BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini perkembangan bisnis meningkat semakin ketat meskipun berada dalam perekonomian yang cenderung tidak stabil. Hal ini memberikan dampak terhadap persaingan bisnis yang semakin ketat, baik di pasar domestik maupun pasar internasional. Setiap usaha dalam persaingan ketat ini dituntut untuk selalu berkopetensi dengan perusahaan lain di dalam industri yang sejenis. Salah satu cara agar bisa memenangkan kompetisi atau paling tidak dapat bertahan didalam kompetisi tersebut adalah dengan memberi perhatian penuh terhadap kualitas produk yang dihasilkan oleh perusahaan sehingga bisa mengungguli produk yang dihasilkan oleh pesaing. Permasalahan kualitas telah mengarah terhadap taktik dan strategi perusahaan secara menyeluruh dalam rangka untuk memiliki daya saing dan bertahan terhadap persaingan global dengan produk perusahaan lain (La Hatani,2007). Kualitas produk bukan suatu yang serba kebetulan (Suryadi Prawirosentono, 2007). Kualitas dalam arti sempit dapat diartikan sebagai tingkat kesesuaian produk dengan standar yang telah ditetapkan. 1
2
Jadi, kualitas yang baik akan dihasilkan dari proses yang baik dan sesuai dengan standar yang telah ditentukan berdasarkan kebutuhan pasar. Tujuan utama dari perusahaan pada dasarnya adalah untu memperoleh laba yang optimal sesuai dengan pertumbuhan perusahaan dalam jangka panjang. Namun disamping itu, tuntutan konsumen yang senantiasa berubah menuntut perusahaan yang dalam hal ini berhubungan langsung dengan seberapa baiknya kualitas produk yang diterima oleh konsumen . Salah
satu
program
pengendalian
kualitas
dan
perbaikan
berkesinambungan adalah metode Seven Tools. Pada metode ini digunakan teknik-teknik statistika dalam memantau dan meningkatkan performansi proses untuk menghasilkan produk yang berkualitas. Pada dasarnya suatu pengukuran performansi kualitas dapat dilakukan pada tiga tingkat, yaitu : Pengukuran Pada Tingkat Proses, Pengukuran Pada Tingkat Output dan Pengukuran Pada Tingkat Outcome. Latar belakang munculnya Statistical Processing Control karena adanya perbedaan kualitas (quality dispersion) antara produk dengan tipe yang sama, urutan proses yang sama, diproduksi pada mesin yang sama, operator dan kondisi lingkungan yang sama, dan masalah ini selalu muncul pada perusahaan manufacturing yang berproduksi dalam jumlah banyak (batch/mass production). Begitu pula di PT. XYZ adalah perusahaan yang bergerak dibidang FMFG (Fast Moving Finish Good) yang merupaka perusahaan yang dalam
3
tahap berkembang dengan inovasi terus menerus, dan mulai merambah pangsa pasar untuk pasar internasional, sehingga sekecil apapun biaya sangat mempengaruhi perkembangan perusahan ini dikemudian hari. Produk yang di produksi adalah Rokok (Cigarette) dengan berbagai brand yaitu 170 brand yang memiliki specifikasi yang berbeda satu sama lainya. Beberapa parameter yang digunakan dalam menilai kualitas dapat direfleksikan dalam berbagai bentuk. Pada PT. XYZ yang memproduksi suatu rokok, parameter yang digunakan ada dua yaitu parameter visual dan parameter physical. Penilaian kualitas tersebut termasuk di dalam Key Performance Indicator (KPI) di PT. XYZ. Parameter tersebut, yaitu Visual Quality Index VQI) dan Cigarette Physical Quality Index (CPQI). Cigarette Physical Quality Index (CPQI) merupakan salah satu Key Performance Indicator yang menggambarkan kualitas rokok di PT. XYZ. CPQI ini merupakan parameter untuk menilai qualitas produk secara physical, Parameter-parameter yang diukur dalam CPQI ini yaitu Circumference, Ventilation, RTD (Resistant to Draw), Firmness, CTW (Corrected tobacco weight), OV (Oven Volatile), loose end, NTM (Non Tobacco Material), dari semua parameter diatas memiliki standarnya masing-masing sesuai dengan yang telah diatur oleh perusahaan secara global, semua itu diperlukan juga untuk memenuhi standard TAR dan Nicotin dalam sebatang Cigarette. Semakin rendah nilai CPQI maka semakin baik kualitas rokok yang dihasilkan.
