BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kekurangan gizi terutama pada anak-anak akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan sehingga akan
berpengaruh terhadap
kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Gizi anak merupakan faktor biologis dalam faktor lingkungan yang memegang peranan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan. (Tohaga, 2008) Untuk mendapatkan kualitas anak yang baik harus dipastikan bahwa tumbuh dan kembangnya juga baik. (Moersintowati, 2000). Perkembangan anak merupakan maturasi organ tubuh terutama sistem saraf pusat (SSP). Tahapan yang terpenting pada perkembangan anak adalah pada 3 tahun pertama karena perkembangan berlangsung dengan pesat dan menentukan masa depan anak kelak. (Narendra, Tanuwidjaja, 2002) Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2013, prevalensi gizi kurang pada balita (BB/U < -2 SD) memberikan gambaran yang fluktuatif dari 18,4 persen (2007) menurun menjadi 17,9 persen (2010) kemudian meningkat lagi menjadi 19,6 persen (tahun 2013). Begitu juga masalah stunting/pendek pada balita masih cukup serius, angka nasional mencapai 37,2 persen. (Riskesdas, 2013) Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur tahun 2012-21013, Kabupaten Probolinggo memiliki jumlah balita sebanyak 94.829,
1
2
jumlah balita yang ditimbang sebanyak 71.924 (75,85%), sedangkan jumlah Bawah Garis Merah (BGM) sebanyak 2.444 (3,40%). (Dinkes Jatim, 2012) Berdasarkan data dari Puskemas Sumberasih Kabupaten Probolinggo Februari tahun 2014, batita yang diukur di puskesmas sebanyak 3452, gizi lebih sebanyak 69 (1,99%), gizi kurang 282 (8,17%), gizi baik 3011 (87,22%), dan gizi buruk sebanyak 90 (2,61%). Sedangkan di wilayah kerja desa Ambulu Puskesmas Sumberasih, batita yang diukur sebanyak 195, gizi lebih 3 (1,54%), gizi baik 125 (64,10%), gizi kurang 47 (24,10%), dan gizi buruk sebanyak 20 (10,26%). Desa Ambulu merupakan wilayah kerja yang menempati peringkat pertama untuk gizi buruk di Puskesmas Sumberasih Kabupaten Probolinggo. Skrining perkembangan pada setiap anak sangat penting untuk dilakukan, agar apabila ditemukan kecurigaan penyimpangan perkembangan dapat segera dilakukan intervensi dini sebelum terjadi kelainan. Dari beberapa sumber kepustakaan didapatkan bahwa intervensi pada anak dengan kecurigaan penyimpangan perkembangan sebaiknya dilakukan sebelum usia 3 tahun. (Frankerburg, 2009) Departemen Kesehatan RI mengharapkan pada tahun 2010, 80% anak balita sudah dilakukan skrining perkembangan agar dapat dilakukan intervensi dini terhadap anak yang dicurigai mengalami gangguan perkembangan. Metode KPSP ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan seorang anak apakah sesuai dengan usianya ataukah ditemukan kecurigaan penyimpangan. (Depkes RI, 2005)
3
Hasil penelitian Wiekke (2007) menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara status gizi terhadap status perkembangan motorik anak usia 0-3 tahun. Bahwa batita yang memiliki status gizi baik perkembangan motorik dapat berjalan dengan baik. Begitu pula pada batita yang berstatus gizi kurang perkembangan motoriknya akan terhambat. Untuk batita berstatus gizi buruk juga memiliki kesamaan perkembangan motoriknya akan terhambat. Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti tertarik untuk mengadakan penilitian tentang hubungan antara status gizi dengan perkembangan batita di wilayah kerja Desa Ambulu Puskesmas Sumberasih Kabupaten Probolinggo. 1.2 Rumusan Masalah Bagaimana hubungan status gizi dengan perkembangan batita di wilayah kerja Desa Ambulu Puskesmas Sumberasih Kabupaten Probolinggo? 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1
Tujuan Umum Memahami hubungan antara status gizi dengan perkembangan batita di wilayah kerja Desa Ambulu Puskesmas Sumberasih Kabupaten Probolinggo.
1.3.2
Tujuan Khusus
4
1.
Mengidentifikasi status gizi batita di wilayah kerja Desa Ambulu
Puskesmas Sumberasih Kabupaten Probolinggo 2.
Mengidentifikasi perkembangan batita di wilayah kerja Desa
Ambulu Puskesmas Sumberasih Kabupaten Probolinggo. 3.
Menganalisis
hubungan
antara
status
gizi
batita
dengan
perkembangan batita di wilayah kerja Desa Ambulu Puskesmas Sumberasih Kabupaten Probolinggo. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1
Bagi institusi pendidikan Hasil penelitian ini dijadikan tambahan kepustakaan tentang hubungan status gizi dengan perkembangan batita.
1.4.2
Bagi peneliti Hasil penelitian ini diharapkan sebagai bahan pembelajaran dalam hal menganalisis tentang hubungan antara status gizi dengan perkembangan batita dan merupakan kesempatan bagi peneliti untuk dapat mengetahui fenomena tentang perkembangan yang terjadi di masyarakat.
1.4.3
Bagi tempat penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai data untuk
membantu
menurunkan
kejadian
gizi
buruk,
deteksi
penyimpangan perkembangan pada batita dan sebagai bahan acuan bagi
5
pihak yang terkait dalam rangka menentukan kebijakan serta intervensi dalam upaya meningkatkan status gizi batita. 1.4.4
Bagi peneliti selanjutnya Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan acuan dalam meneliti lebih lanjut tentang hubungan antara status gizi dengan perkembangan batita.
.1.4.5
Bagi masyarakat 1.
Sebagai
sumber
informasi
untuk
mengetahui
pentingnya
memelihara status gizi pada anak demi perkembangan anak yang optimal. 2.
Dapat memberikan informasi kepada masyarakat tentang status
gizi pada anak khususnya batita.