ARTIKEL Sistem Keamanan Di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Biaro Bukitinggi Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Mencapai Gelar Sarjana Hukum
Oleh:
M. Yusuf 1310012111178
Bagian Hukum Pidana
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS BUNG HATTA PADANG 2017
No Reg. : 42/PID-02/1-2017
1
Sistem Keamanan Di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Biaro Bukitinggi M. Yusuf1, Syafridatati1, Rianda seprasia1 Program Studi Ilmu Hukum, Fakultas Hukum Universitas Bung Hatta Email :
[email protected]
ABSTRACT
The prison's security system is primarily an activity to manifest the lives and livelihoods of regular, secure and peaceful effort is done with directional planned and systematic. In article 46 of the ACT mentions Correctional prison Chief responsible for the security and order in the prison in pimpinya. To ensure the achievement of a system of keaman prison in need of the situation and conditions of safe and orderly so need to do step in preventive measures and penindakan of all keaman and order security disturbances happened, by way of doing basic tasks and functions of the security and order in the whole range of prison. In the formulation of research problem is (1) how the application of the system of security in the prisons of the class II A Bairo Bukitinggi? and (2) the constraints in the face in the implementation of the security system in jail Indonesia Bukitinggi II A class? Research on the method of use is the juridical sociological approach method. While data collecting tool was an interview, study the documents, then in the qualitative analysis by grouping data according to the aspect that in carefully. Based on the results of the research can be conclude (1) the application of the system of security in the prisons of the class II with Indonesia unresolved Bukitinggi according to regulations (2) obstacles encountered in the implementation of the security system in the prison A class II Indonesia Bukitinggi is human resources, over capacity, and inmates. Keywords: System security, prison
2
Sedangkan yang dimaksud dengan
A. Pendahuluan Sistem keamanan di Lembaga Pemasyarakatan
pada
dasarnya
merupakan suatu kegiatan untuk mewujudkan
kehidupan
dan
penghidupan yang teratur, aman dan tentram.
Keamanan
tersebut
di
narapidana menurut kamus Besar Bahasa
sistematis
sehinga
dapat
edisi
kedua,
memberikan artian adalah sebagai orang
hukuman
(orang
yang
menjalani Hukuman karena tindak pidana).1
lakukan dengan terencana, terarah dan
Indonesia
Dalam sistem pemasyarakatan seorang narapidana ketika berada di
menjamin terselengaranya kegiatan
dalam
perawatan tahanan dan pembinaan
seharusnya
mendapatkan
jaminan
warga binaan pemasyarakatan dalam
hak-haknya
sebagai
seorang
rangka
narapidana tidak terkecuali jaminan
pencapaian
tujuan
rasa
pemasyarakatan. Menurut Pasal 1 ayat (3)
lembaga
aman
Pasal
di
menyebutkan
Pemasyarakatan),
menyebutkan“ pemasyarakatan disebut
LAPAS
lembaga yang
selanjutnya
adalah
lembaga
Seperti yang di jelaskan dalam
tentang Pemasyarakatan (selanjutnya UU
dalam
pemasyarakatan,
Undang-Undang No. 12 Tahun 1995
sebut
di
pemasyarakatan
46
UU
Pemasyarakatan kepala
Lapas
bertangung jawab atas keamanan dan ketertiban di
LAPAS
yang dia
tempat
pimpin. Sementara itu menurut Pasal
melakukan pembinaan narapidana
47 ayat (1) UU Pemasyarakatan
dan anak didik pemasayarakatan.
1
Pusat Bahasa Depdiknas, 1996, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua, Balai Pustaka, Jakarta , hlm. 638.
3
tersebut menyatakan, kepala Lapas
narapidana serta tidak terpenuhinya
berwenang
hak-hak narapidana
memberikan
tindakan
dalam hal
disiplin atau menjatuhkan hukuman
keamanan dan ketertiban di lembaga
disiplin
pemasyarakatan.
warga
Pemasyarakatan
yang
binaan melangar
pemikiran
Berdasarkan
diatas
maka
penulis
peraturan keamanan dan ketertiban di
tertarik melakukan penelitian dan
lingkungan lapas yang di pimpinya.
