BAB II KAJIAN TEORITIS
2.1 Interaksi Sosial Gillian and Gillian(Pandji Anoraga dkk 1954:21) mengemukakan bahwa interaksi sosial merupakan hubugan-hubungan sosial yang dinamis, yang menyangkut hubungan antaraorang-orang perorangan,antara kelompokkelompok manusia maupun antara orang perorangan dengan skelompok manusia. Apabila dua orang bertemu,interaksi sosial di mulai,pada saat itu mereka saling menegur,berjabat tangan, saling berbicara atau bahkan berkelahi. Aktivitas-aktivitas semacam itu merupakan bentuk-bentuk interaksi sosial.Walaupun orang-orang yang bertemu muka tersebut tidak saling berbicara atau saling menukar tanda-tanda,interaksi sosial telah terjadi,karena masingmasing sadar akan adanya pihak lain yang menyebabkan perubahan-perubahan dalam perasaan maupun syarat orang-orang yang bersangkutan, yang disebabkan oleh misalnya bau keringat,minyak wangi, dan sebagainya. Kesemuanya itu menimbulkankesan dalam pikiran seseorang,yang kemudian menentukkan tindakan apa yang akan dilakukannya. 2.2 Syarat-syarat Interaksi Sosial Soekanto dkk ( Pandji Anoraga dkk 1974:22 )” menjelaskan bahwa suatu interaksi sosial tidak akan mungkin terjadi apabila tidak memenuhi dua syarat, yaitu Adanya kontak sosial adanya komunikasi”. Kata kontak berasal dari bahasa latin con atau cum (yang artinya bersamasama) dan tango (yang artinya menyentuh).Jadi artinya harfiah adalah bersamasama menyentu.Secara
fisik, kontak baru terjadi apabila terjadi hubungan 6
badaniah. Sebagai gejala sosial itu tidak perlu
berarti suatu hubungan
badaniah,karena orang dapat mengadakan hubungan dengan pihak -pihak lain tanpa menyentuhnya melalui komunikasi seperti dengan perkembangan teknologi dewasa ini, orang-orang dapat berhubungan satu dengan lainnya melalui telefon,telegraf,radio,surat-surat dan seterusnya,yang tidak memerlukan suatu hubungan badaniyah. Kontak Sosial dapat berlangsung dalam tiga bentuk : 1. Antara orang perorangan, misalnyaapabilaanak kecil mempelajari kebiasaankebiasaan dalam keluarganya.Proses demikian terjadi melalui “socialization” yaitu suatu proses,diamana anggota masyarakat yang baru mempelajari norma-norma dan kebudayaan masyarakat dmna dia menjadi anggota. 2. Antara
orang
perorangan
sebaliknya,misalnya
apabila
dengan
suatu
seseoarang
kelompok
merasakan
manusia
bahwa
atau
tindakan-
tindakannya berlawanan dengan norma-norma masyarakat atau apabila suatu partai politik memaksa anggota-anggotanya untuk menyesuaikan diri dengan ideologi dan programnya. 3. Antara suatu kelompok manusia dengan kelompok manusia lainnya. Umpamanya dua partai politik mengadakan kerja sama untuk mengalahkan partai politik ketiga didalam pemilihan umum.Atau apabila dua buah perusahaan bangunan mengadakan suatu kontrak untuk membuat jalan raya,jembatan dan seterusnya disuatu wilayah yang baru dibuka.
Suatu kontak dapat pula bersifat primer atau sekunder. Kontak primer terjadi apabila yang mengadakan hubungan langsung bertemu dan berhadapan muka, seperti misalnya apabila orang-orang tersebut berjabat tangan,saling senyum dan seterusnya.Sebaliknya kontak yang sekunder memerlukan suatu perantara.Suatu kontak sekunder dapat dilakukan
secara langsung.Pada yang pertama,pihak
ketiga bersikap pasif sedangkan pada hal yang terakhir pihak ketiga sebagai perantara mempunyai perananyang aktif dalam kontak tersebut.Hubunganhubungan yang sekunder tersebut,dapat dilakukan melalui alat-alat misalnya telefon,telegrap,radio dan seterusnya. . Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa interaksi social merupakan hubungan timbale balik antara sesame manusia, dapat diartikan bahwa dalam suatu golongan atau daerah terjadi kontak social, maka terjadilah proses interaksi sosial yang memiliki makna dari interaksi tersebut. 2.3 Bentuk-bentuk Interaksi Sosial Soelaeman Soemardi dkk (Pandji Anoraga dkk1964:26) mengemukakan bahwa bentuk-bentuk interaksi sosial dapat berupa kerja sama (cooperation),persaingan (competation)dan bahkan dapat juga berbentuk pertentangan atau pertikaian (conflict).Suatu pertikaian itu mendapatkan suatu penyelesaian.Mungkin penyelasaiantersebut hanya dapat diterima untuk sementara waktu,selesainya pertikaian tersebut dinamakan akomodasi ( accomodation ) dan ini artinya bahwa kedua pihak belum puas sepenuhnya.Suatu keadaan dapat dianggap sebagai salah satu bentuk dari keempat interaksi sosial. Keempat bentuk pokok dari interaksi sosial tersebut tidak perlu merupakan suatu kontinuitas,dalam arti bahwa interaksi itu dimulai dengan kerja sama yang kemudian menjadi persaingan serta memuncak menjadi pertikaian untuk akhirnya sampai pada akomodasi.Akan tetapi ada baiknya untuk menelaah proses interaksi-interaksi tersebut didalam kelangsungannya.
Gillin and Gillin(Soerjono Soekanto 2007:64) mengadakan penggolongan yang lebih luas lagi.Menurut mereka,ada dua macam proses sosial yang timbul sebagai akibat adanya interaksi sosial,yaitu : 1.
