ARTIKEL
PENINGKATAN HASIL BELAJAR PENJUMLAHAN SISWA KELAS II MELALUI ALAT PERAGA SEDOTAN DAN KANTONG BILANGAN DI SDN 13 BANGKO KABUPATEN SOLOK SELATAN
Oleh
DELSI SEFRIDAYATI NPM. 1110013411570
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS BUNG HATTA 2015
PENINGKATAN HASIL BELAJAR PENJUMLAHAN SISWA KELAS II MELALUI ALAT PERAGA SEDOTAN DAN KANTONG BILANGAN DI SDN 13 BANGKO KABUPATEN SOLOK SELATAN
1
Delsi Sefridayati1, Edrizon1, Rieke Alyusfitri1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta Email:
[email protected]
Abstrak This study was motivated by the difficulty ofstudents in solving problems of summation with saving techniquesand teachers not using propsthatare interesting in learning. The purpose of this researchis to improve learning out comessum of grade II in SDN 13 Bangko Solok Solok through a strawand abag of propsnumbers. This study is a Class Action Research conducted in two cycleslocated at SDN 13 Bangko Solok Solok, with research subjects are students of class II, which amounts to 23 people. The instrument in this research that tests student learning out comesat theend of the cycleand teacher activity observation sheet. Based on the analysis of the test results of students in the first cycle obtained an average percentage of students passing grade is 45.45%, while in the second cycle, the percentage of students passing grade is 82.60%. It can be interpreted has happened percentage of 37.15%. Based on the above study it can be concluded that theuse of propsstrawand bags of number scan improve learning out comes in the class II SDN 13 Bangko Solok Solok, and can be used as an alternative to improve learning out comes Summation. Keywords: Improvement, Learning, Learning Out comes Pendahuluan Pendidikan merupakan suatu
Melalui kegiatan pembelajaran siswa
usaha untuk membangun manusia
yang berada pada tahap operasional
seutuhnya yang berkualitas sesuai
konkrit, sudah semestinya dibekali
dengan yang diinginkan. Pendidikan
pengetahuan dasar dan keterampilan
bisa
dasar.
ditempuh
pembelajaran
melalui
jenjang
Menurut Refinaldi (2009:62)
pendidikan. Pendidikan dilaksanakan
anak usia SD pada umumnya berada
dalam
pada
mengajar
pada
proses
bentuk yang
proses
belajar
tahap
berfikir
operasional
merupakan
konkrit (usia 7-11 tahun), namun
pelaksanaan dari kurikulum sekolah.
tidak menutupi kemungkinan mereka
berada pada tahap praoperasi (usia 2-
terlebih dahulu dijumlahkan satuan
7 tahun).
dengan satuan, 7 satuan + 5 satuan
Matematika
merupakan
salah satu mata pelajaran di Sekolah
yang hasilnya 12 satuan. Siswa menuliskan angka 1 dan menyimpan angka
Dasar
(SD)
yang
tidak
dapat
dipisahkan dengan mata pelajaran lain.
Matematika
juga
sangat
2,
kemudian
dilanjutkan
dengan penjumlahan puluhan dengan puluhan yaitu 2 puluhan + 1 puluhan yang hasilnya 3 puluhan ditambah 2 puluhan yang disimpan
diperlukan dalam kehidupan manusia guna menyelesaikan permasalahan
sehingga
hasil penjumlahannya menjadi 51. Selainitu,
dalam
melakukan
penjumlahan yang hasil penjumlahan
dalam kehidupan sehari-hari.
satuannya 10 misalnya, 15 + 15 = ...? Berdasarkan
pengalaman
peneliti mengajar di SDN 13 Bangko Kabupaten
Solok
pelajaran
Selatan
matematika,
pada
khususnya
materi penjumlahan bilangan bulat di kelas II, selama ini peneliti selalu menggunakan metode ceramah atau terpusat pada guru serta guru belum menggunakan menarik
alat
yang
peraga
dapat
pembelajaran,
yang
menunjang
peneliti
hanya
menggunakan alat peraga manual seperti
lidi
menjadikan
dan
siswa
lidi
sebagai
hanya alat
Untuk menjumlahkan satuan dengan satuan, 5 satuan + 5 satuan yang hasilnya 10 siswa selalu menuliskan hasil
mempelajari
konsep
penjumlahan siswa kesulitan untuk melakukan penjumlahan dengan cara bersusun panjang dan dengan teknik menyimpan, misalnya 27 + 15. Bentuk
penjumlahannya
yaitu
tanpa
menyimpan
terlebih
dahulu.
