7emu I-eknis f ungsionu7 Aon Penelin 2002
B. MAKALAH LABORATORIUM PENELITIAN
KANDUNGAN SENYAWA POLIFENOL DALAM TANAMAN LIDAH BUAYA, DAUN MIMBA DAN AMPAS BUAH MENGKUDU SAULINA SITOMPUL
Balai Penelitian Ternak Ciawi. PO. Box 221 . Bogor 16002 RINGKASAN Zat bioaktif tanaman dex%asa ini hanNak digunakan sebagai pengganti antibiotika . disamping untuk kosmetik clan suplemen kesehatan manusia. Salah satu zat bioaktif tanaman adalah senyawa politenol seperti tlavonoid. anthron. antrakinon clan tanin. Tanaman lidah buaya. claun mimba clan buah mengkudu menganclung zat bioaktif clan kegunaannya suclah dikenal lugs . I ;ntuk itu dilakukan penelusuran sencax%a polifenol clan analisis kimianya . Kandungan total fenol langsung dilakukan pada ekstrak air dengan menambahkan pereaksi Folin Ciocalteau clan clibaca pada spektrotbtometer dengan pan,jang gelombang 725 nm . lJji kualitatif antrakinon dilakukan pada traksi klorotbrm clan metanol Nang dilanjutkan dengan u. ji semi kualitatif dengan membandingkan terhadap deret standar. t ji kandungan tanin langsung dilakukan ekstraksi dalam aseton 70%. menggunakan pe \\arnaan pereaksi Folin Ciocalteau clan dibaca pada panjang gelombang 725 nm dengan spektrofotometer . llii kualitatif dari fraksi hexana menunjukkan adanya senyawa sterol /triterpen dalam semua contoh . Hasil penelusuran clan uji kandungan polifenol gel lidah buaya 5.62 = 0.11%. claun mimba clan ampas buah mengkudu 1 .52 = 0.02% clan 1 .31 = 0 .02% . serta kulit lidah buaNa 0.46 = 0.01% . Kandungan antrakinon clari traksi klorotbrm clan metanol adalah 0.1% dalam gel lidah buaca clan claun mimba. sedangkan 0 .115% pada kulit liclah buaNa untuk masing-masing traksi clan ampas buah mengkudu 1 .2% untuk fraksi klorotbrm clan metanol . Katy kunei: Lidah bua%a. mimba. mengkudu . polifenol . antrakinon . tanin.
PENDAHULUAN Indonesia kaya akan tanaman tropis yang umum digunakan sebagai bahan obat-obatan clan dikenal dengan jamu . Tanaman tersebut mengandung zat bjoaktif tanaman dimana senyawa ini dalam konsentrasi tertentu berkhasiat bagi kesehatan . Dewasa ini penggunaan zat bjoaktif tanaman suclah mulai dikembangkan . Zat bioaktif tanaman secara umum merupakan kandungan dari satu atau lebih senyawa alkaloid . "bitters" . flavonoid . glikosida. saponin clan polifenol seperti flavonoid . anthron . antrakinon clan tanin (GILL. 1999) . Senyawa polifenol sangat mudah teroksiclasi clan peka terhadap cahaya (MORSY . 1991) .
