1
B I A YA B A H AN
Masalah yang dihadapi manajemen yang berhubungan dengan bahan adalah keterlambatan tersedianya bahan akan mempengaruhi kelancaran kegiatan produksi, sedangkan persediaan bahan yang terlalu berlebihan berarti suatu pemborosan modal kerja yang tertanam di dalam persediaan bahan. Pada saat pengadaan dan penyimpanan bahan timbul masalah penentuan harga pokok bahan yang dibeli, sedangkan pada saat bahan dipakai timbul masalah penentuan harga pokok bahan yang dipakai. A. Perencanaan Bahan Perencanaan bahan dipengaruhi oleh sifat kegiatan produksi perusahaan, apakah kegiatan produksi tergantung pada datangnya pesanan dari pelanggan (pembeli), atau kegiatan produksi bersifat massa atau proses. Perencanaan bahan pada perusahaan yang kegiatan produksinya bersifat proses lebih mudah dibandingkan dengan perusahaan yang kegiatan produksinya berdasar pesanan. Tujuan perencanaan bahan adalah: (1) Untuk menekan (meminimumkan) biaya: (2) untuk memaksimumkan laba dalam waktu tertentu dan dengan dana tertentu. Masalah utama dalam perencanaan dan pengendalian bahan adalah penyelenggaraan persediaan bahan yang paling tepat agar kegiatan produksi tidak terganggu dan dana yang ditanamkan dalam persediaan bahan tidak berlebihan. Masalah yang timbul dalam perencanaan bahan akan berpengaruh terhadap beberapa hal berikut ini: 1. Penentuan kuantitas bahan yang akan dibeli dalam akuntansi tertentu Bagian perencanaan produksi menentukan jenis bahan dan kuantitas bahan untuk mengolah produk. Jika terdapat standar kuantitas pemakaian bahan, akan mempermudah penentuan kuantitas bahan yang akan dibeli. Faktor-faktor yang menentukan kuantitas bahan yang akan dibeli, meliputi: a. Jumlah kuantitas persediaan awal b. Jumlah produksi yang akan dihasilkan c. Kuantitas bahan yang diperlukan d. Jumlah kuantitas persediaan akhir yang diinginkan Contoh 1: Penyusunan anggaran kuantitas pembelian bahan Endang Sri Utami
Akuntansi Biaya
2
PT Pratama menghasilkan satu macam produk yaitu produk A dengan menggunakan bahan baku K. setiap satu buah produk A membutuhkan 2 kilogram bahan baku K. Taksiran produksi ekuivalen produk A selama tahun 2010 adalah sebagai berikut: Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September oktober November Desember
Jumlah 10.000 9.000 9.500 10.000 12.000 12.500 12.000 8.500 11.000 9.500 8.000 8.500
Persediaan bahan baku K pada tanggal 1 Januari 2010 sebesar 10.000 kg dan persediaan bahan baku K yang diinginkan tanggal 31 Desember 2010 sebesar 9.000 kg. Diminta: menyusun anggaran atau taksiran bahan baku K yang akan dibeli dalam tahun 2010. Penyelesaian: PT Pratama Anggaran Pembelian Bahan Baku K Tahun 2010 Anggaran Kebutuhan Bahan Baku: Bulan Jumlah produksi Bahan Baku K Anggaran Kebutuhan ekuivalan (buah) per buah produk Bahan Baku (kg) (kg) Januari 10.000 2 20.000 Februari 9.000 2 18.000 Maret 9.500 2 19.000 April 10.000 2 20.000 Mei 12.000 2 24.000 Juni 12.500 2 25.000 Juli 12.000 2 24.000 Agustus 8.500 2 17.000 September 11.000 2 22.000 oktober 9.500 2 19.000 November 8.000 2 16.000 Desember 8.500 17.000 Jumlah 120.500 241.000 Anggaran persediaam bahan baku per 31 Desember 2010 9.000 Jumlah 250.000 Persediaan bahan baku per 1 Januari 2010 10.000 Anggaran pembelian bahan baku tahun 2010 240.000
Endang Sri Utami
Akuntansi Biaya
3
2. Penentuan kuantitas bahan yang dibeli dalam setiap kali dilakukan pembelian Setelah kuantitas bahan yang akan dibeli dalam periode akuntansi tertentu ditentukan, maka selanjutnya ditentukan: a. Berapa kali pembelian akan dilakukan dalam satu periode akuntansi (frekuensi pembelian). b. Berapa kuantitas pembelian dalam setiap kali dilakukan pembelian .
