AUDIT KEPATUHAN TERHADAP STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) FORTUNE CLUB PADA PT. LESTARI ENTERTAINMENT Ganesha Triadi Pratama (1401081620) Binus University, Jakarta, Indonesia,
[email protected]
Drs. Sudarmo, M.M Binus University, Jakarta, Indonesia
Abstrak
Tujuan penelitian, ialah untuk mengevaluasi dan mengetahui bahwa Standard Operating Procedure (SOP) perusahaan telah dijalankan dengan baik oleh karyawan Fortune Club pada PT. Lestari Entertainment tahun 2014 (dalam periode berjalan). Hasilnya dapat dilihat bahwa Standard Operating Procedure (SOP) nya tidak ada masalah, akan tetapi masih terdapat beberapa karyawan yang tidak menjalankan Standard Operating Procedure (SOP) dengan baik. Dari hasilnya maka dapat dilihat bahwa pelanggaran terbanyak yang menjadi perhatian utama yaitu terkait dengan jadwal kerja dan adanya karyawan yang mengambil minuman tanpa prosedur yang telah ada. Selain itu ada pelanggaran yang terjadi pada Peraturan dan Tata Tertib Perusahaan. Pelanggar sudah diberikan sanksi yang sesuai oleh perusahaan. Secara garis besar, Standard Operating Procedure (SOP) telah dijalankan dengan baik akan tetapi belum seluruhnya karyawan mematuhi Standard Operating Procedure (SOP) yang ada di Fortune Club. Untuk menjaga agar Standard Operating Procedure (SOP) nya dijalankan dengan sangat maksimal maka untuk hal yang berkaitan dengan jadwal kerja dan tempat pengeluaran minuman (dalam hal ini bar) harap lebih diperhatikan lagi. (GTP) Kata Kunci: Audit Kepatuhan, Standard Operasional Procedure, Pelanggaran, Peraturan dan Tata Tertib Perusahaan.
Abstract The purpose of the research is to evaluate and know that the Standard Operating Procedure (SOP) the company has been run by employees of Fortune Club on PT Lestari Entertainment in 2014 (in period '). The result can be seen that the Standard Operating Procedure (SOP) its no problem, but still there are some employees who do not run the Standard Operating Procedure (SOP) to good use. From the results it can be seen that most violations became a major concern that is associated with the work schedule and the presence of the employee who takes a drink without procedures that already exist. Besides, there is a breach that occurs on the regulation and management of orderly the company. Offenders already provided appropriate sanctions by the company. Generally, Standard Operating Procedure (SOP) has run well but have not been entirely employee comply with Standard Operating Procedure (SOP) in the Fortune Club. To keep the Standard Operating Procedure (SOP) of his run with the very maximum so for matters relating to the work schedule and spending on drinks (in this case the bar) Please further note again. (GTP) Keyword : Audit Compliance, Standard Operating Procedure, offences, rules and code of conduct of the company.
PENDAHULUAN Seiring dengan perkembangan dunia saat ini, banyak faktor yang mempengaruhi kemajuan suatu negara. Perkembangan teknologi yang pesat dan pertumbuhan ekonomi yang cepat adalah salah satu faktornya. Perekonomian Indonesia saat ini tumbuh dengan cepat. Dalam pertumbuhan ekonomi di dampingi dengan persaingan persaingan yang ketat antar perusahaan-perusahaan baik itu perusahaan swasta maupun perusahaan negara. Terbukti dengan adanya perusahaan yang memiliki skala yang beragam saling berkompetisi dalam merebut pangsa pasar. Perusahaan - perusahaan baik milik swasta maupun pemerintah saling bersaing dalam tujuan untuk mendapatkan keuntungan yang optimal dengan cara membuat produk atau jasa yang berkualitas baik, memberikan harga yang terjangkau ,dan memberikan kemudahaan dalam mendapatkan produk dan jasa tersebut. Dalam perkembangan dunia usaha dan sosial ekonomi yang makin menuntut mobilitas tinggi saat ini , sarana dalam bidang jasa yang memadai dengan kondisi baik dan siap pakai merupakan sebuah kebutuhan yang tidak dapat dihindari baik bagi perorangan, perusahaan swasta maupun institusi pemerintah. Sarana akomodasi dibutuhkan baik untuk menunjang kebutuhan operasional dan kepariwisataan. Sedangkan sarana bidang jasa restaurant dibutuhkan untuk menyiapkan berbagai konsumsi makanan dan minuman di dalam sarana akomodasi tersebut. Banyaknya tuntutan yang harus dipenuhi perusahaan saat ini maka diperlukan audit terhadap berbagai kegiatan perusahaan. Audit kepatuhan adalah salah