48
Tens Teknis Fungsional .Von Penehn 2002
Tanaman lidah buaya (Aloe vera). mimba (A-7adirachta indica) clan mengkudu (Morinda citrifolia) secara tradisional sudah digunakan sebagai obat terutama di Indonesia . Ketiga jenis tanaman ini diperkirakan mengandung zat bioaktif polifenol seperti antrakinon clan tanin . Tanaman lidah buaya banyak didapat di Kalimantan Barat. nilai ekonomisnya tinggi . selain untuk obat-obatan fungsinya juga untuk kosmetika. tanaman hias clan dibuat minuman segar (HASTUTI . 1999) . Daun lidah buaya diperkirakan mengandung senyawa kimia saponin . polifenol (OKAMURA et al. . 1997). antrakinon. flavanoid clan tanin (SURYOWIDODO . 1998: GILL . 1999) . Daun mimba digunakan sebagai obat malaria clan pembangkit selera makan . sedangkan kulit batangnya untuk tonikum . obat demam clan lambung . Daun mimba digunakan sebagai pakan ternak pada musim kering di Madura Publikasi tentang bioaktif tanaman ini belum banyak (HEYNE . 1987). ditemukan . Mengkudu merupakan tanaman yang sangat dikenal saat ini . Hampir seluruh bagian dari tanaman ini bermanfaat. seperti kulit batangnya untuk zat warna. daun clan buahnya sebagai obat (ANTARA . 2001) . Buahnya mengandung antrakinon clan alkaloid yang bersifat antalmentik terhadap sejenis cacing pada domba (MURDIATI dkk . 2000) . Akhir-akhir ini dipasaran banyak ditemukan tablet sari buah mengkudu . disamping jus buahnya . Ampas buah mengkudu didapat dari sisa pembuatan jus dengan ekstrak air. Senyawa polifenol seperti antrakinon clan alkaloid diperkirakan masih tersisa dalam ampas tersebut . karena kedua senyawa ini larut dalam kloroform clan metanol . Untuk mengetahui senyawa polifenol vang terkandung dalam daun lidah buaya. daun mimba clan ampas buah mengkudu maka dilakukan penelusuran clan uji kandungannya . Senyawa polifenol seperti antrakinon bersifat antibiotik clan tanin mempunvai sifat yang clapat mengikat clan melindungi protein terhadap penguraian rumen. sehingga kedua senyawa tersebut dalam konsentrasi tertentu dapat digunakan dalam pakan ternak . Penelusuran clan uji komposisi senyawa fenol dilakukan secara ekstraksi berkesinambungan dengan heksana kloroform . metanol clan air . Senyawa aktif akan terlarut dalam pelarut yang sesuai dengan sifat kepolaran dari pelarut yang digunakan pada fraksinasi . Senyawa yang terlarut pada fraksi heksan yaitu lemak clan sterol/triterpen . dalam fraksi kloroform didapat alkaloid clan antrakinon serta dalam fraksi metanol didapat alkaloid. antrakinon . flavanoid . tanin. saponi n clan gula (MATERIA MEDIKA INDONESIA . 1989 : STAHL . 1969) . Penelusuran clan uji kandungan antrakinon dilakukan secara kualitatif yang dilanjutkan dengan semikualitatif. Analisis total polifenol clan tanin dilakukan secara langsung. dimana polifenol diekstrak dengan air clan tanin dengan aseton 70%. selanjutnya digunakan pereaksi Folin Ciocalteau (SINGLETON and ROSSI . 1965). Uji kualitatif senyawa sterol dari fraksi heksan dilakukan untuk semua contoh .
49
lenn leknis I-ungstonal .~on Peneliu 2002
BAHAN DAN CARA KERJA Bahan Kloroform . metanol . heksan . asam asetat anhidrid . asam sulfat pekat. larutan boraks 5%. pereaksi Folin Ciocalteau. larutan sodium karbonat 20%. aseton 70%. katekin . asam tanat. antrakinon untuk sintetis . contoh gel lidah buaya segar . gel lidah buaya kering . kulit daun lidah buaya . daun mimba dan ampas buah mengkudu yang sudah halus dan kering . Alat
