ASPEK REPRODUKSI IKAN LELAN (Osteochilus vittatus C.V) Di SUNGAI TALANG KECAMATAN LUBUK BASUNG KABUPATEN AGAM
Oleh :
Rido Eka Putra 0910016111008
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN JURUSAN BUDIDAYA PERAIRAN UNIVERSITAS BUNG HATTA PADANG 2014
1
Aspek Reproduksi Ikan Lelan (Osteochilus vittatus C.V) di Sungai Talang Kecamatan Lubuk Basung Kabupaten Agam Rido Eka Putra1, Hafrijal Syandri2 dan Nawir Muhar2 1) Mahasiswa Jurusan Budidaya Perairan e-mail :
[email protected] 2) Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Bung Hatta Jurusan Budidaya, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Bung Hatta ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aspek reproduksi ikan Lelan (Osteochilus vittatus C.V) yang meliputi jenis kelamin, hubungan dan bobot panjang, faktor kondisi, indek gonad somatik dan fekunditas sebagai salah satu pengembangan informasi dan ilmu pengetahuan terhadap jenis-jenis ikan yang belum diketahui aspek reproduksinya. Pengambilan sampel pada Sungai Talang, Kecamatan Lubuk Basung, Kabupaten Agam. dan dilakukan penelitian di laboratorium Terpadu Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan, Universitas Bung Hatta. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif yaitu dengan mengambil data aspek reproduksi berdasarkan pengamatan dan analisis yang dilakukan.Ikan Lelan diambil sebanyak 51 ekor pada Sungai Talang. didapatkan 18 ekor ikan jantan, 16 ekor ikan betina, dan belum diketahui jenis kelaminnya 17 ekor. Dari hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa panjang total ikan jantan berkisar antara 122-195 mm dengan bobot tubuh berkisar antara 25-84,5 gr. Sedangkan ukuran panjang pada ikan betina berkisar antara 125-212 mm dengan bobot tubuh berkisar antara 19-93,5 gr dan pada ikan yang belum diketahui jenis kelaminnya memiliki panjang kecil dari 120 dengan bobot tubuh berkisar antara 35-80,7 gr. Indeks Gonad Somatik (IGS) pada TKG IV ikan Lelan betina 4,52 sampai dengan 8,08% sedangkan IGS ikan jantan 2,12-2,72%, Fekunditas ikan Lelan bekisar antara 9,78665,550 butir, dengan diameter telur berkisar 245 - 644 µm. Kata kunci : Ikan lelan, IGS, fekunditas, sungai talang Pendahuluan Indonesia dikenal sebagai negara yang mempunyai potensi besar dalam pengembangan usaha dibidang sumberdaya perairan. Kegiatan penangkapan ikan di Perairan Umum Darat dan laut pada beberapa daerah di Indonesia menunjukkan kecenderungan yang semakin meningkat tajam, namun dilain pihak masih ada Perairan Umum Daratan yang belum dimanfaatkan secara optimal dan perlu dilakukan upaya pengembangan kegiatan penangkapan di daerah-daerah yang potensial. Kabupaten Agam merupakan salah satu kabupaten yang ada di Propinsi Sumatera Barat, Kabupaten Agam memiliki Perairan Laut juga memiliki Perairan Umum Daratan dengan ekosistem Danau dan
Sungai. Salah satunya adalah Sungai Talang yang terdapat di Kecamatan Lubuk Basung dimana Sungai Talang tersebut menyimpan berbagai jenis biota air tawar salah satunya ikan Lelan (Osteochilus vittatus C.V) Ikan Lelan merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang terdapat di Sungai Talang yang memiliki nilai ekonomis tinggi dan terancam punah karena sudah jarang ditemukan. Metodologi Penelitian Waktu dan Tempat Pengambilan dilakukan
dari
ikan bulan
Desember
2013.
Kecamatan
Lubuk
di
sampel
ini
Oktober
sampai
Sungai
Talang,
Basung,
Kabupaten 1
Agam dan analisa sampel dilakukan di
menggunakan mistar ukur dengan ketelitian
Laboratorium Terpadu Fakultas Perikanan
1 mm dan ditimbang bobot tubuhnya dengan
dan Ilmu Kelautan, Universitas Bung Hatta.
timbangan digital. Kemudian ikan sampel di
Materi Penelitian
bedah untuk mengamati tingkat kematangan
Bahan penelitian
gonad dapat di tentukan dengan melihat
Ikan Lelan (Osteochilus vittatus C.V)
bentuk, warna dan volume rongga pertonium
diambil sebanyak 51 ekor di Sungai Talang,
yang terisi oleh gonad. Penentuan Tingkat
Kecamatan Lubuk Basung, Kabupaten
Kematangan
Agam. Bahan yang lain digunakan adalah
modifikasi (Cassie dalam Effendie, 1979).
larutan gilson.
