Vol. 1, Nomor 1, Januari-Juni 2016 ISSN: 2527-8118 (p); 2527-8126 (e) LP2M IAIN Surakarta
Aswaja NU Center dan Perannya sebagai Benteng Aqidah Munawir Institut Agama Islam Darussalam, Banyuwangi Abstract One of the phenomena experienced recently by the Islamic community is the incomprehension in the aqidah and other conviction problems, and the community incomprehension on the Islamic methods and practices.This phenomenon draws the researcher’s attention to conduct study on the role of ASWAJA NU CENTER Banyuwangi in fortifying Aqidah Ahlus Sunnah Wal Jama’ah. The result showed that ASWAJA NU CENTER could give the best service to the Muslim society in facilitating the comprehension of truthful aqidah correspond to the lesson of the Prophet SAW which is called Ahlus Sunnah Wal Jama’ah by giving motivation in constructing a more qualified and noble education, giving speeches in mushollas and mosques, and conducting trainings on Aswaja. Keywords: Aswaja NU Center, Aqidah, Ahlus Sunnah Wal Jama’ah Abstrak Salah satu fenomena yang dialami umat Islam sekarang ini adalah ketidakpahaman dalam masalah aqidah dan masalah-masalah keyakinan lainnya, serta ketidakpahaman umat akan metodologi dan pengamalan Islam. Sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang Peran ASWAJA NU CENTER Banyuwangi dalam Membentengi Aqidah Ahlus Sunnah Wal Jama’ah. Hasil penelitian adalah ASWAJA NU CENTER mampu memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat muslim dalam membantu tentang pemahaman aqidah yang benar sesuai ajaran Rasulullah SAW yang disebut Ahlus Sunnah Wal Jama’ah dengan cara memberikan motivasi dalam membangun pendidikan yang lebih berkualitas dan berakhlaq, memberikan ceramah di mushola dan masjid, mengadakan pelatihan tentang Aswaja Kata Kunci: Aswaja, NU Center, Aqidah
Coressponding author Email:
[email protected]
62
SHAHIH - Vol. 1, Nomor 1, Januari – Juni 2016
Pendahuluan Aswaja kepanjangan dari “Ahlus Sunnah Wal Jama’ah”. Artinya orang-orang yang menganut atau mengikuti sunnah Nabi Muhammad SAW, dan Wal Jama’ah berarti mayoritas umat atau mayoritas sahabat Nabi Muhammad SAW. Jadi definisi Ahlus Sunnah Wal Jama’ah yaitu: “Orang-orang yang mengikuti sunnah Nabi Muhammad SAW dan mayoritas sahabat (maa ana alaihi wa ashabii), baik di dalam syariat (hukum Islam) maupun aqidah dan tasawuf.” Untuk menegakkan prinsip-prinsip ajaran ahlu sunnah wal jama’ah dan prinsip dasar organisasi, maka KH. Hasyim Asy’ari merumuskan kitab Qanun Asasi (prinsip dasar), dan juga merumuskan kitab I’tiqad Ahlus Sunnah Wal Jama’ah. Kedua kitab tersebut, kemudian diejawantahkan dalam Khittah NU, yang dijadikan dasar dan rujukan sebagai warga NU dalam berpikir dan bertindak dalam bidang sosial, keagamaan, dan po1itik. Khusus untuk membentengi keyakinan warga NU agar tidak terkontaminasi oleh paham-paham sesat yang dikampanyekan oleh kalangan modernis, KH. Hasyim Asy’ari menulis kitab risalah Ahlus Sunnah Wal Jama’ah yang secara khusus menjelaskan soal bid’ah dan sunah. Sikap lentur NU sebagai titik pertemuan pemahaman aqidah, fikih, dan tasawuf versi Ahlus Sunnah Wal Jama’ah telah berhasil memproduksi pemikiran keagamaan yang fleksibel, mapan, dan mudah diamalkan pengikutnya. Dalam perkembangannya kemudian para ulama’ NU di Indonesia menganggap bahwa Aswaja yang diajarkan oleh KH Hasyim Asy’ari sebagai upaya membumikan atau menginstitusikan prinsip-prinsip tawasuth (moderat), tasamuh (toleran) dan tawazzun (seimbang) serta ta’addul (keadilan). Prinsip-prinsip tersebut merupakan landasan dasar dalam mengimplimentasikan Aswaja. Seiring dengan derasnya perkembangan ilmu pengetahuan dalam berbagai bidang menuntut kita agar terus memacu diri mengkaji Ahlus Sunnah Wal Jama’ah dari berbagai aspeknya, agar warga nahdliyin dapat memahami dan memperdalam, menghayati dan mengejawantahkan warisan ulama al salaf al salih yang berserakan dalam tumpukan kutub al turast, maka PWNU Jawa Timur terinspirasi membentuk lembaga yang diberi nama ASWAJA NU CENTER. Keberadaaan Aswaja NU Center ini tidak hannya ditingkat wilayah/propinsi akan tetapi juga di tingkat Kabupaten hususnya Aswaja NU Center Kab. Banyuwangi. Lembaga ini memiliki visi untuk membentuk masyarakat NU yang mampu membentengi diri dari faham-faham lain serta dapat meyakinkan orang lain atas kebenaran faham ASWAJA NU dan memiliki misi mengaktualisasi pemahaman umat tentang keislaman ASWAJA NU, meningkatkan pemahaman, penghayatan, pengalaman (menginternalisasi) Islam. Secara tidak langsung ASWAJA NU center Kab. Banyuwangi mampu membentengi aqidah warga nahdliyin dalam bermasyarakat dengan orang yang mempunyai paham yang
Samidi - Munawir - Aswaja NU Center
63
berbeda. Lembaga ini sudah membuktikan keberhasilannya berdakwah di tingkat nasional maupun internasional. Seperti yang telah dilakukan di Batam dan Malaysia. Seminar nasional ”Menyikapi konflik Sunni-Syi’ah dalam bingkai NKRI” Seminar tentang Ahlus Sunnah Wal Jama’ah dan debat terbuka dengan orang wahabi. Ini membuktikan bahwa ASWAJA NU CENTER mampu memperkokoh aqidah umat islam hususnya warga nahdiyyin. Seperti halnya yang ada di Dusun jalen desa Setail Kec. Genteng Kab. Banyuwangi sudah terdapat beberapa media yang mempunyai target memudarkan aqidah Ahlus Sunnah Wal Jama’ah yang ada di masyarakat. Bahkan sudah ada beberapa keluarga yang mengikuti faham faham tersebut. Untuk itu sebelum aqidah masyarakat semakin diobok-obok. Maka ASWAJA NU CENTER Banyuwangi anak cabang dari ASWAJA NU Jawa Timur harus meningkatakan usaha dalam rangka membentengi dengan kokoh aqidah Ahlus Sunnah Wal Jama’ah khususnya masyarakat Dusun Jalen Desa Setail Kec. Genteng Kab. Banyuwangi. Dari paparan di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut bagaimana Peran ASWAJA NU CENTER Banyuwangi dalam Membentengi Aqidah Ahlus sunnah Wal Jama’ah Dusun Jalen Desa Setail Kec. Genteng Kab. Banyuwangi Tahun 2015” Istilah Aswaja dalam masyarakat indonesia adalah Ahlus sunnah wal-jama’ah. Ahlus Sunnah Wal-jama’ah terdiri dari tiga kata yakni: 1). Ahl, berarti keluarga, golongan atau pengikut, 2). Al-sunnah, berarti segala sesuatu yang telah diajarkan oleh rosulullah baik berupa perkataan, perbuatan dan ketetapan, 3). Al- Jama’ah berarti apa yang telah disepakati oleh para shohabat Rosulullah SAW. Menurut KH.M.Hasyim Asy’ari, Ahlus Sunnah Wl-jama’ah adalah kelompok ahli tafsir, ahli hadist dan ahli fiqih, yang selalu mengikuti dan berpegang teguh dengan sunnah Nabi dan Sunnah Khulafa’urrosyidin, Muhyidin Abdusshomad (2008, 6) Dari definisi ini dapat dipahami bahwa Ah-lussunnah wa-jama’ah bukanlah aliran baru yang muncul sebagai reaksi dari beberapa aliran yang menyimpang dari ajaran islam yang hakiki, tetapi Ahlussunnah Wal-Jama’ah adalah islam yang murni sebagaimana yang diajarkan oleh Rosulullah dan para shohabatnya. Oleh karena itu ada seorangpun yang menjadi pendiri ajaran Ahlussunnah Wal-jama’ah yang ada hanyalah ulama’ yang telah merumuskan kembali ajaran islam tersebut setelah lahirnya beberapa faham dan aliran keagamaan yang berusaha mengkaburkan ajaran rosulullah dan para shohabatnya. Tim Aswaja NU Center PWNU, (2015,7 ) Paham ahlussunnah Wal-jama’ah mecakup aspek aqidah, syari’ah dan akhlak /tasyawuf. Dalam bidang aqidah/tauhid mengikuti pemikiran Abu Hasan Al-Asy’ari dan al-maturidi. Dalam Masalah Syari’ah/Fiqih mengikuti mdzhab empat yakni imam syafi’i. iamam Hanafi, imam maliki dan imam Hanbali. Dalam bidang tasyawuf mengikuti pendapat imam AlGhozali dan imam Al-junaidi.
64
SHAHIH - Vol. 1, Nomor 1, Januari – Juni 2016
Adapun ciri-ciri ajaran Ahlussunnah Wal-jama’ah yang diajarkan oleh Rosulullah dan para shohabat adalah: 1. At-Tawassuth atau sikap tengah-tengah, sedang-sedang, tidak ekstrim kiri ataupun ekstrim kanan. firman Allah SWT:
ِ ﻚ َﺟ َﻌ ْﻠﻨَﺎ ُﻛ ْﻢ أُﱠﻣﺔً َو َﺳﻄﺎً ﻟﱢﺘَ ُﻜﻮﻧُﻮاْ ُﺷ َﻬ َﺪاء َﻋﻠَﻰ اﻟﻨ ِ ﻮل ﱠﺎس َوﻳَ ُﻜﻮ َن اﻟﱠﺮ ُﺳ ُ َوَﻛ َﺬﻟ َ َﻋﻠَْﻴ ُﻜ ْﻢ َﺷ ِﻬﻴﺪاً ِ
ِ
ِ
ِ
ﱠﺎس ﻮم َﻧﺰﻟْﻨَﺎ َﻣ َﻌ ُﻬ )Islamﺑِﺎﻟْﺒَـﻴﱢـﻨَﺎت umatﻨَﺎ ُر ُﺳﻠَﻨَﺎ ﻟََﻘ ْﺪ أ َْر َﺳ ْﻠ Artinya : Dan demikianlah ﺎب َواﻟْﻤ َﻴﺰا َ ُ sekalianﻢ اﻟْﻜﺘَ َ (umatوأ َ jadikanن ﻟﻴَـ ُﻘ َ َ kamu kamiاﻟﻨ ُ pertengahan (adil dan pilihan) agar kamu menjadi saksi (ukuran penilaian) atas (sikap dan perbuatan) manusia umumnya dan supaya ﺑِﺎﻟْ ِﻘ ْﺴ ِﻂ )Allah SWT menjadi saksi (ukuran penilaian) atas (sikap dan perbuatan ِ َsekalian.ﺟ َﻌ ْﻠﻨَﺎ ُﻛ ﻚ ْkamuﻢ أُﱠﻣﺔً َو َﺳﻄﺎً ﻟﱢﺘَ ُﻜﻮﻧُﻮاْ َ (QS al-Baqarah:وَﻛ َﺬﻟ َ ِ ِ ِ ِ ِ ِ 143).
