BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penyelewengan dan penyalahgunaan yang terjadi terhadap aset-aset yang dimiliki negara dari hari ke hari kian meningkat. Terbukti dengan banyaknya pejabat-pejabat pemerintahan yang dipidana karena telah melakukan tindak pidana korupsi
atas penyelewengan dan penyalahgunaan aset-aset negara
tersebut. Sehingga upaya pengawasan terhadap aset-aset negara dewasa ini mulai mendapat perhatian yang besar. Setiap tahunnya, pasti ada saja pejabat negara yang menjadi tersangka korupsi. Baik yang menjabat di pemerintahan pusat maupun di pemerintahan daerah. Tidak hanya kasus-kasus besar yang sering diberitakan di televisi , kasuskasus korupsi yang tidak diberitakan di media pun banyak. Ditemukan kasus yang mengakibatkan kerugian pada negara. Seperti Kasus Proyek Wisma Atlet Hambalang.
Berdasarkan hasil audit investigasi BPK (Badan Pemeriksa Keuangan) tahap I, menyatakan total kerugian negara akibat kasus Hambalang ini mencapai Rp.243 miliar. Dari hasil audit ini, KPK telah menetapkan empat orang tersangka, yakni mantan Menpora Andi Alfian Mallarangeng, mantan Kabiro Keuangan dan Rumah Tangga di Kemenpora yaitu Dedi Kusdinar, Direktur Opersional I PT Adhi-Wika Teuku Bagus Muhamad Noor. Serta menetapkan mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum sebagai tersangka.
1
2
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) terus mengerjakan proses audit investigasi tahap dua untuk proyek Pusat Pendidikan Pelatihan dan Sekolah Olahraga Nasional (P3SON) Hambalang. Didalam proses audit yang berfokus pada proses pembahasan anggaran proyek itu di antara Pemerintah dan DPR, setidaknya 20-an anggota Komisi Pemuda dan Olahraga DPR sudah di panggil BPK. Salah satunya yang dipanggil adalah anggota komisi X DPR dari Fraksi Partai Golkar, Zulfadli
Dari hasil wawancara Zul dengan media setelah di periksa oleh BPK, Zul mengaku ditanyai oleh auditor BPK terkait proses pembahasan anggaran proyek, dengan nilai kurang lebih Rp 2,4 triliun. Para anggota di minta mengklarifikasi laporan seperti risalah rapat, dokumen pembahasan anggaran. Audit tahap kedua ini penting untuk mengetahui aliran dana korupsinya yang diduga di angka sekitar Rp 600 miliar. Dari kasus di atas dapat dikatakan bahwa sistem pengamanan terhadap aset-aset negara di negeri ini masih sangat lemah, sehingga dengan mudahnya aset-aset tersebut dicuri sampai bermilyar-milyar bahkan trilyunan rupiah. Dengan adanya audit pemerintahan seperti Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) merupakan salah satu bentuk usaha untuk mencegah dan mendeteksi kemungkinan terjadinya kecurangan-kecurangan
yang dilakukan oleh oknum yang tidak bertanggung
jawab yang berdampak pada kerugian negara.
3
Disinilah peran seorang auditor eksternal pemerintah untuk menghasilkan kualitas hasil audit yang baik. Kualitas audit ini penting karena kualitas audit yang tinggi akan menghasilkan laporan keuangan yang dapat dipercaya sebagai dasar pengambilan keputusan. Untuk memperoleh hasil audit yang baik, tentunya diperlukan personel-personel auditor eksternal yang berkualitas baik pula. Seorang audit eksternal dengan berbekal pengetahuan, pengalaman kerja yang memadai dan memiliki sikap profesionalisme akan menghasilkan kualitas hasil audit yang baik. Dalam menghasilkan audit untuk sampai pada suatu pernyataan pendapat, auditor harus senantiasa bertindak sebagai seorang ahli dalam bidang akuntansi dan bidang auditing. Penelitian yang dilakukan oleh Mardisar dan Sari (2007:4) menyatakan bahwa pada kompleksitas pekerjaan rendah, interaksi akuntabilitas dengan pengetahuan memiliki pengaruh signifikan terhadap kualitas hasil kerja auditor. Untuk melakukan pekerjaan auditing dibutuhkan keahlian berupa pengetahuan tentang auditing yang baik. Pekerjaan mengaudit tersebut tidak terlepas dari akuntansi, maka pengetahuan yang baik tentang akuntansi merupakan syarat utama, sebab auditor tidak akan dapat menjalankan pekerjaan tersebut tanpa dilandasi dengan pengetahuan yang memadai. Selain pengetahuan, yang harus ada dalam diri seorang auditor adalah pengalaman kerja dalam melakukan audit. Hal ini sesuai dengan pendapat Nur Aini (2009) menunjukkan bahwa independensi, pengalaman, dan etika auditor berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit.
4
Di samping pengetahuan dan pengalaman kerja, sikap profesionalisme juga sangat dibutuhkan dalam auditor untuk menghasilkan kualitas hasil audit yang baik. Menurut penelitian Setiawan (2011) yang menyatakan profesionalisme yang berpengaruh terhadap kualitas audit menunjukkan suatu fenomena bahwa suatu sikap auditor yang profesional dalam melaksanakan tugasnya akan mampu memberikan nilai tambah untuk dapat meningkatkan kualitas audit Berdasarkan penelitian-penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan, pengalaman dan profesionalisme yang dimiliki personil auditor di dalam melakukan pekerjaan yang terkait dengan pemeriksaan keuangan akan menentukan bagaimana sebuah informasi diproses dan disajikan kepada para pengguna laporan keuangan sehingga mereka dapat mengambil keputusan yang tepat. Penelitian ini menguji apakah pengaruh interaksi pengetahuan, pengalaman kerja dan profesionalisme pada Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Oleh karena itu, peneliti melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Pengetahuan, Pengalaman Kerja dan Profesionalisme terhadap Kualitas Hasil Audit (Pada Badan Pemeriksa Keuangan RI Perwakilan Provinsi DKI Jakarta).”
B. Perumusan Masalah Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka perumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Apakah pengetahuan berpengaruh signifikan terhadap kualitas hasil audit?
2.
Apakah pengalaman kerja berpengaruh signifikan terhadap kualitas hasil audit?
5
3.
Apakah profesionalisme berpengaruh signifikan terhadap kualitas hasil audit?
C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Untuk memperoleh bukti empiris mengenai pengetahuan berpengaruh signifikan terhadap kualitas hasil audit.
2.
Untuk memperoleh bukti empiris pengalaman kerja berpengaruh signifikan terhadap kualitas hasil audit.
3.
Untuk memperoleh bukti empiris profesionalisme berpengaruh signifikan terhadap kualitas hasil audit.
D. Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi: 1.
Auditor Pemerintah Sebagai bahan evaluasi sehingga dapat terus meningkatkan kualitas hasil audit dengan pengetahuan mengenai akuntansi dan auditing yang dimilikinya, serta dengan pengalaman kerjanya dalam mengaudit. Audit pemerintah diharapkan untuk selalu berusaha menjaga independensi dalam melakukan pekerjaan mengaudit.
6
2.
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dapat digunakan sebagai masukan untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas dalam rangka meningkatkan kualitas kerjanya sebagai audit eksternal di Lembaga-lembaga pemerintahan tersebut.
3.
Pembaca dan Peneliti Selanjutnya Diharapkan penelitian ini dapat memperluas wawasan dan menambah referensi mengenai auditing. Selain itu, implikasi dan perbandingan ilmu pengetahuan yang diperoleh di perkuliahan dengan kenyataan atau realita yang terjadi di lapangan