Proses yang asosiatif ( processes of association ) yang terbagi kedalam tiga bentuk khusus lagi,yakni :
A. Kerja sama (cooperation) Kerja sama merupakan bentuk interaksi sosial yang pokok. Sebaliknya, sosiolog lain menganggap bahwa kerja samalah yang merupakan proses utama. Golongan yang terakhir tersebut memahamkan kerja sama untuk menggambarkan sebagian besar bentuk-bentuk interaksi sosial atas dasar bahwa segala macam bentuk interaksi tersebut dapat dikembalikan pada kerja sama. Kerja sama disini di maksudkan sebagai suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok manusia untuk mencapai satu atau beberapa tujuan bersama. Bentuk dan pola-pola kerja sama dapat dijumpaipada semua kelompok manusia. Kebiasaan-kebiasaan dan sikap-sikap demikian dimulai sejak masa kanak-kanak di dalam kehidupan keluarga atau kelompokkelompok kekerabatan. Bentuk kerja sama tersebut berkembang apabila orang dapat di gerakkan untuk mencapai suatu tujuan bersama dan harus ada kesadaran bahwa tujuan tersebut di kemudian hari mempunyai manfaat bagi semua. Kerja
sama
timbul
karena
orientasi
orang-perorangan
terhadap
kelompoknya (yaitu in-group-nya) dan kelompok lainnya (yang merupakan out-
group-nya). Kerja sama mungkin akan bertambah kuat apabila ada bahaya luar yang mengancam atau ada tindakan-tindakan luar yang menyinggung kesetian yang secara tradisional atau institusional telah tertanam di dalam kelompok, dalam diri seorang atau segolongan orang. Kerja sama dapat bersifat agresif apabila kelompok dalam
jangka waktu yang lama mengalami kekecewaan
sebagai akibat perasaan tidak puas karena keinginan-keinginan pokoknya tak dapat terpenuhi karena adanya rintangan-rintangan yang bersumber dari luar kelompok itu. Keadaan tersebut dapat menjadi lebih tajam lagi apabila kelompok demikian merasa tersinggung atau di rugikan sistem kepercayaan atau dalam salah satu bidang sensitif dalam kebudayaan. Betapa pentingnya fungsi kerja sama. Charles H. Cooley (Soerjono Soekanto 2007:66) mengemukakan bahwa Kerja sama timbul apabila orang menyadari bahwa mereka mempunyai kepentingan-kepentingan yang sama dan pada saat yang bersamaan mempunyai cukup pengetahuan dan pengendalian terhadapdiri sendiri untuk memenuhi kepentingan-kepentingan tersebut; kesadaran akan adanya kepentingan-kepentingan yang sama dan adanya organisasi merupakan fakta-fakta yang penting dalam kerja sama yang berguna. Hubungannya dengan kebudayaan suatu masyarakat,kebudayaan itulah yang mengarahkan dan mendorong terjadi kerja sama. Lain halnya dengan keadaan yang di jumpai pada masyarakat indonesia umumnya. Di kalangan masyarakat indonesia di kenal bentuk kerja sama tradisional dengan nama gotong-royong. Dalam teori-teori sosiologi akan dapat di jumpai beberapa bentuk kerja sama yang biasa di beri nama kerja sama (cooperation). Kerja sama tersebut lebih lanjut di bedakan lagi dengan: kerja sama spontan (spontaneous cooperation), kerja sama langsung (directed cooperation), kerja sama kontrak (contractual
cooperation) dan kerja sama tradisional (traditional cooperation). Kerja sama spontan adalah kerja sama yang serta merta. Kerja sama langsung merupakan hasil dari perintah atasan atau penguasa, sedangkan kerja sama kontrak merupakan kerja sama atas dasar tertentu,dan kerja sama tradisional merupakan bentuk kerja sama sebagai bagian atau unsur dari sistem sosial. Biasanya juga di bedakan antara gotong-royong dengan tolong-menolong. Gotong royong di gambarkan dengan istilah “gugur gunung” (bahasa jawa) dan tolong menolong adalah “sambat sinambat”. Keduanya merupakan unsur-unsur kerukunan. Beberapa pendapat menyatakan bahwa pada masyarakat di mana bentuk kerja sama merupakan unsur sistem nilai-nilai sosialnya sering kali di jumpai keadaan-keadaan di mana warga-warga masyarakat tersebut tidak mempunyai inisiatif
ataupun
daya kreasi karena orang perorangan terlalu
mengandalkan pada bantuan dari rekan-rekannya. Kerja sama sebagai salah satu bentuk interaksi sosial merupakan gejala universal yang ada pada masyarakat di mana pun juga, walaupun secara tidak sadar kerja sama tadi mungkin timbul terutama di dalam keadaan-keadaan dimana kelompok tersebut mengalami ancaman dari luar. Ada lima bentuk kerja sama, yaitu sebagai berikut. 1. Kerukunan yang mencakup gotong royong dan tolong menolong 2. Bergaining , yaitu pelaksanaan perjanjian mengenai pertukaran barangbarang dan jasa-jasa antara dua organisasi atau lebih.
3. Kooptasi (cooptation), yakni suatu proses penerimaan unsur-unsur
baru
dalam kepemimpinan atau pelaksanaan politik dalam suatu organisasi sebagai salah satu cara untuk menghindari terjadinya gonjangan dalam stabilitas organisasi yang bersangkutan. 4. Koalisi (coalition), yakni kombinasi antara dua organisasi atau lebih yang mempunyai tujuan-tujuan yang sama. Koalisi dapat menghasilkan keadaan yang stabil untuk sementara waktu karena dua organisasi atau lebih tersebut kemungkinan mempunyai struktur yang tidaksama
antar
satu
dengan
lainnya. Akan tetapi, karena maksud utama adalah untuk mencapai satu atau beberapa tujuan bersama, maka sifatnya adalah kooperatif. 5. Joint venture, yaitu kerja sama dalam pengusahaan proyek-proyek tertentu, misalnya,
pengeboran minyak, pertambangan batu bara, perfiAlman,
perhotelan, dan seterusnya. B. Akomodasi (Accomodation) Istilah akomodasi di pergunakan dalam dua arti, yaitu untuk menunjukkan pada suatu keadaan dan untuk menunjuk pada suatu proses. Akomodasi yang menunjuk pada suatu keadaan, berarti adanya suatu keseimbangan (equilibrium) dalam interaksi antara orang-perorangan atau kelompok-kelompok manusia dalam kaitannya dengan norma-norma sosial dan nilai-nilai sosial yang berlaku di dalam masyarakat. Sebagai suatu proses, akomodasi menunjuk pada usahausaha manusia untuk merendahkan suatu pertentangan yaitu usha-usaha untuk mencapai kestabilan.
Gillin dan Gillin(Soerjono Soekanto 2007:69) mengemukakan bahwa akomodasi adalah suatu pengertian yang di gunakan oleh para sosiolog untuk menggambarkan suatu proses dalam hubungan-hubungan sosial yangsama artinya dengan pengertian adaptasi yang dipergunakan oleh ahli-ahli biologi untuk menunjuk pada suatu proses dimana makhlukmakhluk hidup menyesuaikan dirinya dengan alam sekitarnya. Dengan pengertian tersebut di maksudkan sebagai suatu proses dimana orang perorangan atau kelompok-kelompok manusia yang mula-mula bertentangan, saling mengadakan penyesuain diri untuk mengatasi ketegangan-ketegangan. Akomodasi sebenarnya merupakan suatu cara untuk menyelesaikan pertentangan tanpa menghancurkan pihak lawan sehingga lawan tidak kehilangan kepribadiannya. Tujuan
akomodasi dapat berbeda-beda sesuai dengan situasi yang
dihadapinya, yaitu .
