PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PEMANTAPAN PENDAMPING KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUBE) DI BALAI BESAR PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KESEJAHTERAAN SOSIAL YOGYAKARTA
ARTIKEL JURNAL
Oleh Ajeng Apriliana Nur Icmi Pendidikan Luar Sekolah NIM. 11102241018
JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA MEI 2015
Penyelenggaraan Program Diklat…(Ajeng Apriliana)
PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PEMANTAPAN PENDAMPING KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUBE) DI BALAI BESAR PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KESEJAHTERAAN SOSIAL YOGYAKARTA IMPLEMENTATION OF EDUCATION AND TRAINING PROGRAM COMPLEMENTARY BUSINESS GROUP CONSOLIDATION OF JOINT (KUBE) IN THE CENTER OF EDUCATION AND TRAINING OF SOCIAL WELFARE YOGYAKARTA Oleh : Ajeng Apriliana Nur Icmi, Pendidikan Luar Sekolah,
[email protected] Abstract This research is to describe: (1) The implementation of stabilization training companion of KUBE in BBPPKS Yogyakarta, (2) The impact of the implementation of the stabilization training companion of KUBE in BBPPKS Yogyakarta. This research is a descriptive qualitative approach. The subjects were the organizers of the training, trainers in strengthening companion KUBE and training participants are KUBE companion candidates who have passed the selection KUBE companion. Data collection was performed using the method of observation, documentation, and interviews. The researcher is the main instrument in conducting research assisted by the observation, interview, and documentation guidelines. Techniques used in the data analysis is the display of data, reduction, and conclusion. Source triangulation is done to explain the validity of the data with a variety of source / sources in the search for the required information. The results showed that: (1) Implementation of the consolidation guidance training companion KUBE through three stages of planning or preparation, implementation, and evaluation, (2) Implementation of the consolidation guidance training KUBE relatively good companion, participants gain knowledge that can be used in the implementation of mentoring KUBE and can provide motivation to KUBE members present in the assisted region, (3) The impact is felt after the implementation of the stabilization training companion KUBE ie knowledge and skills of participants on KUBE be increased, participants are able to apply the knowledge gained after training for mentoring process. Keyword : implementation of education and training, strengthening companion KUBE, the impact of training
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan : (1) Penyelenggaraan program diklat pemantapan pendamping kelompok usaha bersama di BBPPKS Yogyakarta, (2) Dampak dari pelaksanaan diklat pemantapan pendamping kelompok usaha bersama di BBPPKS Yogyakarta . Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Subjek penelitian ini adalah penyelenggara diklat, widyaiswara dalam diklat pemantapan pendamping KUBE dan peserta diklat yaitu calon pendamping KUBE yang telah lolos seleksi pendamping KUBE. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode observasi, dokumentasi, dan wawancara. Peneliti merupakan instrumen utama dalam melakukan penelitian yang dibantu oleh pedoman observasi, pedoman wawancara, dan pedoman dokumentasi. Teknik yang digunakan dalam analisis data adalah display data, reduksi, dan penarikan kesimpulan. Trianggulasi sumber dilakukan untuk menjelaskan keabsahan data dengan berbagai sumber/ nara sumber dalam mencari informasi yang dibutuhkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) Pelaksanaan diklat bimbingan pemantapan pendamping KUBE melalui tiga tahapan yaitu perencanaan atau persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi. Perencanaan diklat bimbingan pemantapan pendamping KUBE meliputi persiapan awal dengan kegiatan yang mencakup koordinasi, rapat dan konsultasi persiapan, pemanggilan peserta dan penunjukkan panitia. Tahap pelaksanaan yaitu tahapan dimana dilaksanakannya proses pembelajaran. Tahap terakhir yaitu tahap evaluasi. Evaluasi diklat dibedakan menjadi tiga yaitu evaluasi terhadap peserta, evaluasi terhadap widyaiswara, dan evaluasi terhadap penyelenggaraan diklat, (2) Pelaksanaan diklat bimbingan pemantapan pendamping KUBE tergolong baik, peserta mendapatkan ilmu yang dapat digunakan dalam pelaksanaan pendampingan KUBE dan dapat memberikan motivasi kepada anggota KUBE yang ada dalam wilayah dampingannya, (3) Dampak yang dirasakan setelah adanya pelaksanaan diklat pemantapan pendamping KUBE yaitu pengetahuan dan ketrampilan peserta tentang KUBE menjadi bertambah, peserta mampu mengaplikasikan pengetahuan yang dimiliki setelah diklat untuk proses pendampingan. Kata kunci : pelaksanaan diklat, pemantapan pendamping KUBE, dampak diklat.