Spektrofotometer Genesis 5. UV 366 nm . alat ekstraksi . evaporator. Sentrifus. tabung reaksi bertutup . labu ukur 100 ml. pipet 5 ml. I ml dan pipet m i kro . Cara kerja Pembuatan Fraksi Heksan Sebanyak 2 gram dari masing-masing contoh kering dan halus di timbang kedalam selongsong kertas saring. ditutup dengan kapas clan diletakkan dalam alat ekstraksi . ditambahkan 150 ml heksan . diekstrak selama 18 jam hingga pelarut menjadi bening. tidak berwarna . Pembuatan Fraksi Kloroform Selongsong kertas saring yang berisi contoh (sisa dari ekstraksi kloroform) dikeringkan diudara luar hingga bebas dari pelarut heksan . kemudian diekstrak kembali dengan 150 ml kloroform selama 18 jam . hingga pelarut menjadi bening tak berwarna . Pembuatan Fraksi Metanol Selongsong beserta contoh dikeringkan diudara luar hingga bebas dari kloroform . kemudian diekstrak kembali dengan 150 ml metanol selama 18 jam. hingga pelarut menjadi jernih dan tak berwarna . Uji Kualitatif Senyawa Sterol/Triterpan Sebanyak 3 ml fraksi heksan dipipet kedalam tabung reaksi. ditambahkan 2 tetes asam asetat anhidrat dan I tetes asam sulfat pekat. kocok pelan . Juga dilakukan blanko dengan penambahan 2 tetes asam asetat anhidrat clan 1 tetes asam sulfat pekat tanpa larutan contoh. Perubahan warm diamati
7enrw 7ekms Fnngsionu7 A'on PeneNn 200=
Dibandingkan antara contoh dan blanko. Hasil positif setelah 1 jam. dinyatakan bila terjadi warna biru sampai hijau. merah muda. merah atau ungu. Uji Kualitatif clan Semikualitatif Senyawa Antrakinon Dipipet 5 ml filtrat fraksi kloroform . dikeringkan dengan evaporator . ditambahkan 10 ml air. dikocok dan disaring . Pada 5 ml filtrat ditambahkan 5 ml boraks 5% . dikocok dan dilihat dibawah sinar UV . panjang gelombang 366 nm sebelum 30 menit untuk uji semikualitatif ditimbang 20 mg antrakinon dilarutkan dengan 10 ml kloroform. dipipet masing-masing dari larutan ini 10, 20. 40. 60. 80 clan 100pl kedalam tabung reaksi . dikeringkan dengan evaporator. ditambahkan 5 ml boraks 5% dikocok dan dilihat pancaran floresensinya dibawah sinar UV . Larutan contoh di bandingkan dengan standar (STAHL . 1969) . Uji Total Polifenol Ditimbang sebanyak 1 gram gel lidah buaya kedalam tabung reaksi . ditambahkan 5 ml air suling, diekstrak dengan ultrasonik selama 20 menit, didinginkan dalam campuran air dan es batu. disentrifuse selama 20 menit dengan kecepatan 2000 rpm . Sebanyak 25pl dari larutan pipet kedalam tabung reaksi . ditambahkan air suling hingga volume 1 ml . ditambahkan berturut turut 0.5 ml larutan Folin Ciocalteau. 2.5 ml larutan sodium karbonat 20% . dikocok hingga homogen . dibiarkan selama 40 menit dan warna biru yang terbentuk dibaca dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 725 rim . Untuk larutan standar ditimbang 10 mg katekin . dilarutkan dengan 50 ml air. dipipet masing-masing dari larutan standar 10. 20. 30 . 40. 50. 60. 70. 80. 90 dan 100 pl. penambahan pereaksi selanjutnya sama seperti pada contoh (SINGLETON ' dan ROSSI. 1965) . Uji Kandungan Tanin Sebanyak 50 mg contoh ditimbang kedalam tabung reaksi yang bertutup di tambahkan 5 ml aseton 70% . diekstrak dengan ultrasonik selama 20 menit. didinginkan dalam wadah berisi air dan es batu. disentrifuse selama 20 menit dengan kecepatan 2000 rpm . Sebanyak 100 pd dari masing-masing contoh dipipet kedalam tabung reaksi . ditambahkan air suling hingga volumenya 1 ml. ditambahkan berturut-turut 0.5 ml Folin Ciocalteau. 2.5 ml larutan sodium karbonat 20%. dikocok dan dibaca dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 725 nm . Dilakukan juga penambahan pereaksi yang sama pada standar yang dipipet dari larutan stok 10 mg asam tanat dalam 50 ml aseton 70%, dimana deret standar adalah 10. 20. 30. 40. 50. 60. 70. 80. 90 dan 100 pl (SINGLETON dan ROSSI . 1965). Khususnya untuk daun dilakukan penghilangan zat warna klorofil sebelum dianalisis taninnya. Yaitu dengan 51
7-emu
leknis Fangsional %on Penelin 7n(l?