satunya, yang mana merupakan suatu evaluasi apakah bagian organisasi baik karyawan maupun jajaran manajemen telah mengikuti dan mematuhi prosedur khusus, aturan, atau peraturan yang ditetapkan oleh beberapa otoritas yang lebih tinggi dan sebagai bahan untuk pengambilan keputusan terhadap penyimpangan – penyimpangan dari aturan – aturan yang telah di buat sebelumnya. Dalam maju mundurnya perusahaan, karyawan dan kinerja manajemen sangat lah berpengaruh didalamnya. Tanpa karyawan dan kinerja manajemen yang baik sangat sulit bagi perusahaan untuk mencapai tujuan dari perusahaan itu sendiri. Dengan demikian tenaga kerja yang terampil, cekatan, berjiwa optimis, bekerja keras, tidak bertolak belakang dengan tujuan perusahaan dan mempunyai motivasi yang tinggi merupakan aset dasar perusahaan yang sangat berharga. Didalam kinerjanya, karyawan dan manajemen dituntut untuk melakukan kewajiban mereka sesuai dengan prosedur yang
telah ditetapkan perusahaan. Jika dijalankan sesuai standar maka dampaknya akan positif untuk kemajuan perusahaan. Standar atau peraturan akan memudahkan karyawan dan manajemen dalam pekerjaannya dan keselarasan masing – masing karyawan dan manajemen dalam mencapai satu tujuan dan perintah dalam pekerjaannya. Adanya standar operasional prosedur dalam perusahaan dapat mengarahkan karyawan dan manajemen untuk membuat kinerja yang baik dan berdampak baik pada perusahaan dalam mencapai tujuan bersama antara karyawan dan manajemen dengan perusahaan. Jika standar operasional prosedur perusahaan tidak di taati dan banyak yang melanggar maka akan berdampak buruk bagi perusahaan serta isinya. PT. Lestari Entertainment merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang pelayanan perhotelan dan jasa hiburan karaoke, spa, dan klub. Dengan adanya kebutuhan dari perorangan maupun perusahaan dan bisnis maka perusahaan perhotelan, jasa hiburan karaoke, spa, dan klub sangat diperlukan untuk kegiatan – kegiatan yang ingin mereka lakukan. Oleh karena itu memungkinkan dalam memiliki banyak klien dan kegiatan di dalam perusahaan yang mana diperlukan Standard Operatimg Procedure (SOP) yang baik dan ditaati oleh seluruh karyawan. Dalam mendukung sarana perhotelan terdapat restaurant & bar (club) yang digunakan untuk melayani konsumsi makanan dan minuman serta hiburan pengunjung. Untuk menjaga hubungan yang baik dengan banyak konsumen maka diperlukan ketaatan terhadap Standard Operating Procedure (SOP) agar seluruh proses yang berhubungan dengan konsumen dapat berjalan dengan baik. Menurut Dian Permata Sari (2013) dalam skripsinya yang berjudul “STANDAR KINERJA KARYAWAN AZZAHRA SALON & SPA MUSLIMAH YOGYAKARTA” menyatakan bahwa “Perusahaan pada umumnya, menyeimbangkan antara tujuan, visi, misi, srategi bersaing, kebutuhan pelanggan dan kemampuan karyawan. Kemampuan yang dimiliki setiap karyawan secara umum berbeda, meskipun dalam satu lingkup keilmuan atau keterampilan yang sama. Inilah sebabnya, perusahaan perlu memiliki standar kinerja. Standar kinerja akan membantu menyamakan persepsi kerja semua karyawan pada level posisi yang sama dalam satu perusahaan tersebut. Standar kinerja merupakan dokumen yang berisi langkah kerja yang dijadikan sebagai pedoman menyelesaikan pekerjaan dan mengukur keberhasilan atau kegagalan kinerja yang dilakukan karyawan. Bagi perusahaan jasa penting standar kinerja karyawan diterapkan, sebab penilaian yang diberikan pengguna jasa adalah kinerja karyawan itu sendiri.” Berdasarkan hal tersebut maka penulis tertarik dan ingin melakukan penelitian tentang audit kepatuhan. Dengan ini penulis menetapkan judul skripsi yaitu “AUDIT KEPATUHAN TERHADAP STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) FORTUNE CLUB PADA PT. LESTARI ENTERTAINMENT” Penulis juga mempunyai acuan pada skripsi terdahulu yang dilakukan oleh Daniel Elgar Kallista (2013) dengan judul “AUDIT KEPATUHAN ATAS KODE ETIK PERUSAHAAN - STUDI KASUS PADA PT ASKES ( PERSERO)”. Adapun kesimpulan dari judul tersebut yaitu terjadi penurunan dalam jumlah pelanggaran yang terjadi. Dari 10 (sepuluh) kasus pada 2008, menjadi 6 (enam) kasus pada 2009, 6 (enam) kasus pada 2010, 5(lima) kasus pada 2011 dan 5 (lima) kasus pada 2012. Kesuluruhan pelanggaran terjadi pada kantor pusat PT Askes (Persero). Keseluruhan pelanggaran telah dikenakan sanksi yang sesuai dengan jenis pelanggarannya.