Untuk mengurang pertentangan antara orang perorangan atau kelompokkelompok manusia sebagai akibat perbedaan paham. Akomodasi disini bertujuan untuk menghasilkan suatu sintesa antara kedua pendapat tersebut, agar mengahsilkan suatu pola yang baru.
Mecegah meledaknya suatu pertentangan untuk sementara waktu atau secara temporer.
Untuk memungkinkan terjadinya kerja sama antara kelompok-kelompok sosial yang hidupnya terpisah sebagai akibat faktor-faktor sosial psikologis dan kebudayaan, seperti yang dijumpai pada masyarakat yang mengenal sistem berkasta.
Mengusahakan peleburan antara kelompok-kelompok sosial yang terpisah, misalnya lewat perkawinan campuran atau asimilasi dalam arti luas. C.Bentuk –bentuk Akomodasi
Akomodasi sebagai suatu proses mempunyai beberapa bentuk yaitu sebagai berikut.
Coercion adalah suatu bentuk akomodasi yang prosesnya dilaksanakan oleh karena adanya paksaan. Coercion merupakan bentuk akomodasi, dimana salah satu pihak berada dalam keadaan yang lemah bila dibandingkan dengan pihak lawan. . Pelaksanaannya dapat dilakukan secara fisik (yaitu secara langsung), maupun secara psikologis (yaitu secara tidak langsung). Misalnya perubudakan adalah suatu coercion, dimana interaksi sosialnya di dasarka pada penguasaan majikan atas budak-budaknya. Budak dianggap sama sekali tidak mempunyai hak-hak apa pun juga. Pada negara-negara totaliter, coercion juga di jalankan, ketika suatu kelompok minoritas yang berada di dalam masyarakat memegang kekuasaan. Hal ini sama sekali tidak berarti bahwa dengan coercoin tak akan dapat di capai hasil-hasil yang baik bagi masyarakat.
Compromise adalah suatu bentuk akomodasi di mana pihak-pihak yang terlibat saling mengurangi tuntutannya agar tercapai suatu penyelesaian terhadap perselisihan yang ada. Sikap dasar untuk dapat melaksanakan compromise adalah bahwa salah satu pihak bersedia untuk merasakan dan memahi keadaan pihak lainnya dan begitu pula sebaliknya. Misalnya traktat antara beberapa negara akomodasi antara beberapa partai politik karena sadar bahwa masing-masing memiliki kekuatan sama dalam suatu pemilihan umum dan seterusnya.
Arbitration merupaka suatu cara untuk mencapai compromise apabila pihakpihak yang berhadapan tidak sanggup mencapainya sendiri. Pertentangan di selesaikan oleh pihak ketiga yang di pilih oleh kedua belah pihak atau oleh suatu badan yang berkedudukan lebih tinggi daripihak-pihak yang bertentangan, sperti terlihat dalam penyelesaian masalah perselisihan perburuhan, misalnya.
Mediation hampir menyerupai arbitration. Pada mediation di undanglah pihak ketiga yang netral dalam soal perselisihan yang ada. Pihak ketiga tersebut tugas utamanya adalah untuk mengusahakan suatu penyelesaian secara damai. Kedudukan pihak ketiga hanyalah penasehatbelaka. Dia tidak mempunyai wewenag untuk memberi keputusan-keputusan penyelesaian perselisihan tersebut.
Conciliation adalah suatu usaha untuk mempertemukan keinginan-keinginan dari pihak-pihak yang berselisih demi tercapainya suatu persetujuan bersama. Conciliation bersiafat lebih lunak dari pada coercion dan membuka kesempatan bagi pihak-pihak yang bersangkutan untuk mengadakan asimilasi. Suatu contoh dari conciliation adalah adanya panitia-panitia tetap di indonesia yang khusus bertugas untuk menyelesaikan persoalan-persoalan perburuhan, dimana duduk wakil-wakil perusahaan, wakil-wakil buruh, wakil-wakil departemen tenaga kerja dan seterusnya khusus bertugas menyelesaikan persoalan-persoalan jam kerja, upah, hari-hari libur dan lain sebagainya.
Toleration juga sering di namakan tolerant-participation.Ini merupakan suatu bentuk akomodasi tanpa persetujuan yang formal bentuknya. Kadangkadang toleration timbul secara tidak sadar dan tanpa di rencanakan karena adanya watak ornag perorangan atau kelompok-kelompok manusia untuk sedapat mungkin menghidari diri dari suatu perselisihan.
Stalemate
merupakan
suatu
akomodasi,
dimana
pihak-pihak
yang
bertentangan karena mempunyai kekuatan yang seimbang berhenti pada suatu titik terentu dalam melakukan pertentangannya. Hal ini di sebabkan karena nagi kedua belah pihak sudah tidak ada kemungkinan lagi baik untuk maju maupun untuk mundur. Stalemate teresbut, misalnya, terjadi antara amerika serikat dengan rusia di bidang nuklir.
Adjudication, yaitu penyelesaian perkara atau sengketa di pengadilan. Bermacam-macam bentuk akomodasi seperti di uraikan di atas dan telah banyak ketegangan-ketegangan yang teratasi, masih saja ada unsur-unsur pertentangan
laten
yang
belum
dapat
di
atasi
secara
sempurna.
Bagaimanapun juga akomodasi tetap perlu, apalagi dalam keadaan dunia dewasa ini yang penuh ketegangan. Selama orang perorangan atau kelompokkelompok manusia mempunyai kepentingan-kepentingan yangtidak bisa di selaraskan antara satu dengan lainnya, akomodasi tetap di perlukan. D. Hasil –hasil AkomodasI Secara panjang lebar Gillin dan Gillin menguraikan hasil-hasil suatu proses akomodasi dengan mengambil contoh-contoh dari sejarah. Antara lain hasilhasilnya adalah sebagai berikut :
a. Akomodasi, dan integrasi masyarakat Masyarakat
dan integrasi masyarakat telah berbuat
banyak untuk menghindarkan masyarakat dari benih-benih pertentangan laten yang akan melahirkan pertentangan baru. Ketika orang-orang
Normandia
melakukan inggris pada 1066, mereka telah memaksakan suatu kebudayaan baru terhadap masyarakat
taklukannya. Bahasa, sistem feodalisme, hukum, dan
sterusnya di ubah dan di ganti. Dalam proses tersebut terjadi perkawinan campuran dan banyak orang inggris yang mendapat kedudukan baru yang tinggi. Keadaan tersebut mengurangi jarak sosial antara penjajah dengan yang di jajah. Selain itu, akomodasi juga menahan keinginan-keinginan untuk bersaing yang hanya akan membuang biaya dan tenaga saja. a. Menekan oposisi Sering kali suatu persaingan di laksanakan demi keuntungan suatu kelompok tertentu (misalnya golongan produsen) dan kerugian pihak lain (misalnya golongan konsumen). Akomodasi antara golongan produsen yang mula-mula bersaing akan dapat menyebabkan turunnya harga, karena barangbarang dan jasa lebih mudah sampai kepada kosumen. b. Koordinasi berbagai kepribadian yang berbeda Hal ini tampak dengan jelas apabila dua orang, misalnya bersaing untuk menduduki jabatan pimpinan suatu partai politik. Di dalam kampanye pemilihan, persaingan dilakukan dengan sengit, tetapi salah satu terpilih, biasanya yang kalah di ajak untuk bekerja sama dengan keutuhan dan integrasi partai poltik yang bersangkutan.
