B AB 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang PT. Taspen (Persero) adalah salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang ditugaskan oleh pemerintah untuk menyelenggarakan program asuransi sosial pegawai negeri sipil dan pejabat negara, memiliki kegiatan operasional online aplikasi tabungan hari tua, aplikasi pensiun, aplikasi keuangan, aplikasi arsip, aplikasi surat menyurat yang diakses oleh user di semua kantor cabang secara online. Seiring berjalannya waktu, semakin banyak data peserta pensiun pegawai negeri sipil, data-data transaksi, beserta dokumen-dokumen peserta pensiun baik yang masih aktif dan non aktif setiap bulannya, sehingga dibutuhkan pembagian jalur link yang tepat agar dapat melayani aplikasi seperti Aplikasi Core Bisnis (ACB) untuk semua data peserta pensiun dari tahun ke tahun baik yang aktif dan non aktif, System Aplication and Product (SAP) untuk aplikasi transaksi pembayaran angsuran pensiun atau jaminan hari tua, dan Document Management System (DMS) untuk melayani berkas-berkas atau document penting mengenai perusahaan dan peserta pensiun, dari kantor pusat secara online untuk bisa diakses oleh kantor cabang sehingga jaringan pada leased line (penyewaan jaringan) MPLS di kantor pusat tidak dibebani pada salah satu link dalam proses pengiriman data peserta, transaksi beserta dokumentasi kepensiunan dari semua kantor cabang ke pusat atau sebaliknya. Penggunaan multilink provider pada sebuah jaringan dianggap
1
2
mampu menyelesaikan masalah pembagian jalur link, dimana PT. Taspen menggunakan 2 link provider, untuk melayani Aplikasi Core Bisnis (ACB) pada jalur leased line (penyewaan jaringan) MPLS PT. Telkom, dan untuk melayani
aplikasi
keuangan
atau
transaksi
dan
dokumen-dokumen
management pada jalur MPLS PT. LintasArta, tetapi sering waktu timbul keluhan dari user kantor cabang yaitu terputusnya salah satu link sehingga tidak dapat melakukan transmisi data peserta, transaksi beserta dokumentasi kepensiunan dari pusat ataupun sebaliknya, maka yang terjadi adalah semua device yang mempunyai gateway yang menuju jalur dari salah satu provider terputus tersebut tidak bisa mengirimkan datanya, salah satu jaringan yang sering terputus adalah jaringan PT. Telkom yang melayani data dari Aplikasi Core Bisnis (ACB) perusahaan . PT. Taspen merupakan perusahaan yang melayani kepesertaan pensiun pegawai negeri dan pejabat negara membutuhkan pemindahan jalur internet yang sedang digunakan bila terjadi down sehingga untuk pemindahan jalur yang masih aktif butuh penanganan yang dilakukan oleh para staff IT perusahaan PT. Taspen, sehingga menghambat proses bisnis dan operasional perusahaan untuk melayani peserta pensiun. Solusi sementara masih bisa di atasi oleh pihak provider dari salah satu link internet yang aktif untuk take over bila link yang down maka di alihkan ke link yang masih aktif, sehingga transfer data peserta, transaksi beserta dokumentasi kepensiunan yang besar dari aplikasi ACB, SAP, dan DMS di lalui oleh satu link milik LintasArta, sehingga membebani jalur link untuk melayani aplikasi SAP, dan DMS, dikarenakan seluruh aplikasi operasional perusahaan berjalan pada satu link yang aktif, akan tetapi bila terjadi kejadian ini terus berulang dan diatasi secara manual dimana
3
pihak user di kantor pusat harus menghubungi pihak provider dan sangat merepotkan bagi user atau staff di kantor pusat untuk mengatasinya, dan bagi perusahaan sangat dirugikan oleh pihak provider karena penangan perbaikan jaringan yang memakan waktu lama dan tidak bisa ditebak sewaktu-waktu bila terjadi putus jaringan, sehingga tidak sesuai dengan layanan yang dijanjikan oleh pihak provider dimana pelanggan atau client dapat mengimplementasikan aplikasinya baik berupa aplikasi operasional perusahaan yang critical seperti ACB, SAP, dan DMS pada satu jaringan privat IP MPLS. Sehingga perusahaan ingin dan membutuhkan, bagaimana untuk menjaga kestabilan koneksi suatu jaringan perusahaan yang terhubung antara kantor pusat dan cabang menggunakaan multilink provider dimana perusahaan membutuhkan auto back-up link (failover) secara otomatis dimana pemindahan link koneksi bisa dialihkan ke link atau koneksi yang aktif pada salah satu jaringan provider secara otomatis, sehingga user tidak mengetahui bila salah satu link tiba-tiba mati atau terputus pada saat melayani peserta pensiun dan saat aplikasi operasional perusahaan berjalan pada satu link yang aktif maka data peserta,