ُﺷ َﻬ َﺪاء َﻋﻠَﻰ ا
ﱠ ﲔ ﻟﻠّﻪ ُﺷ َﻬ َﺪاء ﺑِﺎﻟْﻘ ْﺴﻂ َوﻻَ َْﳚ ِﺮَﻣﻨﱠ ُﻜ ْﻢ ﻳﻦ َآﻣﻨُﻮاْ ُﻛﻮﻧُﻮاْ ﻗَـ ﱠﻮاﻣ َ ﻳَﺎ أَﻳـﱡ َﻬﺎ اﻟﺬ َ ﻮلَﺷ ِﻬ ُ dalamﻜﻮنَﻋﻠَاﻟْﻴﺮُﻜﺳ ْﻢ ‘aqliوَﻛ َﺬﻟِ ﻴﺪاً2. At-Tawazun atau dalil ﻚ ﻗَـ َﻮﺟٍمَﻌ ْﻠﻨَﻋﺎﻠَ ُﻛﻰْﻢ أَأُ hal,اء terrnasukأَﻬﻗْـَﺪ dalamﺎً ﻟﱢاﻋﺘَ ِﺪُﻜﻟُﻮﻮاْﻧُﻮاْﻫﻮُﺷ penggunaanﻣﱠﺔًﺗَـﻌَو ِﺪَﺳﻟُﻮاﻄ ُseimbang َ segalaاﻟﻨى َِوا ب ﻟَﻋِﻠﻠَﺘﱠـ ْﻰﻘ َﻮ ﺮ ﻻ ن ﺂ ﱠﺎسﺗﱠـ ُﻘَوﻳَﻮاْ اﻟﻠَّﻪَ ﱠ ُ ْ ُ َ َ Alﺷﻨََ ْ dari ْ (bersumber ُ َ َ ُ dan ْdalil naqli )(dalilِ yangِ bersumber dari akal pikiran rasional ِ ِ ﺎب َواﻟْﻤ َﻴﺰا َن ﻟََﻘ ْﺪ أ َْر َﺳ ْﻠﻨَﺎ ُر ُﺳﻠَﻨَﺎ ﺑﺎﻟْﺒَـﻴﱢ danـﻨَﺎت َوأ َ َﻧﺰﻟْﻨَﺎ َﻣ َﻌ ُﻬ ُﻢ اﻟْﻜﺘَ َ Qur’an Hadits). Firman Allah SWT: إَِﻋﱠﻠَنْﻴ اﻟُﻜﻠّ ْﻢﻪَ ََﺷﺧﺒِِﻬﲑٌﻴﺪاًِﲟَﺎ ﺗَـ ْﻌ َﻤﻠُﻮ َن ﺎت وأَﻧﺰﻟْﻨَﺎ ﻣﻌﻬﻢ اﻟْ ِﻜﺘَﺎب واﻟْ ِﻤﻴﺰا َن ﻟِﻴـ ُﻘﻮم اﻟﻨ ِ ِ ِ ِ ﻮﻻَْر ﻟَﺳ ﻚْﻠﻪُﻨَﺎﻗَـﺟُْرَﻌﻮْﻠُﺳﻻًﻨَﻠَﺎﻨَﻟﱠﺎُﻴﱢﻛﻨﺑِْﺎﺎﻢًﻟْﺒَـﻟأﱠُﻴﱢـَﻌﱠﻣﻨَﻠﱠﺔًﻪُ َوﻳـَﺘََﺳَﺬﻄﱠَﻛﺎًُﺮ ﻟﱢﺘأَََْوَُﻜ ُﻮَﻧُﳜُْﻮاَْﺸ ُﻰﺷ َﻬ َﺪَاءَ َﻋﻠَ َﻰ اﻟﻨَ ِ ﱠﺎسَ َوﻳَ ُﻜ ُ ﻮل ﱠﺎسﻮ َنﺑﺎﻟْاﻟﻘﱠﺮ ُْﺴﺳﻂُ ﻟَﻓََـوَﻘَﻛُﻘْﺪَﺬَﻟأِ َ Sunguhآﻣﻨُ :ﻮاْ ُﻛﻮﻧُﻮاْ ﻗَـ ِ ﲔ ﻟِﻠّ ِﻪ ُﺷ َﻬ َﺪاء ﺑِﺎﻟْ ِﻘ ْﺴ kamiﺎ اﻟﱠ ِﺬ telah mengutus rasul-rasul kami denganﻳَﺎ أَﻳـﱡ َﻬ membawa ِﺑِ◌ﻋﺎﻟْﻠَﻴِ وﻳﺒﻘﻰِﻂ َﺷ ِ Artinyaﱠﻮاﻣ َ ﻳﻦ َ َ ﺴ ﻘ ﺑﻚ ر وﺟﻪ ا ﻴﺪ ﻬ ﻢ ﻜ ُ ً َْ ْ ْ bukti kebenaran yang nyata dan telah kami turunkan bersama mereka ٍ ِ ِ ِ (penimbang )keadilan supaya ب ﻟﻠﺘﱠـ ْﻘ َﻮى ُdanن ﻗَـ ْﻮم َﻋﻠَﻰ neracaﻨﱠ ُﻜَﺷﻨَﻢﺂ manusiaﻴﱢـﻨَﻛ ِ ﲔﻬﻟِﻢﻠّ ِﻪاﻟْ ِ dapatﻨَﻟﱠﺎ ِ َﻧﺰﻟْﱠﻨَﻮﺎِ ﺎباءَواﻟْﺑِﺎِﻤﻟْ ِﻘَﻴﺰا َنﺴ ﻟِ ﻳﻦﻠَﻨَﺎآﻣﺑِ ِ ﱠﺎس ﻨ اﻟ ﻮم ﻘ ـ ﻴ ﺘ ﻜ ﻌ ﻣ أ و ﺎت ـ ﺒ ﻟ ﺎ ﺳ ر ﻟَﻳََﺎﻘ ْﺪأَﻳـﱡأ Al-Kitabأَﻻﱠ ﺗَـ ْﻌﺪﻟُﻮاْ ْاﻋﺪﻟُﻮاْ ُﻫ َﻮ أَﻗْـَﺮ ُ ْ ﳚ ﻣ ﺮ ﻻ و ﻂ ﺪ ﻬ ﺷ اﻣ ـ ﻗ ا ﻮ ﻧ ﻮ ا ﻮ ﻨ ﺬ ُ َ ْ ْ َ ُ َ َ ُ َ ُ َ َ َ َ َ ُ َ ُ ُ َ ُ َُ ْ َ (QS ُ َ 25). ﻳﺪاﷲَْﻬَرﺎَﺳْﻠاﻓﻮق َ َ melaksanakan ْ keadilan. ْ al-Hadid: اﻳﺪﻳﻬﻢ ﺷﻨِﺂن ِﻗـﻮٍم ﻋﻠَﻰ أَﻻﱠ ﺗـﻌ ِﺪﻟُﻮا اﻋ ِﺪﻟُﻮا ﻫﻮ أَﻗـﺮب ﻟِﻠﺘﱠـﻘﻮى واﺗﱠـﻘﻮا اﻟﻠّﻪإِ ﱠن اﻟﻠّﻪَ َﺧﺒِﲑٌ ِﲟَﺎ ﺗَـ ْﻌ َﻤﻠُﻮ َن ْ ُ َ Al-Qur’an ْ َ ُ SWT ْ ْ berfirman: َْ ْ ﺑِﺎَﻟَْﻘ ُْﺴ َﻂْ َ َ Dalam َ ْ ُ َAllah 3. Al-I’tidal atau tegak lurus. ٍ ِ ِ ب اﻟ ِﱠﺴ َﻤ َﺎوات َو ْاﻷ َْر ِ ض ﻗُ ِﻞ اﻟﻠﱠﻪُ … ﻗُ ِﻞ اﻟﻠﱠﻪُ َﺧﺎﻟ ُﻖ ُﻛﻓَـﱢﻞُﻘ ََﺷ ﻗُإِْﻞﱠن َﻣاﻟْﻠﻦﻪ َر ِﺧﱡ ﻮﻻ ْﻟﻲَﻪُء ﻗَـ ْﻮﻻً ﻟﱠﻴﱢﻨﺎً ﻟﱠ َﻌﻠﱠﻪُ ﻳـَﺘَ َﺬ ﱠﻛ ُﺮ أ َْو َﳜْ َﺸﻰ ِ ن ﻮ ﻠ ﻤ ﻌ ـ ﺗ ﺎ ﲟ ﲑ ﺒ ِ ِ ِ ِ ِ ُ ِ ﻳﻦٌ ََ ﻳَﺎ أَﻳـﱡ َﻬﺎّ َاﻟﱠﺬَ ﲔ ﻟﻠّﻪ ُﺷ َﻬ َﺪاء ﺑﺎﻟْﻘ ْﺴﻂ َوﻻَ َْﳚ ِﺮَﻣﻨﱠ ُﻜ ْﻢ آﻣﻨُﻮَاْ ْ َُﻛﻮﻧُ َﻮاْ ﻗَـ ﱠﻮاﻣ َ َ ِ◌وﻳﺒﻘﻰ وﺟﻪ رﺑﻚ ﻮﻻ اَﻟْﻪﻮ ﻗَـِ اﺣمْﻮُﺪﻻًﻋاﻠﱠﻟْﻴﱢَﻘﻨﻰﺎًﱠﻬأَﻟﱠُﺎرَﻻﻌﱠﻠﱠ ﱠ ﻓـﻘوﻫﻮ ٍ ﻰ ﺸ ﳜ َو أ ﺮ ﻛ ﺬ ﺘ ـ ﻳ ﻪ ِ ِ َ َ ْ َ َ َ ب ﻟِﻠﺘﱠـ ْﻘ َﻮى َواﺗﱠـ ُﻘﻮاْ اﻟﻠّ َﻪ ﺮ ـ ﻗ أ ﻮ ﻫ ا ﻮ ﻟ ﺪ اﻋ ا ﻮ ﻟ ﺪ ﻌ ـ ﺗ ُ ْ َ ُ ُ َ ُ َََُﺷُﻨَََﺂ ُن َُﻗـ ْﻮ َ َ ْ ْ ْ ْ ُ َ َْ ُ وﻳﺒﻘﻰ ِإِ◌ ِ ﻳﺪاﷲ ﻓﻮق اﻳﺪﻳﻬﻢ ﱠ ن ﺑﻚَـ ْﻌ َﻤﻠُﻮ َن وﺟﻪﲑٌاﻵ ِرِﲟﺧَﺎﺮ ﺗ ﺒ ﺧ ﻪ ﻠ اﻟ ّ ُﻫ َﻮ ْاﻷَﱠَو ُل َ َو ْ ُ اﻳﺪﻳﻬﻢﻟﱠذَُﻌوﻠﱠ اﻹ َْﻛﳜْﺮَِﺸامﻰ اﳉﺘَََﺬﻼﱠِﻛ sekalianﻪُ ﻳْـ menjadiﻪﻮﻻًرﺑﱢﻟﱠﻴﱢﻨ ﻓَـوﻳـُﻘﺒـ ََﻘﻮﻻ kamuلُﺮ َأو َْوِ ﻚﺎً Wahaiﻤ :ﺎو ِ orang-orang yang beriman hendaklah ﻳﺪاﷲﻰﻟَﻪَُو ﻗَْـﺟ ﻓﻮق َ َْArtinyaر ِ ْ ﺴ اﻟ ب ر ﻦ ﻣ ﻞ ﻗ ض ﻗُ ِﻞ اﻟﻠﱠﻪُ … ﻗُ ِﻞ اﻟ ات َو ْاﻷ َ ُ ﱡ َ َ ُ ﱠ َ َ ََْ ْ َ ْyang tegak membela (kebenaran) karena Allah menjadi َ َorang-orang ِkamuﻤﺜْﻠِ ِ janganlahاﻟْﺒ ِ kebencianوﻫﻮ اﻟ ﱠﺴ ِ ﺑﻚ وﺟﻪ َﺷر وﻳﺒﻘﻰ ﻟَﻴِ◌ saksi (pengukur kebenaran) yang adil. Dan ﲑ ﺼ ﻴﻊ ﻤ ء ﻲ ﻪ ﻛ ﺲ َ ٍ ُ ُِtidak adillahﱡ ْ ٌ ض ﻗَُِﻞ اﻟﻠﱠُ Berbuatﺎوَ َِ َkaumﺷﻮ اﻲﻟْءﻮ ِ َadil.و ْاﻷ َْر ات ﻗُْ ْﻞ ََﻣ ْﻦ َر kamuﻗُ ِﻞ اﻟﻠﱠﻪُ َﺧﺎﻟِ ُﻖ berlakuﻪُ … suatu padaﱠﻬ ُﺎر اﺣ ُﺪ اﻟْ َﻘ ُ menjadikanﻛ ﱢَﻞوُﻫ ب اﻟ ﱠﺴ َﻤ َ ْ َ َ karena keadilan itu lebih mendekatkan pada taqwa. Dan bertaqwalah yangﻓﻮق kepada Allah, karena sesungguhnya Allah Maha Melihatﳌﲔ اﻳﺪﻳﻬﻢاﻟﻌﺎ apaﻋﻦ ﻟﻐﲎ ﻳﺪاﷲﷲ إن ا ِ ِ ﺎر ﻬ ﻘ ﻟ ا ﺪ اﺣ ﻮ ﻟ ا ﻮ ْ ْ )ُ (QS al-Maidah: 8ﻫ َﻮ ْاﻷ ﱠَو ُل ُkamuﺮ َ kerjakan.و ْاﻵﺧ َوُﻫ َ َ ُ َ ﱠ ُ بأ ﻗﻗُُ ْﻞﻞ ﻣُﻫ َﻮﻦ اﻟرﻠﱠ ﱡﻪ ض ﻗُ ِﻞ اﻟﻠﱠﻪ … ﻗُ ِﻞ اﻟﻠﱠﻪ ﺧﺎﻟِﻖ ُﻛﻞ ﺷﻲ ٍ َﺣﱠﺴٌﺪﻤﺎو ِ ات َو ْاﻷ َْر ِ ُ اﻟ ء َ َ ﱢ اﻹ ْﻛﺮامِ َ ُ ُ ُ اﳉَ َﻼ ِل َو ِْ ﻫ ْﻮ َ ْ َ َ ﻚ ذُو ْ َوﻳَـْﺒـ َﻘﻰْ َو ْﺟﻪُ َرﺑﱢ َ اﻷَﱠوَُل َو ْاﻵ ِﺧ ُﺮ َ َُ ْ ﻳﺮ ﻗﺪ ﺷﻴﻰ ﻛﻞ ﻋﻠﻰ ﷲ إن ا ﻟَﻴﺲ َﻛ ِﻤﺜْﻠِ ِﻪ َﺷﻲء وﻫﻮ اﻟ ﱠﺴ ِﻤﻴﻊ اﻟْﺒ ِ ِ ﺼ ُﲑ اﳉَ َﻼ ِل َو ِْ ُ َ اﻹ ْﻛَﺮِام ْ ٌ ََُ ﻚﱠﻬ ذُﺎرو ْ ْ َ َوﻳََـوْﺒـُﻫﻘَﻮﻰاﻟْ ََﻮو ْﺟاﺣﻪُُﺪَرﺑاﱢﻟْ َﻘَ ﻓﻌﺎل ﳌﺎﻳﺮﻳﺪ ان رﺑﻚ ِ ِ ِ ِ ِ ﲑ ﺼ ﺒ ﻟ ا ﻴﻊ ﻤ ﺴ ﻟ ا ﻮ ﻫ و ء ﻲ ﺷ ﻪ ﻠ ﺜ ﻤ ِ ْ إن اﷲ ﻟﻐﲎ ﻋﻦ اﻟﻌﺎ ﳌﲔ ﺲ ْاﻷََﻛﱠو ُلْ َو ْاﻵَﺧُْﺮٌ َ ُ َ ﱠ ُ َ ُ ﻟَُْﻴﻫ َﻮ َ
ًَﻋﻠَْﻴ ُﻜ ْﻢ َﺷ ِﻬﻴﺪا
ِ ِ ِ ِ ﱠﺎس َ ﻟََﻘ ْﺪ أ َْر َﺳ ْﻠﻨَﺎ ُر ُﺳﻠَﻨَﺎ ﺑِﺎﻟْﺒَـﻴﱢـﻨَﺎت َوأ َ ﺎب َواﻟْﻤ َﻴﺰا َن ﻟﻴَـ ُﻘ َ ََﻧﺰﻟْﻨَﺎ َﻣ َﻌ ُﻬ ُﻢ اﻟْﻜﺘ ُ ﻮم اﻟﻨ Samidi - Munawir - Aswaja NU Center
ﺑِﺎﻟْ ِﻘ ْﺴ ِﻂ
65
ﲔ ﻟِﻠّ ِﻪ ُﺷ َﻬ َﺪاء ﺑِﺎﻟْ ِﻘ ْﺴ ِﻂ َوﻻَ َْﳚ ِﺮَﻣﻨﱠ ُﻜ ْﻢ ﻳﻦ َآﻣﻨُﻮاْ ُﻛﻮﻧُﻮاْ ﻗَـ ﱠﻮ ِاﻣ ﻳَﺎ أَﻳـﱡ َﻬﺎ اﻟﱠ ِﺬ َ َ 4. At-Tasamuh atau toleransi. Yakni menghargai perbedaan serta menghormati orang yang memiliki prinsip hidup sama. َﻋﻠَﻰ أَﻻﱠmengakui ب ﻟِﻠﺘﱠـ ْﻘ َﻮ ْاﻋ ِﺪﻟُﻮاْ ُﻫbukan َﺷﻨَﺂ ُن ﻗَـ ْﻮٍمatau ى َواﺗﱠـtidak ْ ﺗَـ ْﻌ ِﺪﻟُﻮاberarti َُﻘﻮاْ اﻟﻠّﻪyang ُ َﻮ أَﻗْـَﺮNamun membenarkan keyakinan yang berbeda tersebut dalam meneguhkan apa yang diyakini. إِ ﱠن اﻟﻠّﻪَ َﺧﺒِﲑٌ ِﲟَﺎ ﺗَـ ْﻌ َﻤﻠُﻮ َن Firman Allah SWT: ﻓَـ ُﻘ َﻮﻻ ﻟَﻪُ ﻗَـ ْﻮﻻً ﻟﱠﻴﱢﻨﺎً ﻟﱠ َﻌﻠﱠﻪُ ﻳـَﺘَ َﺬ ﱠﻛ ُﺮ أ َْو َﳜْ َﺸﻰ ِ رﺑﻚHarun وﻳﺒﻘﻰ وﺟﻪ Artinya : Maka berbicaralah kamu berdua (Nabi Musa AS dan Nabi AS) ◌ kepadanya (Fir’aun) dengan kata-kata yang lemah lembut dan mudahmudahan ia ingat dan takut. (QS. Thaha: 44)
ﻳﺪاﷲ ﻓﻮق اﻳﺪﻳﻬﻢ
Ayat ini berbicara tentang perintah Allah SWT kepada Nabi Musa AS dan Nabi Harun ِ اﻟﻠﱠﻪ ﺧﺎﻟFir’aun. ِ (ﱠﺴﻤﺎو701-774 ِ َرIbnu ات ﻗُ ْﻞ َﻣ ﱢﻞ َﺷ ْﻲ ٍءbaik ُﻖ ُﻛkepada ْﻦ َر ﱡH/1302AS agar berkata dan bersikap َ ُ … ﻗُ ِﻞAl-Hafizh ُض ﻗُ ِﻞ اﻟﻠﱠﻪ ْ َو ْاﻷKatsir َ َ ب اﻟ 1373 M) ketika menjabarkan ayat ini mengatakan, “Sesungguhnya dakwah Nabi Musa AS ِ ﻮbelas dan Nabi Harun AS kepada Fir’aun adalah menggunakan perkataan yang َﻘ ﱠﻬ ُﺎرpenuh ْاﺣ ُﺪ اﻟ ْوُﻫ َﻮ اﻟkasih, َ َ lembut, mudah, dan ramah. Hal itu dilakukan supaya lebih menyentuh hati, lebih dapat diterima dan lebih berfaedah”. (Tafsir al-Qur’anil ‘Azhim, juz III hal 206). ِ
ُﻫﻮ ْاﻷَﱠو ُل َو ْاﻵﺧﺮ
ُ program َ guna ASWAJA NU CENTER merupakan sebuah perangkat pelaksana
ِْ ِل َوSunnah َﺮِامAhlus اﻹ ْﻛ اﳉَ َﻼ ﻚ َوﻳَـْﺒـNU untuk membentengi masyarakat yang beraqidah ahlus ْ ذُوWal َ َرﺑﱢJama’ah َُﻘﻰ َو ْﺟﻪala dari faham-faham Islam garis keras atau radikal baik melalui dakwah secara langsung atau ِِ ِ ِ ِ melalui media cetak dan elektronik. ُ ﺲ َﻛﻤﺜْﻠﻪ َﺷ ْﻲءٌ َوُﻫ َﻮ اﻟ ﱠﺴﻤ ُﻴﻊ اﻟْﺒَﺼﲑ َ ﻟَْﻴ ASWAJA NU CENTER, kemunculannya diawali dari kajian Islam yang memfokuskan اﻟﻌﺎ ﳌﲔdengan ﻟﻐﲎ ﻋﻦ إن اﷲIslam materi bahasannya pada bidang keaswajaan. Kajian tersebut dikenal kajian Ahlus Sunnah Wal Jama’ah atau disingkat Kiswah. kajian Islam Ahlus Sunnah Wal Jama’ah َﺣ ٌﺪ َﻮ اﻟﻠﱠﻪُ أdari ﻗُ ْﻞ ُﻫRais َ mulai (Kiswah) ini diprakarsai oleh para pembesar NU di PWNU Jawa Timur, Syuriah hingga katib Syuriah dan telah dibahas pada saatﻳﺮrapat harian PWNU ﺷﻴﻰ ﻗﺪ ﻛﻞdiﻋﻠﻰ إن اﷲJawa Timur. Sehingga sesuai amanat Konperwil pada tanggal 31 Januari 2011 bertepatan dengan peringatan Harlah NU ke-85 di PWNU Jawa Timur dilaksanakan launching perangkat ان رﺑﻚ ﻓﻌﺎل ﳌﺎﻳﺮﻳﺪ pelaksana program yang berisikan tentang kajian Islam keaswajaan yang diberi nama ASWAJA NU CENTER Jawa Timur oleh wakil ketua umum Pengurus Nahdhatul ﻋﻠﻴﻢBesar وﻫﻮﺑﻜﻞ ﺷﲕ Ulama : Drs H. As’ad Said Ali. Aswaja NU Center mempunyai lima divisi, yakni divisi Kiswah (Kajian Islam ala Ahlus Sunnah Wal Jama’ah), Dakwah (Dauroh dan kaderisasi Ahlus Sunnah Wal Jama’ah), Makwah (maktabah Ahlus Sunnah Wal Jama’ah), Uswah (usaha sosialisasi Ahlus Sunnah Wal Jama’ah), dan Biswah (Bimbingan dan Solusi Ahlus Sunnah Wal Jama’ah). Adapun Tujuan, Visi, Dan Misi Aswaja Center Sebagai Berikut : a. Tujuan : Membentuk masyarakat NU yang mampu membentengi diri dari faham-
66
SHAHIH - Vol. 1, Nomor 1, Januari – Juni 2016 faham lain serta dapat meyakinkan orang lain atas kebenaran faham ASWAJA NU. b. Visi : Terwujudnya wawasan keislaman yang bermanhaj Ahlus Sunnah Wal Jama’ah ala NU, sesuai dengan keberagamaan Rasulullah SAW bersama para sahabat. c. Misi : 1) Mengaktualisasikan pemahaman ummat tentang keislaman ASWAJA NU 2) Meningkatkan pemahaman, penghayatan, pengamalan nilai Islam pada manhaj ASWAJA NU sebagai perilaku umat dalam kehidupan sehari-hari.