Elemen-elemen yang mempengaruhi harga perolehan bahan yang dibeli, meliputi: a. Harga faktur, termasuk biaya angkut dari setiap satuan bahan yang dibeli. b. Biaya pemesanan (ordering cost/set-up cost) merupakan biaya dalam rangka melaksanakan kegiatan pemesanan. Atas dasar tingkat variabilitasnya biaya pemesanan dapat dikelompokkan menjadi: 1) Biaya pemesanan tetap, yaitu biaya pemesanan yang besarnya tetap sama dalam periode tertentu tidak dipengaruhi oleh frekuensi pemesanan. 2) Biaya pemesanan variabel, yaitu biaya pemesanan yang jumlah totalnya berubahubah secara proporsional dengan frekuensi pemesanan. c. Biaya penyimpanan (carryng cost/storage cost) merupakan biaya dalam rangka melaksanakan kegiatan penyimpanan. Atas dasar tingkat variabilitasnya biaya penyimpanan dapat dikelompokkan menjadi: 1) Biaya penyimpanan tetap, yaitu biaya penyimpanan bahan yang jumlah totalnya tidak dipengaruhi jumlah bahan yang disimpan di gudang. 2) Biaya penyimpanan variabel, yaitu biaya penyimpanan bahan yang jumlah totalnya berubah-ubah secara proporsional dengan jumlah bahan yang disimpan. Dari elemen yang mempengaruhi harga perolehan bahan yang dibeli tersebut di muka, faktor yang menentukan frekuensi pembelian dan kuantitas setiap kali pembelian adalah biaya pemesanan variabel dan biaya penyimpanan variabel. Kedua macam biaya ini mempunyai hubungan yang berbanding terbalik, semakin tinggi frekuensi pemesanan akan berakibat biaya pemesanan variabel yang semakin tinggi tetapi berakibat pada biaya penyimpanan variabel yang semakin rendah karena rata-rata bahan yang disimpan semakin rendah. Semakin rendah frekuensi pemesanan berakibat biaya pemesanan variabel rendah tetapi biaya penyimpanan variabel tinggi karena rata-rata bahan yang disimpan semakin tinggi. Endang Sri Utami
Akuntansi Biaya
4
Agar biaya pemesanan variabel dan biaya penyimpanan variabel dapat ditekan serendah mungkin, maka penentuan kuantitas bahan yang akan dibeli dalam setiap kali dilakukan pembelian menggunakan rumus: Economic Order Quantity (EOQ)
EOQ =
2 xRUxCO CUxCC
RU (required unit for annual) = kebutuhan bahan untuk tahun yang akan datang. CO (cost per order) = biaya pemesanan variabel setiap kali pemesanan. CU (cost per unit) = harga faktur dan biaya angkut setiap satuan bahan yg dibeli. CC (carryng cost percentage) = biaya penyimpanan variabel dihitung berdasar persentase dari cost per unit bahan. Anggapan-anggapan yang mendasari perhitungan EOQ adalah sebagai berikut: a. Selama periode yang bersangkutan tingkat harga konstan, baik harga beli bahan maupun barga biaya pemesanan dan penyimpanan. b. Setiap akan diadakan pembelian selalu tersedia dana. c. Pemakaian bahan relatif stabil dari waktu ke waktu selama periode bersangkutan. d. Bahan yang akan dibeli selalu tersedia di pasar. e. Fasilitas penyimpanan selalu tersedia berapa kalipun pembelian dilakukan. f. Bahan yang dibeli tidak mudah rusak dalam penyimpanan. g. Tidak ada kehendak manajemen untuk berspekulasi.
