ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL DENGAN ANEMIA SEDANG DI RUANG POLI KEBIDANAN RSUD Dr.SOEKARDJO KOTA TASIKMALAYA
LAPORAN TUGAS AKHIR
Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Mencapai Gelar Ahli Madya Kebidanan
Oleh :
MALIA RIANTI NIM. 13DB277024
PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH CIAMIS 2016
Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil dengan Anemia Sedang Di Ruang Poli Kebidanan RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya1 Malia Rianti2, Resna Litasari3, Heni Heryani4 INTISARI Kehamilan merupakan saat yang sangat menakjubkan dalam kehidupan seorang vanita. Salah satu komplikasi yang se ring terjadi pada ibu hamil adalah anemia, Anemia merupakan suatu keadaan adanya penurunan kadar hemoglobin, hematokrit dan jumlah ertirosit dibawah nilai normal. Berdasarkan studi pendahuluan pada bulan Februari-April tahun 2016 di Ruang Poli Kebidanan dan Kandungan RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya yang dilakukan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan anemia sedang diperoleh jumlah ibu hamil yang mengalami anemia sedang sebanyak 62 orang. Tujuan penyusunan laporan tugas akhir ini untuk memperoleh pengalaman nyata dalam melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan anemia sidang di Ruang Poli RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya menggunakan pendekatan proses manajemen kebidanan. Asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan anemia ini dilakukan dari tanggal pada tanggal 12-30 April 2016 di Ruang Poli RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya. Dari hasil penyusunan laporan tugas akhir ini mendapatkan gambaran dan pengalaman nyata dalam pembuatan asuhan kebidanan pada Ny N dengan anemia sedang. Kesimpulan dari hasil pelaksanaan asuhan kebidanan pada Ny N dengan anemia sedang dilaksanakan dengan baik. Kata Kunci : Ibu hamil, anemia sedang Kepustakaan : 40 (2004-2015) Halaman : i-xi, 41 halaman, 8 Lampiran 1 Judul Penulisan Ilmiah, 2 Mahasiswa STIKes Muhammadiyah Ciamis, 3 Dosen STIKes Muhammadiyah Ciamis, 4 Dosen STIKes Muhammadiyah Ciamis
iv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kehamilan
merupakan
saat
yang
sangat menakjubkan
dalam
kehidupan seorang wanita. Hal ini juga merupakan saat yang menegangkan ketika sebuah kehidupan baru yang misterius bertambah dan berkembang di dalam rahim. Sekali kehamilan terjadi, berbagai macam efek terjadi dalam tubuh wanita, baik efek karena perubahan hormon, bentuk tubuh, maupun kondisi emosional wanita yang mengalami kehamilan (Dewi, 2011). Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin, lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi menjadi 3 triwulan pertama dimulai sampai 3 bulan, triwulan kedua dari bulan ke-4 sampai ke-6, triwulan ketiga dari bulan ke-7 sampai 9 bulan (Pudiastuti, 2012). Anemia
merupakan
suatu
keadaan
adanya
penurunan
kadar
hemoglobin, hematokrit dan jumlah ertirosit dibawah nilai normal. Pada penderita anemia, lebih sering disebut kurang darah, kadar sel darah merah (Hemoglobin/Hb) dibawah nilai normal (Rukiyah dan Yulianti, 2013). Meningkatkan kesehatan ibu merupakan salah satu tujuan Millenium Development Goals (MDGs) yang diadopsi pada tahun 2000. Di bawah MDGs, negara-negara berkomitmen untuk mengurangi angka kematian ibu sampai tiga perempat dalam kurun waktu 1990 dan 2015, yaitu 102 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015. Sejak tahun 1990, kematian ibu di seluruh dunia telah turun 47%. Antara tahun 1990 dan 2010, resiko kematian ibu se-dunia menurun hanya 3,1% per tahun, meskipun di Asia dan Afrika Utara telah membuat kemajuan yang besar. Ini jauh dari penurunan tahunan 5,5% yang dibutuhkan untuk mencapai MDGs (WHO, 2012). Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012 Angka Kematian Ibu (AKI) melonjak drastis 359 per 100.000 kelahiran hidup. Sebelumnya, AKI dapat ditekan dari 307 per 100.000 kelahiran hidup (20022003) menjadi 228 per 100.000 kelahiran hidup (2007). Angka kematian ibu
1
2
(AKI) merupakan salah satu indikator dalam menentukan derajat kesehatan masyarakat (Kemenkes RI, 2011). Menurut hasil SDKI angka kematian ibu (AKI) di Jawa Barat berjumlah 781 jiwa dari 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2013, sedangkan pada 2014 mengalami penurunan menjadi 747 jiwa dari 100.000 kelahiran hidup (Indrawan, 2015). Di Kota Tasikmalaya tahun 2015 berjumlah 20 jiwa dari 10.000 kelahiran hidup. Melihat dari data tersebut menunjukkan penurunan untuk AKI tahun 2014. AKI tahun 2014, 29 jiwa (Dinkes kota tasikmalaya, 2015). Sebagain besar perempuan mengalami anemia selama kehamilan, baik di Negara maju maupun Negara berkembang. Badan kesehatan dunia atau World Health Organization (WHO) memperkirakan bahwa 35-75 % ibu hamil di Negara berkembang dan 18 % ibu hamil di Negara maju mengalami anemia. Namun banyak di antara mereka yang telah menderita anemia pada saat konsepsi, dengan perkiraan prevalensi sebesar 43 % pada perempuan yang tidak hamil di Negara berkembang dan 12 % di Negara yang lebih maju. (Sarwono 2010). Berdasarkann laporan di Jawa Barat pada tahun 2010 angka kejadian anemia pada ibu hamil masih terbilang cukup tinggi yaitu sekitar 40-43% kasus pada ibu hamil yang menderita anemia (Wahyu Putra, 2014). Sedangkan di Tasikmalaya, tahun 2015 kasus anemia pada ibu hamil mencapai 570 kasus (Dinkes Kota Tasikmalaya, 2015) dan di RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya pada tahun 2015, kasus ibu hamil dengan anemia sebanyak 8% (Rekam Medik RSUD dr. Soekardjo, 2015). Penyebab umum dari anemia antara lain : kekurangan zat besi, pendarahan
usus,
pendarahan,
genetik,
kekurangan
vitamin
B12,
kekurangan asam folat, gangguan sumsum tulang (Hasdianah & Suprapto, 2014). Penyebab anemia tersering adalah defisiensi zat-zat nutrisi. Seringkali defisiensinya bersifat multiple dengan manifestasi klinik yang di sertaiinfeksi, gizi buruk, atau kelainan herediter seperti hemoglobinopati. Namun, penyebab mendasar anemia nutrisional meliputi asupan yang tidak cukup, absorbsi yang tidak adekuat, bertambahnya zat gizi yang hilang, kebutuhan yang berlebihan, dan kurangnya utilisasi nutrisi hemopoietik. Sekitar 75%
3
anemia
dalam
kehamilan
disebabkan
oleh
defisiensi
besi
yang
memperlihatkan gambaran eritrosit mikrositik hipokrom pada asupan darah tepi. Penyebab tersering kedua adalah anemia megaloblastik yang dapat disebabkan oleh defisiensi asam folat dan defisiensi vitamin B12. Penyebab lainnya yang jarang di temui antara lain adalah hemoglobinopati, proses imflamasi, toksisitas zat kimia, dan keganasan (Sarwono, 2010). Kehamilan yang disertai dengan anemia salah satunya disebabkan kurangnya nutrisi pada ibu hamil. Nutrisi dan obat bagi ibu hamil di jelaskan dalam sebuah ayat dalam Al Quran surat An Nahl : 69 yang berbunyi :
Artinya : Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orangorang yang memikirkan. (QS. An Nah : 69). Ayat diatas menjelaskan nikmat dan kebesaran Allah kepada manusia, yaitu madu. Dijelaskan, "Allah menciptakan mesin produksi agung dalam tubuh lebah sedemikian rupa sehingga apa yang dimakannya dapat diubahnya menjadi obat penyembuh bagi manusia. Madu baik untuk ibu yang sedang mengandung, madu kaya akan nutrisi yang baik untuk ibu yang sedang mengandung. Anemia pada masa kehamilan dapat mengakibatkan efek buruk baik pada wanita hamil itu sendiri maupun pada bayi yang akan dilahirkan. Anemia pada ibu hamil akan meningkatkan risiko dan cenderung mendapatkan kelahiran prematur atau Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), risiko perdarahan sebelum dan saat persalinan yang dapat menyebabkan kematian ibu dan bayinya bila ibu hamil tersebut menderita anemia berat (Sutjipto & Hadi, 2010).