1
Penyelenggaraan Program Diklat…(Ajeng Apriliana)
lainnya yang ditandai oleh pengangguran, keterbelakangan, dan ketidakberdayaan.
PENDAHULUAN merupakan
Secara umum pada setiap Provinsi
persoalan klasik yang hingga saat ini masih
nampak bahwa jumlah penduduk fakir miskin
menjadi problem utama, terutama di negara-
di wilayah Kabupaten cenderung lebih banyak
negara berkembang termasuk Indonesia. Saat
dari jumlah penduduk fakir miskin di kota.
ini bangsa Indonesia dihadapkan dengan
Dengan kata lain penduduk fakir miskin lebih
populasi penduduk miskin yang masih cukup
banyak
besar. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat
dibandingkan dengan perkotaan. Fakir miskin
jumlah penduduk miskin di Indonesia per
adalah
Maret 2014 28,28 juta orang (11,25 %).
mempunyai sumber mata pencaharian dan
Menurut
tidak
Masalah
kemiskinan
Suradi
dan
Mujiyadi
(2009:i)
terdapat
orang
di
yang
mempunyai
sama
sekali
kemampuan
tidak
memenuhi
kebutuhan
masih sangat besar, dan kemungkinan akan
kemanusiaan atau orang yang mempunyai
mengalami
oleh
sumber mata pencaharian tetapi tidak dapat
terjadinya krisis di dalam negeri, bencana alam
memenuhi kebutuhan pokok yang layak bagi
di berbagai daerah di Indonesia dan dampak
kemanusiaan (Departemen sosial RI, 2005, hal
krisis global.
12).
disebabkan
yang
pedesaan
Populasi penduduk miskin sampai saat ini
peningkatan
pokok
daerah
layak
bagi
Kabupaten di provinsi yang memiliki
penduduk fakir miskin cukup besar berada di Menurut
Direktorat
Jenderal
provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa
Pemberdayaan Sosial dan Penanggulangan
Barat yang memiliki populasi penduduk fakir
Kemiskinan, Kemiskinan adalah kondisi sosial ekonomi
warga
masyarakat
yang
miskin di atas 100 ribu jiwa (Departemen
tidak
Sosial RI, 2005, hal 23). Melihat hal ini
mempunyai kemampuan dalam memenuhi kebutuhan
pokok
yang
layak
mengurangi angka kemiskinan merupakan
bagi
pekerjaan besar bagi pemerintah.
kemanusiaan. Selain itu kemiskinan dapat Indonesia sebagai penganut Negara
didefinisikan sebagai keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan
Kesejahteraan atau Welfare State
dasar
tempat
memberikan perhatian yang khusus terhadap
kesehatan.
penanggulangan kemiskinan atau fakir miskin
masalah
sebagaimana ditegaskan dalam UUD 1945
yang
khususnya pasal 34 mengamanatkan bahwa
pembangunan
fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh
seperti
berlindung,
makanan, pendidikan,
Kemiskinan
pakaian, dan
merupakan
pembangunan kesejahteraan sosial berkaitan
dengan
bidang
telah
Negara (ayat 1), dan Negara berkewajiban 2
Penyelenggaraan Program Diklat…(Ajeng Apriliana)
menangani fakir miskin melalui pemberdayaan
tersebut maka dapat dikatakan persoalan
dan bantuan jaminan sosial (ayat 3). Dari
kemiskinan bentuk solusinya adalah dengan
undang-undang
dilihat
paradigma pemberdayaan. Pemberdayaan fakir
kemiskinan terutama yang diderita oleh fakir
miskin menjadi komitmen bersama antara
miskin merupakan masalah pokok nasional
pemerintah pusat dengan pemerintah daerah.