c. Perubahan lembaga-lembaga kemasyarakatan agar sesuai dengan keadaaan baru atau keadaan yang berubah. d. Perubahan-perubahan dalam kedudukan Sebetulnya akomodasi menimbulakn penetapan baru terhadap kedudukan peran perorangan dan kelompok-kelompok
manusia. Pertentangan telah
menyebabkan kedudukan tersebut goyah dan akomodasi akan mengukuhkan kembali kedudukan-kedudukan tersebut. e. Akomodasi membuka jalan ke arah asimilasi Dengan adanya asimilasi, para pihak sering mengenal dan dengan timbulnya benih-benih toleransi mereka lebih mudah untuk saling mendekati. Keadaan demikian mungkin saja terjadi pada masyarakat-masyarakat berkasta seperti india. Akomodasi di pergunakan dalam dua arti, sebagai berikut: 1. Akomodasi yang menunjuk pada suatu keadaan, berarti kenyataan adanya suatu keseimbangan (equilibrium) dan interaksi antara individu
dan
kelompok sehubungan dengan norma-norma sosial dan nilai-nilai sosial yang berlaku dalam masyarakat. 2. Akomodasi yang menunjuk pada suatu proses. Sebagai suatu proses, akomodasi menunjuk pada usaha-usaha manusia untuk
pada suatu
pertentangan yaitu usaha-uasaha untuk mencapai kestabilan. 3. Tujuan akomodasi untuk mengurangi pertentangan antar individu atau kelompok untuk mencegah meledaknya pertentangan untuk sementara waktu agar terjadi kerja sama.
4. Asimilasi (Assimilation) Asimilasi merupakan proses sosial dalam taraf lanjut dan di tandai dengan adanya usaha-usaha mengurang perbedaan-perbedaan yang terdapat antara orang
perorangan atau kelompok-kelompok manusia dan juga meliputi
usaha-usaha untuk mempertinggi kesatuan tindak, sikap dan proses-proses mental dengan memerhatikan kepentingan-kepentingan dan tujuan-tujuan bersama. Apabila orang-orang melakukan asimilasi ke dalam suatu kelompok manusia atau masyarakat, dan tidak lagi membedakan dirinya dengan kelompok tersebut yang mengakibatkan bahwa mereka di anggap sebagai orang
asing.
Dalam proses
asimilasi, mereka mengidetifikasi
dirinya dengan kepentingan-kepentingan serta tujuan-tujuan kelompok. Apabila dua kelompok manusia mengadakan asimilasi, batas-batas antara kelompok-kelompok tadi akan hilang dan keduanya lebur
menjadi satu
kelompok. Secara singkat, proses asimilasi di tandai dengan pengembangan sikap-sikap yang sama, dan bersifat emosional dengan tujuan untuk mencapai kesatuan, atau paling sedikit mencapai integrasi dalam organisasi, pikiran dan tindakan. 1. Prosesyang disosiatif (processes of dissociation) yang mencakup : a. Persaingan (Competition) Persaingan atau competition dapat di artikan sebagai suatu proses sosial, dimana individu atau kelompok-kelompok manusia yang bersaing mencari keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan yang pada suatu masa tertentu menjadi pusat perhatian umum (baik perseorangan maupun
kelompok manusia) dengan cara menarik perhatian publik atau dengan mempertajam prasangka yang telah ada tanpa mempergunakan ancaman atau kekerasan. Persaingan mempunyai dua tipe umum,yakni yang bersifat pribadi dan tidak pribadi. Persaingan yang bersifat pribadi, orang perorangan, atau individu secara langsung bersaing untuk, misalnya memperoleh kedudukan tertentu di dalam suatu organisasi. Tipe ini juga dinamakan rivalry. Di dalam persaingan yang tidak bersifat pribadi, yang langsung bersaing adalah kelompok. Persaingan misalnya dapat terjadi antara dua perubahan besar yang bersaing untuk mendapatkan monopoli di suatu wilayah tertentu. Tipe- tipe tersebut di atas mengahsilkan beberapa bentuk persaingan, yaitu sebagai berikut. 1. Persaingan ekonomi Persaingan di bidang ekonomi timbul karena terbatas persediaan apabila di bandingkan dengan jumlah kosumen. Dalam teori klasik, persaingan bsertujuan untuk menagatur produksi dan distribusi. Persaingan merupakan salah satu cara untuk memilih produsen-produsen yang baik. Bagi masyarkat sebagai keseluruhan, hal demikian di anggap menguntungkan karena produsen yang terbaik akan memenagkan persaingannya dengan cara memproduksi barang dan jasa yang lebih baik dengan harga yang rendah. 2. Persaingan kebudayaan
Persaingan dalam bidang kebudayaan dapat pula menyangkut misalnya, persaingan di bidang keagamaan, lembaga kemasyarakatan seperti pendidikan, dan seterunya. 3. Persaingan kedudukan dan peranan Di dalam diri seseorang maupun di dalam kelompokterdapat keinginankeingian untuk di akui sebagai orang atau kelompok yang mempunyai kedudukan serta peranan yang terpandang. Keinginan tersebut dapat terarah pada suatu persamaan derajat dengan kedudukan serta peranan pihak lain, atau bahkan lebih tinggi dari itu. 4. Persaingan ras Persaingan ras sebenarnya juga merupakan persaingan di bidang kebudayaan. Perbedaan ras, baik karena perbedaan warna kulit, bentuk tubuh, maupun corak rambut dan sebagainya, hanya merupakan suatu perlambang kesadaran dan sikap atas perbedaan-perbedaan dalam kebudayaan. Hal ini di sebabkan karena ciri-ciri badaniah lebih mudah terlihat di banding unsur-unsur kebudayaan lainnya. b. Kontravensi (contravention) Kontravensi merupakan suatu bentuk proses sosial yang berada antar persaingan dan pertentangan atau pertikaian. Kontravensi terutama di tandai oleh gejala-gejala adanya ketidak pastian mengenai diri seseorang atau suatu rencana dan perasaan tidak suka yang disembunyikan, Skebencian, atau keraguan-raguan terhadap kepribadian seseorang. Atau perasaan tersebut dapat pula berkembang terhadap kemungkinan, kegunaan, keharusan atau penilain
terhadap suatu usul, buah pikiran, keperccayaan, doktrin, atau rencana yang di kemukakan orang perorangan atau kelompok manusia lain. Kontravensi merupakan sikap mental yang tersembunyi terhadap orangorang lain atau terhadap unsur-unsur kebudayaan suatu golongan tertentu. Sikap tersembunyi tersebut dapat berubah menjadi kebencian, tetapi tidak sampai menjadi pertentangan atau pertikain. 1. Tipe-tipe kontravensi Von Waise dan Becker, terdapat tiga tipe umum kontrvensi, yaitu kontravensi generasi masyarakat, kontrvensi yang menyangkut seks, dan kontrvensi parlementer. Kontravensi seksuual terutama menyangkut hubungan suami dengan istri dalam keluarga. Nilai-nilai masyarakat dewasa ini pada umunya juga di indonesia berkecenderungan untuk menempatkan suami dan istri pada kedudukan dan