METODE PENELITIAN Pengumpulan data dalam melakukan penelitian ini dengan mendeskriptifkan data-data yang telah terkumpul dan menganalisis untuk memecahkan pokok permasalahan yang telah dirumuskan sehingga dapat ditarik kesimpulan dan memberikan saran-saran yang dianggap perlu. Untuk memperoleh datadata dan informasi yang diperlukan dalam penulisan ini dilakukan dengan cara sebagai berikut: 1. Studi Lapangan (Field Research) Penulis melakukan riset langsung ke lapangan dengan cara mendatangi objek penelitian untuk menjelaskan masalah-masalah yang ada dengan mengumpulkan data dari PT. Lestari Entertainment, data yang digunakan berupa informasi Standard Operating Procedure (SOP) dari PT. Lestari Entertainment. Untuk memperoleh data yang relevan sesuai dengan masalah yang akan dibahas maka proses pengumpulan data dan informasi dilapangan yang dilakukan dengan 4 (tiga) cara, yaitu : 1. Kuesioner Angket / kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan kepada orang lain yang dijadikan responden untuk
dijawabnya. Dalam penelitian ini, nantinya penulis akan memberikan kuesioner – kuesioner dengan mengambil sample secara random. Hasil dari kuesioner nantinya akan dilampirkan di tulisan ini. 2. Metode Pengamatan (Observation) Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan peninjauan langsung ke perusahaan untuk mendapatkan data perusahaan yang terkait dengan objek penelitian dan memperoleh gambaran nyata tentang permasalahan yang akan diteliti oleh penulis. 3. Metode Wawancara (Interview) Pengumpulan data yang dilakukan dengan mengadakan wawancara atau tanya jawab langsung dengan berbagai pihak terkait dengan masalah yang dihadapi perusahaan yang berkaitan dengan skripsi penulis. 4. Dokumentasi Dalam metode ini, penulis akan menelusuri dokumen – dokumen terkait dengan Peraturan Perusahaan termasuk Standard Operating Procedure dan sanksi – sanksi yang ada.
SIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis, adapun simpulan dari Audit Kepatuhan terhadap Standard Operating Procedure (SOP) Fortune Club pada PT. Lestari Entertainment. 1. Penerapan Standard Operating Procedure (SOP) Fortune Club pada PT. Lestari Entertainment dilakukan dengan bantuan dari manajer Fortune Club. Karyawan baru diberikan dokumen mengenai Standard Operating Procedure (SOP) Fortune Club. Manajer selalu memberikan pengarahan dan mengingatkan apa yang harus karyawan lakukan, manajer memberikan contoh bagaimana suatu Standard Operating Procedure (SOP) di lakukan agar karyawan memahami dan dapat mengikuti Standard Operating Procedure (SOP) yang diterapkan, selalu melakukan monitoring agar Standard Operating Procedure (SOP) benar – benar dijalankan dengan baik, dan tidak segan – segan dalam memberikan sanksi kepada karyawan yang melanggar Standard Operating Procedure (SOP). Dalam penerapan Standard Operating Procedure (SOP) perusahaan memberikan sanksi terhadap karyawan yang melanggar Standard Operating Procedure (SOP). Sanksi yang diberikan pada karyawan yang lalai dalam pelaksanaan Standard Operating Procedure (SOP) yaitu melalui Surat Peringatan yang terbagi menjadi 3 yaitu Surat Peringatan 1 berlaku 1 bulan dengan dikenakan sanksi pemotongan Service Charge sebesar 50% dalam 1 bulan terhitung dari tanggal dikeluarkannya, Surat Peringatan 2 berlaku 3 bulan dengan dikenakan sanksi pemotongan Service Charge sebesar 50% dalam 2 bulan, dan Surat Peringatan 3 berlaku 6 bulan dengan dikenakan sanksi pemotongan Service Charge sebesar 50% dalam 3 bulan . Skorsing dikenakan dengan pemotongan Service Charge sebesar 100% dalam 1 bulan, artinya karyawan tidak akan mendapatkan Service Charge dalam 1 bulan. Selain itu pemantauan kinerja Fortune Club dilakukan oleh Manajer yang mana memiliki beberapa kewenangan. Dalam hal pelanggaran berat maka perusahaan dapat melakukan Pemutusan Hubungan Kerja terhadap karyawan dengan sepihak. 2. Berdasarkan pelanggaran yang terjadi maka disimpulkan bahwa paling banyak pelanggaran terjadi terhadap jadwal kerja sebanyak 6 kasus. kedua, pelanggaran yang berkaitan dengan SOP II.1 yaitu mengambil minuman tidak sesuai prosedur terjadi 3 kasus. Ketiga, pelanggaran yang berkaitan dengan Peraturan dan Tata Tertib Perusahaan yaitu Pelanggaran Ringan nomor 10 yang melarang merokok ditempat yang tidak diperbolehkan sesuai ketentuan masing – masing divisi terjadi 2 kasus pada Fortune Club. Keempat, pelanggaran yang berkaitan dengan Peraturan dan Tata Tertib Perusahaan yaitu Pelanggaran Berat nomor 4 yang melarang melakukan pemukulan / membuat onar / berkelahi baik dengan tamu / karyawan ditempat kerja atau didalam lingkungan perusahaan dan dalam hal ini pelanggar terlibat perkelahian dengan rekan kerja terjadi 2 kasus. Kelima, pelanggaran berkaitan dengan kegiatan kantor dalam hal ini adalah staff briefing yaitu terkait dengan SOP I.2 dengan tidak mengikuti briefing dalam pelaksanaan event di Fortune Club tanpa izin atasan terjadi 1 kasus. Seluruh pelanggar tersebut sudah dikenakan sanksi oleh atasan. Dari penelusuran pelanggaran yang terjadi maka ditemukan:
a)
Saat jam operasional, pantry Fortune Club dalam keadaan sepi. Terlihat saat penulis melakukan pemantauan langsung di Fotune Club. Seharusnya saat jam operasional, akses pantry tertutup dan karyawan dapat masuk saat ada keperluan yang berkaitan dengan pantry atau pada waktu istirahat. Akses pantry saat jam operasional tidak terkunci, sehingga pelanggaran seperti merokok dalam pantry dapat dilakukan karyawan. Rekomendasi penulis yaitu akses pantry harus dipegang oleh manajer atau kepala pantry sehingga tidak ada yang dapat masuk ke pantry saat jam operasional dan dapat masuk hanya pada saat waktu istirahat karyawan. b) Ketidakpatuhan karyawan yang terjadi terhadap prosedur pengambilan minuman dapat merugikan perusahaan. Karyawan mengambil minuman tanpa prosedur pesanan yang benar sehingga dapat menimbulkan pencurian stok minuman. Seharusnya makanan / minuman dari bar dikeluarkan dengan perintah dari captain bar / bar leader. Karena captain bar / bar leader tidak selalu berada di bar saat sebelum jam