yang penanggulangannya tidak dapat ditunda
Untuk itu, perlu ada program khusus bagi fakir
dan harus menjadi prioritas utama dalam
miskin yang kurang berdaya, karena program-
pelaksanaan
kesejahteraan
program yang umum dan berlaku untuk semua
sosial. Dalam pasal 21 ditegaskan bahwa
masyarakat tidak selalu dapat menyentuh
penanggulangan
dilaksanakan
lapisan masyarakat miskin seperti pemberian
dalam bentuk (a) penyuluhan dan bimbingan
beras murah (raskin) tidak semua masyarakat
sosial (b) pelayanan sosial penyediaan akses
miskin dapat menikmati hal ini dan seringkali
kesempatan kerja dan berusaha (c) penyediaan
bantuan tidak tepat sasaran. Melihat hal
akses
tersebut
tersebut
dapat
pembangunan
kemiskinan
pelayanan
kesehatan
dasar
(d)
dan
sesuai
mandat
konstitusi,
penyediaan akses pelayanan pendidikan dasar
Kementerian Sosial RI sebagai penanggung
(e) penyediaan akses pelayanan perumahan
jawab fungsional dalam pengentasan fakir
dan pemukiman dan/atau (f) penyediaan akses
miskin menetapkan kebijakan dan program
pelatihan, modal usaha, dan pemasaran hasil
pemberdayaan fakir miskin. Pemberdayaan
usaha .
yang dimaksud salah satunya dilaksanakan
Menurut Departemen Sosial RI
(2005:18) menyatakan bahwa :
dengan menggunakan media Kelompok Usaha Bersama (KUBE).
“Masyarakat yang dikategorikan fakir miskin
pada
dasarnya
memiiki
Kelompok usaha bersama merupakan
kemampuan atau potensi diri sebagai
suatu
modal dalam melaksanakan tugas-
kehidupan masyarakat miskin di perkotaan
tugas kehidupannya walaupun daam
maupun di pedesaan. Kegiatannya dapat
keadaan sangat minim atau terbatas.
bermacam-macam
Fakir miskin secara faktual dapat
sederhana dan dimulai secara kecil-kecilan
dilihat
mampu
tapi harus mantap dan terus-menerus seperti
merespon dan mengatasi permasalahan
usaha beternak ayam, perikanan air tawar,
sosial ekonomi yang terkait dengan
kebun sayur-sayuran, perbengkelan, dll (RB.
situasi kemiskinannya”.
Khatib, 2008, hal 1). Secara sosial KUBE
bahwa
mereka
upaya
merupakan Berdasarkan profil kemiskinan yang sifatnya
struktural
dan
keluarga
multidimensional
untuk
usaha
upaya fakir
meningkatkan
yang
sifatnya
menghimpun
miskin
untuk
taraf
kepala
melakukan
interaksi sosial yang positif dan demokratis. 3
Penyelenggaraan Program Diklat…(Ajeng Apriliana)
KUBE mampu menjadi media yang dapat
kepada KUBE dalam memecahkan masalah,
meningkatkan
memperkuat
kemampuan
berkomunikasi,
dukungan,
mendayagunakan
menyelesaikan masalah-masalah personal dan
berbagai sumber dan potensi, meningkatkan
kelompok secara timbal balik (mutual sport)
akses serta pengembangan usaha (Direktorat
sehingga pada akhirnya meningkatkan harkat
Pemberdayaan Fakir Miskin, 2010,hal 33).
martabat kemanusiaan masyarakat miskin.
Pendamping diharapkan berperan membantu merencakan
Menurut RB. Khatib Pahlawan Kayo (
program
KUBE,
membantu
memecahkan msalah, pengembangan usaha,
2008:5) menyatakan bahwa :
serta menjalin akses mendapatkan modal
“Agar usaha ini dapat berjalan dengan baik dan sukses disamping memberikan bantuan berupa modal usaha, seyogyanya pemerintah dan para konglomerat juga diharapkan dapat memberikan bimbingan keterampilan yang memungkinkan para penyandang masalah kesejahteraan sosial menerima bantuan dapat mengembangkan usahanya secara kreatif dan produktif”.
