APLIKASI METODE DISKUSI TERBIMBING DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI BERPIKIR KREATIF PADA PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS IV SDN I KENTENG NOGOSARI BOYOLALI TAHUNPELAJARAN 2009/2010
SKRIPSI
Oleh: ASIH SULISTIANI NIM. X7108632
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010
APLIKASI METODE DISKUSI TERBIMBING DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI BERPIKIR KREATIF PADAPEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS IV SDN I KENTENG NOGOSARI BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010
Oleh: ASIH SULISTIANI NIM. X7108632
Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010
ii
PERSETUJUAN
Skripsi dengan judul: “Aplikasi Metode Diskusi Terbimbing dalam Meningkatkan Kompetensi Berpikir Kreatif pada Pembelajaran IPS Siswa Kelas IV SD Negeri I Kenteng Kecamatan Nogosari Kabupaten Boyolali Tahun Ajaran 2009/2010” ini disusun oleh: Nama : Asih Sulistiani NIM : X7108632 Telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Persetujuan Pembimbing
Pembimbing I
Pembimbing II
Dra. MG. Dwijiastuti, M.Pd NIP. 19500712 197903 2 001
Drs. Hartono, M.Hum NIP. 19670617 199203 1 002
iii
PENGESAHAN Skripsi dengan judul: “Aplikasi
MetodeDiskusiTerbimbing
dalam
Meningkatkan
Kompetensi
Berpikir Kreatif pada Pembelajaran IPS Siswa Kelas IV SD Negeri I Kenteng Kecamatan Nogosari Kabupaten Boyolali Tahun Ajaran 2009/2010” ini disusun oleh: Nama : Asih Sulistiani NIM : X7108632 Telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan. Pada hari : Tanggal :
Tim Penguji Skripsi : Nama Terang
Tanda Tangan
Ketua
: Drs. Kartono, M.Pd
.................................................
Sekretaris
: Drs. Hasan Mahfud, M.Pd
.................................................
Anggota I
:Dra. MG. Dwijiastuti, M.Pd
.................................................
Anggota II
: Drs.Hartono, M.Hum
.................................................
Disahkan oleh Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Dekan,
Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd NIP. 196007271987021001
iv
ABSTRAK
Asih Sulistiani. NIM X7108632.Aplikasi Metode Diskusi Terbimbing dalam Meningkatkan Kompetensi Berpikir Kreatif pada Pembelajaran IPSSiswa Kelas IV SD Negeri 1 KentengNogosari BoyolaliTahun Ajaran 2009/2010. Skripsi, Surakarta, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas sebelas Maret Surakarta, Juni 2010. Tujuan penelitian ini adalah untuk: (1) Untuk meningkatkan kompetensi berpikir kreatif dalam menggunakan metode diskusi terbimbing pada pembelajaran IPS siswa kelas IV SD. (2) Untuk mengidentifikasi kendala-kendalayang ditemukan dalam menerapkan metode diskusi terbimbing untuk meningkatkan berpikir kreatif siswa kelas IV SD. (3) Untuk mendapatkansolusi yang dilakukan dalam meningkatkan kompetensi berpikir kreatif dengan menggunakan metode diskusi terbimbing. Variabel yang menjadi sasaran perubahan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah peningkatan kemampuan berpikir kreatif dalam menyelesaikan masalah, sedangkan variabel tindakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode diskusi terbimbing. Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan menggunakan 3 siklus. Tiap siklus terdiri dari 4 tahapan, yaitu: perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Sebagai subjek adalah siswa kelas IV SDN I Kenteng Kecamatan Nogosari, Kabupaten Boyolali yang berjumlah 22 anak.Teknik pengumpulan data variabel peningkatan kemampuan berpikir kreatif dalam menyelesaikan masalah melalui penggunaan metode diskusi terbimbing.Teknik pengumpulan data digunakan teknik wawancara, observasi, tes, dokumen. Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif yang mempunyai tiga buah komponen yaitu reduksi data, sajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan, bahwa tindakan kelas pada siklus I memperoleh nilai rata-rata diskusi kelompok sebanyak 63,5 dan rata-rata kelas 61,9 dengan rincian siswa yang mendapat nilai > 65 sebanyak 12 siswa atau 54,54% dan yang mendapat nilai < 65 sebanyak 10 siswa atau 45,45%. Pada siklus II nilai rata-rata diskusi kelompok sebanyak 78 dan rata-rata kelas mencapai 68 dengan rincian siswa yang mendapat nilai > 65 sebanyak 18 siswa atau 81,82% dan yang mendapat nilai < 65 sebanyak 4 siswa atau 18,18%. Pada siklus III nilai ratarata diskusi kelompok 81 dan nilai rata-rata kelas mencapai 76,14 dengan rincian semua siswa mendapat nilai > 65 yaitu sebanyak 22 siswa atau 100% jadi tidak ada siswa yang mendapat nilai < 65. Dengan demikian, dapat diajukan suatu rekomendasi bahwa pembelajaran IPS dengan menggunakan metode diskusi terbimbing dapat meningkatkan kompetensi berpikir kreatif pada siswa kelas IV SD Negeri I Kenteng Nogosari Boyolali Tahun Ajaran 2009/2010.
v
ABSTRACT
Asih Sulistiani. NIM X7108632. Application of Guided-Discussion Method in Improvement of Creative Thinking in Social Science Learning of 4 th Grade Students of SD Negeri 1 Kenteng Nogosari of Boyolali Regency of 2009/2010 Academic Year. Minithesis, Surakarta.Teacher Training and Education Faculty of Sebelas Maret University of Surakarta, June 2010. This Research target is to: (1) To improve interest think creative in using discussion method guided study of social science of student class IV SD. (2) To identify constraints which found in applying discussion method guided to improve to think creatively class of IV SD. (3) To get solution performed within improving interest think creative by using discussion method guided. Variable that is targeted to change in the classroom action research is improvement of creative thinking in a problem solving, whereas action variable used in the research is a guided discussion method. Form of the research is a classroom action research by using 3 cycles. Every cycle consists of 4 phases, namely: planning, action implementation, observation, and reflection. Sample of the research is all 4 th grade students of SDN 1 Kenteng of Kecamatan Nogosari Boyolali Regency that amounts to 22 students. Data is collected by using interview, observation, test and documentation techniques. The data is analyzed by using an interactive analysis model with three components, namely, data reduction, data presentation, and conclusion drawing or verification. Based on results of the research, it can be concluded that classroom action of cycle I obtained an average grade of 63.5 for a group discussion and average grade of 61.9 for averaged class grade with details as follow: students with grade > 65 were 12 students or 54.54% of all students and students with < 65 were 10 students (45.45%). In cycle II, average grade of group discussion was 78 and averaged class grade achieved 68 with the details as follow: students with grade > 65 were 18 students (81.82%) and students with < 65 were 4 students (18.18%). In cycle III, average grade of group discussion was 81 and average class grade was 76,14 with the details as follow: students with grade > 65 were 22 students (100%), and then there was no student with grade < 65. Accordingly, recommendation can be suggested, namely, social science learning by using guided discussion method can improve creative thinking competence of 4th grade students of SD Negeri I Kenteng of Nogosari, Boyolali Regency of 2009/2010 academic year.
vi
MOTTO
1. Ilmu yang tiada diamalkan adalah kosong dari pekerjaan yang tiada diselesaikan adalah sia-sia. 2. Suatu hal yang menerangi jalan masa depan adalah ilmu, maka carilah ilmu hingga batas usia. 3. Jalani hidup dengan penuh semangat yang baru dan berwarna, karena sesungguhnya hidup ini penuh warna yang sangat indah. 4. Jangan melihat kegagalan yang ada di belakang, karena keberhasilan menanti di depan mata kita. 5. Hidup adalah sebuah perjuangan yang membutuhkan pengorbanan demi tercapainya cita-cita. 6. Ketekunan, ketabahan, dan kesabaran akan membuahkan hasil yang sangat manis. 7. Hidup awali dengan penuh senyuman, karena sesungguhnya senyuman akan membuat warna hidup menjadi lebih indah.
vii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini dengan segenap hati peneliti dipersembahkan kepada: 1.
Bapak/Ibuku tercinta dan adikku yang tersayang yang selalu memberikan dorongan, semangat, bantuan, serta doa yang tiada henti demi lancarnya skripsi ini.
2.
Rekan-rekan seperjuangan SI Kualifiaksi Guru PGSD yang selalu membantu dan memberikan dorongan, semangat kepada peneliti.
3.
Luqman wibowo yang selalu memberi motivasi.
4.
Almamater yang saya banggakan.
5.
Pembaca tercinta.
viii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur peneliti panjatkan atas kehadirat Tuhan YME, yang telah melimpahkan rahmat serta hidayahnya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar, guna memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan. Pada kesempatan ini, peneliti mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan, bimbingan saran dan dukungannya dalam penyusunan skripsi ini terutama kepada: 1.
Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNS Surakarta.
2.
Drs. R.Indianto, M.Pd selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNS Surakarta.
3.
Drs. Kartono,M.Pd selaku Ketua Program Studi SI PGSD Kualifikasi Guru, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNS Surakarta.
4.
Drs. Hasan Mahfud, M.Pd selaku Sekertaris Program Studi SI PGSD Kualifikasi Guru, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
5.
Dra. MG. Dwijiastuti, M.Pd selaku Pembimbing I yang dengan sabar mengarahkan dan membimbing, sehingga peneliti dapat menyelesaikan tugas skripsi ini dengan lancar.
6.
Drs. Hartono, M.Hum selaku Pembimbing II yang dengan sabar membimbing peneliti sehingga dapat menyelesaikan tugas skripsi ini dengan baik.
7.
Kepala Sekolah SD Negeri
IKentengNogosari Boyolali yang telah
memberikan ijin untuk melakukan penelitian. 8.
Guru SD N I Kenteng yang telah membantu memberikan saran- saran kepada peneliti.
9.
Orang tua yang selalu membantu memberikan dorongan kepada peneliti selama penelitian dan penulisan skripsi ini.
10.
Teman-teman SI PGSD Kualifikasi Guru dan semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.
ix
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari masih banyak kekurangan karena keterbatasan pengetahuan yang penulis miliki. Oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Harapan penulis semoga skripsi ini dapat memberi manfaat kepada penulis khususnya dan para pembaca umumnya.
Boyolali,
Juli 2010 Peneliti
Asih Sulistiani
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................
iii
HALAMAN PENGESAHAN ..........................................................................
iv
HALAMAN ABSTRAK .................................................................................
v
HALAMAN MOTTO ......................................................................................
vii
HALAMAN PERSEMBAHAN.......................................................................
viii
HALAMAN KATA PENGANTAR ................................................................
ix
DAFTAR ISI
................................................................................................
xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................
xiv
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................
xv
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................
xvi
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ........................................................
1
B. Perumusan Masalah ..............................................................
3
C. Tujuan Penelitian ..................................................................
3
D. Manfaat Penelitian ................................................................
4
LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka ..................................................................
6
1.Tinjauan Tentang Metode Diskusi ......................................
6
a. Pengertian Diskusi ......................................................
6
b. Pengertian Diskusi Terbimbing ...................................
7
c. Tujuan Metode Diskusi ................................................
8
d. Metode Diskusi ............................................................
9
e. Manfaat Metode Diskusi ..............................................
10
f. Metode Diskusi dalam Pembelajaran ...........................
11
2. Berpikir Kreatif .................................................................
12
a. Pengertian Berpikir Kreatif ..........................................
12
b. Pengertian Kompetensi ...............................................
13
c. Ciri Anak Yang Kreatif ................................................
15
xi
BAB III
BAB IV
d. Teori Tentang Poses Kreatif ........................................
15
e. Metode Berikir Kreatif .................................................
16
f. Proses Pemecahan Masalah Secara Kreatif..................
17
g. Pengertian Kreativitas ..................................................
18
h. Faktor Yang Mempengaruhi Kreativitas ......................
19
i. Pengertian IPS ................................................................
21
j. Tujuan IPS......................................................................
22
k. Hakikat Pembelajaran IPS SD .......................................
23
l. Karakteristik IPS .............................................................
23
m. Materi IPS .....................................................................
24
B. Penelitian yang Relevan .........................................................
29
C. Kerangka Berpikir ..................................................................
32
D. Hipotesis .................................................................................
33
METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian.................................................
34
B. Subjek Penelitian ....................................................................
35
C. Bentuk dan Strategi Penelitian ...............................................
35
D. Data dan Sumber Data ............................................................
36
E. Teknik Pengumpulan Data .....................................................
37
F. Prosedur Penelitian .................................................................
39
G. Validitas Data .........................................................................
42
H. Indikator Ketercapaian Tujuan ...............................................
42
I. Teknik Analisis Data ..............................................................
43
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian....................................................
45
B. Hasil penelitian.......................................................................
46
1. Kondisi awal .....................................................................
46
2. Pelaksanaan penelitian ......................................................
49
a. Tindakan Siklus I ............................................................
49
b. Tindakan Siklus II ...........................................................
59
c. Tindakan Siklus III .........................................................
69
xii
C. Pembahasan hasil penelitian .................................................. BAB V
75
SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan ................................................................................
84
B. Implikasi.................................................................................
86
C. Saran.......................................................................................
86
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................
88
LAMPIRAN ....................................................................................................
90
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Hasil Ujian Tengah Semester Mata Pelajaran IPS ............................. 47 Tabel 2. Frekuensi Nilai Hasil Ujian Tengah Semester Siswa Kelas IV SDN I Kenteng Sebelum Tindakan ............................................................... 48 Tabel 3 Hasil Tes Awal ................................................................................... 48 Tabel 4. Data Nilai Hasil Belajar Kelompok pada Siswa Siklus I ................... 56 Tabel 5. Daftar Nilai Hasil Belajar Siswa pada Siklus I .................................. 57 Tabel 6. Data Frekuensi Nilai IPS Siswa Kelas IV SDN I Kenteng pada Siklus I ....................................................................................... 58 Tabel 7. Data Nilai Hasil Belajar Kelompok Siswa pada Siklus II .................. 65 Tabel 8. Daftar Nilai Hasil Belajar Siswa pada Siklus II ................................. 66 Tabel 9. Data Frekuensi Nilai IPS Siswa Kelas IV pada Siklus II ................... 67 Tabel 10.Data Nilai Hasil Belajar Kelompok Siswa pada Siklus III ................ 73 Tabel 11.Daftar Nilai Hasil Belajar Siswa pada Siklus III ............................... 73 Tabel 12. Data Frekuensi Nilai IPS Siswa Kelas IV SDN N I Kenteng pada Siklus III ............................................................................................. 74 Tabel 13. Aktifitas Siswa dalam Pembelajaran .................................................. 78 Tabel 14. Aktivitas Guru dalam Pembelajaran ................................................... 79 Tabel 15. Rekapitulasi Keseluruhan Nilai Rata-Rata Diskusi Mata Pelajaran Ips pada Setiap Siklus............................................................................... 81 Tabel 16. Nilai Rata-Rata Hasil Belajar Setiap Siklus. ...................................... 82 Tabel 17. Presentase Siswa yang Memperoleh Nilai > 65 pada Setiap Siklus... 82
xiv
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Bagan Kerangka Berpikir ........................................................
32
Gambar 2. Spiral Tindakan Kelas ..............................................................
36
Gambar 3. Siklus I dan Siklus II.................................................................
42
Gambar 4. Komponen-Komponen Analisis Data: Model Interaktif ..........
43
Gambar 5. Grafik Nilai Ujian Tengah Semester Siswa Kelas IV SDN I Kenteng ..........................................................................
48
Gambar 6. Grafik Nilai IPS Siswa Kelas IV SD N I Kenteng pada Siklus I ..............................................................................
48
Gambar 7.Grafik Nilai IPS Siswa Kelas IV SDN I Kenteng pada Siklus II
67
Gambar 8.Grafik Nilai IPS Siswa Kelas IV SD N I Kenteng Siklus III .....
58
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ............................
90
Lampiran 2. Lembar Kerja Kelompok Siklus I .............................................
94
Lampiran 3. Lembar Kerja Individu Siklus I ................................................
95
Lampiran 4. Lembar Observasi Kegiatan Guru dalam Pembelajaran Siklus I
96
Lampiran 5. Lembar Observasi Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Siklus I
97
Lampiran 6. Rekapitulasi Nilai Diskusi Kelompok Siklus I .........................
98
Lampiran 7 Rekapitulasi Nilai Ujian Akhir Semester Sebelum Tindakan ..
99
Lampiran 8 Rekapitulasi Nilai Harian Siklus I ............................................
100
Lampiran 9 Foto Kegiatan Pembelajaran Siklus I .......................................
101
Lampiran10 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ..........................
103
Lampiran11 Lembar Kerja Kelompok Siklus II ............................................
107
Lampiran 12 Lembar Kerja Individu Siklus II ...............................................
108
Lampiran 13Lembar Observasi Kegiatan (Aktivitas) Guru dalam Pembelajaran Siklus II ..............................................................
109
Lampiran 14 Lembar Observasi Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Siklus II 110 Lampiran 15 Rekapitulasi Nilai Diskusi Kelompok Siklus II........................
111
Lampiran 16 Rekapitulasi Nilai Ulangan Harian Siklus II ............................
112
Lampiran 17 Foto-Foto Kegiatan Pembelajaran Siklus II .............................
113
Lampiran18 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III .........................
115
Lampiran19Lembar Kerja Kelompok Siklus III ............................................
119
Lampiran 20 Lembar Kerja Individu Siklus III .............................................
120
Lampiran 21Lembar Observasi Kegiatan Guru dalam Pembelajaran Siklus III 123 Lampiran 22 Lembar Observasi Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Siklus III....................................................................................
124
Lampiran 23 Rekapitulasi Nilai Diskusi Kelompok Siklus III ......................
125
Lampiran 24Rekapitulasi Nilai Ulangan Harian Siklus III ............................
126
Lampiran 25 Panduan Wawancara untuk Guru .............................................
127
Lampiran 26 Panduan Wawancara untuk siswa .............................................
128
Lampiran 27 Foto-Foto Kegiatan Pembelajaran Siklus III ............................
129
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Seiring
dengan berkembangnya fenomena globalisasi, pendidikan di
Indonesia diharapkan dapat menghasilkan out put yang berkualitas. Out put pendidikan yang berkualitas bukan hanya siswa yang memiliki kemampuan intelektual, melainkan siswa yang mampu mengembangkan potensinya. Untuk itu Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003, menyatakan, bahwa tujuan pendidikan nasional adalah
untuk:“...berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis, serta bertanggung jawab” (UU No. 20 Tahun 2003: 3). Berdasarkan Undang Undang Sisdiknas tersebut, maka berkembangnya potensi siswa (peserta didik) diantaranya adalah menjadikan mereka kreatif. Untuk mewujudkan siswa yang kreatif diperlukan metode pembelajaran yang mampu menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam proses belajar mengajar, sebagai partisipasi yang memiliki makna, dengan tumbuh dan berkembangnya kesadaran tentang arti kemampuan diri untuk berkompetisi dalam realitas kehidupan pada saat ini. Diantara metode pembelajaran, metode diskusi terbimbing dapat menjadi pilihan, sejauhmetode tersebut dirancang sedemikian rupa untuk mencapai hasil yang diharapkan. Metode diskusi terbimbing dapat menjadi salah satu cara dalam pendekatan kontruktivisme yang saat ini dipandang sebagai pendekatan paling baik. Kontruktivisme sebagai pengembangan dari teori coqnitive development, yang menekankan peran aktif siswa dalam membangun pemahaman tentang realitas kehidupan sendiri. Diskusi adalah menguji dan beradu pendapat tentang suatu masalah, diskusi juga membahas sesuatu sesuai tujuan dari diskusi itu. Diskusi dilaksanakan oleh beberapa orang dalam suatu tempat. Jadi Metode diskusi terbimbing adalah proses interaksi antara dua atau lebih individu yang terlibat, saling tukar menukar
1
2
pengalaman, informasi dan memecahkan masalah dengan bimbingan dari guru agar diskusi dapat berjalan dengan lancar. Kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru.Siswa yang kreatif pasti dia mampu berpikir lancar dan cepat. Rasa ingin tahu yang dalam,sering mengajukan pertanyaan atau banyak memberi gagasan terhadap sesuatu, mampu menyatakan pendapat secara spontan adalah ciri-ciri siswa yang kreatif. Dalam melakukan diskusi dalam pembelajaran harus ada dorongan dari dalam diri siswa agar siswa menghasilkan kreativitas. Bimbingan dari gurusangat berperan penting terhadap sikap dan perilaku siswa. Bimbingan memberikan kekuatan kepada para siswa untuk belajar sesuai dengan langkah-langkah atau urutan yang akan dicapai dalam melaksanakan diskusi. Dengan adanya bimbingan dari guru maka siswa akan melaksanakan diskusi dengan baik sehingga dapat menumbuh kembangkan kemampuan berpikir kreatif anak dalam menyelesaikan suatu masalah tertentu. Anak kelas IV adalah anak pada masa perkembangan yang optimal, maka pemberian metode diskusi diberikan pada anak kelas IV. Untuk membantu mengoptimalkan daya pikir dan kreativitas anak. Dengan dorongan bimbingan dan daya kreatif anak, maka diskusi yang dilaksanakan akan berjalan denga lancar. Dalam rangka meningkatkan daya kreatif anak dalam pembelajaran IPS kiranya diperlukanstrategi pembelajaran yang tepat serta metode pembelajaran yang bervariasi.Metode pembelajaran seperti metode ceramah, metode diskusi dan metode bertanya
adalah pemanfaatan berbagai macam metodepembelajaran
dalam proses belajar mengajar. Salah satunya, yakni penggunaanmetode diskusi yang dibimbing langsung oleh guru secara lebih mendalam.Dengan pembelajaran seperti ini siswa akan memperoleh pemahaman yangmendalam dari kejadiankejadian yang lebih luas. Bahkan nilai-nilai yang dapatdipetik oleh para siswa dalam peristiwa tersebut juga dapat dicapai dengan baik.Sebab belajar pada hakekatnya adalah belajar dari pengalaman lingkungan anak sekitar. Melalui penggunaan metode diskusi terbimbing diharapkan para siswakelas IV mengetahui tentang pengertian masalah masalah sosial, dan macam macam
3
masalah sosial dalam kehidupan sehari hari dalam pembelajaran IPS. Berdasarkan pengalaman penulis sebagai pengajar di kelas IV, hasilbelajar IPS siswa kelas IV SDN I Kenteng sangat rendah. Kondisi tersebut sangat memprihatinkan. Untuk memperbaiki danmeningkatkan hasil belajar dan daya kreatif siswa kelas IV tersebut, banyak cara yang harusdilakukan. Untuk keperluan ini maka akan dicoba melalui penggunaan metodepembelajaran. Adapun salah satu metode dalam pembelajaran tersebut adalah diskusi terbimbing. Berdasarkan uraian di atas maka penelitian ini diberi judul: “Aplikasi Metode Diskusi Terbimbing Dalam Meningkatkan Kompetensi Berfikir Kreatif Pada Siswa Kelas IV SDN 1 Kenteng Nogosari Boyolali Tahun 2010”.
B. Perumusan Masalah
Dari uraian latar belakang diatas dapat ditemukan permasalahanpermasalahan sehingga dapat merumuskan masalahnya sebagai berikut: 1. Apakah metode diskusi terbimbing dapat meningkatkan kompetensiberpikir kreatif pada pembelajaran IPS siswa kelas IV SD? 2. Kendala apa saja yang ditemukan dalam menerapkan metode diskusi terbimbing untuk meningkatkan berpikir kreatif pada pembelajaran IPS siswa kelas IV SD? 3. Apakah solusi yang dilakukan dalam meningkatkan kompetensi berpikir kreatif dengan menggunakan metode diskusi terbimbing?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang terdapat dalam penelitian ini, maka tujuan yang hendak dicapai adalah sebagai berikut: 1. Untuk meningkatkan kompetensi berpikir kreatif dalam menggunakan metode diskusi terbimbing pada pembelajaran IPS siswa kelas IV SD.
4
2. Untuk mengidentifikasi kendala-kendala yang ditemukan dalam menerapkan metode diskusi terbimbing untuk meningkatkan berpikir kreatif siswa kelas IV SD. 3. Untuk mendapatkan solusi yang dilakukan dalam meningkatkan kompetensi berpikir kreatif dengan menggunakan metode diskusi terbimbing.
D. Manfaat penelitian 1. Manfaat teori a. Digunakan untuk masukan bagi penulis lain sebagai referensi dalam menulis. b. Diharapkan dapat mengoptimalkan penggunaan metode diskusi terbimbing sebagai
metode
yang
mampu
menemukan,
mengarahkan
dan
mengembangkan daya kreatif siswa. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Guru Memberikan pengalaman langsung pada guru SD N 1 Kenteng sebagai perbaikan dan penyempurnaan metode pembelajaran guna memacu peningkatan motivasi belajar dan mengefektifkaan penggunaan metode pembelajaran. Dan untuk memberi masukan agar menekankan pembelajaran yang berorientasi pada pembelajaran interaktif seperti diskusi yang menekankan pembelajarn yang berpusat pada siswa (student centered) b. Bagi Siswa 1) Siswa semakin terampil, antusias dan lebih aktif dalam melaksanakan diskusi terbimbing di dalam kelas. 2) Dapat memberikan motivasi agar lebih tertarik belajar Ilmu Pengetahuan Sosial sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar IPS. c. Bagi lembaga/sekolah 1) Dapat memberikan wawasan kepada Kepala Sekolah Dasar dalam usaha memperbaiki proses pembelajaran para guru dan untuk menambah sarana dan prasarana sehingga mutu pendidikan dapat lebih meningkat. 2) Meningkatkan daya berpikir kreatif siswa dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.
5
3) Tumbuhnya keakraban antara teman sejawat dalam mengembangkan proses pembelajaran yang bermutu. 4) Tumbuhnya iklim pembelajaran siswa aktif di sekolah. 5) Untuk memberi gambaran tentang kompetensi guru dalam penerapan metode mengajar, dan keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran IPS sehingga diharapkan prestasi belajar dapat ditingkatkan.
BAB II LANDASAN TEORI A. TINJAUAN PUSTAKA
1. Tinjauan Tentang Metode Diskusi a.
Pengertian Diskusi Secara etimologi diskusi berasal dari bahasa Inggris discusis dan discussion. Discus berarti examine and argue about a subject (menguji dan beradu pendapat tentang suatu masalah), dan discussion berarti talk for the purpose of discussing (membahas sesuatu sesuai tujuan diskusi). Homby AS (dalam Roestiyah NK, 2001: 5) Pada jaman modern diskusi telah dianggap sebagai satu ciri penting sebuah kelas yang demokratis, yang didefinikan sebagai suatu kegiatan dimana orang-orang berbicara bersama untuk berbagi dan saling tukar informasi tentang suatu topik atau masalah atau mencari pemecahan terhadap suatu masalah berdasarkan bukti-bukti yang ada. (Aziz Wahab, 2008: 100) Metode diskusi adalah suatu kegiatan belajar mengajar yang membincangkan suatu topik atau masalah yang dilakukan oleh dua orang atau lebih (dapat guru atau siswa dan siswa lainnya), dimana orang orang yang berbincang memiliki perhatian yang sama terhadap topik atau masalah yang menjadi pokok pembicaraan, sehingga mendapat berbagai alternatif jawaban terhadap topik atau masalah yang di diskusikan (Moejiono& Dimyati, 1993: 51) Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa metode diskusiadalah proses interaksi antara dua atau lebih individu yang terlibat, saling tukar menukar pengalaman, informasi dalam memecahkan masalah dengan bimbingan dari guru.
b.
Pengertian Metode Diskusi Terbimbing Metode mengajar adalah kemampuan yang perlu dimiliki oleh seorang guru dalam menyampaikan materi pelajaran kepada anak didiknya. (Ischak, 2002: 6.5).