Dengan cara ini tingkat kematangan gonad
Prosedur Kerja
ikan digolongkan menjadi lima tingkat,
Ikan
sampel
yang
telah
gonad
mengacu
pada
seperti pada Tabel 1.
dikumpulkan, diukur panjang total dengan Tabel 1. Kriteria Tingkat Kematangan Gonad Pada Ikan (Cassie dalam Effendie, 1979). TKG I
II
III
IV
V
Betina Ovari seperti benang panjang sampai ke depan rongga tubuh, warna jernih, permukaan licin. Ukuran ovari lebih besar warna lebih gelap ke kuning-kuningan. Telur belum terlihat jelas dengan mata. Ovari berwarna kuning. secara morfologi telur mulai kelihatan dengan mata.
Jantan Testis seperti benang lebih pendek dan terlihat ujung rongga tubuh warna jernih.
Ovari makin besar,telur berwarna kuning,mudah di pisahkan.telur mengisi setengah sampai dua pertiga rongga perut, usus terdesak. Ovari berkerut, dinding tebal Butir telur tersisa terdapat didekati pelepasan. Banyak telur pada tingkat II
Seperti pada tingkat III tampak lebih jelas dan testis semakin kenyal.
Permukaan testis tampak berlekuk. warna makin putih, testis makin besar. Dalam keadaan diawetkan mudah putus.
Testis bagian belakang kempis dan bagian dekat pelepasan masih berisi.
pengukuran dan analisis yang dilakukan di
Metode Penelitian Metode
Ukuran testis lebih besar. warnanya putih seperti susu. Bentuknya lebih jelas dari tingkat I.
penelitian
adalah
Laboratorium.
Deskriptif yaitu dengan mengamati aspek
Peubah Yang Diamati
reproduksi berdasarkan hasil pengamatan,
1. Jenis Kelamin
2
Jenis kelamin (sex ratio) adalah
W
= Bobot tubuh rata-rata ikan (gr)
perbandingan jumlah antara kelamin jantan
L
= Panjang total rata-rata (mm)
dan kelamin betina dalam satu populasi.
105 = Nilai yang di tetapkan agar harga
Untuk mengetahui kelamin jantan dan betina
pada
pembedahan
ikan untuk
lelan
Kt mendekati satu
dilakukan
Untuk melihat ukuran ikan Lelan
jaringan
pertama matang gonad digunakan faktor
melihat
ovarium dan testis dari bentuk gonad yang
kondisi dengan rumus :
ditemukan, sehingga dari hasil penelitian
Kn
dapat ditentukan jenis kelamin dari ikan tersebut.