2. Aqidah Ahlus Sunnah Wal Jama’ah a. Pengertian Aqidah/Akhlak Di bidang aqidah atau tauhid dalam memurnikan imam umat muslim agar sesuai dengan ajaran Rosul dan para sahabat, kita harus mengikuti rumusan dari 2 Ulama Salaf : 1) Al-Asy’ari (Abu Hasan Ali Bin Isma’il Al-Asy’ari) lahir di Basrah 260 H/ 874 M Wafat 324 H/ 936 M, Beliau masih dzuriah sahabat Rosul, Abu Musa Al-Asy’ari 2) Al-Maturidi (Abu Mansur Muhammad Bin Muhammad Bin Mahmud Al-Maturidi) Lahir di Maturid dan wafat di Samarkand 333H/ 944 M. Di bidang fiqih dalam memurnikan syari’at Islam umat muslim agar sesuai ajaran Rosulullah dan para sahabat, kita harus mengikuti rumusan dari 4 ulama salaf : 1) Al-Hanafi : (Abu Hanifah Annu’man Bin Tsabit Bin Zauti) lahir di Kuffah 80 H Wafat 150 H. 2) Al-Maliki : (Malik Bin Anas Bin Amar Al-Asbahi Al-Yamani) lahir di Madinah 93 H - Wafat 179 H. 3) As-Syafi’i : (Muhammad Bin Idris Bin Abbas Bin Ustman Bin Syafi’i Bin Sa’ib Bin Abu Yazid Bin Hasyim Bin Abd Mutolib Abd Manaf) lahir di Ghuzzah Palestina Jum’at akhir bulan Rojab 150 H - Wafat 204 H. 4) Al-Hambali : (Ahmad Bin Muhammad Bin Hambal Bin Hilal Bin Asad Bin Idris Bin Abdullah Bin Hasan Assyaibani Al-Marwadzi Al-Baghdadi ) lahir di Baghdad Rabi’ul Awal 164 H – Wafat 241 H. Di bidang akhlaq dalam rangka memurnikan ajaran tasawuf agar sesuai dengan ajaran Rosul dan para sahabat kita harus mengikuti rumusan 2 ulama salaf : 1) Imam Al-Junaidi Al-Baghdadi Wafat 297 H/ 910 M. 2) Imam Al-Ghozali : Abu Hamid Muhammad Bin Muhammad Bin Muhammad AlGhozali. Lahir di Thus tahun 450 H.
Samidi - Munawir - Aswaja NU Center
67
Kenapa demikian, alasannya adalah sebagai berikut : 1) Karena dari keenam ulama’ tersebutlah yang diakui oleh mayoritas ulama’ Islam dunia memiliki keilmuan yang sangat mumpuni dan telah mampu merumuskan ajaran Nabi dan jalan para sahabatnya sehingga bagi orang secara umum dapat tercapailah tujuan mengikuti seluruh ajaran Nabi dan para sahabatnya secara menyeluruh tanpa ada ketimpangan. 2) Enam ulama’ tersebut memiliki kitab induk yang termodifikasi dan memiliki murid atau kader secara terus menerus atau bersambung tanpa terputus yang mampu mengembangkan ilmunya ke seluruh penjuru dunia sampai hari ini, sehingga rumusan mereka tidak pernah rapuh dan musnah ditelan masa. 3) Bagi orang secara umum tidaklah mampu bila harus mengembalikan seluruh hukum masalah agama langsung kepada Al-Qur’an, Hadist dan jalan para sahabatnya yang jumlahnya mencapai ratusan ribu dalil, sehingga dicukupkanlah bagi orang jaman sekarang untuk mengikuti apa yang sudah mereka rumuskan. Dengan artian bagi orang yang menyelisihi rumusan mereka dapat dikatakan keluar dari sebuah jalan kebenaran Islam. Dalam tataran praktis, sebagaimana dijelaskan KH. Ahmad Shiddiq bahwa prinsip prinsip ini dapat terwujudkan dalam beberapa hal sebagai berikut: (Khitthah Nahdliyah, 40-44) 1) Aqidah a) Keseimbangan dalam penggunaan dalil ‘aqli dan dalil naqli. b) Memurnikan aqidah dari pengaruh luar Islam. c) Tidak gampang menilai salah atau menjatuhkan vonis syirik, bid’ah, apalagi kafir. 2) Syari’ah a) Berpegang teguh pada Al-Qur’an dan Hadits dengan menggunanakan metode yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. b) Akal baru dapat digunakan pada masalah yang yang tidak ada nash yang je1as (sharih/qotht’i). c) Dapat menerima perbedaan pendapat dalam menilai masalah yang memiliki dalil yang multi-interpretatif (zhanni). 3) Tashawwuf/ Akhlaq a) Tidak mencegah, bahkan menganjurkan usaha memperdalam penghayatan ajaran Islam, selama menggunakan cara-cara yang tidak bertentangan dengan prinsipprinsip hukum Islam. b) Mencegah sikap berlebihan (ghuluw) dalam menilai sesuatu. c) Berpedoman kepada akhlak yang luhur. Misalnya sikap syaja’ah atau berani (antara
68
SHAHIH - Vol. 1, Nomor 1, Januari – Juni 2016 penakut dan ngawur atau sembrono), sikap tawadhu’ (antara sombong dan rendah diri) dan sikap dermawan (antara kikir dan boros).
4) Pergaulan antar golongan a) Mengakui watak manusia yang senang berkumpul dan berkelompok berdasarkan unsur pengikatnya masing-masing. b) Mengembangkan toleransi kepada kelompok yang berbeda. c) Pergaulan antar golongan harus atas dasar saling menghormati dan menghargai. d) Bersikap tegas kepada pihak yang nyata-nyata memusuhi agama Islam. 5) Kehidupan bernegara a) NKRI (Negara Kesatuan Republik Indanesia) harus tetap dipertahankan karena merupakan kesepakatan seluruh komponen bangsa. b) Selalu taat dan patuh kepada pemerintah dengan semua aturan yang dibuat, selama tidak bertentangan dengan ajaran agama. c) Tidak melakukan pemberontakan atau kudeta kepada pemerintah yang sah. d) Kalau terjadi penyimpangan dalam pemerintahan, maka mengingatkannya dengan cara yang baik. 6) Kebudayaan a) Kebudayaan harus ditempatkan pada kedudukan yang wajar. Dinilai dan diukur dengan norma dan hukum agama. b) Kebudayaan yang baik dan tidak bertentangan dengan agama dapat diterima, dari manapun datangnya. Sedangkan yang tidak baik harus ditinggal. c) Dapat menerima budaya baru yang baik dan melestarikan budaya lama yang masih relevan (al-muhafazhatu ‘alal qadimis shalih wal akhdu bil jadidil ashlah). 7) Dakwah a) Berdakwah bukan untuk menghukum atau memberikan vonis bersalah, tetapi mengajak masyarakat menuju jalan yang diridhai Allah SWT. b) Berdakwah dilakukan dengan tujuan dan sasaran yang jelas. c) Berdakwah dilakukan dengan petunjuk yang baik dan keterangan yang jelas, disesuaikan dengan kondisi dan keadaan sasaran dakwah. 3. Aqidah Ahlus Sunnah Wal Jama’ah a. Dzat dan sifat Allah Dzat Tuhan tidak dapat dan tidak boleh disamakan dengan (esensi) makhluk. Apabila dalam Al-qur’an disebutkan kata wajah (muka), yad (tangan), dan ‘ain (mata) yang dinisbatkan dengan Tuhan aka harus dita’wil seperti ayat di bawah ini