4
Penelitian yang dilakukan oleh Rudtyaningsih (2013) dengan judul “ Asuhan Kebidanan Ibu Hamil Trimester I pada Ny. P Umur 23 Tahun G 1P0A0 Hamil 12 Minggu dengan Anemia Ringan di Puskesmas Sragen Kota Tahun 2013”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada pengkajian keluhan utama pada waktu masuk, ibu mengatakan merasa pusing dan cepat lelah, keadaan umum baik, tanda vital batas normal, cojungtiva merah muda, kuku tidak pucat dan Hb 11,2 gr%. Asuhan yang diberikan yaitu KIE Tablet Fe dan beri tablet Fe 2 x 60 mg. Hasilnya ibu bersedia minum tablet penambah darah, Hb naik dari 9,5 gr% menjadi 11,2 gr% dan tidak terjadi anemia sedang. Penelitian lain yang berhubungan dengan kehamilan anemia juga pernah diteliti oleh Muliawati (2015) dengan judul “ Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny. U Umur 25 Tahun dI PKD Miftahussa’adah Kaliwungu Kecamatan Klirong Kabupaten Kebumen (Asuhan Kehamilan Dengan Anemia)”. Dari hasil studi kasus ini, penulis mendapatkan gambaran dan pengalaman nyata dalam pembuatan Asuhan Kebidanan pada Ny.U G2P1A0 Hamil Trimester III dengan Anemia Ringan. Sehingga penulis dapat memberikan asuhan yang lebih baik untuk ke depannya. Berdasarkan studi pendahuluan pada bulan Februari-April tahun 2016 di Ruang Poli Kebidanan dan Kandungan RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya yang dilakukan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan anemia sedang diperoleh jumlah ibu hamil yang mengalami anemia sedang sebanyak 62 orang, Upaya pemerintah dalam mengatasi anemia depisiensi besi ibu hamil yaitu terpokus pada pemberian tablet penambah darah (Fe) pada ibu hamil. Departemen kesehatan masih terus melaksanakan penanggulangan anemia depisiensi besi pada ibu hamil dengan menbagikan tablet besi atau tablet tambah darah kepada ibu hamil sebanyak 1 tablet setiap satu hari berturutturut selama 90 hari selama masa kehamilan (Depkes RI, 2010). Dampak dari anemia pada ibu hamil dapat menyebabkan komplikasi baik pada ibu hamil sendiri maupun kepada janin atau bayi yang akan dilahirkan. Pada ibu hamil akan memberikan dampak perdarahan, sedangkan pada bayi akan mengakibatkan terjadinya BBLR.
5
Berhubungan dengan adanya kasus anemia pada ibu hamil di Kota Tasikmalaya pada bulan Pebruari-April tahun 2016 dan untuk menyelesaikan Laporan Tugas Akhir yang bekaitan dengan ANC, maka penulis tertarik untuk melakukan pengkajian pada ibu hamil dengan anemia sedang di ruang poli kebidanan dan kandungan RSUD dr. Soekardjo untuk dijadikan studi kasus dalam Laporan Tugas Akhir yang berjudul “Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil dengan Anemia Sedang di Poli Kebidanan RSUD dr. Soekardjo Tasikmalaya”
B. Rumusan masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka perumusan masalah pada studi kasus ini adalah : “Bagaimana penatalaksanaan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan anemia sedang di RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya tahun 2016.”
C. Tujuan 1.
Tujuan Umum Mampu memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan anemia sedang di RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya tahun 2016 dengan menggunakan metode 7 langkah varney.
2.
Tujuan Khusus a.
Mampu mengumpulkan data dan memperbaharui data yang lengkap
dan
relevan
dengan
melakukan
pengkajian
yang
komprehensif terhadap kesehatan ibu hamil dengan anemia sedang di RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya tahun 2016 b.
Mampu
mengidentifikasi
masalah
dan
membuat
diagnosa
berdasarkan interpretasi data dasar pada ibu hamil dengan anemia sedang di RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya tahun 2016. c.
Mampu menentukan diagnosa potensial dari hasil pengkajian asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan anemia sedang di RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya tahun 2016.
d.
Mampu memberi informasi dan support sehingga dapat membuat keputusan dan bertanggung jawab terhadap kesehatan ibu hamil
6
dengan anemia sedang di RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya tahun 2016. e.
Mampu merencanakan asuhan yang menyeluruh sesuai dengan pengkajian pada ibu hamil dengan anemia sedang di RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya tahun 2016.
f.
Mampu melaksanakan perencanaan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan anemia sedang di RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya tahun 2016.
g.
Mampu mengevaluasi hasil tindakan pada asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan anemia sedang di RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya tahun 2016.
D. Manfaat 1.
Manfaat Teoritis Hasil studi kasus ini dapat digunakan sebagai salah satu bahan informasi bagi perkembangan ilmu kebidanan, khususnya dalam pemberian asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan anemia sedang.
2.
Manfaat Praktis a.
Bagi ibu Dengan melakukan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan anemia sedang diharapkan ibu dapat melewati kehamilan tanpam asalah, melahirkan dan melewati masa nifas dengan normal
b.
