BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan pasar modal di Indonesia yang semakin berkembang pesat, permintaan akan audit laporan keuangan pun semakin meningkat. Perusahaan go public diwajibkan untuk menyampaikan laporan keuangan yang disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia dan diaudit oleh akuntan publik yang terdaftar di Badan Pengawas Pasar Modal – Lembaga Keuangan (Bapepam LK) atau Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sejak 1 Januari 2013. Laporan keuangan merupakan instrumen penting yang digunakan sebagai sumber informasi oleh berbagai pihak. Laporan keuangan tersebut wajib diaudit dengan tujuan untuk memberikan opini tentang kewajaran laporan keuangan. Ini artinya, laporan keuangan yang disajikan oleh manajemen perlu verifikasi sebelum dipublikasikan bahwa laporan keuangan telah sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan. Hasil audit atas laporan keuangan mempunyai tanggung jawab yang besar. Tanggung jawab ini tidak hanya terkait dengan keandalan laporan keuangan, namun juga terkait dengan ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Ketepatan waktu perusahaan dalam mempublikasikan laporan keuangan tergantung dari ketepatan waktu auditor dalam melakukan penyelesaikan audit. Ketepatan waktu tersebut terkait dengan manfaat yang terkandung di dalamnya. 1
Jika terjadi penundaan yang tidak semestinya, maka informasi yang dihasilkan akan kehilangan manfaat dan relevansinya (Subekti, 2004). Ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan diatur dalam UndangUndang Nomor 8 Tahun 1995 tentang peraturan pasar modal. Dalam lampiran keputusan Ketua Bapepam Nomor: Kep-36/PM/2003 dinyatakan bahwa perusahaan harus menyampaikan laporan keuangan tahunan disertai dengan laporan auditor kepada Bapepam selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga setelah tanggal tutup tahun buku perusahaan. Apabila perusahaan terlambat menyampaikan laporan keuangan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh Bapepam, maka perusahaan akan dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh undang-undang. Sanksi keterlambatan telah diatur oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui Keputusan Direksi PT Bursa Efek Jakarta Nomor: Kep-307/BEJ/07-2004. Bagi perusahaan yang terlambat dalam menyampaikan laporan keuangan akan dikenakan sanksi sebagai berikut: 1) Peringatan tertulis I, atas keterlambatan penyampaian laporan keuangan sampai 30 (tiga puluh) hari kalender terhitung sejak lampaunya batas waktu penyampaian laporan keuangan. 2) Peringatan tertulis II dan denda sebesar Rp 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah), apabila mulai hari kalender ke-31 hingga hari kalender ke-60 sejak lampaunya batas waktu penyampaian laporan keuangan, perusahaan tercatat tetap tidak memenuhi kewajiban penyampaian laporan keuangan.
2
3) Peringatan tertulis III dan tambahan denda sebesar Rp 150.000.000,- (seratus lima puluh juta rupiah), apabila mulai hari kalender ke-61 hingga hari kalender ke-90 sejak lampaunya batas waktu penyampaian laporan keuangan, perusahaan tercatat tetap tidak memenuhi kewajiban penyampaian laporan keuangan atau menyampaikan laporan keuangan namun tidak memenuhi kewajiban untuk membayar denda. 4) Suspensi, apabila mulai hari kalender ke-91 sejak lampaunya batas waktu penyampaian laporan keuangan, perusahaan tercatat tetap tidak memenuhi kewajiban penyampaian laporan keuangan dan atau perusahaan tercatat telah menyampaikan laporan keuangan namun tidak memenuhi kewajiban untuk membayar denda. Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) telah mengatur tentang prosedur dalam penyelesaian pekerjaan lapangan. SPAP menyatakan bahwa dalam melakukan audit diperlukan perencanaan atas aktivitas dan pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian internal yang dilengkapi dengan kumpulan bukti yang kompeten. Pelaksanaan prosedur audit yang sesuai dengan standar membutuhkan waktu yang juga dapat meningkatkan kualitas hasil audit. Pelaksanaan audit yang semakin sesuai dengan standar akan memerlukan waktu yang lebih lama. Sebaliknya pelaksanaan audit yang semakin tidak sesuai dengan standar akan memerlukan waktu yang lebih singkat. Jangka waktu penyelesaian audit dapat berpengaruh terhadap ketepatan perusahaan dalam mempublikasikan laporan keuangan. Ketepatan waktu pelaporan keuangan merupakan elemen pokok bagi catatan atas laporan keuangan 3