menuliskan dalam bentuk skripsi
Sebagai
contoh
kurang
terjaminya sistem keamanan di Lapas klas II A Biaro Bukitinggi, lima tahanan kasus Narkotika kabur dari kamarnya Blok Melati Lapas Biaro
yang
“SISTEM
berjudul
KEAMANAN
DI
LEMBAGA
PEMASYARAKATAN KELAS II A BIARO BUKITINGGI” B. Rumusan
Masalah
pada hari Rabu 30 Desember 2015
Tujuan Penelitian
pagi. Para napi tersebut kabur dengan
1. Bagaimanakah
cara menggergaji crel kunci kamar
sistem
serta
Lembaga
memanjat
dinding
teralis
setinggi 2,5 m2 . Terjadi narapidana
2
sistem
penerapan
keamanan
di
Pemasyarakatan
klas II A Biaro Bukitinggi ? kasus
pelarian
di
lembaga
pemasyarakatan tidak lemahnya
dan
lepas
dari
keamana
bagi
2. Apakah
kendala-kendala
dalam menerapkan sistem keamanan Lembaga
di
dalam
Pemasyarakatan
klas II A Biaro Bukitinggi ? Jontra,Lima Napi Kabur Dari Lapas
Biaro, https://www.gosumbar.com/berita/baca/2015 /12/30/lagi-lima-napi-kabur-dari-lp-biarokelas-ii-a-bukittinggi, diakses, diakses tanggal 18 oktober 2016, jam 23.00
Secara
umum
tujuan
penelitian ini adalah :
4
1. Untuk
mengetahui
menghasilkan deskriptif yang berupa
penerapan
kata kata tertulis atau lisan dari orang
bagaimana sistem
keamanan
Lembaga
di
orang dan prilaku yang diamati
Pemasyarakatan
kemudian penelitian ini akan di
klas II A Biaro Bukitinggi
rumuskan menjadi kesimpulan dalam
2. Untuk mengetahui kendalakendala dalam menerapkan sistem
keamanan
Lembaga
di
penelitian D. Hasil dan Pembahasan A. Penerapan
Pemasyarakatan
Keamanan
klas II A Biaro Bukitinggi
gunakan adalah metode pendekatan yaitu
dalam
menghadapi permasalahan yang di bahas
berdasarkan
peraturan
perundang-undangan yang berlaku kemudian di kenyataan masyarakat.
hubungkan dengan
yang
terjadi
Sedangkan
Lembaga
Biaro Bukitingi
Metode penelitian yang di
sosiologis
di
Pemasyarakatan Kelas II A
C. Metode Penelitian
yuridis
Sistem
dalam teknik
pengumpul data adalah wawancara, Studi dokumen, kemudian di analisis secara kualitatif yaitu deskriptif yaitu sebagai prosedur penelitian yang
Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Bukittinggi PelaksanaTeknis Pemasyarakatan
adalah
Unit
di yang
bidang berada
di
bawah Kementerian Hukum dan HAM RI. Tugas keamanan lapas dikepalai oleh Kepala Pengamanan Lapas yang di singkat ( KPLP ) yang terdiri dari 4 Regu pengamanan, dimana di setiap regu terdapat 4 orang petugas keamanan dan di kepalai
oleh
Pengamanan
Komandan
Regu
(KARUPAM). 5
penerapan sistem keamanan di lapas Kelas
II
dilakukan
A
Biaro
dengan
Bukitinggi
cara
sebagai
Pos
Atas,
Penjagaan
pos
atas
dilakukan 4 orang petugas dimana masing masing blok di isi 1 orang.
berikut : 1. Penerapa sistem keamanan di bidang
Penjagaan
Pintu
Halaman,
Pintu
Gerbang
Gerbang utama, Pintu Utama (portir),
Pos
Atas,
Adapun
tugas
mealakukan keliling
pos
atas
pengamatan
memastikan
adalah tembok
tidak
ada
aktifitas di sekitarnya.
Blok,
Penjagaan
lingkungan blok
lingkungan blok dan Ruang
lapas kelas II A Biaro Bukitingi di
Kunjungan.
lakukan 1 orang petugas Regu
Penjagaan
pintu
gerbang
halaman di lakukan 1 orang,gerbang utama dijaga2 orangpetugas, pintu utama dijaga 1 orang petugas Regu Keamanan yang tugasnya membuka dan menutup pintu gerbang halaman luar
Lapas biaro bukitingi terdiri 4
sesuai jadwal yang telah di
tentukan.