Bagi RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya Sebagai bahan masukan dalam melakukan asuhan kebidanan untuk meningkatkan pelayanan kebidanan pada klien secara komprehensif, sehingga klien dapat merasa puas dan senang atas pelayanan yang telah diberikan khususnya RSUD dr. Soekardjo
c.
Bagi STIKes Muhammadiyah Ciamis Agar institusi dapat menilai sejauh mana kemampuan mahasiswa dalam menerapkan pengetahuan yang telahdidapat dengan mempraktekkan dan menerapkan pada pasien/klien secara langsung.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar 1. Kehamilan a. Pengertian Kehamilan merupakaan saat yang sangat menakjubkan dalam kehidupan seorang wanita. Hal itu juga merupakan saat yang menegangkan ketika sebuah kehidupan baru yang misterius bertumbuh dan berkembang di dalam rahim. Sekali kehamilan terjadi, berbagai macam efek terjadi dalam tubuh wanita, baik efek karena perubahan hormon, bentuk tubuh, maupun kondisi emosional wanita yang mengalami kehamilan (Dewi & Sunarsih, 2010). Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin, lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir (Pudiastuti, 2012) b. Tahapan kehamilan menurut Prawirahdrjo, 2010 1) Trimester kesatu berlangsung dalam 12 minggu 2) Trimester kedua 15 minggu (minggu ke-13 hingga ke-27) 3) Trimester ketiga 13 minggu (minggu ke-28 hingga ke-40) c. Proses terjadinya kehamilan Proses permulaan kehamilan ketika bersatunya sel telur (ovum) dan sperma atau disebut fertilisasi. Ovum yang telah dibuahi ini segera membelah diri sampai stadium morula selama 3 hari dan bergerak kearah rongga rahim oleh rambut getar tuba (silia) dan kontraksi tuba, hasil konsepsi tiba dalam kavum uteri pada tingkat blastula.
Hasil
konsepsi
akan
menanamkan
dirinya
dalam
endometrium (nidasi). Ketika blastula mencapai rongga rahim, endometrium berada dalam masa sekresi sehingga blastula dengan bagian yang berisi massa sel dalam akan mudah masuk kedalam desidua, menyebabkan luka kecil yang kemudian sembuh dan menutup
lagi.
Apabila
nidasi
telah
terjadi,
maka
dimulailah
diferensiasi sel-sel blastula. Kemudian blastula akan berkembang 7
8
menjadi janin. Untuk mencukupi kebutuhan janin maka dibentuklah plasenta. Plasenta terbentuk lengkap pada kehamilan kurang lebih 16 minggu, dan berfungsi untuk memberikan makanan pada janin. Respirasi janin, untuk tempat sekresi bagi janin, dan tempat pembentukan
hormon
dan
juga
tempat
menyalurkan
segala
kebutuhan janin. Didalam rahim janin juga diproteksi oleh air ketuban, volume air ketuban pada kehamilan cukup bulan kira-kira 1000-1500 cc, air ketuban berwarna putih keruh, berbau amis (Pantikawati & Saryono, 2010). Seorang ibu dapat dikatakan hamil adalah apabila didapat tanda-tanda pasti hamil yaitu denyut Jantung Janin (DJJ) dapat didengar dengan menggunakan stetoskop laenec pada minggu 1718. Dengan stetoskop ultrasonic (Doppler), DJJ dapat didengarkan lebih awal lagi, sekitar minggu ke 12. Palpasi biasanya dapat dirasakan gerakan janin yang jelas setelah 24 minggu. Pada pemeriksaann
USG
terlihat
adanya
kantong
kehamilan,
ada
gambaran embrio (Pantikawati & Saryono, 2010). d. Tanda pasti kehamilan Tanda kehamilan yang dialami oleh wanita hamil dibagi menjadi tiga kategori yaitu tanda dugaan/tidak pasti, tanda kemungkinan dan juga tanda pasti hamil. Pertama adalah tanda kemungkinan atau dikenal dengan tanda dugaan hamil. Tanda ini dapat menjadi tanda kehamilan atau dipengaruhi oleh kondisi kesehatan. Berikut adalah tanda-tanda tidak pasti hamil diantaranya : 1) Amenorea Kondisi ini sangat umum dan banyak menduga kehamilan ditandai dengan berhentinya siklus menstruasi. Padahal bagi wanita yang mengalami siklus tidak teratur sulit untuk menjadikan kondisi ini sebagai tanda kehamilan. Sedangkan bagi anda yang memiliki siklus menstruasi yang teratur, penting untuk dapat menentukan hari pertama dan terakhir menstruasi. Sehingga dapat ditentukan sebagai tanda kehamilan.
9
2) Mual dan Muntah Terjadi pada trimester pertama kehamilan. Kondisi ini dialami pada pagi atau malam hari bahkan lebih terkenal dengan istilah morning sickness. Hanya saja sebagain wanita mengira bahwa tanda mual yang dialaminya disebabkan karena gangguan kesehatan. Untuk membedakannya, mual karena tanda kehamilan sering terjadi pada siang atau malam hari tanpa diketahui penyebabnya. 3) Sering Buang Air Kencing Pada bulan pertama kehamilan, wanita mengalami kondisi buang air kecil yang lebih sering. Pada bulan pertama kehamilan uterus membesar dan juga menekan pada kandung kemih. Memasuki trimester kedua, kondisi ini akan hilang dengan sendirinya. Muncul kembali pada trimester akhir kehamilan . 4) Perubahan Bentuk Buah Dada Tanda tidak pasti kehamilan selanjutnya adalah mammae yang membesar. Perubahan bentuk buah dada ini dipengaruhi oleh estrogen dan progesteron yang merangsang alveoli payudara. Inilah yang menyebabkan kelenjar montgomery terlihat lebih besar. 5) Striae dan Hiperpigmentasi Kulit Tanda dugaan/ tidak pasti
kehamilan selanjutnya adalah
adanya perubahan warna kulit pada bagian hidung, pipi dan juga dahi. Bahkan pada bagian areola mammae yang menghitam, pada linea alba yang nampak mengalami perubahan warna menjadi lebih hitam 6) Obstipasi kondisi ini dikarenakan tonus otot yang menurun yang disebabkan karena terjadinya pengaruh hormon steroid . 7) Varises Meskipun sering terjadi pada trimester akhir kehamilan. Pada bagian kaki, betis, fossa poplitea dan daerah genetalia eksternal. Pada bagian multigravida kadang varises ditemukan pada
10
kehamilan terdahulu, pada bulan kesatu hingga bulan ketiga kehamilan. Sedangkan untuk mengetahui tanda pasti kehamilan harus dilakukan pemeriksaan dengan menggunakan bantuan medis, dokter kandungan atau bidan. Inilah yang dapat menentukan tanda pasti kehamilan diantaranya adalah : 1) Gerakan Janin Gerakan janin di dalam rahim sudah dapat terlihat dengan menggunakan USG. Bahkan dokter kandungan atau bidan dapat mengetahui gerakan untuk menentukan kehamilan yang sehat. Selanjutnya adalah janin sudah mulai teraba dengan pemeriksaan lebih lanjut, bidan atau dokter kandungan dapat meraba janin. Bahkan sudah dapat meraba bagian-bagian janin sehingga dapat mengidentifikasi janin sesuai dengan usia kehamilan yang sedang berlangsung. 2) Detak Jantung Janin Bidan atau dokter kandungan sudah dapat memprediksi detak jantung janin dengan menggunakan stetoskop leanec, alat dopler dan juga alat kardiotokografi sehingga dapat dengan langsung mendengarkan detak jantung janin. Bahkan detak jantung janin dapat dilihat dengan menggunakan ultrasonografi. Bahkan dengan pemeriksaan yang lebih canggih dapat juga menggunakan rontgen dalam melihat kerangka janin (Pantikawati & Saryono, 2010). 2. Anemia dalam kehamilan a. Pengertian Anemia dalam kehamilan adalah kadar hemoglobinnya kurang dari 11gr%. Anemia pada trimester kedua saat kadar hemoglobinnya kurang dari 10,5 gr% dan anemia pada trimester satu dan ketiga saat kadar hemoglobinnya kurang dari 11 gr% (Manuaba, 2010). Anemia
