BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Obesitas bukanlah masalah baru bagi dunia kesehatan dan ternyata obesitas memiliki dampak yang cukup mengkhawatirkan pada pasangan usia subur. Pasalnya, kelebihan berat badan dapat mempengaruhi kesuburan pada pria dan wanita secara individual (Lei, 2009). Obesitas merupakan suatu kondisi kelebihan berat tubuh akibat tertimbunnya lemak, untuk wanita dan pria masing-masing melebihi 20% dan 25% dari berat tubuh dan dapat membahayakan tubuh. Obesitas dapat menyebabkan banyak permasalahan terutama tentang kesuburan atau infertile. Seperti yang dikatakan oleh dr. indra gusti mansyur, DHES,Sp.And dari Jakarta, obesitas dapat menyebabkan hambatan karena pengaruh fisik dalam kontak seksual. Perempuan obesitas biasanya mengalami haid tidak teratur secara kronis, hal ini mempengaruhi kesuburan disamping itu juga faktor hormonal juga ikut mempengaruhi. Data yang di kumpulkan dari seluruh dunia memperlihatkan bahwa terjadi peningkatan prevalensi obesitas pada 10-15 tahun terakhir. Saat ini di perkirakan sebanyak lebih dari 100 juta penduduk dunia menderita obesitas dan angka ini masih terus meningkat dengan cepat. Dari data tersebut juga di perlihatkan bahwa kejadian obesitas di Amerika lebih banyak dibandingkan dengan Eropa. Jika keadaan ini terus berlanjut, pada
Universitas Sumatera Utara
tahun 2230 di perkirakan 100% penduduk Amerika Serikat akan menjadi obese ( PT. Roche Indonesia, 2007). Organisasi kesehatan Dunia (WHO) telah mendeklarasikan, obesitas sebagai epidemic global. Prevalensinya meningkat tidak saja di Negaranegara maju, tetapi juga di Negara-negara berkembang, termasuk Indonesia (Nurhandoko, 2005). Obesitas telah menjadi pendemik global di seluruh dunia dan dinyatakan oleh World Health Organization ( WHO) sebagai masalah kesehatan kronis terbesar pada orang dewasa ( WHO, 2003 ). Hasil survey nasional tahun 1996/1997 di ibukota seluruh provinsi di Indonesia 8,1% laki-laki tergolong memiliki berat badan lebih dari 6,8% obesitas, sedangkan 10,5% perempuan tergolong berat badan lebih dari 13,5% obesitas ( wiramiharza, 2004 ). Jumlah penderita obesitas di Indonesia terus bertambah dari tahun ke tahun. Berdasarkan data Sensus tahun 1989, prevalensi obesitas di Indonesia adalah 1,1 persen dan 0,7 persen, masing-masing untuk kota dan desa. Angka tersebut meningkat hampir lima kali menjadi 5,3 persen dan 4,3 persen pada tahun 1999. Hasil pemantauan masalah gizi lebih pada dewasa yang di lakukan oleh Departemen Kesehatan tahun 1997 menunjukkan, prevalensi obesitas pada orang dewasa adalah 2,5 persen (pria) dan 5,9 persen (wanita). Prevalensi obesitas tertinggi terjadi pada kelompok wanita berumur 41-55 tahun (9,2 persen). Saat ini di perkirakan 10 dari setiap 100 penduduk Jakarta menderita obesitas (Albiner Siagian, 2004).
Universitas Sumatera Utara
Sebagai data pembanding, menurut Dit. BGM Depkes pada tahun 2007, memperkirakan bahwa dari 210 juta penduduk Indonesia tahun 2000, jumlah penduduk yang overweight diperkirakan mencapai 76,7 juta (17,5%) dan pasien obesitas berjumlah lebih dari 9,8 juta (4,7%). Para periset menelusuri hamper 48.000 pasangan di Denmark dari tahun 1996 sampai 2002, termasuk diantaranya 7.600 pasangan yang memiliki kelebihan berat badan atau obes, baik pria maupun wanitanya. Periset mengukur berapa lama waktu yang di perlukan bagi pasanganpasangan ini untuk menanti terjadinya pembuahan setelah mereka melakukan hubungan seks tanpa kontrasepsi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pada pasangan yang keduanya obes, mereka rata-rata harus menunggu terjadinya pembuahan hingga satu tahun lebih. Kemungkinan ini tiga kali lipat lebih lama ketimbang pembuahan pada pasangan dengan berat badan normal (Lei, 2007). Lebih jauh mengenai obesitas adalah tentang insulin resistance, yang dikatakan pakar fertilitas dari fakultas Kedokteran universitas Indonesia
(FKUI),
Dr
Yanto
Kadarusman,
dapat
menghambat
perkembangan sperma (Dian, 2007). Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa tidak hanya pria yang obes yang mengalami gangguan kesuburan, wanita yang obes juga dapat mengalami gangguan, yaitu gangguan ovulasi, pembuahan, dan pertumbuhan awal janin (Lei, 2007). Kebiasaan merokok pada permpuan juga menurunkan kemungkinan hamil sebesar 30%. Ini di sebabkan zat nikotin yang ada dalam tembakau dapat mempengaruhi kadar hormone dalam tubuh. Nikotin juga
Universitas Sumatera Utara
mengandung racun yang berbahaya bagi embrio. Perempuan yang perokok berat cenderung sulit hamil, mengalami kehamilan ektopik (hamil di lluar kandungan) atau keguguran (Ambara, 2009). Dari survey awal yang dilakukan
peneliti di klinik
Halim
Infertilities Center Medan, dijumpai dari bulan januari sampai bulan maret berjumlah 169 pasien yang mengetahui
tentang kegemukan terhadap
infertile. Berdasarkan
latar
belakang
diatas
peneliti
tertarik
untuk
melakukan penelitian dengan judul: gambaran pengetahuan ibu tentang dampak kegemukan terhadap infertil di klinik Halim Infertilities Center Medan. B. Perumusan Masalah Perumusan
masalah pada penelitian ini adalah tentang “
bagaimanakah gambaran pengetahuan ibu tentang dampak kegemukan terhadap infertile, di Klinik Halim Infertilities Center Medan tahun 2013“. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu tentang dampak kegemukan terhadap
infertile di Klinik Halim
Infertilities Center Medan tahun 2013. 2. Tujuan khusus a. Untuk mengidentifikasi gambaran pengetahuan ibu tentang dampak kegemukan terhadap infertile berdasarkan pendidikan.
Universitas Sumatera Utara
b. Untuk mengidentifikasi gambaran pengetahuan ibu tentang dampak kegemukan terhadap infertile berdasarkan usia. c. Untuk mengidentifikasi gambaran pengetahuan ibu tentang dampak kegemukan terhadap infertile berdasarkan pekerjaan.
3. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti. Hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi acuan bagi saya sewaktu bekerja dan dapat memberikan informasi tentang dampak kegemukan terhadap infertile. 2. Bagi Institusi Pendidikan. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi dan informasi dalam meningkatkan mutu pendidikan khususnya tentang gambaran pengetahuan
tentang dampak
kegemukan
terhadap infertile. 3. Bagi tempat penelitian. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan sehingga dapat memberikan penyuluhan tentang dampak kegemukan terhadap infertile. 4. Bagi Peneliti Selanjutnya. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan informasi atau sumber data bagi penelitian selanjutnya khususnya yang berhubungan dengan gambaran pengetahuan tentang dampak kegemukan terhadap infertile.
Universitas Sumatera Utara