SEPSIS I.
PENGERTIAN Deskripsi: Sepsis terjadi mikroorganisme memasuki tubuh dan menginisiasi respon sistem inflamasi, pada sepsis berat terjadi perfusi jaringan abnormal disertai disfungsi organ. Sepsis disebabkan berbagai macam mikroorganisme, termasuk gram positif aerob, anaerob , jamur dan virus. Infeksi pada sistem respirasi adalah tempat tersering penyebab sepsis diikuti genitourinaria dan GI tract ( Lagu T, Crit Care Med 2012 & Mann EA, Shock 2012 ) A. Kriteria diagnostik: 1. a. b. c. d. e.
Umum Demam ( suhu > 38,3 C ) Hipotermia ( suhu < 36 C ) Heart Rate > 90x/ menit Takipnea Perubahan status mental f. Hyperglikemia ( Gula darah > 140 mg/dl atau 7,7 mmol/L )
tanpa disertai diabetes 2. Inflammatory Variables Leukositosis ( Leukosit > 12.000 ), Leukopenia ( leukosit < 4000 ), Peningkatan CRP dan procalcitonin ( > 2 SD diatas nilai normal ). 3. Variabel Hemodinamik Hipotensi arterial ( tekanan darah sistolik < 90 mm Hg, MAP< 70 mmHg atau sistolik menurun > 40 mmHg ) 4. Variabel Disfungsi organ Arterial hipoksemia ( PaO2/FiO2 < 300 ), oliguria akut, Peningkatan kreatinin, perpanjangan Faal hemostasis, ileus, trombositopenia, hiperbilirubin ( Levy MM, Fink MP, Marshall JC, et al 2001 International Sepsis Definitions Conference. Crit Care Med. 2003 ) B. Kriteria Sepsis ( ada 2 atau lebih ): Suhu > 38,3 atau <36 C
Heart Rate > 90x/ menit Respiratory Rate > 20x/ menit atau PaCO2< 32 mmHg WBC > 12000/mm3 , < 4000/mm3 Capilary Refill Time > 3 detik Produksi urin < o,5ml/ kg BB Perubahan status mental EEG abnormal Lactat > 2mmol/L Hitung platelet < 100.000 per ml Disseminated Intravascular Coagulation Acute Respiratory Distress Syndrome ( ARDS )/ Acute Lung Injury ( Intensive and Critical Care Nursing Dec 2015 ) II.
PATOGENESIS Syndrom meliputi sepsis berat dan shock septik. Pada host, interaksi patogen menyerang organisme dan melukai jaringan, melepaskan protein intraseluler yang mengakibatkan pergerakan neutrofil, monosit, limfosit, makrophag, mast cells, dan platelets menurun drastis. ( Critical Care Nursing, 2014 ). Pencetus oleh hormonal kompleks serta bahan-bahan kimia yang dihasilkan baik langsung/ tidak langsung oleh sistem pertahanan tubuh sebagai respon terhadap efek yang merugikan yang diakibatkan oleh toksin bakteri. Aktivasi seluler, humoral dan sistem pertahanan kekebalan oleh toksin secara umum mengakibatkan respon peradangan.
III.
Pemeriksaan diagnostik
1. Biakan darah, sputum, urine, luka operasi/ non operasi, sinus-sinus dan aliran invasif. Hasil positif tidak perlu untuk diagnosis 2. Sel darah putih mengalami kenaikan dan akan menurun dengan 3. 4. 5. 6.