6
7
Metode diskusi terbimbing memang belum terbiasa digunakan oleh guruuntuk mata pelajaran IPS. Mungkin hal ini disebabkan guru belummengerti bahwa metode diskusi merupakan metode mengajar yang sangatefektif untuk menyampaikan materi pelajaran, khususnya materi pelajaran IPS dibandingkan dengan metode ceramah. Selain itu mungkin gurumemang tidak tahu manfaat dari diskusi terbimbing. Kemungkinan yang lain
guru
merasa
khawatir
kalau
siswanya
menjadi
ribut
dan
mengacaukankelas bila menggunakan metode diskusi terbimbing. Metode diskusi terbimbing adalah suatu cara penyajian bahanpelajaran dengan menugaskan siswa atau kelompok pelajar melaksanakanpercakapan ilmiah untuk mencapai kebenaran dalam rangka mewujudkantujuan pengajaran (Karo-karo, 1984: 25). Pendapat tersebut didukung oleh Azis Wahab yang menyatakanmetode diskusi merupakan suatu pengalaman belajaryang melibatkan dua atau lebih individu dan saling berhadapan muka sertaberinteraksi secara verbal mengenai tujuan dan sasaran tertentu melaluitukar menukar informasi, mempertahankan pendapat atau pemecahan masalah (Azis wahab, 2008: 103). Pemimpin diskusi menurut Roestiyah(Dalam Mulyani, 2006: 14) haruslah seorangsiswa yang mengatur pembicaraan agar diskusi berjalan lancar seorangpemimpin diskusi haruslah seorang yang memahami dan menguasaimasalah yang akan didiskusikan, berwibawa, dan disegani temantemannya,berbahasa
baik
dan
lancar,
dapat
bertindak
tegas,
adil
dandemokratis serta memiliki keterampilan mengatur teman-temannya. Lebihlanjut menurutnya seorang guru harus dapat berperan antara lain: (1) Pengatur lalu lintas pembicaraan. Pemimpin diskusi harus dapat mengatur duduk siswa sesuai teknik diskusi bertanya kepada anggota diskusi secara berturut-turut, menjaga agar peserta tidak berebut dalam berbicara, dan mendorong
pesertayang
pendiam
dan
pemalu.
(2)
Benteng
penangkis.Bertugas mengembalikan pertanyaan kepada kelompok diskusi apabiladiperlukan dan memberi petunjuk apabila mengalami hambatan. (3) Penunjuk jalan.Bertugas memberi petunjuk umum mengenai kemajuan yang
8
telahdicapai
dalam
kelompok
diskusi
itu.
(digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/archives/HASH0126.dir/doc.pdf,12 april 2010) Dalam bagian akhir diskusi,kegiatan-kegiatan yang perlu diperhatikan antara
lain:
(a)Memperhatikan
cukupdibicarakan
dan
permasalahan
memberi
bahan
yang
dibahas
telah
pertimbangan
untuk
membuatpemecahan atau kesimpulan. (b) Menyimpulkan berbagai pendapat. (c) Diperlukan tindak lanjut dalam bentuk tugas atau dicukupkansampai pada kesimpulan. menilai pelaksanaan diskusi apakah telah berhasil dengan baik danmenghasilkan tujuan yang diharapkan. Penggunaan metode diskusi terbimbing dalam proses belajar mengajar tentu untuk efektivitas proses pembelajaran agar memberi hasil yang optimal.Kualitas output pendidikan banyak ditentukan oleh kualitas proses pembelajaran, dan kualitas proses pembelajaran diantaranya ditentukan oleh penetuan metode pembelajaran. Dari
berbagai
pendapat
di
atas
mengenai
metode
diskusi
terbimbingdapat disimpulkan bahwa diskusi terbimbing merupakan proses komunikasidua arah dengan cara memberikan kesempatan pada kedua belah pihak untukdapat mencurahkan perasaan secara lebih terbuka sehingga memberikanpeluang untuk berkembangnya ide-ide dari seluruh siwa yang terlibat danberpartisipasi didalamnya secara lebih bebas. c.
Tujuan Metode Diskusi Tujuan penggunaan metode diskusi dalam proses belajar mengajar tentu untuk efektivitas proses pembelajaran agar memberi hasil yang optimal. Kualitas output pendidikan banyak ditentukan oleh kualitas proses pembelajaran, dan kualitas proses pembelajaran diantaranya ditentukan oleh penetuan metode pembelajaran. Tujuan penggunaan metode diskusi, menurut (Slavin, 1994: 291) adalah: 1) Inquiry Training, yaitu pembelajaran yang bertujuan agar siswa dapat mengembangkan keterampilan bertanya dan membuat kesimpulan.
9
2) Exploring Point of View, yaitu pembelajaran yang bertujuan agar siswa mampu menggali dan mengembangkan ide tentang suatu topik. Tujuan penggunaan metode diskusi menurut Moejiono& Dimyati (1993:
51)
adalah:
(1)
Mengembangkan
ketrampilan
bertanya,
berkomunikasi, menafsirkan dan menyimpulkan pada diri siswa. (2) Mengembangkan sikap positif terhadap sekolah, para guru, dan bidang studi yang dipelajari. (3) Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah dan konsep diri (self-concepts) yang lebih positif.(4) Meningkatkan keberhasilan siswa dalam mengemukakan pendapat.(4) Mengembangkan sikap terhadap isu-isu kontroversial. Melalui penggunaan metode diskusi, siswa juga mendapat kesempatan untuk
latihan keterampilan berkomunikasi
dan keterampilan untuk
mengembangkan strategi berpikir dalam memecahkan masalah. Namun demikian pembelajaran dengan metode diskusi semacam ini keberhasilannya sangat bergantung pada anggota kelompok itu sendiri dalam memanfaatkan kesempatan untuk berpatisipasi dalam pembelajaran. Untuk meningkatkan proses diskusi, peranan pemimpin diskusi sangat menentukan. Pemimpin diskusi bertugas untuk mengklarifikasi topik yang tidak jelas. Jika diskusi tidak berjalan, pemimpin diskusi berkewajiban mengambil inisiatif dengan melontarkan ide-ide yang dapat memancing pendapat peserta diskusi. Demikian pula bila terjadi ketegangan dalam proses diskusi, tugas pemimpin diskusi adalah meredakan ketegangan. Tidak jarang pendapatpendapat dalam diskusi menyimpang dari topik utama, karena itu pemimpin diskusi bertugas untuk mengembalikan pembicaraan kepada topik utama diskusi. d.
Metode Diskusi Metode diskusi memiliki beberapa variasi, karena itu perlu dipilih agar selaras dengan kepentingan proses pembelajaran di kelas. Roestiyah NK (2001: 5) Menyebutkan tujuh variasi metode diskusi yaitu: 1)
Whole Group: satu diskusi yang diikuti tidak lebih dari 15 orang.
10
2)
Buzz Group: suatu diskusi dua sampai delapan kelompok besar yang dibagi dua sampai delapan kelompok kecil. Tiap-tiap kelompok jika diperlukan memberikan laporan pada kelompok besar.
3)
Panel: suatu diskusi dimana kelompok kecil antara tiga sampai enam orang mendiskusikan subjek tertentu, dan duduk semi melingkar dihadapan kelompok besar.
4)
Simposium: suatu diskusi yang anggotanya harus menyiapkan prasaran sesuai
pandangannya.
Pendengar
diberikan
kesempatan
untuk
mengajukan pandangan umum. 5)
Colloquium: suatu diskusi dengan satu atau beberapa nara sumber tidak dalam bentuk pidato, atau dengan menginterview seorang nara sumber kemudian mengundang pertanyaan dari pendengar.
6)
Debat:suatu diskusi yang pesertanya terbagi dua dalam kelompok besar yang kekuatan dan jumlahnya berimbang untuk membahas objek tertentu, dan biasanya masalah-masalah nilai atau norma.
7)
Firsh bowl: suatu diskusi terdiri dari satu sampai tiga orang nara sumber. Para nara sumber duduk semi melingkar berderet dengan tiga kursi kosong menghadap kelompok besar. Moderator memberikan pengantar dan meminta peserta kelompok besar duduk di kursi kosong untuk mengajukan pertanyaan dan mempersilahkan peserta lain berpartisipasi. Dengan demikian jelas mengapa suatu mata pelajaran menggunakan
metode diskusi dan model diskusi yang mana saja yang dapat/mungkin dipakai untuk kepentingan proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Sedangkan dari perspektif arah/tujuan pembelajaran tergambar, bahwa diskusi digunakan untuk mengembangkan keterampilan bertanya dan membuat kesimpulan serta keterampilan mengembangkan gagasan. e.
Manfaat Metode Diskusi Menurut Ahmad Tafsir metode pembelajaran diskusi menimbulkan implikasi pendidikan sebagai berikut:
11
1) Dalam diskusi terjadi interaksi dinamis sehingga tidak membosankan dengan demikian peserta akan terus mengikuti pembicaraan sehingga metode ini dapat membangkitkan minat. 2) Kesalahan akan segera dapat direspon para peserta dan selanjutnya dapat segera diperbaiki. 3) Dapat menggugah perasaan dan memberikan kesan yang kuat dalam jiwa para siswa. 4) Diskusi yang mengikuti tuntutan ajaran Islam akan meninggalkan pengaruh pendidikan akhlak dan dapat menghargai ornag lain. (A. Tafsir, 2004: 137) Melalui metode diskusiterjadi proses pembelajaran dengan perolehan pengetahuan kognitif tinggi, kesadaran afektif dengan internalisasi nilai-nilai dalam kandungan metodologis serta berbagai keterampilan. Implementasi metode diskusi yang didesain dengan baik pada proses belajar mengajar, melibatkan siswa baik secara fisik maupun mental. Proses keterlibatan fisik dengan cara siswa mencari, memilih, dan menyusun, serta melakukan interaksi dalam diskusi. Keterlibatansiswa secara mental melalui proses berpikir, internalisasi nilai-nilai ini merupakan faktor eksternal yang memotivasi semangat belajar siswa. Dengan demikian metode diskusi mempengaruhi daya kreatif siswa. Pada saat yang sama keterlibatan siswa dalam diskusi membutuhkan proses kreatif.Berargumentasi dalam diskusi membutuhkan kecermatan, kecepatan dan keakuratan dalam berpikir. Siswa yang terbiasa dengan cara ini akan memiliki kemampuan berpikir kreatif lebih tinggi. Dengan demikian berpikir kreatif akan meningkat pada saat siswa melakukan proses pembelajaran yang mendorong terjadinya kreativitas. f.
Metode Diskusi dalam Pembelajaran Metode diskusi ialah suatu cara penyampaian bahan pelajaran dan guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau menyusun berbagai alternatif pemecahan masalah.Dalam kehidupan modern ini banyak sekali masalah yang dihadapi oleh manusia,
12
sedemikiankompleknya masalah tersebut sehingga tak mungkin hanya dipecahkan dengan satu jawaban saja. tetapi kita harus menggunakan segala pengetahuan kita untuk memberi pemecahan yang terbaik. Ada kemungkinan terdapat lebihdari satu jawaban yang benar sehingga harus menemukan jawaban yang paling tepat di antara sekian banyak jawaban. Kecakapan untukmemecahkan masalah dapat dipelajari.Untuk itu siswa harus dilatih sejak kecil. Persoalan yang kompleks sering kita jumpai dalam kehidupan bermasyarakat, karenanya dibutuhkan pemecahan atas dasar kerjasama. Dalam hal ini diskusi merupakanjalan yang banyak memberi kemungkinanpemecahan
terbaik.
Selainmemberi
kesempatan
untuk
mengembangkan ketrampilan memecahkan masalah, juga dalam kehidupan yang demokratis kita diajak untuk hidup bermusyawarah, mencarikeputusankeputusan atas dasar persetujuan bersama. Bagi anak-anak, latihan untukperanan peserta dalam kehidupan di masyarakat.
2. Berpikir Kreatif
a.
Pengertian berpikir kreatif Ruggiero (1998) mengartikan berpikir sebagai suatu aktivitas mental untuk membantu memformulasikan atau memecahkan suatu masalah, membuat suatu keputusan, atau memenuhi hasrat keingintahuan (fulfill a desire to understand). Pendapat ini menunjukkan bahwa ketika seseorang merumuskan suatu masalah, memecahkan masalah, ataupun ingin memahami sesuatu, maka ia melakukan suatu aktivitas berpikir.(http://suaraguru. wordpress.com/2009/02/23/meningkatkan-kemampuanberpikir-kreatifsiswa/, diakses 11 Juli 2010) Berpikir adalah proses mengolah dan memanipulasikan informasi untuk memenuhi suatu kebutuhan atau memberikan respons. Dalam berpikir seseorang mengolah informasi-informasi yang ada dengan menggunakan lambang-lambang
visual,
lambang
grafis
atau
lambang
13
verbal.(http://kuliah.dagdigdug.com/2008/07/06/berpikir-kreatif/, diakses 11 Juli 2010) Berpikir adalah suatu keaktifan pribadi manusia yang mengakibatkan penemuan yang terarah kepada suatu tujuan. Ciri-ciri yang terutama dari berpikir adalah adanya abstraksi. Dalam arti luas, berpikir adalah bergaul dengan abstraksi-abstraksi. Dalam arti sempit berpikir adalah meletakkan atau
mencari
hubungan/pertalian
antara
abstraksi-
abstraksi.(http://www.lihatkita.co.cc/2010/01/berpikir.html, diakses 11 Juli 2010) Kreatif adalah kemampuan untuk menciptakan gagasan-gagasan baru dan orisinil.http://kuliah.dagdigdug.com/2008/07/06/berpikir-kreatif/,diakses 11 Juli 2010). Pendapat tersebut diperkuat oleh James R Evan (1994: 1) yang mengemukakan bahwa kreatif adalah ketrampilan untuk menentukan pertalian baru, melihat subjek dari persepektif baru, dan membentuk kombinasi-kombinasi dari dua atau lebih konsep yang telah tercetak dalam pikiran. Dari pendapat-pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa berpikir kreatif adalah kemampuan menemukan banyak kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah, dimana penekanannya pada kuantitas, ketepatgunaan, dan keberagaman jawaban. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kreatif seseorang makin tinggi, jika ia mampu menunjukkan banyak kemungkinan jawaban pada suatu masalah. Semua jawaban itu harus sesuai dengan masalah dan tepat. Selain itu jawaban harus bervariasi. b.
Pengertian Kompetensi Mulyasa (2006:37) berpendapat bahwa “Kompetensi merupakan perpaduan dari pengetahuan, ketrampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak”. Dalam hal ini W. Robert Houston (dalam Roestiyah N.K, 1986: 4) memberikan pengertian adalah sebagai:“Competence” ordinarilly is defined as “adequancy berikut for a task” or “possesion of require knoledge, skill and abilities”.Di sini dapat diartikan kompetensi sebagai sesuatu tugas yang
14
memadai, atau memiliki pengetahuan, keterampilan dan kemampuanyang dituntut oleh jabatan seseorang. Dalam pengertian ini kompetensi lebih dititikberatkan pada tugas guru dalam mengajar. Konsep dasar kompetensidalam mengajar mempunyai ciri khuusus yang pokok (karakteristik) demikian: 1) Ketepatan perumusan tujuan belajar. Yang dapat didefinisikan dalam tingkah laku dan diartikan dengan istilah yang tepat. 2) Pertanggung dugaan. Siswa mengetahui bahwa dia diharapkan untuk menunjukkan kompetensi yang kompetensi yang spesifik bagi tingkataan yang sesuai. Dia menerima tanggung jawab dan mengaharapkan adanya perhitungan/dugaan
untuk
menemukan
timbulnya
suatu
kriteria
keberhasilan. 3) Perwujudan keberhasilan. Yang dilaksanakan dengan individualisasi program. Mereka maju menurut kecepatannya sendiri dalam waktu menerima pelajaran, dan masing-masing siswa berbeda daya tangkapnya. Perwujudan kepribadian yang baik, ialah bila tiap siswa mempunyai bebrapa pilihan dengan menyeleksi tujuan kegiatan belajar.(Roestiyah N.K, 1986: 5) Surat Keputusan Mendiknas nomor045/U/2002 tentang Kurikulum Inti Perguruan Tinggi mengemukakan “Kompetensi adalah seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggungjawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksnakan tugas-tugas di bidang pekerjaan tertentu”. Association K.U. Leuven mendefinisikan bahwa pengertian
kompetensi
adalah
peingintegrasian
dari
pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang memungkinkan untuk melaksanakan satu cara efektif. Robert A. Roe (2001) mengemukakan definisi dari kompetensi yaitu: Competence is defined as the ability to adequately perform a task, duty or role. Competence integrates knowledge, skills, personal values and attitudes. Competence builds on knowledge and skills and is acquired through work experience
and
learning
by
doing.
(http://my.opera.com/winsolu/blog/pengertian-kompetensi, 12 April 2010)
15
Dari definisi di atas kompetensi dapat digambarkan sebagai kemampuan untuk melaksanakan satu tugas, peran atau tugas, kemampuan mengintegrasikan pengetahuan, ketrampilan-ketrampilan,sikap-sikap dan nilai-nilai pribadi, dan kemampuan untuk membangun pengetahuan dan keterampilan yang didasarkan pada pengalaman dan pembelajaran yang dilakukan. Sehingga kompetensi berpikir kreatif merupakan pengetahuan, sikap, apresiasi yang harus dimiliki oleh peserta didik untuk dapat melaksanakan tugas-tugas pembelajaran dalam menyelesaikan pekerjaan tertentu. c.
Ciri anak yang kreatif Terdapat 10 (Sepuluh) ciri-ciri pribadi kreatif, yaitu: (1) Imajinatif. (2) Mempunyai prakarsa. (3) Mempunyai minat luas. (4) Mandiri dalam berpikir. (5) Melit (selalu ingin tahu tentang segala hal). (6) Senang berpeluang. (7) Penuh energi. (8) Percaya diri. (9) Bersedia mengambil resiko .(10) Berani dalam pendirian dan keyakinan (SC. Utami M, 2004: 31). Adapun ciri-ciri siswa kreatif menurut Hawadi Reni Akbar (2001:5) adalah sebagai berkut: (1) Memiliki rasa ingin tahu yang mendalam. (2) Memberikan banyak gagasan, ususl-usul terhadap suatu masalah. (3) Mampu menyatakan pendapat secara spontas dan tidak malu-malu. (4) Mempunyai rasa keindahan. (5) Menonjol dalam satu atau lebih bidang studi. (6) Dapat mencari pemecahan masalah dari berbagai segi.(7) Mempunyai rasa humor.(8) Mempunyai daya imaginasi (misalnya memikirkan hal-hal baru dan tidak biasa). (9) Mampu mengajukan pemikiran, gagasan pemecahan masalah yang berbeda dari orang lain. (10) Kelancaran dalam menghasilkan bermacam-macam gagasan. (11) Mampu menghadapi masalah dari berbagai sudut pandang.
d.
Teori Tentang Proses Kreatif Wallas dalam bukunya “The Art of Thought” menyatakan bahwa proses kreatif meliputi 4 tahap:
16
1. Tahap Persiapan, memperisapkan diri untuk memecahkan masalah dengan mengumpulkan data/ informasi, mempelajari pola berpikir dari orang lain, bertanya kepada orang lain. 2. Tahap Inkubasi, pada tahap ini pengumpulan informasi dihentikan, individu melepaskan diri untuk sementara masalah tersebut. Ia tidak memikirkan masalah tersebut secara sadar, tetapi “mengeramkannya’ dalam alam pra sadar. 3. Tahap Iluminasi, tahap ini merupakan tahap timbulnya “insight” atau “Aha Erlebnis”, saat timbulnya inspirasi atau gagasan baru. 4. Tahap Verifikasi, tahap ini merupakan tahap pengujian ide atau kreasi baru tersebut terhapad realitas. Disini diperlukan pemikiran kritis dan konvergen. Proses divergensi (pemikiran kreatif) harus diikuti proses konvergensi (pemikiran kritis). (http://www.google.co.id/search?hl=id&q= PENGEMBANGAN+KREATIVITAS&meta=&aq=f&aqi=g2&aql=&oq= &gs_rfai=, diakses 13 April 2010) e.
Metode Berpikir Kreatif Ada sejumlah metode yang dapat dipakai untuk memecahkan masalah secara kreatif. 1. Evolusi. Melalui metode ini, ide diperbaiki sedikit demi sedikit. Perbaikan itu dapat dilakukan berulang kali. Ide tersebut dapat merupakan perbaikan dari yang telah ada. Gabungan sejumlah ide atau bahkan ide baru sama sekali. Dengan perbaikan sedikit demi sedikit, sering kali diperoleh hasil yang jauh berbeda dengan hasil sebelumnya. Contoh nyatanya adalah pada teknologi telepon genggam. Bila diperhatikan, beda antara tipe yang baru dengan sebelumnya kadang tidak jauh berbeda. 2. Sintesa. Dengan metode ini, dua atau lebih ide dikombinasikan menjadi sebuah ide baru. Contohnya, telepon genggam yang dilengkapi kamera. 3. Revolusi. Metode revolusi mengajak kita untuk mengungkapkan ide yang sama sekali abru. Misalnya, beberapa ratus tahun yang lalu, manusia belum terbayang untuk menggunakan matahasri sebagai sumber energi. Namun saat ini, telah diciptakan pembangkit listrik tenaga matahari.
17
4. Reaplikasi. Melihat sesuatu yang sudah ada, dengan sudut pandang yang baru. Hindari berpikir bahwa sesuatu hanya dapat dipakai sesuai kegunaannya 5. Ubah cara pandang (Insight). Fokuslah untuk menyelesaikan inti permasalahan yang ada, dan jangan terpusat pada kebiasaan lama dalam menyelesaikan sesuatu. Contohnya, bagaimana agar perkuliahan tidak terlalu membosankan? Materi perkuliahan tidak harus disampaikan semua oleh dosen. Bisa saja dosen meminta tiap mahasiswa untuk mempelajari bagian tertentu dan mempresentasikannya pada rekan-rekan mahasiswa. Dosen hanya perlu mengawasi, memperbaiki, dan menambahkan jika perlu.
(http://nicedaysblue.web.id/index.php/rupa-rupa/44-soft-skill/86-
berpikir-kreatif, diakses 11 Juli 2010) f.
Proses Pemecahan masalah secara kreatif Menurut S.C Utami Munandar (1992:110-112) Jika ada suatu masalah atau keadaan kemelut yang kita rasakan, yang pertama-tama harus dilakukan adalah menggambar situasi
tersebut dengan mempertanyakan: Apa
masalahnya, bagaimana masalah itu terjadi, bilamana masalah itu terjadi, dimana masalah itu terjadi, siapa saja yang tersangkut dalam masalah itu, setelah masalah dijabarkan kita mulai dengan tahap pertama yaitu: 1) Menemukan fakta. Kita mengumpulkan fakta tentang situasi bermasalah yang kita rasakan. Disusul pertanyaan-pertanyaan selengkap mungkin sehubungan dengan informasi yang kita perlukan mengenai masalah itu (fase divergen). Kemudian kita tinjau lagi pertanyaan-pertanyaannya dan memilih yang paling penting untuk diketahui (fase konvergen). Kita catat siapa yang dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan itu dan bagaimana jawabannya. 2) Menemukan masalah. Disinai kita mencoba menjelaskan masalahnya (yang masih samar-samar) dengan melihatnya dari sudut tinjauan atau aspek yang berbeda-beda. Agar mendapat gambaran yang lebih luas kita menanyakan “mengapa?” terhadap masalahnya, untuk mendapatkan perspektif lain. Kemudian masalah yang diperluas diuraikan menjadi
18
macam-macam masalah yang lebih khusus (submasalah, fase divergen). Masalah-masalah diuraikan sedemikian rupa sehingga mengundang banyak gagasan: “ dengan cara-cara apa…?” Kemudian dari masalah-masalah khusus itu kita pilih satu masalah yang menurut kita paling penting dipecahkan saat ini (fase konvergen). 3) Menemukan
gagasan.
Setelah
memilih
masalah
khusus
kita
mengembangkan sebanyak mungkin ide untuk memecahkan masalah tersebut ( fase divergen). Untuk ini kita menggunakan teknik-teknik kreatif yang telah dikemukakan sebelumnya. Mula-mula tidak diberikan pertimbangan kritis terhadap gagasan-gagasan yang muncul. Baru sesudah banyak gagasan yang terkumpul, kita meninjau setiap gagasan satu per satu untuk mmemilih gagasan-gagasan yang terbaik (fase konvergen). Gagasan-gagasan yang sudah diseleksi ini kita tinjau lebih lanjut pada tahap berikutnya. 4) Menemukan penyelesaian. Pada tahap ini kita menentukan tolak ukur (Patokan, kriteria)untuk menilai setiap gagasan secara sistematis (proses divergen). Kekuatan dan kelemahan setiap gagasan dinilai berdasarkan tolak ukur yang telah dipilih. Agar lebih jelas kita dapat menggunakan matriks. Sebagai tolak ukur dapat ditentukan misalnya: factor biaya, waktu, tenaga, fasilitas dan sebagainya. Gagasan-gagasan dapat dinilai dengan angka (1 sampai 5; 5 = baik sekali, 4 = baik, 3 = cukup, 2 = kurang, 1 = kurang sekali). Atau dengan sebutan: BS = baik sekali, B = baik, C = cukup, K = kurang, dan KS = kurang sekali. Berdasarkan jumlah nilai yang diperoleh untuk masing-masing gagasan dipilih gagasan yang etrbaik (fase konvergen). Jika ada gagasan yang baik, gagasan-gagasan itu dapat kita kombinasikan. 5) Menemukan penerimaan. Pada tahap ini kita membuat suatu rencana kerja supaya gagasan yang telah dipilih sebagai gagasan yang paling baik (atau kombinasi dari gagasan) dapat diterima dan dilaksanakan. g. Pengertian kreativitas
19
Menurut Reni Akbar Hawadi, dkk (2001: 4) kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata, baik dalam bentuk ciri-ciri aptitude maupun non aptitude, baik dalam karya baru maupun kombinasi dengan hal-hak yang sudah lama, yang semuanya itu relatif berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya. Sedangkan menurut Utami Munandar kreativitas adalah kemampuan berdasarkan data atau informasi yang tersedia - menemukan banyak kemungkinan jawaban terhadap sesuatu masalah, dimana penekananya adalah pada kuantitas ketepatgunaan, keragaman jawaban. (SC. Utami M, 1992: 48) Kreativitas pada dasarnya merupakan kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata, baik dalam bentuk ciri-ciri berpikir kreatif maupun berpikir afektif, baik dalam karya baru maupun kombinasi dengan hal-hal yang sudah ada. (Monty& Fidelis, 2003: 109) Menurut Elizabeth B. Hurlock (1993: 4) mengemukakan bahwa “kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk menghasilkan komposisi, produk, atau gagasan apa saja yang pada dasarnya baru dan sebelumnya tidak dikenal pembuatannya”. Kreativitas adalah dinamika yang mambawa perubahan yang berarti, baik di dalam dunia kebendaan, ide, seni, atau struktur sosial. Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kreativitas adalah suatu kondisi, sikap, dan kemampuan seseorang untuk menghasilkan komposisi, produk dan gagasan dalam proses mengkaitkan hubungan dalam duniakebendaan, ide, seni, dan struktur sosial. h. Faktor-faktor yang mempengaruhi kreativitas Kreativitas tidak hanya tergantung pada potensi bawaan yang khusus, tetapi juga pada perbedaan mekanisme mental atau sikap mental yang menjadi sarana untuk mengungkapkan sifat bawaan tersebut. Elizabeth B Hurlock (1993: 11) mengemukakan bahwa beberapa kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan kreativitas adalah:
20
1) Waktu. Untuk menjadi kreatif kegiatan anak seharusnya jangan diatur sedemikian rupa sehingga anak hanya mempunyai sedikit waktu bebas untuk bermain-main dengan gagasan dan konsep yang dipahaminya. 2) Kesempatan. Apabila mendapat tekanan dari kelompok, kemudian anak menyendiri, maka ia menjadi lebih kreatif. 3) Dorongan. Orang tua sangat berperan dalam hal ini, anak seharusnya dibebaskan dari ejekan dan kritik yang seringkali memojokkan anak. 4) Sarana. Harus disediakan untuk merangsang dorongan eksperimen dan eksplorasi yang merupakan unsur penting dalam kreativitas. 5) Lingkungan. Keadaan lingkungan yang ramah merangsang kreativitas anak. Ini harus dilakukan sejak dini dan dilanjutkan pada usia sekolah. 6) Hubungan dengan orang tua. Orang tua yang selalu terlalu melindungi atau terlalu posesif terhadap anak dapat menghambat proses kreativitas. Anak tidak mempunyai rasa percaya diri untuk mengembangkan kreativitas. 7) Cara mendidik anak. Mendidik secara demokratis dan permisif dirumah dan disekolah akan meningkatkan kreativitas, sedangkan mendidik dengan cara otoriter menghambat proses kreativitas. 8) Pengetahuan. Semakin banyak pengetahuan yang diperoleh anak maka semakin baik dasar untuk mencapai peningkatan kreativitas. Sikap orang tua terhadap anak dapat meningkatkan atau bahkan menghambat kreativitas. Utami S.C Munandar (2004: 94) mengemukakan beberapa sikap orang tua yang memupuk kreativitas anak, yaitu: a) Menghargai pendapat anak dan mendorongnya untuk mengungkapkannya; b) Memberi waktu kepada anak untuk berpikir, merenung, dan berkhayal; c) Membiarkan anak mengambil keputusan sendiri; d) Mendorong kemelitan anak; e) Meyakinkan anak bahwa orang tua menghargai apa yang ingin dicoba dilakukan, dan apa yang dihasilkan; f) Menunjang dan mendorong kegiatan anak; g) Menikmati keberadaanya bersama anak;
21
h) Memberi pujian yang sungguh-sungguh kepada anak; i) Mendorong kemandirian anak dalam bekerja; dan j) Melatih hubungan kerja sama yang baik dengan anak.
i.
Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Perlu diketahui Ilmu Pengetahuan Sosial di sekolah dasar tidak hanya mengajarkan disiplin ilmu-ilmu sosial, melainkan mengajarkan konsepkonsep esensi ilmu sosial untuk membentuk subyek didik dalam hal ini siswa menjadi warga negara yang baik. Berkenaan dengan hal ini akan diuraikan sekilas tentang Ilmu Pengetahuan Sosial. IPS merupakan perwujudan dari suatu pendekatan inter-disipliner dari pelajaran ilmu-ilmu sosial. IPS merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial seperti sejarah, ekonomi, antropologi dan disiplin ilmu sosial lainnya. Di bawah ini dikemukakan beberapa definisi IPS yaitu: Dalam GBPP SD (1994) Dijelaskan IPS adalah: “ Mata pelajaran yang mempelajari kehidupan yang didasarkan pada bahan kajian ekonomi, geografi, sosiologi, antropologi, tata negara dan sejarah”. Dakir, dkk (2002: 7) menyatakan bahwa“IPS adalah bidang studi yang mempelajari, menelaah, menganalisis gejala dan masalah sosial di masyarakat dengan meninjau dari beberapa aspek kehidupan atau suatu perpaduan”. Sedangkan Menurut Nasution dalam Dakir, dkk (2002:6-7) Ilmu Pengetahuan Sosial adalah suatu program pendidikan yang merupakan suatu keseluruhan yang pada pokoknya mempersoalkan manusia dalam lingkungan fisiknya maupun dalam lingkungan sosial yang bahannya diambil dari berbagai ilmu sosial seperti Geografi, Ekonomi, Sosiologi, Antropologi, Ilmu Politik dan Psikologi . Dengan demikian IPS sebagai bidang studi memiliki garapan yang dipelajari cukup luas. Bidang garapannya itu meliputi gejala-gejala dan masalah kehidupan manusia di masyarakat. Berkenaan dengan gejala dan
22
masalah kehidupan masyarakat bukan pada teori dan keilmuannya, melainkan pada kenyataan kemasyarakatan. j.
Tujuan IPS Secara keseluruhan tujuan Pendidikan IPS di SD adalah sebagai berikut: 1) Membekali anak didik dengan pengetahuan sosial yang berguna bagi kehidupannya kelak dimasyarakat. 2) Membekali
anak
didik
dengan
kemampuan
mengidentifikasi,
menganalisis dan menyusunalternatif pemecahan masalah sosial yang terjadi dalam kehidupan di masyarakat. 3) Membekali anak didik dengan kemampuan berkomunikasi dengan sesama warga masyarakat dan berbagai bidang keilmuan serta bidang keahlian. 4) Membekali anak didik dengan kesadaran, sikap mental yang positif dan ketrampilan terhadap pemanfaatan lingkungsn hidupyang menjadi bagian dari kehidupan tersebut. 5) Membekali
anak
didik
dengan
kemampauan
mengembangkan
pengetahuan dan keilmuan IPS sesuai dengan perkembangan kehidupan, masyarakat, ilmu pengetahuan dan teknologi. (Ischak, 2002: 38) Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (2006:17) Mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: a) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan masyarakat. b) Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan ketrampilan dalam kehidupan sosial. c) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan. d) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetensi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional dan global. Ruang lingkup mata pelajaran Pengetahuan Sosial meliputi aspek: a) Sistem sosial budaya
23
b) Manusia, tempat dan lingkungan c) Perilaku ekonomi dan kesejahtaraan d) Waktu, keberlanjutan dan perubahan e) Sistem berbangsa dan bernegara Depdiknas (2003:3) k.
Hakikat Pembelajaran IPS SD Pengorganisasian bahan pengajaran IPS di SD sumbernya dariberbagai ilmu sosial yang diintegrasikan menjadi satu ke dalam mata pelajaran.Dengan demikian pengajaran IPS di SD merupakan bagian integral dari bidang studi. Namum ketika membicarakan suatu topik yang berkaitan dengan IPS, bahan-bahan pengajaran bisa dibicarakan secara lebih tajam.Ada dua bahan kajian IPS, yaitu bahan kajian pengetahuan sosialmencakup lingkungan sosial, yang terdiri atas ilmu bumi, ekonomi dan pemerintahandan bahan kajian
sejarah
meliputi
perkembangan
masyarakat
Indonesia
sejak
lampauhingga masa kini. Mengajar IPS pada tingkat sekolah dasar memerlukan stimulanyang besar serta berbagai variasi pendekatan untuk mendapatkan partisipasi pesertadidik. Akan tetapi kondisi kelas juga harus tetap dijaga supaya tidak kehilangankendali dan disiplin. Selain itu diharapkan juga pengajar harus selalu
antusias
dalam
menambah
pengetahuan
pribadinya
terhadap
pengetahuan sosial. Hal inidimaksudkan untuk menghindarkan suasana kelas yang pasif dan membosankan. l.
Karakteristik Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Bidang studi IPS merupakan gabungan ilmu-ilmu sosial yang terintegrasi atau terpadu. Pengertian terpadu, bahwa bahan atau materi IPS diambil dari ilmu-ilmu sosial yang dipadukan dan tidak terpisah-pisah dalam kotak disiplin ilmu (Sadeli dalam Depdiknas, 2008: 26). Karena IPS terdiri dari disiplin ilmu-ilmu Sosial, dapat dikatakan bahwa IPS itu mempunyai ciri-ciri khusus atau karakteristik tersendiri yang berbeda dengan bidang studi lainnya. Untuk membahas karakteristik IPS, dapat dilihat dari berbagai pandangan. Setiap mata pelajaran mempunyai karakteristik yang khas.
24
Demikian juga halnya dengan mata pelajaran IPS. Karakteristik mata pelajaran IPS adalah sebagai berikut:
1) Materi IPS Mempelajari IPS pada hakikatnya adalah menelaah interaksi antara individu dan masyarakat dengan lingkungan (fisik dan sosial-budaya). Materi IPS digali dari segala aspek kehidupan praktis sehari-hari di masyarakat. Oleh karena itu, pengajaran IPS yang melupakan masyarakat sebagai sumber dan obyeknya merupakan suatu bidang ilmu yang tidak berpijak pada kenyataan (Mulyono dalam Depdiknas, 2008: 26) 2) Strategi Penyampaian Pengajaran IPS Strategi penyampaian pengajaran IPS, sebagian besar adalah didasarkan pada suatu tradisi, yaitu materi disusun dalam urutan anak, keluarga, masyarakat, tetangga, kota, region, negara dan dunia. Tipe kurikulum seperti ini disebut ”The Wedining Horizon or Expanding Environment Curriculum” (Mukminan dalam Depdiknas, 2008:27) m. Materi IPS STANDAR KOMPETENSI
KOMPETENSI DASAR
2. Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi dan kemajuan teknologi di lingkungan Kabupaten/Kota dan Provinsi.
2.4. Mengenal permasalahan sosial di daerahnya.
Menganal Masalah-MasalahSosial di Lingkungan Setempat Kita tidak bisa bebas dari masalah-masalah sosial, ada banyak sekali masalah sosial di lingkungan masyarakat. Kita akan membahas contoh-contoh masalah sosial di lingkungan tempat tinggal kita, misalnya: 1) Masalah-masalah Kependudukan
25
Masyarakat yang tinggal atau mendiami suatu wilayah tertentu disebut penduduk. Jumlah penduduk yang mendiami suatu wilayah menentukan padat tidaknya di wilayah tersebut. Kita akan membahas beberapa masalah kependudukan yang terjadi di Negara kita. Masalahmasalah kependudukan yang terjadi di Indonesia antara lain persebaran penduduk yang tidak merata, jumlah penduduk yang begitu besar, pertumbuhan penduduk yang tinggi, rendahnya kualitas penduduk, rendahnya pendapatan per kapita, tingginya tingkat ketergantungan dan kepadatan penduduk. a) Persebaran penduduk yang tidak merata b) Jumlah penduduk yang begitu besar c) Pertumbuhan penduduk yang tinggi d) Kualitas penduduk rendah e) Rendahnya pendapatan per kapita f) Tingginya tingkat ketergantungan g) Kepadatan penduduk Beberapa kota besar di Indonesia sangat padat. Tingginya kepadatan penduduk menyebabkan masalah-masalah sosial seperti: pengangguran, kemiskinan, rendahnya pelayanan kesehatan, meningkatnya tindak kejahatan, pemukiman kumuh, lingkungan temapt tinggal yang tidak sehat dan sebagainya. Pemerintah terus berupaya mengatasi masalah-masalah kependudukan di atas. Upaya yang sudah dijalankan pemerintah antara lain sebagai beikut: a) Menekan laju pertumbuhan penduduk melalui program keluarga berencana. b) Melakukan program transmigrasi. c) Meningkatkan kualitas pendidikan dan pelayanan kesehatan. d) Membuka lapangan kerja sebanyak mungkin dan sebagainya. 2) Tindak Kejahatan
26
Contoh penjambretan,
tindak
kejahatan
pencopetan,
adalah
pemalakan,
pencurian,
korupsi,
perampokan,
pembunuhan
dan
penculikan. Banyaknya tindak kejahatan menciptakan rasa tidak aman. Perampokan dan penodongan menggunakan senjata api sering terjadi di kota besar. Di desa pun sering terjadi pencurian. Misalnya, ada yang mencuri ternak, hasil pertania, hasil hutan dan sebagainya. 3) Masalah Sampah Bagi masyarakat pedesaan, sampah mungkin belum menjadi masalah serius. Tapi, tidak demikian dengan masyarakat yang tinggal di kota atau di daerah padat penduduk. Masyarakt kota dan daerah padat penduduk menghasilkan banyak sekali sampah. Sampah segera menumpuk jika tidak segera diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah. Pemerintah, dalam hal ini adalah Dinas Kebersihan, memikul tanggung jawab dalam mengelola sampah. Masalah lain berkaitan dengan sampah adalah kebiasaan buruk membuang sampah sembarangan. Di banyak tempat banyak warga yang biasa membuang sampah ke sungai dan saluran air. Sungai dan aliaran air menjadi mampet. Akibatnya, sering terjadi banjir juika hujan lebat. 4) Pencemaran Lingkungan Berbagai
cara
telah
dilakukan
pemerintah
untuk
megatasi
pencemaran udara. Misalnya, membuat taman kota dan menanam pohon sebanyak-banyaknya. Kita sebagai warga Negara sebaiknya ikut serta dalam program ini. Selain itu, kalau kita memiliki kendaraan bermotor, usahakan supaya kendaraan tersebut layak dipakai. Jangan sampai kendaraan milik kita mengeluarkan banyak asap. Kalau bepergian ke manamana, sebaiknya menggunakan kendaraan umum. Jumlah kendaraan di jalan jadi berkurang. 5) Kebakaran Kebakaran yang terjadi di masyarakat umumnya merupakan kebakaran pemukiman. Sebuah rumah terbakar dan menjalar kerumahrumah di sekitarnya. Penyebabnya antara lain, kompor meledak dan
27
sambungan arus pendek listrik. Karena masyarakat harus sangat hati-hati dengan dua hal ini. Kebakaran hutan sering terjadi pada musim kemarau. Asap kebakaran hutan banyak sekali. Asap kebakaran hutan mengganggu kesehatan dan lalu lintas. Selain itu, kawasan hutan akan semakin berkurang. 6) Rusaknya atau Buruknya Fasilitas Umum Coba kamu perhatikan keadaaan fasiltas umum dilingkunganmu. Banyak fasilitas umum dalam keadaan rusak atau tidak terpelihara, bukan. Banyak transportasi seperti bus, kereta api, dan kapal sudah tua dan kotor. Demikian juga fasilitas-fasilitas sosial lainnya seperti telepon umum, WC umum, tempat hiburan dan rekreasi dan sebagainya. Fasilitas umum memang dipelihara dan dijaga oleh pemerintah. Meskipun demikian, masyarakat harus membantu merawat dan menjaga supaya tidak cepat rusak. Kalau ada fasilitas umum yang rusak, hendaknya segera melapor ke pihak berwenang. 7) Perilaku Tidak Disiplin Dalam hidup sehari-hari kita menjumpai banyak sekali perilaku tidak disiplin. Kita ambil contoh keadaan dijalan raya. Salah satu penyebab terjadinya kemacetan lalu lintas adalah perilaku tidak disiplin. Contoh perilaku tidak disiplin di jalan raya antara lain sebagai berikut: a) Menjalankan kendaraan melawan arus. Hal ini umumnya dilakukan pengendara sepeda motor. b) Mengendarai sepeda motor ditempat yang bukan semestinya, misalnya ditrotoar dan jalur cepat. c) Pengendara mobil yang parkir sembarangan. d) Angkot dan bis sering berhenti di sembarang tempat untuk menaikkan atau menurunkan penumpang. e) Pejalan kaki menyeberang jalan meskipun rambu untuk pejalan kaki menyala merah. Banyak pejalan kaki yang menyeberang bukan pada tempat semestinya.
28
8) Penyalahgunaan Narkoba dan Alkohol Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat-obatan berbahaya. Narkotika adalah obat untuk menenangkan syaraf, menghilangkan rasa sakit dan meningkatkan rangsangan, contohnya morfin, heroin dan kokain. Zat-zat yang tergolong narkoba umumnya dipakai dalam dunia medis. Siapapun yang menggunakannya untuk tujuan diluar pengobatan (medis) tergolong tindakan yang salah. Penyalahgunaan narkoba menjadi masalah social yang sangat serius. Pemakai narkoba akan kecanduan. Zat-zat itu perlahan-lahan merusak tubuh pemakainya. Banyaknya peredaran narkoba dan penyalahgunaan narkoba sangat meresahkan. 9) Pemborosan Energi Sumber energi berupa bahan bakar (minyak bumi, gas alam dan batu bara) suatu ketika akan habis. Sumber energi ini tidak dapat diperbaharui. Karena itu, kita harus hemat memakainya supaya sumber-sumber energi ini tidak cepat habis. Kita bisa belajar menjadi hemat dalam menggunakan energi. Contoh cara menghemat energi antara lain sebagai berikut: a) Mematikan lampu-lampu yang tidak diperlukan. b) Bepergian naik kendaraan umum atau sepeda. c) Memanfaatkan sumber energi alternatif misalnya dari tumbuhtumbuhan, angin, air dan matahari. 10) Kelangkaan Barang-Barang Kebutuhan Apa yang dirasakan ibumu ketika sulit mendapatkan beras? Tentu akan cemas, bukan? Dalam masyarakat kita beberapa kali terjadi kelangkaan barang kebutuhan tertentu. Beberapa waktu yang lalu masyarakat kesulitan mendapatkan kedelai. Akibatnya, kegiatan industri bahan baku kedelai seperti industri tahu, tempe, susu kedelai dan kecap terganggu. Barang-barang kebutuha yang sering langka antara lain minyak tanah dan minyak sayur.
29
Kelangkaan barang-barang kebutuhan sehari-hari meresahkan masyarakat. Oleh Karena itu, kelangkaan barang-barang termasuk masalah sosial. Pemerintah mempunyai tugas memastikan bahwa persediaan barang-barang kebutuha sehari-hari cukup.
B. PENELITIAN YANG RELEVAN
Tri mulyani (2006) dalam penelitiannya yang berjudulUpaya Meningkatkan Hasil Belajar IPS Sejarah Dengan Metode Diskusi Terbimbing Dalam Pokok Bahasan Perserikatan Bangsa-Bangsa Pada Siswa Kelas VI SD Margosari Kecamatan Semarang Barat Kota Semarang Tahun 2005/2006. Dengan kesimpulan bahwa Metode diskusiterbimbing dapat berguna dan mampu mengantarkan siswa pada tujuanpembelajaran sejarah yang ingin dicapai berdasarkan
kurikulum
yang
berlaku.(www.Google.com/digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/archives/HASH 0126.dir/doc.pd, 12 april 2010) Menurut Halizah Awangdan Ishak Ramly (International Journal of Social Sciences in 2008 3:1) dalam penelitiannya yang berjudul Creative Thinking Skill Approach Through Problem-Based Learning: Pedagogyand Practice in the Engineering Classroom and Practice in the Engineering Classroommenyatakan bahwa: At the simplest level “creative” means bringing into being. something that was not there before and has been brought being. The word “creativity” covers a wide range of different skills. Creative skills needed to change concepts and perceptions. . In most descriptions of problem solving, there is usually a step called “search for alternatives”. That This implies that creativity is needed in this step. Creativity is poorly understood and difficult to teach but there are positive techniques that everyone can learn. Edward de Bono notes poor „creative techniques such as focus, challenge, alternatives, concepts etc [7]. Creative thinking should take its place alongside our other methods of handling information. A person sitting down with the deliberate intention of generating an idea in a certain area and then proceeding to use a creative thinking technique systematically should represent a normal state of affairs.
30
Creative thinking will make students move “sideways” to try different perceptions, different concepts, different points of entry entry. Students can use various methods provocations to solve the problems. Creative thinking has very much to do with perception to put forward different views. . The different views are not derived each from the other but are independently produced. In this sense, creative thinking has to do with exploration just as perception has to eksplorasi do with exploration. What causes creativity in the individual? Can the creative process be identified? A widely used of creativity tests is Torrance Tests of Creative Thinking (TTCT)[9]-[10]. creative abilities measured by these tests are originality, fluency and flexibility. These Abilities are defined as; originality: the ability to produce uncommon or unique originality: the ABILITY to Produce Uncommon or unique Pada tingkat yang paling sederhana "kreatif" berarti membawa ke sesuatu yang tidak ada sebelumnya dan telah dibawa sebelumnya. Kata "kreativitas" mencakup berbagai macam keterampilanyangberbeda. Kreatif keterampilan yang dibutuhkan untuk mengubah konsep dan persepsi.Dalam deskripsi sebagian besar pemecahan masalah, biasanya ada langkah yang disebut "mencari alternatif".Ini berarti bahwa kreativitas diperlukan dalam langkah ini. Kreativitas adalah buruk dimengerti dan sulit untuk mengajar tetapi ada positif, teknik yang semua orang bisa belajar.Edward de Bono catatan teknik kreatif seperti fokus, tantangan, alternatif, konsep [dll 7]. Berpikir kreatif harus mengambil tempatnya bersama dengan metode lainmenangani informasi. A orang yang duduk dengan maksud sengaja menghasilkan ide di daerah tertentu dan kemudian berjalan menggunakan yang kreatif.Teknik berpikir sistematis harus mewakili normal keadaan. kreatifakan
membuatsiswabergerak
"miring"untukmencoba
Berpikir
persepsi
yang
berbeda, konsep yang berbeda, berbagai tempat yang berbeda pula. Siswa dapat menggunakan berbagai cara termasuk provokasi untuk memecahkan masalah. Berpikir Kreatif banyak memiliki sesuatu yang harus dilakukan dengan mengedepankan persepsi yang berbeda dilihat. Pandangan yang berbeda masingmasing tidak berasal dari lainnya tetapi diproduksisecara independen.Dalam hal ini, berpikirkreatif harus dilakukan dengan eksplorasi persepsi yang ada hubungannya dengan eksplorasi.Apa yang menyebabkan kreativitas dalam individu? Dapatkah kreatif proses diidentifikasi? Sebagian besar banyak
31
digunakan tes kreativitas Pengujian Berpikir Kreatif Torrance (TTCT) [9] - [10]. Tiga kemampuan kreatif diukur oleh tes ini orisinalitas, kefasihan dan fleksibilitaskekuatan inididefinisikan sebagaikemampuan untuk menghasilkan luar biasa atau unik.(http://www.waset.org/journals/ijss/v3/v3-1-3.pdf, 30 April 2010) Menurut Bruce E. Larson dalam penulisan makalahnya yang berjudul Classroom
discussion:
a
method
of
instruction
and
a
curriculum
outcomemenyatakan bahwa: The purpose of this paper is to examine our Teachers' thinking about classroom discussion. Teachers have multiple conceptions of classroom discussion, but often INTERSECT These conceptions with two purposes for using classroom discussion: (1) discussion as a method of instruction, Nowhere The purpose is to help engage students in a lesson, and learn academic content by encouraging verbal interactions; and (2) discussion competence as the subject matter, Nowhere is the desired outcome for students to learn to more effectively discuss. To better understand our Teachers 'use of discussion in the classroom, this study examined Teachers' thinking about discussion with two purposes in mind These. Six high school social studies Teachers Were purposively selected to permit data collection from a theoretically interesting sample. Were the data collected through indepth interviews and a think-Aloud task, and Were analyzed using grounded theory's constant-comparative technique. These implications of findings for Teachers, teacher educators, and Researchers Interested in classroom discussion are examined. Tujuan makalah ini adalah untuk menguji pemikiran guru tentang diskusi kelas. Guru memiliki beberapa konsepsi diskusi kelas, tetapi konsepsi ini sering bersinggungan dengan dua tujuan untuk menggunakan diskusi kelas (1) diskusi sebagai metode pengajaran, di mana tujuannya adalah untuk membantu siswa terlibat dalam pelajaran, dan belajar isi akademik dengan mendorong lisan interaksi, dan (2) diskusi kompetensi sebagai materi pelajaran, di mana hasil yang diinginkan bagi siswa untuk belajar untuk membahas lebih efektif. Untuk lebih
32
memahami penggunaan guru diskusi di kelas, studi ini meneliti pemikiran guru tentang diskusi dengan dua tujuan dalam pikiran. Enam sekolah tinggi ilmu-ilmu sosial guru purposif dipilih untuk memungkinkan pengumpulan data dari sampel secara teoritis menarik. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dan berpikir-keras-tugas, dan dianalisis dengan menggunakan teknik grounded teori komparatif konstan implikasi dari temuan ini bagi para guru, pendidik, guru, dan peneliti
yang
tertarik
dalam
diskusi
kelas
diperiksa.(http://www.az.itu.edu.tr/azv6n2web/05poturbarkul0602.pdf, 30 April 2010) C.
KERANGKA BERPIKIR
Semula guru hanya mengajar dengan menggunakan metode ceramah saja.Dengan menjelaskan saja tanpa menggunakan media pembelajaran. Kegiatan siswa hanya mendengarkan penjelasan dari guru. Akibatnya siswa merasa jenuh. Dengan demikian maka daya berpikir siswa rendah, sehingga nilai dalam Pembelajaran IPS juga rendah. siswa kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran IPS dan kurang memperhatikan. Metode diskusi terbimbing merupakan proses komunikasi dua arah dengan cara memberikan kesempatan pada kedua belah pihak untuk dapat mencurahkan perasaan
secara
lebih
terbuka
sehingga
memberikan
peluang
untuk
berkembangnya ide-ide dari seluruh siwa yang terlibat dan berpartisipasi didalamnya secara lebih bebas dengan bimbingan guru sebagai moderator. Kelebihan dari metode diskusi terbimbing adalah metode pembelajaran yang menekankan pean aktif siswa dalam pembelajaran yang dilaksanakan. Dengan demikian metode
diskusi
terbimbing dapat
meningkatkan
kompetensi berpikir kreatif pada pembelajaran IPS siswa kelas IV SDN I Kenteng Nogosari Boyolali Tahun Ajaran 2009/2010. Definisi penelitian dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Kondisi Awal
Pembelajaran Konvensional
Aplikasi berpikir kreatif rendah
33
Aplikasi metode diskusi terbimbing
Tindakan
Siklus I Siklus II Siklus III
Pembelajaran IPS dengan menggunakan metode diskusi terbimbing dapat meningkatkan kompetensi berpikir kreatif
Kondisi Akhir
Gambar 1: Bagan kerangka Berpikir
D.
HIPOTESIS
Berdasarkan kerangka pikir di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: “Dengan menggunakan metode diskusi terbimbingdapat meningkatkan kompetensi berpikir kreatif siswa dalam pembelajaran IPS Siswa kelas
IV
SD
Negeri
IKenteng
Tahun
Ajaran2009/2010”.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan waktu pelaksanaan
1. Tempat penelitian Lokasi yang digunakan tempat penelitian adalah Sekolah Dasar Negeri IKenteng Kecamatan Nogosari Kabupaten Boyolali. Dasar pemilihan lokasi ini dengan pertimbangan sebagai berikut: a. SD Negeri I Kenteng merupakan sekolah yang mempunyai kualitas yang cukup baik, hal ini bisa dilihat dari penerimaan siswa baru. Guru yang mengajar rata-rata adalah guru senior (cukup berpengalaman). b. Lokasi SD Negeri I Kenteng mudah dijangkau. 2.waktu penelitian Penelitian ini direncanakan memerlukan waktu pelaksanaan selama 7 (Tujuh) bulan yaitu mulai bulan Januari 2010 sampai dengan Juli 2010. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2009/2010. Pada bulan Januari peneliti mulai menyusun proposal dan mengkonsultasikan kepada dosen, pada pertengahan bulan Januari sampai Februari merevisi proposal, Maret mulai perijinan di kampus UNS Pusat, April menyusun RPP dan mengadakan penelitian. Pelaksanaan siklus I ini memerlukan waktu 1 minggu dalam 2 kali pertemuan, yang dilaksanakan pada tanggal 14 dan 15 April 2010. Siklus II dilaksanakan pada tanggal 21 dan 22 April 2010. Siklus ke III dilaksanakan pada hari Rabu 28 April 2010. Setelah selesai melaksanakan siklus, kegiatan penelitian adalah menganalisa data yang telah diperoleh dari pelaksanaan siklus dan membuat laporan yang memerlukan waktu sekitar 2 bulan yang dilakukan padabulan Mei dan Juni. Pada awal Juli peneliti mulai meminta pengesahan laporan dan dilanjutkan dengan ujian.
34
35
B. Subjek Penelitian
Dalam penelitian ini, subyek yang menjadi sasaran penelitian adalah strategi yang tepat dalam pembelajaran IPS yang sesuai dengan situasi dan kondisi lingkungan belajar agar tercipta suasana belajar yang membangun daya kreatif siswa sehingga tercipta pembelajaran yang kondusif. Dalam penelitian ini subjek yang digunakan adalah seluruh siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri I Kenteng Kecamatan Nogosari Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2009/2010, yang berjumlah 22 siswa yang terdiri dari 13siswa putra dan 9 siswa putri. Mengingat populasi yang jumlahnya tidak terlalu banyak, maka dalam penelitian ini tidak mengambil sampel sebagai wakil dari populasi, namun peneliti menjadikan seluruh siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 1 Kenteng sebagai subjek penelitian. Terdiri dari 13 siswa putra dan 9 siswa putri.
C. Bentuk dan Strategi Penelitian
Karena data yang akan diperoleh atau dikumpulkan berupa data yang langsung tercatat dari kegiatan di lapangan maka bentuk pendekatan yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dan jenis penelitiannya adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). I G A K Wardhani, dkk (2007: 1.3) penelitian tindakan kelas merupakan terjemahan dari Classroom Action Research, yaitu suatu Action Research yang dilakukan di kelas. Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian untuk mengatasi permasalahan terkait dengan kegiatan belajar mengajar yang terjadi pada suatu kelas. Penelitian ini diawali dengan pelaksanaan uji coba instrumen. Hasil coba instrumen selanjutnya dijadikan dasar untuk perbaikan dan penyempurnaan instrumen. Setelah diadakan perbaikan instrumen, selanjutnya dilaksanakan pengumpulan data. Setelah pengumpulan data, diadakan analisis data untuk menguji hipotesis dan penarikan kesimpulan. Akhir dari laporan ini adalah penyusunan laporan.
36
Adapun model Penelitian Tindakan Kelas ini menggambarkan sebagai serangkaian langkah yang membentuk siklus atau putaran tindakan. Setiap langkah memiliki empat tahap, yaitu perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting) (Kurt Lewin (1992) dalam (St.Y.Slamet, 2007: 65). Langkah-langkah tersebut dapat dilihat pada gambar 2:
Planning
Reflecting
Acting
Observing
Gambar 2. Spiral Tindakan Kelas Tahap-tahap di atas digambarkan sebagai siklus, yang dapat dilanjutkan ke siklus berikutnya secara ulang sampai permasalahan yang dihadapi dapat teratasi/terpecahkan. Pada tahap perencanaan berisi rencana pelaksanaan pembelajaran yang disiapkan sebelum pelaksanaan tindakan/aksi. Kemudian dilakukan tindakan sebagai implementasi perencanaan.