adalah
suatu
keadaan
adanya
penurunan
kadar
hemoglobin hematokrit dan jumlah eritrosit di bawah nilai normal. Pada penderita anemia, lebih sering disebut kurang darah, kadar sel darah
11
merah (hemoglobin atau HB) di bawah nilai normal. WHO menetapkan anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar HB di bawah 11 gr% pada trimester I dan III atau kadar HB <10,5 gr% pada trimester II. Suatu penelitian memperlihatkan perubahan konsentrasi Hb sesuai dengan bertambahnya usia kehamilan. Pada trimester pertama, konsentrasi Hb menurun, kecuali pada perempuan yang telah memiliki kadar Hb rendah (< 11,5 g/dl). Konsentrasi paling rendah didapatkan pada trimester kedua, yaitu pada usia kehamilan sekitar 30 minggu. Pada trimester ketiga terjadi sedikit peningkatan Hb, kecuali pada perempuan yang sudah memiliki kadar Hb tinggi (> 14,6 g/dl) pada pemeriksaan pertama (Sarwono, 2010). b. Etiologi Anemia Anemia dapat disebabkan oleh beberapa hal, antara lain : 1) Gangguan pembentukan eritrosit Gangguan pembentukan eritrosit terjadi apabila terdapat defisiensi substansi tertentu seperti mineral (besi, tembaga), vitamin (B12, asam folat), asam amino, serta gangguan pada sumsum tulang 2) Perdarahan Perdarahan baik akut maupun kronis mengakibatkan penurunan total sel darah merah dalam sirkulasi. 3) Hemolisis Hemolisis adalah proses penghancuran eritrosit. c. Diagnosa Anemia pada Kehamilan Untuk menegakkan anemia pada kehamilan dapat dilakukan dengan anamnesa. Pada anamnesa akan didapat keluhan cepat lelah, sering pusing, mata berkunang kunang dan keluhan mual muntah lebih hebat pada hamil muda Pemeriksaan dan pengawasan HB
dapat dilakukan dengan menggunakan alat sahli dilakukan
minimal dua kali selama kehamilan, yaitu pada trimester I dan pada trimester III. Pembagian anemia menurut kadar HB dalam darah sebagai berikut (Manuaba, 2010):
12
Hb 11 gr%
: Tidak anemia
Hb 9-10,5 gr%
: Anemia ringan
Hb 7-8 gr%
: Anemia sedang
Hb <7 gr%
: Anemia berat
Dengan pertimbangan bahwa sebagian ibu hamil mengalami anemia,maka dilakukan pemberian preparat FE sebanyak 90 tablet pada ibu hamil. d. Nilai batas anemia dalam kehamilan Tabel 2.1 Nilai batas untuk anemia pada perempuan Status kehamilan
Hemoglobin (g/dl)
Hematokrit (%)
Tidak hamil
12.0
36
Trimester 1
11,0
33
Trimester 2
10,5
32
Trimester 3
11,0
33
Hamil
Sumber : Sarwono, 2010 e. Klasifikasi anemia menurut (Hasdianah dkk, 2014) 1) Anemia defisiensi besi : Tidak cukupnya suplai besi mengakibatkan defek pada sintesis Hb, mengakibatkan timbulnya sel darah merah yang hipokrom dan mikrositer 2) Anemia megaloblastik Defisiensi folat atau vitamin B12 mengakibatkan gangguan pada sintesis timidin dan efek pada raplikasi DNA, efek yang timbul adalah pembesaran prekursor sel darah (megaloblas) di sumsum
tulang,
hematopoiesis
yang
tidak
efektif,
daan
darah
akibat
pansitopenia 3) Anemia aplastik Sumsum
tulang
gagal
memproduksi
sel
hiposelularitas, hiposelularitas ini dapat terjadi akibat paparan
13
racun, radiasi, reaksi terhadap obat atau virus, dan defek pada perbaikan DNA serta gen 4) Anemia Mieloptisik Anemia yang terjadi akibat penggantian sumsum tulang oleh infiltrate sel-sel tumor, kelainan granuloma, yang menyebabkan pelepasan eritroid pada tahap awal. f.
Kebutuhan Fe selama kehamilan menurut Pudiastuti, (2012). 1) Tablet Tambah Darah Tablet tambah darah adalah tablet besi folat yang setiap tablet mengandung 200 mg Fetro sulfat atau 60 mg besi elemental dan 0,25 mg asam
folat. Wanita mengalami menstruasi sehingga
memerlukan zat besi untuk menggantikan darah yang hilang, wanita yang hamil atau menyusui, kebutuhan zat besinya sangat tinggi bsehingga perlu dipersiapkan sedini mungkin semenjak remaja. Miunumlah 1 tablet tambah darah seminggu sekali dan dianjurkan minum 1 tablet setiap hari selama haid. Untuk ibu hamil, minumlah 1 tablet tambah darah setiap hari paling sedikit selama 90 hari masa kehamilan dan 40 hari setelah melahirkan. 2) Zat Besi (Fe) Zat besi merupakan mineral mikro yang paling banyak terdapat di dalam tubuh manusia, yaitu sebanyak 3-3 gram. Pada tubuh, zat besi merupakan bagian dari hemoglobin yang berfungsi sebagai alat angkut oksigen dari paru-paru ke jaringan tubuh. Dengan berkurangnya fe, sintesis hemoglobin berkurang dan akhirnya kadar haemoglobin akan menurun. Beberapa akibat dari kekurangan zat besi pada kehamilan adalah hambatan pada pertumbuhan janin baik sel tumbuh maupun sel otak, kematian janin, abortus, cacat bawaan, Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR), anemia pada bayi yang di lahirkan, lahir prematur, pendarahan, dan rentan infeksi. g. Patofisiologi Anemia pada Kehamilan menurut (Rukiyah dkk, 2013) Perubahan hematologi sehubungan dengan kehamilan adalah oleh karena perubahan sirkulasi yang semakin meningkat terhadap
14
plasenta dan pertumbuhan payudara.volume plasma meningkat 4565% dimulai pada trimester II kehamilan, dan maksimun terjadi pada bulan ke-9 dan meningkatnya sekitar 1000ml, menurun sedikit menjelang aterm serta kembali normal 3 bulan setelah partus. Stimulasi yang meningkatkan volume plasma seperti laktogen plasma, yang menyebabkan peningkatan sekresi aldesteron. h. Tanda gejala anemia menurut Suprapto dkk, 2014. 1) Tanda a) Kelopak mata pucat b) Sering kelelahan c) Sering mual d) Sakit kepala e) Ujung jari pucat f) Sesak napas g) Denyut jantung tidak teratur h) Wajah pucat i) Rambut rontok j) Menurunnya kekebalan tubuh 2) Gejala anemia : a) Asimtomatik : terutama bila anemia terjadi dalam waktu yang lama b) Letargi c) Nafas pendek atau sesak, terutama saat beraktifitas d) Kepala terasa ringan e) Palpitasi i.