usaha. Berdasarkan hasil studi evaluasi pada
Untuk memenuhi kompetensi peserta
pengembangan KUBE, Balai besar pendidikan
umumnya
pendamping
KUBE
belum
melaksanakan tugasnya dengan baik, karena kompetensinya masih relatif rendah dan pelatihan pendamping masih belum memadai. Salah satu upaya dalam membentuk pendamping yang dapat melaksanakan tugas untuk
membantu
pengelolaan
dan
memberikan
dan pelatihan kesejahteraan sosial (BBPPKS)
bimbingan keterampilan dalam memajukan
Yogyakarta mengadakan program diklat yang
kesejahteraan sosial masyarakat miskin, maka
diperuntukkan bagi pendamping KUBE. Balai
perlu diadakan pelatihan sehingga peserta
besar pendidikan dan pelatihan kesejahteraan
pelatihan
bimbingan
sosial (BBPPKS) Yogyakarta adalah unit
kepada penerima usaha ekonomi produktif
pelaksana teknis di bidang pendidikan dan
yang tergabung dalam Kelompok Usaha
pelatihan kesejahteraan sosial di lingkungan
Bersama tersebut. Orang yang dilatih nantinya
Kementerian Sosial yang berada di bawah dan
akan menjadi pendamping KUBE dapat
bertanggungjawab langsung kepada Kepala
diambil dari tokoh-tokoh masyarakat seperti
Badan Pelatihan dan Pengembangan Sosial.
Pekerja
(PSM), Pengurus
BBPPKS Yogyakarta bertugas melaksanakan
Karang Taruna, Pengurus Organisasi Sosial,
pendidikan dan pelatihan kesejahteraan sosial
dan Relawan Sosial lainnya. Pendamping
bagi tenaga kesejahteraan sosial pemerintah
adalah seseorang yang bertugas mendampingi
(TKSP)
KUBE
masyarakat
(TKSM),
pengkajian
dan
penyiapan
standarisasi
pendidikan
dan
pelatihan
yang
mampu
dapat
Sosial
dalam
memotivasi,
memberikan
Madya
membantu,
serta
membimbing
memberikan
dukungan 4
dan tenaga
kesejahteraan sosial
Penyelenggaraan Program Diklat…(Ajeng Apriliana)
pelatihan,
pemberian
informasi
serta
Pelaksanaan diklat untuk pendamping
koordinasi dengan instansi terkait sesuai
KUBE
menggunakan
dengan peraturan perundang-undangan yang
pemberdayaan
berlaku.
proses
melalui
pembelajaran
konsep
model
pelatihan
dimana
bertujuan
untuk
memperoleh pengetahuan dan ketrampilan Menurut Mustofa Kamil (2010:10)
dalam
pelatihan merupakan proses yang disengaja
yang
terdiri
pada
merupakan
suatu
tujuan.
bagian
Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) Kesejahteraan
Pelatihan
pendidikan
sebagai
yang
dapat
KUBE
praktik.
ini
kendala
memanfaatkan
melaksanakan yang
devisi
Pelaksanaan pelatihan menggunakan
sikap
baik
dirasa
merupakan orang yang sama setiap tahunnya.
pendekatan
pekerjaan,
yang
kemampuan
meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan dapat
telah
SDM yang dikirim untuk mengikuti Diklat
peserta. Tujuan diklat diantaranya adalah
agar
kurikulum yang
peserta yang tidak tepat waktu dan bagi TKSP
adalah proses penyelenggaraan pembelajaran meningkatkan
permasalahan
pelaksanaan progam antara lain kedatangan
bahwa Pendidikan dan Pelatihan (Diklat)
rangka
mengikuti
Selama
Dalam Peraturan
Pemerintah nomor 101 Tahun 2000 dinyatakan
dalam
ini
disusun oleh Pusdiklat Kesejahteraan Sosial.
sistematis dan pembelajarannya menekankan kegiatan
beberapa
hal
jika dana dari pusat turun. Kurikulum diklat
dikatakan
pelatihan merupakan proses pendidikan yang
pada
program
berlaku
tidak teratur dimana diklat akan dilaksanakan
yang relatif singkat, dan lebih menekankan Sehingga
pelaksana
BBPPKS
diantaranya waktu pelaksanaan diklat yang
di luar sistem sekolah, memerlukan waktu
praktik.