peran
yang
sejajar. Sedangkan kontrvensi parlementer
berkaitan dengan hubungan antara golongan mayoritas dengan golongan manoritas dalam masyarakat, baik yang menyangkut hubungan mereka di dalam lembaga-lembaga legislatif, keagamaan, pendidikan, dan seterusnya.Ada pula beberapa tipe kontravensi yang sebenarnya terletak di antara kontarvensi dan pertentangan atau pertikaian. Tipe-tipe tersebut di masukkan dalam kategori kontravensi, karena umumnya tidak menggunakan ancaman atau kekerasan. Tipe-tipe tersebut antara lain sebagai berikut : 1. Kontravensi antara masyarakat setempat
Kontravensi antar masyarakat setempat, (community), mempunyai dua bentuk, yaitu kontravensi antara masyarakat-masyarakat setempat yang berlainan dan kontravensi antara golongan-golongan dalam satu masyarakat setempat . 2. Antagonisme keagamaan 3. Kontravensi Intelektual Kontravensi intelektual, misalnya sikap meninggikan diri dari mereka yang mempunyai latar belakang pendidikan yang tinggi, terhadap mereka yang kurang beruntung dalam bidang pendidikan. 4. Oposisi moral Hal ini berhubungan erat dengan latar belakang kebudayaan, biasanya yang sudah mapan, yang menimbulkan prasangka terhadap taraf kebudayaan tertentu lain, termasuk di dalamnya sistem nilai yang menyangkut bidang moral. 2. Pertentangan (pertikaian atau Conflict) Pribadi maupun kelompok menyadari adanya perbedaanperbedaan misalnya dalam ciri-ciri badaniah, emosi, unsur-unsur kebudayaan, pola-pola peri laku, dan seterusnya denagn pihak lain. Ciri tersebut dapat mempertajam perbedaan yang ada hingga menjadi suatu pertentangan atau pertikaian. Sistematika yang lain pernah pula dikemukakan
oleh Kimball Young;
menurutdia bentuk- bentuk proses sosial adalah : 1. Oposisi yang mencakup persaingan dan pertentangan atau pertikaian. 2. Kerja sama yang mengahasilkan akomodasi.
3. Differentiation’ yang merupakan suatu proses dimana orang perorangan didalam masyarakat memperoleh hak-hak dan kewajiban-kewajiban yang berbeda dengan orang-orang lain atas dasar perbedaan usia, seks dan pekerjaan “Differentiation ” tersebut mengasilkan sistem berlapis-lapis dalam mastarakat. Berdasarkan pendapat di atas maka bentuk-bentuk interaksi social merupakan suatu kerja sama, persaingan, dan bahkan dapat juga berbentuk pertentangan atau pertikaian. Suatu pertikaian mungkin mendapatkan suatau penyelesaian, mungkin penyelesaian tersebut hanya akan dapat diterima untuk sementara waktu yang dinamakan akomodasi. Dan ini berarti bahwa kedua belah pihak belum tentu puas sepenuhnya. 2.4 Faktor – faktor pendorong interaksi sosial Gillin dan Gillin(Pandj Anoraga dkk 1995:27) Kelangsungan interaksi sosial ini merupakan dalam bentuk yang sederhana,dan merupakan proses yang kompleks,tetapi padanya dapat
kita beda-bedakan beberapa faktor yang
mendasarinya,secara tunggal maupun bergabung,ialah : 1. Faktor imitasi, 2. Sugesti, 3. Identifikasi, 4 Simpati 1. Faktor Imitasi Dalam kehidupan sehari-hari peranan imitasi dalam interaksi sosial tidak kecil yang merupakan alat komunikasi yang terpenting,melainkan juga cara-cara lainnya untuk menyatakan dirinya dipelajari melalui proses imitasi pula.Selain dari itu, dilapangan pendidikan dan perkembangan kepribadian individu, imitasi itumempunyai peranannya,sebab mengikuti suatu contoh yang dapat merangsang
perkembangan wawatak seseorang. Imitasi dapat mendorong individu atau kelompok untuk melaksanakan perbuatan- perbuatan yang baik. Peranan faktor imitasi dalam interaksi sosial seperti yang digambarkan diatas juga mempunyai segi-segi yang negatif.Ialah apabila hal-hal yang di imitasi itu mungkin saja salah satu ataupun secara moral dan yuridis harus ditolak. Adanya proses imitasi dalam interaksi sosial dapat menimbulkan ada faktor sugesti dan hal ini dapat menghambat perkembangan kebiasaan berpikir kritis.Dengan kata lain,adanya peranan imitasi dalam interaksi sosial dapat memajukan gejala-gejala kebiasaan malas berpikir kritis pada individu,yang dapat mendangkalkan kehidupannya. Sebelum orang mengimitasi sesuatu hal,terlebih dahulu haruslah terpenuhi beberapa syarat, ialah : a. Minat perhatian yang cukup besar akan hal tersebut, b. Sikap menjujung tinggi atau mengangumi hal- hal yang diimitasi. c. Dapat juga orang-orang mengimitasi suatu pandangan atau tingkah laku,oleh karena itumempunyai penghargaan sosialdidalam lingkungannya. Imitasi bukan menjadi dasr pokok dari pada semua interaksi sosial seperti yang diuraikan oleh Gabriel Tarde,tetapi imitaso merupakan suatu segi dari proses interaksi sosial,yang mernerangkan mengapa dan bagaimana dapat terjadi keseragaman dalam pandangan dan tingkah laku antara orang banyak. Dengan cara imitasi pandangan dan tingkah laku seorang mewujudkan sikap-sikap, ideide dan adat istiadatdari suatu keseluruhan kelompok masyarakat,dan dengan
demikian pula seseorang itu dapat lebih melebarkan meluaskan hubunganhubungan dengan orang-orang lain. 2. Faktor Sugesti Selain dari faktor imitasi,terdapat pula suatu faktor lainnya yang memegang peranan
penting
dalamkelangsungan
interaksi
sosial,ialah
gejala-gejala
sugesti.Arti sugestidalam hubungannya dengan interaksi sosial adalah hampir sama dengan imitasi.Bedanya adalah bahwa dalam imitasi,orang yang satu mengikuti sesuatudiluar dirinya,sedangkan pada sugesti, seseorang memberikan pandangan atau sikapdari dirinya yang laluditerima oleh orang lain. Sugesti dalam ilmu jiwa dalam sosial dapat kita rumuskan sebagai suatu prosesdimana seorang individu menerima suatucara penglihatan,atau pedomanpedoman tingkah lakudari orang lain tanpa kritik terlebih dahulu. Syarat-syarat yang memudahkan sugesti terjadi ialah : a. Sugesti dalam hambatan pikiran Proses sugesti terjadi gejala bahwa orang yang dikenainya mengambil alih pandangan-pandangan
dariorang
laintanpa
memberinya
pertimbangan-
pertimbangan kritik terlebih dahulu.Hal ini tentulah lebih mudah terjadi apabila ia menerima pada waktu menerima sugesti berada dalam keadaan dimana caracara berfikir,tetapi juga apabila proses berpikirseperti itu dikurangi dayanya karena sedang mengalami perangsangan-perangsangan emosional. b.