Dimana :
2. Hubungan Bobot dan Panjang
Kn = W = L = a dan b =
Dalam mencari hubungan bobot dan panjang total ikan Lelan dipisahkan antara ikan betina dan ikan jantan. Hubungan dan bobot panjang total ini
W aLb
Faktor kondisi relatif Bobot tubuh rata-rata ikan (gr) Panjang total rata-rata ikan (mm) Konstanta regresi geometrik dari hubungan bobot panjang
4. Indek Gonad Somatik Secara
digunakan Regresi Geometrik Rousefell
kualitatif
perkembangan
and Everhart dalam Effendie (1979),
gonad ikan diamati untuk menentukan IGS
dengan rumus sebagai berikut:
ikan terhadap setiap TKG, baik untuk ikan betina maupun ikan jantan. IGS ditentukan
^
W aLb
dengan rumus yang di kemukakan oleh
Dimana :
Effendie (1979) sebagai berikut :
^
W
= Berat tubuh ikan (gr)
L
= Panjang total ikan (mm)
IGS
Dimana :
a dan b = Konstanta regresi geometrik 3. Faktor Kondisi Faktor kondisi atau kemontokan ikan
dinyatakan
dalam
angka
IGS Bg Bt
5. Fekunditas Fekunditas mutlak ditentukan dari
oleh Effendie (1979) sebagai berikut :
Dimana : Kt
= Faktor kondisi
= Indek gonad somatik (%) = Berat gonad yang diamati (gr) = Berat tubuh yang diamati (gr)
yang
dihitung dengan rumus yang dikemukakan
105.W Kt 3 L
Berat gonad ( gr ) x 100% Berat tubuh ( gr )
ikan
sampel
siap
untuk
memijah,
fekunditas dihitung berdasarkan metoda grafimetrik
Nikolsky
(1963)
sebagai
berikut : F:f=B:b 3
Dimana : F f B b
= Fekunditas total (butir) = Jumlah telur dari contoh gonad (butir) = Bobot gonad seluruhnya (gr) = Bobot gonad contoh (gr)
1 2 3
Jantan Betina Belum di ketahui Jumlah
18 16 17
35,29 % 31,3% 33,33%
51
Pada Tabel 2. didapatkan jenis
Selanjutnya di cari pula hubungan
kelamin ikan Lelan tersebut didominasi
antara fekunditas dengan panjang total,
oleh jenis kelamin jantan, dan kelamin
bobot tubuh, bobot gonad, masing-masing
betina
dinyatakan dengan persamaan :
Untuk
b
F F
= aL = a Btb
di
urutan
mengetahui
Lelan
melakukan seksio pada ikan Lelan dengan dilakukannya pembedahan
= = = =
ikan
kedua,
jantan dan betina dapat dilakukan dengan
Dimana : F L Bt a dan b
berada
Fekunditas (butir) Panjang total ikan (mm) Bobot tubuh ikan (gr) Konstanta regresi geometrik
maka dapat
terlihat perbedaan antara ikan jantan dan betina dengan sangat jelas (Effendie, 1979).
2. Hubungan Bobot Dan Panjang
Diameter Telur Untuk mengamati diameter telur
Dari hasil uji analisis korelasi yang
maka dilakukan pada ikan yang telah
dilakukan dapat dilihat perbedaan antara
matang gonad (TKG IV), dan dilengkapi
ikan jantan dan ikan betina. Pada ikan
dengan
dengan
betina terdapat hubungan yang erat antara
ketelitian 0,01 µm, kemudian diamati
panjang total ikan lelan dengan berat tubuh
sebanyak 10 butir telur dari tiap-tiap
(r = 0, 96; n =16 ) dan nilai koefisien
sampel.
determinasi (R2) = 0,92, artinya bahwa
mikrometer
okuler
panjang total ikan lelan berpengaruh Hasil Dan Pembahasan
terhadap berat tubuh ikan sebesar 92%.
1.
Jenis Kelamin
Sedangkan pada ikan jantan hubungan
Jumlah ikan sampel perjenis kelamin
antara panjang total ikan lelan dengan
disajikan pada Tabel disebelah.
berat tubuh menunjukkan (r = 0, 107; n =18 ) dan nilai koefisien determinasi (R2)
Tabel 2. Data Jumlah Ikan Lelan Per Jenis Kelamin No
Jenis kelamin
Jumlah (ekor)
Presentase (%)
= 0,24 hal tersebut menunjukkan bahwa hubungan panjang total ikan lelan jantan berpengaruh dengan berat tubuh sebesar
4
24
%.
Nilai
koefisien
regresi
(b)
persamaan panjang total dengan berat tubuh ikan lelan betina (3,1596) dan nilai koefisien regresi pada ikan jantan (0,006). Seperti yang terlihat pada Gambar 2, diduga bahwa pola pertumbuhan ikan lelan betina adalah alometrik positif dengan nilai
(b) =
pertumbuhan
panjang
3,1596, dimana lebih
cepat
Karena apabila (b>3) maka, pertumbuhan
Gambar 2. Hubungan Panjang dengan Berat Tubuh Ikan Lelan Jantan ikan Lelan jantan dengan ikan Lelan
ikan bersifat alometrik positif (Effendie,
betina bersifat alometrik positif, dengan
1979).
nilai (b) = 3,630 Artinya pertumbuhan
dibandingkan dengan pertumbuhan berat.