Selain
itu
melakukan
Keamanan yang tugasnya membuka, menutup,
mengunci
mengawasi lalu lintas lingkungan terhadap
melakukan
orang di
pengeledahan
narapidana
dan
barang
barang yang mencurigakan yang dapat
menimbuatkan
ganguan
keamanan di lingkungan blok.
pemeriksaan keperluan orang yang memasuki lapas dan
blok,
pintu,
Blok hunian Lapas kelas II A Biaro Bukitinggi terdiri
pemeriksaan barang dan kendaraan
empat
blok
dimana
masing
yang keluar masuk di lingkungan
masing blok di jaga oleh 1 orang
pintu gerbang Lapas.
petugas. Adapun tugas penjaga 6
blok
keamanan
melakukan
buka
pengucian
sell,
pengecekan
jumlah
adalah
berkunjung, melakukan pengawalan
dan
terhadap narapidana resiko tinggi
melakukan
baik pada saat memasuki maupumn
tutup
penghuni,
meningalkan
ruangan
kunjungan
pengecekan keamaan sell baik
serta mengendalikan situasi apabila
dalam bentuk perusakan Lapas,
terjadi
perkelahian
ketertiban di ruang kunjungan.
dan
pelarian
narapidana dari dalam sell. Selain
masuknya
keamanan
dan
2. Penerapan Sistem Keamanan
itu petugas penjaga blok bertugas mengawasi
ganguan
di
barang
Bidang
Pengeledahan
napidana dan sell
barang yang dapat menimbulkan ganguan
keamanan.
terdapat barang barang terlarang petugas blok dapat mengeluarkan barang terlarang tersebut dan memberikan
Pengeledahan narapidana atau
Apabila
sanksi
bagi
kamar
hunian
di
Pemasyarakatan Klas II A Biaro Bukitinggi dilakukan dengan dua cara yaitu pengeledahan rutin dan pengeledahan
narapidana tesebut.
Lembaga
insidentil.
Pengeledahan rutin di lakukan 2 kali Penjagaan ruangan kunjungan Lapas klas II A Biaro Bukitingi dilakukan oleh 1 orang petugas keamanan. adalalah
Dimana mengawasi
tugas
nya
kunjungan,
mengeledah pengunjung narpidana atau tahanan yang telah selesai
dalam
semingu
baik
terhadap
narapidana maupun kamar hunian narapidana. Pengeledahan isidentil adalah
pengeledahan
mendadak
apabila ada informasi yang dapat mengangu
keamanan
seperti
narapidana yang membawa narkoba 7
atau senjata tajam, Maka sewaktu itu
prasarana, memastikan narapidana
juga pengeledahan narapidana dan
baik di dalam blok kamar dan tempat
kamar hunian.
kerja melakukan aktifitas yang tidak
3. Penerapan Sistem Keamanan di Bidang Kontrol Petugas
membahayakan diri lingkungan Lapas.
dalam hal pengamanan dan
Pelaksanaan kontrol merupakan
pengawalan keluar masuknya
tugas dari kepala Regu Pengamanan,
narapidana di
dalam pelaksanaanya pengontrolan atau
narapidana
peraturan
Lingukungan
Lapas.
belum
secara rutin dilakukan dalam satu Sesuai
atau
4. Penerapan sistem keamanan
dan Narapidana
petugas
sendiri
a. Tingkat pengawasan sangat tinggi (maximum Security)
perundang
undangan di karenakan ada hal-hal
Dalam pengawasanya di Lapas
lain yang dilakukan karena kekurang
minimal 1 orang narapidana di awasi
jumlah
Pengontrolan
3 orang petugas keamanan dan
dilakukan pada saat pergantian shiff
segala aktivitas narapidana ini di
yaitunya pagi, siang dan malam.
catatat.