Kemudian
dilanjutkan
dengan
puluhan
dengan
penjumlahan
puluhan yaitu 1 puluhan + 1 puluhan yang hasilnya 2 puluhan sehingga hasil penjumlahan yang didapatkan menjadi 210. Hasil tersebut tidak sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa kelas II.
permainan bukan alat pembelajaran. Dalam
penjumlahannya
Berdasarkan
pembelajaran
yang peneliti lakukan di atas, maka terdapat dalam siswa
beberapa pembelajaran tidak
permasalahan diantaranya
memahami
tentang
konsep penjumlahan, siswa kesulitan untuk
melakukan
penjumlahan
dengan teknik menyimpan dan hasil
(4) Hitung jumlah sedotan pada saku
belajar
hasil.
siswa
masih
rendah.
(5)
Siswa
kemudian
Kenyataan ini didasarkan pada hasil
menuliskan hasil penjumlahan pada
ujian siswa semester 1 pada tahun
lembar
pelajaran 2013/2014. Siswa yang
kegiatan
memperoleh nilai di bawah Kriteria
dengan bilangan yang berbeda, agar
Ketuntasan Minimal (KKM) yang
siswa benar-benar memahaminya. Ini
telah ditetapkan oleh sekolah yaitu
dapat dilakukan dengan bimbingan
70 sebanyak 16 orang siswa (64%)
guru ataupun dicoba sendiri oleh
dari 25 orang siswa dan siswa yang
siswa, baik secara kelompok ataupun
tuntas hanya 9 orang siswa (36%).
perorangan.
jawaban.
(6)
diulangi
Sebaiknya
beberapa
kali
Menurut Kunandar (2013:11)
Dengan menggunakan alat
mengemukakan bahwa “Hasil belajar
peraga sedotan dan kantong bilangan
merupakan alat atau tolak ukur
maka
rumusan
keberhasilan
yaitu
bagaimanakah
pembelajaran
yang
permasalahannya peningkatan
dilakukan guru sekaligus tingkat
hasil belajar penjumlahan siswa kelas
pencapaian peserta didik terhadap
II melalui alat peraga pembelajaran
kompetensi yang telah ditentukan”.
sedotan dan kantong bilangan di
Pada penelitian ini peneliti ini yang dibahas adalah penggunaan alat peraga sedotan dan kantong bilangan dengan
menggunakan
langkah-
SDN 13 Bangko Kabupaten Solok Selatan? Berdasarkan masalah
di
atas,
maka adalah
tujuan
langkah peragaan sedotan dan yang
penelitian
dikemukakan
Heruman
mendeskripsikan peningkatan hasil
(2008:7), yaitu: (1)Masukan sedotan
belajar penjumlahan siswa kelas II
sesuai dengan nilai tempatnya yaitu
melalui alat peraga sedotan dan
puluhan pada tempat puluhan dan
kantong bilangan di SDN 13 Bangko
satuan pada tempat satuan. (2) Siswa
Kabupaten Solok Selatan.
kemudian membaca bilangan yang
Metodologi Penelitian
oleh
ini
rumusan
untuk
ditunjukan oleh jumlah sedotan. (3)
Penelitian yang diterapkan
Sebagai implementasi dari operasi
adalah penelitian tindakan Kelas
penjumlahan, gabungkan sedotan-
penelitian
sedotan
dengan
research).Penelitian Tindakan Kelas
satuan dan puluhan dengan puluhan.
