BA81
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di Indonesia, pasar modal telah berkembang sejalan dengan perkembangan perekonomian. Perusahaan-perusahaan di Indonesia mulai berkembang menjadi perusahaan besar. Harga saham merupakan salah satu indikator yang menunjukkan keberhasilan pengelolaan .dari suatu
perusah~
harga saham
sifatnya berfluktuasi setiap saat karena dipengaruhi oleh jumlah permintaan dan penawaran atas saham tersebut serta beberapa faktor lain seperti kondisi ekonomi makro. Terdapat gap riset tentang pengaruh variabel ekonomi makro terhadap harga saham. Gap riset tersebut terdapat pada pengaruh suku bunga, dan tingkat intlasi terhadap harga saham. Tandelilin (2001) menunjukkan bahwa perubahan suku bunga mempengaruhi variabilitas return investasi sebagai akibat dari perubahan harga saham. Perubahan suku bunga berpengaruh negatif ceteris paribus terbadap harga saham karena apabila tingkat suku bunga naik maka barga saham akan turun. Hal tersebut terjadi karena investor lebih tertarik dengan investasi yang
terkait suku bunga (seperti tabungan I deposito) dengan cara meminclahkan investasinya dari saham. Menurut Jogiyanto (2010), tingginya tingkat suku bunga berakibat negatif terhadap pasar modal. Hal ini mengakibatkan harga-harga saham di pasar modal menurun secara drastis. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Aroni
1
2
(2011) yang menunjukkan bahwa suku bunga berpengaruh negatifterhadap harga saham. Namun, beberapa penelitian lain seperti Pal dan Mittal (2011), dan Antwi dkk (2012) menunjukkan hasil yang berbeda. Hal ini dikarenakan investor memiliki karakter investasi untuk jangka pendek. Pal dan Mittal (20 11) menunjukkan bahwa suku bunga mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap S&P CNX Nifty. Sedangkan Antwi dkk (2012) menunjukkan adanya pengaruh positif antara suku bunga dengan harga saham GSE All-share. Hal ini menunjukkan adanya gap riset pengaruh suku bunga terhadap harga saham. Peningkatan inflasi merupakan sinyal negatif bagi investor di pasar modal (Tandelilin, 2001). Kenaikan inflasi akan menurunkan capital gain, dan menyebabkan berkurangnya keuntungan yang diperoleh investor. Resiko yang
akan dihadapi investor menjadi lebih besar jika tetap berinvestasi dalam bentuk ~
sehingga mengakibatkan permintaan terhadap saham akan turun
(lshomuddin, 2010). Pal dan Mittal (2011) menunjukkan bahwa tingkat inflasi mempunyai pengaruh negatif signifikan terhadap BSE Sensex dan the S&P CNX Nifty. Nam~
penelitian yang dilakukan Mahmmod dan Dinniah (2007) menunjukkan
basil yang berbeda yaitu tidak ada pengaruh inflasi terhadap harga saham di sejumlah negara di Asia Pasifik yaitu Malaysia, Thailand, Hongkong, Korea, Jepang, dan Australia. Hal ini didukung oleh Kewal (2012) yang menunjukkan bahwa tingkat inflasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap IHSG. Hal ini
dikarenakan pasar masih bisa menerima jika tingkat inflasi tidak terlalu tinggi ( di bawah 10 % ). Bahkan, penelitian yang dilakukan Aroni (2011) menunjukkan
3
bahwa tingkat inflasi mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap harga saham. Hal ini menunjukkan adanya gap riset pengaruh tingkat inflasi terhadap harga saham. Bagi investor sendiri, perubahan nilai tukar mata uang ( depresiasi rupiah terhadap dolar Amerika) dapat terjadi apabila faktor fundamental perekonomian Indonesia tidak kuat, sehingga dolar Amerika menguat dan akan menurunkan harga saham (Sunariyah, 2006). Hal ini menambah resiko bagi investor dalam berinvestasi di pasar modal Indonesia (Witjaksono, 201 0). Investor akan menghindari resiko, sehingga investor cenderung melakukan aksi jual dan mendorong penurunan harga saham. Pal dan Mittal (2011), Aroni (2011), Antwi dkk (2012), dan Kewal (2012) menunjukkan bahwa nilai tukar mata uang berpengaruh negatif terhadap harga saham. Teori harga saham menyatakan bahwa suku bunga, tingkat inflasi, dan nilai
tukar mata uang berpengaruh terhadap harga saham, namun teori nilai tukar mata uang menyatakan bahwa suku bunga dan tingkat inflasi berpengaruh terhadap nilai tukar mata uang. Alwi (2003) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pergerakan harga saham diantaranya adalah perubahan suku bunga tabungan I deposito, kurs valuta asing, dan inflasi. Namun, Sukimo (2004) menyatakan bahwa perubahan dalam permintaan dan penawaran suatu valuta dapat diakibatkan oleh banyak faktor diantaranya kenaikan harga ( inflasi),
perubahan suku bunga, dan tingkat pengembalian investasi. Hal ini menunjukkan adanya gap teori harga saham dan nilai tukar mata uang.
4
Beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa suku bunga dan tingkat inflasi berpengaruh terhadap harga saham, namun beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa suku bunga dan tingkat inflasi berpengaruh terhadap nilai tukar mata uang. Pengaruh suku bunga terhadap fl.uktuasi nilai tukar mata uang
yaitu tinggi rendahnya permintaan terhadap uang akan tercermin pada tinggi rendahnya suku bunga (Depari, 2009). Suku bunga turon akan mengurangi minat investor untuk memegang rupiah karena insentif yang diterima menurun sehingga nilai tukar mata uang rupiah akan melemah. Hal ini didukung oleh Stenly (20 10), Muhammadinah (2011), dan Murdayanti (2012) yang menunjukkan bahwa tingkat suku bunga SBI (Sertifikat Bank Indonesia) berpengaruh negatif terhadap nilai tukar mata uang (kurs) rupiah.