transaksi
beserta
dokumentasi
peserta
pensiun
dapat
didistribusikan secara seimbang tanpa membebani jalur link yang aktif ketika terjadi putus jaringan sewaktu-waktu. Berdasarkan kebutuhan perusahaan sehingga kegunaan teknik load balancing pada saat teknik failover (auto back-up link) terjadi, karena teknik ini dapat mendistribusikan beban kerja secara merata di dua atau lebih link jaringan secara seimbang tanpa membebani salah satu link yang aktif pada saat pemindahan jalur link berpindah secara otomatis pada saat terjadi gangguan sistem yaitu putusnya jaringan dari pihak salah satu provider. Dengan
4
memperhitungkan
keadaan dimana perusahaan
tersebut menggunakan
multilink provider yaitu dari pihak PT. Telkom (primary) melayani jalur aplikasi ACB, sedangkan PT. LintasArta (secondary) melayani jalur untuk aplikasi DMS, dan SAP, perusahaan membutuhkan pembagian link, sehingga tidak membebani salah satu link dari provider terputus, dan perusahaan menginginkan bila salah satu link terputus dari salah satu provider, sudah secara failover (auto back-up link) pada link yang masih aktif. Maka pada tugas akhir ini akan dilakukan pembuktian, apakah akan menjawab kebutuhan perusahaan tersebut untuk diterapkan failover (auto back-up link) dan load balancing dengan teknik per-packet dan apakah sangat membantu peranannya dalam mendistribuskan data peserta, transaksi beserta dokumentasi peserta pensiun pada jaringan di PT Taspen.
1. 2
Ruang Lingkup Ruang lingkup dalam penelitian ini terbatas sebagai berikut: 1. Menganalisis sistem dari informasi yang terkumpul, berupa permasalahan perusahaan yang menggunakan multilink provider. 2. Menerapkan
teknik
per-packet
load
balancing
yang
dapat
mendistribusikan beban kerja secara merata di dua atau lebih link jaringan secara seimbang tanpa membebani salah satu link yang aktif dan teknik failover (auto back-up link) bila terjadi putus jaringan dari pihak provider, sehingga pemindahan jalur koneksi berpindah secara otomatis. 3. Melakukan
pengujian
pengiriman
paket data sebelum
dan sesudah
menggunakan teknik failover (auto back-up link) dan per-packet load
5
balancing pada saat terjadi kegagalan sistem yaitu putusnya koneksi dari salah satu provider, sehingga bisa mengetahui apakah sudah memenuhi harapan dan kebutuhan perusahaan atau tidak sama sekali. 4. Melakukan
monitoring untuk melihat laju
data berupa
grafik
menggunakan traffic grapher untuk melihat teknik failover (auto backup link) dan per-packet load balancing sudah bekerja secara bersamaan atau tidak pada saat terjadi putusnya jaringan koneksi dari salah satu pihak provider.
1.3
Tujuan dan Manfaat Adapun tujuan dari penelitian ini adalah merancang dan menerapkan sistem jaringan dengan menggunakan teknik per-packet load balancing untuk mendistribusikan beban trafik pada dua atau lebih jalur koneksi secara seimbang dan teknik failover (auto back-up link) pemindahan jalur koneksi yang sedang digunakan bila terjadi salah satu jaringan yang mati atau kegagalan sistem pada jalur koneksi, sudah dilakukan secara otomatis atau failover (auto back-up link). Adapun manfaat dari penelitian ini adalah 1. Meningkatkan kecepatan akses antara kantor pusat dan cabang sehingga respon yang lambat pada transfer data dapat direduksi atau dikurangi, karena data di distribusikan pada dua atau lebih jalur koneksi secara seimbang sehingga sangat berguna bagi perusahaan unutk tetap melayani peserta pensiun secara continue. 2. Menjaga koneksi jaringan yang menghubungkan kantor pusat dan
6
cabang tetap stabil bila terjadi salah satu jaringan yang mati atau kegagalan sistem pada jalur koneksi, sehingga user tidak mengetahui bila terjadi link atau koneksi yang putus atau down dari provider pada suatu jaringan perusahaan yang menggunakaan multilink provider dengan pembuatan jalur back-up link secara otomatis.