Untuk melihat hasil analisa berat
panjang ikan jantan lebih cepat di banding
tubuh dengan panjang total ikan lelan
pertumbuhan berat dengan nilai (R) =
dapat dilihat dengan suatu persamaan :
0,898
-6
Betina : W = 4,774.10 L
3,159
Jantan : w = 3,087.10-6 L 3,247 3. Faktor Kondisi Untuk melihat kemontokan dari ikan Lelan maka dapat dilihat dari nilai faktor kondisi dan faktor kondisi relatif dari ikan tersebut dimana perhitungannya berdasarkan kepada panjang dan berat dari ikan tersebut seperti yang terlihat pada Tabel 3.
Gambar 1. Hubungan Panjang dengan Berat Tubuh Ikan Lelan Betina
5
Tabel 3. Distribusi Kelas Panjang Berat Serta Nilai Faktor Kondisi Ikan Lelan Jantan Panjang
Jum
Berat
lah
rata-
ekor
rata
10-100
6
135
101-200
5
144
151-160
1
161-170
Kelas
Jumlah
Panjang
ekor
120-130
3
122,66
131-140
1
141-150
rata-
Kelas
Kt
Kn
82,5
3,12606
0,3082
0
0
0
0
201-300
4
265,5
8,8926
0,844
154
301-400
2
352,5
6,5154
1,049
3
167
401-500
1
478
2,6309
1,3117
171-180
1
175
501-600
1
515
6,0932
1,3486
181-190
1
183
601-700
0
0
0
0
191-200
1
195
701-900
2
786,5
6,0705
1,8484
rata
Berat
Keterangan: Kt : faktor kondisi Kn : faktor kondisi nisbi Dari Tabel 3. dapat dilihat bahwa
Pada ikan betina tergolong kedalam
faktor kondisi (Kt) pada ikan jantan
ikan yang montok juga dilihat dari nilai
berkisar antara 0-8,8926 dengan nilai
faktor kondisi (Kt) dan faktor kondisi
faktor kondisi relatif (Kn) berkisar antara
relatif (Kn) seperti pada Tabel 4. di bawah
0-1,8484. Menurut Effendie (1979), bila
ini.
harga Kt berkisar antara 2-4 menunjukkan bahwa ikan agak pipih dan apabila harga Kt berkisar antara 1-3 menunjukkan bahwa ikan kurang pipih tetapi montok. Oleh karena itu ikan Lelan jantan termasuk ke dalam kelompok ikan yang kurang pipih tapi montok. Dari Tabel terlihat bahwa ikan Lelan jantan pertama kali matang gonad pada berat tubuh 100 gram dengan panjang 120 mm.
6
Tabel 4. Distribusi Kelas Ikan Lelan Betina Kelas Jumlah Panjang Panjang ekor rata-rata 125-135 4 133,75 136-155 1 152 156-175 4 171,66 176-185 2 120 186-195
Panjang
Berat
Serta
Nilai
Faktor
Kondisi
Kelas Berat 0-150 151-300 351-450 401-550
Jumlah ekor 2 3 0 0
Berat rata-rata 30 246,33 0 0
Kt
Kn
2,5383 0,1433 0 0
0,2226 1,8337 0 0 4,7817 3 5,7485 6,5859
1
195
551-700
6
642,33
6,627
196-205 3 206-215 1 Keterangan
200 212
701-850 851-1000
2 3
774,5 887,33
6,8125 3,1274
Kt : faktor kondisi Kn : faktor kondisi nisbi
Dari Tabel 4. dapat dilihat bahwa
dinyatakan oleh Tim Biologi Perikanan
faktor kondisi (Kt) dari ikan betina
(2002) yang menyatakan bahwa faktor
berkisar antara 0,1433-6,8125 dengan nilai
kondisi relatif dapat digunakan untuk
faktor kondisi relatif (Kn) yang berkisar
melihat tingkat kemontokan ikan. Dan
antara 0,2226-6,5859. Dari nilai tersebut
diperkuat oleh Sarojini (1958) dalam
dapat diketahui bahwa ikan Lelan betina
Masrizal
tergolong ke dalam ikan yang kurang pipih
mengemukakan bahwa nilai faktor kondisi
tapi montok. Dimana ikan Lelan betina
nisbi tertinggi menunjukkan kelas pada
pertama kali matang gonad pada berat
kematangan gonad pertama kali.
tubuh 15,0 gram dengan panjang 125 mm.
