BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Alat bantu penerangan sangat dibutuhkan pada saat mati lampu. Macam-
macam alat bantu penerangan yang umum digunakan diantaranya adalah lilin, senter, dan emergency lamp. Namun alat bantu penerangan yang ada sekarang yang paling banyak digunakan, yaitu lilin ternyata menimbulkan suatu masalah, yaitu menjadi salah satu penyebab terjadinya kebakaran, disamping arus pendek (korsleting), kompor meledak, puntung rokok, lampu minyak, dan penyebab-penyebab lain. Data jumlah kebakaran yang terjadi di ibukota Jakarta sepanjang tahun 2004, seperti yang didapatkan dari situs “www.pusat.jakarta.go.id” adalah sebanyak 792 kasus. Hingga tanggal 22 Desember 2004, kasus kebakaran terbanyak melanda wilayah Jakarta Pusat dengan 181 kasus. Berturut-turut kemudian Jakarta Barat sebanyak 180 kasus, Jakarta Timur 170 kasus, Jakarta Utara 134 kasus, sedangkan Jakarta Pusat hanya 127 kasus. Dari data diatas, diketahui bahwa jumlah kebakaran di Jakarta masih tinggi, sehingga perlu diadakan tindakan pencegahan. Penyebab kebakaran pun bervariasi, sebagian besar kebakaran terjadi karena hubungan listrik arus pendek (korsleting) yaitu sebanyak 406 kasus, 107 kasus karena lilin, 85 kasus disebabkan kompor meledak, 42 kasus akibat puntung rokok, 22 kasus karena lampu minyak, sedangkan sisanya sebanyak 130 kasus karena lain-lainnya.
2
Dari data tersebut diatas, dapat diketahui bahwa lilin yang biasa digunakan sebagai alat bantu penerangan cukup memberikan andil sebagai penyebab terjadinya kebakaran (14%). Hal ini dapat dijadikan sebagai suatu dasar untuk menyatakan bahwa lilin bukan merupakan alat bantu penerangan yang baik, dilihat dari segi keamanan penggunaan.
Data Penyebab Kebakaran Di Jakarta Sepanjang Tahun 2004
16%
Arus pendek
3% 5%
Lilin Kompor Meledak 51%
11%
Puntung rokok Lampu Minyak
14%
Lain-lain
Grafik 1.1 Grafik Data Penyebab Kebakaran di Jakarta Tahun 2004
Hal ini justru terjadi ketika sudah adanya alat bantu penerangan lain seperti senter dan emergency lamp, namun pada kenyataannya tetap tidak dapat menggantikan peran lilin sebagai alat bantu penerangan yang paling banyak digunakan. Hal ini berarti produk senter dan emergency lamp yang ada sekarang masih memiliki kekurangan sehingga dirasakan kurang efektif untuk menggantikan peran lilin.
3
Mengingat intensitas mati lampu di Indonesia masih cukup tinggi serta kerugian materi dan korban jiwa yang ditimbulkan akibat kebakaran, maka timbullah ide untuk mengembangkan alat bantu penerangan yang dapat digunakan pada saat mati lampu yang dapat secara efektif menggantikan peran lilin pada saat mati lampu, sehingga dapat meminimasi resiko kebakaran.
1.2
Identifikasi dan Perumusan Masalah Permasalahan yang dapat diidentifikasi seperti yang telah dipaparkan dalam
latar belakang diatas antara lain adalah : -
Penggunaan lilin yang tidak hati-hati pada saat mati lampu dapat menyebabkan kebakaran.
-
Alat-alat bantu penerangan seperti senter dan emergency lamp belum efektif dalam menggantikan peran lilin.
Dari permasalahan tersebut, maka dalam penulisan skripsi ini akan dibatasi sampai kepada : -
Melakukan perbandingan dan analisa terhadap kelebihan dan kekurangan alat bantu penerangan pada saat mati lampu, yaitu lilin, senter, dan emergency lamp.