cars penambahan dietil eter yang mengandung 1 % asam asetat (MAKKAR. 1999). Untuk daun mimba dilakukan penghilangan zat warm. dimana 5 gram contoh dilarutkan dalam 50 ml dietil eter yang mengandung 1% asam asetat. dikocok. disaring. dikeringkan dan selanjutnya contoh ditimbang seperti diatas untuk analisis tanin . Perhitungan Antrakinon (semi kuantitatif) vol fraksi vaniz ditiipet vol total fraksi
x konsentrasi standar
bobot contoh Total Fenol Abs x fp x 100% Slope = mg. Contoh Tanin Abs x fp x 100°!0 Slope mg. Contoh Ket : fp = faktor pengenceran Abs = absorben contoh HASIL DAN PEMBAHASAN Uji kualitatif senyawa sterol i triterpen dalam contoh gel clan daun lidah buaya. daun mimba serta ampas buah mengkudu menunjukkan hasil yang positif (Tabel 1) . Uji kualitatif senyawa antrakinon dari fraksi kloroform dan metanol , menunjukkan hasil positif untuk masing-masing contoh yaitu terpancamya, sinar fluoresensi kuning dibawah UV 366 nm .
Temu Teknis Fungsional %on Penelm 2M12
Tabel
Jenis fraksi
l .Penelusuran senyawa polifenol secara kualitatif pada gel clan kulit daun lidah buaya. daun mimba clan ampas buah mengkudu dari fraksi kloroform clan metanol . Senyawa kimia
Heksan Triterpen/Sterol Kloroform Antrakinon Metanol Antrakinon Ket = Positif
Gel lidah buaya
Kulit lidah buaya
Daun mimba
-
-
-
Ampas buah men kudu -
Uji kandungan tanin clan total fenol dilakukan langsung secara kuantitatif (Tabel 2) . 4 kali ulangan untuk masing - masing contoh .Uji komposisi tanin dilakukan dengan ekstraksi aseton 70% clan total fenol dengan ekstraksi air. Untuk contoh daun yang mengandung zat warna klorofil tinggi . dilakukan penghilangan klorofil terlebih dahulu sebelum dianalisis taninnya . Hal ini disebabkan karena warna hijau dari klorofil terlarut dalam aseton 70% akan mengganggu warna pada pembuatan di spektrofotometer . Kandungan senyawa antrakinon dilakukan masing-masing dari kloroform clan metanol (Tabel 2) . Hasil analisis total fenol didapat kadar yang tertinggi pada gel lidah buaya 5.62 t 0.11%. pada daun mimba clan 1 .31 t 0.02%. sedangkan kadar terendah pada kulit daun lidah buaya 0.05% pada fraksi kloroform clan metanol. Tabel 2 . Kandungan polifenol . tanin . antrakinon pada gel clan daun lidah buaya. daun mimba clan ampas buah mengkudu . lenis contoh Gel lidah bua,a Kulit lidah bua,a Daun mimba Ampas bush mengkudu
Polifenol 5 .62 = 0 . I I 0,46 s 11.111 1 .52 - 0 .112 1 .31 = 0 .02
Kadar berdasarkan herat leering % Antrakinon p ada fraksi Tanin Klorolorm Metanol 0. 1 0 11 . 1 0 0 .72 1 0 .04 11 .115 11 .115 td 11 .111 IL 111 1 .55 0.16 1 .20 1 .211 0 .69 0,02
Ket : td = tidak ditentukan
Nilai simpangan baku dari kandungan antrakinon tidak clitentukan hal ini karena penetapan dilakukan secara semikuantitatif. Uji semikuantitatif dikarenakan deteksi hanya dilakukan dengan membandingkan warna contoh terhadap standar,dengan kata lain tidak membandingkan nilai absorban contoh terhadap standar . Pada pengamatan proses pembuatan fraksi terutama kloroform clan metanol sebaiknya bobot contoh yang digunakan tidak terlalu banyak .