D. Data Dan Sumber Data
Data atau informasi yang dikumpulkan dan dikaji dalam penelitian ini adalah data kualitatif. Informasi tersebut akan digali dari berbagai sumber data, yang meliputi: 1. Sumber data pokok (primer) yaitu: a. Siswa kelas IV SDN I Kenteng Nogosari Boyolali sebagai objek penelitian b. Guru kelas IV SDN I Kenteng Nogosari Boyolali sebagai sumber informasi, terutama guru kelas yanglebih mengenal tentang seluk beluk siswanya dan mengetahui bagaimana perkembangan prestasi siswanya.
37
c. Pihak lain yang berhubungan, orang-orang disekitar siswa yang bisa kita minta informasi tentang siswa. 2. Sumber data sekunder a. Arsip/dokumentasi yaitu pengumpulan data-data tertulis, misalnya daftar nilai formatif IPS siswa. b. Tes hasil belajar siswa akan di tes/uji kemampuannya oleh guru. Yang digunakan untuk mengukur kreativitas anak dalam mengikuti pembelajaran. c. Lembar observasi. Lembar observasi digunakan dalam mengamati proses pembelajaran. d. Teks wawancara. Teks wawancara digunakan peneliti untuk menggali informasi dari siswa tentang kegiatan pembelajaran di sekolah. Lebih lanjut, sumber data sekunder yang meliputi arsip/dokumen, tes, lembar observasi dan teks wawancara akan diuraikan peneliti dalam uraian teknik pengumpulan data. E. Teknik Pengumpulan Data
Sesuai dengan bentuk penelitian, maka teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Dokumentasi Dokumen merupakan sumber data yang sering memiliki posisi penting dalam penelitian kualitatif. Dokumen merupakan bahan tertulis ataupun film yang digunakan sebagai sumber data, dokumen sejak lama digunakan sebagai sumber data karena dalam banyak hal dokumen sebagai sumber data dapat dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan, bahkan untuk meramalkan (Slamet dan Suwarto 2007: 52). Data yang diperoleh dari dokumen yaitu keadaan administrasi siswa kelas IV SDN Kenteng Nogosari Boyolali yang sudah ada, misalnya: nilai ulangan harian siswa dan nilai ulangan tengah semester. 2. Teknik Tes Tes digunakan untuk mengukur kemampuan sesuatu, ketrampilan, pengetahuan, penguasaan, dan sebagainya (Amir, 2007: 135). Dalam penelitian ini
peneliti
akan mengadakan tes tertulis yang akan dilaksanakan
38
dalampelaksanaan tindakan. Tes dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui perkembangan daya kreatif anak atau keberhasilan pelaksanaan tindakan berupa tes pemecahan masalah dalam diskusi terbimbing. Data yang diperoleh dari pelaksanaan tes adalah hasil nilai dari tes yang diberikan kepada siswa. 3. Observasi Observasi ialah studi yang disengaja dan sistematis tentang fenomena sosial dan gejala-gejala psikhis dengan jalan pengamatan dan pencatatan (Kartini Kartono, 1983: 142). Observasi yang dilakukan peneliti adalah mengamati partisipasi siswa dan keaktifan siswa serta keaktifan guru dalam proses pembelajaran IPS siswa kelas IV SD N1 Kenteng dengan menggunakan metode diskusi terbimbing. Observasi merupakan suatu tindakan pengamatan langsung kepada obyek yang diamati untuk mengetahui kenyataannya. Observasi ini dilakukan untuk menyaring data keadaan siswa pada proses pembelajaran di kelas. Observasi yang dilakukan peneliti adalah observasi tidak langsung. Maksud observasi tidak langsung adalah dengan menggunakan perantara yang bertujuan agar hasilnya lebih obyektif. Dengan observasi dapat kita peroleh gambaran yang lebih jelas tentang kehidupan sosial, yang sukar diperoleh dengan metode lain. Observasi dapat dilakukan apabila kita belum cukup memperoleh keterangan tentang masalah yang kita selidiki. 4. Wawancara Wawancara (interview) adalah pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan secara langsung oleh pewawancara (pengumpul data) kepada responden, dan jawaban-jawaban responden dicatat atau direkam dengan alat perekam (tepe recorder) (Irawan Soehartono, 1992: 67-68). Wawancara digunakan peneliti untuk menggali informasi dan informan tentang kegiatan belajar IPS. Wawancara dalam penelitian ini dilaksanakan secara langsung yaitu percakapan dan tanya jawab kepada siswa secara langsung tanpa menggunakan perantara. Wawancara yang digunakan bersifat lentur, tidak
39
terlalu ketat, tidak dalam suasana formal dan dilakukan berulang pada informan yang lain. Dalam pelaksanaannya teknik wawancara, peneliti membuat teks wawancara yang dibagikan kepada informan, sehingga pelaksanaan wawancara tidak memakan waktu yang lama. Wawancara ini digunakan sebagai dasar untuk melakukan penelitian yang lebih lanjut dan dipergunakan untuk mengetahui secara mendalam tentang kondisi anak sebelum pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi terbimbing atau setelah menggunakan metode diskusi terbimbing. Adapun instrumen yang telah disediakan peneliti dalam wawancara kepada peserta didik dapat dilihat pada lampiran.
F. Prosedur Penelitian
1. Perencanaan/ Persiapan a.
Permintaan izin kepada kepala sekolah SD N I Kenteng Nogosari Boyolali.
b.
Identifikasi permasalahan dalam pengajaran metode diskusi terbimbing dalam pembelajaran IPS
c.
Perumusan materi yang akan diajarkan dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan metode diskusi terbimbing untuk berpikir kreatif.
d.
Menyusun rencana penelitian dengan bekerja sama dengan Kepala Sekolah dan Guru kelas IV SD N I Kenteng Nogosari Boyolali.
2. Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan ini dilaksanakan dalam 3 (tiga) siklus dan dalam setiap siklus terdapat 2 (dua) pertemuan. Definisi dari setiap siklus sebagai berikut: a. Rencana 1) Mengumpulkan data yang diperlukan melalui teknik oservasi, wawancara dan dokumentesi. 2) Merencanakan skenario pembelajaran IPS dengan cara membuat rencana pembelajaran (RPP) dengan menggunakan metode diskusi terbimbing agar
40
siswa dapat berpikir kreatif. Dengan pokok bahasan Masalah-Masalah Sosial Di Lingkungan Setempat. 3) Menyediakan
media
yang akan
digunakan
dalam
melaksanakan
pembelajaran b. Tindakan 1) Memberikan materi pembelajaran tentang masalah-masalah sosial di lingkungan setempat. Dengan memberikan materi anak akan mengetahui tentang gambaran awal masalah-masalah sosial yang ada seperti: masalah sampah, kejahatan, pencemaran lingkungan, dll. Setelah itu guru membagi siswa menjadi 5 kelompok dengan masing-masing kelompok terdiri dari 4 orang anak dan 2 kelompok 5 orang anak. 2) Menerapkan pembelajaran dengan penggunaan metode diskusi terbimbing. Setelah guru menerangkan tentang konsep masalah-masalah sosial di lingkungan setempat, kemudian guru memberikan bahan diskusi yaitu mengenai banyaknya sampah di lingkunan sekolah pada siklus I, perilaku tidak disiplin di sekolah pada siklus II, dan pencemaran lingkungan di siklus III. Siklus I dan II dilaksanakan dalam 2 pertemuan, dan siklus III dilaksanakan hanya 1 pertemuan. Guru memberikan aturan atau memberi petunjuk kepada siswa tenteng bagaimana cara mengerjakan soal diskusi dan apa yang harus didiskusikan dengan teman kelompoknya. 3) Siswa melakukan diskusi dengan bimbingan dari guru. Tetapi pada Siklus I guru tidak membimbing jalannya diskusi, yang nantinya akan dibandingkan dengan penggunaan diskusi terbimbing. Siswa bersama kelompoknya melakukan diskusi dalam memecahkan masalah yang dihadapi. 4) Membantu
siswa/kelompok
jika
menemui
kesulitan.
Mendekati
siswa/kelompok jika bertanya dan terlihat kesulitan dalam menyelesaikan masalah diskusi maupun dalam mengerjakan soal individu, kemudian guru membantu memecahkan masalah yang dihadapi siswa. 5) Menilai hasil dari kemampuan kelompok dalam melaksanakan diskusi dengan maju kedepan untuk membacakan hasil diskusinya. Dan
41
melaksanakan penilaian terhadap kemampuan siswa dalam mengerjakan evaluasi secara individu. c. Observasi Observasi dilaksanakan selama pelaksanaan pembelajaran untuk mengetahui aktivitas dan peningkatan berpikir kreatif siswa dalam berdiskusi dan menyelesaikan masalah diskusi. Dan guru mengamati apakah penggunaan metode diskusi dapat meningkatkan daya pikir kreatif siswa pada pembelajaran yang berlangsung di kelas tersebut. Guru juga mengarahkan siswa dalam pelaksanaan pembelajaran. Memberikan pengarahan kepada semua siswa ketika siswa merasa sedikit ada kesulitan dalam melakukan diskusi dan dalam mengerjakan soal individu. d. Refleksi Pada kegiatan ini peneliti menemukan prosentase keberhasilan siswa secara klasikal dan tingkat serap siswa sebagai bahan perbandingan di siklus
kedua.
Menganalisis
data
yang
ada
berdasarkan
format
pembelajaran yang dilaksanakan. Tujuannya untuk mengetahui efektivitas, keberhasilan dan hambatan dari proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dengan menggunakan metode diskusi terbimbing. Kemudian melakukan perbaikan berdasarkan evaluasi pemantauan. Dalam mengadakan refleksi dan evaluasi dari kegiatan I, II, III bila hasil refleksi dan evaluasi siklus I menunjukkan adanya peningkatan kemampuan berpikir kreatif Siswa kelas IV tidak perlu dilanjutkan dengan menggunakan siklus II. Namun apabila belum memperlihatkan adanya peningkatan kemampuan belajar IPS maka dibuat siklus II yang meliputi tahap perencanaan tindakan, tahap pelaksanaan tindakan, tahap observasi. Selanjutnya sampai kemampuan berpikir kreatif meningkat
42
Penelitian tindakan nilai kelas yang dilaksanakan dapat digambarkan sebagai berikut pada gambar 3. Rencana I
refleksi
Siklus I
Siklus
Rencana II
Tindakan
refleksi
Observasi
Siklus II
Tindakan
Rekomendasi
Observasi Gambar 3. Siklus I dan II
G. Validitas Data
Agar penelitian ini dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, diperlukan adanya validitas data untuk menjaga keabsahan data yang dikumpulkan. Validitas data merupakan sarana untuk membuktikan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang ilmiah. Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik trianggulasi data, dimana peneliti menggunakan beberapa sumber data untuk mengumpulkan data yang sama sehingga dapat diperoleh informasi yang tepat sesuai dengan keadaan siswa. Cara ini mengarahkan agar dalam mengumpulkan data, wajib menggunakan beragam sumber data yang tersedia. Artinya, data yang sama atau sejenis, akan lebih mantap kebenarannya bila digali dari beberapa sumber data yang berbeda. Dengan mengenali data dari sumber yang berbeda-beda dan juga teknik pengumpulan data yang berbeda itu pun data sejenis bisa tertuju kemantapan dan kebenarannya.
H. Indikator Ketercapaian Tujuan
Untuk mengukur keberhasilan tindakan, peneliti perlu merumuskan indikator-indikator
ketrecapaiannya.Sebagai
tolak
ukur
keberhasilan
43
penelitianyaitu dari 22 siswa 70% mendapatkan nilai lebih dari sama dengan 65. Indikator implementasinya dalam rangka peningkatan daya berpikir kreatif pada mata pelajaran IPS Siswa kelas IV SD Negeri I KentengNogosari Boyolali dengan menggunakan metode diskusi terbimbing.
I. Teknik Analisis Data
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis interaktif. Model analisis interaktif mempunyai tiga buah komponen yaitu reduksi data, sajian data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi.Aktivitasnya dilakukan dalam bentuk interaktif dengan proses pengumpulan data sebagai suatu proses siklus. PENGUMPULAN DATA
I REDUKSI DATA
II SAJIAN DATA III PENARIKAN KESIMPULAN
Gambar 4. Komponen-komponen analisis data: Model Interaktif
Berikut merupakan penjelasan lebih lanjut tentang ketiga komponen tersebut: 1. Reduksi
data
merupakan
proses
menyeleksi,
menetukan
focus,
menyederhanakan, meringkas, dan mengubah bentuk data mentah yang ada dalam catatan lapangan. Dalam tahap ini peneliti memilah data dan membuang data yang tidak perlu, kemudian mengorganisasikan data dengan catatan sedemikian rupa sehingga kesimpulan-kesimpulan akhirnya dapat ditarik.
44
2. Penyajian data sebagai komponen kedua dalam kegiatan analisis data, merupakan suatu rangkaian organisasi informasi, deskripsi dalam bentuk narasi yang memungkinkan kesimpulan peneliti dapat dilakukan. Sajian ini merupakan rakitan kalimat yang disusun secara logis dan sistematis. Sajian data ini harus mengacu pada rumusan masalah yang telah dirumuskan sebagai pertanyaan penelitian, sehingga narasi yang tersaji merupakan deskripsi mengenai permasalahan yang ada. 3. Verifikasi (penarikan kesimpulan) merupakan kegiatan yang dilakukan untuk memantapkan
simpulan
dipertanggung jawabkan.
dari
tampilan
data
agar
benar-benar
dapat
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian
SD Negeri I Kenteng adalah Sekolah Dasar yang terletak di Dusun Kenteng Desa Kenteng Kecamatan Nogosari Kabupaten Boyolali. Kebetulan lokasi rumah peneliti tidak jauh dari SD Negeri I Kenteng, jaraknya ± 3 Km dari tempat peneliti. SD Negeri I Kenteng letaknya berada di barat lapangan tembak tempat para tentara berlatih. Penduduk di Desa Kenteng termasuk kategori jumlah padat penduduk. Jumlah siswa di SD Negeri I Kenteng sebanyak 136 siswa yang terdiri dari 6 kelas. Gedung sekolah baru saja mendapat bantuan Dana Alokasi Khusus yaitu membangun 3 ruang kelas, jadi ruang kelas pun cukup nyaman dalam kegiatan belajar mengajar. Di SD Negeri I Kenteng baru saja mendapat bantuan pembangunan ruang perpustakaan, dan baru tahun ini perpustakaan mulai dioperasikan untuk siswa. Siswa pun sangat antusias meminjam buku di perpustakaan. Lokasi SD cukup luas dan berdampingan dengan lapangan desa, Kantor Kelurahan Desa Kenteng dan Sekolah Taman Kanak-kanak Kenteng. SDN I Kenteng dipimpin oleh seorang kepala sekolah, 9 tenaga pendidik yang terdiri dari 6 guru kelas, 1 guru pendidikan olahraga, 1 guru agama Islam dan seorang penjaga serta karyawan perpustakaan. Selain itu di SD Negeri I Kenteng ada guru tamu yaitu guru Bahasa Inggris. Demi kelancaran program-program sekolah dan semakin meningkatnya mutu pendidikan di sekolah, maka segenap komponen pengelola Sekolah Dasar Negeri IKenteng baik kepala sekolah, komite sekolah, guru, karyawan senantiasa melaksanakan tugas sesuai dengan tanggung jawab masing-masing sebagaimana tertuang dalam program kerja yang telah direncanakan pada setiap tahun pelajaran. Mekanisme kerja segenap pengelola Sekolah Dasar Negeri IKenteng tersebut berada di bawah koordinasi dan pengawasan kepala sekolah. Karakter siswa-siswi kelas IV tempat penelitian tidak jauh berbeda dengan kelaslain dalam pembelajaran IPS. Kebanyakan siswa menganggap IPS sebagai suatu mata pelajaran yang sulit, sehingga hasil belajar IPS dan
45
46
kemampuan serta partisipasi siswa dalam pembelajaran IPS kurang optimal. Siswa masih banyak tergantung pada guru dalam memecahkan masalah IPS, hal itu menyebabkan rendahnya kemampuan memahami serta hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS. Latar belakang ini yang dijadikan pangkal dalam berbagai permasalahan dalam upaya meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dengan ditandai meningkatnya hasil belajar IPS. Dengan penelitian ini diharapkan siswa SDN 1 Kenteng lebih tertarik dan termotivasi untuk belajar IPS, sehingga kemampuan memecahkan masalah dalam pembelajaran IPS dapat meningkat dengan ditandai meningkatnya hasil belajar siswa. B. Hasil Penelitian 1. Kondisi Awal Hasil observasi awal dilakukan peneliti pada siswa kelas IV SD Negeri I Kenteng Kecamatan Nogosari Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2009/2010 yang semula guru dalam kegiatan pembelajarannya belum menerapkan metode pembelajaran yaitu PAKEM, menunjukkan prestasi belajar siswa masih rendah. Dari hasil pelaksanaan ulangan tengah semester, dapat diketahui masih banyaknya siswa yang belum tuntas dalam belajarnya hingga mencapai 50%. Dapat dilihat pada tabel 1. Sebelum
melaksanakan
proses
penelitian, terlebih
dahulu
peneliti
melakukan kegiatan survey awal dengan tujuan untuk mengetahui keadaan nyata yang ada di lapangan. Hasil survey awal yaitu: Rendahnya kemampuan belajar IPS dengan ditunjukkan rendahnya nilai ujian tengah semester pada pelajaran IPS. Berdasarkan data hasil pengamatan langsung oleh peneliti pada tanggal 7 April 2010 terhadap pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru kelas IV dalam menyampaikan pembelajaran IPS materi tentang masalah-masalah sosial di lingkungan setempat sebagai gambaran awal kegiatan pembelajaran di kelas IV masih terdapat banyak kekurangan, antara lain guru kurang diperhatikan siswa, karena guru dalam melaksanakan pembelajaran belum menggunakan media dan metode yang tepat sehingga suasana belajar kurang menyenangkan (respon siswa
47
kurang), aktivitas siswa kurang, dan masih kurangnya ketuntasan belajar tentang materi IPS. Untuk lebih jelasnya pencapaian prestasi belajar mata pelajaran IPS siswa kelas IV SD Negeri I Kenteng Kecamatan Nogosari Kabupaten Boyolali pada ujian tengah semester dapat dilihat pada tabel 1 seperti di bawah ini: Tabel 1. Hasil ujian tengah Semester Mata Pelajaran IPS. No Nilai KKM Keterangan 1 48 65 Belum tuntas 2 50 65 Belum tuntas 3 66 65 Tuntas 4 75 65 Tuntas 5 62 65 Belum tuntas 6 70 65 Tuntas 7 56 65 Belum Tuntas 8 75 65 Tuntas 9 68 65 Tuntas 10 65 65 Tuntas 11 50 65 Belum tuntas 12 68 65 Tuntas 13 45 65 Belum tuntas 14 40 65 Belum Tuntas 15 60 65 Belum Tuntas 16 66 65 Tuntas 17 50 65 Belum Tuntas 18 68 65 Tuntas 19 55 65 Belum tuntas 20 60 65 Belum Tuntas 21 65 65 Tuntas 22 45 65 Belum tuntas Jumlah 1307 Rata-rata 59,40 Berdasarkan tabel 1 di atas dapat diketahui bahwa dari 22 siswa yang dinyatakan tuntas adalah 10 siswa, dan yang dinyatakan tidak tuntas ada 12 siswa,dimana nilai tertinggi yang diperoleh yaitu 75 dan nilai terendah 40 dan nilai rata-rata kelas yaitu 59,40.
48
Tabel 2. Frekuensi Nilai hasil Ujian Tengah Semester Siswa Kelas IV SDN 1 Kenteng Sebelum Tindakan Nomor 1 2 3 4 5 6 7 8 Jumlah
Nilai 91 – 100 81 – 90 71 – 80 61 – 70 51 – 60 41 – 50 31 – 40 21 – 30
Frekuensi 0 0 2 10 3 6 1 0 22
Prosentase 0% 0% 9,10% 45,45% 13,64% 27,27% 4,54% 0% 100%
Kategori Istimewa Baik sekali Baik Cukup Hampir cukup Kurang Kurang sekali Sangat kurang sekali
Tabel 3. Hasil tes awal Keterangan Nilai terendah Nilai tertinggi Rata-rata nilai Siswa belajar tuntas
Ujian Awal 40 75 59,40 45,45
Berdasarkan tabel 3 prosentase hasil belajar maka dapat digambarkan pada gambar 5. 10
Frekuensi Nilai
10 8 6 6 4
3 2
2
1 0
0
0
0
21-30
31-40
41-50
51-60 61-70 Nilai Siswa
71-80
81-90 91-100
Gambar 5. Grafik Nilai Ujian Tengah Semester Siswa Kelas IV SDN I Kenteng Tindakan Berdasarkan Sebelum data nilai pada tabel 2 dapat dilihat bahwa sebelum dilaksanakan tindakan, siswa kelas IV SDN I Kenteng sebanyak 22 siswa hanya 10 siswa atau 45,45 % yang memperoleh nilai sesuai dan diatas batas nilai ketuntasan minimal. Sebanyak 12 siswa atau 54,55% memperoleh nilai di bawah
49
batas nilai ketuntasan yaitu 65. Maka peneliti mengadakan konsultasi dengan dewan guru untuk melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi terbimbing Analisis hasil evaluasi dari tes awal siswa pada tabel 3 diperoleh nilai ratarata kemampuan siswa menjawab soal dengan benar adalah 45,45% di mana hasil tersebut masih di bawah rata-rata nilai yang diinginkan dari pihak guru, peneliti, dan sekolah yaitu sebesar 65. Dari pihak sekolah ketuntasan siswa diharapkan mencapai lebih dari 70%. Dari hasil analisis tes awal tersebut, maka dilakukan tindakan lanjutan untuk hasil belajar, aktivitas siswa pada kegiatan KBM, khususnya pada pembelajaran IPS. Dari hasil Ujian Tengah Semester pada tabel di atas dapat disimpulkan sementara bahwa penguasaan materi pembelajaran IPS masih kurang maka perlu diadakan pembelajaran yang dapat meningkatkan pengetahuan anak mengenai materi pembelajaran IPS. 2. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Siklus I Penelitian dilakukan secara siklus yang garis besarnya meliputi tahap-tahap: perencanaan tindakan (planning), pelaksanaan tindakan (acting), pemantauan tindakan (observing), dan pengkajian efektifitas tindakan (reflecting). Hasil refleksi digunakan untuk mengetahui tingkat perubahan yang terjadi dan tingkat pencapaian indikator-indikator yang telah ditetapkan. Jika indikator tercapai maka siklus (tahap-tahap tersebut dilakukan lagi menurut materi yang sesuai sehingga terjadi pencapaian indikator yang signifikan). Tindakan siklus I dilaksanakan selama 1 minggu mulai tanggal 14 April 2010 sampai 15 April 2010 (2 kali pertemuan). Adapun tahapan yang dilakukan adalah sebagai berikut: a.
Perencanaan Pada tahapan ini peneliti melakukan permintaan izin kepada Kepala Sekolah SD N IKenteng Nogosari Boyolali. Dan setelah itu melakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran IPS yang dilaksanakan di kelas IV untuk mengetahui media dan metode yang digunakan sudah tepat atau belum,
50
serta keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran yang dilaksanakan. Di samping itu peneliti juga mencatat hasil belajar siswa berupa nilai ujian tengah semester mata pelajaran IPS dan daftar nilai guru. Berdasarkan pengamatan dan pencatatan terhadap proses pembelajaran dan hasil belajar tersebut diperoleh informasi sebagai data awal bahwa siswa kelas IV SDN I Kenteng sebanyak 22 siswa sebagian besar siswa belum dapat memahami/menguasai pembelajaran IPS. Bertolak dari kenyataan tersebut peneliti mengadakan konsultasi dengan kepala sekolah dan guru kelas mengenai alternatif peningkatan kemampuan dalam pembelajaran IPS siswa kelas IV yaitu dengan melaksanakan pembelajaran IPS dengan penggunaan metode diskusi terbimbing. Dengan berpedoman Kurikulum Pendidikan Dasar kelas IV tentang masalah-masalah sosial di lingkungan setempat, peneliti melakukan langkahlangkah untuk merencanakan pembelajaran dengan penggunaan metode diskusi terbimbing antara lain: 1) Memilih pokok bahasan atau indikator yang sesuai dengan masalah-masalah sosial di lingkungan setempat. Alasan memilih pokok bahasan atau indikator tersebut
adalah:Pokok
bahasan/indikator
masalah-masalah
sosial
di
lingkungan setempat harus betul-betul dikuasai siswa, karena hal tersebut untuk mempermudah penguasaan materi IPS yang lebih dalam, dan juga IPS adalah materi pembelajaran yang mempelajari kehidupan manusia sebagai mahluk sosial yang nantinya dapat dipergunakan dalam kehidupan seharihari. 2) Menyusun rencana pembelajaran berdasarkan indikator yang telah dibuat. Rencana pembelajaran yang disusun oleh peneliti memuat 2 kali pertemuan, masing-masing pertemuan dalam waktu 2 jam pelajaran dilaksanakan dalam satu minggu. Mengenai langkah-langkah dan susunan rencana pembelajaran terlampir pada lampiran 1. 3) Menyiapkan media gambar masalah-masalah sosial di lingkungan setempat, misalnya: gambar kejahatan, rusaknya fasilitas umum, kebakaran, masalah sampah.Yang nantinya akan digunakan dalam pembelajaran.
51
4) Setiap kali akan mengadakan pembelajaran guru mempersiapkan kelompok dan meja diatur sesuai dengan kelompoknya. b. Pelaksanaan Tindakan Dalam tahap ini guru menerapkan pembelajaran dengan penggunaan metode diskusi terbimbing sesuai dengan RPP yang telah disusun. Pembelajaran yang telah disusun pada siklus I yang akan dilaksanakan dalam 2 pertemuan. Pertemuan ke-1 Pada pertemuan ke-1 materi IPS yang diajarkan tentang masalah-masalah sosial di lingkungan setempatdengan indikator dapat menyebutkan masalahmasalah sosial yang ada dan dapat mendiskusikan masalah yang sedang dihadapi. Sebagai kegiatan awal guru bercerita tentang kejadian pencurian, dengan tujuan untuk memusatkan perhatian siswa dan mengarahkan minat siswa untuk mengikuti pembelajaran. Setelah itu guru mengadakan tanya jawab tentang macam-macam tindak kejahatan yang diketahui siswa. Kegiatan inti dimulai dengan membagi siswa menjadi beberapa kelompok dan masing-masing duduk dengan teman kelompoknya.Guru menyampaikan materi yang akan diajarkan dan menunjukkan contoh masalah-masalah sosial dalam bentuk gambar yang dipasang dipapan tulis. Dan setiap kelompok menyebutkan masalah-masalah yang ada dipapan tulis yaitu masalah rusaknya fasilitas umum, banyak terjadi kebakaran dimana-mana, masalah sampah. selanjutnya guru memberikan contoh sebuah masalah yang akan dipecahkan secara bersama-sama dan menjelaskan cara menyelesaian masalah. Misalnya: yang mengganggu para siswa ialah bahwa ruang kelas telah begitu tua dan membosankan. Apa yang dapat dilakukan? 1) Penemuan fakta (kenyataan didalam ruangan) a)
Ada 12 bangku dan ada 23 kursi
b)
1 meja dan 1 kursi untuk guru
c)
Ada 1 lemari yang sudah rusak
d)
Hanya ada 2 jendela kecil sehingga ruangan agak gelap.
2) Penemuan masalah Dengan cara-cara apa kita dapat:
52
a) Menyusun perabot-perabot sehingga ruang menjadi lebih menarik? b) Memperoleh perabot baru atau perabot tambahan? c) Mendapat bantuan dari para orang tua? d) Mengurangi kegelapan ruang? 3) Penemuan gagasan Pilihlah salah satu masalah-masalah diatas, misalnya: “Dengan cara apa kita dapatmenyusun perabot-perabot sehingga ruang menjadi lebih menarik?”. Jawab: a) Menata meja, kursi dan almari. b) Memberi hiasan-hiasan pada dinding dan Membersihkan ruangan. c) Mengganti perabotan-perabotan yang baru. 4) Penemuan jawaban Tolak ukur apa yang dapat digunakan untuk menilai gagasan-gagasan yang muncul? Tentukan beberapa tolak ukur, seperti: guru, dampak terhadap belajar siswa, kepala sekolah, bahan-bahan yang telah tersedia. Semua gagasan baik untuk dilaksanakan. Tolak ukur Gagasan
Kepala sekolah 1 1 4
Guru
siswa
Total
1. 2 4 7 2. 3 4 8 3. 3 1 8 dll Keterangan: 1 = kurang, 2 = cukup, 3 = banyak, 4 = banyak sekali 5) Penemuan penerimaan Buatlah rencana kerja untuk melaksanakan gagasan yang terbaik atau kombinasi dari gagasan. a) Siapa saja yang dapat membantu? Jawab: Kepala sekolah, guru, siswa b) Rintangan-rintangan apa yang ada? Jawab: Tidak adanya perintah dari pihak sekolah. c) Siapa yang tidak setuju, dan bagaimana mengatasi ini?