َ َ َ َ َ َ ْ َ َْ ْ ﻳﺎ أَﻳـﱡﻬﺎ اﻟﱠ ِﺬٍﻳﻦ آﻣﻨُﻮاْ ﱠ ُﻛﻮﻧُ ِﻮاْ ﻗَـ ﱠﻮ ِاﻣ ِﲔ ﻟِﻠّ ِﻪ ُﺷﻬ َﺪاء ﺑِﺎﻟْ ِﻘﺴ ِ ىﻂ َواوﺗﱠـﻻَُﻘﻮَاْْﳚ ِﺮاﻟَﻣﻠّﻨﱠﻪ ُﻜ ْﻢ َ َ َﺷﻨَﺂَُن ﻗَـ ْﻮم ََﻋﻠَ َﻰ أَﻻ ﺗَـ ْﻌﺪﻟُﻮاْ ْاﻋﺪَﻟُﻮاْ ُﻫ َﻮ أَﻗْـَﺮ ُ ب ﻟﻠﺘﱠـ ْﻘ َْﻮ َ ِﺷﻨﺂ ُن ﻗَـﻮٍمِ ﻋﻠَِﻰ أَﻻﱠ ﺗَـﻌ ِﺪﻟُﻮاْ اﻋ ِﺪﻟُﻮاْ ﻫﻮ أَﻗْـﺮ ِ ب ﻟﻠﺘﱠـ ْﻘ َﻮى َواﺗﱠـ ُﻘﻮاْ اﻟﻠّﻪَ إ َﱠنَ اﻟﻠّﻪَ َْﺧﺒﲑٌَ ﲟَﺎ ﺗَـ ْﻌ َﻤﻠُْﻮ َن ْ ُ َ َ ُ Samidi - Munawir - Aswaja NU Center 69 ِ ِ ِ ﱠ ن ﻮ ﻠ ﻤ ﻌ ـ ﺗ ﺎ ﲟ ﲑ ﺒ ﺧ ﻪ ﻠ اﻟ ن إ ﻓَـ ُﻘ َﻮﻻ ّﻟََﻪُ ﻗَـَْﻮﻻًٌ ﻟﱠﻴﱢَﻨﺎً َﻟﱠَْﻌﻠﱠَﻪُُ ﻳـَﺘََ َﺬ ﱠﻛ ُﺮ أ َْو َﳜْ َﺸﻰ ﺑﻚﻟﱠ َﻌﻠﱠﻪُ ﻳـَﺘَ َﺬ ﱠﻛ ُﺮ أ َْو َﳜْ َﺸﻰ وﻳﺒﻘﻰﻪُ ﻗَـ ْﻮ ﻓَـِ◌ُﻘ َﻮﻻ ﻟَ وﺟﻪﻻً ﻟﱠرﻴﱢﻨﺎً Artinya: Dan tataplah kekal wajah Tuhanmu ِ◌وﻳﺒﻘﻰ وﺟﻪ رﺑﻚ ﻳﺪاﷲ ﻓﻮق اﻳﺪﻳﻬﻢ “ Lafad “wajhu” dita’wil menjadi “ dzat Allah ﻳﺪاﷲ ﻓﻮق اﻳﺪﻳﻬﻢ ض ﻗُ ِﻞ اﻟﻠﱠﻪ … ﻗُ ِﻞ اﻟﻠﱠﻪ ﺧﺎﻟِﻖ ُﻛﻞ ﺷﻲءٍ ِ ِ ب اﻟ ﱠﺴ َﻤ َﺎوات َو ْاﻷ َْر ﻗُ ْﻞ َﻣ ْﻦ َر ﱡ ُ di atas ُtangan manusia ُ َTuhan tanganﱢْ َ : Artinya menjadiﻪ ﺧﺎﻟِ ب اﻟ ﱠﺴﻤﺎو “ِ َAllahر ِ ُta’wilﻖُ diﻛ“ ﱢﻞ َﺷ ْﻲ ٍء ﻗُ ْﻞ َﻣ ْﻦ َر ِﱡ Lafad” yatullah …“ kekuasaanﻗُ ِﻞ اﻟﻠﱠ ُ َ ض ﻗُ ِﻞ اﻟﻠﱠﻪُ ات َو ْاﻷ ْ اﺣﺪ اﻟْﻘ َﻬﺎرَ ِ وﻫﻮ اﻟﻮ ﻚ َﺟ َﻌَْﻠُﻨَﺎَ ُﻛ ْْﻢَ أُﱠﻣﺔًُ َو َﺳَ ﱠﻄﺎًُﻟﱢﺘَ ُﻜﻮﻧُﻮاْ ُﺷ َﻬ َﺪاء َﻋﻠَﻰ اﻟﻨ ِ ﻮل ﱠﺎس َوﻳَ ُﻜﻮ َن اﻟﱠﺮ ُﺳ ُ َSifat-sifat َووََﻛﻛ ََﺬﺬﻟﻟِ yangﻰ اﻟﻨ ِ ﻮل ُ sempurnaﻜﻮ َن ﱠﺎس َوَﻳ tidakﻮاْ ُﺷ َﻬ bagiأُﱠِﻣ ﻢ ﻛ ﺎ ﻨ ﻠ ﻌ ﺟ ﻚ Sifat-sifat Allah adalah Allah. ْ sifatاﻟﱠﺮ ُﺳ ُ َyangﺪاء َﻋﻠَ اﺣﺔًُﺪ َواﻟَْﺳَﻘ ﱠﻄﻬﺎ ُﺎرً ُ terhinggaﻟﱢﺘَ ُﻜﻮﻧُ َ َ َ ََوَُﻫ َﻮ اﻟْﻮ َﻋﻠَْﻴ ُﻜﻢ َﺷُﻫِ َsifatوَُل َو ْاﻵ ِﺧ ُﺮ Allah wajib bagi setiap muslim mempercayai bahwa terdapat beberapa kesempurnaanﻬَﻮﻴﺪاًْاﻷ ﱠ ْduaﻢ َﺷ ِ ا ﻴﺪ ﻬ َpuluhﻋﻠَْﻴ ُﻜ ً yang yang tidak terhingga bagi Allah. Maka, wajib juga dipercayai akanِ sifat Allah ْ اﻷﺑِﺎﱠَوﻟْﺒوُـلﻴﱢـﺟﻨَﻪَو ِْ ﻚُﺮ Allah.ﻟِْل ِِﻜﺘََو ِْ ﱠﺎس ﻮم اﻟﻨ ُ mustahilﻘ ﺎب ْﻛَواﺮﻟِْامِِﻤ َﻴﺰا َن ﻟِِﻴَـ اﳉَ َُﻢﻼا Sifatوَﻣ َﻌ ُْﻬ َﻧﺰﻟْﻨَذُﺎ ﺧأ yangﱢ َو ْ Allahﺪ أ َْر َﺳ ﻟََﻘ اﻵﺑ ﺎتر ْbagiﻠﻨَﺎ َُُوﻫرﻳَـَُْﺒﻮﺳـﻠَﻘﻨَﺎْﻰ اﻹ َ َ َ َ َ yangﱠﺎسُ dan Arperlu diketahui juga sifat bagi mustahil ُ ْ ِ َ َ َ ِ ﻨ اﻟ ﻮم ﻘ ـ ﻴ ﻟ ن ا ﻴﺰ ﻤ ﻟ ا و ﺎب ﺘ ﻜ ﻟ ا ﻢ ﻬ ﻌ ﻣ ﺎ ﻨ ﻟ َﻧﺰ أ و ﺎت ﻨ ـ ﻴ ـ ﺒ ﻟ ﺎ ﺑ ﺎ ﻨ ﻠ ﺳ ر ﺎ ﻨ ﻠ ﺳ َر أ ﺪ ﻟََﻘ ْ ْ ْ ْ ْ َ ﱢ َ ْ ُ َ َ َ َ َ َ ََُ َ َ ِ ُempat َ nafsiah, ُ ُ َ ْ salbiah, ُ َ َ َ ِ َ terbagi merupakan lawan kepada sifat wajib. Sifat wajib bagian yaitu ِ ِ اﳉَاﻟَﻼﱠﺴلِﻤ َو ْاﻹ ْﻛﺮِام ﻚءذُووُﻫﻮ ْ ﺑِﺎﻟْ ِﻘﺴ ِﻂ ﻟَْوﻴﻳَـْﺒـ َﻘﻰ ِوﺟﻪِ رﺑﱢ ُ ﻴﻊ اﻟْﺒَ َﺼﲑُ ﺲ َﻛ َﻤﺜْﻠ ُﻪ َ َﺷ َْﻲ ٌ َ َ ﺑِﺎﻟ ِﻘ ْﺴ ِﻂ َ ma’ani atau ma’nawiah. ْ ِ ِ ِ ِ ِ ْ ﲑ ﺼ ﺒ ﻟ ا ﻴﻊ ﻤ ﺴ ﻟ ا ﻮ ﻫ و ء ﻲ ﺷ ﻪ ﻠ ﺜ ﻤ ﻛ ﺲ ﻴ ﻟ ْ َ َ ﱠ ْ َ ﻳﺎ أَﻳـﱡﻬﺎ اﻟﱠ ِﺬْ ﻋﻦْ ﻗَـٌﱠﻮَ اﻟﻌﺎِاﻣُ َ ﳌﲔِِﻠّ ِِﻪ ُﺷ َﻬُ َﺪ َاء ﺑِِﺎﻟُِِْﻘ ْﺴ ِِﻂ َوﻻَ َْﳚ ِﺮَﻣﻨﱠ ُﻜ ْﻢ ﲔﻟ ﻳﻦَاﷲَآﻣﻨُﻮاْﻟﻐﲎُﻛﻮﻧُﻮاْ إن َ َ ِ ﻢb. Sifat-sifat wajib Allah ِ ﻳََﺎ أَﻳـﱡ ََﻬﺎ اﻟﱠ ِﺬ ﻳﻦ َآﻣﻨُﻮاْ ُﻛﻮﻧُﻮاْ ﻗَـ ﱠﻮاﻣ َ ﲔ ﻟﻠّﻪ ُﺷ َﻬ َﺪاء ﺑِﺎﻟْﻘ ْﺴﻂ َوﻻَ َْﳚﺮَﻣﻨﱠ ُﻜ ْ َ Sifat wajib Allah adalah pasti َBerikutاﻟﻠﱠﻻﱠ ب ﻟِﻠﺘﱠـ ْﻘ َadaﻮ أَﻗْـَﺮ ﳌﲔ ُﻫ padaﻟُﻮا Allah.ﺪﻮاْاﻟﻌﺎْاﻋ ِِﺪ ﻟﻐﲎﺗَـأْﻌَﺣِِﺪ ْdibawahﻮٍٍﻗُمإنﻞ َﻋاﻠَﻫﷲﻰﻮ أ َ iniﺷﻨَﺂ ُن ﻗَـ sifatاﺗﱠـ ُﻘﻮاْ اﻟﻠّﻪ َyangﻮى َو ﻋﻦﻟٌُ ْ ﻪ َ ُ ُ ُ ﱠ َ ﱠ َ َ ب ﻟﻠﺘﱠـ ْﻘ َﻮىَ :واﺗـ ُﻘﻮا adalah sifat-sifat allah yang ْwajibاﻟﻠّﻪَ َﺷﻨَﺂ ُن ﻗَـ ْﻮم ْ َﻋﻠَِ َﻰ أﻻ ﺗَـ ْﻌﺪﻟُﻮاْ ْاﻋﺪﻟُﻮاْ ُﻫ َﻮ أﻗْـَﺮ ُ َﺣَنٌﺪ إِِ ﱠن اﻟﻠّﻪَ َﻗﺧُﺒِِإنْﻞﲑٌاُﻫِﲟَﷲﻮﺎ ﺗَـاﻟﻠﱠْﻌﻪَُﻤﻠُأﻮ )1) Wujud (ada ﻛﻞ ﺷﻴﻰ ﻗﺪ ﻳﺮ ﻋﻠﻰﻠُﻮََن إ ﱠن اﻟﻠّﻪَ َﺧﺒﲑٌ ﲟَﺎ ﺗَـ ْﻌ َﻤ Adanya Allah itu bukan karena ada yang mengadakan atau menciptakan, ﺷﻴﻰ َﳜْﻗﺪَﺸﻰ ﻛﻞﱠﻛ ُﺮ أ َْو ﻋﻠﻰُ ﻳـَﺘَ َﺬ ﷲﺎً ﻟﱠ َﻌﻠﱠﻪ ﻓَـ ُﻘ َﻮﻻ ﻟَﻪُ ﻗَـ ْﻮإنﻻً اﻟﱠﻴﱢﻨ ﻳﺮ ﱠ ﻛﺮ أَو َﳜﺸﻰtetapi Allah itu ada dengan zat-Nya sendiri. ﱠ ﻓَـ ُﻘ َﻮﻻ ﻟَﻪُ ﻗَـ ْﻮانﻻًرﻟﱠﻴﱢﻨﺎً ﻓﻌﺎلﻳـَﺘَ َﺬﳌﺎﻳﱠﺮُﻳﺪ ْ ْ َ ﺑﻚ ﻟ َﻌﻠﻪُ a) Dalil aqli sifat wujud ِِ◌وﻳﺒﻘﻰ وﺟﻪ رﺑﻚ ﻋﻠﻴﻢﻳﺪ ﻓﻌﺎل ﳌﺎﻳﺮ وﺟﻪررﺑﻚ ◌وﻳﺒﻘﻰ ان ﺑﻚ ﺷﲕ وﻫﻮﺑﻜﻞ Adanya semesta alam yang kita lihat sudah cukup dijadikan sebagai alasan adanya Allah, sebab tidak masuk akal seandainya ada sesuatu ﻓﻮقyang dibuat tanpaﻳﺪاﷲ اﻳﺪﻳﻬﻢ ﺷﲕ ﻋﻠﻴﻢ وﻫﻮﺑﻜﻞ ﻳﺪاﷲ ﻓﻮق اﻳﺪﻳﻬﻢ ada yang membuatnya. b) Dalil naqli sifat wujud ٍ ِ ِ
ات َو ْاﻷ َْر ِ ب اﻟﺴﻤ ض ﻗُ ِﻞ اﻟﻠﱠﻪُ … ﻗُ ِﻞ اﻟﻠﱠﻪُ َﺧﺎﻟِ ُﻖ ُﻛ ﱢﻞ َﺷ ْﻲ ٍء ﻗُ ْﻞ َﻣ ْﻦ َر ﱡ ﺎو ِ ات َو ْاﻷ َْر ِ ض ﻗُ ِﻞ اﻟﻠﱠﻪُ … ﻗُ ِﻞ اﻟﻠﱠﻪُ َﺧﺎﻟ ُﻖ ُﻛ ﱢﻞ َﺷ ْﻲء ب اﻟ ﱠﱠﺴ ََﻤ ََﺎو ﻗُ ْﻞ َﻣ ْﻦ َر ﱡ وﻫﻮ اﻟْﻮ ِ اﺣ ُﺪ اﻟْ َﻘ ﱠﻬ ُﺎر َوُﻫ َﻮ اﻟْ َﻮ ِ اﺣ ُﺪ اﻟْ َﻘ ﱠﻬ ُﺎر ََُ َ Artinya : Katakanlah: “Siapakah Tuhan langit dan bumi?”ِ Jawabnya: ُﻫ َﻮ ْاﻷَﱠو ُل َ sesuatuو ْاﻵ ِﺧ ُﺮ “Allah”.…..” Katakanlah: “Allah adalah Pencipta segala ل ﺮ ﺧ اﻵ و ْ ُﻫ َﻮْArاﻷ ﱠَو ُ َ dan Dia-lah Tuhan yang Maha Esa lagi Maha Perkasa”. (QS. ُ اﳉﻼ ِل و ِ اﻹ ْﻛﺮِام ﻚ ذُو ْ )Ra’du: 16 َوﻳَـْﺒـ َﻘﻰ َو ْﺟﻪُ َرﺑﱢ َ اﳉََََﻼ ِل ََو ِْْ اﻹ ْﻛََﺮِام ﻚ ذُو ْ َوﻳَـْﺒـ َﻘﻰ َو ْﺟﻪُ َرﺑﱢ َ ﻟَﻴﺲ َﻛ ِﻤﺜْﻠِ ِﻪ َﺷﻲء وﻫﻮ اﻟ ﱠﺴ ِﻤﻴﻊ ِ ﺼ ﺲ َﻛ ِﻤﺜْﻠِ ِﻪ ﺷ ْﻲءٌ َوُﻫ َﻮ اﻟ ﱠﺴ ِﻤ ُ ﺼﲑﲑُ )2) Qidam (dahulu/awal ﻴﻊ ااﻟﻟْْﺒﺒَ ِ ﻟَْْﻴ َ َ ُ َ ُ ٌ َ ُ َ ْ َ Sifat Allah ini menandakan bahwa Allah swt sebagai pencipta lebih dulu ada إن اﷲ ﻟﻐﲎ ﻋﻦ اﻟﻌﺎ ﳌﲔ إن اﷲ ﻟﻐﲎ ﻋﻦ اﻟﻌﺎ ﳌﲔ َﺣﺪ ﻗﻗُُ ْﻞﻞ ُﻫﻫ َﻮﻮ اﻟاﻟﻠﻠﱠﱠﻪﻪُ أأ َ َﺣ ٌٌﺪ ْ َُ ُ َ إن اﷲ ﻋﻠﻰ ﻛﻞ ﺷﻴﻰ ﻗﺪ ﻳﺮ
ﺑِﺎﻟْ ِﻘ ْﺴ ِﻂ
70
ِﱠ ِ ﲔ ﻟِﻠّ ِﻪ ُﺷ َﻬ َﺪاء ﺑِﺎﻟْ ِﻘ ْﺴ ِﻂ َوﻻَ َْﳚ ِﺮَﻣﻨﱠ ُﻜ ْﻢ َ ﻳﻦ َآﻣﻨُﻮاْ ُﻛﻮﻧُﻮاْ ﻗَـ ﱠﻮاﻣ َ ﻳَﺎ أَﻳـﱡ َﻬﺎ اﻟﺬ SHAHIH - Vol. 1, Nomorٍ 1, Januari – Juni 2016 ِ ِ َ ﺮ ـ ﻗ أ ﻮ ب ﻟِﻠﺘﱠـ ْﻘ َﻮى َواﺗﱠـ ُﻘﻮاْ اﻟﻠّ َﻪ ْ ُ َ َ َﺷﻨَﺂ ُن ﻗَـ ْﻮم َﻋﻠَﻰ أَﻻﱠ ﺗَـ ْﻌﺪﻟُﻮاْ ْاﻋﺪﻟُﻮاْ ُﻫ ِوَﻛ َﺬﻟ ِ ﻚ َﺟ َﻌ ْﻠﻨَﺎ ُِﻛ ْﻢ أُﱠﻣﺔً َو َﺳﻄﺎً ﻟﱢﺘَ ُﻜﻮﻧُﻮاْ ُﺷ َﻬ َﺪاء َﻋﻠَﻰ اﻟﻨ ﻮل ُ ﱠﺎس َوﻳَ ُﻜﻮ َن اﻟﱠﺮ ُﺳ َ َإِ ﱠن اﻟﻠّﻪَ َﺧﺒِﲑٌ ﲟَﺎ ﺗَـ ْﻌ َﻤﻠُﻮ َن daripada semesta alam dan isinya yang ia ciptakan. a) Dalil aqli sifat qidam ًﻓـﻘَﻋﻠَْﻴﻮﻻُﻜﻟْﻢﻪ ﻗـَﺷﻮِﻬﻻﻴﺪﻟﱠا ﱠ ﱠ ﱠ ﻰ ﺸ ﳜ َو أ ﺮ ﻛ ﺬ ﺘ ـ ﻳ ﻪ ﻠ ﻌ ﻟ ﺎ ﻨ ﻴ َ َ َpenengah ً ﱢtidak ً ْ َ ُada َ ْ ُhadits, َُ َ ْAllah ََ ُ sebab َ Seandainya Allah tidak qodim, mesti antara ِ ِ ِ ِ ِ ﱠﺎس ﻨ اﻟ ﻮم ﻘ ـ ﻴ ﻟ ن ا ﻴﺰ ﻤ ﻟ ا و ﺎب ﺘ ﻜ ﻟ ا ﻢ ﻬ ﻌ ﻣ ﺎ ﻨ ﻟ َﻧﺰ أ و ﺎت ﻨ ـ ﻴ ـ ﺒ ﻟ ﺎ ﺑ ﺎ ﻨ ﻠ ﺳ ر ﺎ ﻨ ﻠ ﺳ َر أ ﺪ ﻘ ﻟ ْ ْ ْ ْ ْ َ َ ﱢ َ ْ ُ َ َ َ َ َ َ َmesti َﺑﻚ َ Apabila َ َ Allah ُ ُ وﻳﺒﻘﻰ َ ْ ◌muhdits َ َ َ hadits ُ ُ َ َmaka qodim danُhadits. membutuhkan (yang ِ وﺟﻪ ر membuat) mislanya A, dan muhdits A mesti membutuhkan kepada Muhdits yang ْﺴ ِﻂmuhdits ﺑِﺎﻟْ ِﻘyang lain lain, misalnya B. Kemudian muhdits B mesti membutuhkan ﻳﺪاﷲ ﻓﻮق اﻳﺪﻳﻬﻢ juga, misalnya C. Begitulah