Artikel untuk Critical Appraisal: 1. Arnetz JE, Hoglund AT, Arnetz BB et al. (2008). Development and evaluation of questionnaire for measuring patient views of involvement in myocardial infarction care. European Journal of Cardiovascular Nursing 7: 229-238. 2. Caljouw MAA, van Beuzekom M, Boer F. (2008). Patient’s satisfaction with perioperative care: development, validation and application of a questionnaire. British Journal of Anaesthesia 100: 637-644.
Magister Manajemen Rumahsakit Fakultas Kedokteran UGM 1
MENYUSUN KUESIONER PENGUKURAN UNTUK PENELITIAN KUANTITATIF Yayi Suryo Prabandari dan Ari Probandari Kuesioner merupakan instrumen atau alat pengumpul data yang sering dipakai dalam penelitian manajemen. Kuesioner merupakan salah satu aspek yang penting dalam menentukan validitas dan reliabilitas pengukuran, yang nanti akhirnya turut menyumbang pula validitas dan reliabilitas hasil penelitian. Oleh karena itu, proses pengembangan dan pengujian validitas-reliabilitas kuesioner penting untuk diperhatikan. Tahapan penyusunan kuesioner penelitian kuantitatif 1. Membuat definisi operasional variabel Operasionalisasi variabel ini berkaitan dengan validitas konstruk dari alat ukur. Bila pernyataan-pernyataan ataupun pertanyaan-pertanyaan dalam instrumen sesuai dengan variabel operasional (yang tentunya dijabarkan dari teori yang mendasari dari indikator yang diharapkan), maka instrumen tersebut akan memenuhi validitas konstruk dan sekaligus validitas isi bila bagian atau faktor-faktor yang terkait dalam variabel semuanya diukur).
Gambar 1. Logika pengembangan instrumen penelitian 2. Menyusun kisi-kisi (domain) instrumen sesuai dengan definisi operasional variabel Magister Manajemen Rumahsakit Fakultas Kedokteran UGM 2
Definisi operasional variabel harus dijabarkan dalam kisi-kisi (domain) instrumen. Dalam artikel contoh, variabel kepuasan pasien atas perawatan sebelum dan sesudah operasi dijabarkan dibagi menjadi domain informasi tentang operasi dan hubungan dokter-pasien. 3. Penjabaran kisi-kisi ke dalam pernyataan atau pertanyaan Langkah ketiga adalah menyusun pernyataan atau pertanyaan untuk setiap domain. Pertanyaan pada instrumen untuk penelitian kuantitatif dapat berupa pertanyaan tertutup dan pertanyaan semi-tertutup. Keuntungan pertanyaan tertutup adalah memudahkan pemberian kode dan pemasukan data, namun data yang diperoleh kurang mendalam. Pernyataan atau pertanyaan harus disusun dengan memperhatikan aspek budaya setempat. Studi pendahuluan penting untuk dilakukani di tempat penelitian utama, agar variasi jawabannya tidak melenceng serta untuk kepentingan validasi budaya instrumen yang digunakan. 4. Menata alur pertanyaan Setelah pertanyaanatau pernyataan disusun, diperlukan penataan alur pertanyaan. Alur ini penting karena ada beberapa pertanyaan yang berhubungan satu sama lain atau pertanyaan yang ”meloncat”, tergantung dari jawaban responden, pada prakteknya, kegiatan ini membutuhkan ketelitian dan pengecekan ini tidak hanya dilakukan satu kali pada saat penyusunan, tetapi juga selalu kuesioner dan bahkan setelah kegiatan pengumpulan data berjalan beberapa saat. 5. Memperbaiki bahasa yang digunakan agar mudah dimengerti dan sesuai dengan ejaan yang berlaku Langkah berikutnya setelah kuesioner tersusun dalam alur yang tertata adalah memperbaiki kalimat-kalimatnya dari segi bahasanya agar pembaca ataupun pewawancara tidak salah mengartikannya. Hal-hal berikut perlu diperhatikan dalam alur tata kalimat kuesioner (Hadi 1980): • • • • • • • • •
Gunakan kata-kata yang tidak mempunyai arti rangkap Susun kalimat yang sederhana dan jelas Hindari kata-kata yang tidak ada gunanya Hindari pertanyaan yang tidak perlu atau tidak relevan Masukkan semua kemungkinan jawaban, tetapi hindari pilihan jawaban yang paling tidak penting Perhatikan situasi dan latar belakang responden Hindari menanyakan pendapat responden, kecuali jika memang ingin mengukur pendapat Hindari kata-kata yang terlalu kuat atau sugestif (mengarahkan jawaban) dan terlalu lemah (kurang mempunyai arti) Hindari susunan pertanyaan yang membuat responden menjawab yang tidak sebenarnya
Magister Manajemen Rumahsakit Fakultas Kedokteran UGM 3