Sosial,
menyebabkan
menyangkut proses belajar yang dilaksanakan
pada
dan
Pelaksanaan Diklat disusun secara penuh oleh
dari
serangkaian kegiatan yang sistematis dan terarah
sikap
dalam pekerjaan dan kehidupan sehari-hari.
bersifat kebetulan atau spontan. Pelatihan proses
meningkatkan
perilaku individu sebagai anggota masyarakat
atau direncanakan, bukan kegiatan yang
merupakan
rangka
bersifat
tugas
partisipatif
andragogy
yakni
pengalaman-pengalaman
umum
peserta pelatihan sebagai sumber belajar untuk
pemerintahan maupun pembangunan, yang
terlibat dalam perencanaan, pelaksanaan, dan
berorientasi pada pelayanan, pengayoman, dan
penilaian
pengembangan
masyarakat
metode curah pendapat, ceramah, tanya jawab,
(Wikipedia, 2007). Diklat sebagai salah satu
permainan peran, diskusi kelompok dan pleno,
faktor yang mendukung keberhasilan dalam
studi kasus, dan penugasan atau uji coba.
meningkatkan manusia yang terampil.
Pendidikan dan pelatihan dilaksanakan dengan
partisipasi
pelatihan
dengan
menggunakan
memberi keleluasaan bagi penerapan metode 5
Penyelenggaraan Program Diklat…(Ajeng Apriliana)
adult
learning
/
andragogy,
sehingga
Kabupaten Sleman. Penelitian dilakukan dari
penyampaian informasi berlangsung secara
Bulan November 2014 sampai Maret 2015.
dialogis yang mengoptimalkan partisipasi dan
Subjek Penelitian
pemahaman mandiri partisipan. Pihak-pihak yang bisa dijadikan sumber Melihat
permasalahan
diuraikan,
peneliti
penelitian
yang
yang
tertarik
telah
informasi dalam penelitian ini adalah sebagai
melakukan
menekankan
berikut:
tentang
a. Bidang Penyelenggara Diklat BBPPKS
pelaksanaan diklat untuk pendamping KUBE
Yogyakarta
untuk mengetahui proses pelaksanaan diklat yaitu
penelitian
pelaksanaan
Diklat
“Penyelenggaraan Program Pendidikan dan
perencanaan,
pelaksanaan,
Pelatihan Pemantapan Pendamping Kelompok
evaluasi
Usaha Bersama di Balai Besar Pendidikan dan
tentang sarana prasarana, pendanaan,
Pelatihan Kesejahteraan Sosial Yogyakarta”.
dan pemanfaatan dalam Diklat. Metode
Dengan
yang digunakan melalui wawancara,
judul
yang
Untuk menggali informasi tentang
ini
berjudul
diharapkan
mampu
menjawab permasalahan yang muncul dalam
serta
mulai
menggali
dari hingga
informasi
observasi, dan dokumentasi.
proses penyelenggaraan program pendidikan
b. Fasilitator
dan pelatihan bagi pendamping kelompok
KUBE
di
BBPPKS
Yogyakarta
usaha bersama sehingga dapat menjadi bahan
Untuk menggali informasi tentang
perbaikan untuk diklat yang akan dilaksanakan
pelaksanaan
Diklat
selanjutnya.
perencanaan,
pelaksanaan,
METODE PENELITIAN Jenis Penelitian
mulai
menggali
dari hingga
evaluasi
serta
informasi
tentang
komponen-komponen
faktor
pendukung
dan
serta faktor
penghambat dalam pelaksanaan Diklat. Penelitian ini merupakan penelitian
c. Pendamping KUBE
deskriptif dengan pendekatan kualitatif yang
Untuk menggali informasi tentang
dapat memberikan deskripsi lengkap mengenai
faktor
hasil dari penelitian.