4
Maka dari itu agar produk yang dihasilkan itu baik dan memenuhi spesifikasinya dibutuhkan proses pengendalian kualitas didalamnya, pada prakteknya ada beberapa parameter CPQI yang mengalami penyimpanganpenyimpangan dari standarnya, yang menyebabkan nilai CPQI menjadi tinggi, oleh karena itu dengan pendekatan metoda seven tool ini didapat bahwa ventilation adalah parameter yang sering sekali mengalami penyimpangan di banding parameter-parameter yang lainya. 1.2 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan latar belakang permasalahan yang ada maka dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut: 1. Parameter kualitas yang termasuk dalam KPI Perusahaan adalah Visual Quality Index dan Cigarette Physical Quality Index. 2. Ventilation adalah salah satu parameter cigarette yang mempengaruhi nilai Cigarette Physical Quality Index pada produk secara keseluruhan. Hal ini mempengaruhi kualitas produk tersebut secara physical. 3. Problem ventilation ini terjadi pada beberapa mesin lainnya. Hal ini mempengaruhi nilai Cigarette Physical Quality Index. 1.3 Batasan Permasalahan Karena permasalahan-permasalahan yang ada dalam perusahaan sangat luas, dan agar pembahasan permasalahan bisa lebih terarah maka akan ditentukan batasan masalah yang akan di ulas. Adapun batasan masalah tersebut adalah sebagai berikut:
5
1. Pengamatan akan dilakukan kepada salah satu parameter KPI (Key Performance Indicator) yaitu Cigarette Physical Quality Index (CPQI) 2. Pengamatan dilakukan pada mesin Protos 100 di mesin Link Up (LU) 2.2 karena mesin ini yang memiliki nilai CPQI tertinggi yang di akibatkan ventilation dibanding dengan mesin lainya. 3. Metoda yang digunakan dalam melakukan analisa penyebab permasalahan dan penyelesaian masalah yaitu berbasis dengan kepada metoda seven tools. Dari 7 tools yang digunakan penulis hanya menggunakan 5 tools yaitu stratifikasi masalah, grafik, diagram tulang ikan, diagram pareto dan scatter diagram.
1.4 Perumusan Masalah Rumusan permasalahan yang akan dibahas adalah : 1. Bagaimana analisis menurunkan nilai Cigarette Physical Quality Index (CPQI) yang disebabkan oleh Salah satu parameter rokok yaitu Ventilation berbasis kepada metode seven tools. 2. Apakah metoda seven tools yang digunakan berpengaruh terhadap penurunan nilai Cigarette Physical Quality Index (CPQI)
khusus
untuk parameter Ventilation pada mesin Link Up 22 1.5 Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah : 1. Mencari parameter physical cigarette yang memiliki kontribusi tertinggi dalam pencapaian nilai CPQI di mesin link up 22
6
2. Mencari penyebab permasalahan buruknya parameter Ventilation pada mesin LU 22 dengan berbasis kepada metoda seven tools. 3. Menurunkan nilai Cigarette Physical Quality Index (CPQI)
yang
disebabkan oleh problem ventilasi pada mesin LU 22. 1.6 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan penelitian ini terdiri atas lima bab. Kelima bab tersebut akan diuraikan seperti di bawah ini : BAB I PENDAHULUAN Bab ini terdiri dari beberapa sub pokok bab yang meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan laporan. BAB II LANDASAN TEORI Bab ini menguraikan teori-teori yang menunjang penulisan/penelitian, yang bisa diperkuat dengan menunjukan hasil penelitian sebelumnya. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini berisi tentang sistematika penulisan laporan tugas akhir agar sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Bab ini berisi tentang proses pengumpulan data kemudian membahas tentang keterkaitan antar faktor-faktor dari data yang diperoleh penulis dari
7
masalah yang diajukan kemudian menyelesaikan masalah tersebut dengan metode yang diajukan dan menganalisa proses serta hasil penyelesaian masalah. BAB V ANALISA HASIL Bab ini berisi tentang cara menyelesaikan masalah yang terjadi dari hasil dan pengumpulan data. BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi kesimpulan (jawaban) dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan saran-saran yang diberikan penulis berkaitan dengan penulisan laporan ini.