Sugesti karena pikiran terpecah- pecah (disosiasi)
Keadaan dimana pikiran kita diperhambat karena kelelahan atau karena perangsangan emosional,maka sugesti itu punmudah terjadi pada diri orang apabila ia mengalami disosiasidalam pikirannya ialah apabila pemikiran orang lain mengalami keadaan terpecah-pecah. c. Sugesti karena otoritas atau prestise Orang-orang cenderung menerima pandangan-pandangan atau sikapsikap tertentu, apabilapandangan atau sikap tersebut memilikioleh orang-orang yang ahli dalam lapangannya,sehingga dianggap memiliki otoritas pada lapangan tersebut ataupun dimiliki oleh orang-orang yang mempunyai prestise sosial yang tinggi. d.Sugesti karena mayoritas Dalam hal ini orang banyak kerap kali cenderung akan menerima suatu pandangan atau ucapan apabila ucapan itu disokong oleh mayoritas,oleh sebagian besar dari golongannya,kelompok ataumasyarakatnya.Mereka cenderung untuk menerima pandangan itu,tanpa pertimbangan lebih lanjut.Oleh karena itu kalaukebanyakan anggota masyarakat sudah berpendapat demikian, ia pun rela ikut berpendapat demikian. e. Sugesti karena “Will to believe” Mengenai sugesti terdapat pula suatu pendapat,bahwa sugesti membuat sadar akan adanya sikap-sikap dan pandangan-pandangan tertentu pada orangorang.Sehingga yang terjadi dalam sugesti itu ialah diterimanya suatu sikap
pandangan tertentu karena sikap itu sebenarnya sudah terdapat padanya tetapi dalam keadaan terpendam.Dalam hal ini,isi dari pada sugesti akan diterima tanpa pertimbangan lebih lanjut oleh karena pada pribadi orang yang bersangkutan sudah terdapat suatu kesedian untuk lebih sadar dan yakin akan hal-hal disugesti itu yang sebenarnya sudah terdapat padanya.Jenis sugesti semacam itu dapatpula disebut sugesti karena “will to believe”atau sugesti karena untuk menyakini dirinya. 3. Faktor Identifikasi Faktor lainya memegang peranan penting juga dalam interaksi sosial itu ialah faktor identifikasi.Identifikasi adalahsebuah istilah dari Psikologi Sigmund Freund.Istilah identifikasi timbuldalam uraian Freud mengenai cara-cara seorang anak belajar norma-norma sosial dari orang tuanya.Kesadaran akan norma-norma itu dapat juga dapat diperolehnya secara identifikasi dengan orang tuanya.Identifikasi itu berarti kecenderungan atau keinginan dalam diri anak untuk menjadi sama seperti ayahnya atau samaseperti ibunya.Jadi identifikasi dalam psikologi berarti dorongan untuk menjadi identikdengan orang lain. Proses identifikasi pertama-tama berlangsung secara tak sadar (secara dengan sendirinya), kedua secara irasional yakni berdsarkan persaan-perasaan atau kecenderungan-kecenderungan dirinyayang tidak diperhitungkannya secara rasional,dan ketiga identifikasi mempunyai kegunaan untuk melengkapi sistem norma-norma, cita-cita dan pedoman-pedoman tingkah laku orang yang mengindentifikasi itu.
Identifikasi dilakukan orang kepada orang lain yang dianggapnya ideal dalam suatu segi untuk memperoleh sistem norma-norma, sikap dan nilai-nilainya yang dianggap ideal,dan yang masih banyak kekurangan bagi dirinya. 4. Faktor simpati Simpati dapatdirumuskan sebagai perasaan tertariknya orang yang satu terhadap oarng lain.Simpati timbul tidak atas dasar logis rasional, melainkan berdasarkan penilaian perasaan seperti juga pada proses identifikasi. Timbulnya simpati itu meruapakan proses yang sadar bagi diri manusia yang merasa simpati terhadap orang lain. Gejala identifikasi itusebenarnya sudah berdekatan dengan simpati.Tetapi dalam hal simpati yang timbal balik itu akan dihasilkan suatu hubungan kerja sama,dimana orang yang satu ingin lebih menegerti orang lain. Sedangkan dalam hal identifikasi,terdapat suatu hubungan dimana yang satu menghormati dan menjujung tinggi yang lain dan ingin belajar dari padanya,karena yang lain itu dianggapnya sebagai yang ideal.Jadi pada simpati dorongan utama adalah ingin mengerti dan ingin kerja sama dengan orang lain, sedangkan pada identifikasi dorongan utamanyaadalah inginmengikuti jejaknya,ingin mencontoh dan ingin belajar dari orang lain yang dianggapnya ideal.Hubungan simpati menghendaki hubungan kerja sama antaradua orang atau lebih manusia yang setaraf.Hubungan identifikasi hanya mengendaki bahwa orang yang satu ingin menjadi seperti orang yang lain dalam sifat-sifatnya yang dikaguminya.Simpati bermaksudkerja sama,identifikasi bermaksud belajar.