seterusnya.Apabila tiada ujungnya, dikatakan ِ ِ ِ ﻳـﱡﻬﺎ اﻟﱠmaka ِ ِ ِ ِ ِ َ ﲔ ﻟﻠّﻪ ُﺷ َﻬ َﺪاء ﺑﺎﻟْﻘ ْﺴﻂ َوﻻَ َْﳚﺮَﻣﻨﱠ ُﻜ ْﻢ ﻳﻦ َآﻣﻨُﻮاْ ُﻛﻮﻧُﻮاْ ﻗَـ ﱠﻮاﻣ ﺬ أ ﺎ ﻳ َ َ َ َ tasalsul (peristiwa berantai), dan apabila yang ujung membutuhkan kepada Allah ٍ ِ ِ َِْراﻋMasing-masing ﻗُ ْﻞﺷﻨ َﺂﻣdan daur َﺷ ْﻲءdikatan ﻮُاﻖْ اﻟُﻛﻠّﻪﱢﻞdaur … ﻟِﻗُﻠﺘﱠِـﻞْﻘﻮاﻟﻠﱠﻪ ﺧﺎﻟ ُْنﻦ ﻗـَرﻮٍب اﻟﺴﻤﺎوات ِواﻷtasalsul maka ب ُضِﺪﻟُﻗُﻮاِْﻞ ُﻫ َاﻟﻮﻠﱠﻪأ ََ ْ ْﱡم َﻋﻠَ ﱠﻰَ أَ َﻻﱠ ﺗَـ ْﻌ َﺪﻟُْﻮاdari َ (ىُ َواَﺗﱠـ ُﻘperistiwa ُ َﻗْـَﺮberputar). ْ َ adalah mustahil menurut akal. Maka setiap yang mengakibatkan tasalsul dan ﺎرﻌ َﻤﻠُﻮ اﺣﺒُِﺪﲑٌ اﻟِْﲟََﻘﺎ ﺧwajib daur, yaitu hudutsnya Allah adalah mustahil,ن َ maka إَِوﱠُنﻫQidam. ُْﱠﻬﺗَـAllah َِ َﻮاﻟﻠاّﻟْﻪََﻮbersifat b) Dalil naqli sifat qidam ﻓَـ ُﻘ َﻮﻻ ﻟَﻪُ ﻗَـ ْﻮﻻً ﻟﱠﻴﱢﻨﺎً ﻟﱠ َﻌﻠﱠﻪُ ﻳـَﺘَ َﺬ ﱠﻛ ُﺮ أ َْو َﳜْ َﺸﻰ ُﻫ َﻮ ْاﻷَﱠو ُل َو ْاﻵ ِﺧ ُﺮ ِ◌وﻳﺒﻘﻰ وﺟﻪ رﺑﻚ Artinya : Dialah yang awal dan yang akhir. (QS. Al ِ ِْ اﳉَ َﻼل َو ﻚ اﻹ ْﻛَﺮِام ْ ذُوHadid: َ ْﺟﻪُ َرﺑﱢ3)َوﻳَـْﺒـ َﻘﻰ َو ﻓﻮقِ ِاﻳﺪﻳﻬﻢ ِ ِ ِ ﻟَﻴﻳﺪاﷲ 3) Baqa’ (kekal) ُ ﺲ َﻛﻤﺜْﻠﻪ َﺷ ْﻲءٌ َوُﻫ َﻮ اﻟ ﱠﺴﻤ ُﻴﻊ اﻟْﺒَﺼﲑ َ ْ Allah akan kekal dan abadi selamanya, kekalnya Allah SWT tidak ِ ب اﻟ ﱠﺴﻤﺎو ِ اتﳌﲔَو ْاﻷ َْر ض ﻗُ ِﻞ اﻟﻠﱠﻪُ … ﻗُ ِﻞ اﻟﻠﱠﻪُ َﺧﺎﻟِ ُﻖ ُﻛ ﱢﻞ َﺷ ْﻲ ٍء berkesudahan. ﻗُإنْﻞ اَﻣﷲْﻦ َر ﱡ اﻟﻌﺎ َ َ ﻟﻐﲎ ﻋﻦ a) Dalil aqli sifat baqa’ ﻮُﻫ َاﻮﻟْﻮاﻟﻠﱠِﻪmaka Seandainya Allah tidak wajib Baqo, yakni WenangﺎرAllah َﺣﻟْ ٌَﻘﺪ ﱠﻬ ﻗَُوْﻞُﻫtidak akan ُاﺣ َُﺪأ اTiada, ُ َ َ disifati Qidam. Sedangkan Qidam tidak bisa dihilangkan dari Allah berdasarkan إن اﷲ ﻋﻠﻰ dalil yang telah lewat dalam sifat Qidam.ﻛﻞ ﺷﻴﻰ ﻗﺪ ﻳﺮ ِ ُﻫ َﻮ ْاﻷَﱠو ُل َو ْاﻵﺧ ُﺮ b) Dalil naqli sifat baqa’
ان رﺑﻚ ِْ اﳉَ َﻼ ِل َو اﻹ ْﻛَﺮِام ﻚ ْ ﳌﺎﻳﺮذُﻳﺪو َ ﻓﻌﺎلرﺑﱢ َ َُوﻳَـْﺒـ َﻘﻰ َو ْﺟﻪ Artinya : Dan tetap kekal Dzat Tuhanmu mempunyai dan ِ ِِﻤﺜْﻠkebesaran ِ ِﻤﻴﻊ اﻟْﺒyang ﻋﻠﻴﻢ ﺷﲕ وﻫﻮﺑﻜﻞ ﲑ ﺼ ﺴ ﻟ ا ﻮ ﻫ و ء ﻲ ﺷ ﻪ ﻛ ﺲ ﻴ ﻟ َ َ ﱠ َ ُ ُ َ ُ 27) َ َ ٌ ْ kemuliaan. (QS. Ar Rahman: َ ْ
ﻋﻦ اﻟﻌﺎ ﳌﲔmakhluk-Nya) إن اﷲ ﻟﻐﲎ 4) Mukhalafatuhu Lilhawadith (berbeda dengan ciptaannya/ Sifat ini menunjukkan bahwa Allah SWT berbeda dengan hasil ciptaan-Nya. َﺣ ٌﺪ ُﻞ ُﻫ َﻮ اﻟﻠﱠﻪtidak َ أsendiri ْ ُ ﻗmungkin Coba kita perhatikan tukang jahit hasil baju yang dijahit sama dengan baju yang dibuat orang lain. إن اﷲ ﻋﻠﻰ ﻛﻞ ﺷﻴﻰ ﻗﺪ ﻳﺮ a)
Dalil aqli sifat mukhalafah lil hawadits Apabila diperkirakan Allah menyamai sekalian makhluknya, niscaya Allah dalah ان رﺑﻚ ﻓﻌﺎل ﳌﺎﻳﺮﻳﺪ baru (Hadits), sedangkan Allah baru adalah mustahil
وﻫﻮﺑﻜﻞ ﺷﲕ ﻋﻠﻴﻢ
َْ ُ َ ُ ﱢ
ُ
ْ َ
َ َﱠ
َ َْ ْ
ِ وﻫﻮ اﻟْﻮ اﺣ ُﺪ اﻟْ َﻘ ﱠﻬ ُﺎر َ ََُ ُﻫ َﻮ ِْاﻷ ﱠَو ُل َو ْاﻵ ِﺧ ُﺮ ﱢ ِ ﻮل ُ ﻚ َﺟ َﻌ ْﻠﻨَﺎ ُﻛ ْﻢ أُﱠﻣﺔً َو َﺳﻄﺎً ﻟﺘَ ُﻜﻮﻧُﻮاْ ُﺷ َﻬ َﺪاء َﻋﻠَﻰ اﻟﻨﱠﺎس َوﻳَ ُﻜﻮ َن اﻟﱠﺮ ُﺳ َ َوَﻛ َﺬﻟ ِْ اﳉَ َﻼ ِل َو اﻹ ْﻛَﺮِام ْ ﻚ ذُو َوﻳَـﻋْﺒـﻠَﻴَﻘ ُﻜﻰﻢَو ْﺟﺷﻪُِﻬ َرﺑﱢ b) Dalil naqli sifat mukhalafah lil hawadits َ ًﻴﺪا َ ْ َْ ِ ِ ِ ِ ﻟَﻴﺲ َﻛ ِﻤﺜْﻠﻪ َﺷﻲء وﻫ ِﻮ ُ ﺎت اﻟوأ ﱠﺴَﻧﺰﻟْﻨﻤﺎ َ ُ ﻟَْﻘﺪَأَرﺳْﻠﻨﺎ رﺳﻠﻨﺎ ْﺑِﺎﻟٌْﺒـﻴـَﻨ ﺼﻟْﲑُِﻜﺘﺎب واﻟْ ِﻤﻴﺰان ﻟِﻴـﻘﻮم اﻟﻨﱠﺎس ﻴﻊﻣﻌاﻟْﻬﺒَﻢ ا
Samidi - Munawir - Aswaja NU Center
ُ
َ َُ َ َ َ َ َ
ُ ََُ َ َ َ
71
َ َ ْ ْ َ َ ُ ُ ََ َ ﱢ
Artinya : Tidak ada sesuatu apapun yang serupa dengan dia, dan dia-lah ( اﻟﻌﺎ ﳌﲔQS. ﻟﻐﲎ ﻋﻦ yang maha mendengar lagi maha melihat. Asyura: ﺑِإنﺎﻟْاِﻘﷲﺴ ِﻂ11)
ْ ِ ِ َﺣ ٌآﻣﺪﻨُﻮاْ ُﻛﻮﻧُﻮاْ ﻗَـ ﱠﻮ ِاﻣ ﻗﻞ ﻫﻮ اﻟﱠﻠﱠِﻪ أ ُِﺷﻬ َﺪاء ﺑsendiri) ( َوﻻَ َْﳚ ِﺮَﻣﻨﱠAllah ﺎﻟْ ِﻘ ْﺴ ِﻂberdiri 5) Qiyamuhuﻢ َ َ ﲔ ﻟﻠّﻪ َ َ ﻳﻦ ْ ُﻜBinafsihi َ ُﻳَُﺎ ْأَﻳـﱡَُﻬَﺎ اﻟﺬ Artinya bahwa Allah SWT berdiri zat sendiriٍ tanpa membutuhkan ِـﺮب ﻟitu ِ ﻳﺮاﻋdengan ِ ﺷﻴﻰﻌ ﻗﺪ ﻛﻞ أَﻻﱠ ﱠ َ ى ﻮ ﻘ ـ ﺘ ﻠ ﻗ أ ﻮ ﻫ ا ﻮ ﻟ ﺪ ا ﻮ ﻟ ﺪ ـ ﺗ ﻰitu مada ﷲ ﻗَـ ْﻮ نdengan ﻪ ﻠ اﻟ ا ﻮ ﻘ ـ ﺗ ا و ﱠ ّ ُ ُ َﻋﻠﻰ َﻋﻠ ْ ْ ْ ْ ْ ُ إنَﺷﻨَاﺂsendirinya ُ َ َ lain. Maksudnya, َ َ ُ َkeberadaan َ ُ ْ Allahْ SWT bantuan yang tidak ada yang mengadakan atau menciptakan. Contohnya, Allah ِ َﻠّﻪSWT ﻓﻌﺎل ِﲟَﺎﳌﺎﻳ ﺗَـﺮ ْﻌﻳﺪَﻤﻠُﻮ َن إِانﱠنراﻟmenciptakan ٌﺑﻚ َﺧﺒﲑ
alam semesta ini karena kehendak sendiri tanpa minta pertolongan siapapun. ﺷﲕ ﻟﱠﻴﱢﻨﺎً ﻟﱠ a) Dalil aqli sifat qiyamuhu binafsihi ﻋﻠﻴﻢَﻌﻠﱠﻪُ ﻳـَﺘَ َﺬ ﱠﻛ ُﺮ أ َْو َﳜْ َﺸﻰ ًوﻫﻮﺑﻜﻞ ﻗَـ ْﻮﻻ ُﻓَـ ُﻘ َﻮﻻ ﻟَﻪ Seadainya Allah membutuhkan dzat, niscaya Allah adalah sifat, sebab hanya وﺟﻪ رﺑﻚ وﻳﺒﻘﻰ ◌ِ sifatlah yang selalu membutuhkan dzat, sedangkan dzat selamanya tidak membutuhkan dzat lain untuk berdirinya. Dan apabila Allah “Sifat” adalah اﻳﺪﻳﻬﻢ ﻓﻮقdisifati ﻳﺪاﷲdengan sifat mustahil, sebab apabila Allah “sifat”, maka Allah tidak akan Ma’ani dan Ma’nawiyah, sedangkan sifat tersebut adalah termasuk sifat-sifat yang ِ ﱠﺴﻤﺎوBerarti ِ َو ْاﻷ َْرtertentu. ات ب اﻟ ﻗُ ْﻞ َﻣAllah tidak ْﻲ ٍءwajib ُﻛ ﱢﻞ َﺷbagi اﻟﻠﱠﻪُ َﺧberdasarkan ﺎﻟِ ُﻖAllah اﻟﻠﱠﻪُ … ﻗُ ِﻞdalil-dalil ض ﻗُ ِﻞ ﻦ َر ﱡapabila ْ َ َ disifati dengan sifat Ma’ani dan Ma’nawiyah adalah salah (Bathil), dan batal pula sesuatu yang mengakibatkannya, yaitu butuhnya Allah kepada Apabila batal ِ اﻟْﻮdzat. ﺎر ﻬ ﻘ ﻟ ا ﺪ اﺣ ﻮ ﻫ و ْ ﱠ َ ُ َ dari dzat. َ َ ُAllah butuhnya Allah kepada dzat maka tetap maha kayaُ (istighna)nya Seandainya Allah membutuhkan sang pencipta, niscaya Allah baru (Hadats), ُﻫ َﻮ ْاﻷ ﱠَو ُلdzat qodim َو ْاﻵ ِﺧsedangkan sebab yang membutuhkan pencipta hanyalah yang ُﺮbaru tidak membutuhkannya. Dan mustahil Allah Hadits, karena segala sesuatu yang ِاﻹ ْﻛﺮ ِْ اﳉَ َﻼ ِل َو ام ﻚ ذُو َو ْﺟﻪُ َرﺑkelanjutannya َوﻳَـْﺒـ َﻘﻰ ْ َ ﱢyang hadits harus membutuhkan sang َpencipta (mujid) akan mengakibatkan daur atau tasalul. ِ ﻟَﻴﺲ َﻛ ِﻤﺜْﻠِ ِﻪ َﺷﻲء وﻫﻮ اﻟ ﱠﺴ ِﻤﻴﻊ اﻟْﺒ ﺼﲑ َ ُ ُ ََُ ٌ ْ َ ْ b) Dalil naqli sifat qiamuhu binafsihi
إن اﷲ ﻟﻐﲎ ﻋﻦ اﻟﻌﺎ ﳌﲔ Artinya : Sesungguhnya Allah benar-benar maha kaya (tidak memerlukan ﱠ ﺪ َﺣ أ ﻪ ﻠ اﻟ ﻮ ٌ ُ َ sesuatu) dari alam semesta. (QS. Al Ankabut:6) َ ﻗُ ْﻞ ُﻫ
إن اﷲ ﻋﻠﻰ ﻛﻞ ﺷﻴﻰ ﻗﺪ ﻳﺮ
6) Wahdaniyyah (tunggal/Esa) Artinya adalah bahwa Allah SWT adalah Tuhan Yang Maha Esa., baik itu ان رﺑﻚ ﻓﻌﺎل ﳌﺎﻳﺮﻳﺪ Esa zat-Nya, sifat-Nya, maupun perbuatannya. Esa zat-Nya maksudnya zat Allah SWT itu bukanlah hasil dari penjumlahan dan perkiraan atau penyatuan satu وﻫﻮﺑﻜﻞ ﺷﲕ ﻋﻠﻴﻢ unsur dengan unsur yang lain menjadi satu. Berbeda dengan makhluk, makhluk