Fakor penyebab anemia menurut (Suprapto dkk, 2014) Penyebab umum dari anemia antara lain : kekurangan zat besi, pendarahan usus, pendarahan, genetik, kekurangan vitamin B12, kekurangan asam folat, gangguan sumsum tulang.
j.
Pengaruh anemia pada kehamilan Menurut Manuaba (2010), pengaruh anemia pada kehamilan adalah :
15
(1) Pendarahan. Hal ini sebagai akibat dari berkurangnya pasokan oksigen ke uterus dan jumlah oksigen dalam darah sehingga menyebabkan otot-otot uterus tidak berkontraksi dengan adekuat sehingga pada akhirnya dapat menyebabkan pendarahan baik pada antepartum maupun pada postpartum. (2) Abortus sampai kematian intrauterine dikarenakan kekurang FE pada kejadian anemia mengakibatkan irefisibel pada janin yang mengakibatkan kerja organ-organ maupun aliran darah janin tidak seimbang dengan pertumbuhan janin (IUGR) (Widyoko, 2011) (3) Anemia dapat mengakibatkan terjadinya mola hidatidosa, hal ini disebabkan karena terjadinya perdarahan pada uterus mulai bercak darah sampai perdarahan yang profus. Perdarahan dapat terjadi sesaat sebelum abortus atau lebih sering terjadi secara intermitten berminggu-minggu atau berbulan-bulan. Terkadang terjadi perdarahan tersembunyi yang banyak dalam uterus (Aziz et. al, 2010) (4) Kejadian
hiperemesis
gravidarum
merupakan
dampak
dari
terjadinya anemia, ini disebabkan karena ibu yang mengalami anemia pada saat kehamilan kekurangan nutrisi terlebih zat besi, sehingga dapat memicu terjadinya mual dan muntah. (5) Ketuban Pecah Dini Anemia menjadi salah satu pemicu terjadinya ketuban pecah dini, karena jumlah oksigen yang diikat dalam darah kurang. Sehingga jumlah oksigen yang dikirim ke uterus pun kurang. Hal ini menyebabkan otot-otot uterus tidak berkontraksi dengan adekuat. k. Penatalaksanaan Anemia pada Kehamilan Rukiyah, Yulianti (2013) menyatakan bahwa penatalaksanaan anemia adalah sebagai berikut : 1) Memotivasi
ibu
untuk
banyak
memakan
makanan
yang
mengandung banyak zat besi seperti telur, susu, hati, ikan, daging, kacang-kacangan, (tempe, tahu, kedelai, kacang hijau), sayuran berwarna hijau tua (kangkung, bayam, daun katuk) dan buahbuahan (jeruk, jambu biji, pisang) dan perhatikan pula pola makan
16
teratur 3 x sehari. 2) Menganjurkan ibu untuk sering beristirahat yaitu pada malam hari kurang lebih 7-8 jam dan siang selama kurang lebih 1-2 jam. Juga hindari istirahat yang berlebihan dan bekerja terlalu berat 3) Menganjurkan ibu memperhatikan bodi mekanik (sikap tubuh) yaitu bangun secara perlahan dari posisi intirahat, hindari berdiri terlalu lama dalam lingkungan yang sesak dan hindari berbaring dengan posisi terlentang 4) Menganjurkan ibu meminum tablet Fe dengan dosis 1x1 diminum dengan air putih satu gelas dan sebaiknya diminum menjelang tidur pada malam hari agar mengurangi efek samping seperti mual dan feses menjadi merah. Tabet Fe harus diminum setiap hari untuk menambah darah 5) Memberitahu ibu tentang tanda-tanda bahaya pada kehamilan seperti pendarahan, sakit kepala lebih dari biasanya dan menetap, pandangan kabur, nyeri ulu hati dan lainnya. Ibu sudah diberitahu tentang tanda-tanda bahaya pada kehamilan dan akan segera datang ke pelayanan kesehatan terdekat. 6) Memberitahu
keluarga
kemungkinan
komplikasi
pendarahan
postpartum sehingga keluarga harus menyediakan darah untuk persiapan
transfuse
postpartum
sehingga
keluarga
harus
menyediakan donor darah. B. Teori Manajemen Kebidanan 1. Pengertian Manajemen kebidanan menurut Hellen Varney adalah proses pemecahan
masalah
yang
digunakan
sebagai
metode
untuk
mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, keterampilan dalam rangkaian/tahap yang logis untuk mengambil suatu keputusan yang terfokus pada klien (Asrinah, 2010) 2. Langkah-langkah Asuhan Kebidanan Dalam studi kasus ini mengacu pada pola fikir Varney, karena metode
dan
pendekatannya
sistematik
dan
analitik
sehingga
memudahkan dalam pengarahan pemecahan masalah terhadap klien.
17
Proses menurut Hellen Varney ada 7 langkah dimulai dari pengumpulan data dasar dan derakhir dengan evaluasi. Ketujuh langkah tersebut adalah sebagai berikut: 1) Langkah I : Pengkajian Data Pengkajian atau pengumpulan data dasar adalah mengumpulkan semua data yang dibutuhkan untuk mengevaluasi keadaan pasien. Merupakan langkah pertama untuk mengumpulkan semua informasi yang akurat dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi pasien (Anggraeni, 2010). Proses pengumpulan data mencakup data subjektif dan data objektif, adalah sebagai berikut : a) Data Subyektif Adalah data yang didapatkan dari klien sebagai suatu pendapat terhadap suatu situasi data kejadian, informasi tersebut dapat ditentukan dengan informasi atau komunikasi (Asrinah, 2010). Data subyektif digunakan untuk mendapatkan biodata pasien, alasan datang, keluhan utama, riwayat menstruasi, riwayat persalinan sekarang, riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu, riwayat keluarga berencana, pola kebiasaan, riwayat kesehatan, dan psikososial. b) Data Objektif Data yang diperoleh melalui hasil observasi yang jujur dari pemeriksaan fisik pasien, pemeriksaan laboratorium/pemeriksaan diagnosis lain (Asrinah dkk, 2010), yang meliputi : pemeriksaan fisik, pemeriksaan khusus obstetri, 2) Langkah II
: Interpretasi Data
Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap diagnosis atau masalah dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi data yang benar atas dasar data-data yang telah dikumpulkan. 3) Langkah III
: Mengidentifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial
Pada langkah ini mengidentifikasi masalah atau diagnosis potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosis yang telah di identifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan, sambil mengamati klien.