yang memadai. Para pengguna informasi laporan keuangan tidak hanya mendapatkan informasi yang relevan, tetapi informasi juga harus bersifat baru dan reliable (Dyer dan McHugh, 1975). Oleh karena itu, laporan keuangan harus disajikan tepat waktu pada saat dibutuhkan yang mungkin dapat memengaruhi pengguna informasi dalam pengambilan keputusan. Jangka waktu penyelesaian audit dapat dilihat dari perbedaan waktu tanggal laporan keuangan pada akhir periode (tutup buku) dengan tanggal opini audit dalam laporan keuangan. Perbedaan waktu ini disebut sebagai audit delay (Subekti, 2004). Semakin lama auditor melakukan penyelesaian audit, maka semakin panjang audit delay. Sebaliknya semakin cepat auditor dalam melakukan penyelesaian audit, maka semakin pendek audit delay yang ada. Berangkat dari pemaparan di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai faktor yang menyebabkan panjang - pendek audit delay. Beberapa faktor yang diindikasikan dapat memengaruhi audit delay dalam penelitian ini adalah: profitabilitas, ukuran perusahaan, kompleksitas operasi perusahaan dan reputasi Kantor Akuntan Publik. Profitabilitas merupakan salah satu faktor yang dapat memengaruhi keterlambatan laporan audit. Perusahaan yang memiliki laba atau profitabilitas tinggi maka perusahaan berharap laporan keuangan auditan dapat diselesaikan secepatnya, sehingga good news tersebut segera disampaikan (Carlsaw dan Kaplan, 1991). Ukuran perusahaan juga dapat diindikasikan sebagai penyebab panjangpendek audit delay. Semakin besar ukuran perusahaan, maka akan semakin 4
banyak waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan audit. Hal ini berkaitan dengan semakin banyak jumlah sampel yang harus diambil dan semakin luas prosedur audit yang harus dilakukan (Ashton, Willinghan dan Elliot, 1987). Selain itu, kompleksitas operasi perusahaan juga dapat menjadi faktor yang memengaruhi adanya audit delay. Kompleksitas operasi perusahaan cenderung memengaruhi waktu yang dibutuhkan auditor untuk menyelesaikan pekerjaan audit (Saputri, 2012). Hal tersebut sejalan dengan hasil penelitian Ahmad dan Abidin (2008) yang menyatakan bahwa kompleksitas perusahaan berdampak pada ketepatan waktu pelaporan keuangan. Hal tersebut dikarenakan auditor akan menghabiskan lebih banyak waktu untuk menyelesaikan tugas audit pada perusahaan klien yang mengalami peningkatan kompleksitas perusahaan. Faktor lain yang juga dapat memengaruhi keterlambatan laporan audit adalah reputasi KAP. Perusahaan yang diaudit oleh KAP tergolong besar, audit delay cenderung akan lebih pendek (Ashton, Willinghan dan Elliot, 1987). Hal ini diasumsikan, KAP tergolong besar dapat lebih efektif dan efisien, sehingga memungkinkan untuk dapat menyelesaikan audit tepat waktu (Utami, 2006). Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Subekti (2004) tentang faktor-faktor yang memengaruhi audit delay di Indonesia. Subekti menggunakan lima variabel, yaitu: profitabilitas perusahaan, ukuran perusahaan, jenis industri, opini auditor dan ukuran auditor. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah periode yang digunakan. Periode yang digunakan oleh penelitian sebelumnya adalah tahun 2001, sedangkan periode yang digunakan dalam penelitian ini adalah tahun 2010-2011. 5
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian berjudul “Pengaruh Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Kompleksitas Operasi Perusahaan dan Reputasi KAP terhadap Audit Delay: Studi pada Perusahaan Go Public Tahun 2010 – 2011”.
