BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini, masyarakat mulai menyadari akan pentingnya merawat kesehatan gigi. Salah satu cara merawat kesehatan gigi yaitu dengan perawatan ortodonti. Salah satu komponen dari perawatan ortodonti yaitu kawat ortodontik. Menurut Branley dan Eliades (2001), kawat ortodontik dapat digolongkan menjadi 4 jenis yaitu nikel titanium, kobalt-kromiun-nikel, stainless steel dan beta-titanium. Umumnya kawat ortodontik yang banyak digunakan terbuat dari bahan stainless steel yang terdiri dari 70% ferrum (Fe), 17%-19% kromium, 8%10% nikel, dan 0,08-0,15% karbon (O’Brien, 2002). Nikel (Ni) pada kawat stainless steel memiliki fungsi meningkatkan formabilitas, kekerasan dan tahan terhadap panas, kromium (Cr) pada kawat stainless steel berguna sebagai penambah ketahanan kawat terhadap korosi (Bardal, 2004), sedangkan karbon (C) pada kawat stainless steel lebih tahan pada temperatur tinggi (Shreir dan Jarman, 2000). Kawat stainless steel sering digunakan sebagai kawat ortodontik karena kawat ini mempunyai modulus elasitas tinggi, rata-rata keretakan yang rendah, tahan korosi dan biokompabilitas optimal (Branley dan Eliades, 2001), akan tetapi kawat stainless steel dapat mengalami korosi akibat dari lingkungan rongga mulut maupun diluar rongga mulut. Sebelum kawat stainless steel itu dipasang di dalam rongga mulut, kawat tersebut mendapatkan berbagai perlakuan di luar rongga mulut yang bisa menyebabkan penurunan daya tahan kawat tersebut terhadap korosi, seperti
1
pengbengkokan, pematrian dan lain lain-lain, lalu kawat tersebut dalam bentuk alat ortodontik akan ditempatkan pada lingkungan rongga mulut yang akan mendapatkan berbagai macam bentuk perlakuan, baik itu bentuk fisik maupun kimia, seperti kekuatan kunyah, makanan yang dikonsumsi, saliva, fluktuasi suhu dan lain-lain. Kombinasi dari berbagai hal tersebut akan menurunkan daya tahan kawat tehadap korosi.(House dkk., 2008). Korosi dapat diartikan penurunan kualitas suatu logam yang disebabkan oleh terjadinya reaksi elektrokimia antara logam dengan lingkungannya. Korosi dapat menimbulkan dampak yang merugikan bagi pemakai kawat ortodontik yaitu, melemahkan kawat ortodontik, menyebabkan permukaan kawat ortodontik menjadi kasar, dan terjadinya pelepasan elemen dari metal atau paduannya yang dapat menghasilkan perubahan warna pada jaringan lunak disekitarnya, serta reaksi alergi dari beberapa pasien (Chaturvedi, 2008). Korosi tidak dapat dicegah tetapi lajunya dapat dihambat. Berbagai cara telah dilakukan untuk menghambat laju korosi, salah satunya dengan pemakaian inhibitor. Inhibitor korosi dapat didefenisikan sebagai suatu zat yang apabila ditambahkan dalam jumlah tertentu dalam lingkungan dapat menurunkan serangan korosi lingkungan terhadap logam. Umumnya inhibitor korosi berasal dari bahan kimia sintetis yang merupakan bahan kimia yang berbahaya, tidak ramah terhadap lingkungan dan harganya mahal (Susilowati dkk., 2012). Penggunaan inhibitor korosi berbahan herbal mulai dikembangkan, salah satunya dengan bentuk larutan obat kumur. Larutan obat kumur yang mengandung senyawa organik yang berasal dari bagian tumbuh-tumbuhan yang
2