53
Jawab: Semua setuju karena menginginkan ruangan yang dipakai siswa menjadi rapi dan bagus d) Bagaimana kita dapat memperoleh baha-bahan yang dibutuhkan? Jawab: Meminta dana dari sekolah, memakai uang kas siswa. Kegiatan ini dilakukan guru bersama siswa dan masalah tersebut diselesaikan bersama-sama. Guru mulai memberi lembar kerja kelompok dan permasalahan yang nantinya akan didiskusikan oleh setiap kelompok yaitu masalah banyaknya sampah di sekolah. Siswa mengerjakan lembar kerja kelompok. Guru mengawasi
siswa
dan
mengamati
aktivitas/partisipasi
siswa
dalam
pembelajaran. Setelah siswa mengerjakan lembar kerja dan dikumpulkan pada guru dilanjutkan membahas bersama tentang lembar kerja tiap-tiap kelompok. Setelah selesai membahas lembar kerja guru menanyakan pada siswa tentang siapa yang belum jelas, ada anak yang menunjukkan jari terus guru mengulang yang belum jelas setelah jelas semua, guru memberikan evaluasi dengan membagi lembar soal pada siswa. Pembelajaran diakhiri dengan evaluasi selama 15 menit kemudian dibahas bersama (dicocokkan) dan setelah itu guru memberikan penilaian secara individu. Dan sebagai tugas dirumah siswa disuruh mencari gambar masalahmasalah sosial. Pertemuan ke-2 Pada pertemuan kedua ini pada hari Kamis tanggal 15 April 2010. Guru menggunakan pembelajaran metode diskusi terbimbing. Adapun kegiatan yang dilakukan guru selama tatap muka sebagai berikut: Sebagai kegiatan awal pembelajaran guru mengadakan tanya jawab sedikit mengulang pelajaran yang lalu tentang materi yang sudah diajarkan tentang masalah-masalah sosial dilingkungan setempat. Pada tahap ini guru menanyakan kepada siswa masalah-masalah sosial yang diketahui siswa, dilanjutkan menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada kompetensi itu dan memberikan motivasi kepada siswa, guru mengajarkan materi singkat kepada
54
siswa dan siswa dibentuk menjadi beberapa kelompok dan masing-masing duduk dengan teman kelompoknya. Guru menyampaikan materi yang akan diajarkan dan menunjukkan contoh masalah-masalah sosial dalam bentuk gambar yang dipasang dipapan tulis. Dan selanjutnya guru menyuruh anak untuk mengeluarkan gambar masalah-masalah sosial yang sudah dibawamisalnya: masalah rusaknya fasilitas umum, banyak terjadi kebakaran dimana-mana, masalah sampah. Masing masing kelompok menempelkan gambar tersebut dikertas gambar yang sudah disediakan oleh guru. Setelah itu guru mengingatkan diskusi yang sudah dilaksanakan, dan bertanya apakah siswa masing kesulitan dalam menyelesaikan diskusi kelompok. Guru memberikan sebuah masalah yang akan dipecahkan secara bersamasama dalam diskusi terbimbing yaitu masalah yang sudah didiskusikan kemarin yaitu: banyaknya sampah disekolah. Apa yang dapat dilakukan?. Setiap kelompok dituntut untuk lebih mengembangkan pendapatnya dengan bimbingan guru agar siswa dapat meningkatkan daya berpikirnya. Setiap kelompok berdiskusi dengan anggota kelompoknya, guru membimbing jalannya diskusi. Aktifitas siswa dicatat, guru menawarkan kelompok yang ingin mempresentasikan hasil diskusinya didepan kelas. Bagi kelompok
yang
tidak
presentasi
ke
depan
kelas
diharapkan
untuk
memperhatikan dan membandingkan hasil pekerjaan dari kelompok lain. Guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan secara klasikal, memberikan evaluasi dan tugas rumah. Evaluasi dikerjakan setiap siswa setelah selesai pertemuan. Suasana pembelajaran pada kegiatan ini berdasarkan hasil pengamatan menunjukkan bahwa siswa bersemangat, dan aktif membahas tugas yang diberikan guru. Aktivitas selama diskusi kelompok sudah lumayan baik, terbukti siswa saling memberikan argumentasi, memberikan penjelasan kepada siswa, memberikan penjelasan kepada teman sekelompoknya, mendengarkan penjelasan teman dan memberikan pujian terhadap teman yang telah mengajarkan tugas yang telah diberikan dan berusaha untuk dapat memberikan yang terbaik bagi kelompoknya. Tetapi pada saat diskusi kelompok masih ada
55
anak yang mengerjakan sendiri tanpa bantuan/berusaha memecahkan sendiri. Sebagian
besar
kelompok
masih
canggung
dan
malu-malu
untuk
mempresentasikan hasil, maka tugas guru untuk memberi motivasi kembali kepada siswa untuk bertanya, menyampaikan pendapat. c. Observasi .Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan dan ditujukan pada guru yang terlampir pada lampiran 4 menunjukkan bahwa aktifitas aktivitas guru yang kurang yaitu: (1) menggunakan metode diskusi terbimbing, (2) menggunakan waktu tepat sesuai perencanaan, (3) memberikan tindak lanjut. Dan aktivitas guru yang cukup aktif yaitu: (1)Memberikan informasi secara tepat,
(2)
Menggunakan
berbagai
sumber,
(3)Memotivasi
individu,
(4)menggunakan multi metode, (5) Melakukan penilaian proses observasi, (6) melakukan penilaian proses tanya jawab. Aktivitas guru yang aktif yaitu: (1) penuh perhatian terhadap siswa, (2) memotivasi kerja kelompok, (3) melakukan tes hasil belajar/tes formatif. Dengan rata-rata 2,0 dapat dikategorikan cukup. Untuk aktifitas dan keaktifan siswa dalam pelaksanaan pembelajaran dapat diketahui berdasarkan pada lampiran 5 dengan penjelasan sebagai berikut. Aktivitas siswa yang aktif adalah menggunakan metode diskusi terbimbing. Aktivitas cukup aktif yaitu: (1) memperhatikan penjelasan guru, (2) Rasa ingin tahu dan keberanian siswa, (3) keaktifan dan inisiatif siswa, (4) aktif mengerjakan tugas individu, (5) aktif mengerjakan tugas-tugas kelompok. Dan aktivitas siswa yang aktif adalah dalam menjawab pertanyaan guru. Dengan nilai 2,0 dengan kategori cukup. Kendala yang ditemukan dalam siklus I ini adalah siswa masih kesulitan dalam menyelesaikan masalah diskusi sehingga guru berupaya untuk terus membimbing jalannya diskusi agar siswa dapat menyelesaikan masalah banyaknya sampah di sekolah dengan baik. d. Refleksi Dari langkah observasi akan diperoleh data yang bervariasi tindakan dikatakan berhasil jika analisis data menunjukkan ketercapaian indikatorindikator yang telah ditetapkan dalam tujuan penelitian.
56
Berdasarkan hasil pengamatan dan diskusi selama proses pembelajaran. Siswa cukup aktif memperhatikan apa yang disampaikan oleh guru dan mampu menjawab pertanyaan dari guru. Partisipasi siswa meningkat dalam mengikuti pembelajaran IPS. Tetapi hasil diskusi yang diperoleh belum memuaskan masih banyak siswa yang belum bisa mengyelesaikan masalah diskusi. Hal itu dapat dilihat dari hasil diskusi yang dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan ternyata setiap kelompok menunjukkan daya berpikirnya untuk dapat memecahkan setiap permasalahan yang dihadapi, dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 4. Data nilai hasil belajar kelompok siswa pada siklus I
I
Nama Kelompok Mandiri
II
Cerdas
60
60
III IV V
Pandai Rajin Pintar Rata- rata
60 50 60 61
65 60 75 66
Kelompok
Nilai pertemuan I
Nilai pertemuan II
75
70
Dalam pertemuan 1 guru tidak membimbing berlangsungnya diskusi ternyata
hasil
yang dicapai
kurang memuaskan. Siswa
masih sulit
menyelesaikan permasalahan dalam diskusi. Siswa masih banyak yang bertanya bagaimana cara menyelesaikan masalah tersebut. Pada pertemuan ke 2 guru membimbing jalannya diskusi, guru yang mengatur jalannya diskusi dan hasilnya pun baik. Pada pertemuan ke-1 Pembelajaran kemampuan berpikir kreatif apabila nilai siswa mencapai nilai rata-rata kelas lebih dari 70 dan siswa yang memperoleh nilai> 65 mencapai persentase 68,18%. Dengan demikian nilai rata-rata kelas yang mencapai 62,05 dan siswa yang memperoleh nilai < 65 sebanyak31,18%
menunjukkan bahwa pembelajaran yang menggunakan
metode diskusi yang dilakukan belum berhasil. Daftar nilai dapat dilihat pada tabel5. Pada Pertemuan ke-2 Pembelajaran berhasil apabila nilai siswa mencapai nilai rata-rata kelas lebih dari 70 dan siswa yang memperoleh nilai > 65 yang
57
mencapai persentase lebih dari 60%. Dengan demikian data nilai rata-rata kelas yang mencapai 64,55 dan siswa yang memperoleh nilai < 65 sebanyak 36,36% menunjukkan bahwa pembelajaran yang menggunakan metode diskusi terbimbing yang dilaksanakan belum berhasil. Daftar nilai dapat dilihat pada tabel 5. Tabel 5. Daftar nilai hasil belajar siswa pada siklus I NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 Rata-rata
Siklus I Pertemuan I Pertemuan II 50 60 55 65 60 60 70 65 60 70 65 60 70 70 80 85 75 70 70 65 60 70 70 70 50 45 50 55 55 65 70 60 60 70 75 65 40 65 60 50 70 75 50 60 62,05 64,55
Rata-rata 55 60 60 67,5 65 62,5 70 82,5 72,5 67,5 65 70 47,5 52.5 60 65 65 70 52,5 55 72,5 55 61,96
Dari tabel 6dibawah ini dapat dilihat bahwa setelah dilaksanakan tindakan pada siklus I, siswa yang memperoleh nilai dengan kategori hampir cukup sebanyak 8 siswa atau 27,27 %, kategori cukup 10 siswa atau 36,36 % kategori baik 2 siswa atau 9,09 %, kategori baik sekali 1 siswa atau 4,54 %. Jumlah keseluruhan siswa yang memperoleh nilai diatas 65 sebanyak 12 siswa atau 54,54 %.
58
Tabel 6. Data Frekuensi Nilai IPS Siswa Kelas IV SD N I Kenteng pada siklus I No. Interval 1 91 – 100 2 81 – 90 3 71 – 80 4 61 – 70 5 51 – 60 6 41 – 50 7 31 – 40 8 21 – 30 Jumlah
Frekuensi 0 1 2 10 8 1 0 0 22
Persentase 0% 4,54 % 9,09 % 36,36 % 27,27 % 4,54 % 0% 0% 100 %
Kategori Istimewa Baik sekali Baik Cukup Hampir cukup Kurang Kurang sekali Sangat kurang sekali
Gambar 6. Grafik Nilai IPS Siswa Kelas IV SD N I Kenteng pada siklus I
12 10 8 6 4 2 0
10
8
0
0
1
2
1
0
Frekuensi Nilai
21-30 31-40 41-50 51-60 61-70 71-80 81-90 91-100
Interval nilai
Kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah diskusi sudah semakin baik, sehingga hasil diskusi siswa pada siklus I sudah menunjukkan perubahan yang berarti, karena nilai rata-rata diskusi mencapai 66 dan nilai rata-rata kelas mencapai 61,96 dan siswa yang memperoleh nilai > 65 adalah 12 siswa dan siswa yang mendapat < 65 yaitu 10 siswa dari 22 siswa kelas IV. Dari perhitungan rata-rata kelas dan jumlah siswa yang memperoleh nilai rata-rata kelas dalam setiap pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi terbimbing pada siklus I dapat diketahui bahwa
2 (dua) pertemuan telah
menunjukkan perubahan yang signifikan pada kemampuan menyelesaikan masalah yang dihadapi. Sebagai catatan, untuk siswa yang memperoleh nilai
59
kurang dari rata-rata kelas harus diberikan perbaikan dengan menambah waktu belajar dan latihan-latihan serupa supaya kemampuan berpikir kreatif dalam menyelesaikan masalah dapat meningkat. Dari
dua
pertemuan
pembelajaran
dan
hasil
observasi
dengan
menggunakan metode diskusi terbimbing belum mencapai ketuntasan yang diharapkan yakni: 65 dan nilai rata-rata kelas 70 maka harus dilanjutkan pada siklus ke-2. Tindakan Siklus II Siklus II dilaksanakan dalam waktu satu minggu mulai 21-22 April 2010 (2 kali pertemuan). Tahapan kegiatan yang dilaksanakan meliputi: a.
Perencanaan Tindakan Berdasarkan hasil refleksi dan evaluasi pelaksanaan tindakan pada siklus I diketahui bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi terbimbing yang dilaksanakan pada siklus I tentang materi masalah-masalah sosial belum berhasil
(belum dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dalam
menyelesaikan masalah). Oleh karena itu peneliti kembali menyusun rencana pembelajaran dengan menggunakan
metode diskusi
terbimbing untuk
mengulang pembelajaran materi IPS yaitu dengan indikator menyebutkan masalah-masalah sosial dan dapat berdiskusi dalam menyelesaikan masalah. Langkah-langkah penyusunan rencana pembelajaran seperti siklus I. Mengingat hasil analisis terhadap pekerjaan siswa pada siklus I tersebut sebagian besar siswa masih mengalami kesulitan dalam menyelesaikan masalah, maka rancangan kegiatan belajar mengajarnya menekankan pada cara menyelesaikan masalah dengan diskusi terbimbing. Jadi segala kegiatan ditujukan untuk memantapkan dan memperluas pengetahuan siswa tentang konsep yang telah dipelajari sekaligus merupakan pengulangan dari kegiatan pada pertemuan ke-1 dan pertemuan ke-2 pada siklus I.Pembelajaran direncanakan dalam duakali pertemuan. b. Pelaksanaan Tindakan Pembelajaran IPS dengan penggunaan metode diskusi terbimbibng sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah disusun.
60
Pertemuan ke-1 Pada pertemuan ke-1 materi IPS yang diajarkan tentang masalah-masalah sosial di lingkungan setempatdengan indikator dapat menyebutkan masalahmasalah sosial yang ada dan dapat mendiskusikan masalah yang sedang dihadapi. Sebagai kegiatan awal guru bercerita tentang kejadian anak yang pemalas, dengan tujuan untuk memusatkan perhatian siswa dan mengarahkan minat siswa untuk mengikuti pembelajaran. Setelah itu guru mengadakan tanya jawab tentang macam-macam ketidakdisiplinan di sekolah yang diketahui siswa. Kegiatan inti dimulai dengan membagi siswa menjadi beberapa kelompok, dan masing-masing duduk dengan teman kelompoknya.Guru menyampaikan materi yang akan diajarkan dan menunjukkan contoh masalah-masalah sosial dalam bentuk gambar yang dipasang dipapan tulis. Dan salah satu
anak
menyebutkan masalah-masalah yang ada dipapan tulis. Dan selanjutnya guru memberikan sebuah masalah yang akan dipecahkan secara diskusi dan guru menjelaskan cara menyelesaian masalah. Yaitu: Perilaku tidak disiplin di sekolah. Apa yang dapat dilakukan? 1. Penemuan fakta (kenyataan yang ada)
2
a)
Tidak membawa buku pelajaran
b)
Tidak mengerjakan PR
c)
Sering terlambat
d)
Tidak mengikuti upacara bendera, dll.
Penemuan masalah Dengan cara-cara apa kita dapat:
3
a)
Menerapkan disiplin pada siswa?
b)
Mematuhi peraturan di sekolah?
c)
Mendapat bimbingan dari para guru?
Penemuan gagasan Pilihlah salah satu masalah-masalah diatas, misalnya: “dengan cara apa kita dapat menerapkan disiplin pada siswa? Jawab: a) Selalu mengerjakan PR, tidak terlambat b) Mengikuti upacara bendera
61
c) Mendapat bimbingan dari guru 4
Penemuan jawaban Tolak ukur apa yang dapat digunakan untuk menilai gagasan-gagasan yang muncul? Tentukan beberapa tolak ukur, seperti: peran kepala sekolah, peran siswa, peran guru. Gagasan mana yang paling baik? Gagasan mana yang dapat digabung? Tolak ukur Gagasan
Kepala sekolah 1 1 3
Guru
Total
siswa
1. 2 4 7 2. 3 4 8 3. 4 2 9 dll Keterangan: 1 = kurang, 2 = cukup, 3 = banyak, 4 = banyak sekali Kesimpulan: gagasan semuanya baik dan dapat digabung 5
Penemuan penerimaan Buatlah rencana kerja untuk melaksanakan gagasan yang terbaik atau kombinasi dari gagasan. a)
Siapa saja yang dapat membantu? Jawab: Guru, semua siswa, kepala sekolah dan penjaga sekolah.
b)
Rintangan-rintangan apa yang ada? Jawab: Banyak siswa yang melanggar peraturan atau acuh tak acuh.
c)
Siapa yang tidak setuju, dan bagaimana mengatasi ini? Jawab: Semua setuju karena semua orang menginginkan hidup disiplin.
d)
Bagaimana kita dapat menerapkan disiplin di sekolah? Jawab: Dengan menerapkan disiplin pada diri sendiri dan mendapat bimbingan dari guru.
Setiap kelompok berdiskusi dengan anggota kelompoknya, guru membimbing jalannya diskusi. Aktifitas siswa dicatat, guru menawarkan kelompok yang ingin mempresentasikan hasil diskusinya didepan kelas. Bagi kelompok
yang
tidak
presentasi
ke
depan
kelas
diharapkan
memperhatikan dan membandingkan hasil pekerjaan dari kelompok lain.
untuk
62
Guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan secara klasikal, memberikan evaluasi dan tugas rumah. Evaluasi dikerjakan setiap siswa setelah selesai pertemuan. Sedangkan tugas rumah adalah perintah untuk mempelajari materi pada pertemuan selanjutnya. Suasana pembelajaran pada kegiatan ini berdasarkan hasil pengamatan menunjukkan bahwa siswa bersemangat, dan aktif membahas tugas yang diberikan guru. Aktivitas selama diskusi kelompok sudah lumayan baik, terbukti siswa saling memberikan argumentasi, memberikan penjelasan kepada siswa saling memberikan argumentasi, memberikan
penjelasan
kepada
teman
sekelompoknya,
mendengarkan
penjelasan teman dan memberikan pujian terhadap teman yang telah mengajarkan tugas yang telah diberikan dan berusaha untuk dapat memberikan yang terbaik bagi kelompoknya. Tetapi pada saat diskusi kelompok masih ada anak yang mengerjakan sendiri tanpa bantuan, bahkan berusaha memecahkan sendiri. Pada saat diberikan kesempatan untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok, sebagai besar kelompok masih canggung dan malu-malu untuk mempresentasikan hasil, maka tugas guru untuk memberi motivasi kembali kepada siswa untuk bertanya, menyampaikan pendapat, menyanggah pendapat temannya yang salah. Sambil berkeliling guru mengamati siswa yang kurang aktif dan memberikan bimbingan pada siswa yang membutuhkan bimbingan dalam menyelesaikan soal-soal latihan. Setelah selesai mengerjakan soal-soal, kemudian dibahas bersama, mana yang belum betul dan yang sudah betul. Pertemuan ke-2 Pada pertemuan ke-2 materi IPS yang diajarkan tentang masalah-masalah sosial di lingkungan setempatdengan indikator dapat menyebutkan masalahmasalah sosial yang ada dan dapat mendiskusikan masalah yang sedang dihadapi. Guru memusatkan perhatian siswa dan mengarahkan minat siswa untuk mengikuti pembelajaran. Setelah itu guru mengadakan tanya jawab tentang macam-macam ketidakdisiplinan yang diketahui siswa. Kegiatan inti dimulai dengan membagi siswa menjadi beberapa kelompok, dan masing-masing duduk dengan teman kelompoknya.Guru menyampaikan
63
materi yang akan diajarkan dan menunjukkan contoh masalah-masalah sosial dalam bentuk gambar yang dipasang dipapan tulis. Selanjutnya
guru
memberikan sebuah masalah yang akan dipecahkan secara bersama-sama dan menjelaskan cara menyelesaian masalah yaitu masalah yang sama pada pertemuan ke-1 yaitu mengenai perilaku tidak disiplin disekolah. Anak dituntut mengembangkan daya berpikir agar menemukan jawaban-jawaban yang kiranya tidak terpikirkan oleh siswa pada pertemuan kemarin. Selama siswa mengerjakan lembar kelompok guru berkeliling dan mengawasi siswa sambil membimbing siswa yang belum bisa agar lebih jelas. Setelah selesai kegiatan dilanjutkan dengan siswa mengerjakan latihan soal secara individu tentang masalah-masalah sosial di lingkunagn setempat. Selama pembelajaran pada masing-masing pertemuan guru dan peneliti mengamati aktivitas/partisipasi siswa, dan pada akhir pembelajaran diadakan evaluasi atau penilaian hasil belajar dilanjutkan dengan pemberian tugas di rumah (PR) sebagai tindak lanjut. c. Observasi Dalam tahap ini guru kelas dan peneliti secara kolaboratif melaksanakan observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi terbimbing pada masing-masing pertemuan. Observasi ini ditujukan pada kegiatan guru dalam melaksanakan pembelajaran, aktivitas atau partisipasi siswa dalam pembelajaran, dan suasana kelas saat pembelajaran.Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan dan ditujukan pada guru yang terlampir pada lampiran 13 menunjukkan bahwa aktifitas dan keaktifan yang dilaksanakan oleh guru sudah meningkat dari pada pembelajaran sebelumnya, hal tersebut dapat terlihat dari hasil pengamatan peneliti dan dapat dijelaskan sebagai berikut, aktivitas guru yang cukup aktif yaitu: (1)Memberikan informasi secara tepat, (2) Menggunakan metode diskusi terbimbing, (3)Menggunakan waktu secara tepat sesuai perencanaan, (4) Memotivasi individu, (5) Memotivasi kerja kelompok, (6) Melakukan penilaian proses observasi, (7) memberikan tindak lanjut. Aktivitas guru yang aktif yaitu: (1) Menggunakan berbagai sumber, (2) penuh perhatian terhadap siswa. (3) menggunakan multi metode, (4) melakukan
64
penilaian proses tanya jawab, (5) melakukan tes hasil belajar/tes formatif. Dengan rata-rata 2,4 atau cukup aktif. Untuk aktifitas dan keaktifan siswa dalam pelaksanaan pembelajaran sudah meningkat, hal tersebut dapat diketahui berdasarkan pada lampiran 14 dengan penjelasan sebagai berikut. Aktivitas siswa yang cukup aktif yaitu: (1) memperhatikan penjelasan guru, (2) menjawab pertanyaan guru, (3) rasa ingin tahu dan keberanian siswa, (4) aktif mengerjakan tugas individu. Aktivitas siswa yang aktif yaitu (1) Menggunakan metode diskusi terbimbing, (2) Kreativitas dan inisiatif siswa, (3) Mengerjakan tugas kelompok. Dengan rata-rata 2,4 atau cukup baik. Dari aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran siklus II sudah menunjukkan peningkatan yang signifikan dari siklus I yaitu dari 2,0 atau cukup menjadi 2,4 atau cukup baik. Tetapi masih terdapat kendala yang ditemui dalam siklus II ini yaitu: peran guru sebagai moderator berdampak pada siswa yang pasif dan guru yang aktif. Dan solusi agar siswa tidak pasif adalah dengan cara siswa diberi pertanyaan-pertanyaan singkat, siswa disuruh membuat rangkuman pembelajaran. d. Refleksi Hasil analisis data dan diskusi balikan terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi terbimbing pada siklus II, secara umum telah menunjukkan perubahan yang signifikan, dimana aktifitas guru dalam melaksanakan pembelajaran pada materi masalah-masalah sosial di lingkungan setempat dengan menggunakan metode diskusi terbimbing semakin mantap dan luwes dengan kekurangan-kekurangan kecil, diantaranya kurang kontrol waktu dan belum memberikan tindak lanjut. Aktivitas atau partisipasi siswa dalam pembelajaran juga meningkat, mereka lebih banyak memperhatikan dan menjawab pertanyaan guru, lebih berinisiatif dan kreatif. Kemampuan dan keterampilan dalam menyelesaikan masalah. Aktifitas siswa dalam berdiskusi semakin meningkat, yang tentunya berpengaruh terhadap kemampuan dalam menyelesaikan masalah yang
65
dihadapi. Dengan partisipasi siswa dalam pembelajaran yang semakin meningkat, suasana kelas menjadi hidup dan lebih menyenangkan. Dari analisis hasil diskusi kelompok pada siklus II diketahui bahwa pertemuan pertama mencapai nilai rata-rata 77 dan di pertemuan kedua mendapatkan nilai rata-rata 79 sehingga setiap kelompok mendapatkan nilai lebih dari 70. Peningkatan ini disebabkan karena siswa sudah mengerti dan mengetahui bagaimana cara menyelesaikan masalah diskusi dengan baik dan dapat mengembangkan pemikiran terhadap masalah yang sedang dihadapi. Dapat dilihat dalam tabel: Tabel 7. Data nilai hasil belajar kelompok siswa pada siklus II Kelompok
Nama Kelompok
Nilai pertemuan I
Nilai pertemuan II
I
Mandiri
80
85
II
Cerdas
70
80
III
Pandai
85
70
IV V Rata-rata
Rajin Pintar
70 80 77
75 85 79
Berdasarkan hasil pengamatan selama proses diskusi berlangsung dan merujuk pada foto siklus II siswa cukup aktif memperhatikan penjelasan guru dan menjawab pertanyaan guru, namun kurang inisiatif.Dalam pertemuan ke-1 dan pertemuan ke-2 guru terus membimbing jalannya diskusi ternyata hasil yang dicapai sangat memuaskan. Siswa sudah banyak yang bisa menyelesaikan permasalahan dalam diskusi. Siswa tidak banyak yang bertanya bagaimana cara menyelesaikan masalah tersebut. setiap pertemuan guru membimbing jalannya diskusi, guru yang mengatur jalannya diskusi dan hasilnyapun baik. Nilai ratarata pada Pertemuan ke-1 adalah 77 dan di pertemuan ke-2 mendapatkan nilai rata-rata 79 jadi pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi terbimbing dapat meningkatkan berpikir kreatif dalam menyelesaikan masalah pada pembelajaran IPS.
66
Tabel 8. Daftar nilai hasil belajar siswa pada siklus II NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
Siklus II Pertemuan I Pertemuan II 65 70 70 65 70 70 60 75 70 85 65 70 75 70 80 90 70 75 85 75 60 60 75 65 65 60 50 60 60 70 60 60 70 65 80 65 70 70 75 70 70 75 65 65 68,64 69,55
Rata-rata 67,5 67,5 70 67,5 77,5 67,5 72,5 85 72,5 80 60 70 62,5 55 65 60 67,5 72,5 70 72,5 72,5 65 68
Pembelajaran kemampuan berpikir kreatif apabila nilai siswa mencapai nilai rata-rata kelas lebih dari 70. Pada siklus II petemuan ke-1 ini siswa yang memperoleh nilai > 65 mencapai persentase 77,27 % yaitu 17 anak. Dengan demikian nilai rata-rata kelas yang mencapai 68,64 dan siswa yang memperoleh nilai < 65 sebanyak 22,73 %yaitu 5 anak menunjukkan bahwa pembelajaran yang menggunakan metode diskusi yang dilakukan sudah berhasil. Daftar nilai dapat dilihat pada table 8. Pada pertemuan ke-2 ini siswa yang memperoleh nilai > 65 yang mencapai persentase lebih dari 81,82 % yaitu 18 anak. Dengan demikian data nilai ratarata kelas yang mencapai 69,55 dan siswa yang memperoleh nilai < 65 sebanyak 18,18% yaitu 4 anak. Hal itu menunjukkan bahwa pembelajaran yang
67
menggunakan metode diskusi terbimbing yang dilaksanakan sudah berhasil. Daftar nilai dapat dilihat pada tabel 8.