Adapun tugas di bidang Kontrol
narapidana atau tahanaan ini keluar
adalah
keberadaan
dari Lapas sesuai keperluan baik
petugas dan alat pengamanan di area
untuk persidangan maupun karna
masing
memastikan
alasan kekeluargaan yang sangat
keberfungsian sarana dan prasarana
penting, narapidana ini di borgol dan
keamanan seperti besi terali sell,
dikawal 5 orang petugas
kenci
petugas.
memeriksa
masing,
gembok
sell
dan
Pada
saat
membawa
semua 8
b. Tingkat pengawasan tinggi. (maximum security) Dalam pengawasanya di Lapas minimal 1 orang narapidana di awasi 2 orang petugas. Pada saat membawa narapidana atau tahanaan ini keluar dari Lapas sesuai keperluan baik untuk persidangan maupun karna alasan kekeluargaan yang sangat penting, narapidan dikawal 3 orang
Pada
pengawasan
tingkat
rendah narapidana atau tahanan di beri kebebasan
berkunjung dan
berkomunikasi dengan dunia luar. Dalam
pengawasanya
di
narapidana ini di awasi
Lapas
1 orang
petugas blok keamanan. Pada saat membawa narapidana atau tahanaan ini keluar dari Lapas narapidan ini di dikawal 2 orang petugas, 1 orang di sebelah kiri atau kanan narapidana
petugas.
dan 1 orang petugas . c. Tingkat
pengawasan
menengah (medium security)
e. Standar Penindakan Ganguan Keamanan
Dalam pengawasanya di Lapas
Lembaga
Pemasyarakatan klas A Biaro
minimal 1 orang narapidana di awasi 1
di
Bukitinggi
orang petugas keamanan dan Adapun tindakan pengamanan
segala aktivitas narapidana ini di catatat.
Pada
saat
membawa
narapidana atau tahanaan ini keluar dari Lapas sesuai narapidan ini dikawal 3 orang petugas
yang
dilakukan
apabila
terjadi
pekelahian di dalam maupun di luar kamar atau perkelahian masal adalah memberikan perintah menghentikan perkelahian, membuka pintu kamar
d. Tingkat pengawasan rendah (minimum security)
yang di lakukan oleh 2 orang regu pengamanan
dan
memisahkan 9
penghuni yang terlibat pekelahian,
peralatan keamanan seperti gas air
apabila terjadi perlawanan petugas
mata dan semprotan merica maupun
regu keamanan dapat melumpuhkan
menembak kaki pelaku. Apabila
narapidana tersebut dengan gas air
skala penyerangan meningkat KPLP
mata
merica.
Kemudian meminta Bantuan Polisi
Kemudian narapidana tersebut di
atau TNI. Setelah suasana terkendali
pindahkan ke seel isolasi selama 3
KPLP
hari
pelaku
dan
untuk
semprotan
perkelahian
didalam
melakukan
pemeriksaan
kemudian
pelaku
maupun di luar kamar dan 6 hari
penyerangan dan pemberontakan di
dalam sell isolasi bagi perkelahian
beri tindakan disiplin dengan cara
masal sebagai tindakan disiplin yang
pengurungan di sell isolasi selama 6
mengangu keamanan dan ketertiban.
hari.
Penindakan pengamanan yang dilakukan
Apabila
terjadi
percobaan
apabila
terjadi
pelarian dan pelarian tindakan yang
Penyerangan
pada
petugas,
di lakukan adalah Kepala regu
Pemberontakan
dan
Penyerangan
Segera memberikan Isyarat tanda
dari Luar langkah yang di lakukan
bahaya dimana setiap angota regu
adalah memberikan perintah kepada
bersiap sipa di setiap dan pos atas.
Regu Pengamanan untuk melakukan
Kemudian memerintahkan kepada
pembatasan
pelaku
bergerak
narapidana
berupa penguncian seluruh pintu. Kemudian KPLP merintahkan Regu Pengamanan
melumpuhkan
narapidana dengan cara mengunakan
untuk
percobaan
menghentikan
pelarian
dengan
mengunakan tembakan tiga kali ke atas.
Apabila
perintah
tidak
di
indahkan maka Regu pengamanan
10
menembak kaki pelaku. Kemudian
tahanan ketempat lebih aman di luar
mengamankan
Lapas.
pelaku
dan
menempatkan pelaku ke sell isolasi selama 6 hari. Sedangkan apabila pelarian sudah terjadi tindakan yang di lakukan petugas Lapas adalah melakukan
pengeledahan
pemeriksaan
di
lokasi
dan pelarian
Adapun sanksi sanksi yang di terapakan Lapas klas II A Biaro Bukitingi
dalam
hal
narapidana
melakukan
perbuatan
menimbulkan
ganguan
yang keamanan
adalah
kamar atau blok hunian kemudian berkordinasi dengan Polri dan TNI
1. Hukuman ringan
terdekat
disiplin dalam
tingkat bentuk
peringatan lisan atau tulisan Dalam
keadaan
terjadinya
bencana alam yang menimbulkan ganguan keamanan dan pelarian dari Lapas
tindakan
yang
dilakukan
Petugas satuan keamanan adalah mengeluarkan narapidana dan tahan dari kamar hunian
ketempat yang
lebih
terbuka.