18
4) Langkah IV : Mengidentifikasi Tindakan Segera Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter untuk dikonsultasikamn atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan lain sesuai dengan kondisi klien. 5) Langkah V
: Menyusun Rencana Tindakan
Pada langkah ini dilakukan perencanaan yang menyeluruh, ditentukan langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen terhadap diagnosis atau masalah yang telah di identifikasi atau diantisipasi, pada langkah ini informasi atau data dasar yang tidak lengkap dapat dilengkapi. 6) Langkah VI : Melaksanakan Perencanaan Pada langkah ini, rencana asuhan yang menyeluruh dilangkah ke lima harus dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian lagi dari klien, atau tim anggota kesehatan lainnya. 7) Langkah VII : Evaluasi Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah di identifikasi dalam masalah dan diagnosa. Rencana tersebut dapat dianggap efektip jika memang benar efektif dalam pelaksanaannya. Ada kemungkinan bahwa sebagai rencana tersebut lebih efektif sedang sebagian belum efektif. 3. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan (SOAP) Menurut Asrinah (2010) (alur berpikir bidan saat menghadapi klien meliputi 7 langkah, agar diketahui orang lain apa yang telah dilakukan oleh seorang
bidan
melalui
berpikir
sistematis,
maka
dilakukan
pendokumentasian dalam bentuk SOAP yaitu: a. Subjektif Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien dan keluarga melalui anamnesa sebagai langkah satu varney.
19
b. Objektif Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien, hasil laboratorium dan diagnosis lain yang dirumuskan dalam data fokus untuk mendukung asuhan sebagai langkah satu varney. c. Assesment atau analisa data Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan interpretasi data subjektif dan objektif dalam suatu identifikasi : diagnosa/masalah, antisipasi diagnosa/masalah potensial, perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter, konsultan/kolaborasi dan atau rujukan sebagai langkah 2,3,dan 4 varney. d. Planning atau penatalaksanaan Menggambarkan pendokumentasian dari perencanaan, tindakan iumplementasi (I) dan evaluasi (E) berdasarkan assesment sebagai langkah 5,6, dan 7 Varney. C. Konsep Dasar Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil dengan Anemia Sedang Anemia dalam kehamilan ialah kondisi ibu dengan kadar Hb < 11,00 gr%. Pada trimester I dan III atau kadar Hb < 10,50 gr% pada trimester II. Karena ada perbedaan dengan kondisi wanita tidak hamil karena hemodilusi terutama terjadi pada trimester II (Sarwono P, 2010). Asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan anemia sedang, menurut 7 langkah Varney’s (Anggraeni, 2010) adalah sebagai berikut : 1. Pengkajian Data Pada langkah pertama ini dikumpulkan semua informasi yang akurat dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Untuk memperoleh data dilakukan dengan cara anamnesa, pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan dan pemeriksaan tandatanda vital, pemeriksaan khusus dan pemeriksaan penunjang (Varney, 2007 dalam Anggraeni, 2010). Proses pengumpulan data mencakup data subjektif dan data objektif, adalah sebagai berikut:
20
a. Data Subjektif Adalah data yang didapatkan dari klien sebagai suatu pendapat terhadap suatu situasi data kejadian, informasi tersebut dapat ditentukan dengan informasi atau komunikasi (Asrinah, 2010) 1) Biodata pasien menurut Sulistyawati (2012) a) Nama
:
b) Umur
: untuk mengetahui faktor resiko
c) Agama
: untuk mengetahui kemungkinan pengaruhnya terhadap kebiasaan kesehatan pasien
d) Suku Bangsa : untuk mengetahui faktor bawaan atau ras e) Pendidikan
: untuk mengetahui tingkat intelektual
f) Pekerjaan
: mengetahui pengaruh pekerjaan terhadap masalah klien.
g) Alamat
: untuk mengetahui tempat tinggal pasien dan lingkungannya.
2) Keluhan Utama Sadar atau tidak ada kemungkinan hamil, apakah semata-mata ingin diperiksa hamil, atau ada keluhan atau masalah lain yang dirasakan. Pada ibu hamil dengan anemia sedang biasanya mempunyai keluhan sering pusing, cepat lelah, mata berkunangkunang, mudah mengantuk (Manuaba, 2010). 3) Riwayat Perkawinan Menikah atau tidak menikah, status pernikahan (syah atau tidak), berapa kali menikah, berapa usia ibu saat menikah, dan berapa lama usia pernikahan (Hani dkk, 2011). Riwayat pernikahan penting diketahui, karena untuk menggambarkan mengenai suasana rumah tangga pasangan. (Hani dkk, 2011). Dalam kasus ini riwayat perkawinan untuk mengetahui kemungkinan pengaruh perkawinan terhadap anemia sedang. karena pada usia menikah kurang dari 20 tahun organ reproduksinya belum siap untuk menerima hasil pembuahan, menikah lebih dari 35 tahun akan menyebabkan resiko tinggi bila terjadi kehamilan (Wiknjosasto, 2009)
21
4) Pola Kebiasaan a) Nutrisi Penting diketahui supaya dapat menggambarkan bagaimana pasien mencukupi asupan gizinya selama hamil. Mulai dari menu apa saja yang dimakan, frekuensi makan dan minum, dan ada keluhan atau tidak (Sulistyawati, 2012). Pada ibu dengan anemia sedang, dianjurkan untuk makan makanan yang mengandung zat besi seperti sayuran yang berwarna hijau tua (kangkung, bayam), daging berwarna merah, hati ayam atau sapi, dan kacang-kacangan. b) Istirahat Istirahat sangat diperlukan oleh ibu hamil, oleh karena itu bidan perlu mengenali kebiasaan istirahat ibu hamil supaya dapat
diketahui
hambatan
yang
mungkin
muncul
jika
didapatkan data yang senjang antara pemenuhan kebutuhan istirahat. Pada anemia sedang dianjurkan untuk istirahat total (Sulistyawati, 2012). c) Aktivitas Perlu dikaji untuk mengetahui apakah anemia sedang yang dialami ibu disebabkan karena aktifitas fisik secara berlebihan. (Saifudin, 2012) d) Psikososial Untuk mengetahui bagaimana keadaan mental ibu dalam menjalani kehamilan ini dan respon keluarga. Biasanya ibu hamil
dengan
anemia
sedang,
akan
tampak
cemas.