(PTK) ini telah dilaksanakan di SDN
tersebut,
satuan
(classroom
action
13 Bangko Kabupaten Solok Selatan
penelitian ini adalah data primer
pada mata pelajaran matematika
yang berupa hasil tes disetiap akhir
dengan menggunakan alat peraga alat
siklus. Sumber data dalam penelitian
peraga
kantong
ini adalah siswa kelas II SD Negeri
bilangan. Penelitian ini dilaksanakan
13 Bangko Kabupaten Solok Selatan.
secara bersamaan antara penulis
Sedangkan
dengan satu orang observer. Penulis
diperoleh dari lembar pengamatan
bertindak langsung sebagai guru
aktivitas guru dan lembar tes akhir
yang melaksanakan tindakan dan
siklus.
sedotan
dan
hasilnya dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif. ini
telah
penelitian
Teknik analisis data didapat dari
Penelitian
instrument
pelaksanaan
penulis
yang
pembelajaran
diperoleh
dilaksanakan di SDN 13 Bangko
pengamatan
kabupaten
kegiatan pendahuluan, kegiataninti,
solok
selatan.subjek
yang
melalui
dimulai
penelitian ini adalah siswa kelas ii
kegiatan
sdn
siswanya
pembelajaran guru dalam proses
berjumlah 23 orang yang terdiri dari
pembelajaran dikatakan baik jika
10 orang perempuan 13 orang laki-
guru melakukan aspek yang diamati
laki. Penelitian ini dilakukan dengan
dalam proses pembelajaran pada
mengacu pada desain ptk yang
kategori baik. Data hasil belajar
dikemukakan
siswa
oleh arikunto (2006:16). ”ada empat
memberikan evaluasi kepada siswa.
tahapan,
Hasil Penelitian dan Pembahasan
13
yang
mana
yakni:
perencanaan,
tindakan , observasi, refleksi”.
proses pembelajaran diukur dengan kriteria
pelajaran matematika di sekolah peneliti adalah 70. secara rinci
penelitian
keberhasilan ini
adalah
dengan
cara
Berdasarkan
hasil
lembar
pengamatan aktivitas guru dalam
ketuntasan
minimal (KKM).kkm pada mata
indikator
dilakukan
Pelaksanaan
1. Hasil Penelitan Siklus I
Indikator keberhasilan dalam
menggunakan
penutup.
dari
pembelajaran
matematika
siklus,
jumlah
maka
persentase
kegiatan
skor
guru
pada dan dalam
dalam persentase
jumlah siswa yang mencapai nilai di atas KKM sebesar 75%.Data dalam
mengelola pembelajaran pada siklus I dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Persentase Hasil
tuntas belajar
Pengamatan aktivitas Guru
3
Silkus I Skor 15
Persen tase 71,42
Kate gori Cukup
II
16
76,19
Cukup
Jumlah
31
persentase
guru
dalam
mengelola pembelajaran memiliki rata-rata
Persentase
45,45%
ketuntasan belajar siswa Data tersebut menunjukkan bahwa hasil belajar siswa belum
Rata15,5 73,80 Cukup rata Dari table 1, dapat dilihat bahwa
12
tidak tuntas belajar 4
Perte muan I
Jumlah siswa yang
persentase
mencpai
indicator
keberhasilan
minimal yaitu 75%, maka penelitian akan dilanjutkan ke siklus II. 2. Hasil Penelitan Siklus II
73,80%
Berdasarkan
hasil
lembar
tergolong dalam kategori cukup. Hal ini
menandakan
bahwa
penulis
pengamatan aktivitas guru dalam
belum melakukan kegiatan sesuai
pembelajaran matematika pada siklus
dengan RPP yang telah dibuat,
II tersebut, maka jumlah skor dan
terutama dalam menerapkan masingmasing
langkah
pembelajaran
persentase aktivitas kegiatan guru dalam mengelola pembelajaran pada
tersebut. Berdasarkan hasil tes siklus I
siklus II dapat dilihat pada tabel 3.
terkait dengan hasil belajar siswa, persentase siswa yang tuntas belajar
Tabel 3. Persentase Hasil Pengamatan Aktivitas Guru
dapat dilihat pada tabel 2:
Siklus II
Tabel 2. Hasil Tes Matematika
1.