aman
dan
Hal
selanjutnya yang dilakukan Kepala lapas adalah segera menghubungi Polri atau BNPB untuk membantu memindahkan
narapidana
atau
2. Hukuman
disiplin
tingkat
sedang berupa pengasingan dalam sel selama 6 hari atau menunda, meniadakan hak tertentu 3. Hukuman
disiplin
beratberupa
tingkat
pengasingan
dalam sel selama 6 hari dapat di
perpanjang
2x6
serta
meniadakan hak tertentu. B. Kendala-Kendala Penerapan Keamanan
Sistem di
Lembaga 11
Pemasyrakatan Klas II A
di isi 434 narapidana sementara itu
Biaro Bukitinggi
jumlah petugas lapas klas II A Biaro
1. Sumber Daya Manusia
Bukitinggi 54 orang jadi tidak semua
Masih rendahnya
kwalitas
dan kwantitas pegawai Lembaga Pemasyarakatan dilihat dari sifat dan tugas khusus yang di bebankan seperti
masih
narapidana
terjadi
saat
pelarian
pengawalan
di
karenakan kurangnya kehati hatian saat
pengawalan.
Dalam
hal
kwantitas tidak sebandingnya jumlah petugas dengan narapidana ,Lapas klas II A Biaro Bukitinggi terdiri dari 434 orang narapidana dan tahanan sementara petugas Lapas hanya 54 orang, jadi tidak semua kegiatan narapidana dapat terkontrol.
Biaro Bukitinggi 284 narapidana dan sementara
diketahui
yang
keamanan
dapat
di
karenakan
jumlah
pegawainya tidak sebanding dengan jumlah narapidana. 3. Narapidana narapidana menyadari
yang
tujuan
belum diadakanya
pembinaan dan penerapan sistem keamanan Lembaga Pemasyarakatan. Mereka masih berangapan mereka adalah orang yang tidak merdeka dan masih tidak sadar dengan kesalahan yang di perbuat walaupun sudah
masih
Dimana kapasitas Lapas Klas II A
napirapidana
menganggu
dilakakukan
2. Over Kapasitas
tahanan
kegiatan
pembinaan
melakukan
tetapi perbuatan
melangar keamanan dan ketertiban E. Kesimpulan
dalam
A. Kesimpulan
kenyataanya Lapas Biaro Bukitinggi
A. Simpulan
12
1. Penerapan sistem keamanan lembaga
pemasyarakatan
kelas II A Biaro belum
Bukitinggi
sesuai
peraturan
menurut
yang
pembinaan narapidana dapat berjalan dengan baik dan penerapan sistem keamanan dapat terkendali.
berlaku
2. Perlunya diadakan penataran
yakninya Keputusan Dirjen
atau pendidikan khusus, bagi
Pemasyarakatan Kementrian
petugas
Hukum Dan Ham Nomor:
meningkatkan
PAS- 416.PK.01.04.01 Tahun
mereka dalam melaksanakan
2015
pengawasan narapidana di
tentang
Standar
Pencegahan
Gangguan
Lapas
dalam
untuk
kemampuan
Lapas
maupun
Keamanan dan Ketertiban di
pengawalan
narapidana
Lapas dan Rutan
luar
sehinga
2. Kendal-kendala
dalam
Lapas
di
tidak
terjadi lagi pelarian.