(Sulistyowati, 2012) b. Data Objektif Data yang diperoleh melalui hasil observasi yang jujur dari pemeriksaan fisik pasien, pemeriksaan laboratorium/ pemeriksaan diagnosis lain. (Asrinah,dkk, 2010). 1) Pemeriksaan Fisik a) Keadaan umum Keadaan umum awal yang dapat diamati meliputi adanya kecemasan yang dialami pasien. (Salmah,dkk, 2010)
22
b) Kesadaran Untuk mengetahui gambaran kesadaran pasien. Dilakukan dengan pengkajian tingkat kesadaran mulai dari keadaan Composmentis (keadaan maximal) sampai dengan koma (pasien tidak dalam keadaan sadar) (Sulistyawati, 2012) c) Tekanan darah Tekanan darah pada ibu hamil tidak boleh mencapai 140 mmHg sistolik atau 90 mmHg diastolik. Perubahan 30 mmHg sistolik dan 15 mmHg diastolik di atas tekanan darah sebelum hamil,
menandakan
toxaemia
gravidarum
(keracunan
kehamilan) (Hani,dkk, 2011) d) Suhu Untuk mengetahui suhu badan, apakah ada peningkatan atau tidak, suhu normal 36,5–37,5°C. (Sulistyawati, 2012) e) Nadi Untuk mengetahui nadipasien yang di hitung dalam menit. Batas normal 60-100 kali permenit. (Hani,dkk, 2011) f)
Respirasi Untuk mengetahui frekuensi pernafasan pasien yang dihitung dalam menit. Batas normal 20-24 kali permenit (Salmah,dkk, 2010)
g) Tinggi Badan Untuk mengetahui tinggi badan ibu , dan mengetahui resiko tinggi badan. Tinggi normal untuk ibu hamil adalah 145 cm. (Hani,dkk,2011) h) Berat Badan Untuk mengetahui berat badan ibu, karena jika berat badan ibu
berlebih
dapat
beresiko
menyebabkan
komplikasi
kehamilan meliputi diabetes gestasional, hipertensi akibat kehamilan dan distorsia bahu. Kenaikan berat badan ibu normalnya selama kehamilan sekitar 6,5-15 kg. (Salmah,dkk, 2010)
23
i)
LILA (Lingkar Lengan Atas) Untuk mengetahui lingkar lengan atas pasien, sebagai ukuran status gizi ibu hamil jika kurang dari 22 cm maka ststus gizi ibu hamil buruk. (Sulistyawati, 2012)
2) Pemeriksaan Fisik a) Kepala Untuk mengetahui rambut rontok atau tidak, bersih atau kotor dan berketombe atau tidak. b) Muka Apakah terdapat odema (pembengkakan) atau tidak, terdapat kloasma gravidarum atau tidak, dan muka pucat atau tidak, karena pada pasien dengan anemia muka terlihat pucat. c) Mata Untuk mengetahui warna konjungtiva pucat atau tidak, dan sklera putih atau tidak. Pada penderita anemia biasanya warna konjungtiva pucat dan sklera berwarna putih d) Hidung Untuk mengetahui adanya kelainan, adakah ada benjolan atau tidak, ada sekret ada tidak. e) Telinga Untuk mengetahui keadaan telinga ada seruman atau tidak f)
Mulut, gigi, dan gusi Ada stomatitis atau tidak, ada karies atau tidak dan gusi berdarah atau tidak.
g) Leher Untuk mengetahui adanya pembengkakan saluran limpe atau pembengkakan kelenjar thyroid atau tidak h) Dada dan Axilla (1) Mammae Adakah
pembesaran
atau
tidak,
simetris,
areola
hiperpigmentasi apa tidak, puting susu menonjol atau tidak, ada benjolan atau tidak, kolostrum sudah keluar atau belum.
24
(2) Axilla Adakah ada nyeri tekan atau tidak dan ada benjolan atau tidak i)
Genetalia Meliputi varises atau tidak, pengeluaran pervaginam meliputi perdarahan dan keputihan
j)
Anus Adanya hemoroid atau tidak, adanya varises atau tidak
k) Ekstremitas Untuk mengetahui adanya varises oedema atau tidak, mengetahui refleks patela kanan kiri. 3) Pemeriksaan Penunjang Laboratorium untuk menguji adanya kelainan yang menyertai kehamilan atau tidak berguna untuk mengetahui kesejahteraan janin. Pemeriksaan laboratorium digunakan untuk mengkaji kadar Hb ibu hamil dengan anemia sedang, dimana kadar Hb ibu hanya mencapai 7-8 gr%. (Manuaba, 2010). 2. Interpretasi Data Interpretasi data (data dari hasil pengkajian) mencakup diagnosa kebidanan,
masalah
dan
kebutuhan.