Siswa Kelas II SD 13 Bangko Tahun Pelajaran 2014/2015 pada Siklus 1. No
Uraian
Nilai
1
Jumlah siswa yang
22
Pertemu an I
Skor 17
Persen tase 80,95%
Kate gori Baik
II
18
85,71%
Baik
Jumlah
35
Rata-rata
17,5
83,33%
Baik
mengikuti tes 2
Jumlah siswa yang
10
Dari analisis 3, dapat dilihat bahwa
persentase
dalam
persentase ketuntasan hasil belajar
mengelola pembelajaran memiliki
siswa pada tes siklus II secara
rata-rata
83,33%
keseluruhan sudah mencpai indikator
mengelola
yang peneliti harapkan dan sudah
sehingga
guru
Dari table 4 terlihat bahwa
persentase guru
dalam
pembelajaran sudah dapat dikatakan
baik.
baik dan hal ini sudah meningkat dari
3. Pembahasan Tes hasil belajar siswa pada
siklus sebelumnya.
siklus II, disimpulkan bahwa sudah Berdasarkan hasil tes siklus II yang dilakukan pada hari Rabu tanggal 10 September 2014 yang
tercapai target hasil belajar yang diinginkan. Persentase tersebut dapat dilihat dari jumlah siswa yang tuntas belajar, yaitu di atas75% sudah di
terkait, persentase siswa yang tuntas belajar dapat dilihat pada table 4.
atas KKM yaitu 70. Berikut ini table perbandingan
Tabel 4. Hasil Tes Matematika Siswa Kelas II SDN 13 Bangko Tahun Pelajaran 2014/2015
1
Uraian Jumlah siswa yang
siklus I dan II yaitu: Tabel 5. Perbandingan Rata-rata Persentase Hasil Belajar
Jumlah siswa yang
23
Jumlah siswa yang
1 4
tidak tuntas belajar 4
Persentase ketuntasan belajar siswa
Persentase Ketuntasan Hasil No Belajar Siswa Siklus I Siklus II
Pening katan
19
tuntas belajar 3
Siswa Siklus I dan II
Nilai
mengikuti tes 2
persentase
ketuntasan hasil belajar siswa pada
Siklus II No
rata-rata
45,45%
82,60%
37,15%
Hal ini berarti bahwa alat peraga sedotan dan kantong bilangan
82,60% dapat digunakan dalam pembelajaran matematika khususnya pada materi
penjumlahan sehingga dapat mencpai
pembelajaran
tujuan pembelajran yang diinginkan.
melakukan
Kesimpulan dan Saran
serupa dengan materi yang lain.
Dari hasil penelitian dan pembahasan
2.
Bagi
ini, penelitian
guru
dapat yang
pembelajaran
di atas dapat disimpulkan bahwa:
matematika melalui alat peraga
1.
Pelaksanaan
pembelajaran
sedotan dan kantong bilangan
matematika
dengan
layak dipertimbangkan oleh guru
peraga
untuk
menggunakan
alat
alternatif yang dapat digunakan
pada siswa kelas II SDN 13
sebagai referensi dalam memilih
Bangko
alat peraga pembelajaran.
Kabupaten
dengan
Solok
langkah-langkah
peragaan sedotan dan kantong bilangan. Penggunaan alat peraga sedotan dan
kantong bilangan
dapat
meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika di kelas II SDN 13 Bangko Kabupaten Solok Selatan. Adapun saran dalam penelitian ini yaitu: 1.
pembelajaran
sedotan dan kantong bilangan
Selatan telah terlaksana sesuai
2.
menjadi
Bagi
peneliti
menggunakan
yang alat
ingin peraga
DaftarPustaka Arikunto, Suharsismi, dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Bumi Aksara Heruman. 2008. Model Pembelajaran Matematika di SD. Bandug: Rosdakarya Heruman. 2008. Model Pembelajaran Matematika di SD. Bandug: Rosdakarya Kunandar. 2013. PenilaianAutentik. Jakarta: PT. Raja GrafindoPersada Refinaldi.2009. Bahan Ajar BelajardanPembelajaran. Padang: STKIP Dharma Putra.