ِ ﻟﻚﻪ ﻗَـﺟ َﻌﻮ ْﻠﻻﻨَﺎﻟﱠُﻴﻛﻨْﺎﻢ ﻟﱠأُﻌﱠﻣﻠﱠﺔًﻪ َوﻳـﺘَﺳﺬﻄﱠﻛﺎًﺮ ﻟﱢﺘأََوُﻜﻮﻧُﳜﻮاْﺸ ُﻰﺷ َﻬ َﺪاء َﻋﻠَﻰ اﻟﻨ ﻮل وﻛ َﺬ ُ ﱠﺎس َوﻳَ ُﻜﻮ َن اﻟﱠﺮ ُﺳ َ ْ َ ْ ُ َ ََ ُ َ ً ﻓَـَُﻘ َﻮﻻ َﻟَ ُ َ ْ ً ﱢ وﻳﺒﻘﻰ َﺷ ِﻬ ِ◌َﻋﻠَْﻴ ُﻜ ْﻢ وﺟﻪﻴﺪاًرﺑﻚ 72
ِ ِ ِ ْﻟََﻘ ْﺪ أَرﺳ ْﻠﻨَﺎ رﺳﻠَﻨَﺎ ﺑِﺎﻟ ِ ﺎت وأَﻧﺰﻟْﻨَﺎ ﻣﻌﻬﻢ ا ﱠﺎس َ ﺎب َواﻟْﻤ َﻴﺰا َن ﻟﻴَـ ُﻘ َ َﻟْﻜﺘSHAHIH ْ ُ ُ 1, َJanuari ُ ﻮم اﻟﻨ – Juni 2016 ُ ُ َ َ َ - َVol. 1,َﺒَـﻴﱢـﻨNomor
ﻳﺪاﷲ ﻓﻮق اﻳﺪﻳﻬﻢ ﺑِﺎﻟْ ِﻘ ْﺴ ِﻂ diciptakan manusia, tulang, daging, kulit ِ اﻟ ﱠﺴﻤﺎوada ِ ِ ات َو ْاﻷ َْر ب ر ﻗُ ْﻞَ َﻣ ْﻦ َﺷ ْﻲ ٍءdari ِ ُﻛ ﱢﻞberbagai اﻟﻠﱠِﻪُ َﺧﺎﻟِ ُﻖunsur, … ِﻗُ ِِﻞseperti ِِﻞِ اﻟﻠﱠﻪwujudnya ضﻗ ﱡ ُ ِ ُ َ ﱠ َ َ dan seterusnya. sifat-sifat kesempurnaan َْﳚﺮَﻣﻨﱠ ُﻜ ْﻢEsa اء ﺑﺎﻟْﻘ ْﺴﻂartinya ﻟﻠّﻪ ُﺷ َﻬ َﺪsemua ﲔ اﻣ ﻮ ـ ﻗ ا ﻮ ﻧ ﻮ ﻛ ا ﻮ ﻨ آﻣ ﻳﻦ ﺬ ﻟ ا ْ ْ َ َوﻻsifat-Nya ُ َ ﱠ ُ ُ َ َ َ ﻳَﺎ أﻳـﱡ َﻬﺎbagi Allah SWT tidak sama dengan sifat-sifat pada makhluk-Nya, seperti marah, malas, dan ٍِوﺷﻫﻨﺂﻮ ُناﻟْ ﻗَـﻮﻮ ُﻫ َﻮ أَﻗْـَﺮAllah َﻋاﻠَﻟْ َﻘﻰﱠﻬأَ ُﺎرﻻﱠ ﺗsesuatu اﺣم ُﺪ ْ ْاﻋ ِﺪﻟُﻮاSWT َْـ ْﻌ ِﺪﻟُﻮاberbuat ْب ﻟِﻠﺘﱠـ ْﻘ َﻮى َواﺗﱠـ ُﻘﻮا sombong. Esa َاﻟﻠّﻪperbuatan-Nya ُberarti ََُ dicampuri ْ َ ََtidak oleh perbuatan makhluk apapun dan tanpa membutuhkan َﺧﺒِﲑٌ ِِﲟَﺎ ﺗَـ ْﻌ َﻤﻠُﻮ َنproses إِ ﱠن اﻟﻠّﻪatau tenggang َ waktu. Allah SWT berbuat karena kehendak-Nya sendiri ُﻫ َﻮmenyuruh ﺧ ُﺮtanpa و ُل َو ْاﻵada ْاﻷَﱠyang dan melarang. ﻓَـ ُﻘ َﻮﻻ ﻟَﻪُ ﻗَـ ْﻮﻻً ﻟﱠﻴﱢﻨﺎً ﻟﱠ َﻌﻠﱠﻪُ ﻳـَﺘَ َﺬ ﱠِﻛ ُﺮ أ َْوِ َﳜْ َِﺸﻰ اﳉَ َﻼل َو ْاﻹ ْﻛَﺮام ْ ﻚ ذُو َ َوﻳَـْﺒـ َﻘﻰ َو ْﺟﻪُ َرﺑﱢ a) Dalil aqli sifat wahdaniyyah ِ وﺟﻪ ر وﻳﺒﻘﻰ Seandainya Allah ta’addud (tidakِ tunggal) maka ﺑﻚ tidak akan ada◌ciptaan-Nya, ِ ِ ِ ِ ُ ﺲ َﻛﻤﺜْﻠﻪ َﺷ ْﻲءٌ َوُﻫ َﻮ اﻟ ﱠﺴﻤ ُﻴﻊ اﻟْﺒَﺼﲑ َ ﻟَْﻴ karena apabila Allah ada dua tentu mereka akan berbagi pendapat, dan itu mustahil. Maka tidak mungkin Allah ta’addud. ﻳﺪاﷲ ﻓﻮق اﻳﺪﻳﻬﻢ إن اﷲ ﻟﻐﲎ ﻋﻦ اﻟﻌﺎ ﳌﲔ b) Dalil naqli sifat wahdaniyyah
ِ ب أاﻟَﺣ ﱠﺴٌﺪﻤﺎو ِ ات َو ْاﻷ َْر ض ﻗُ ِﻞ اﻟﻠﱠﻪُ … ﻗُ ِﻞ اﻟﻠﱠﻪُ َﺧﺎﻟِ ُﻖ ُﻛ ﱢﻞ َﺷ ْﻲ ٍء َ َ َ ُﻗُ ْﻞ َﻣُﻫ َْﻮﻦ َاﻟرﻠﱠﻪﱡ
Artinya : Katakanlah: “Dia-lah Allah, yang Maha ﻗﺪ ﻳﺮ ﺷﻴﻰEsa.(ﻛﻞQS. ﻋﻠﻰAlﷲIkhlas: إن ا1)
ِ وﻫﻮ اﻟْﻮ اﺣ ُﺪ اﻟْ َﻘ ﱠﻬ ُﺎر َ ََُ 7) Qudrat (berkuasa) ﳌﺎﻳﺮﺮﻳﺪ ﻓﻌﺎل ﺑﻚ ﻫانﻮ رada batasnya Kekuasaan Allah SWT, atas segala sesuatu itu mutlak, tidak ِ اﻵ ل و ﺧ و اﻷ َ ْ ْ ُ ﱠ َ maupun َ ُ terhadap ُ sendiri dan tidak ada yang membatasi, baik terhadap zat-Nya ﻋﻠﻴﻢ ﺷﲕ ووﻫﻮﺑﻜﻞada yang ِ اﳉ َﻼ ِْ ل َوmanusia ﻚ اﻹ ْﻛَﺮِام makhluk-Nya. Berbeda dengan kekuasaan َْ ذُوada َ َرﺑﱢbatasnya ُﻳَـْﺒـ َﻘﻰ َو ْﺟﻪdan َ membatasi. ِِ ِ ِ ِ a) Dalil aqli sifat qudrot ُ ﺲ َﻛﻤﺜْﻠﻪ َﺷ ْﻲءٌ َوُﻫ َﻮ اﻟ ﱠﺴﻤ ُﻴﻊ اﻟْﺒَﺼﲑ َ ﻟَْﻴ Dalilnya adalah adanya alam semesta. Proses penyusunan dalilnya, jika Allah ﻋﻦ اﻟﻌﺎdanﻟﻐﲎapabila إن اﷲAllah lemah tidak berkemampuan niscaya Allah lemah ﳌﲔ (‘Ajzun), maka tidak akan mampu menciptakan makhluk barang sedikitpun. َﺣ ٌﺪ b) Dalil naqli sifat qudrot َ ﻗُ ْﻞ ُﻫ َﻮ اﻟﻠﱠﻪُ أ
إن اﷲ ﻋﻠﻰ ﻛﻞ ﺷﻴﻰ ﻗﺪ ﻳﺮ
Artinya : Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu. (QS. Alان رﺑﻚ ﻓﻌﺎل ﳌﺎﻳﺮﻳﺪ Baqarah:20)
وﻫﻮﺑﻜﻞ ﺷﲕ ﻋﻠﻴﻢ
8) Iradah (berkehendak) Allah SWT menciptakan alam beserta isinya atas kehendak-Nya sendiri, tanpa ada paksaan dari pihak lain atau campur tangan dari siapapun. Apapun yang Allah SWT kehendaki pasti terjadi, begitu juga setiap sesuatu yang Allah SWT tidak menghendaki pasti tidak akan terjadi. Manusia mempunyai keinginan, tetapi keinginan itu kandas di tengah jalan. Apabila manusia berkeinginan tanpa
ِ ب اﻟ ﱠﺴﻤﺎو ِ ات َو ْاﻷ َْر ض ﻗُ ِﻞ اﻟﻠﱠﻪُ … ﻗُ ِﻞ اﻟﻠﱠﻪُ َﺧﺎﻟِ ُﻖ ُﻛ ﱢﻞ َﺷ ْﻲ ٍء َ َ ﻗُ ْﻞ َﻣ ْﻦ َر ﱡ Samidi - Munawir - Aswaja NU Center
ِ وﻫﻮ اﻟْﻮ اﺣ ُﺪ اﻟْ َﻘ ﱠﻬ ُﺎر َ ََُ
73
disertai dengan kehendak Allah SWT. Pasti keinginan tidak terwujud. Hal ِ ْاﻵitu ل ُﻫ َﻮ ْاﻷ ﱠَوAllah SWT ﺮ ﺧ و ُ ُ َsedangkan ini menunjukkan bahwa manusia memiliki keterbatasan, memiliki kehendak yang tidak ام terbatas. atau ِاﻹ ْﻛﺮ ِْ ِل َوJadi اﳉَ َﻼ ﻚ ذُو ْﺒـ َﻘﻰ َو ْﺟﻪkehendak َوﻳَـ ْ berbeda َرﺑﱢdengan َ ُ َ kemauan manusia. ِ ﻟَﻴﺲ َﻛ ِﻤﺜْﻠِ ِﻪ َﺷﻲء وﻫﻮ اﻟ ﱠﺴ ِﻤﻴﻊ اﻟْﺒ a) Dalil aqli sifat irodat ﺼﲑ َ ُ ُ ََُ ٌ ْ َ ْ Dalilnya adalah adanya alam semesta. Proses penyusunan dalil, seandainya allah tidak bersifat berkehendak, niscaya bersifat terpaksa (karohah), dan Allah إن اﷲ ﻟﻐﲎ ﻋﻦ اﻟﻌﺎ ﳌﲔ bersifat terpaksa adalah mustahil karena tidak akan disifati qudrot. Akan tetapi tidak disifatinya Allah dengan sifat qudrot adalah mustahil, ﱠsebab akan berakibat َﺣ ٌﺪ ُ ﻗُ ْﻞtidak akan َ ﻫ َﻮ اﻟﻠﻪُ أkarena lemahnya Allah, sedangkan lemahnya Allah adalah mustahil, mampu membuat makhluk barang sedikitpun. إن اﷲ ﻋﻠﻰ ﻛﻞ ﺷﻴﻰ ﻗﺪ ﻳﺮ b) Dalil naqli sifat irodat
ان رﺑﻚ ﻓﻌﺎل ﳌﺎﻳﺮﻳﺪ Artinya : Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pelaksana apa yang dia ﻋﻠﻴﻢterhadap وﻫﻮﺑﻜﻞ ﺷﲕ kehendaki. (QS. Hud:107) 9) Ilmu (mengetahui) Artinya Allah SWT memiliki pengetahuan atau kepandaian yang sangat sempurna, artinya ilmu Allah SWT itu tidak terbatas dan tidak pula dibatasi. Allah SWT mengetahui segala sesuatu yang ada di alam semesta, baik yang tampak maupun yang gaib. Bahkan, apa yang dirahasiakan di dalam hati manusia sekalipun. Bukti kesempurnaan ilmu Allah SWT, ibarat air laut menjadi tinta untuk menulis kalimat-kalimat Allah SWT, tidak akan habis kalimat-kalimat tersebut meskipun mendatangkan tambahan air yang banyak seperti semula. Kita sering kagum atas kecerdasan dan ilmu yang dimiliki orang-orang pintar di dunia ini. Kita juga takjub akan indahnya karya dan canggihnya tekhnologi yang diciptakan manusia. Sadarkah kita bahwa ilmu tersebut hanyalah sebagian kecil saja yang diberikan Allah SWT kepada kita. a) Dalil aqli sifat ilmu Dalilnya adalah adanya alam semesta. Proses penyusunan dalil, seandainya Allah tak berilmu niscaya tidak akan berkehendak, sedangkan allah tidak berkehendak adalah mustahil, karena tidak akan disifati qudrot, akan tetapi Allah tidak disifati dengan qudrot adalah mustahil, sebab akan berakibat lemahnya Allah. Sedangkan lemahnya Allah adalah mustahil, karena tidak akan mampu membuat barang makhluk sedikitpun.