Tabel 9. Data Frekuensi Nilai IPS Siswa Kelas IV pada siklus II No. Interval 1 91 – 100 2 81 – 90 3 71 – 80 4 61 – 70 5 51 – 60 6 41 – 50 7 31 – 40 8 21 – 30 Jumlah
Frekuensi 0 1 7 11 3 0 0 0 22
Persentase 0% 4,55% 31,82% 50 % 13,63% 0% 0% 0% 100 %
Kategori Istimewa Baik sekali Baik Cukup Hampir cukup Kurang Kurang sekali Sangat kurang sekali
Dari tabel 4 dapat dilihat bahwa setelah dilaksanakan tindakan pada siklus II, siswa yang memperoleh nilai dengan kategori hampir cukup sebanyak 3 siswa atau 13,63 %, kategori cukup 11 siswa atau 50 % kategori baik 7 siswa atau 31,82 %, kategori baik sekali 1 siswa atau 4,55 %. Jumlah keseluruhan siswa yang memperoleh nilai diatas 65 sebanyak 18 siswa atau 81,82%.
Gambar 7. Grafik Nilai IPS Siswa Kelas IV SD N I Kenteng pada siklus II
12 10 8 6 4 2 0
11
7 3 0
0
1
0
0
Frekuensi Nilai
21-30 31-40 41-50 51-60 61-70 71-80 81-90 91-100
Interval nilai Kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah diskusi sudah semakin baik, sehingga hasil belajar siswa pada siklus II sudah menunjukkan perubahan
68
yang berarti, karena nilai rata-rata kelas mencapai 68
namun siswa yang
memperoleh nilai< 65 adalah 4 siswa dari siswa 22 siswa kelas IV. Dari perhitungan rata-rata kelas dan jumlah siswa yang memperoleh nilai rata-rata kelas dalam setiap pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi terbimbing pada siklus II dapat diketahui bahwa 2 (dua) pertemuan telah menunjukkan perubahan yang signifikan pada kemampuan menyelesaikan masalah yang dihadapi. Sebagai catatan, untuk siswa yang memperoleh nilai kurang dari rata-rata kelas harus diberikan perbaikan dengan menambah waktu belajar dan latihan-latihan serupa supaya kemampuan berpikir kreatif dalam menyelesaikan masalah dapat meningkat. Dari dua pertemuan pembelajaran yang menggunakan metode diskusi terbimbing belum mencapai ketuntasan yang diharapkan yakni rata-rata kelas: 70 maka harus untuk lebih meningkatkan daya berpikir anak dalam menyelesaikan masalah harus dilanjutkan ke siklus yang berikutnya yaitu siklus ke-3. Dari
penelitian
ini
pembelajaran
dikatakan
berhasil
apabila
partisipasi siswa dalam pembelajaran masalah-masalah sosial di lingkungan setempat dapat
meningkatkan daya berpikir kreatif dalam menyelesaikan
masalah yang dihadapi. Selain itu hasil yang dicapai siswa melalui tes akhir pembelajaran mencapai nilai rata-rata kelas diatas 70 dan persentase siswa yang memperoleh nilai > 65 mencapai 70%. Atas dasar ketentuan tersebut dan melihat
hasil
yang diperoleh pada masing-masing pertemuan, maka
pembelajaran yang menggunakan metode diskusi terbimbing yang dilaksanakan pada siklus II dikatakan belum berhasil, sehingga perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya. Namun peneliti tetap melaksanakan bimbingan belajar untuk perbaikan hasil belajar siswa yang mendapatkan dibawah rata-rata kelas dan melaksanakan pengayaan untuk siswa yang memperoleh nilai diatas rata-rata kelas sebagai tindak lanjut.
69
Tindakan siklus III
Tindakan siklus III dilaksanakan dalam satu kali pertemuan pada hari Rabu tanggal 28 April 2010. Adapun tahapan kegiatan yang dilakukan meliputi: a. Perencanaan Berdasarkan evaluasi dan hasil seleksi pada pelaksanaan siklus II diketahui bahwa penggunaan metode diskusi terbimbingbelum berhasil tetapi hasil yang dicapai sudah maksimal, oleh karena itu peneliti bersama guru kelas menyusun rencana pembelajaran lagi untuk mengulang pembelajaran IPS dengan menggunakan metode diskusi terbimbing dengan materi masalahmasalah sosial di lingkungan setempat. b. Pelaksanaan Tindakan Adapun kegiatan dalam tahap ini adalah: Pada pertemuan kali ini pada materi IPS yang diajarkan adalah tentang masalah-masalah sosial di lingkungan setempatdengan indikator dapat menyebutkan masalah-masalah sosial yang ada dan dapat mendiskusikan masalah yang sedang dihadapi. Guru memusatkan perhatian siswa dan mengarahkan minat siswa untuk mengikuti pembelajaran. Setelah itu guru mengadakan tanya jawab tentang macam-macam pencemaran lingkungan yang diketahui siswa. Dan selanjutnya guru memberikan sebuah masalah yang akan dipecahkan secara bersama-sama dan menjelaskan cara menyelesaian masalah. Misalnya: pencemaran lingkungan. Apa yang dapat dilakukan? 1) Penemuan fakta (kenyataan) a)
Banyaknya asap kendaranbermotor dan pabrik
b)
Banyak ikan yang mati dilaut karena limbah pabrik
c)
Membuang sampah di sungai
d)
Menangkap ikan dengan menggunakan pestisida, dll
2) Penemuan masalah Dengan cara-cara apa kita dapat: a)
Mengurangi pencemaran air maupun pencemaran udara?
70
b)
Menerapkan disiplin di masyarakat?
c)
Mentaati peraturan yang ada?
3) Penemuan gagasan Pilihlah salah satu masalah-masalah diatas, misalnya: “dengan cara apa kita dapat mengurangi pencemaran air dan pencemaran di udara? Jawab: a) Tidak membuang sampah di sungai b) Tidak membuang limbah di laut c) Menanam pohon untuk mengurangi polusi udara 4) Penemuan jawaban Tolak ukur apa yang dapat digunakan untuk menilai gagasan-gagasan yang muncul? Tentukan beberapa tolak ukur, seperti: dari pemerintah, dampak terhadap lingkungan, peran serta masyarakat. Semua gagasan baik sehingga baik untuk dilaksanakan. Gagasan
Pemerintah
Tolak ukur Dampak lingkungan 4 4 4
Peran serta masyarakat 4 4 4
Total
1. 2 10 2. 2 10 3. 3 11 dll Keterangan: 1 = kurang, 2 = cukup, 3 = banyak, 4 = banyak sekali 5) Penemuan penerimaan Buatlah rencana kerja untuk melaksanakan gagasan yang terbaik atau kombinasi dari gagasan. a) Siapa saja yang dapat membantu? Jawab: Semua penduduk dan masyarakat, pemerintah. b) Rintangan-rintangan apa yang ada? Jawab: Kurangnya kesadaran tentang lingkungan. c) Bagaimana para siswa dapat berperan serta? Jawab: Tidak membuang sampah sembarangan, menjaga kebersihan lingkungan Setiap kelompok berdiskusi dengan anggota kelompoknya, guru membimbing jalannya diskusi. Aktifitas siswa dicatat, guru menawarkan
71
kelompok yang ingin mempresentasikan hasil diskusinya didepan kelas. Bagi kelompok
yang
tidak
presentasi
ke
depan
kelas
diharapkan
untuk
memperhatikan dan membandingkan hasil pekerjaan dari kelompok lain. c. Observasi Dalam tahap ini peneliti secara kolaboratif melaksanakan pemantauan terhadap pelaksanaan proses belajar-mengajar dengan menggunakan metode diskusi terbimbing. Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan dan ditujukan pada guru yang terlampir pada lampiran 21, menunjukkan bahwa aktifitas dan keaktifan yang dilaksanakan oleh guru sudah meningkat hal tersebut dapat terlihat dari hasil pengamatan peneliti. Peningkatan aktifitas dan keaktifan guru terlihat pada pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi terbimbing. Aktivitas guru yang cukup aktif yaitu: (1) Menggunakan waktu secara tepat sesuai perencanaan, (2) memotivasi individu, (3)Memberikan tindak lanjut. Sebagian besar aktivitas guru sudah aktif yaitu: Memberikan informasi secara tepat, (2) Menggunakan metode diskusi terbimbing, (3) Menggunakan berbagai sumber, (4) Penuh perhatian terhadap siswa, (5) Memotivasi kerja kelompok, (6) Menggunakan multi metode, (7) Melakukan penilaian proses observasi, (8) Melakukan penilaian proses tanya jawab, (9) Melakukan penilaian hasil belajar/ tes formatif. Dengan nilai rata-rata 2,8 atau baik. Untuk aktifitas yang dilaksanakan oleh siswa yang pertama adalah mempelajari materi masalah-masalah sosial di lingkungan setempat kemudian menyelesaikan masalah secara secara kelompok. Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan dan ditujukan pada siswa yang terlampir pada lampiran 22, menunjukkan bahwa aktifitas dan keaktifan yang dilaksanakan oleh siswa sudah meningkat
daripada
pembelajaran
sebelumnya(pembelajaran
secara
konvensional) hal itu dapat terlihat dari hasil pengamatan peneliti serta guru kelas. Penjelasan yang didapat dari lampiran 22 adalah sebagai berikut, aktivitas siswa yang cukup aktif yaitu mengerjakan tugas-tugas individu. Aktivitas siswa yang aktif yaitu: (1) menyelesaikan masalah dalam diskusi, (2) keaktifan dan inisiatif siswa, (3) mengerjakan tugas kelompok, (4)memperhatikan penjelasan
72
guru, (5) menjawab pertanyaan guru (6) rasa ingin tahu dan keberanian siswa. Dengan nilai rata-rata 2,85 atau dikategorikan baik. Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan pada siklus III ini sudah menunjukkan bahwa aktifitas dan keaktifan guru dan siswa yang dilaksanakan sudah meningkat yaitu dari siklus I dengan nilai 2,0 atau cukup, siklus II dengan nilai 2,4 atau cukup baik dan siklus III dengan nilai 2,8 atau baik. Dari hasil tersebut dapat dikatakan perubahan yang signifikan. Pada siklus III ini kendala-kendala yang ditemui pada siklus I dan siklus II sudah diatasi dengan baik sehingga pembelajaran yang dilaksanakan dapat dikatakan mendekati sempurna. d. Refleksi Hasil analisis data dan diskusi balikan terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi terbimbing pada siklus III, secara umum telah menunjukkan perubahan yang signifikan, dimana aktifitas guru dalam melaksanakan pembelajaran pada materi pengurangan dengan menggunakan metode diskusi terbimbing semakin mantap dan luwes dengan kekurangankekurangan kecil, diantaranya kurang kontrol waktu dan belum memberikan tindak lanjut. Aktivitas atau partisipasi siswa dalam pembelajaran juga meningkat, mereka lebih banyak memperhatikan dan menjawab pertanyaan guru, lebih berinisiatif dan kreatif. Kemampuan dan keterampilan dalam menyelesaikan masalah. Aktifitas siswa dalam berdiskusi semakin meningkat, yang tentunya berpengaruh terhadap kemampuan dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi. Dengan partisipasi siswa dalam pembelajaran yang semakin meningkat, suasana kelas pun menjadi hidup dan lebih menyenangkan. Dari analisis hasil diskusi kelompok pada siklus III diketahui bahwa mencapai nilai rata-rata 81 dan setiap kelompok mendapatkan nilai lebih dari 75. Peningkatan ini disebabkan karena siswa sudah mengerti dan mengetahui bagaimana cara menyelesaikan masalah diskusi dengan baik dan dapat mengembangkan pemikiran terhadap masalah yang sedang dihadapi. Siswa sudah banyak yang bisa menyelesaikan permasalahan dalam diskusi. Siswa
73
tidak banyak yang bertanya bagaimana cara menyelesaikan masalah tersebut. setiap pertemuan guru membimbing jalannya diskusi, guru yang mengatur jalannya diskusi dan hasilnyapun baik. Sehingga pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi terbimbing dapat meningkatkan berpikir kreatif dalam menyelesaikan masalah pada pembelajaran IPS. Dapat dilihat dalam tabel: Tabel 10. Data nilai hasil belajar kelompok siswa pada siklus III
I
Nama Kelompok Mandiri
II
Cerdas
80
III
Pandai
75
IV
Rajin
75
Pintar
85 81
Kelompok
V Rata-rata
Nilai 90
Tabel 11. Daftar nilai hasil belajar siswa pada siklus III No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Nilai 70 75 90 85 80 70 70 85 80 75 65 Nilai rata-rata
No 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
Nilai 70 65 65 70 65 70 70 65 75 80 65 76,14
Pembelajaran berhasil apabila nilai siswa mencapai nilai rata-rata kelas lebih dari 70 dan siswa yang memperoleh nilai > 65 yang mencapai persentase lebih dari 100 % yaitu 22 anak. Dengan demikian data nilai rata-rata kelas yang mencapai 76,14 dan tidak ada siswa yang memperoleh nilai < 65. Hal itu menunjukkan bahwa pembelajaran yang menggunakan metode diskusi
74
terbimbing yang dilaksanakan sudah berhasil. Daftar nilai dapat dilihat pada tabel 11. Tabel 12. Data Frekuensi Nilai IPS Kelas IV SD N I Kenteng pada Siklus III No. Interval 1 91 – 100 2 81 – 90 3 71 – 80 4 61 – 70 5 51 – 60 6 41 – 50 7 31 – 40 8 21 – 30 Jumlah
Frekuensi 0 3 6 13 0 0 0 0 22
Persentase 0% 13,64 % 27,27 % 59,09 % 0% 0% 0% 0% 100 %
Kategori Istimewa Baik sekali Baik Cukup Hampir cukup Kurang Kurang sekali Sangat kurang sekali
Dari tabel 12 dapat dilihat bahwa setelah dilaksanakan tindakan pada siklus III, siswa yang memperoleh nilai dengan kategori cukup 13 siswa atau 59,09 % kategori baik 6 siswa atau 27,27 %, kategori baik sekali 3 siswa atau 13,64 %. Jumlah keseluruhan siswa yang memperoleh nilai < 70 sebanyak 6 siswa atau 27,27%. Gambar 8. Grafik Nilai IPS Siswa Kelas IV SD N I Kenteng siklus III
14 12 10 8 6 4 2 0
13
6 3 0
0
0
0
0
Frekuensi Nilai
21-30 31-40 41-50 51-60 61-70 71-80 81-90 91-100 Interval nilai
Kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah diskusi sudah semakin baik, sehingga hasil belajar siswa pada siklus III sudah menunjukkan perubahan
75
yang berarti, karena nilai rata-rata kelas mencapai 76,14 namun siswa yang memperoleh nilai< 70 adalah 6 siswa dari siswa 22 siswa kelas IV. Dari perhitungan rata-rata kelas dan jumlah siswa yang memperoleh nilai rata-rata kelas dalam setiap pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi terbimbing pada siklus III dapat diketahui bahwa pada pertemuan siklus III telah menunjukkan perubahan yang signifikan pada kemampuan menyelesaikan masalah yang dihadapi. Sebagai catatan, untuk siswa yang memperoleh nilai kurang dari rata-rata kelas harus diberikan perbaikan dengan menambah waktu belajar dan latihan-latihan serupa supaya kemampuan berpikir kreatif dalam menyelesaikan masalah dapat meningkat. Dari
penelitian
ini
pembelajaran
dikatakan
berhasil
apabila
partisipasi siswa dalam pembelajaran masalah-masalah sosial di lingkungan setempat dapat
meningkatkan daya berpikir kreatif dalam menyelesaikan
masalah yang dihadapi. Selain itu hasil yang dicapai siswa melalui tes akhir pembelajaran mencapai nilai rata-rata kelas diatas 70 dan persentase siswa yang memperoleh nilai > 65 mencapai 70%. Atas dasar ketentuan tersebut dan melihat
hasil
yang diperoleh pada masing-masing pertemuan, maka
pembelajaran yang menggunakan metode diskusi terbimbing yang dilaksanakan pada siklus III dikatakan berhasil, sehingga bisa dikatakan bahwa pembelajaran dengan metode diskusi terbimbing dapat meningkatkan kompetensi berpikir kreatif dalam menyelesaikan masalah-masalah IPS. Namun guru harus tetap melaksanakan bimbingan belajar untuk perbaikan hasil belajar siswa yang mendapatkan dibawah rata-rata kelas dan melaksanakan pengayaan untuk siswa yang memperoleh nilai diatas rata-rata kelas sebagai tindak lanjut.
C. Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan perumusan masalah dan tujuan yang akan dicapai oleh peneliti maka dapat disimpulkan masalah-masalah yang ada sebagai berikut:
76
1. Apakah metode diskusi terbimbing dapat meningkatkan kompetensi berpikir kreatif yaitu Berdasarkan hasil penelitian ini, Aplikasi metode diskusi terbimbing dalam Pembelajaran IPS dapat meningkatkan berpikir kreatif siswa kelas IV SD Negeri I Kenteng Kecamatan Nogosari Kabupaten Boyolali tahun ajaran 2009/2010 dibandingkan sebelum menggunakan metode diskusi terbimbing. Nilai rata-rata mata pelajaran IPS dengan menggunakan metode diskusi terbimbing pada siklus I adalah 61,96 dan siklus II adalah 68 serta siklus III adalah 76,14. Dengan demikian berdasarkan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan 3 siklus tersebut di atas, artinya bahwa dengan menerapkan pembelajaran menggunakan metode diskusi terbimbing dapat meningkatkan daya kreatif siswa dalam pembelajaran IPS pada siswa kelas IV SD Negeri I Kenteng Kecamatan Nogosari Kabupaten Boyolali tahun ajaran 2009/2010. 2. Kendala-kendala yang ditemukan dalam penerapan metode diskusi terbimbing pada siswa dalam meningkatkan kompetensi berpikir kreatif. Dalam penelitian siklus I berdasarkan perhitungan hasil belajar yang ditunjukkan dalam nilai masih semangat kurang yaiturata-rata 61,96 jauhdari nilai ketuntasan. Hal tersebut dipengaruhi dari beberapa faktor penghambat pelaksanaan penelitian tahap awal/siklus I, antara lain: a. Pembelajaran diskusi hampir tidak pernah diberikan kepada siswa kelas IV, sehingga siswa kurang aktif dalam bekerja sama dengan temannya. Anak juga belum bisa mengerti bagaimana cara mnyelesaikan masalah dengan menggunakan teknik kreatif. Sehingga tidak bisa mengembangkan proses berpikirnya. b. Ada siswa salah satu siswa yang mendapat kesulitan dalam menulis dan membaca sehingga dalam pelaskanaan diskusi tidak bisa maksimal. Dan pada tahap awal guru kurang berperan aktifdalam proses diskusi, sehingga siswa masih kesulitan dalam menyelesaikan soal diskusi. c. Anakbelum memahami bagaimana berdiskusi dengan baik untuk membahas materi pelajaran yang harus dipelajari.Kurangnya multi metode dan media dalam pembelajaran tersebut
77
d. Anak yang aktif cenderung menguasai pembicaraan dalam hal ini anak yang pandai dan berani ngomong. Sedangkan anak yang kurang pandai dan pemalu cenderung diam justru malah mengganggu jalannya diskusi. Penyebab pelaksanaan pembelajaran diskusi terbimbing belum bisa dilaksanakan secara penuh (100%) adalah karena adanya kecenderungan dalam pelaksanaan pada setiap siklus yaitu sebagai berikut: a. Peran guru sebagai moderator berdampak pada peran siswa yang pasif dan guru yang aktif. Guru selalu berusaha agar siswa yang aktif dalam pembelajaran. b. Penerapan sistem diskusi terbimbingini, siswa yang berkesulitan belajar banyak bergantung dari kepedulian siswa yang berprestasi, dengan cara siswa yang pandai memberi bimbingan kepada siswa yang berkesulitan belajar. c. Untuk pelajaran IPS, masih diperlukan banyak latihan-latihan menjawab soal dan kedalaman pemahaman materi IPS yang lebih intensif dari siswa yang berkesulitan belajar, sehingga perlakuan dalam bentuk tahap-tahap (siklus), tidak dapat menjamin bahwa siswa yang berkesulitan belajar dapat selesai masalah prestasi belajarnya. 3. Solusi yang dilakukan dalam meningkatkan kompetensi berpikir kreatif dalam menggunakan metode diskusi terbimbing adalah antara lain: a. Sebelum diskusi guru sudah memberi pengarahan masalah/materi-materi yang harus dibahas diwujudkan dengan bentuk soal (pertanyaan) b. Siswa
telah
diarahkan
untuk membaca/mempelajari
materi
secara
keseluruhan (garis besar) sehingga saat berdiskusi mereka tidak malu lagi c. Sebagian besar siswa memiliki catatan hasil diskusi sehingga mampu mengulang materi pelajaran di rumah dengan berbekal buku acuan (Catatan pembahasan masalah dalam diskusi terbimbing) d. Metode diskusi terbimbing diberikan dan dilaksanakan dengan sebaikbaiknya dan semaksimal mungkin terbukti dalam aktifitas guru dan siswa dalam pembelajaran dapat dilihat pada tabel 13 dan 14.
78
e. Dalam meningkatkan kompetensi berpikir kreatif, siswa lebih banyak menyelesaikan masalah-masalah yang ada disekitar lingkungan siswa. sehingga proses berpikir dalam menyelesaikan masalah lebih meningkat. Dan dalam melaksanakan diskusi siswa dituntut untuk mengembangkan berpikirnya dengan mencari penyelesaian masalah yang tepat. f. Guru di dalam diskusi terbimbing hanya berperan sebagai moderator, artinyahanya mengarahkan dan mengatur jalannya diskusi dan menentukan materi yang akan didiskusikan serta bertindak sebagai nara sumber atau penengah jika pelaksanaan diskusi mengalami jalan buntu. Setelah mengadakan diskusi guru menyimpulkan apa yang menjadi tema dari diskusi serta merangkum apa yang menjadi pokok-pokok dari hasil diskusi. Dengan menyimpulkan siswa akan memahamiapa yang menjadi inti dari diskusi terutama tentang diskusi yang telah dilaksanakan. Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis data yang ada, dapat dilihat adanya peningkatan aktivitas siswa dan guru dalam pembelajaran. Ada peningkatan kemampuan dalam menyelesaikan masalah dalam pembelajaranIPS siswa kelas IV SD N I KentengNogosariBoyolali. Peningkatan aktivitas siswa dan guru dari siklus Isampai siklus III dapat dilihat pada tabel 13 dan tabel 14. Tabel 13. Aktivitas siswa dalam pembelajaran No
Aspek yang diamati
1
Aktif memperhatikan penjelasan Guru Aktif menggunakan metode diskusi terbimbing Aktif menjawab pertanyaan guru Rasa ingin tahu dan keberaniansiswa meningkat Keaktifan dan inisiatif siswa meningkat Aktif mengerjakan tugas individu Aktif mengerjakan tugastugas kelompok Jumlah Rata-rata
2 3 4 5 6 7
Siklus 1 skor 1 2 3
1
Siklus 2 skor 2 3
Siklus 3 skor 1 2 3
14 2,0
17 2,4
20 2,85
79
Dilihat dari tabel 13 maka diperoleh jumlah skor penilaian pada siklus I, siklus II dan siklus III. Pada siklus I keaktifan siswa dengan perolehan nilai ratarata yaitu 2,0 dengan kategori cukup. Sedangkan pada siklus II perolehan nilai rata-rata mencapai 2,4 dengan kategori cukup baik dan disiklus III memperoleh nilai rata-rata mencapai 2,85 dengan kategori baik, dengan demikian maka keaktifan dalam pembelajaran siswa sudah ada peningkatan kenaikan aktifitas dengan tercapainya nilai rata-rata 2,85. Sehingga aktifitas siswa dalam melaksanakan
diskusi
terbimbing
sudah
mengalami
kemajuan.
Setelah
dilaksanakan penilaian keaktifan siswa maka keaktifan guru dalam melaksanakan pembelajaran juga dinilai, karena keaktifan guru dan murid sangat berpengaruh dalam pencapaian tujuan dalam pembelajaran. Dapat dilihat pada table 14 Tabel 14. Aktifitas guru dalam pembelajaran No. Aspek yang diamati 1 1 2 3 4
Memberikan informasi secara tepat Menggunakan metode diskusi terbimbing Menggunakan berbagai sumber
Siklus 1
Siklus 2
Siklus 3
skor
skor
skor
2
6
Memotivasi individu
7
Memotivasi kerja kelompok
8
Menggunakan multi metode
9
Melakukan penilaian proses observasi Melakukan penilaian proses tanya jawab Melakukan penilaian hasil belajar/tes formatif Memberikan tindak lanjut Jumlah Rata-rata
12
2
3
3
24 2,0
2
1
5
11
1
Menggunakan waktu secara tepat sesuai perencanaan Penuh perhatian terhadap siswa
10
3
29 2,4
33 2,8
Dilihat dari tabel 14 maka diperoleh jumlah skor penilaian pada siklus I, siklus II dan siklus III. Pada siklus I keaktifan guru dengan perolehan nilai rata-
80
rata yaitu 2,0dengan kategori cukup sedangkan pada siklus II perolehan nilai ratarata mencapai 2,4 dengan kategori cukup baik dan siklus yang ke III adalah 2,8dengan kategori baik dengan demikian maka keaktifan dalam pembelajaran guru sudah ada peningkatan kenaikan aktifitas dengan tercapainya nilai rata-rata 2,8. Dari tabel 13 dan 14 di atas maka dapat diketahui peningkatan aktifitas siswa dan guru dalam pembelajaran antara lain: 1. Peningkatan aktifitas siswa: a.
Siswa lebih aktif memperhatikan penjelasan guru
b.
Siswa lebih aktif menggunakan metode diskusi terbimbing
c.
Siswa lebih aktif menjawab pertanyaan guru
d.
Rasa ingin tahu dan keberanian siswa untuk bertanya semakin meningkat
e.
Keaktifan dan inisiatif siswa semakin meningkat
f.
Siswa lebih aktif dalam mengerjakan tugas kelompok
Aktifitas siswa yang belum meningkat yaitu: Mengerjakan tugas individu 2. Peningkatan aktivitas guru: a. Guru lebih aktif memberikan informasi secara tepat, b. Guru lebih aktif menggunakan metode diskusi terimbing, c. Guru lebih aktif menggunakan berbagai sumber, d. Penuh perhatian terhadap siswa, e. Guru lebih aktif memotivasi kerja kelompok, f. Guru lebih aktif menggunakan multi metode, g. Guru lebih aktif melakukan penilaian proses observasi, h. Guru lebih aktif melakukan penilaian proses tanya jawab, i. Guru lebih aktif melakukan tes hasil belajar/tes formatif. Aktifitas guru yang belum meningkat yaitu: (1) menggunakan waktu secara tepat sesuai perencanaan, (2) memotivasi individu, (3) memberikan tindak lanjut. Diharapkan metode diskusi terbimbing dapat diterapkan dalam mata pelajaran IPS dengan pokok bahasan yang lain. Di samping itu juga dapat pula digunakan untuk mata pelajaran yang lain. Memang secara teoritis diskusi terbimbing ini memiliki banyak kelebihan dibandingkan dengan pengajaran yang
81
menggunakan metode lain, seperti telah dipaparkan didepan. Sedangkan dalam praktek dilapangan metode ini sungguh-sungguh dapat mengaktifkan siswa dalam proses belajar mengajar pada siswa kelas VI SD I Kenteng. Hasil wawancara pada lampiran 25 dan lampiran 26 yang sudah dilakukan menyebutkan bahwa metode diskusi terbimbing sangat tepat dilaksanakan dalam menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi sehari-hari. Agar siswa lebih menyukai pembelajaran IPS sehingga dapat meningkatkan hasil belajar IPS. Dengan begitu jelaslah bahwa diskusi terbimbing dapat mengaktifkan siswasiswa yang biasanya kurang aktif dalam proses belajar mengajar IPS. Meski begitu pada proses belajar mengajar IPS dengan menggunakan diskusi lebih cocok diterapkan untuk pokok bahasan pokok bahasan tertentu dari pada yang lainnya. Pokok bahasan yang dimaksud diatas adalah pokok bahasan yang memerlukan analisis. Pada kegiatan ujian tengah Semester yang sudah dilaksanakan oleh semua siswa dan hasilnya pun kurang memuaskan karena sebanyak 22 siswa hanya 10 siswa atau 45,45% yang memperoleh nilai sesuai dan diatas batas nilai ketuntasan minimal. Sebanyak 12 siswa atau 54,55% memperoleh nilai di bawah batas nilai ketuntasan yaitu 65.Dan nilai rata-rata kelas yaitu 59,40. Tabel 15. Rekapitulasi keseluruhan nilai rata-rata diskusi mata pelajaran IPS pada setiap siklus Nilai Rata-rata hasil diskusi Keterangan Siklus I Siklus II Siklus III Pertemuan 1 61 77 81 Meningkat Pertemuan 2 66 79 Meningkat Rata-rata 63,5 78 81 Berdasarkan tabel 15, pada siklus I materi pelaksanaan diskusibelum Kegiatan
mencapai 70 lebih, karena pada pertemuan 1 dalam pelaksanaan diskusi tidak dibimbing oleh guru. sehingga dilanjutkan pada siklus II dan mendapat hasil 78, untuk meningkatkan lagi berpikir siswa dalam menyelesaikan masalah maka dilanjutkan sikus III dan hasil yang diperoleh adalah 81. Sehingga metode diskusi yang dilaksanakan bisa dikatakan berhasil meningkatkan berpikir kreatif dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi.