pendampingan program KUBE. d. Anggota
Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial
Purwomartani,
faktor
kemudian menggali informasi tentang
Penelitian ini dilakukan di Balai Besar
yang
dan
penghambat dalam pelaksanaan Diklat
Waktu dan Tempat Penelitian
Yogyakarta
pendukung
beralamatkan Kecamatan
di
KUBE
di
Rejowinangun Yogyakarta
Desa
Kalasan, 6
Kelurahan
Penyelenggaraan Program Diklat…(Ajeng Apriliana)
Untuk menggali informasi tentang dampak
pelaksanaan
yaitu
ialah tanya jawab antara pewawancara dengan
KUBE,
yang diwawancara untuk meminta keterangan
pengembangan, dan prestasi KUBE
atau mengenai suatu permasalahan. Dipilihnya
tersebut.
teknik wawancara sebagai salah satu metode
bagaimana
diklat
face). Dapat dikatakan juga bahwa wawancara
pengelolaan
pengumpulan
Prosedur Penelitian
data
dalam
penelitian
ini
dikarenakan peneliti berupaya mendapatkan Penelitian dilakukan dengan observasi
data secara lebih akurat dari narasumber
awal mengenai BBPPKS Yogyakarta beserta program
diklat
yang
ada
di
BBPPKS
penyusunan
proposal
Yogyakarta
untuk
penelitian.
Pembuatan
proposal
tentang pelaksanaan dan dampak dari adanya diklat bagi pendamping kelompok usaha bersama.
juga
Observasi adalah dasar pengamatan dan
dibersamai dengan mempersiapkan pedoman penelitian.
Peneliti
setelah
pencatatan secara sistematis terhadap gejala
melakukan
yang
observasi dan pembuatan proposal penelitian
dan
pengumpulan
dimulailah data.
terhadap
pelaksanaan
Pengumpulan
melalui
Data
teknik
penelitian
pengumpulan
data
dilakukan
sejak
penelitian.
di
tempat
peristiwa.
terjadi
atau
Teknik
ini
informasi bagi penelitian yang relevan. Teknik observasi digunakan peneliti karena peneliti
yang
ingin menggali secara langsung pelaksanaan
digunakan disertai dengan pedoman penelitian. Pengolahan
objek
dimaksudkan untuk mendapat data serta
diperoleh data
objek
berlangsungnya
data
dilakukan dengan wawancara, observasi, dan dokumentasi.
pada
Pengamatan dan pencatatan ini dilakukan
kemudian mengambil data atau informasi ke lapangan,
tampak
dan dampak diklat bagi pendamping KUBE.
awal
Metode dokumentasi adalah mencari data
pengambilan data hingga akhir pengumpulan
mengenai hal-hal atau variabel yang berupa
data. Penelitian ini akan mendiskripsikan hasil
catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah,
penelitian secara mendalam.
notulen,
Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data
agenda
dan
sebagainya.
Dari
pengertian di atas dapat dipahami bahwa
peneliti
metode dokumentasi dapat diartikan sebagai
sendiri dengan dibantu pedoman wawancara,
suatu cara pengumpulan data yang diperoleh
observasi,
dari dokumen-dokumen yang ada baik berupa
Instrumen
merupakan
dan
penelitian
adalah
dokumentasi.
suatu
metode
Wawancara
catatan,buku,surat
pengumpulan
berita,data,atau fakta di lapangan.Prosesnya
Penggunaan
bisa
menambah
dilakukan
secara
langsung
dengan
kabar
dokumen dan
dan
lain-lain.
adalah
mendukung
data
untuk serta
informasi bagi teknik pengumpulan data yang
bertatap muka dengan narasumber (face to
lain. Dokumentasi diperlukan untuk lebih 7
Penyelenggaraan Program Diklat…(Ajeng Apriliana)
memperkaya data yang didapat peneliti,
tersebut
sehingga diharapkan data yang diperoleh
dengan
peneliti lebih dapat dipertanggungjawabkan
kesimpulan
keabsahan datanya. Bentuk dokumentasi yang
permasalahan yang ada.
akan diambil peneliti dalam memperkuat hasil
Hasil Penelitian dan Pembahasan
penelitian
berupa
laporan
dihubungkan lainnya
dan
sehingga
sebagai
dibandingkan mudah
jawaban
ditarik
dari
setiap
pertanggung Hasil penelitian dan pembahasan dari data
jawaban pelaksanaan diklat dan foto kegiatan
penelitian yang peneliti dapatkan dengan
pelaksanaan diklat.