4.
dan
Azhar
(2005)
yang
Indek Gonad Somatik
Dari Tabel 3. dan 4. terlihat bahwa
Berdasarkan distribusi berat ikan
ikan jantan dan betina tergolong kedalam
Lelan betina dan ikan Lelan jantan dapat
ikan yang kurang pipih tapi montok, tetapi
ditentukan rata-rata IGS ikan Lelan seperti
ikan betina lebih montok dari ikan jantan
yang terlihat pada Tabel 5. dan 6. di bawah
karena mempunyai kisaran nilai yang lebih
ini.
tinggi dari pada ikan jantan. Hal ini
7
Tabel
5.
Distribusi
Frekwensi
Berat
Ikan
Lelan
Betina
Menurut
Tingkat Kematangan Gonad (TKG) dan Indek Gonad Somatik (IGS) No 1 2 3 4 5 Tabel
No 1 2 3 4
Kelamin
TKG
N (ekor)
Betina
I II III IV V
3 2 3 4 3
IGS% Kisaran Rataan 1,04-1,67 1,4 ± 0,32 4,81-6,44 2,53 ± 2,07 2,10-3,86 2,97 ± 0,88 4,52-8,08 6,23 ± 1,50 1,68-5,44 3,27 ± 1,94
6. Distribusi Frekwensi Berat Ikan Lelan Jantan Menurut Tingkat Kematangan Gonad (TKG) dan Indek Gonad Somatik (IGS) Kelamin
TKG
N (ekor)
Jantan
I II III IV
7 3 3 3
IGS% Kisaran 0,35-2,8 0,38-2,62 2,72-21,2 11,34-11,36
Dari Tabel diatas dapat dilihat bahwa
Rataan 1,49 ± 0,80 1,59 ± 0,95 2,97 ± 5,76 8,01 ± 10,65
Fekunditas
ikan
Lelan
yang
pada Tingkat Kematangan Gonad IV,
dihitung adalah fekunditas mutlak dari
kisaran Indek Gonad Somatik (IGS) ikan
ikan Lelan betina yang berada pada TKG
Lelan betina 4,52 - 8,08% sedangkan IGS
IV. Dari hasil penelitian didapatkan 5 ekor
ikan jantan 2,72-21,2% Bagenal dalam
ikan Lelan betina pada TKG IV. Dari
Yustina dan Arnentis (2002) menyatakan bahwa ikan yang mempunyai nilai IGS lebih kecil dari 20 % adalah kelompok ikan yang memijah lebih dari sekali setiap tahunnya. Dari sini dapat dikatakan bahwa ikan Lelan termasuk pada tipe partial
perhitungan dapat dilihat bahwa fekunditas mutlak
ikan
Lelan
betina
bervariasi
menurut panjang total, berat tubuh dan berat gonad ikan. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 7.
spawner / multi spawner yaitu ikan yang memijah di sungai dengan mengeluarkan telur secara terus menerus setiap tahunnya.
5.
Fekunditas
8
Tabel 7. Fekunditas Mutlak Ikan Lelan Betina Berdasarkan Panjang total, Berat Tubuh dan Berat Gonad Pada TKG IV L (mm) 1 195 2 200 3 180 4 180 5 152 Dari Tabel 7. didapatkan No
W Bg TKG Fekunditas (gr) (gr) 866 7 IV 9786 861 39 IV 64545 691 46 IV 65550 599 34 IV 51000 41 6 IV 24200 bahwa
fekunditas ikan Lelan berada pada kisaran 9786-65550
butir.
Fekunditas
Hasil analisis regresi (b = 1061.943)
terbesar
menunjukkan bahwa terdapat hubungan
adalah 65550 butir yang terdapat pada ikan
yang erat antara berat gonad dengan
Lelan yang memiliki berat tubuh 691 gr
fekunditas mutlak ikan Lelan . Hal ini
dengan panjang 180 mm dan berat gonad 46
terlihat dari koefisien korelasinya yang
gr. Sedangkan yang terkecil terdapat pada
relatif tinggi (r =0.695), dan nilai koefisien
ikan Lelan dengan berat tubuh 866 gr,
determinasi (R2) = 0,48 yang menunjukkan
panjang 195 gr dan berat gonad 7 gr. Sesuai
bahwa berat gonad ikan Lelan berpengaruh
dengan pendapat Snyder (1983) dalam
terhadap fekunditas ikan sebesar 48 %. Dari
Tang (2008) bahwa Fekunditas dipengaruhi
grafik dapat dilihat bahwa pertambahan
oleh ukuran ikan (panjang dan berat) dan
berat gonad sejalan dengan bertambahnya
umur.