إن اﷲ ﻟﻐﲎ ﻋﻦ اﻟﻌﺎ ﳌﲔ َﺣ ٌﺪ َ ﻗُ ْﻞ ُﻫ َﻮ اﻟﻠﱠﻪُ أ
ﻗﺪ ﻳﺮ ﺷﻴﻰ ﻋﻠﻰ ﻛﻞ1, ﷲ – إن اJuni 2016 SHAHIH - Vol. 1, Nomor Januari
74
b)
Dalil Naqli sifat Ilmu
ان رﺑﻚ ﻓﻌﺎل ﳌﺎﻳﺮﻳﺪ وﻫﻮﺑﻜﻞ ﺷﲕ ﻋﻠﻴﻢ
Artinya : Dan dia maha mengetahui segala sesuatu. (QS. Al Hadid:3) 10) Hayat (hidup) Artinya hidupnya Allah tidak ada yang menghidupkannya. Melainkan hidup dengan zat-Nya sendiri, karena Allah Maha Sempurna. Berbeda dengan makhluk yang diciptakan-Nya. Contohnya: Manusia ada yang menghidupkan. Selain itu, mereka juga membutuhkan makanan, minuman, istirahat, tidur, dan sebagainya. Akan tetapi, hidupnya Allah SWT tidak membutuhkan semua itu. Allah SWT hidup selama-lamanya, tidak mengalami kematian bahkan mengantuk pun tidak. a)
Dalil aqli sifat hayat Dalilnya adanya alam semesta. Proses penyusunan dalil, seandainya Allah tidak hidup maka tidak akan disifati Qudrot, akan tetapi Allah tidak disifati dengan Qudrot adalah mustahil, sebab akan berakibat lemahnya Allah, sedangkan lemahnya Allah adalah mustahil, karena tidak akan mampu membuat alam semesta.
b)
Dalil naqli sifat hayat
وﺗﻮ ﻛﻞ ﻋﻠﻰ اﳊﻰ اﻟﺬ ى ﻻﳝﻮ ت Artinya : Dan bertakwalah kepada Allah yang hidup mati. (QS. ِ ﺒyang ِtidak ﲑ ﺼ ﻟ ا ﻴﻊ ﻤ ﺴ اﻟ ﻮ ﻫ و ْ ﱠ ُ َ ُ َ ُ َ Al-Furqon:58) ِ وﻫﻮ اﻟ ﱠﺴ ِﻤﻴﻊ اﻟْﺒ ﺼﲑ َ ُ ُ ََُ 11) Sama’ (mendengar) ِﻰ ﺗَ ْﻜﻠdiﻮﺳalam ﻴﻤﺎ َوَﻛﻠﱠ َﻢini. Tidak Allah SWT mendengar setiap suara yang َ اﻟﻠﱠﻪُ ُﻣsemesta ً ada ada suara yang terlepas dari pendengaran Allah SWT walaupun suara itu lemah dan pelan. Seperti suara bisikan hati dan ﻳﺮ jiwa ﻗﺪmanusia. ﻛﻞ ﺷﻴﻰPendengaran إن اﷲ ﻋﻠﻰAllah SWT berbeda dengan pendengaran makhluk-Nya, karena tidak terhalang oleh suatu apapun, sedangkan pendengaran makhluk-Nya dibatasi ruang dan waktu. Sesuai ﻓﻌﺎل ﳌﺎﻳﺮ وﺗﻮرﺑﻚ ان اﳊﻰﻳﺪاﻟﺬ ى ﻻﳝﻮ ت ﻛﻞ ﻋﻠﻰ dengan ayat Al Qur’an, yaitu :
ِ ٍ َِِووﻫْاﻋﻠﻮَ ُﻤاﻟﻮا ﱠﺴأَِﻤﱠنﻴﻊاﻟﻠﱠاﻟْﻪَﺒ ﺑ ﻴﻢ ٌ ﺼُﻜﲑُﱢﻞ َﺷ ْﻲء َﻋﻠ َ ُ ََُ Artinya : Dan Allah-lah Yang MahaتMendengar ِMaha ِ ( وﺗﻮ ﻛﻞQS اﻟﺬ ى ﻻﳝﻮlagi اﳊﻰ ﻤﻋﻠﻰMengetahui ُ َوُﻫ َﻮ اﻟ ﱠﺴ ُﻴﻊ اﻟْﺒَﺼﲑ Al Maidah :76) ِ وﻛﻫﻠﱠﻮﻢ اﻟاﻟﻠﱠﺴﻪِﻤﻣﻴﻊ اﻟْﺒ ِ ﺼﲑ ﻴﻤﺎ َ ُ ُ ُ َ َ َُ ََ ً ﻮﺳ َﻰ ﺗَ ُْﻜﻠ ِﻛﻞ ِ َوُﻫ ﺼﲑُﺷﻴﻰ ﻗﺪ ﻳﺮ ﻋﻠﻰ َﻴﻊ اﻟْﺒ ُ إن َﻮا اﻟﷲ ﱠﺴﻤ ان رﺑﻚ ﻓﻌﺎل ﳌﺎﻳﺮﻳﺪ
Samidi - Munawir - Aswaja NU Center
75
12) Bashar (melihat) Allah SWT melihat segala sesuatu yang ada di alam semesta ini. Penglihatan Allah bersifat mutlak, artinya tidak dibatasi oleh jarak (jauh atau dekat) dan tidak dapat dihalangi oleh dinding (tipis atau tebal). Segala sesuatu yang ada di alam semesta ini, kecil maupun besar, tampak atau tidak tampak, pasti semuanya terlihat تQur’an ى ﻻﳝﻮyaitu اﳊﻰ اﻟﺬ وﺗﻮ ﻛﻞ ﻋﻠﻰ oleh Allah SWT. Sesuai dengan ayat Al :
ِ ِ ُ َوُﻫ َﻮ اﻟ ﱠﺴﻤ ُﻴﻊ اﻟْﺒَﺼﲑ Artinya : Dan Allah-lah Yang Maha Mendengar lagi (QS ِMaha ﻤMengetahui ِ ُ َوُﻫ َﻮ اﻟ ﱠﺴ ُﻴﻊ اﻟْﺒَﺼﲑ Al Maidah :76) ِوَﻛﻠﱠﻢ اﻟﻠﱠﻪ ﻣﻮﺳﻰ ﺗَ ْﻜﻠ ﻴﻤﺎ َ ُ ُ kita ً َ selalu َ berhatiDengan memahami sifat bashar Allah SWT hendaknya
hati dalam berbuat. Mungkin kita bisa berbohong kepada manusia, seperti orang
ﻗﺪ ﻳﺮakan ﺷﻴﻰbisa ﻛﻞberbohong إن اﷲ ﻋﻠﻰkepada Allah tua, guru, atau teman. Akan tetapi kita tidak SWT. ان رﺑﻚ ﻓﻌﺎل ﳌﺎﻳﺮﻳﺪ
13) Kalam (berbicara/berfirman) ِواﻋﻠَﻤﻮا أَ ﱠن اﻟﻠﱠﻪ ﺑِ ُﻜﻞ ﺷﻲ ٍء ﻋﻠ ﻴﻢ ﱢberfirman ْ َ kitab-Nya َ ْ َSWT َ Allah SWT bersifat kalam artinya ٌ Allah ُ dalam yang diturunkan kepada para nabi dan rasul-Nya. Pembicaraan Allah SWT tentu وﺗﻮ ﻛﻞ ﻋﻠﻰ اﳊﻰ اﻟﺬ ى ﻻﳝﻮ ت tidak sama dengan pembicaraan manusia karena Allah SWT tidak berorgan (panca ِ ِﻤﻴﻊ اﻟْﺒAllah indra), seperti lidah dan mulut yang dimiliki oleh ﲑ manusia. ﺼ َوberbicara َ ُ ُﻫ َﻮ اﻟ ﱠﺴSWT ُ tanpa menggunakan alat bantu yang sebab تberbentuk اﻟﺬ ى ﻻﳝﻮapapun, ﻋﻠﻰ اﳊﻰ ﻛﻞsifat وﺗﻮkalam Allah SWT sangat sempurna. Sebagai bukti bahwa adanya SWT berupa ِِ ﺒwahyu ِ ﱠﺴAllah ﺼﲑﲑ ﻟ ا ﻴﻊ ﻤ اﻟ ﻮ ﻫ و ْ ِ ُ َ ُ َ ُ َ اﻟ ﱠﺴkitab-kitab َوُﻫ َﻮ ْﻴﻊ اﻟ Al Qur’an yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Allah ُ ﻤdan ُ ﺒَﺼSAW yang diturunkan kepada para rasul sebelum Nabi Muhammad SAW. Sesuai dengan ِ ِ ُ َوُﻫ َﻮ اﻟ ﱠﺴﻤ ُﻴﻊ اﻟْﺒَﺼﲑ ayat Al Qur’an yaitu :
ِ ﻴﻤﺎ َ َوَﻛﻠﱠ َﻢ اﻟﻠﱠﻪُ ُﻣ ً ﻮﺳﻰ ﺗَ ْﻜﻠ
Artinya : “Dan Allah berkata kepada Musa dengan satu perkataan yang jelas” (QS An-Nisa’ :164) إن اﷲ ﻋﻠﻰ ﻛﻞ ﺷﻴﻰ ﻗﺪ ﻳﺮ Oleh karena itu kita sebagai hamba Allah SWT hendaknya membiasakan diri ﺑﻚ ﻓﻌﺎل ﳌﺎﻳ ان رmulia, seperti mengucapkan kalimat-kalimat tayyibah, artinyaﺮﻳﺪkata-kata yang ketika kita berbuat salah, maka segeralah membaca istighfar.
ِ ٍ ِ ﻴﻢ ٌ َو ْاﻋﻠَ ُﻤﻮا أَ ﱠن اﻟﻠﱠﻪَ ﺑ ُﻜ ﱢﻞ َﺷ ْﻲء َﻋﻠ 14) Kaunuhu qadiron وﺗﻮ ﻛﻞ ﻋﻠﻰ اﳊﻰ اﻟﺬ ى ﻻﳝﻮ ت Yaitu keadaan Allah Ta’ala yang berkuasa mengadakan dan meniadakan. ِ ِ Sesuai dengan ayat Al Qur’an yaitu : ُ َوُﻫ َﻮ اﻟ ﱠﺴﻤ ُﻴﻊ اﻟْﺒَﺼﲑ ِ ِ ُ َوُﻫ َﻮ اﻟ ﱠﺴﻤ ُﻴﻊ اﻟْﺒَﺼﲑ
76
ِ ِ ُ َوُﻫ َﻮ اﻟ ﱠﺴﻤ ُﻴﻊ اﻟْﺒَﺼﲑ ِ ِ ُ َوُﻫ َﻮ اﻟ ﱠﺴﻤ ُﻴﻊ اﻟْﺒَﺼﲑ
Vol. 1, Nomor 1, Januari – Juni 2016 تSHAHIH ى ﻻﳝﻮ-اﻟﺬ ﻋﻠﻰ ﻛﻞ وﺗﻮ ِاﳊﻰﻠ ﱠ ﻴﻤﺎ ﻜ ﺗ ﻰ ﻮﺳ ﻣ ﻪ ﻠ اﻟ ﻢ ْ َ ُ َ ُ َ َوَﻛﻠﱠ ً ِ وﻫﻮ اﻟ ﱠﺴ ِﻤﻴﻊ اﻟْﺒ ﺼﲑ َ ُ ُ ََُ إن اﷲ ﻋﻠﻰ ﻛﻞ ﺷﻴﻰ ﻗﺪ ﻳﺮ ِ وﻫﻮ اﻟ ﱠﺴ ِﻤﻴﻊ اﻟْﺒ ﺼﲑ َُ َ ُ (QS.َ Al-Baqarah ُ Artinya : Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu. :20) ﻳﺪ ﺮ ﳌﺎﻳ ﻓﻌﺎل ﺑﻚ ر ان ِ ﻴﻤﺎ ﻮﺳﻰ ﺗَ ْﻜﻠ َوَﻛﻠﱠ َﻢ اﻟﻠﱠﻪُ ُﻣ َ ً 15) Kaunuhu muridan ِ ٍ
و ْاﻋﻠَﻤﻮا أَ ﱠن اﻟﻠﱠﻪ ﺑِ ُﻜ ﱢﻞ َﺷﻲء ﻋﻠﻴﻢ
َ ْ َdan menentukan ُ َ tiap-tiap Yaitu keadaan Allah Ta’ala yangٌ menghendaki sesuatu, Ia berkehendak atas nasib dengan ayat Al ت ﻻﳝﻮ ى اﳊﻰ ﻛﻞ تdan ﻻﳝﻮtakdir اﻟﺬ ى اﻟﺬmanusia. ﻋﻠﻰ اﳊﻰ ﻋﻠﻰSesuai وﺗﻮ ﻛﻞ وﺗﻮ Qur’an yaitu :
إن اﷲ ﻋﻠﻰ ﻛﻞ ﺷﻴﻰ ﻗﺪ ﻳﺮ ِ
ِ
ِ َﻓﻌﺎلﺒﺒ ﺴ َووُﻫﻫ ْﻴﻊ اﻟ ﺼ انََﻮﻮراﻟاﻟ ﱠﱠﺴ ﺼﳌﺎﻳﲑﲑُُﺮﻳﺪ ُُ ﺑﻚ ِﻤﻤ َُ َْﻴﻊ اﻟ
Artinya : Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pelaksana terhadap ﺼ ﻴﻊ ﺴ ِِﻤ َووُﻫﻫ َﻮﻮ اﻟاﻟ ﱠﱠﺴapa yang dia ِِ َﻴﻊ ااﻟﻟْْﺒﺒ ﻤ ُ ُُﺼﲑﲑ kehendaki. (QS. Hud:107) َ ُ ََُ
ِ ٍ ِ ﻴﻢ ٌ َو ْاﻋﻠَ ُﻤﻮا أَ ﱠن اﻟﻠﱠﻪَ ﺑ ُﻜ ﱢﻞ َﺷ ْﻲء َﻋﻠ ِوَﻛﻠﱠﻢ اﻟﻠﱠﻪ ﻣﻮﺳﻰ ﺗَ ْﻜﻠ ﻴﻤﺎ ت ﻻﳝﻮ ى اﻟﺬ ﻋﻠﻰ اﳊﻰ َ ُ َُوﺗﻮَ ﻛﻞ ً 16) Kaunuhu ‘aliman ﻻﳝﻮmengetahui ﺼﲑاﻟﺬ ى ﻋﻠﻰ وﺗﻮ Yaitu keadaan Allah Ta’alaتyang akan tiap-tiap ِاﳊﻰ ِ ﻛﻞﱠﺴ ﺒ ﻟ ا ﻴﻊ ﻤ اﻟ ﻮ َوإنُﻫsesuatu, ْ ﺷﻴﻰ ﻗﺪ ﻳﺮ ﻛﻞ ﻋﻠﻰ ﷲ ا َ ُ ُ َ mengetahui segala hal yang telah terjadi maupun yang belum terjadi, Allah pun ِ
ِ
ﻴﻊ اﻟْﺒَﺼ ُﻫ َﻮ اﻟ ﱠﺴﻤayat َوAl Qur’an dapat mengetahui isi hati dan pikiran manusia.ُﲑSesuai ُ dengan ان رﺑﻚ ِﻓﻌﺎل ﳌﺎﻳِﺮﻳﺪ yaitu :
ِ َوُﻫ َﻮ اﻟ ﱠﺴ ِﻤ ُ ﻴﻊ ُﻴﻊاﻟْاﺒَﻟْﺒَﺼﺼﲑُﲑ ُ َوُﻫ َﻮ اﻟ ﱠﺴﻤ
ِواﻋﻠَﻤﻮا أَ ﱠن اﻟﻠﱠﻪ ﺑِ ُﻜﻞ ﺷﻲ ٍء ﻋﻠ ﻴﻢ ٌ َ ْ َوَﻛ ْﻠﱠﻢُ اﻟﻠﱠﻪ ﻣﻮﺳَﻰ ﺗَ ْﻜﱢﻠِﻴﻤَﺎ ُ ُ َ َ segala ً Maha َ mengetahui Artinya : Dan ketahuilah bahwasanya Allah وﺗﻮ ﻛﻞ ﻋﻠﻰ اﳊﻰ اﻟﺬ ى ﻻﳝﻮ ت sesuatu. (QS. Al Baqoroh : 231) ﻻﳝﻮ ت اﳊﻰﷲ اﻟﺬ ﺷﻴﻰ ﻗﺪ ﻳﺮ ﻋﻠﻰىﻛﻞ وﺗﻮ ﻛﻞ ﻋﻠﻰإن ا ِ ِ ﻴﻊ اﻟْﺒَﺼﲑ ِ َوُﻫ َﻮِ اﻟ ﱠﺴﻤ ُ ُ 17) Kaunuhu hayyan ُ َوُﻫ َﻮ اﻟ ﱠﺴﻤ ُﻴﻊ اﻟْﺒَﺼﲑ Yaitu keadaan Allah Ta’ala yang hidup, Allah Dzat Allah ﺮﻳﺪadalah رyang انhidup, ِﻓﻌﺎلاﻟْﺒﳌﺎﻳ ِ ﺑﻚﱠﺴ ِ ِ ﲑ ﺼ ﻴﻊ ﻤ اﻟ ﻮ ﻫ و ﲑ ﺼ ﺒ ﻟ ا ﻴﻊ ﻤ ﺴ اﻟ َوُﻫ َﻮ َ ُ lengah. َ ُ ﱠdengan َ َُْSesuai tidak akan pernah mati, tidak akan pernah tidurُataupun ُ ِ ٍ ِ ﻴﻢ ayat Al Qur’an yaitu : ٌ ﻮﺳو ْاﻋﻰﻠَ ﺗُﻤ ْﻜﻮاﻠِ أَﻴﻤﱠنﺎ اﻟﻠﱠﻪَ ﺑ ُﻜ ﱢﻞ َﺷ ْﻲء َﻋﻠ َ ً َ َ َوَﻛﻠﱠ َﻢ اﻟﻠﱠﻪُ ُﻣ وﺗﻮ ﻛﻞ ﻋﻠﻰ اﳊﻰ اﻟﺬ ى ﻻﳝﻮ ت إن اﷲ ِﺒﻳﺮyang ِtidak Artinya : Dan bertakwalah kepada Allah yang hidup (QS. ﺼﲑ ﺷﻴﻰﻤ ﻛﻞ اﻟ ﱠﺴ َﻮmati. ﻋﻠﻰ َوُﻫ ْﻴﻊﻗﺪاﻟ َ ُ ُ Al-Furqon:58) ِ ِ ان رﺑﻚ ﻓﻌﺎل ﳌﺎﻳﺮﻳﺪ 18) Kaunuhu sami’an ُ َوُﻫ َﻮ اﻟ ﱠﺴﻤ ُﻴﻊ اﻟْﺒَﺼﲑ ِ ٍ ﻜﻞ ﺷﻲselalu ِ و ْاﻋﻠَﻤﻮا أَ ﱠن ﱠ ﻴﻢ Yaitu keadaan Allah Ta’ala yang mendengar, ٌ ء َﻋﻠAllah ُ َ ْ َ اﻟﻠﻪَ ﺑ ُ ﱢmendengar pembicaraan manusia, permintaan atau doa hamba-Nya. Sesuai dengan ayat Al وﺗﻮ ﻛﻞ ﻋﻠﻰ اﳊﻰ اﻟﺬ ى ﻻﳝﻮ ت Qur’an, yaitu : ِ ِ ُ َوُﻫ َﻮ اﻟ ﱠﺴﻤ ُﻴﻊ اﻟْﺒَﺼﲑ ِ ِ ُ َوُﻫ َﻮ اﻟ ﱠﺴﻤ ُﻴﻊ اﻟْﺒَﺼﲑ
Samidi - Munawir - Aswaja NU Center
ِ ِ ُ َوُﻫ َﻮ اﻟ ﱠﺴﻤ ُﻴﻊ اﻟْﺒَﺼﲑ ِ ِ ُ َوُﻫ َﻮ اﻟ ﱠﺴﻤ ُﻴﻊ اﻟْﺒَﺼﲑ
ِوَﻛﻠﱠﻢ اﻟﻠﱠﻪ ﻣﻮﺳﻰ ﺗَ ْﻜﻠ77 ﻴﻤﺎ َ ُُ َ َ ً
ﺷﻴﻰ ﻗﺪ (ﻋﻠﻰ ﻛﻞQSاﷲ Artinya : Dan Allah-lah Yang Maha Mendengar lagi ﻳﺮ Maha Mengetahui Al Maidah :76)
إن
ان رﺑﻚ ﻓﻌﺎل ﳌﺎﻳﺮﻳﺪ
19) Kaunuhu basiron ٍِء ﻋﻠtiap-tiap َو ْاﻋﻠَ ُﻤﻮا Yaitu keadaan Allah Ta’ala yang melihat ﻴﻢ َ ﺑِ ُﻜ ﱢﻞ َﺷ ْﻲyang َأَ ﱠن اﻟﻠﱠﻪmaujudat ٌakan (benda yang ada). Allah selalu melihat gerak-gerik kita. Oleh karena itu, ﻻﳝﻮ ت ﻋﻠﻰ اﳊﻰ hendaknya kita selalu berbuat baik. Sesuai dengan ayatى Alاﻟﺬ Qur’an, yaituﻛﻞ : وﺗﻮ
ِ ِ ُ َوُﻫ َﻮ اﻟ ﱠﺴﻤ ُﻴﻊ اﻟْﺒَﺼﲑ
Artinya : Dan Allah-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui (QS ِ اﻟ ﱠﺴ ِﻤﻴﻊ اﻟْﺒ ﺼﲑ Al Maidah :76) َ ُ
ُ
َوُﻫ َﻮ