penerapan sistem keamanan
3. Pemenuhan
di Lembaga Permasyarakatan
narapidana
dan
adanya
Klas II A Biaro Bukitinggi
sosialisasi
anatara
petugas
adalah
dengan
Manusia,
:Sumberdaya Over
kapasitas,
Narapidana
narapidana
melakukan
kegiatan,
dalam serta
tidak ada perlakuan membeda
B. Saran 1. Perlunya
hak-hak
bedakan sesama narapidana. penambahan
4. Mengupayakan
petugas dan penambahan luas
pegawai
wilayah
tugas belajar berbagai bidang
Lapas
sehinga
yang
adanya mengikuti
13
ilmu
terutama
psikologi,
bidang
sosiolog
dan
keterampilan. Daftar Pustaka A. Buku A Josias Simon R dan Thomas Sunaryo, 2010, Studi Kebudayaan Lembaga Pemasyarakatan di Indonesia, Lubuk Agung, Bandung. Andi Hamzah, 1993, Sistem Pidana dan Pemidanaan di Indonesia, Pradnya Paramita, Jakarta. Bambang Poernomo, 1986, Pelaksanaan Pidana Penjara Dengan Sistem Pemasyarakata, Liberty, Yogyakarta. Barda Nawawi Arief,2002, Bunga Rampai Kebijakan Hukum pidana, Citra Aditya Bakti, Bandung.
Pusat Bahasa Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua, Balai Pustaka, Jakarta. Roeslan Saleh,1978, Stelsel Pidana Indonesia, Aksara Baru, Jakarta. Romli Atmasasmita,1979, Sistim Pemasyarakatan di Indonesia, Percetakan Ekonomi, Bandung. Soerjono Soekanto , 1986, Pengantar Penelitian hukum, UI-Pres, Jakarta. Sudarman Danim, 2002, Menjadi Penelitian Kualitatif,Pustaka Setia,Bandung. Zainudin, 2013, Metode Penelitian Hukum, Sinar Grafika, Jakarta. B. Peraturan PerundangUndangan Undang-undang No. 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan . Undang-undang No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia.
Bambang Walayu , 2004, Pidana dan pemidanaan, Sinar Grafika, Jakarta.
Kepmenkeh RI Nomor M02.PR.08.10 Tahun 1983 tentang Pola Pembinaan Keamanan dan Ketertiban.
Djisman Samosir, 1982, Fungsi Pidana Penjara dalam Sistem Pembinaan Narapidana di Indonesia, Pradnya Paramita, Jakarta.
Kepmenkeh Rl Nomor M.02PK.04.10 Tahun 1990 tentang Pola Pembinaan Narapidana dan Tahanan.
P. A. F. Lamintang dan Theo Lamintang, 2010, Hukum Penitensier Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta.
Keputusan Direktur Bina Tuna Warga Nomor: DP.3/18/14 Tahun 1974 tentang Peraturan Pengamanan Lembaga Pemasyarakatan.
Priyatno Dwidja, 2006, Sistem pelaksanaan Pidana Penjara di Indonesia,PT Refika Aditama, Jakarta .
Keputusan Dirjen Pemasyarakatan Kementrian Hukum Dan Ham Nomor: PAS416.PK.01.04.01 Tahun 2015
14
tentang Standar Pencegahan Gangguan Keamanan Dan Ketertiban Di Lapas Dan Rutan. Keputusan Dirjen Pemasyarakatan Kementrian Hukum Dan Ham Nomor: PAS459.PK.01.04.01 Tahun 2015 tentang Standar Penindakan Gangguan Keamanan Dan Ketertiban Di Lapas Dan Rutan.
http ://www.komisi.kepolisian Indonesia.com/php?page=artikel kid, di akses tanggal 17 september 2016 jam 22.00 Ebta Setiawan, 2012, Pengertian Sistem Keamanan, https://kamus.cektkp.com/keamanan/ -, diakses tangal 20 september 2016 jam 22.00
Kepmenkeh Rl Nomor M.01PR.07.03 Tahun 1985 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemasyarakatan. Peraturan Mentri Hukum Dan Ham Nomor 33 tahun 2015 tentang Pengamanan Pada Lembaga Pemasyarakatan Dan Rumah Tahanan Negara Keputusan Direktur Jenderal Pemasyarakatan Nomor E.22.PR.O8.O3 Tahun 2001 tentang Prosedur Tetap Pelaksanaan Tugas Pemasyarakatan. (PROTAP). C. Internet Jontra, 2015, Lima Napi Kabur Dari Lapas Biaro, https://www.gosumbar.com/berita/ba ca/2015/12/30/lagi-lima-napi-kaburdari-lp-biaro-kelas-ii-a-bukittinggi, diakses, diakses tanggal 18 oktober 2016, jam 23.00
Pandji susilo, 2012, Tinjauan Umum Tentang Sistem Keamanan,
15