Contoh 2: Penggunaan Rumus EOQ PT Alghifari dalam awal tahun 2010 menyusun anggaran bahan baku B sebagai berikut: Taksiran kuantitas bahan baku yang dibeli setahun (RU) = 24.000 kg Taksiran harga bahan baku per kilogram (CU) = Rp10,Taksiran biaya pemesanan: Biaya Pemesanan tetap setahun = Rp9.000,Biaya Pemesanan variabel setiap kali pesan (CO) = Rp750,Taksiran biaya penyimpanan: Biaya Penyimpanan tetap setahun = Rp12.000,Biaya Penyimpanan variabel dalam persentase (CC) = 10%
Endang Sri Utami
Akuntansi Biaya
5
Maka kuantitas pembelian paling ekonomis atau EOQ adalah EOQ = =
2 x 24.000 x750 10 x10%
36.000.000 = 6.000 kilogram
Jadi frekuensi pembelian dalam tahun 2010 adalah: 24.000 kilogram -------------------- = 4 kali 6.000 kilogram 3. Penentuan Waktu Pemesanan Kembali Bahan (ReOrder Point) Faktor-faktor yang mempengaruhi waktu pemesanan kembali bahan, meliputi: a. Waktu yang diperlukan dari saat pemesanan sampai bahan datang di perusahaan (lead time). b. Tingkat pemakaian bahan rata-rata per hari atau satuan waktu lainnya. c. Persediaan besi bahan (safety stock) adalah jumlah persediaan bahan yang minimum harus ada untuk menjaga kemungkinan keterlambatan datangnya bahan yang dibeli agar perusahaan tidak mengalami gangguan kelancaran kegiatan produksi karena kehabisan bahan. Dari ketiga faktor tersebut di muka, penetuan waktu pemesanan kembali bahan (reorder point) dapat disusun rumus berikut: ROP = (LT x AU) + SS ROP (Re order point) = tingkat persediaan bahan dimana perusahaan harus memesan kembali LT (lead time) = tenggang waktu antara pemesanan sampai kedatangan bahan AU (average use) = pemakaian rata-rata dalam satuan waktu tertentu SS (safety stock) = tingkat besarnya persediaan besi Contoh 3 : Menghitung Re Orde Point PT Kurnia menetapkan perkiraan lamanya lead time (LT) bahan baku B selama 4 minggu. Pemakaian rata-rata (AU) sebesar 500 kilogram per minggu. Persediaan besi (SS) yang ditaksir langsung sebesar pemakaian rata-rata untuk 2 minggu.
Endang Sri Utami
Akuntansi Biaya
6
Diminta: menghitung tingkat persediaan dimana perusahaan harus melakukan pemesanan kembali bahan baku B. Penyelesaian: ROP = (LT x AU) + SS = (4 x 500) + (2 x 500) = 3.000 Jadi apabila persediaan mencapai titik 3.000 kilogram PT Kurnia harus melakukan pemesanan kembali.
4. Penentuan Minimum dan Maksimum Kuantitas Persediaan Dari perhitungan EOQ dan reorder point dapat ditentukan titik minimum dan maksimum persediaan bahan. Persediaan yang diselenggarakan paling banyak sebesar titik maksimum, yaitu pada saat bahan yang dibeli datang. Karena pada saat bahan yang dibeli datang besarnya bahan di gudang sama dengan persediaan besi, maka setelah bahan yang dibeli dimasukkan pula ke gudang persediaan maksikum menjadi sebesar berikut: MS = SS + EOQ MS (Maximum inventory point) = titik persediaan maksimum SS (Safety stock) = tingkat besarnya persediaan besi. EOQ (Economic order quantity) = kuantitas bahan yang akan dibeli dalam setiap kali pembelian.
B. Pengawasan Persediaan Pengawasan bahan merupakan suatu koordinasi di dalam organisasi yang terus menerus disempurnakan untuk meletakkan pertanggungjawaban atas pengelolaan bahan, serta menyelenggarakan suatu pengendalian internal yang menjamin adanya dokumen dasar pembukuan yang mendukung sahnya suatu transaksi yang berhubungan dengan bahan. Pengawasan bahan meliputi pengawasan fisik bahan dan pengawasan nilai bahan (rupiah bahan).