20) Kaunuhu mutakalliman Yaitu keadaan Allah Ta’ala yang berkata-kata, Allah tidak bisu, Ia berbicara atau berfirman melalui ayat-ayat Al Quran. Bila Al Quran menjadi pedoman hidup kita, maka kita telah patuh dan tunduk terhadap Allah SWT. c. Sifat-sifat mustahil Allah Sifat mustahil bagi Allah artinya sifat yang tidak mungkin ada pada Allah SWT. Sifat mustahil Allah merupakan lawan kata/kebalikan dari sifat wajib Allah. Berikut di bawah ini adalah 20 sifat-sifat mustahil bagi Allah SWT. 1) Adam, artinya tiada (bisa mati) 2) Huduts, artinya baharu (bisa di perbaharui) 3) Fana’, artinya binasa (tidak kekal/mati) 4) Mumathalatuhu Lilhawadith, artinya menyerupai akan makhluk-Nya 5) Qiyamuhu Bighayrih, artinya berdiri dengan yang lain (ada kerjasama) 6) Ta’addud, artinya berbilang-bilang (lebih dari satu) 7) Ajz, artinya lemah (tidak kuat) 8) Karahah, artinya terpaksa (bisa di paksa) 9) Jahl, artinya jahil (bodoh) 10) Maut, artinya mati (bisa mati) 11) Syamam, artinya tuli 12) Umy, artinya buta 13) Bukm, artinya bisu 14) Kaunuhu ‘ajizan, artinya lemah (dalam keadaannya) 15) Kaunuhu karihan, artinya terpaksa (dalam keadaannya) 16) Kaunuhu jahilan, artinya jahil (dalam keadaannya)
78
SHAHIH - Vol. 1, Nomor 1, Januari – Juni 2016 17) Kaunuhu mayyitan, artinya mati (dalam keadaannya) 18) Kaunuhu asam, artinya tuli (dalam keadaannya) 19) Kaunuhu a’ma, artinya buta (dalam keadaannya) 20) Kaunuhu abkam, artinya bisu (dalam keadaannya)
d. Sifat ja’iz Allah Sifat Jaiz bagi Allah artinya boleh bagi Allah SWT mengadakan sesuatu atau tidak mengadakan sesuatu atau disebut juga sebagai “mumkin”. Mumkin ialah sesuatu yang boleh ada dan tiada. Ja’iz artinya boleh-boleh saja, dengan makna Allah SWT menciptakan segala sesuatu, yakni dengan tidak ada paksaan dari sesuatupun juga, sebab Allah SWT bersifat qudrat (kuasa) dan iradat (kehendak), juga boleh-boleh saja bagi Allah SWT meniadakan akan segala sesuatu apapun yang ia mau.
Pembahasan Dusun Jalen Desa Setail Kec. Genteng mempunyai penduduk yang mayoritas NU atau Ahlus Sunnah Wal Jama’ah memiliki beberapa kegiatan rutinan dan terdapat beberapa organisasi yang sifatnya berbaur dengan masyarakat. Di tengah-tengah organisasi dan kegiatan rutinan tersebut dari pihak ASWAJA NU CENTER ikut membantu baik dalam segi, materi, fikiran bahkan tenaga. ASWAJA NU CENTER mampu memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat dalam membantu tentang pemahaman aqidah yang benar sesuai ajaran Rasulullah SAW yang disebut Ahlus Sunnah Wal Jama’ah. Selain itu, ASWAJA NU CENTER juga sering memberikan motivasi dalam membangun pendidikan yang lebih berkualitas dan berakhlaq. Masyarakatpun sangat antusias dan berterima kasih banyak dengan apa yang sudah diberikan oleh Dari beberapa hasil laporan dari informan, ASWAJA NU CENTER mempunyai beberapa langkah di antaranya sebagai berikut: mewujudkan wawasan aqidah keislaman ASWAJA sesuai keberagamaan Rasulullah SAW bersama para sahabat. Mengaktualisasi pemahaman umat tentang aqidah keislaman ASWAJA NU, meningkatkan pemahaman, penghayatan, pengalaman (menginternalisasi) aqidah Islam ASWAJA NU sebagai perilaku umat dalam kehidupan sehari-hari, dan menyinergikan antara ajaran agama Islam dengan negara. Kita bisa menyimpulkan peranan penting ASWAJA NU CENTER dalam membentengi aqidah manusia di berbagai sisi dan dimensi kehidupan dalam poin-poin berikut : 1. Program Uswah (Usaha Sosialisasi Ahlussunnah Waljamaah) Mensosialisasikan faham ASWAJA ke berbagai elemin masyarakat dengan berbagai cara
Samidi - Munawir - Aswaja NU Center
79
danλ usaha, baik itu melalui lailatul ijtima’, pengajian umum, khutbah jumat, penerbitan, media cetak dan elektronik, program Uswah ini juga ditrapkan di Desa jalen melalui kegiatan yang sama yakni materi khutbah dibuat oleh pengurus ranting bekerja sama dengan MWC NU kecamatan Genteng yang isinya di sesuikan dengan situasi yang ada dan lebih ditekankan pada penguatan aqidah ahlus sunnah waljama’ah dan yang menarik lagi setiap juma’at pengurus MWC NU membuat buletein NU yang disebar di masjid se Desa Setail 2. Biswah (Bimbingan Dan Solusi Ahlussunnah Waljamaah) Menjadwal pengurus syuriyah NU secara berkala untuk membimbing dan memberikan solusiλ kepada masyarakat yang mau bertanya tentan faham ASWAJA, baik langsung atau, telphon atau media lain. Program Biswah ini juga dilakukan oleh oleh pengurus NU Setail, yang sasarannya adalah pengurus Banom NU yakni Fatayat, muslimat, IPNU dan IPPNU dengan cara membuat buku rangkuman hasil bahsul masil yang perna diusulkan oleh masyarakat Desa Setail, kemudian dibagikan kepada anggota 3. Dakwah (Daurah Kader Ahlussunnah Waljamaah) Mengadakan pelatihan kader ASWAJA secara berkala untuk mencetak kader militan pembelaλ faham ASWAJA dengan materi pokok: a. qonun asasi NU b. fikrah Nahdliyah c. Pendalam pengertian ASWAJA NU d. Memahami dalil dan hujah amaliyah NU seperti tahlil, istighotsah, tawassul dll. e. Memahami firqah2 diluar NU 4. Kiswah (Kajian Islam Ahlussunnah Waljamaah) Mengadakan kajian islam aswaja ditinjau dari berbagia disiplin ilmu dalam bentuk halaqah,λ seminar atau forum ilmiyah lain dengan menghadirkan nara sumber dari berbagai ahli. Diadakan secara berkala dan terprogram. Program Aswaja NU Center tersebut sudah di respon oleh masyarakat, lebih lebih pengurus NU Desa Jalen, hal ini berdasarkan hasil wawancara dengan tokoh-tokoh NU Desa Jalen yang intinya dalam rangka membentengi ajaran Aswaja NU dengan berbagai cara yaitu: 1. Membentengi aqidah masyarakat Setail melaui organisasi yang ada di masyarakat seperti Remas, IPNU, IPPNU, Muslimat, Fatayat, dan lain-lain. Dari beberapa organisasi tersebut bisa memperkokoh aqidah Ahlus Sunnah Wal Jama’ah sehinnga bisa menjaga Agama Islam dengan basis Ahlus Sunnah Wal jama’ah. 2. Mengoptimalisasikan kegiatan keislaman yang berbau Ahlus Sunnah Wal Jama’ah yang tujuannya untuk membentengi aqidah masyarakat yang ada di di Desa Setail 3. Mengadakan pelatihan atau workshop tentang aqidah Ahlus Sunnah Waljama’ah yang diikuti oleh Pengurus Ranting, Banom NU termasuk imam masjid dan mushola 4. Mengadakan peringatan Hari Besar Islam seperti Mauludan, Isro’ Mi’roj, Tahun Baru Islam yang ceramahnya di isi oleh Kiyai atau pengurus ASWAJA NU CENTER yang memberikan ceramah agama demi meningkatkan ketahanan aqidah Aswaja
80
SHAHIH - Vol. 1, Nomor 1, Januari – Juni 2016
5. Memberikan pelatihan seputar ASWAJA di setiap jam’iyyah, mushola dan masjid di bidang Ubudiyah, Muamalah/perekonomian dll.agar masyarakat Nu hususnya Desa Jalen tidak ketinggalan informasi
Kesimpulan Pertama, Program Uswah (Usaha Sosialisasi Ahlussunnah Waljamaah), melalui sosialisasikan faham ASWAJA ke berbagai elemin masyarakat dengan berbagai cara danλ usaha, baik itu melalui lailatul ijtima’, pengajian umum, khutbah jumat, penerbitan, media cetak dan elektronik Kedua, Biswah (Bimbingan Dan Solusi Ahlussunnah Waljamaah) Menjadwal pengurus syuriyah NU secara berkala untuk membimbing dan memberikan solusiλ kepada masyarakat yang mau bertanya tentan faham ASWAJA, baik langsung atau, telphon atau media lain. Ketiga, Dakwah (Daurah Kader Ahlussunnah Waljamaah) Mengadakan pelatihan kader ASWAJA secara berkala untuk mencetak kader militan pembelaλ faham ASWAJA dengan materi pokok: a. qonun asasi NU b. fikrah Nahdliyah c. Pendalam pengertian ASWAJA NU d. Memahami dalil dan hujah amaliyah NU seperti tahlil, istighotsah, tawassul dll. e. Memahami firqah2 diluar NU Kempat, Kiswah (Kajian Islam Ahlussunnah Waljamaah) Mengadakan kajian islam aswaja ditinjau dari berbagia disiplin ilmu dalam bentuk halaqah,λ seminar atau forum ilmiyah lain dengan menghadirkan nara sumber dari berbagai ahli. Diadakan secara berkala dan terprogram.
Referensi Arikunto, Suharsimi, 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta Asy’ari, Hasyim, 1415 H. Risalah Ahl al-sunnah wal Jama’ah fi Hadithal-Mawta wa Ashrat al-Sa ah wa Bayan Mafhum al-Sunna wa al-Bid ah. Jombang: Maktabah al-Turath al-Islami. Baehaqi, Imam, 2000. Kontroversi Aswaja, Aula Perdebatan dan Interpretasi. Yogyakarta: LkiS. Chalim, Asep Saifuddin, 2012. Membumikan Aswaja Pegangan Guru NU. Surabaya: Khalista. Fadeli, Soeleiman dkk. 2012. Antologi NU Buku I, Sejarah-Istilah-Amaliah-Uswah. Surabaya: Khalista Fadeli, Soeleiman dkk. 2014. Antologi NU Buku II, Sejarah-Istilah-Amaliah-Uswah. Surabaya: Khalista Hadi, Sutrisno. 2008. Metode penelitian suatu pendekatan proposal, Jakarta: Gramedia
Samidi - Munawir - Aswaja NU Center
81
Jum’ah, Ali. 2012. Bukan Bid’ah, Menimbang Jalan Pikiran Orang-Orang yang Bersikap Keras dalam Beragama. Tangerang Selatan: Lentera Hati Mastuki, Kiai. 1999. Menggugat, Mengadili Pemikiran Kang Said. Jakarta: Fatma Press Mustamar, Marzuqi. 2007. Terjemah Kitab Al Muqtatofat Li Ahlil Bidayat. Terjemahan oleh Tim Aswaja Center Darussalam. 2013. Banyuwangi: Yayasan Pondok Pesantren Darussalam Blokagung Tegalsari Banyuwangi Rifai, Muhammad. 2009. KH. M. Hasyi Asy’ari Biografi Singkat 1871-1947. Jogjakarta: Garasi Siradj, Said Agil. 1997. Ahlussunnah Waljamaah dalam Lintasan Sejarah. Yogyakarta: LKPSM Siradj, Said Agil. 2006. Tasawuf Sebagai Kritik Sosial, Mengedepankan Islam Sebagai Inspiras Bukan Aspirasi, Bandung: Mizan Tim Aswaja NU Center PWNU Banyuwangi. 2015. Risalah Ahlussunnah Wal-Jama’ah. Surabaya: Khalista Zuhri, Achmad Muhibbin. 2010. Pemikiran KH. M. Hasyim Asy’ari tentang Ahl Al-Sunnah Wa Al-Jama’ah. Surabaya: Khalista