53
Ienm 7eknis FunJ;sional .\on Peneliri 2002
berdasarkan pengamatan yang ideal adalah 2 gram contoh dalam 150 ml terlarut. Penggunaan contoh yang terlalu banyak akan mengakibatkan terjadinya letupan dan loncatan pada pereaksi . hal ini dikarenakan pereaksi terlalu tinggi konsentrasinya atau menjadi kental/pekat dengan contoh . Mengingat sifat senyawa polifenol van- cepat teroksidasi dan peka terhadap cahaya maka penanganan contoh perlu diperhatikan . Contoh sebaiknya disimpan ditempat yang tidak tembus cahaya seperti botol yang berwarna gelap atau kantong plastik hitam dan selalu disimpan di lemari pendingin dalam keadaan beku.
KESIMPULAN Kandungan total politenol tertinggi pada gel lidah buaya 5.62 t 0.11%. kulit lidah buaya 0 .46 t 0.01 %. dan daun mimba 1 .52 t 0.02% dan ampas buah mengkudu 1 .31 t 0.02%. Kandungan antrakinon dari masing-masing fraksi kloroform dan metanol adalah sama untuk setiap contoh . dimana pada ampas mengkudu 1 .20%. gel lidah buaya 0.10%. daun mimba 0.10% dan kuliot lidah buaya 0.05%. Kandungan tanin tertinggi didapat pada daun mimba 1 .55 t 0.16%. gel lidah buaya 0.72 t 0.04% dan ampas buah mengkudu 0.69 t 0.02% . Hasil positif dari uji kualitatif menunjukkan adanya senyawa sterol dalam gel. kulit lidah buaya. daun mimba dan ampas buah mengkudu .
SARAN Analisis antarakinon sebaiknya dilakukan dengan Kromatografi Cairan Tekanan Tinggi . guna mendapatkan hasil yang akurat . disamping menggunakan standar yang diisolasi dari masing-masing tanaman .
UCAPAN TERIMAKASIH Penulis menggunakan terimakasih kepada Dr. Arnold Sinurat dan Tresnawati Purwadaria atas kesempatan dan fasilitas analisis.
Dr.
DAFTAR BACAAN ANTARA . N .T. 2001 . Mengkud u sebagai bahan baku industri . Tinjauan Aspek Keamanan dan Proses . Diskusi Ilmiah Sehat dengan Mengkudu . Pebruari 2001 . Bogor .
GILL . S . 1999 . More Science behind
"botanical" .
growth enhancers . Feed . Int . 20 (4) : 20-23 .
Herb and plant extract as
7emn leknis hingsional Non Penelin 200:
HASTUTI, S. 1999 . Minuman Segar Lidah Buaya (Aloe vera) . Bul . Ilmiah INSTIPER 6 (2): 39-45 . HEYNE, K. 1987 . Tumbuhan berguna Indonesia. Terjemahan Badan Litbang Kehutanan Jakarta. Jilid 2. Yayasan Sarana Wana Jaya. Jakarta. MAKKAR . H .P . 1999 . Quantification of Tannins in Tree Foliage. Laboratory Manual for FAO / IAEA . IAEA . Viena. MATERIA MEDIKA INDONESIA. 1989 . Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan. Departemen Kesehatan Jakarta. Jilid V : 536-540. MORSY. E.M . 1991 . The Final technical report on Aloe vera. Stabilization and processing for the cosmetic . beverage . and food industry . Fifth edition. CITA International . OKAMURA. N . . N . HINE .. S . HARADA .. T. FUJIOKA .. K. MIHASI.. M . NISHL. K . MIYAHARA and A . YOGI . 1997. Diastereometric glucosylantrones ofAloe vera leaves . Phytochem . 45 : 1519-1522 . SINGLETON . V .L and J .A . ROSSI . (1965) . Colorometry of total phenolics with phosphomolybdic phospotungstic acid reagents . Amer. J. Enol and Viticult. 16 : 144-156. STAHL . E . 1969 . Tin Layer Chromatography . Laboratory handbook. 2nd ed . Springer Verlag . New York : 873. SURYOWIDODO. C .W . 1988 . Lida h buaya (Aloe vera Linn) sebagai bahan baku Industri . Warta I H P 5 : 66-71 .