berkembangnya shock Mungkin terjadi hiperglikemia, diikuti hipoglikemia pada fase lanjut Alkalosis respratorik, hipoksemia ringan CT Scan = mnentukan lokasi abses X-Ray dan foto abdomen= dapat menampakkan proses penularan
Aspek perawatan supportif 1. Pemulihan intravaskuler = pemulihan hipotensi, pasien memerlukan beberapa liter cairan atau lebih, yang dipandu dengan parameter hemodinamik. Masih terjadi perdebatan antara pemakaian cairan kkristaloid atau koloid untuk penggantian volume. 2. Pemeliharaan curah jantung= tujuan terapeutik mempertahankan oksigenasi dan perfusi jaringan dan meningkatkan curah jantung, melalui obat-obatan vasoaktif, misalnya Dopamin, levarterol, epineprin, nipride. Peran perawat dalam terapi ini adalah memberikan obat-obatan tersebut , memantau ketat pasien terhadap reaksi dan efek samping obat yang membahayakan. 3. Menjamin ventilasi dan oksigenasi yang adekuat= intubasi endotrakeal dan ventilasi mekanis. 4. Memberikan lingkungan metabolik yang sesuai= pemantauan fungsi hematologik, ginjal dan hepar’
MULTIPLE ORGAN DYSFUNCTION SYNDROME ( MODS ) Definisi:kegagalan progresif fisiologis dua atau lebih sistem organ secara terpisah pada pasien sakit akut seperti homeostasis yang tidak dapat dipertahankan tanpa intervensi
(American College of Chest Physicians/Society of Critical Care Medicine Consensus and Conference. Definitions for sepsis and organ failure and guidelines for the use of inovative therapies in sepsis. Crit Care Med 2004 ) MODS merupakan penyebab utama kematian di perawatan kritis. Disfungsi atau kegagalan dua atau lebih organ diperkirakan tingkat kematian 54% dan meningkat hingga 100% saat terjadi kegagalan pada 5 sistem organ ( Cheek DJ, et al. Pathophysiology: the Biologic Basis for Diseases in Adults and Children. 6th ed. St Louis: Mosby; 2010 ) MODS biasanya terjadi 7-14 hari sesudah infeksi berat dan dikaitkan dengan ARDS, ikterik, dan hiperbilirubinemia, dan gagal ginjal ETIOLOGI Ada dua MODS primer dan sekunder. Primer terjadi saat disfungsi organ pertama kali, dan sekunder merupakan manifestasi lanjut disfungsi organ menyebar pada disfungsi organ –organ lain . MODS primer terjadi hanya sedikit dari kasus MODS. Contoh kasus MODS primer = thermal injuries, AKI, infeksi invasif ((American College of Chest Physicians/Society of Critical Care Medicine Consensus and Conference. Definitions for sepsis and organ failure and guidelines for the use of inovative therapies in sepsis. Crit Care Med 2004 ) MODS sekunder terjadi awalnya ada kerusakan dini organ-organ yang menyerang fungsi sistem regulasi imunitas, seperti liver dan GI tract dengan meningkatkan respon host terhadap insult. SIRS ( Systemic Inflammatory Respone Syndrome ) dan sepsis adalah penyebab umum terjadinya MODS sekunder. PATOFISIOLOGI Gambar diagram
Nursing Management : Tindakan preventif berupa pencegahan dini manifestasi syndrom disfungsi organ, meliputi cuci tangan, teknik aseptik, dan pemahaman bagaimana mikroorganisme masuk dalam tubuh. TINDAKAN KOLABORATIF: 1. Support oksigen transport = patent airway, pemberian oksigen, pemberian obat-obatan vasoaktif, antidisritmia, inotropik positif 2. Support penggunaan oksigen = identifikasi dan koreksi penyebab asidosis laktat 3. Menurunkan kebutuhan oksigen= sedasi/ paralitik, ntipiretik, penurun nyeri 4. Identifikasi faktor penyebab inflamasi dan pengobatan= pemberian antibiotik 5. Support nutrisi 6. Pengobatan disfungsi organ= GI, hepatobilier, pulmonal, ginjal, kardiovaskuler, sistem koagulasi. SYSTEMIC INFLAMMATORY RESPONE SYNDROME ( SIRS ) Definisi respon klinis akibat inflamasi yang meluas yang ditandai dengan : 1. 2. 3. 4.
Suhu> 38 C atau < 36 C Heart Rate > 90x/ menit Respiratory rate > 20x/ menit White Blood cell Count > 12.000/mm3 atau < 4000/mm3
Kondisi klinis : Infeksi, pankreatitis, shock hemoragik, multiple trauma, aspirasi cairan lambung, transfusi masif, immune-mediated organ injury
SIRS diidentifikasi adanya dua atau lebih symptom termasuk demam/hipotermi, takikardi, takipnea, dan perubahan jumlah leukosit didalam darah. Hubungan antara symptomp SIRS dengan morbiditas dan mortalitas masih belum diketahui hubungannya ( Pal Comstedt, Merete Storgaard and Annmarie T Lassen 2009 )