Simpati hanya dapat berkembang dalam suatu relasi kerja sama antara dua orang atau lebih,yang menjamin terhadapnya saling pengertian.Dengan adanya simpati itu dapatlah diperoleh saling pengertian yang mendalam dan tidak dapat dicapai tanpa adanya simpati,dan pada
pihak lain simpati menyebabkan
terjadinya relasi kerja sama dimana kedua pihak lebih memperdalam saling pengertiannya.Jadi faktorsimpati dan hubungannya kerja sama yang erat itu,saling melengkapi yang satu dengan yang lain. Berdasarkan pendapat di atasmakainteraksi sosial merupakan hubunganhubungan sosial yang menyangkut hubungan antarindividu,
individudengan
kelompok, dan kelompok dengan kelompok. Tanpa adanya interkasi sosial maka tidak akan mungkin ada kehidupan bersama. Proses sosial adalah suatuinteraksi atau hubungan timbal balik atau saling mempengaruhi antar manusia yang berlangsung sepanjang hidupnya didalam masyarakat. Proses sosial diartikan sebagai cara-cara berhubungan yangdapat dilihat jika individu dan kelompokkelompok sosial saling bertemu serta menentukan sistem dan bentuk hubungan sosial. 2.5 Pengertian Ekonomi Ari Sudarman (1992:1) mengemukakan bahwa ilmu ekonomi adalah salah satu cabang ilmu sosial yang menaruh perhatian pada masalah bagaimana seharusnya memanfaatkan sumber daya yang terbatas jumlahnya untuk memuaskan kebutuhan manusia yang beraneka ragam.Dalam buku literatur ilmu ekonomi yang buku (standard),ilmu ekonomi didefinisikan sebagai suatu studi mengenai bagaimana seharusnya manusia atau masyarakat menentukkan pilihannya,baik dengan atau tanpa menggunakan uang dalam memanfaatkan sumber daya yang terbatas jumlahnya dan yang mempunyai alternatif pengguanaan untuk menghasilkan barang serta
kemudian mendistribusikan baik untuk keperluan sekarang atau masa yang akan datang diantara anggota-anggota masyarakat. Sumber daya atau sering disebut juga dengan faktor produksi merupakan peralatan yang tersedia yang dapat digunakan untuk menghasilkan benda untuk memenuhi kebutuhan manusia.Sebagian besar sumber daya adalah terbatas jumlahnya, dalam arti relatif di bandingkan dengankeinginan jumlah benda yang akan di hasilkan. Ekonomi
dibagi
dalam
dua
cabang
utama:mikroekonomi
dan
makroekonomi.Mikroekonomi menangani perilaku satuan-satuan ekonomi individual.Satuan-satuan ini mencakup kosumen,pekerja atau buruh,para penanam modal, pemilik tanah, perusahaan bisnis sintinya,setiap individu atau entitas yang memainkan peranan dalam berfungsinya perekonomian kita. Mikroekonomi menjelaskan cara dan alasan dan satuan-satuan ini membuat keputusan-keputusan
ekonomis.
Umpamanya,mikroekonomi
menjelaskan
bagaiman kosumen membuat keputusan pembelian dan bagaimana pilihanpilihan mereka dipengaruhi oleh harga dan pendapatan yang berubah-ubah. Mikroekonomi juga menjelaskan bagaimana perusahaan memutuskan berapa orang pekerja yangakan di pekerjakan dan bagaimana pekerja-pekerja itu memutuskan dimana mereka akan bekerja,dan berapa banyak pekerjaan yang akan dilakukan.Bidang lain yang penting dari mikroekonomi adalah bagaimana satuan-satuan ekonomiberinteraksi untuk membentuk satuan-satuan yang lebih besar atau pasar dan industri.
Makroekonomi cabang utama lain dari ekonomi,menangani jumlah agregat ekonomi, seperti tingkat dan
laju perubahan produksi nasional,suku
bunga,pengangguran,dan inflasi.Tetapi pembatasan antara makroekonomi dan mikroekonimi sudah semakin pudar selama tahun-tahun berakhir ini.Alasannya adalah makroekonomi juga mencakup analisis pasar misalnya pasar agregat untuk barang dan jasa,untuk pekerja,dan untuk obligasi perusahaan. 2.6 Ilmu Ekonomi Dan Pembangunan Ekonomi Ilmu ekonomi dan pembangunan ekonomi merupakan tema sentral dalam berbagai pembicaraan atau kegiatan ilmiah para cendekiawan. Tingginya intensitas kegiatan ilmiah cedekiawan di bidang ekonomi dan pembangunan ekonomi tidak dapat di pisahkan dari permasalahan sosial yang merupakan tantangan zaman. Artinya, setiap suatu kebijaksanaan di terapkan, berbarengan dengan itu muncul pula permasalahan baru. Masalah-masalah yang mendesak dan menanti pemecahan para pakar ekonomi, menurut Kurt Dopfer dalam buku Economics in The Future (Ari Sudarman 1973:3) antara lain adalah : kemiskinan massal, kemakmuran yang tidak seimbang, kepincangan-kepincangan ekonomi regional yang selalu meningkat, ketidakseimbangan dalam perkembangan penduduk, pemakain yang tak rasional sumber-sumber alam yang tidak dapat di puluhkan, dan es produksi dan proses-proses produksi dan konsumsi yang tidak di sesuikan dengan daya dukung lingkungan terbatas.Munculnya aliran-aliran dalam ekonomi sperti aliran kasik, neo-klasik, dan ekonomi modern, menunjukkan adanya massa anomalies dari teori-teori ekonomi. Massa anomalies
tersebut, sealin menuntut lahirnya paradigm baru dalam ilmu ekonomi, juga ramalan-ramalan klasik semakin kurang. Ace Partadiredja (Munandar Soelaeman 1981:240) Pemikiran ilmu ekonomi dan pembangunan ekonomi menghasilkan gagasan lain, yaitu mencoba mengadakan komunikasi ilmiah dengan disiplin ilmu lain seperti komunikasi dengan ilmu social etika. Sejarah doktrin ekonomi menunjukkan pada saat dilahirkan ekonomika berhubungan erat denagn etika.Jadi, di satu pihak ilmu ekonomi dianggap paling maju dengan menawarkan berbagai alternatif atau teori bagi pembangunan,di lain pihak di tuntut kemampuannya relevansi maupun realismenya. Jadi ekonomi pembangunan atau ilmu yang mempelajari tentang pembangunan ekonomi tidak hanya menggambarkan jalannya perkembangan ekonomi saja, tetapi juga menganalisa hubungan sebab akibat dari faktor-faktor perkembangan tersebut. Dengan perkataan lain, ekonomi pembangunan tidak cukup secara deskritif tapi juga mencari jawaban atas pertanyaan “mengapa” perkembangan ekonomi itu terjadi. Untuk memahami hubungan sebab akibat itu perlu digunakan alat teori. Ada beberapa teori perkembangan, masing-masing teori mengemukakan faktor-faktor yang mendorong perkembangan tersebut baik yang bersifat ekonomi maupun non ekonomi. Disamping dari segi teori, perkembangan ekonomi perlu juga ditinjau dari perkembangan sejarahnya, yaitu proses perkembangan ekonomi yang telah terjadi terutama dilihat dari tahap-tahap perkembangannya. Demikian kiranya lebih jelas mengapa dan bagaimana perkembangan ekonomi itu terjadi.