Endang Sri Utami
Akuntansi Biaya
7
Tujuan pengawasan bahan adalah sebagai berikut: 1. Menyediakan bahan yang diperlukan dengan cara efisien dan dapat menghindari terganggunya kegiatan perusahaan karena keterlambatan datangnya bahan. 2. Menjamin adanya persediaan bahan yang cukup untuk melayani permintaan langganan yang bersifat mendadak. 3. Menyelenggarakan jumlah persediaan yang agak longgar untuk menghadapi kelangkaan penawaran bahan di pasar dalam jangka pendek karena faktor musim, siklis, pemogokan dan kemungkinan kenaikan harga. 4. Menyelenggarakan penyimpanan bahan yang dapat menekan biaya dan waktu pengelolaan bahan dan menjaga dari kemungkinan kebakaran, pencurian, penyelewengan, dan bentuk kerugian yang lainnya. 5. Menjaga agar persediaan yang rusak, usang, dan kelebihan yang tidak terpakai dapat ditekan serendah mungkin. 6. Menentukan jumlah investasi dana yang tepat dalam persediaan bahan secara tepat sesuai dengan kebutuhan untuk operasi dan rencana manajemen perusahaan.
C. Penentuan Harga Pokok Bahan yang Dibeli Harga pokok bahan yang dibeli meliputi: harga faktur ditambah biaya lainnya yang terjadi dalam rangka perolehan bahan, baik yang berhubungan dengan biaya pemesanan maupun biaya penyimpanan sampai dengan bahan siap dipakai dalam kegiatan produksi, dikurangi potongan pembelian, rabat dan subsidi langsung atas pembelian.
D. Perhitungan Harga Pokok Bahan yang Dipakai Setelah harga pokok (perolehan) bahan yang dibeli dapat ditentukan, selanjutnya ditentukan harga pokok bahan yang dipakai. Hal tersebut perlu dilakukan karena adanya perbedaan harga perolehan satuan setiap kali dilakukan pembelian bahan yang sama. Tujuan penentuan harga pokok bahan yang dipakai adalah sebagai berikut: 1. Untuk penentuan harga pokok bahan yang dipakai dan harga pokok persediaan bahan dengan lebih adil dan teliti. 2. Untuk tujuan pengendalian (pengawasan ) atas bahan. Endang Sri Utami
Akuntansi Biaya
8
Faktor-faktor yang menentukan harga pokok bahan yang dipakai adalah sebagai berikut: 1. Metode Akuntansi Persediaan Dalam menyelenggarakan pencatatan persediaan bahan perusahaan dapat memilih metode akuntansi persediaan yang ada, yaitu: a. Metode Persediaan Phisik merupakan metode akuntansi pencatatan persediaan yang tidak mengikuti perubahan atau mutasi persediaan. b. Metode Persediaan Perpetual (Buku) merupakan metode akuntansi pencatatan persediaan yang terus menerus mengikuti perubahan atau mutasi persediaan 2. Metode Aliran Harga Pokok Bahan Beberapa macam metode aliran harga pokok bahan yang dipakai meliputi: a. Metode Identifikasi Khusus Penentuan aliran harga pokok bahan yang dipakai sesuai aliran fisik bahan. Penyimpanan bahan dikelompokkan sesuai dengan harga perolehan bahan saat dibeli, dan setiap kelompok bahan