• Hindari pertanyaan yang dapat dijawab dengan lebih dari satu jawaban (kecuali untuk pertanyaan yang membutuhkan lebih dari satu jawaban) • Jika mungkin, susun pertanyaan yang dapat dijawab dengan hanya memberi tanda silang atau tanda lainnya • Pertanyaan yang diajukan sedapat mungkin tidak membuat responden berfikir terlalu kompleks • Hindari kata-kata yang sentimental, pilih kata yang netral untuk mengukur sikap. Hal-hal berikut juga perlu diperhatikan dalam membuat kuesioner untuk mengukur sikap (Azwar, 1995): • Jangan menulis pertanyaan yang membicarakan mengenai kejadian yang telah berlalu kecuali kalau objek sikapnya berkaitan dengan masa lalu. • Jangan menulis pernyataan yang berupa fakta atau dapat ditafsirkan sebagai fakta. • Jangan menulis pernyataan yang dapat menimbulkan lebih dari satu penafsiran. • Jangan menulis pernyataan yang sangat besar kemungkinannya akan disetujui oleh hampir semua orang atau bahkan hampir tak seorangpun akan menyetujuinya. • Pilihlah pernyataan-pernyataan yang diperkirakan akan mencakup keseluruhan liputan skala efektif yang didinginkan. • Usahakan agar setiap pernyataan ditulis dalam bahasa yang sederhana, jelas dan langsung. • Setiap pernyataan hendaknya ditulis ringkas dengan menghindari katakata yang tidak diperlukan dan yang tidak akan memperjelas isi pernyataan • Setiap pernyataan harus berisi hanya satu ide (gagasan) yang lengkap. • Pernyataan yang berisi unsur universal seperti ”tidak pernah”, ”semuanya”, ”selalu”, ”tak seorangpun”, dan semacamnya, seringkali menimbulkan penafsiran yang berbeda-beda dan karenanya sedapat mungkin hendaklah dihindari. • Kata-kata seperti ”hanya”, ”sekedar”, ”semata-mata”, dan semacamnya harus digunakan seperlunya saja dan dengan hati-hati agar tidak menimbulkan kesalahan penafsiran isi pernyataan. • Jangan menggunakan kata atau istilah yang mungkin tidak dapat dimengerti oleh para responden. Pertemuan dengan bagian pemasukan dan pengolahan data Kegiatan ini dimaksudkan agar pada saat memasukkan data petugas tidak mendapatkan hambatan. Pada pertemuan ini penyusun instrumen, peneliti dan Magister Manajemen Rumahsakit Fakultas Kedokteran UGM 4
petugas pemasukan data membicarakan data yang akan didapat dan diukur, untuk selanjutnya dapat dimasukkan dan diolah. Kegiatan ini memudahkan pemberian kode dan melihat kembali pertanyaan, pilihan jawaban dan alur pertanyaan.
Penulisan petunjuk instrumen Bila langkah ketujuh sudah dilakukan, langkah selanjutnya adalah penulisan petunjuk instrumen petunjuk sebaiknya : • • • • •
Singkat Jelas Beri petunjuk baru setiap kali pertanyaan berganti jenis atau harus meloncat Bila perlu ada penonjolan dalam petunjuk, ketik dengan huruf yang berbeda Bila dirasa perlu untuk memberikan contoh, beri satu atau dua contoh
Uji coba instrumen Syarat utama instrumen adalah mengukur setepatnya yang ingin diukur (valid atau sahih) dan selalu tetap (reliabel atau handal). Oleh karena itu diperlukan kegiatan uji coba. Uji coba instrumen pertama kali dilakukan untuk melihat keterbacaan dan pemahaman oleh responden atau pewawancara, kemudian juga melihat apakah pertanyaan yang diajukan benar-benar dapat mengungkap data yang diinginkan. Jenis pertanyaan faktual (bukan pendapat), yang merupakan jenis pertanyaan yang mendominasi kegiatan surveilans pengukuran, validasi dan reliabilitasnya lebih menekankan pada validitas konstruk , isi, budaya dan muka. Untuk perhitungan validitas internal secara kuantitas sulit dilakukan. Setelah kegiatan uji coba, pertanyaan-pertanyaan yang membingungkan, alur pernyataan yang menyesatkan diperbaiki. Demikian pula bila ternyata ada perubahan pilihan jawaban.
Penulisan panduan bagi pewawancara Instrumen yang telah disusun dan diujicobakan kemudian disusun ulang. Setelah selesai ujicoba, penyusun sebaiknya membuat panduan. Bagi pewawancara (apabila instrumennya diwawancarakan). Panduan ini membuat maksud masing-masing pertanyaan, dan petunjuk pertanyaan kelompok atau pertanyaan loncat. Berdasarkan pengalaman, penyusunan panduan ini memakan waktu yang tidak sedikit dan harus dilakukan dengan teliti dan cermat. Setiap pertanyaan ditelaah satu per satu.
Magister Manajemen Rumahsakit Fakultas Kedokteran UGM 5
Penataan letak dan perbanyakan instrumen Langkah terakhir adalah menata letak instrumen agar menarik, mudah dibaca dan tidak membingungkan. Dalam menggandakan kuesioner perlu dipertimbangkan bahan baku instrumen. Bila memungkinkan pilih kertas yang agak tebal, tidak mudah lusuh dan robek.
Referensi Azwar s. 1995. Sikap Manusia. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Black JJ and Champion DJ. 1992. Methods and issues in social research. New york: John Wiley & sons Inc. Kerlinger FN. 1992. Asas-asas penelitian behavioral (terjemahan). Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Nawawi H dan Hadari m. 1992. Instrument Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press Singarimbun M dan Effendi S. 1987. Metode Penelitian Survei. Yogyakarta: LP3ES. Sutrisno Hadi, 1980. Metodologi Riset. Yogyakarta: Yayasan Penerbit Psikologi.
Magister Manajemen Rumahsakit Fakultas Kedokteran UGM 6