82
Dibandingkan dengan nilai ujian tengah Semester pada pembelajaran IPS siswa yang hanya 59,40 nilai setiap pertemuan dengan menggunakan metode diskusi terbimbing lebih bagus dari nilai ujian tengah Semester. Nilai rata-rata pada siklus I saja sudah mengalami peningkatan yang signifikan. Tabel 16. Nilai rata-rata hasil belajar setiap siklus Kegiatan Pertemuan 1 Pertemuan 2 Rata-rata
Nilai rata-rata Hasil belajar Siklus I 62,05 64,55 61,96
Siklus II 68,64 69,55 68
Keterangan
Siklus III 76,14 -
Meningkat Meningkat
Tabel 17. Prosentase Siswa yang Memperoleh Nilai > 65 pada setiap Siklus Kegiatan Pertemuan 1 Pertemuan 2 Rata-Rata
Jumlah siswa yang memperoleh Nilai > 65 siklus I II III 15 17 22 14 18 -
Prosentase Siklus I II 68,18% 77,27% 63,63% 81,82% 65,9% 79,54%
Keterangan III 100% 100%
Berhasil Berhasil
Berdasarkan tabel 17 pada setiap siklus, jumlah siswa yang memperoleh nilai diatas 65 sudah mengalami kenaikan yang signifikan. Pada siklus Irata-rata persentase 65,9%, hasil yang diperoleh belum dikatakan berhasil sehingga dilanjutkan pada siklus II. Pada siklus II rata-rata persentase 79,54%, sungguh kenaikan yang signifikan. Untuk perbaikan dilanjutkan ke siklus III dan rata-rata persentasenya adalah 100% karena semua siswa mendapatkan nilai > 65. Tetapi dalam pelaksanaanpembelajaran diskusi terbimbing belum bisa dilaksanakan secara penuh. Dari keseluruhan tindakan atau siklus yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa peningkatan kompetensi berpikir kreatif siswa kelas IV dapat dilakukan dengan penggunaan metode diskusi terbimbing dan meningkatkan hasil belajar IPS maupun kemampuan berpikir anak. Hal ini nampak jelas dengan adanya peningkatan aktifitas guru dan siswa, peningkatan nilai rata-rata
83
kelas,peningkatan jumlah siswa yang mencapai nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) pada setiap siklus sebagaimana terlihat pada tabel 16. Dengan demikian dapat diajukan suatu rekomendasi bahwa pembelajaran dengan menggunakan media metode diskusi terbimbing dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif
pada pembelajaran IPS siswa kelas IV SDN I
Kenteng Kecamatan Nogosari Kabupaten Boyolali dengan dilihat dari meningkatnya aktifitas guru dan siswa, meningkatnya nilai rata-rata kelas serta tercapainya nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal).
BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan
1.Berdasarkan hasil penelitian ini, aplikasimetode diskusi terbimbing dalam Pembelajaran IPS dapat meningkatkan kompetensi berpikir kreatif siswa kelas IV SD Negeri I Kenteng Kecamatan Nogosari Kabupaten Boyolali tahun ajaran 2009/2010. Hal ini dapat dibuktikan dengan data-data sebagai berikut: Nilai rata-rata mata pelajaran IPS dengan menggunakan metode diskusi terbimbing pada siklus I adalah 61,96 dan siklus II adalah 68 serta siklus III adalah 76,14. 2. Kendala yang ditemukan dalam penerapan metode diskusi terbimbing adalah sebagai berikut: a) Peran guru sebagai moderator berdampak pada peran siswa yang pasif dan guru yang aktif. Guru selalu berusaha agar siswa yang aktif dalam pembelajaran. b) Penerapan sistem diskusi terbimbingini, siswa yang berkesulitan belajar banyak bergantung dari kepedulian siswa yang berprestasi, dengan cara siswa yang pandai memberi bimbingan kepada siswa yang berkesulitan belajar. c) Untuk pelajaran IPS, masih diperlukan banyak latihan-latihan menjawab soal dan kedalaman pemahaman materi IPS yang lebih intensif dari siswa yang berkesulitan belajar, sehingga perlakuan dalam bentuk tahap-tahap (siklus), tidak dapat menjamin bahwa siswa yang berkesulitan belajar dapat selesai masalah prestasi belajarnya. d) Kurangnya tepatnya media pembelajaran. Media gambar membuat anak merasa jenuh. Dan kurangnya daya berpikir anak sehingga anak tidak bisa mengembangkan masalah dalam berdiskusi. 3. solusi yang dilakukan dalam meningkatkan kompetensi berpikir kreatif adalah sebagai
berikut:
84
85
a. Sebelum diskusi guru sudah memberi pengarahan masalah/materi-materi yang harus dibahas diwujudkan dengan bentuk soal (pertanyaan) b. Siswa
telah
diarahkan
untuk
membaca/mempelajari
materi
secara
keseluruhan (garis besar) sehingga saat berdiskusi mereka tidak malu lagi c. Sebagian besar siswa memiliki catatan hasil diskusi sehingga mampu mengulang materi pelajaran di rumah dengan berbekal buku acuan (Catatan pembahasan masalah dalam diskusi terbimbing) d. Metode diskusi terbimbing diberikan dan dilaksanakan dengan sebaikbaiknya dan semaksimal mungkin terbukti dalam aktifitas guru dan siswa dalam pembelajaran dapat dilihat pada tabel 13 dan 14. e. Dalam meningkatkan kompetensi berpikir kreatif, siswa lebih banyak menyelesaikan masalah-masalah yang ada disekitar lingkungan siswa. sehingga proses berpikir dalam menyelesaikan masalah lebih meningkat. Dan dalam melaksanakan diskusi siswa dituntut untuk mengembangkan berpikirnya dengan mencari penyelesaian masalah yang tepat. f. Guru di dalam diskusi terbimbing hanya berperan sebagai moderator, artinyahanya mengarahkan dan mengatur jalannya diskusi dan menentukan materi yang akan didiskusikan serta bertindak sebagai nara sumber atau penengah jika pelaksanaan diskusi mengalami jalan buntu. Setelah mengadakan diskusi guru menyimpulkan apa yang menjadi tema dari diskusi serta merangkum apa yang menjadi pokok-pokok dari hasil diskusi. Dengan menyimpulkan siswa akan memahamiapa yang menjadi inti dari diskusi terutama tentang diskusi yang telah dilaksanakan. Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPS dengan menggunakan metode diskusi terbimbing dapat meningkatkan berpikir kreatif siswa dalam pembelajaran IPS pada materi masalah-masalah sosial di lingkungan setempat pada siswa kelas IV SD Negeri I Kenteng Kecamatan Nogosari Kabupaten Boyolali tahun ajaran 2009/2010.
86
B. Implikasi
Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian di atas, maka berikut ini dikemukakan implikasi hasil penelitian sebagai berikut: 1. Implikasi Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dalam pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya yang berhubungan langsung dengan pelajaran IPS di Sekolah Dasar dengan menggunakan metode diskusi terbimbingsebagai media dalam pembelajaran. 2. Implikasi Praktis Pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi terbimbing dapat meningkatkan berpikir kreatif
pada pembelajaran IPS siswa SD Ngeri I
Kenteng Nogosari Boyolali. C. Saran
Sesuai dengan kesimpulan dan implikasi hasil penelitian di atas, maka dapat disimpulkan saran-saran sebagai berikut: 1. Bagi sekolah Oleh karena penggunaan metode diskusi terbimbingdapat meningkatkan berpikir kreatif siswa dalam pembelajaran IPS Kelas IV, maka seharusnya sekolah sebagai penentu kebijakan untuk menganjurkan para guru kelas memanfaatkan media seefektif mungkin dalam proses pembelajaran IPS. Hal ini dimaksudkan agar motivasi belajar siswa dapat meningkat secara maksimal, serta mengurangi tingkat kejenuhan siswa dalam mengikuti pembelajaran IPS. 2. Bagi guru Hendaknya guru lebih kreatif dalam memilih metode dan media dalam pembelajaran sehingga siswa tidak merasa jenuh terhadap pembelajaran khususnya mata pelajaran IPS cenderung yang banyak menghapal. Dan juga Perlunya guru membentuk kelompok belajar pada siswa, sehingga siswa
87
dapat belajar diskusi antar teman yang dapat menciptakan kreatifitas siswa dalam meningkatkan pemahaman dalam diskusi. 3.
Bagi peneliti Disarankan kepada para peneliti bidang pendidikan hendaknya hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan perbandingan atau masukan untuk melakukuan penelitian yang lebih luas. Masalah itu mungkin dapat dijadikan bahan penelitian yang mendalam praktis dan aplikatif. Dan juga disarankan ada penelitian yang lebih lanjut tentang penggunaan metode diskusi agar hambatan-hambatan dalam pelaksanaan metode tersebut dapat diatasi, sehingga penggunaan metode diskusi benar benar memiliki manfaat bagi siswa dan guru sehingga hasil belajar dapat mencapai nilai ketuntasan dan kekreatifan yang akan dicapai.
88
DAFTAR PUSTAKA Amir. 2007. Dasar-Dasar Penulisan Karya Ilmiah. Surakarta: UNS Press Dakir. A, Dkk. 2002. Pendidikan IPS Di Sekolah Dasar. Surakarta: UNS Press Hawadi Reni Akbar,Dkk. 2001. Kreativitas. Jakarta: Grasindo. H.B. Soetopo. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif Dasar Teori dan Terapan dalam Penelitian. Surakarta: UNS Press. Hidayati, Dkk. 2008. Pengembangan pendidikan IPS SD. Jakarta: Depdiknas Hisnu, Tantya P & Winardi. 2008. Ilmu Pengetahuan Sosial. Jakarta: Depdiknas Hurlock B. Elizabeth. 1992. Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga IGAK,Wardani .2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka Irawan Soehartono. 1992. Metode Penelitian Sosial. Bandung: Remaja Rosdakarya Ischak, Dkk.2002. Pendidikan IPS Di SD. Jakarta: Universitas Terbuka Ervan, R James. 1991. Berpikir Kreatif. Jakarta: Bumi Aksara Karo-Karo, Ulih Bukit. 1981. Metodologi Pengajaran. Salatiga: CV Saudara. Kartono, Kartini. 1980. Pengantar Metodologi Research Sosial. Bandung: Alumni Moejiono dan Dimyati. 1993. Strategi Belajar Mengajar. Depdikbud Munandar, SC. Utami.1992. Pengembangan Bakat Dan Kreativitas Anak. Jakarta: Rineka Cipta _______.2004.Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta Roestiyah, NK. 2001. Strategi Belajar Mengajar, Cetakan Ke 6. Jakarta: Rineka cipta Slavin,
E Robert. 2008. Cooperative Praktik).Bandung: Nusa Media
Learning
(Teori,
Riset
dan
Sugiyanto. 2008. Model-model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: UNS Press. Sukarni.2009. Peningkatan Prestasi Belajar IPS Melalui Pembelajaran Kooperatif Pada Siswa Kelas V SDN 03 Lalung Karanganyar Tahun
89
2008/2009. (Penelitian tindakan kelas FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta). Slamet dan Suwarto, 2007. Dasar-Dasar MetodologiPenelitian Kualitatif. Surakarta: UNS Press. Tri mulyani. 2006.Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Ips Sejarah Dengan Metode Diskusi Terbimbing Dalam Pokok Bahasan Perserikatan BangsaBangsa Pada Siswa Kelas VI SD Margosari Kecamatan Semarang Barat Kota Semarang Tahun 2005 / 2006. (Penelitian Tindakan Kelas Fakultas ilmu sosial Universitas Negeri semarang).www. Google.com/digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/archives/HASH0126.di r/doc.pdf. Diakses 12 april 2010 Wahab, Abdul Azis.2008. Metode dan Model-Model Mengajar IPS. Bandung: Alfabeta WS Winkel.1996. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia http://my.opera.com/winsolu/blog/pengertian-kompetensidiakses 12 april 2009 http://www.docstoc.com/docs/26564667/Pengertian-Kompetensidiakses 12 April 2010 http://www.az.itu.edu.tr/azv6n2web/05poturbarkul0602.pdfdiakses 30 April 2010) http://www.google.co.id/search?hl=id&q=PENGEMBANGAN+KREATIVITAS meta=&aq=f&aqi=g2&aql=&oq=&gs_rfaidiakses 13 April 2010 http://www.waset.org/journals/ijss/v3/v3-1-3.pdf30 April 2010 http://www.lihatkita.co.cc/2010/01/berpikir.html diakses 12 juli 2010. http://kuliah.dagdigdug.com/2008/07/06/berpikir-kreatif/ diakses 12 juli 2010 http://suchaini.wordpress.com/2008/12/15/teori-berfikir-kreatif-pendidikan/ diakses 12 Juli 2010 http://suaraguru.wordpress.com/2009/02/23/meningkatkan-kemampuan-berpikirkreatif-siswa/ diakses 12 Juli 2010
90
Lampiran 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I Mata pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Kelas / Semester
: IV / II (Dua)
Alokasi Waktu
: 2 x 35 menit
Tanggal
: Rabu dan Kamis 13-14 April 2010 (2 pertemuan)
A. STANDAR KOMPETENSI 2.
Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi dan kemajuan teknologi di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi.
B. KOMPETENSI DASAR 2.4. Mengenal permasalahan sosial di daerahnya.
C. INDIKATOR 2.4.1.
Menyebutkan masalah masalah sosial yang ada di lingkungan setempat
2.4.2.
Mendiskusikan
tentang
masalah
sosial
dan
bagaimana
penyelesaiaanya.
D. TUJUAN PEMBELAJARAN 1.
Siswa mampu menyebutkan masalah masalah sosial yang ada di lingkungan setempat
2.
siswa mampu berdiskusi tentang masalah sosial dan bagaimana penyelesaiaanya
91
E. DAMPAK PENGIRING Setelah pembelajaran selesai diharapkan siswa dapat memahamimasalahmasalah sosial yang ada di lingkungan setempat dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
F. MATERI, MEDIA, METODE DAN SUMBER PEMBELAJARAN MATERI PEMBELAJARAN Masalah sosial adalah masalah yang dirasakan oleh semua warga masyarakat dan harus dipecahkan atau diatasi secara bersama-sama. Sedangka masalah pribadi adalah masalah-masalah yang dialami dan dihadapi oleh manusia sebagai individu (pribadi), dan bisa dipecahkan sendiri oleh orang yang bersangkutan. Masalah-masalah sosial dilingkungan setempat meliputi: (1) Masalah kependudukan. (2) Tindak kejahatan. (3) Masalah sampah. (4) Pencemaran lingkungan. (5) Peristiwa kebakaran. (6) Buruknya fasilitas umum. (7) Perilaku tidak disiplin. (8) Penyalahgunaan narkoba. (9) Pemborosan energi. (10) Kelangkaan barang-barang. METODE 1. Ceramah 2. Diskusi 3. Tanya jawab MEDIA Gambar masalah-masalah sosial SUMBER BELAJAR 1. Buku Ilmu Pengetahuan Sosial 4; halaman 193; penerbit Depdiknas 2. Silabus kelas IV. 3. Buku panduan Mandiri kelas IV
G. STRATEGI PEMBELAJARAN
92
SIKLUS I
Tahap
Kegiatan guru
Kegiatan siswa
1. Kegiatan Guru menyampaikan materi yang Siswa menyimak. awal akan diajarkan. Guru menceritakan peristiwa Siswa mendengarkan cerita yaitutentang peristiwa pencurian dari guru tentang peristiwa pencurian. Guru bertanya masalah-masalah Siswamenanggapi sosial yang kalian tahu? pertanyaan dari guru. Menyampaikan kompetensi dasar dan indikator. 2. Kegiatan Guru membagi siswa menjadi 5 Siswa duduk berdekatan inti kelompok , setiap kelompok terdiri berdasarkan kelompok yang dari 4 orang. telah dibagi. Guru menempel gambar tentang masalah-masalah sosial, Seperti: kebakaran, pencemaran lingkungan, kemiskinan, masalah sampah , dll. Kemudian guru meminta setiap kelompok menyebutkan masalahmasalah sosial yang ada di papan tulis. Guru memberikan masalah yaitu yang mengganggu para siswa adalah ruang kelas yang sudah tua dan membosankan. Yang akan dipecahkan bersama-sama denagn siswa dan guru memberikan bagaimana cara memecahkan masalah secara kreatif.
Waktu
10’
Siswa menyimak dan Setiap kelompok membacakan gambar yangada di depan kelas dan gambar yang ditunjukkan guru. 45’
Siswabersama guru menyelesaikan masalah yang diberikan dengan pemecahan masalah secara kreatif.
Guru memberikan masalah yang akan didiskusikan oleh setiap Setiap kelompok kelompok yaitu mengenai banyaknya mendiskusikan mengenai sampah disekolah. masalah banyaknya sampah disekolah. Guru memberikan aturan atau petunjuk cara menyelesaikan Ketua kelompok membagi masalah. tugas kepada setiap anak 1. 2 anak mencari fakta-fakta yang ada 2. Menulis hasil diskusi 3. Mencari informasi di buku pelajaran.
93
Siswa melakukan diskusi bersama teman kelompoknya. Siswa bertanya apabila menemui kesulitan. Kemudian setiap kelompok Menyampaikan hasil diskusinya di depan kelas. Kelompok lain menanggapi, memberikan pendapat dan juga memberikan penilaian kepada kelompok yang maju. Siswa bersama guru menyimpulkan hasil diskusi 3.Kegiatan Guru membimbing peserta didik Siswa merangkum akhir membuat rangkuman pembelajaran . pambelajaran tentang masalah-masalah sosial dilingkungan setempat. 15’ Guru memberikan evaluasi Siswa mengerjakan soal evaluasi Guru menyuruh siswa membawa gambar masalah-masalah sosial seperti: pencurian, kejahatan, pencemaran lingkungan, dll. H. PENILAIAAN 1. Prosedur penilaian : Tes proses dan tes akhir 2. Jenis tes : Kelompok dan individu 3. Teknik penilaian : Tes tertulis 3. Bentuk tes : Isian dan portofolio Kenteng, April 2010
Mengetahui Kepala Sekolah
Suharni, S.Pd NIP.195202161975122001
Praktikan,
Asih Sulistiani NIM. X7108632
94
Lampiran 2 LEMBAR KERJA KELOMPOK SIKLUS I Diskusikan dengan anggota kelompokmu! Masalah: yang mengganggu para siswa ialah bahwa banyaknya sampah disekolah. Apa yang dapat dilakukan? Tahap Penemuan fakta
Menemukan masalah
Menemukan gagasan
Menemukan jawaban
Menemukan penerimaan
penyelasaian skor a. Banyak sampah berserakan b. Ruangan kotor c. Bau menyengat 20 d. Banyak lalat e. Tidak ada tempat sampah Dengan cara-cara apa kita dapat: a. memperoleh tempat sampah yang baru? 20 b.mengurangi sampah yang berserakan dimana-mana? c.mengurangi banyaknya lalat dan bau menyengat? Dengan cara apa kita dapat mengurangi sampah yang berserakan dimana-mana? a.mengadakan regu piket untuk membersihkan sampah. 20 b.bekerja bakti bersama-sama c. menyuruh penjaga untuk membersihkan sampah Tolak ukur Gagasan Total Siswa Guru Tenaga 1. 4 3 4 11 2. 4 2 4 10 3. 1 2 3 6 20 dll Keterangan: 1 = kurang, 2 = cukup, 3 = banyak, 4 = banyak sekali Kesimpulannya: gagasan yang paling baik dilaksanakan adalah gagasan pertama dan kedua a.siapa saja yang dapat membantu? Jawab: semua warga yang ada di sekolah b. rintangan-rintangan apa yang ada? 20 Jawab: tidak semua siswa mau bekerja bakti c.bagaimana siswa dapat berperan serta? Jawab: siswa berperan secara aktif dalam kegiatan ini.
Nilai: jumlah nilai X 2 20
95
Lampiran 3 LEMBAR KERJAINDIVIDU SIKLUS I Nama
:
Kelompok
:
1. Carilah penyebab dan cara mengatasi masalah sebagai berikut: Masalah yang dihadapi: kebakaran yang sering terjadi di masyarakat Jawab: a) Penyebab
: 1) kompor meledak 2) sambungan arus pendek 3) tidak hati-hati menggunakan api
b) Cara mengatasi
: 1) Merawat kompor supaya layak pakai 2) merawat jaringan listrik 3) mematikan kompor setelah memasak 4) berhati-hati menggunakan lilin dan korek api
2. Carilah penyebab dan cara mengatasi masalah sebagai berikut: Masalah yang dihadapi: banyaknya tindak kejahatan di masyarakat. Jawab: a) Penyebab
: 1) banyak pengangguran dan kemiskinan 2) rendahnya tingkat pendidikan 3) rendahnya moral dan ahlak manusia
b) Cara mengatasi
: 1) menyediakan lapangan pekerjaan 2) meningkatkan ketrampilan dan keahlian warga 3) peningkatan kualitas pendidikan dan pemerataan 4) polisi mampu memberantas tindak kejahatan
96
Lampiran 4 LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN (AKTIVITAS) GURU DALAM PEMBELAJARAN SIKLUS I Penilaian No.
Aspek yang diamati
Kurang Aktif Skor 1
Cukup Aktif Skor 2
Skor 3
1
Memberikan informasi secara tepat
2
Menggunakan metode diskusi terbimbing
3
Menggunakan berbagai sumber
4
Menggunakan waktu secara tepat sesuai perencanaan
5
Penuh perhatian terhadap siswa
6
Memotivasi individu
7
Memotivasi kerja kelompok
8
Menggunakan multi metode
9
Melakukan penilaian proses observasi
10
Melakukan penilaian proses tanya jawab
11
Melakukan penilaian hasil belajar / tes formatif
12
Memberikan tindak lanjut
Jumlah
Rata-rata
Peneliti
Aktif
24 2,0
Guru Kelas
Asih Sulistiani
Wasisti, A.Ma.Pd
NIM. X7108632
NIP. 196309041988062001
97
Lampiran 5
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN SIKLUS I
1
Aktif memperhatikan penjelasan guru
Penilaian Kurang Cukup Aktif Aktif Aktif Skor 1 Skor 2 Skor 3
2
Aktif menggunakan metode diskusi terbimbing
3
Aktif menjawab pertanyaan guru
4
Rasa ingin tahu dan keberanian siswa meningkat
5
Keaktifan dan inisiatif siswa meningkat
6
Aktif mengerjakan tugas individu
7
Aktif mengerjakan tugas-tugas kelompok
No.
Aspek yang diamati
Peneliti
Asih Sulistiani NIM. X7108632
Jumlah
14
Rata-rata
2,0
Guru Kelas
Wasisti, A.Ma.Pd NIP. 196309041988062001
98
Lampiran 6 REKAPITULASI NILAI DISKUSI KELOMPOK SIKLUS I Mata Pelajaran : IPS Kelas : IV No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22.
Kelompok
Mandiri
Cerdas
Pandai
Rajin
Pintar
Nama Siswa Ani Fadilah Nur Handayani Ainun H Azizah Widiyarti Wahyu Havid Saputro Riki Maulana Fatkur Rohman Muhammad Andi Alfian Meliniun Desi Kusuma W Zul Vina Putriana Choirun Nisak Almaratus Retno Nur Handayani Proditia Putri Virginia Gilang Caraka Aji Ahmad Ilham Muhammad Royanul Febian Wahyu Retno Jali Kusuma Walih Bagas Andriyanto David Qoyumudin Andi Saputro Khoirul Huda
Rata- rata
Keterangan Nilai terendah Nilai tertinggi Rata-rata nilai Peneliti
Nilai pertemuan I
Nilai pertemuan II
Rata-rata
75
70
72,5
60
60
60
60
65
62,5
50
60
55
60
75
67,5
61
66
63,5
Nilai 55 72,5 63,5 Guru Kelas
Asih Sulistiani
Wasisti, A.Ma.Pd
NIM. X7108632
NIP. 196309041988062001
99
Lampiran 7 REKAPITULASI NILAI UJIAN AKHIR SEMESTER SEBELUM TINDAKAN Mata Pelajaran : IPS Kelas : IV No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
Nama Andi Saputro Fatkur Rohman Ahmad Ilham Ainun H Azizah Ani Fadhilah Choirun Nisak Almaratus David Qoyumudin Febian Wahyu Retno Gilang Caraka Aji Jali Kusuma Walih Khoirul Huda Meliniun Desi Kusuma W Muhammad Andi Alfian Muhammad Royanul Proditia Putri Virginia Retno Nur Handayani Sri Nur Handayani Wahyu Havid Saputro Widiyarti Zul Vina Putriana Bagas Andriyanto Riki Maulana Jumlah Rata-rata Keterangan Nilai terendah Nilai tertinggi Rata-rata nilai
Peneliti
L/P L L L P P P L L L L L P L L P P P L P P L L
Nilai 48 50 66 75 62 70 56 75 68 65 50 68 45 40 60 66 50 68 55 60 65 45 1307 59,40 Nilai 40 75 59,40
KKM 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65 65
Keterangan Belum tuntas Belum tuntas Tuntas Tuntas Belum tuntas Tuntas Belum Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Belum tuntas Tuntas Belum tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Tuntas Belum Tuntas Tuntas Belum tuntas Belum Tuntas Tuntas Belum tuntas
Guru Kelas
Asih Sulistiani
Wasisti, A.Ma.Pd
NIM. X7108632
NIP. 196309041988062001
100
Lampiran 8 REKAPITULASI NILAI ULANGAN HARIAN SIKLUS I Mata Pelajaran : IPS Kelas : IV NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
Siklus I Pertemuan I Pertemuan II 50 60 55 65 60 60 70 65 60 70 65 60 70 70 80 85 75 70 70 65 60 70 70 70 50 45 50 55 55 65 70 60 60 70 75 65 40 65 60 50 70 75 50 60 62,05 64,55 Keterangan Nilai terendah Nilai tertinggi Rata-rata nilai
Peneliti
Rata-rata
Keterangan
55 60 60 67,5 65 62,5 70 82,5 72,5 67,5 65 70 47,5 52.5 60 65 65 70 52,5 55 72,5 55 61,96
Belum tuntas Belum tuntas Belum tuntas Tuntas Tuntas Belum tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Belum tuntas Belum tuntas Belum tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Belum tuntas Belum tuntas Tuntas Belum tuntas
Nilai 47,5 82,5 61,96 Guru Kelas
Asih Sulistiani
Wasisti, A.Ma.Pd
NIM. X7108632
NIP. 196309041988062001
101
Lampiran 9 FOTO KEGIATAN PEMBELAJARAN SIKLUS I
Permintaan ijin kepada Kepala Sekolah
Siswa mempelajari materi sebelum pembelajaran diskusi dimulai
Guru menjelaskan bagaimana pemecahan masalah secara kreatif
102
Siswa melakukan diskusi dengan teman kelompoknya
salah satu kelompok membacakan hasil diskusinya
Observasi oleh guru kelas IV
103
Lampiran 10
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS II Mata pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Kelas / Semester
: IV / II (Dua)
Alokasi Waktu
: 2 x 35 menit
Hari/tanggal
: Rabu dan Kamis 20-21 April 2010 (2 pertemuan)
A. STANDAR KOMPETENSI 2.
Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi dan kemajuan teknologi di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi.
B. KOMPETENSI DASAR 2.4. Mengenal permasalahan sosial di daerahnya.
C. INDIKATOR 2.4.1.
Menyebutkan masalah masalah sosial yang ada di lingkungan setempat
2.4.2.
Mendiskusikan
tentang
masalah
sosial
dan
bagaimana
penyelesaiaanya.
D. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Siswa mampu menyebutkan masalah masalah sosial yang ada di lingkungan setempat 2. siswa mampu berdiskusi tentang masalah sosial dan bagaimana penyelesaiaanya
104
E. DAMPAK PENGIRING Setelah pembelajaran selesai diharapkan siswa dapat memahamimasalahmasalah sosial yang ada di lingkungan setempat dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
F. MATERI, MEDIA, METODE DAN SUMBER PEMBELAJARAN MATERI PEMBELAJARAN Masalah sosial adalah masalah yang dirasakan oleh semua warga masyarakat dan harus dipecahkan atau diatasi secara bersama-sama. Sedangka masalah pribadi adalah masalah-masalah yang dialami dan dihadapi oleh manusia sebagai individu (pribadi), dan bisa dipecahkan sendiri oleh orang yang bersangkutan. Masalah-masalah sosial dilingkungan setempat meliputi: (1) Masalah kependudukan. (2) Tindak kejahatan. (3) Masalah sampah. (4) Pencemaran lingkungan. (5) Peristiwa kebakaran. (6) Buruknya fasilitas umum. (7) Perilaku tidak disiplin. (8) Penyalahgunaan narkoba. (9) Pemborosan energi. (10) Kelangkaan barang-barang. METODE 1. Ceramah 2. Diskusi 3. Tanya jawab MEDIA Gambar masalah-masalah sosial SUMBER BELAJAR 1. Buku Ilmu Pengetahuan Sosial 4 ; halaman 193; penerbit Depdiknas 2. Silabus kelas IV. 3. Buku panduan Mandiri kelas IV
G. STRATEGI PEMBELAJARAN
105
SIKLUS II Tahap Kegiatan guru 1. Kegiatan awal Guru mengingatkan siswa tentang masalah-masalah di lingkungan setempat
2. Kegiatan inti
Kegiatan siswa Siswa menyimak
Waktu
Guru bertanya masalah-masalah sosial yang kalian tahu? Menyampaikan kompetensi dasar dan indikator. Guru menyuruh anak duduk berdekatan dengan teman kelompoknya.
Siswa menanggapi pertanyaan dari guru.
5’
Guru menempel gambar tentang masalah-masalah sosial. Seperti: kebakaran, pencemaran lingkungan, kemiskinan, masalah sampah , dll.
Setiap kelompok menyerahkan gambar yang sudah dikumpulkan kermudian menempel pada buku yang sudah disediakan
Siswa duduk berdekatan berdasarkan kelompok yang telah dibagi.
Siswa menyimak dan Setiap kelompok membacakan 45’ gambar yang di depan kelas. Siswamenyimak penjelasan dari guru. Dan menjawab pertanyaan dari guru. Guru memberikan masalah yang akan didiskusikan oleh setiap kelompok. Yaitu mengenai perilaku tidak disiplin disekolah. Guru memberikan petunjuk cara menyelesaikan masalah. Dan guru membimbing jalannya diskusi.
Guru mengarahkan jalannya diskusi agar siswa memahami permasalahan yang dihadapi
Setiap kelompok mendiskusikan mengenai masalah perilaku tidak disiplin disekolah. Ketua kelompok membagi tugas kepada setiap anak. 1. 2 anak mencari fakta-fakta yang ada 2. Menulis hasil diskusi 3. Mencari informasi di buku pelajaran. Siswa melakukan diskusi bersama teman kelompoknya.
106
Siswa dibimbing oleh guru dalam melaksanakan diskusi Siswa bertanya apabila menemui kesulitan. Setiap kelompok Menyampaikan hasil diskusinya di depan kelas.
Guru meneliti jawaban siswa, dan mengulangi kembali materi yang belum dipahami oleh siswa.
3.Kegiatan akhir
Guru memberi penghargaan kepada kelompok yang kinerjanya baik.
Guru menyuruh anak mengerjakan soal evaluasi H. PENILAIAAN 1. Prosedur penilaian 2. Jenis tes 3. Teknik penilaian 3. Bentuk tes
Kelompok lain menanggapi, memberikan pendapat dan juga memberikan penilaian kepada kelompok yang maju. Siswa bersama guru membuat kesimpulan Siswa merangkum pambelajaran tentang masalah-masalah sosial dilingkungan setempat. Anak mengerjakan soal evaluasi
: Tes proses dan tes akhir : Kelompok dan individu : Tes tertulis : Isian dan portofolio Kenteng, April 2010
Mengetahui Kepala Sekolah
Suharni, S.Pd NIP.195202161975122001
Praktikan,
Asih Sulistiani NIM. X7108632
20’
107
Lampiran 11 LEMBAR KERJA KELOMPOK SIKLUS II Diskusikan dengan anggota kelompokmu! Masalah: yang mengganggu para siswa ialah bahwa perilaku tidak disiplin disekolah. Apa yang dapat dilakukan? Tahap Penemuan fakta
Menemukan masalah
Menemukan gagasan
Menemukan jawaban
Menemukan penerimaan
Penyelasaian a. sering bolos sekolah b.tidak mengikuti upacara bendera c.mengganggu teman yang sedang belajar d.terlambat masuk sekolah e.tidak mengerjakan pekerjaan rumah Dengan cara-cara apa kita dapat: a.mengurangi ketidakdisiplinan di sekolah? b.mendapat bimbingan dari guru? c.mentaati peraturan yang sudah dibuat? Dengan cara apa kita dapat mengurangi ketidakdisiplinan di sekolah? a. memtaati peraturan yang sudah dibuat. b.bila ada yang melanggar peraturan mendapat hukuman. c. mendapat bimbingan dari guru. Tolak ukur Gagasan Total Kepala siswa Guru sekolah 1. 4 3 2 9 2. 4 3 3 10 3. 2 3 4 9 dll Keterangan: 1 = kurang, 2 = cukup, 3 = banyak, 4 = banyak sekali Kesimpulan: semua gagasan baik untuk dilaksanakan a.siapa saja yang dapat membantu? Jawab: semua warga yang ada di sekolah b. rintangan-rintangan apa yang ada? Jawab: banyak siswa yang menyepelekan peraturan yang sudah ada. c.bagaimana siswa dapat berperan serta? Jawab: siswa berperan secara aktif dalam kegiatan ini.
Nilai: jumlah nilai X 2 20
Skor
20
20
20
20
20
108
Lampiran 12 LEMBAR KERJA INDIVIDU SIKLUS II
Nama
:
Kelompok
:
1. Carilah penyebab dan cara mengatasi masalah sebagai berikut: Masalah yang dihadapi: rusaknya fasilitas umum Jawab: a) Penyebab
: 1) alat transportasi sudah tua dan tidak layak pakai 2) tidak dijaga dan tidak dirawat
b) Cara mengatasi
: 1) pemerintah harus lebih menjaga dan memelihara fasilitas umum 2) masyarakat juga harus membantu merawat 3) jika ada fasilitas umum yang rusak melapor ke pihak yang berwenang
2. Carilah penyebab dan cara mengatasi masalah sebagai berikut: Masalah yang dihadapi: perilaku tidak disiplin di jalan raya Jawab: a) Penyebab
:1) suka ngebut 2) tidak mematuhi peraturan lalu lintas 3) terburu-buru
b) Cara mengatasi
: 1) harus mematuhi peraturan lalu lintas 2) berangkat lebih awal 3) tidak ngebut dan memakai helm
109
Lampiran 13
LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN (AKTIVITAS) GURU DALAM PEMBELAJARAN SIKLUS II Penilaian No.
Aspek yang diamati
Kurang Aktif Skor 1
Cukup Aktif Skor 2
Aktif Skor 3
1
Memberikan informasi secara tepat
2
Menggunakan metode diskusi terbimbing
3
Menggunakan berbagai sumber
4
Menggunakan waktu secara tepat sesuai perencanaan
5
Penuh perhatian terhadap siswa
6
Memotivasi individu
7
Memotivasi kerja kelompok
8
Menggunakan multi metode
9
Melakukan penilaian proses observasi
10
Melakukan penilaian proses tanya jawab
11
Melakukan penilaian hasil belajar / tes formatif
12
Memberikan tindak lanjut
Jumlah Rata-rata
Peneliti
29 2,4
Guru Kelas
Asih Sulistiani
Wasisti, A.Ma.Pd
NIM. X7108632
NIP. 196309041988062001
110
Lampiran 14
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN SIKLUS II
No.
Penilaian Kurang Cukup Aktif Aktif Aktif Skor 1 Skor 2 Skor 3
Aspek yang diamati
1
Aktif memperhatikan penjelasan guru
2
Aktif menggunakan metode diskusi terbimbing
3
Aktif menjawab pertanyaan guru
4
Rasa ingin tahu dan keberanian siswa meningkat
5
Keaktifan dan inisiatif siswa meningkat
6
Aktif mengerjakan tugas individu
7
Aktif mengerjakan tugas-tugas kelompok
Peneliti
Jumlah
17
Rata-rata
2,4
Guru Kelas
Asih Sulistiani
Wasisti, A.Ma.Pd
NIM. X7108632
NIP. 196309041988062001
111
Lampiran 15 REKAPITULASI NILAI DISKUSI KELOMPOK SIKLUS II Mata Pelajaran IPS Kelas IV No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22.
Kelompok
Nama Siswa
Nilai pertemuan I
Nilai pertemuan II
Rata-rata
80
85
82,5
70
80
75
85
70
77,5
70
75
72,5
80
85
82,5
77
79
78
Ani Fadilah Nur Handayani Mandiri Ainun H Azizah Widiyarti Wahyu Havid Saputro Riki Maulana Cerdas Fatkur Rohman Muhammad Andi Alfian Meliniun Desi Kusuma W Zul Vina Putriana Pandai Choirun Nisak A Retno Nur Handayani Proditia Putri Virginia Gilang Caraka Aji Ahmad Ilham Rajin Muhammad Royanul Febian Wahyu Retno Jali Kusuma Walih Bagas Andriyanto Pintar David Qoyumudin Andi Saputro Khoirul Huda Rata-rata
Keterangan Nilai terendah Nilai tertinggi Rata-rata nilai Peneliti
Nilai 72,5 82,5 78 Guru Kelas
Asih Sulistiani
Wasisti, A.Ma.Pd
NIM. X7108632
NIP. 196309041988062001
112
Lampiran 16 REKAPITULASI NILAI ULANGAN HARIAN SIKLUS II Mata Pelajaran: IPS Kelas: IV NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
Siklus II Pertemuan I Pertemuan II 65 70 70 65 70 70 60 75 70 85 65 70 75 70 80 90 70 75 85 75 60 60 75 65 65 60 50 60 60 70 60 60 70 65 80 65 70 70 75 70 70 75 65 65 68,64 69,55 Keterangan Nilai terendah Nilai tertinggi Rata-rata nilai
Peneliti
Rata-rata
Keterangan
67,5 67,5 70 67,5 77,5 67,5 72,5 85 72,5 80 60 70 62,5 55 65 60 67,5 72,5 70 72,5 72,5 65 68
Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Belum tuntas Tuntas Belum tuntas Belum tuntas Tuntas Belum tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas
Nilai 55 85 68 Guru Kelas
Asih Sulistiani
Wasisti, A.Ma.Pd
NIM. X7108632
NIP. 196309041988062001
113
Lampiran 17 FOTO KEGIATAN PEMBELAJARAN SIKLUS II
Siswa menempel gambar yang sudah dibawa dari rumah
Siswa memperhatikan penjelasan dari guru
Guru membinbing jalannya diskusi
114
Siswa aktif bertanya kepada guru
Guru menjelaskan pertanyaan dari siswa
Siswa aktif membuat rangkuman
115
Lampiran 18 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS III Mata pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Kelas / Semester
: IV / II (Dua)
Alokasi Waktu
: 2 x 35 menit
Hari/tanggal
: Rabu, 28 April 2010 (1 pertemuan)
A. STANDAR KOMPETENSI 2.
Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi dan kemajuan teknologi di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi.
B. KOMPETENSI DASAR 2.4. Mengenal permasalahan sosial di daerahnya.
C. INDIKATOR 2.4.1.
Menyebutkan masalah masalah sosial yang ada di lingkungan setempat
2.4.2.
Mendiskusikan
tentang
masalah
sosial
dan
bagaimana
penyelesaiaanya.
D. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Siswa mampu menyebutkan masalah masalah sosial yang ada di lingkungan setempat 2. siswa mampu berdiskusi tentang masalah sosial dan bagaimana penyelesaiaanya
E. DAMPAK PENGIRING
116
Setelah pembelajaran selesai diharapkan siswa dapat memahamimasalahmasalah sosial yang ada di lingkungan setempat dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. F. MATERI, MEDIA, METODE DAN SUMBER PEMBELAJARAN MATERI PEMBELAJARAN Masalah sosial adalah masalah yang dirasakan oleh semua warga masyarakat dan harus dipecahkan atau diatasi secara bersama-sama. Sedangka masalah pribadi adalah masalah-masalah yang dialami dan dihadapi oleh manusia sebagai individu (pribadi), dan bisa dipecahkan sendiri oleh orang yang bersangkutan. Masalah-masalah sosial dilingkungan setempat meliputi: (1) Masalah kependudukan. (2) Tindak kejahatan. (3) Masalah sampah. (4) Pencemaran lingkungan. (5) Peristiwa kebakaran. (6) Buruknya fasilitas umum. (7) Perilaku tidak disiplin. (8) Penyalahgunaan narkoba. (9) Pemborosan energi. (10) Kelangkaan barang-barang. METODE 1. Ceramah 2. Diskusi 3. Tanya jawab MEDIA Gambar masalah-masalah sosial SUMBER BELAJAR 1. Buku Ilmu Pengetahuan Sosial 4; halaman 193; Penerbit Depdiknas 2. Silabus kelas IV. 3. Buku panduan Mandiri kelas IV
G. STRATEGI PEMBELAJARAN
117
SILKUS III Tahap Kegiatan guru 1. Kegiatan awal Guru mengingatkan siswa tentang masalah-masalah di lingkungan setempat Guru bertanya masalah-masalah sosial yang kalian tahu? Menyampaikan kompetensi dasar dan indikator. 2. Kegiatan inti Guru menyuruh anak duduk berdekatan dengan teman kelompoknya.
Kegiatan siswa Siswa menyimak
Siswa menanggapi pertanyaan dari guru.
Waktu
10’
Siswa duduk berdekatan berdasarkan kelompok yang telah dibagi.
Guru menempel gambar tentang masalah-masalah sosial, seperti: kebakaran, pencemaran lingkungan, kemiskinan, masalah sampah , dll.
Siswa menyimak dan Setiap kelompok membacakan gambar yang di depan kelas. Siswa menjawab pertanyaan dari guru.
Guru memberikan masalah yang akan didiskusikan oleh setiap kelompok.
Setiap kelompok mendiskusikan mengenai masalah pencemaran lingkungan
Guru memberikan aturan atau petunjuk cara menyelesaikan masalah. Dan guru membimbing jalannya diskusi. Guru mengarahkan jalannya diskusi agar siswa memahami permasalahan yang dihadapi
Ketua kelompok membagi tugas kepada setiap anak. 1. 2 anak mencari fakta-fakta yang ada 2. Menulis hasil diskusi 3. Mencari informasi di buku pelajaran. Siswa melakukan diskusi bersama teman kelompoknya. Siswa dibimbing oleh guru dalam melaksanakan diskusi
45’
118
Siswa bertanya apabila menemui kesulitan. Kemudian setiap kelompok Menyampaikan hasil diskusinya di depan kelas.
Guru meneliti jawaban siswa, dan mengulangi kembali materi yang belum dipahami oleh siswa.
3.Kegiatan akhir
Guru memberi penghargaan kepada kelompok yang kinerjanya baik.
Guru menyuruh anak mengerjakan soal evaluasi H. PENILAIAAN 1. Prosedur penilaian 2. Jenis tes 3. Teknik penilaian 3. Bentuk tes
Kelompok lain menanggapi, memberikan pendapat dan juga memberikan penilaian kepada kelompok yang maju. Siswa bersama guru menyimpulkan hasil diskusi Siswa merangkum pambelajaran tentang masalah-masalah sosial dilingkungan setempat. Siswa mengerjakan soal
: Tes proses dan tes akhir : Kelompok dan individu : Tes tertulis : Isian dan portofolio Kenteng, April 2010
Mengetahui Kepala Sekolah
Suharni, S.Pd NIP.195202161975122001
Praktikan,
Asih Sulistiani NIM. X7108632
15’
119
Lampiran 19 LEMBAR KERJA KELOMPOK SIKLUS III Diskusikan dengan anggota kelompokmu! Masalah: pencemaran lingkungan yang meresahkan masyarakat. Apa yang dapat dilakukan? Tahap Penemuan fakta
Menemukan masalah
Menemukan gagasan
Menemukan jawaban
Menemukan penerimaan
penyelasaian a.banyak asap kendaraan dan asap pabrik b.banyak sampah di sungai c.menangkap ikan dengan pestisida d.membuang limbah pabrik di sungai maupun laut. Dengan cara-cara apa kita dapat: a.tidak membuang sampah ke sungai b.mengurangi asap kendaran dan asap pabrik c.mengurangi pencemaran di sungai Dengan cara-cara apa kita dapat mengurangi pencemaran di sungai? a.tidak membuang sampah ke sungai b.tidak menangkap ikan menggunakan pestisida c. membuat peraturan tentang lingkungan Tolak ukur Total Gagasan Warga masyarakat Pemerintah 1. 4 1 5 2. 4 1 5 3. 2 4 6 dll Keterangan: 1 = kurang, 2 = cukup, 3 = banyak, 4 = banyak sekali Kesimpulan: semua gagasan baik untuk dilaksanakan a.siapa saja yang dapat membantu? Jawab: semua warga masyarakat b. rintangan-rintangan apa yang ada? Jawab: banyak masyarakat yang menyepelekan peraturan yang sudah ada. c.bagaimana siswa dapat berperan serta? Jawab: tidak membuang sampah sembarangan
Nilai: jumlah nilai X 2 20
Skor 20
20
20
20
20
120
Lampiran 20 LEMBAR KERJA INDIVIDU SIKLUS III Tes Individu A. Isilah titik-titik di bawah ini dengan benar ! 1. Ada bermacam-macam fasilitas umum. Contohnya adalah... a. Pusat kesehatan masyarakat
c. Kolam renang pribadi
b. Mobil pribadi
d. Rumah penduduk
Jawab: A 2. Manusia adalah mahluk sosial artinya... a. Manusia adalah seorang pribadi b. Manusia mampu hidup tanpa orang lain c. Manusia tidak harus hidup bersama orang lain d. Manusia tidak bisa berkembang tanpa orang lain Jawab: D 3. Masalah pribadi berbeda dengan masalah sosial. Berikut ini yang termasuk masalah pribadi adalah... a. Perampokan
c. kebakaran
b. Kemacetan lalu lintas
d. Tidak naik kelas
Jawab: D 4. Kemiskinan dan pengangguran dapat menyebabkan terjadinya masalah berikut:... a. Pencurian dan perampokan
c. Tingginya tingkat pendidikan
b. Rendahnya mutu penduduk
d. Majunya suatu bangsa
Jawab: A 5. Lembaga yang mengelola sampah adalah... a. Lembaga kesehatan
c. Dinas kehutanan
b. Dinas perhubungan
d. Dinas kebersihan
121
Jawab: D 6. Tingginya pertumbuhan penduduk disebabkan oleh... a. Angka kelahiran yang besar
c. Keberhasilan program KB
b. Banyak penduduk yang pindah
d. Banyak turis yang datang
Jawab: A 7. Yang bertugas membersihkan ruang kelas adalah... a. Guru
c. Siswa
b. Kepala sekolah
d. Penjaga sekolah
Jawab: C 8. Berikut ini merupakan kegiatan manusia memelihara lingkungan sekitar adalah... a. Membuang limbah industri ke sungai b. Membuang sampah ke sungai c. Membersihkan sungai d. Menebang hutan Jawab: C 9. Contoh perilaku tidak tertib dan tidak disiplin adalah... a. Menyalakan lampu di malam hari b. Menghormati pengguna jalan c. Mengendarai motor dijalur yang salah d. Menyebrang dengan hati-hati Jawab: C 10. Tindakan yang harus diambil kalau rumah warga mengalami kebakaran adalah... a. Menonton
c. Menggunakan kesempatan untuk mencuri
b. Diam saja
d. Membantu memadamkan api
Jawab: D
B.Isilah titik titik diwah ini dengan jawaban yang benar! 1. Limbah industri dapat menyebabkan pencemaran... Jawab: lingkungan
122
2. Sampah yang menumpuk dipemukiman dapat menyebabkan... Jawab: penyakit 3. Marampas barang (hak) milik orang secara paksa disebut... Jawab: mencuri, merampok, penjabret 4. Tidak naik kelas, bolos sekolah, suka terlambat adalah contoh masalah... Jawab: masalah pribadi 5. Angka kelahiran yang tinggi dapat menyebabkan terjadinya... Jawab: kepadatan penduduk
C. Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini dengan tepat! 1. Sebutkan 5 contoh masalah pribadi! Jawab: tidak naik kelas, bolos sekolah, tidak mengerjakan PR, sering terlambat, berperilaku tidak sopan 2. Apa yang harus dilakukan agar lingkungan rumah tempat tinggal kita aman dari pencurian? Jawab: menjaga dan mengunci pintu 3. Sebutkan 3 usaha yang telah dilakukan pemerintah untuk mengatasi masalah-masalah kependudukan? Jawab: melalui program KB, melaksanakan program transmigrasi, meningkatkan kualitas pendidikan dan kesehatan. 4. Apa saja penyebab terjadinya pencemaran air? Jawab: membuang sampah dan limbah kesungai, waduk maupun laut. 5. Sebutkan 5 contoh masalah sosial di lingkungan tempat tinggalmu! Jawab: tindak kejahatan, buruknya fasilitas umum, kelangkaan barangbarang kebutuhan, perilaku tidak disiplin, masalah sampah.
123
Lampiran 21
LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN (AKTIVITAS) GURU DALAM PEMBELAJARAN SIKLUS III Penilaian No.
Aspek yang diamati
Kurang Aktif Skor 1
Cukup Aktif Skor 2
Aktif Skor 3
1
Memberikan informasi secara tepat
2
Menggunakan metode diskusi terbimbing
3
Menggunakan berbagai sumber
4
Menggunakan waktu secara tepat sesuai perencanaan
5
Penuh perhatian terhadap siswa
6
Memotivasi individu
7
Memotivasi kerja kelompok
8
Menggunakan multi metode
9
Melakukan penilaian proses observasi
10
Melakukan penilaian proses tanya jawab
11
Melakukan penilaian hasil belajar / tes formatif
12
Memberikan tindak lanjut
Peneliti
Asih Sulistiani NIM. X7108632
Jumlah
33
Rata-rata
2,8
Guru Kelas
Wasisti, A.Ma.Pd NIP. 196309041988062001
124
Lampiran 22 LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN SIKLUS III
No.
Penilaian Kurang Cukup Aktif Aktif Aktif Skor 1 Skor 2 Skor 3
Aspek yang diamati
1
Aktif memperhatikan penjelasan guru
2
Aktif menggunakan metode diskusi terbimbing
3
Aktif menjawab pertanyaan guru
4
Rasa ingin tahu dan keberanian siswa meningkat
5
Keaktifan dan inisiatif siswa meningkat
6
Aktif mengerjakan tugas individu
7
Aktif mengerjakan tugas-tugas kelompok
Jumlah Rata-rata
Peneliti
20 2,85
Guru Kelas
Asih Sulistiani
Wasisti, A.Ma.Pd
NIM. X7108632
NIP. 196309041988062001
125
Lampiran 23 REKAPITULASI NILAI DISKUSI KELOMPOK SIKLUS III Mata Pelajaran : IPS Kelas : IV No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22.
Kelompok Mandiri
Cerdas
Pandai
Rajin
Pintar
Nama Siswa Ani Fadilah Nur Handayani Ainun H Azizah Widiyarti Wahyu Havid Saputro Riki Maulana Fatkur Rohman Muhammad Andi Alfian Meliniun Desi Kusuma W Zul Vina Putriana Choirun Nisak Almaratus Retno Nur Handayani Proditia Putri Virginia Gilang Caraka Aji Ahmad Ilham Muhammad Royanul Febian Wahyu Retno Jali Kusuma Walih Bagas Andriyanto David Qoyumudin Andi Saputro Khoirul Huda Rata-rata
Peneliti
Nilai 90
80
75
75
85
81
Guru Kelas
Asih Sulistiani
Wasisti, A.Ma.Pd
NIM. X7108632
NIP. 196309041988062001
126
Lampiran 25 REKAPITULASI NILAI ULANGAN HARIAN SIKLUS III Mata Pelajaran : IPS Kelas : IV NO
Nilai Siklus III
Keterangan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
70 75 90 85 80 70 70 85 80 75 65 70 65 65 70 65 70 70 65 75 80 65 76,14
Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas
Keterangan Nilai terendah Nilai tertinggi Rata-rata nilai Peneliti
Nilai 65 90 76,14 Guru Kelas
Asih Sulistiani
Wasisti, A.Ma.Pd
NIM. X7108632
NIP. 196309041988062001
127
Lampiran 25 PANDUAN WAWANCARA UNTUK GURU Hari/Tanggal : Kamis, 29 April 2010 Pewawancara : Ibu Wasisti, A.Ma.Pd No.
Pertanyaan
Ringkasan Jawaban
1. Bagaimana anda melaksanakan pembelajaran IPS di kelas IV? 2. Metode apa saja yang anda gunakan dalam pembelajaran IPS? 3. Apa pendapat anda tentang metode diskusi terbimbing? 4. Bagaimana cara anda menerapkan diskusi untuk pembelajaran IPS di kelas IV? 5. Apakah kendala yang anda hadapi dalam penggunaan metode diskusi dalam pembelajaran IPS ? 6. Bagaimana anda mengatasi kendala tersebut ? 7. Apakah dengan metode diskusi partisipasi belajar siswa khususnya dalam mata pelajaran IPS meningkat ?
8
Dengan sungguh-sungguh Ceramah dan Tanya jawab Metode diskusi dengan dibimbing oleh guru. Dengan menyesuaikan dengan materi.
Belum tepat langkah-langkahnya dan banyak siswa yang ramai sendiri Berusaha mencari langkahlangkah yang tepat Ya, partisipasi siswa meningkat. Tetapi metode ini jarang saya gunakan dalam pembelajaran karena selalu mengejar materi dan diskusi membutuhkan waktu yang lama. Apakah dengan metode diskusi dapat Iya sangat tepat. diterapkan untuk meningkatkan hasil belajar siswa?
Peneliti
Guru Kelas
Asih Sulistiani
Wasisti, A.Ma.Pd
NIM. X7108632
NIP. 196309041988062001
128
Lampiran 26 PANDUAN WAWANCARA UNTUK SISWA Hari/Tanggal : Kamis, 29 April 2010 Pewawancara : Ainun H Azizah No.
Pertanyaan
Ringkasan Jawaban
1. Pelajaran apa yang paling kamu sukai di sekolah? 2. Pelajaran apa yang paling tidak kamu sukai? 3. Mengapa kamu menyukai pelajaran tersebut?
4.
5.
6.
7.
8.
Bahasa Indonesia dan IPA Matematika
Karena bahasa Indonesia mempelajari kehidupan sehari-hari dan IPA mempelajari alam dan sekitarnya. Bagaimana perasaanmu saat guru Biasa saja, setiap guru memberikan pelajaran IPS? memberikan pelajaran IPS hanya diberi penjelasan dan merangkum. Bagaimana perasaanmu kalau guru Senang menyuruhmu mengejakan tugas berdiskusi dengan temanmu? Kalau kamu merasa senang, apakah Sungguh-sungguh karena saya kamu memperhatikannya sungguh- senang mengerjakan tugas sungguh? bersama-sama Jika gurumu memberikan Dengan Tanya jawab yang pembelajaran, dengan metode apa yang membutuhkan kecepatan dan kamu sukai? (ceramah, diskusi, Tanya dinilai oleh guru. jawab) Dengan demikian, apakah semua tugas Kadang-kadang bisa kadangdan pertanyaan yang diberikan guru kadang juga tidak bisa saya dapat kamu selesaikan dengan baik? kerjakan dengan baik.
Peneliti
Guru Kelas
Asih Sulistiani
Wasisti, A.Ma.Pd
NIM. X7108632
NIP. 196309041988062001
129
Lampiran 27 FOTO KEGIATAN PEMBELAJARAN SIKLUS III
Siswa memperhatikan penjelasan guru
Guru menjelaskan materi pembelajaran
Siswa aktif mengerjakan evaluasi
130
Siswa belajar dengan aktif
Siswa bersama guru menyimpulkan masalah yang sudah didiskusikan
Kegiatan akhir pembelajaran