dibuatkan kartu secara terpisah, agar saat dipakai diketahui harga perolehan bahan sesuai fisiknya. b. Metode Pertama Masuk Pertama Keluar ((PMPK) Penentuan aliran harga pokok bahan yang dipakai menggunakan harga perolehan bahan yang pertama kali masuk ke gudang c. Metode Rata-rata Penentuan aliran harga pokok bahan yang dipakai menggunakan rata-rata harga perolehan bahan. d. Metode Terakhir Masuk Pertama Keluar (TMPK) Penentuan aliran harga poko bahan yang dipakai menggunakan harga perolehan bahan yang terakhir masuk ke gudang Contoh 4: Perhitungan Harga Pokok Bahan yang Dipakai PT Anak Pintar memiliki data tentang bahan baku A dalam bulan Januari 2011 sebagai berikut: Persediaan tanggal 1 Januari 2011 = 200 kg @ Rp100,Endang Sri Utami
Akuntansi Biaya
9
Pembelian: Tanggal 12 Januari 2011 26 Januari 2011 31 Januari 2011
Jumlah (kg) 400 500 100
Harga per kg Rp 120,Rp 90,Rp 110,-
Pemakaian: Tanggal 16 Januari 2011 28 Januari 2011
Jumlah (kg) Harga per kg 500 Tahun lalu = 100 kg Tanggal 12 Januari = 400kg 300 Tahun lalu = 100 kg Tanggal 26 Januari = 200 kg
Pengembalian Pembelian: 29 Januari 2011 dikembalikan ke supplier sebanyak 100 kilogram berasal dari pembelian tanggal 26 Januari 2011
Pengembalian dari Pabrik: 30 Januari 2011 diterima oleh gudang bahan sebanyak 50 kilogram dari bahan yang diminta tanggal 28 Januari dan berasal dari pembelian tahun lalu (persediaan awal). Perhitungan Phisik: bahan baku A tanggal 31 Desember 2011 sebanyak 350 kilogram. Penyelesaian: Perhitungan harga pokok bahan baku A yang dipakai dan yang masih merupakan persediaan pada tanggal 31 Januari 2011 adalah sebagai berikut:
Endang Sri Utami
Akuntansi Biaya
10
a. Metode Identifikasi Khusus Metode Persediaan Phisik Persediaan 1 Januari 2011 = 200 kg x Rp100,-
= Rp 20.000,-
Pembelian: Tanggal 12/1/2011 =
400 x Rp120,-
=
Rp48.000,-
Tanggal 26/1/2011 =
500 x Rp 90,-
=
Rp45.000,-
Tanggal 31/1/2011 =
100 x Rp110,-
=
Rp11.000,-
1.000
Rp104.000,-
Pengembalian pembelian bahan dari: Pembelian 26/1/2011 = 100 x Rp90,-
=
Rp
9.000,-
Pembelian bersih bahan sebanyak 900 kg
= Rp 95.000,-
Harga Perolehan bahan yang siap dipakai 1.100 kg
= Rp115.000,-
Persediaan bahan 31 Januari 2011 terdiri dari: Pembelian tahun lalu
=
50 x Rp100,-
= Rp 5.000,-
Pembelian 26/1/2011
=
200 x Rp 90,-
= Rp18.000,-
Pembelian 31/1/2011
=
100 x Rp110,-
= Rp11.000,-
Jumlah harga perolehan persediaan akhir 350 kg
= Rp 34.000,-
Harga perolehan bahan yang dipakai terdiri dari: Pembelian tahun lalu
= 100 kg x Rp100,-
= Rp10.000,-
Pembelian 12/1/2011
= 400 kg x Rp120,-
= Rp48.000,-
Pembelian tahun lalu
= 100 kg x Rp100,-
= Rp10.000,-
Pembelian 26/1/2011
= 200 kg x Rp 90,-
= Rp18.000,-
800 kg
Rp86.000,-
Dikembalikan dari pabrik ke gudang: dari pembelian tahun lalu = 50 kg x Rp100,Jumlah harga perolehan bahan yang dipakai