1.2 Batasan Masalah Agar pembahasan tidak terlalu luas dan dapat lebih terarah pada sasaran, maka peneliti akan memberikan pembatasan sebagai berikut: 1) Penelitian dilakukan terhadap perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan tahun buku 2010-2011. 2) Profitabilitas diproksikan dengan Return on Asset (ROA). 3) Ukuran perusahaan diproksikan dengan log total aset perusahaan. 4) Kompleksitas operasi perusahaan diproksikan dengan varabel dummy, dimana perusahaan yang memiliki entitas anak diberi kode 1, sedangkan perusahaan yang tidak memiliki entitas anak diberi kode 0. 5) Reputasi Kantor Akuntan Publik diproksikan dengan variabel dummy, dimana perusahaan yang diaudit oleh KAP The Big Four diberi kode 1, sedangkan perusahaan yang diaudit oleh KAP Non The Big Four diberi kode 0.
1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah yang telah dipaparkan di atas, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut: 1) Apakah profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap audit delay? 6
2) Apakah ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap audit delay? 3) Apakah kompleksitas operasi perusahaan berpengaruh signifikan terhadap audit delay? 4) Apakah reputasi Kantor Akuntan Publik berpengaruh signifikan terhadap audit delay? 5) Apakah profitabilitas, ukuran perusahaan, kompleksitas operasi perusahaan dan reputasi Kantor Akuntan Publik secara simultan berpengaruh signifikan terhadap audit delay?
1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah : 1) Menganalisis pengaruh profitabilitas terhadap audit delay. 2) Menganalisis pengaruh ukuran perusahaan terhadap audit delay. 3) Menganalisis pengaruh kompleksitas operasi perusahaan terhadap audit delay. 4) Menganalisis pengaruh reputasi KAP terhadap audit delay.
1.5 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak, antara lain: 1) Manfaat bagi praktisi: a) Bagi investor: hasil penelitian dapat membantu investor untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi audit delay, khususnya faktor jenis industri 7
sehingga dapat dijadikan pedoman untuk mengambil keputusan dalam berinvestasi. b) Bagi manajemen: hasil penelitian dapat membantu manajemen untuk mengetahui faktor yang memengaruhi audit delay agar manajemen dapat lebih memperhatikan faktor-faktor tersebut, khususnya faktor profitabilitas dan reputasi KAP. Dengan demikian manajemen dapat termotivasi untuk meningkatkan kinerja serta dapat lebih cermat dalam memilih KAP yang akan digunakan, sehingga laporan keuangan dapat dipublikasikan tepat waktu. c) Bagi auditor: hasil penelitian dapat menjadi pedoman bagi auditor agar dapat lebih memperhatikan faktor yang berpengaruh terhadap audit delay, khususnya faktor ukuran perusahaan agar auditor dapat melakukan perencanaan audit yang lebih baik sesuai dengan kondisi perusahaan serta dapat termotivasi untuk meningkatkan kinerja sehingga pengerjaan audit dapat lebih efektif dan efisien sehingga dapat mempersingkat rentang waktu audit delay. 2) Manfaat bagi regulator: hasil peneltian dapat memberikan informasi bagi regulator pasar modal untuk dapat mempertimbangkan faktor-faktor dominan yang memengaruhi audit delay dalam membuat kebijakan mengenai pelaporan keuangan, sehingga dapat menghindari adanya audit delay tersebut. 3) Manfaat bagi akademisi: hasil penelitian dapat menjadi sarana pengetahuan dan diharapkan dapat dijadikan referensi bagi penelitian berikutnya.
8
1.6 Metode dan Sistematika Penulisan Laporan Penelitian Penulisan laporan penelitian ini menggunakan sistematika sebagai berikut: BAB I: Pendahuluan Bab ini mencakup latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode dan sistematika penulisan. BAB II: Telaah Literatur Bab ini mencakup landasan teori audit, penelitian terdahulu dan perkembangan hipotesis. Bab III: Metodelogi Penelitian Bab ini mencakup gambaran umum objek penelitian, metode penelitian, variabel penelitian, teknik pengumpulan data, teknik pengambilan sampel dan teknik analisis data. Bab IV: Analisis dan Pembahasan Bab ini merupakan pemaparan dari analisis dan pembahasan mengenai hasil penelitian. Bab V: Simpulan dan Saran Bab ini mencakup simpulan dan saran mengenai penelitian yang telah dilakukan.
9