Disamping itu pula diketahui bagaimana jalannya perkembangan itu sendiri. Istialah pertumbuhan, perkembangan dan pembangunan sering digunakan terjadi secara bergantian, tetapi mempunyai maksud yang sama, terutama dalam pembicaran-pembicaraan mengenai masalah ekonomi. Tetapi apabila kedua istilah tersebut diguanakan bersama maka sebaiknya diberikan pengertian masing-masing
yang
lebih khusus. Dikatakan ada “perumbuhan ekonomi”
apabila terdapat lebih banyak output, dan ada “perkembangan” atau “pembangunan” ekonomi kalau hanya terdapat lebih banyak output,tetapi juga perubahan-peruabahan dalam kelembagaan dan pengetahuan teknik dalam menghasilkan output yang lebih banyak itu. Pertumbuhan dapat meliputi penggunaan input lebih banyak dan efisien, yaitu adanya kenaikan output persatuan input; dengan kata lain, dengan kesatuan input dapat mengahasilkan output yang lebih banyak. Pembangunan atau perkembangan ekonomi menunjukkan perubahanperubahan dalam struktur output dan alokasi input pada berbagai sektor perekonomian disamping kenaikan output. Jadi pada umunya perkembangan atau pembangunan selalu disertai dengan “pembangunan” atau “perkembangan”. Tetapi pada tingkat-tingkat permulaan, mungkin pembangunan ekonomi selalu disertai dengan pertumbuhan dan sebaliknya. Demikian pula dalam hal pembangunan dan perkembangan ekonomi, selalu memiliki kebaikan/keuntungan maupun kerugian/keburukan.Kerugian atau keburukan ini dapat di pandang sebagai adanya pembangunan ekonomi tersebut. Oleh karena itu orang akan memiliki sifat yang berbeda-beda terhadap
pembangunan ekonomi. Ada orang yang menghendaki adanya perubahan dalam cara hidup, namun ada pula orang-orang yang lebih senang dengan tingkah laku yang ada dalam masyarakat statis. Mereka ini akan terganggu dengan adanya pembangunan ekonomi dan menganggap bahwa pembangunan tersebut merusak ketentraman yang
sejak
lama dalam masyarakat itu. Gangguan terhadap
ketentraman ini dianggap sebagai biaya yang belum tentu seimbang denagan manfaat yang akan diperolehnya. Sebagai contoh : seseorang belum tentu senang makan
lebih banyak tetapi harus bekerja lebih keras dibandingkan dengan
makan sedikit tetapi bekerja sekedarnya dan banyak istirahat. Berdasarkan pendapat di atas maka ilmu Ekonomi adalah suatu studi mengenai bagaimana orang-orang dan masyarakat membuat pilihan, dengan cara atau tanpa penggunaan uang, dengan menggunakan sumber daya yang terbatas tetapi dapat digunakan dalam berbagai cara untuk menghasilkan berbagai jenis barang dan jasa serta mendistribusikannya untuk keperluan konsumsi sekarang dan di masa mendatang, kepada berbagai orang dan golongan masyarakat. Ilmu ekonomi menganalisis biaya dan keuntungan serta memperbaiki corak penggunaan sumber daya-sumber daya.” 3.4 Pengertian Etnis Koentjaraningrat http://id.shvoong.com),”menjelaskan
(Dalam
bahwaetnis atau suku adalah suatu kesatuan
sosial yang dapat dibedakan dari kesatuan yang lain berdasarkan akar dan identitas kebudayaan, terutama bahasa”. Dengan kata lain etnis adalah kelompok manusia yang terikat oleh
kesadaran dan identitas tadi sering kali dikuatkan oleh kesatuan bahasa Dari pendapat diatas dapat dilihat bahwa etnis ditentukan oleh adanya kesadaran kelompok, pengakuan akan kesatuan kebudayaan dan juga persamaan asal-usul. Dan mungkin mencakup dari warna kulit sampai asal ususl acuan kepercayaan, status kelompok minoritas, kelas stratafikasi, keanggotaan politik bahkan program belajar.Selanjutnya juga menjelaskan bahwa etnis dapat ditentukan berdasarkan persamaan asal-usul yang merupakan salah satu faktor yang dapat menimbulkan suatu ikatan. Kelompok etnis atau suku bangsa merupakan kelompok sosial yang tiap anggotanya memiliki kesamaan asal-usul, latar belakang sejarah dan nasib yang sama, serta memiliki satu atau beberapa ciri kultural dan solidaritas yang unik. Kelompok etnis tidak semata-mata ditentukan oleh batas wilayah yang dihuninya, tetapi yang penting adalah batas di mana kehidupan sosial itu berlangsung sebagai suatu tatanan perilaku dan hubungan sosial yang kompleks. Tidak seorangpun manusia di dunia ini yang tidak termasuk ke dalam ikatan kelompok atau sub-etnik tertentu, hal ini berarti bahwa suku bangsa atau kelompok etnik merupakan fenomena sosial budaya yang bersifat universal. Batas antar etnik dipertahankan atau dijaga serta dilestarikan melalui hubungan sosial antara orang-orang dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda. Di dunia ini manusia tidak akan mungkin bisa bertahan hidup tanpa adanya bantuan dari orang lain, hal ini mengungkapkan arti penting bahwa hubungan sosial antar manusia adalah sebagaisuatusistem untuk mempertahankan kehidupannya. Berdasarkan penjelasan maka etnis atau suku merupakan
suatu kesatuan sosial yang dapat membedakan kesatuan berdasarkan persamaan asal-usul seseorang sehingga dapat dikategorikan dalam status kelompok mana ia . Istilah etnis ini digunakan untuk mengacu pada satu kelompok, atau ketegori sosial yang perbedaannya terletak pada kriteria kebudayaan