Endang Sri Utami
= Rp 5.000,= Rp 81.000,-
Akuntansi Biaya
11
Metode Persediaan Perpetual (Buku) KARTU PERSEDIAAN BAHAN PT Anak Pintar Satuan: kilogram EOQ :
Tgl
Nama Bahan: Bahan Baku A Kode, Nomor:
Masuk / Dibeli Kuantitas Cost Jumlah satuan (Rp)
01/1/2011 12/1/2011
400
120
500
90
(100
31/1/2011
100
Endang Sri Utami
90
110
100 400
100 120
10.000 48.000
100 200
100 90
10.000 18.000
(50
100
5.000)
45.000
28/1/2011 29/1/2011 30/1/2011
Keluar / Dipakai Kuantitas Cost Jumlah satuan (Rp)
48.000
16/1/2011 26/1/2011
Minimum: Maksimum: Pesan:
9.000)
11.000
200 200 400
Sisa Cost satuan 100 100 120
Jumlah (Rp) 20.000 20.000 48.000
100 100 500
100 100 90
10.000 10.000 45.000
300 200 50 200 50 200 100
90 90 100 90 100 90 110
27.000 18.000 5.000 18.000 5.000 18.000 11.000
Kuantitas
Akuntansi Biaya
12
b. Metode Pertama Masuk Pertama Keluar ((PMPK) Metode Persediaan Phisik Persediaan 1 Januari 2011 = 200 kg x Rp100,-
= Rp 20.000,-
Pembelian: Tanggal 12/1/2011 =
400 x Rp120,-
=
Rp48.000,-
Tanggal 26/1/2011 =
500 x Rp 90,-
=
Rp45.000,-
Tanggal 31/1/2011 =
100 x Rp110,-
=
Rp11.000,-
Pembelian kotor
Rp104.000,-
Pengembalian pembelian = 100 x Rp90,-
=
Rp
9.000,-
Pembelian bersih bahan sebanyak 900 kg
= Rp 95.000,-
Harga Perolehan bahan yang siap dipakai 1.100 kg
= Rp115.000,-
Persediaan bahan 31 Januari 2011 terdiri dari: 100 x Rp110,- = Rp11.000,250 x Rp 90,- = Rp22.500,-
= Rp 33.500,-
Harga perolehan bahan yang dipakai
= Rp 81.500,-
Metode Persediaan Perpetual (Buku) KARTU PERSEDIAAN BAHAN PT Anak Pintar Satuan: kilogram EOQ :
Tgl
Nama Bahan: Bahan Baku A Kode, Nomor:
Masuk / Dibeli Kuantitas Cost Jumlah satuan (Rp)
01/1/2011 12/1/2011
400
120
500
90
Endang Sri Utami
200 300
100 120
20.000 36.000
100 200
120 90
12.000 18.000
(50
90
4.500)
45.000
28/1/2011 29/1/2011 30/1/2011 31/1/2011
Keluar / Dipakai Kuantitas Cost Jumlah satuan (Rp)
48.000
16/1/2011 26/1/2011
Minimum: Maksimum: Pesan:
(100
90
9.000)
100
110
11.000
200 200 400
Sisa Cost satuan 100 100 120
Jumlah (Rp) 20.000 20.000 48.000
100 100 500
120 120 90
12.000 12.000 45.000
300 200 250 250 100
90 90 90 90 110
27.000 18.000 22.500 22.500 11.000
Kuantitas
Akuntansi Biaya
13
c. Metode Rata-rata Metode Persediaan Phisik Persediaan 1 Januari 2011
= 200 kg x Rp100,-
= Rp20.000,-
Pembelian 12/1/2011
= 400 kg x Rp120,-
= Rp48.000,-
Pembelian 26/1/2011
= 500 kg x Rp 90,-
= Rp45.000,-
Pembelian 31/1/2011
= 100 kg x Rp110,-
= Rp11.000,-
Pengembalian pembelian 29/1/2011
= (100)kg x Rp 90,-
= (Rp9.000,-)
*)
1.100 kg a Rp104,545
= Rp115,000,-
Persediaan bahan 31 Januari 2011
= 350 kg x Rp104,545
= Rp 36.591,-
Harga perolehan bahan yang dipakai
= 750 kg x Rp104,545
= Rp 78.409,-
*) = Rp115.000,- : 1.100 kilogram = Rp104,545