Data
dasar
yang
sudah
dikumpulkan, diinterpretasikan sehingga dapat dirumuskan diagnosa masalah yang spesifik (Varney, 2007 dalam Anggraini, 2010). a. Diagnosa Kebidanan Diagnosa yang ditegakkan dalam ruang lingkup praktek kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur diagnosa kebidanan. Diagnosa kebidanan pada laporan ini adalah ibu hamil dengan anemia sedang. b. Masalah Hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman klien yang ditemukan dari hasil pengkajian yang menyertai diagnosa. Masalah yang sering timbul pada ibu hamil dengan anemia sedang yaitu sering pusing, mudah lelah, mata berkunang-kunang. c. Kebutuhan Hal-hal yang dibutuhkan oleh pasien dan belum teridentifikasi dalam diagnosa dan masalah yang didapatkan dengan melakukan analisis
25
data. Kebutuhan untuk ibu hamil dengan anemia sedang adalah pemberian konseling tentang anemia dan pengaruhnya terhadap kehamilan. 3. Diagnosa Potensial Langkah ini mengidentifikasi masalah atau diagnosa yang sudah diidentifikasi,
oleh
karena
itu
membutuhkan
pencegahan
serta
pengawasan pada ibu hamil dengan anemia terhadap kehamilannya. Pada kasus ibu hamil dengan anemia sedang diagnosa potensial yang mungkin terjadi adalah anemia berat, abortus, partus prematurus, dan hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim (Manuaba.2010). 4. Tindakan Segera Menunjukan bahwa bidan dalam melakukan tindakan harus sesuai dengan prioritas masalah atau kebutuhan yang dihadapi kliennya, setelah bidan merumuskan tindakan yang dilakukan untuk mengantisipasi diagnosa atau masalah potensial yang sebelumnya. Penanganan segera pada kasus anemia ini adalah melakukan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain seperti dokter obsygn, ahli gizi, dan laboratorium (Varney,2007). 5. Rencana Tindakan Asuhan Kebidanan Mengembangkan tindakan komprehensif yang ditentukan pada tahap sebelumnya, juga mengantisipasi diagnosa dan masalah kebidanan secara komprehensif yang didasari atas rasional tindakan yang relevan dan diakui kebenarannya sesuai kondisi dan situasi berdasarkan analisa dan asumsi yang seharusnya boleh dikerjakan atau tidak oleh bidan. Rencana asuhan yang di berikan pada ibu hamil dengan anemia sedang menurut penatalaksanaan anemia sedang menurut Wiknjosastro (2009) adalah: a. Pengobatan dapat dilakukan dengan pemberian preparat besi sebanyak 600-1000mg perhari. Seperti sulfat-ferrosus atau glukonas ferrosus sampai Hb naik menjadi 10g/100ml atau mungkin lebih bila waktu masih cukup sampai dengan janin lahir. b. Pemberian vitamin C lebih efisien karena vitamin C mempunyai khasiat mempermudah penyerapan Fe oleh selaput usus, dan anjurkan ibu untuk:
26
1) Meminum tablet Fe dan makan buah-buahan yang kaya akan vitamin C seperti jeruk dan tomat. 2) Makan sayuran yang berwarna hijau setiap hari 3) Menghindari meminum teh dan kopi saat meminum tablet Fe karena dapat menghambat penyerapan zat besi. c. Konseling tentang asupan gizi yang tinggi 6. Implementasi Langkah ini merupakan pelaksanaan asuhan yang menyeluruh seperti yang telah diuraikan pada langkah kelima, dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini dapat dilakukan oleh bidan atau sebagian dilakukan oleh klien atau tenaga lainya (Varney, 2007). Penatalaksanaan anemia sedang menurut Rukiyah (2013) a) Pemantauan kadar Hb b) Pemantauan nutrisi c) Pemantauan istirahat d) Pemantauan bodi mekanik e) Memberikan tablet Fe f)
Persediaan donor Dari penatalaksanaan anemia tersebut untuk asuhan kebidanan
yang diberikan pada klien dapat dilakukan : 1) Menganjurkan ibu untuk banyak beristirahat 2) Memberikan konseling tentang kebutuhan nutrisi selama masa kehamilan 3) Memberikan konseling tentang tablet penambah darah dan sumber makanan yang mengandung zat besi 4) Memberikan konseling kepada ibu tentang pengaruh anemia dalam kehamilan 5) Pemeriksaan kadar Hb rutin 7. Evaluasi Mengevaluasi keefektifan dan seluruh asuhan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan teblet Fe, apakah telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi di dalam masalah diagnosa. (Varney, 2007) Evaluasi pada ibu hamil dengan anemia sedang menurut Wiknjosastro (2009).
27
a. Terpenuhinnya kebutuhan ibu untuk banyak beristirahat b. Ibu mengerti tentang kebutuhan nutrisi selama masa kehamilan c. Ibu mengerti tentang tentang tablet penambah darah dan sumber bahan makanan yang mengandung zat besi d. Ibu mengerti ibu tentang pengaruh anemia dalam kehamilan e. Pemeriksaan kadar Hb rutin, dan kadar Hb meningkat.
D. Kewenangan Bidan Berdasarkan Permenkes No.1464/MENKES/PER/X/2010 pasal 10 ayat (1), Bidan dalam menjalankan praktik berwenang untuk memberikan pelayanan yang meliputi pelayanan kesehatan ibu yang berkaitan dengan masa prahamil, kehamilan, masa nifas, masa menyusui dan masa antar dua kehamilan (Depkes RI,2010). Berdasarkan Pasal 10 ayat (1) Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf a diberikan pada masa pra hamil, kehamilan, masa persalinan, masa nifas, masa menyusui dan masa antara dua kehamilan. Bidan dalam memberikan pelayanan sebagaimana dimaksud pada pasal 10 ayat (3) huruf d dan h berwenang untuk: a. Pemberian tablet Fe padaibu hamil b. Penyuluhan dan konseling
DAPTAR PUSTAKA
Ai, Y.R., Lia Y. (2013) Asuhan Kebidanan 4 (patologi)--Revisi, Jakarta Timur: CV. Trans Info media Ambarwati, E,R,Diah, W. 2010. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Nuha Medika. Asrinah, dkk. 2010. Konsep Kebidanan. Yogyakarta : Graha Ilmu. Dwana, E., Niken, M., Hesty, W. & Yani, W. (2008) Konsep Kebidanan. Yogyakarta: Fitramaya Febri Rina, 2015. Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny. U Umur 25 Tahun di PKD Miftahussa’adah Kaliwungu Kecamatan Klirong Kabupaten Kebumen. Asuhan Kehamilan dengan Anemia. Jurnal Penelitian. Diakses tanggal 17 Mei 2016 Pukul 10.20 WIB. http://elib.stikesmuhgombong.ac.id/266/1/RINA%20FEBRI%20MULIAWA TI%20NIM.%20B1200964.pdf. Hani, dkk (2011) Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan Fisiologis, Jakarta: Salemba Medika. Hasdianah, HR., Sentot I. (2014) Patologi & Patofisiologi Penyakit. Yogyakarta: Nuha Medika Manauba, I. B. (2007). Kesehatan reproduksi wanita. Jakarta : EGC. Rudtyaningtyas Eka, 2013. Asuhan Kebidanan Ibu Hamil Trimester I pada Ny. P Umur 23 Tahun G1P0A0 Hamil 12 Minggu dengan Anemia Ringan di Puskesmas Sragen Kota Tahun 2013. Jurnal Penelitian. Diakses tanggal 17 Mei 2016 pukul 10.15 WIB. http://digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-mellianeka575-1-mellian-3.pdf Proverawati, Atikah (2011) Anemia dan Anemia kehamilan. Yogyakarta : Nuha Medika Ratna Dewi Pudiastuti (2012) Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil normal dan Patologi, Yogyakarta: Nuha medika. Saifuddin, Abdul B (2007). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Salmah dkk (2006). Asuhan Kebidanan Antenatal. Jakarta; EGC.
Sarwono Prawirihardjo (2010) editor ketua, Abdul Basir Saifuddin, editor, Trijatmo Rachimhadhi, Gulardi H. Wiknjosastro, --- Ed, 4, cet.3 --- Jakarta: PT Bina Pustaka Rukiyah Ai Yeyeh (2011). Asuhan Kebidanan/Kehamilan, Jakarta: Trans Info Media
Sulistyawati. (2012). Asuhan kebidanan pada masa kehamilan. Jakarta Salemba Medika. Varney, Helen. 2004. Ilmu Kebidanan (Varney’s Midwifery 3rd.ed.). Bandung. Sekeloa Publisher. Vivian, N., Tri, S. (2011) Asuhan Kehamilan untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika. Wiknjosastro, H. (2009). Ilmu kebidanan. Jakarta : yayasan Bina Pustaka Sarwono prawiraharjo.