fekunditas (jumlah telur) pada ikan. Menurut Adapun bentuk persamaan dan grafik
hubungan
antara
berat
gonad
Wooton (1979) dan Abidin (1986) dalam
dengan
Masrizal dan Azhar (2005), fekunditas
fekunditas ikan Lelan dapat dilihat pada
selain dipengaruhi oleh faktor lingkungan
Gambar 3. di bawah ini:
dan genetik juga dipengaruhi oleh kesediaan makanan bagi telur yang akan ditetaskan. Kemudian
Samantadinata
menyatakan
bahwa
adanya
(1983), hubungan
fekunditas dengan ukuran, panjang berat, umur dan cara penjagaan (parental care), serta ukuran diameter telur.
Gambar 3. Hubungan Berat Gonad dengan Fekunditas Ikan Lelan Betina
9
spawner
yaitu
golongan
ikan
yang
memijahkan telurnya secara keseluruhan pada satu kali pemijahan. Pada penelitian Lisa
(2009) ikan belingka mempunyai
diameter telur berkisar antara 589 - 645 µm. Kesimpulan Dan Saran Gambar 4. Hubungan Panjang Standar dengan Fekunditas Ikan Lelan Betina
Kesimpulan Ikan betina pertama kali matang gonad pada ukuran 150 gram sedangkan pada ikan jantan pada ukuran 100 gram Pertumbuhan ikan Lelan betina dan jantan bersifat alometrik positif yaitu pertumbuhan panjang lebih cepat dari pada pertumbuhan tubuh.Nilai IGS ikan betina berkisar antara 4,52 - 8,08%, sedangkan IGS ikan jantan berkisar antara 2,72 - 21,2%.Fekunditas
Gambar 5. Hubungan Bobot Tubuh dengan Fekunditas Ikan Lelan Betina Dari gambar 4. dapat dijelaskan
pada ikan Lelan betina bekisar antara 97,86
bahwasanya hubungan panjang standar
Saran
– 65,550 butir. dengan diameter telur berkisar antara 245 - 644 µm.
2
dengan fekunditas nilai (R ) = 0,679 sedangkan hubungan Bobot Tubuh dengan
Ikan Lelan (Osteochilus vittatus C.V) merupakan ikan yang terdapat di
2
Fekunditas (R ) = 0,881 yang terlihat pada
sungai Talang yang terletak di Kecamatan
Gambar 5. bahwasanya nilai bobot lebih
Lubuk Basung, Kabupaten Agam dan untuk
bagus dikarenakan nilai (R) = 0,96 lebih
menghindari terjadi kepunahan, maka perlu
tinggi
dilakukan usaha domestikasinya.
6.
Diameter Telur Untuk diameter telur digunakan 3
sampel masing-masing dari TKG IV dengan diameter telur berkisar antara 245 - 644 µm, berdasarkan pengamatan yang dilakukan dari data yang diperoleh didapatkan bahwa tipe pemijahan ikan Lelan adalah total 10
DAFTAR PUSTAKA Azrita, 2012. Variasi genetik Dan Biologi Reproduksi Ikan Bujuk (Channa lucius, chanidae) Pada Habitat Perairan Yang Berbeda Dan Upaya Domestikasi. Disertasi Program Pascasarjana. Univ Andalas. tidak dipublikasikan. Padang
Nikolsky, G.V 1963. The Ecology of Fisheris. Academic Press. London And New York
Effendie, M.I. 1979. Metoda Biologi Perikanan. Yayasan Dwi Sri. Bandung
Syandri, H dan Uslichah, U. 2003. Aspek Reproduksi Ikan Sasau (Hampala sp) Dan Ikan Lelan (Osteochilus vittatus C.V) di Danau Singkarak. Jurnal Iktiologi Indonesia,3 (11) : 3 -4
Mayangsari, L. 2009. Aspek Reproduksi Ikan Belingka (Puntius belinka, Blkr) Di Danau Singkarak.(Skripsi) Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Padang. UBH. Padang
Samantadinata,K.1983.Pengembangbiakan Ikan-ikan peliharaan di Indonesia. Satra Budaya. Jakarta
Tim Biologi Perikanan. 2002. Penuntun Praktikum Biologi Perikanan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. UBH. Padang
11