Metode Persediaan Perpetual (Buku) KARTU PERSEDIAAN BAHAN PT Anak Pintar Satuan: kilogram EOQ :
Tgl
Nama Bahan: Bahan Baku A Kode, Nomor:
Masuk / Dibeli Kuantitas Cost Jumlah satuan (Rp)
01/1/2011 12/1/2011 16/1/2011 26/1/2011 28/1/2011 29/1/2011 30/1/2011 31/1/2011
Endang Sri Utami
400 500 (100 100
120 90 90 110
Minimum: Maksimum: Pesan:
Keluar / Dipakai Kuantitas Cost Jumlah satuan (Rp)
48.000 500
113,33
56.667
300
93,888
28,166
(50
93,888
4.594)
45.000 9.000) 11.000
Kuantitas 200 600 100 600 300 200 250 350
Sisa Cost satuan 100 113,33 113,33
93,888 93,888 95,835 95,444 99,603
Jumlah (Rp) 20.000 68.000 11.333 56,333 28.167 19.167 23.861 34.861
Akuntansi Biaya
14
d. Metode Terakhir Masuk Pertama Keluar (TMPK) Metode Persediaan Phisik Persediaan 1 Januari 2011 = 200 kg x Rp100,-
= Rp 20.000,-
Pembelian: Tanggal 12/1/2011 =
400 kg x Rp120,- =
Rp48.000,-
Tanggal 26/1/2011 =
500 kg x Rp 90,- =
Rp45.000,-
Tanggal 31/1/2011 =
100 kg x Rp110,- =
Rp11.000,-
1.000 kg
Rp104.000,-
Pengembalian pembelian = 100 x Rp90,-
=
Rp
9.000,-
Pembelian bersih bahan sebanyak 900 kg
= Rp 95.000,-
Harga Perolehan bahan yang siap dipakai 1.100 kg
= Rp115.000,-
Persediaan bahan 31 Januari 2011 terdiri dari: 200 x Rp100,- = Rp20.000,150 x Rp120,- = Rp18.000,= Rp 38.000,Harga perolehan bahan yang dipakai sebanyak 750 kg
= Rp 77.000,-
Metode Persediaan Perpetual (Buku) KARTU PERSEDIAAN BAHAN PT Anak Pintar Satuan: kilogram EOQ :
Tgl
Nama Bahan: Bahan Baku A Kode, Nomor:
Masuk / Dibeli Kuantitas Cost Jumlah satuan (Rp)
01/1/2011 12/1/2011
400
120
500
90
(100
90
Endang Sri Utami
100
110
120 100
48.000 10.000
300
90
27.00
(50
90
4.500)
9.000)
30/1/2011 31/1/2011
400 100 45.000
28/1/2011 29/1/2011
Keluar / Dipakai Kuantitas Cost Jumlah satuan (Rp)
48.000
16/1/2011 26/1/2011
Minimum: Maksimum: Pesan:
11.000
200 200 400
Sisa Cost satuan 100 100 120
Jumlah (Rp) 20.000 20.000 48.000
100 100 500 100 200 100 100 100 150 100 150 100
100 100 90 100 90 100 90 100 90 100 90 110
10.000 10.000 45.000 10.000 18.000 10.000 9.000 10.000 13.500 10.000 13.500 11.000
Kuantitas
Akuntansi Biaya
15
SOAL LATIHAN Berikut adalah data pembelian bahan dan pemakaiannya untuk pembuatan produk dalam Agustus 2011 pada PT. KURNIA yang bergerak dalam usaha peternakan. Tanggal
Keterangan
1 Saldo awal 3 Pembelian 6 Pemakaian 10 Pembelian 14 Pemakaian 20 Pemakaian 22 Pembelian 27 Pemakaian Berdasarkan data tersebut di atas:
Kuantitas 12 20 18 10 10 12 30 22
Harga/kg (Rp) 10.000,00 12.000,00 11.000,00
10.000,00
Apabila perusahaan menggunakan metode pencatatan persediaan perpetual (buku), maka hitunglah harga pokok bahan yang dipakai pada bulan Agustus 2011 dengan aliran bahan: 1. Metode Rata-rata 2. Pertama Masuk Pertama Keluar ((PMPK) 3. Terakhir Masuk Pertama Keluar (TMPK)
Endang Sri Utami
Akuntansi Biaya