1. 4
Metodologi Penelitian A. Analisis Sistem Dari Informasi Yang Terkumpul Melakukan observasi ke perusahaan PT. Taspen untuk mendapatkan informasi seperti melihat dan mempelajari inftrastruktur topologi siste m jaringan yang berjalan di PT. Taspen, dan wawancara pada staff
IT
mengenai apa saja yang dikeluhkan oleh perusahaan, beserta apa saja kebutuhan dan keadaan sistem yang berjalan pada perusahaan sehingga digunakan sebagai acuan untuk mengidentifikasikan masalah pada perusahaan tersebut.
B. Studi Kepustakaan Menggunakan studi pustaka untuk pengumpulan informasi dengan mempelajari buku-buku serta
paper atau jurnal-jurnal dari penelitian yang sudah ada
yang terkait dengan penerapan teknologi load balancing pada jaringan. Hasil studi tersebut digunakan sebagai teori penunjang sebagai dasar dari pengemban gan penulisan skrip si ini.
7
C. Perancangan Dalam Perancangan sistem dibagi menjadi beberapa tahap yang meliputi tahapan pada rancangan design inftrastruktur topologi jaringan yang menghubungkan kantor pusat dan cabang yang berjalan di PT. Taspen, melakukan perubahan Internet Protokol (IP) pada router ip address perusahaan, yang sudah dikordinasikan dengan ke dua pihak provider dengan adanya perubahan Router IP Address, lalu konfigurasi per-packet load balancing dan failover pada perangkat router di kantor pusat.
D. Uji Coba Kemudian untuk mengetahui sistem dapat berjalan dengan baik dilakukan tahapan uji coba dengan pengujian sistem jaringan leased line (penyewaan jaringan) MPLS pada ke dua provider dikantor pusat dan di salah satu kantor cabang utama meliputi pengujian pengririman paket data pada ke 2 link, lalu memutuskan salah satu link dari provider dimana dengan mencabut koneksi pada router perusahaan yang dilalui oleh salah satu link provider sehingga dapat mengetahui apa saja hambatan dan masalah setelah diterapkan per-packet load balancing apakah koneksi tersebut dapat stabil walaupun dilalui salah satu link yang aktif, dan memonitori trafik jaringan menggunakan traffic generator untuk mengamati laju grafik data atau paket pada saat recovery time load balance pada dua link internet, ketika salah satu link mati atau terputus.
8
1. 5
Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dalam penyusunan tugas akhir skripsi, dibagi atas 5 bab beserta lampiran pendukung yang akan diuraikan sebagai berikut : BAB 1. Pendahuluan Berisikan latar belakang berupa masalah yang ada dan kebutuhan perusahaan, ruang lingkup kerja, tujuan dan manfaat, metodologi yang digunakan dalam penulisan serta sistematika penelitian ini. BAB 2. Landasan Teori Berisi teori yang mendukung penelitian skripsi ini, yang berkenaan dengan topik yang diteliti. BAB 3.
Analisis Sistem yang Berjalan Membahas mengenai
sejarah
perusahaan, visi
dan
misi
perusahaan, struktur organisasi PT Taspen, sistem yang sedang berjalan didalamnya, baik topologi, dan perangkat keras, serta penyelesaian
masalah,
berdasarkan
rancangan
dan
usulan
system
pemecahan
yang
dibuat
masalah
agar
dapat
menyelesaikan permasalahan yang ada. BAB 4.
Implementasi dan Evaluasi Sistem Membahas mengenai penerapan dan evaluasi yang diterapkan mulai dari perangkat yang digunakan
serta konfigurasi.
Selanjutnya mengevaluasi terhadap implementasi yang sudah di terapkan. BAB 5. Kesimpulan dan Saran Pada bab terakhir ini, menyajikan kesimpulan-kesimpulan dari
9
apa yang telah diterangkan dan diuraikan dari bab-bab sebelumnya. Serta saran-saran yang membangun.