Laju infl.asi yang tinggi hila dibiarkan akan secara bertahap mengurangi daya beli masyarakat, selain itu infl.asi akan mengundang peningkatan volume import, yang akan menyebabkan mata uang domestik terdepresiasi terhadap mata uang asing
(Ilham,2003).
Penelitian
yang
dilakukan
Depari
(2009),
dan
Muhammadinah (2011) menunjukkan bahwa tingkat inflasi berpengaruh positif terhadap perubahan nilai tukar (kurs) rupiah.
Penelitian ini mengangkat permasalahan tentang hubungan suku bunga dan tingkat infl.asi terhadap barga saham serta hubungan suku bunga dan tingkat inflasi terhadap barga saham melalui nilai tukar mata uang sebagai variabel
intervening. Nilai tukar mata uang digunakan sebagai variabel intervening karena beberapa penelitian sebelumnya telah menunjukkan adanya gap riset dan gap teori bahwa suku bunga, tingkat infl.asi, dan nilai tukar mata uang berpengaruh
5
terhadap harga saham., namun suku bunga dan tingkat inflasi juga berpengaruh terhadap nilai tuk.ar mata uang. Hal ini membuat peneliti ingin mengetahui apakah variabel ekonomi makro seperti suku bunga, dan tingkat inflasi juga mempengaruhi harga saham melalui variabel intervening yaitu nilai tukar mata uang. Penelitian ini menggunakan PT. Gudang Gararn Tbk sebagai tempat studi kasus. PT. Gudang Garam Tbk dipilih sebagai objek penelitian karena merupakan salah satu perilsahaan manufaktur di bidang usaha rokok yang terdaftar aktif dalam kategori LQ 45, serta aktif dalam kegiatan impor dan ekspor sehingga cenderung terkena dampak yang besar dari perubahan nilai tukar mata uang. Harga saham di perusahaan tersebut fluktuatif sehingga peneliti ingin mengetahui suku bunga dan tingkat inflasi terhadap harga saham, serta pengaruh tidak langsung suku bunga dan tingkat inflasi terhadap harga saham melalui nilai tukar mata uang sebagai variabel intervening. Berdasarkan latar belakang yang telah
dijelaskan di atas, maka penulis akan melakukan penelitian yang berjudul . "Pengaruh Suku Bunga Dan Tingkat lnflasi Terhadap Harga Sabam Dengan Nilai Tukar Mata Uang Sebagai Variabel Intervening'' menggunakan studi kasus PT. Gudang Garam Tbk. 1.2 Rumusan Masalah
Dari beberapa permasalahan yang melatarbelakangi penelitian yang telah dibahas, rumusan masalah untuk. penelitian ini adalah : 1.
Bagaimana pengaruh suku bunga terhadap harga saham ?
6
2.
Bagaimana pengaruh suku bunga secara tidak langsung terltadap harga saham melalui variabel intervening nilai tukar mata uang ?
3.
Bagaimana pengaruh tingkat inflasi terhadap harga saham ?
4.
Bagaimana pengaruh tingkat inflasi secara tidak langsung terhadap harga
saham melalui variabel intervening nilai tukar mata uang ?
1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini antara lain : 1.
Untuk menganalisis pengaruh suku bunga terhadap variabel harga saham.
2.
Untuk menganalisis pengaruh suku bunga secara tidak langsung terhadap harga saham melalui variabel intervening nilai tukar mata uang.
3.
Untuk menganalisis pengaruh tingkat inflasi terhadap harga saham.
4.
Untuk menganalisis pengaruh tingkat inflasi secara tidak langsung terhadap harga saham melalui variabel intervening nilai tukar mata uang.
1.4 Maafaat Penelitiaa Adapun manfaat yang diharapkan dengan adanya penelitian ini antara lain: 1.
Dari segi teoritis, yang diharapkan dari penelitian ini adalah untuk pengembangan kajian ekonomi makro dan manajemen keuangan mengenai suku bunga, tingkat inflasi, nilai tukar mata uang dan pengaruhnya terhadap harga saham.
7
2.
Dari segi empiris, basil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pemerintah dalam merumuskan kebijakan-kebijakan di bidang pasar modal khususnya yang berkaitan dengan saham.
3.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pertimbangan bagi perusahaan dan investor tentang pengaruh suku bunga, tingkat inflasi, nilai
tukar mata uang terhadap harga saham.
4,
Hasil penelitian ini dihatapkan dapat menjadi tambahan informasi bagi pembaca pada umumnya dan bagi mahasiswali pada khususnya mengenai pasar modal.
5. Hasil penelitian ini dibarapkan dapa1 menjadi bahan tambahan infC)TID8si dan sebagai referensi bagi penelitian selanjutnya.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup untuk penelitian ini antara lain :
1• V an"abel • lD1 • • 8n8 d )au .L s Ww b~ tmg,at • )c. yang dirn•n.,]....,.., - & - - a dal . am penelitian
inflasi, nilai tukar mata uang, dan harga saham. 2.
Perusahaan yang dijadikan studi kasus dalam penelitian ini adalah PT.
Gudang Ganun Tbk.. 3.
Data-data yang digunakan dalam penelitian ini ada)ah mulai Januari 2003 sampai dengan Desember 2012.