus hilangnya dokumentasi serta tidak tersedianya form
Universitas Sumatera Utara
pengisian tidak lagi menjadi masalah. Hal ini karena pada rumah sakit yang sudah maju seluruh dokumentasi yang berkaitan dengan pasien termasuk dokumentasi asuhan keperawatan telah dimasukkan dalam komputer. Dengan informasi yang berbasis dengan komputer diharapkan waktu pengisian form tidak terlalu lama, lebih murah, lebih mudah mencari data yang telah tersimpan dan risiko hilangnya data dapat dikurangi serta dapat menghemat tempat karena dapat tersimpan dalam ruang yang kecil yang berukuran 10 cm x 15 cm x 5 cm. Sistem ini sering dikenal dengan nama Sistem Informasi Manajemen (Hariyati, 2009). Walaupun dokumen asuhan keperawatan sangat diperlukan untuk kepentingan pasien maupun perawat di Indonesia, akan tetapi pada kenyataannya perlengkapan pengisian dokumen masih kurang perhatian sehingga masih banyak dokumen asuhan keperawatan yang isinya belum lengkap. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh beberapa faktor yaitu manajemen keperawatan yang kurang baik, kurangnya memahami pentingnya fungsi pendokumentasian keperawatan, malas, dan beban kerja yang diterima kurang sesuai dengan insentif (Nursalam, 2009). Berkenaan dengan itu, pemerintah Indonesia sudah mempunyai visi tentang sistem informasi kesehatan nasional yaitu Informasi kesehatan andal 2010 (Reliable Health Information 2010). Pada informasi kesehatan andal tersebut telah direncanakan untuk membangun sistem informasi di pelayanan kesehatan dalam hal ini Rumah sakit dan dilanjutkan di masyarakat, namun pelaksanaannya belum optimal. Sistem informasi manajemen keperawatan sampai saat ini juga masih sangat minim di Rumah Sakit Indonesia. Padahal sistem informasi manajemen asuhan
Universitas Sumatera Utara
keperawatan mempunyai banyak keuntungan jika dilihat dari segi efisien, dan produktifitas (Hariyati, 2009). Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Gunung Tua adalah rumah sakit yang berada di Kabupaten Padang Lawas Utara. Dari data rekam medik pasien rawat inap tahun 2010-2012 menunjukkan nilai Bed Occupancy Rate (BOR) pada tahun 2010 yaitu 31,07%, turun menjadi 30,52% pada tahun 2011 dan naik menjadi 52,46% pada tahun 2013 (standar nasional 60%-80%). Sedangkan jumlah tempat tidur selama periode tahun 2010-2012 tetap sebanyak 100 tempat tidur. Hasil survei awal pada Januari 2014 di RSUD Gunung Tua bahwa masih ditemukan dokumentasi asuhan keperawatan pasien rawat inap (ruang kelas III dan ruang kelas II) yang tidak tercatat lengkap. Pada tahun 2013, dari sebanyak 520 pasien rawat
inap,
hanya 45%
(234
pasien)
yang
dokumentasi asuhan
keperawatannya tercatat lengkap, sisanya 55% tidak lengkap (286 pasien). Ketidaklengkapan pendokumentasian ditemukan mulai tahap pengkajian, diagnosis, intervensi dan implementasi. Hasil observasi penulis terhadap dokumentasi asuhan keperawatan yang terisi lebih banyak pada kolom implementasi saja 95%, pada kolom pengkajian 55%, diagnosa 53%, evaluasi 42% per ruangan dan pada kolom intervensi hanya 37%. Kondisi ini diduga karena: i) beban kerja dimana perawat melakukan pencatatan di sela-sela waktu pemberian perawatan; ii) kurangnya pengetahuan perawat tentang pentingnya dokumentasi keperawatan; iii) pendidikan perawat yang belum mendukung (tamatan SPK 12 orang dan D-III 86 orang dan S-1 6 orang); iv)kurangnya motivasi kerja perawat; v)belum diacu SOP sebagai panduan perawat melakukan pencatatan; vi)kurangnya supervisi dan kontrol dari atasan; dan
Universitas Sumatera Utara
vii) pelaksanaannya selama ini masih bertahan pada cara tradisional yaitu secara manual. Berdasarkan fenomena di atas peneliti tertarik mengkaji bagaimana pengalaman perawat dalam melakukan pendokumentasian asuhan keperawatan di Rumah Sakit Umum Daerah Gunung Tua Kabupaten Padang Lawas Utara.
1.2 Permasalahan Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana pengalaman perawat dalam pendokumentasian asuhan keperawatan di Rumah Sakit Umum Daerah Gunung Tua Kabupaten Padang Lawas Utara.
1.3 Tujuan Penelitian Untuk mengeksplorasi pengalaman perawat dalam pendokumentasian asuhan keperawatan di Rumah Sakit Umum Daerah Gunung Tua Kabupaten Padang Lawas Utara.
1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan antara lain:
Universitas Sumatera Utara
1.4.1 Bagi Pendidikan Keperawatan Hasil penelitian ini memberikan gambaran bagi mahasiswa tentang pendokumentasian asuhan keperawatan di Rumah Sakit Umum Daerah Gunung Tua Kabupaten Padang Lawas Utara. 1.4.2 Bagi Praktek keperawatan Hasil penelitian ini akan memberikan bukti empirik, yang dapat digunakan manajemen Rumah Sakit Umum Daerah Gunung Tua Kabupaten Padang Lawas untuk dapat menyusun strategi dalam meningkatkan pendokumentasian asuhan keperawatan. 1.4.3 Bagi Penelitian Selanjutnya Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan, bahan referensi, masukan dan pertimbangan maupun perbandingan bagi penelitian selanjutnya yang tertarik melakukan penelitian dengan topik bahasan yang sama tentunya dengan lingkup yang lebih luas.
Universitas Sumatera Utara