-
Memberikan solusi dengan melakukan perancangan dan pengembangan alat bantu penerangan yang baru, dengan menggabungkan kelebihan-kelebihan dari alat bantu penerangan yang sudah ada.
4
-
Proses perancangan produk akan menggunakan prinsip-prinsip perancangan dan pengembangan produk, mulai dari tahap perencanaan produk sampai kepada pembuatan prototype.
1.3
Ruang Lingkup Ruang
lingkup
penelitian
yang
dilakukan
dalam perancangan
dan
pengembangan alat bantu penerangan yang baru ini secara garis besar akan mengikuti tahap-tahap dalam proses perancangan dan pengembangan produk, yaitu mulai dari perencanaan produk, konsep produk, perancangan tingkat sistem, perancangan detail, dan sampai pada prototype. Namun ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam ruang lingkup skripsi ini, yaitu : -
Ide pengembangan produk belum sepenuhnya berorientasi kepada pelanggan, tetapi berdasarkan pada analisa kelebihan dan kekurangan produk alat bantu penerangan yang sudah ada. Kelebihan-kelebihan tersebut dikombinasikan, sedangkan kelemahannya diperbaiki untuk dijadikan peluang dalam pengembangan produk.
-
Spesifikasi produk hanya akan membahas daftar komponen yang digunakan. Sedangkan material komponen, cara pembuatan komponen beserta analisis ekonomi tidak dibahas.
-
Karena keterbatasan teknologi, penyusunan skripsi yang akan berakhir pada pembuatan prototype, hanya mencakup gambar tiga dimensi dari produk.
5
Berikut akan diberikan diagram tahapan pengembangan produk yang akan dilakukan : Perencanaan Produk Penelitian Pendahuluan Analisa Produk Alat Penerangan Yang Sudah Ada Identifikasi Peluang Pernyataan Misi
Studi Pustaka
Konsep Produk Penyusunan Konsep Pemilihan Konsep Pengujian Konsep
Arsitektur Produk Skema Produk Mengelompokkan Elemen-Elemen Pada Skema Membuat Susunan Geometris
Desain Industri Kebutuhan-Kebutuhan Ergonomis Kebutuhan-Kebutuhan Estetis Penilaian Kualitas Desain Industri
Design For Manufacturing Daftar List Komponen Struktur Produk Bill Of Material
Prototype Gambar 3 Dimensi
Gambar 1.1 Diagram Flow Tahapan Pengembangan
6
1.4
Tujuan dan Manfaat Penyelesaian skripsi yang bersifat penelitian terhadap perencanaan dan
pengembangan produk alat bantu penerangan pada saat mati lampu bertujuan untuk mengembangkan suatu alat bantu penerangan yang baru, yang diharapkan dapat menggantikan peran penggunaan lilin pada saat mati lampu.. Sedangkan manfaat yang dapat diperoleh dari penulisan skripsi yang bersifat penelitian terhadap perencanaan dan pengembangan produk ini adalah menerapkan dan mengaplikasikan tahap-tahap perancangan dan pengembangan produk dalam kehidupan nyata.
1.5
Gambaran Umum Objek Alat bantu penerangan yang baru ini belum berorientasi penuh pada
pelanggan, tetapi mengkombinasikan fungsi-fungsi dari lilin, senter, dan emergency lamp. Alat bantu penerangan yang baru ini akan lebih menekankan pada fungsinya daripada desainnya, sehingga bentuk alat bantu penerangan ini pada umumnya tidak akan mengalami perubahan berarti, yaitu hampir sama dengan alat bantu penerangan yang sudah ada. Diharapkan, alat bantu penerangan ini dapat menjadi platform dasar alat bantu penerangan yang baru yang dapat dikembangkan lebih lanjut lagi pada masa yang akan datang, terutama dalam teknologi dan desainnya.