buka, akibatnya karyawan bar dapat mengambil minuman / makanan tanpa perintah dari captain bar. Rekomendasi penulis yaitu bar harus dibuka saat jam buka dan kunci pintu bar hanya dipegang oleh captain bar agar tidak terjadi pengambilan minuman tanpa perintah dari captain bar / bar leader. c) Masih ada karyawan pria yang menggunakan anting saat jam kerja. Seharusnya karyawan pria dilarang menggunakan anting saat jam kerja berlangsung. Seharusnya sesuai dengan Standard Operating Procedure (SOP) dalam penampilan profesional, karyawan pria tidak boleh menggunakan anting sat jam kerja. Banyaknya karyawan hampir tidak mungkin seluruhnya terpantau oleh kegiatan pemantauan kinerja yang dilakukan hanya satu orang yaitu manajer. Akibatnya karyawan berani dalam melalaikan Standard Operating Procedure (SOP) yang berkaitan dengan penampilan profesional. Rekomendasi penulis yaitu manajer dapat membentuk sebuah tim yang terdiri dari karyawan yang bekerja sudah cukup lama dan mengerti seluruh standard kerja di Fortune Club untuk ikut membantu dalam hal memantau kinerja karyawan yang lainnya. Berdasarkan pernyataan pelanggan, dapat disimpulkan bahwa masih ada karyawan yang belum mengikuti Standard Operating Procedure (SOP) dengan benar. 3. Perusahaan akan memberikan sanksi kepada karyawan yang lalai dan melakukan pelanggaran berupa pemotongan Service Charge karyawan sebesar 50% - 100% sesuai Surat Peringatan yang diberikan. Perusahaan akan memotong biaya insentif yang diterima karyawan setiap bulannya. Perusahaan melakukan pemotongan Service Charge bertujuan untuk meningkatkan kinerja karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya. Pemutusan Hubungan Kerja dilakukan perusahaan terhadap karyawan yang tidak mengalami perubahan setelah dikenakan sanksi dan karyawan yang melakukan pelanggaran berat. Perusahaan melakukan ini demi memiliki karyawan yang berkualitas agar mencapai tujuan perusahaan. Standard Operating Procedure yang dijalankan karyawan harus selalu diawasi dengan cermat dalam hal ini yang melakukan langsung yaitu manajer, ini karena Fortune Club berada di lingkungan hiburan sehingga berhubungan langsung dengan konsumen. Pelayanan yang maksimal akan berpengaruh langsung terhadap kepuasan dari konsumen sehingga perusahaan dapat mencapai tujuannya dan mampu bersaing dengan perusahaan lain yang sejenis. Saran Penilaian yang diberikan penulis untuk Fortune Club pada PT. Lestari Entertainment selaku objek penelitian yaitu terkait masalah sanksi yang diberikan. 1. Perusahaan memberikan sanksi Surat Peringatan yang masa berlakunya dinilai terlalu singkat dan kurang sesuai dengan Undang – Undang ketenagakerjaan no. 13 tahun 2003 pasal 161. Seharusnya pihak perusahaan mengikuti masa berlaku Surat Peringatan sesuai dengan Undang – Undang ketenagakerjaan. Perubahan masa berlaku Surat Peringatan yang ada diperusahaan yaitu terhadap Surat Peringatan 1 yang hanya berlaku 3 bulan menjadi 6 bulan sesuai dengan Undang – Undang Ketenagakerjaan dan memasukkan ancaman Pemutusan Hubungan Kerja didalam Surat Peringatan 3 selain skorsing dan sesuai dengan pelanggaran yang dilakukan. Penyesuaian ini dilakukan untuk meminimalisir resiko terjadinya kelalaian atau pelanggaran terhadap Standard Operating Procedure (SOP) yang dilakukan karyawan dan agar sesuai dengan Undang – Undang yang berlaku.
2.
3.
Memberikan reward kepada pegawai yang rajin dalam bekerja sehingga ada kompetisi untuk bekerja lebih optimal lagi dan menghindari pelanggaran jadwal kerja. Selama ini perusahaan hanya mengadakan gathering karyawan saja. Dengan adanya reward seperti karyawan terbaik dan menambahkan gajinya, maka akan memicu karyawan untuk tepat waktu dan bekerja lebih baik lagi. Untuk mengetahui apakah benar karyawan telah mengerti Standard Operating Procedure (SOP), maka sebaiknya manajer dalam tanggung jawabnya melakukan pengujian secara mendadak dan memberikan waktu pengujian saat briefing apakah karyawannya memang telah mengerti seluruhnya mengenai Standard Operating Procedure (SOP) yang diterapkan. Seluruh penerapan Standard Operating Procedure perlu diperhatikan kembali demi menjaga kepatuhan karyawan terhadap peraturan yang diberikan.