mengandung tanin, atom N, O, P, S, dan atom-atom lain yang memiliki pasangan elektron bebas merupakan salah satu alternatif yang dapat digunakan sebagai inhibitor korosi (Sari dkk., 2013). Tanaman gambir (Uncaria gambir) merupakan salah satu tanaman obat tradisional (Tjitrosoepomo., 1994). Ekstrak methanol pada daun dan ranting gambir mengandung senyawa asam katechu tannat (tanin), katechin, pyrocatecol, florisin, lilin, fixed oil. Menurut kajian literatur, kandungan senyawa kimia utama gambir adalah asam katechu tannat (20-50%), katechin (7-33%), dan pyrocathechol (20-30%). Kandungan kimia gambir yang paling banyak dimanfaatkan adalah ketechin dan tanin (Septarini, 2013). Tanin merupakan senyawa makro molekul polifenol yang dapat membentuk senyawa komplek dengan ion-ion logam. Terbentuknya senyawa kompleks antara tanin dan ion-ion logam khususnya besi (Fe) menyebabkan tanin dapat digunakan sebagai inhibitor korosi logam (Gusti dkk., 2013). Getah gambir yang diekstrak dari daun tanaman gambir memiliki kandungan tanin sebesar 24,56% (Carter, dkk., 1978 sit Irianty dan Komalasari, 2013). Manurut Irianty dan Komalasari (2013) ekstrak methanol daun gambir dengan konsentrasi 1000, 3000, dan 5000 ppm mampu menghambat laju korosi pada plat baja.
3
B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, dapat dirumuskan suatu permasalahan yaitu : 1. Apakah terdapat perbedaan pengaruh konsentrasi ekstrak daun gambir (Uncaria gambir) dalam obat kumur sebagai inhibitor korosi pada kawat ortodontik berbahan dasar stainless steel? 2.
Konsentrasi ekstrak daun gambir (Uncaria gambir) yang mana, yang paling efektif sebagai inhibitor korosi kawat ortodontik berbahan dasar stainless steel? C. Keaslian Penelitian
Penelitian mengenai ekstrak daun gambir (Uncaria gambir) sudah pernah diteliti sebelumnya oleh Irianty dan Komalasari (2013) ekstrak daun gambir (Uncaria gambir) menggunakan pelarut methanol-air digunakan sebagai inhibitor korosi pada plat baja. Hasil dari penelitian yang dilakukan Irianty dan Komalasari (2013) menyatakan bahwa ekstrak daun gambir dengan konsentrasi 1000, 3000, dan 5000 ppm (Uncaria gambir) menggunakan pelarut methanol-air dapat mengurangi laju korosi pada plat baja. Penelitian pengaruh konsentrasi ekstrak daun gambir (Uncaria gambir) dalam obat kumur sebagai inhibitor korosi kawat ortodontik berbahan dasar stainless steel ini belum pernah dilakukan sebelumnya. Perbedaan antara penelitian yang telah dilakukan oleh Irianty dan Komalasari (2013) dengan penelitian yang akan dilakukan adalah pada objek yang di teliti yakni kawat stainless steel untuk membuat alat ortodontik. Kawat stainless steel tersebut memiliki pelapis tahan korosi yakni kromium oksida (Cr2O). 4
D. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh konsentrasi ekstrak daun Gambir (Uncaria gambir) dalam obat kumur sebagai inhibitor korosi kawat ortodontik berbahan dasar stainless steel.
E. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah : 1. Memberikan informasi bagi dokter gigi dan masyarakat mengenai pengaruh konsentrasi ekstrak daun Gambir (Uncaria gambir) dalam obat kumur sebagai inhibitor korosi kawat ortodontik berbahan dasar stainless steel. 2. Memberikan sumbangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran gigi tentang pengaruh konsentrasi ekstrak daun Gambir (Uncaria gambir) dalam obat kumur sebagai inhibitor korosi kawat ortodontik berbahan dasar stainless steel. 3. Memberikan altrenatif bahan alami sebagai inhibitor korosi untuk kawat ortodontik berbahan dasar stainless steel.
5