Keterangan Audit dilakukan pada periode 2014 dengan data tanggal 15 Februari sampai 7 Juni. Adanya keterbatasan data karena pihak perusahaan tidak dapat memberikan data tahun 2012 dan 2013 sehingga analisis perbandingan data antara tahun 2014 dengan tahun sebelumnya yaitu tahun 2012 dan 2013 tidak dapat dilakukan. Audit dilakukan dengan data tahun 2014 yaitu bulan Februari sampai Juni.
REFERENSI Agoes, S. (2008). Auditing: Pemeriksaaan oleh kantor akuntan publik. Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia 2008
Agoes, S. (2009). Auditing (Pemeriksaan Akuntan) Oleh Kantor Akuntan Publik Jilid II. Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Agoes, S dan Hoesada, J. (2009). Bunga Rampai Auditing. Jakarta: Salemba Empat.
Akyar, I. (2012). Standard Operating Procedures (What Are They Good For ?). Latest Research into Quality
Control.
(368): 367-391
http://www.intechopen.com/books/latest-research-into-
quality-control/standard-operating-procedures-what-are-they-good-for-
Arens, Elder dan Beasly. (2008). Auditing and Assurance Service. New Jersey: Pearson Prentice Hall
Arens, Elder and Beasly. (2010). Auditing and Assurance Services an Integrated Approach. Edisi Ketiga Belas. Pearson Prentice Hall.
Arens, Elder and Beasly. (2012). Auditing and Assurance Service an integrated approach (fourteen edition). New Jersey: Pearson Prentice Hall
Augustine, Y dan Kristaung, R. (2013). Metodologi Penelitian Bisnis dan Akuntansi. Dyan Rakyat
Daniel Elgar Kallista. (2013). AUDIT KEPATUHAN ATAS KODE ETIK PERUSAHAAN - STUDI KASUS PADA PT ASKES ( PERSERO). Tesis S1 Tidak Dipublikasikan, Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Komunikasi Bina Nusantara University
Dian Permata Sari. (2013). Standar Kinerja Karyawan Azzahra Salon & Spa Muslimah Yogyakarta. Tesis S1 Tidak Dipublikasikan, Yogyakarta: Fakutas Dakwah UIN Sunan Kalijaga
Ekotama, S. (2011). Cara Gampang Bikin Standard Operating Procedure. Media Pressindo
IBK. Bayangkara. (2008). Audit Manajemen Prosedur dan Implementasi. Jakarta: Salemba Empat
Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI). (2011). Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP). Jakarta: Salemba Empat
Jalaludin, S.A. (2012). Pentingnya Standar Operasional Prosedur Kerja Untuk Meningkatkan Kinerja Karyawan Dalam Perusahaan. Pentingnya Standar. 4 (3): 1-5
Karyono. (2013). Forensic Fraud. Yogyakarta: ANDI
Khan, M.I. (2012). The Impact of Training and Motivation on Performance of Employees. Business Riview. 7 (2): 84-95 http://papers.ssrn.com/sol3/papers.cfm?abstract_id=2206854
Mulyadi. (2011). Auditing buku 2 edisi 6. Jakarta: Salemba Empat
Prasanna, K. (2013). Standard Operating Procedures for Standalone Hotels. Research Journal of Management Sciences. 2 (7): 1-9 www.isca.in/IJMS/Archive/v2/i7/1.ISCA-RJMS-2013053.pdf
Rahayu, S.K dan Suhayati, E. (2009). Auditing: Konsep Dasar & Pedoman Pemeriksaan Akuntan Publik. Yogyakarta : Graha Ilmu Republik Indonesia. (2003). Undang – Undang No. 3 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Jakarta
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.
Taman, A. (2011). Buku Pedoman Audit Operasional. Yogyakarta: Kantor Audit Internal Universitas Negeri Yogyakarta.
Tambunan, R.M. ( 2008 ). Standard operating procedures : SOP ( Edisi 1 ). Jakarta : Maiestas Publishing
Tunggal, A.W. (2008). Dasar-dasar Audit Operasional. (edisi revisi). Jakarta: Penerbit Harvarindo
RIWAYAT PENULIS Ganesha Triadi Pratama lahir di kota Jakarta pada 18 Agustus 1992, Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Akuntansi pada tahun 2014.