metode
Teknik Analisis Data
wawancara,
dokumentasi
Metode analisis yang digunakan dalam
observasi,
dan
mengenai pelaksanaan Diklat
Pemantapan Pendamping KUBE di BBPPKS
penelitian ini adalah teknik analisis kualitatif
Yogyakarta yaitu :
dengan metode deskriptif. Aktivitas dalam 1. Penyelenggaraan
analisis data, yaitu: data reduction, data display,
and
verification
data
(Miles
conclusion dan
BBPPKS Yogyakarta.
yang
Pendidikan
dikutip Sugiyono, 2011: 246). Mereduksi data
dilaksanakan di luar sistem sekolah,
penting, dicari tema dan polanya yang sesuai
memerlukan
dan kemudian membuang data yang tidak penelitian
singkat,
bagan,
hubungan
apa
yang
dan pelatihan merupakan suatu usaha pengetahuan dan ketrampilan agar karyawan dapat mengerjakan suatu
terjadi,
pekerjaan.
merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan
Pelaksanaan
apa yang telah dipahami tersebut. Langkah terakhir
yaitu
membuat
seperti
dipahami
yang
diungkapkan
oleh
a. Meningkatkan
hubungan tertentu ke dalam satu kesatuan mudah
dan
Kemendagri (2013) yaitu :
data yang terkumpul kemudian menyusun pola
yang
pendidikan
pelatihan memiliki beberapa tujuan
kesimpulan,
kesimpulan yaitu peneliti mencari makna dari
informasi
relatif
(dalam Ikka Kartika, 2011) pendidikan
antar
mendisplaykan data maka akan memudahkan memahami
yang
praktik. Sedangkan menurut Flippo
kategori, flowchart dan sebagainya. Dengan
utuk
waktu
singkat, dan lebih menekankan pada
kualitatif
penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian
pelatihan
adalah bagian dari proses belajar yang
pokok, memfokuskan pada hal-hal yang
Dalam
dan
menurut Mustofa Kamil (2010:10)
berarti merangkum, memilih hal-hal yang
diperlukan.
diklat
pemantapan pendamping KUBE di
drawing
Huberman
program
pengetahuan,
dan
ketrampilan,
ditafsirkan sesuai dengan masalahnya. Data 8
keahlian, dan
sikap
Penyelenggaraan Program Diklat…(Ajeng Apriliana)
untuk dapat melaksanakan tugas
dengan
kepribadian
f. Memberikan
dilandasi
dan
motivasi
pada
anggota KUBE
etika
g. Memahami
dan
mampu
sesuai dengan kebutuhan
mempraktekkan
instansi
pendampingan KUBE.
b. Memantapkan sikap dan
teknik
( BBPPKS, 2014)
semangat
BBPPKS sebagai penyelenggara
c. Menciptakan
kesamaan
diklat dalam mencapai tujuan yang
visi dan dinamika pola
telah ditetapkan dengan melaksanakan
pikir.
proses pembelajaran yang disesuaikan
Diklat bimbingan pemantapan
dengan kebutuhan peserta diklat di
pendamping KUBE ditujukan kepada
lapangan. Kurikulum yang terdapat
calon pendamping KUBE yang telah
dalam diklat antara lain : a) kebijakan
dinyatakan lulus seleksi dari instansi
penanggulangan
sosial Kab / Kota. Adapun peserta
filosofi KUBE, c) kelembagaan dan
berasal dari wilayah Kota Yogyakarta,
pengorganisasian KUBE, d) need
Jawa
Tengah,
assessment penentuan UEP, e) skema
Kalimantan Timur, dan NTB. Tujuan
bantuan stimulant, f) pengelolaan dan
dari
pengembangan UEP, g) pengendalian,
Timur,
Jawa
pelaksanaan
diklat
bagi
pendamping KUBE ini adalah : a. Memahami penanggulangan
h)
kepemimpinan
kemiskinan
kewirausahaan,
filosofi
pemberdayaan
i)
masyarakat,
j)
k)
motivasi
masyarakat
kelompok
tujuan
usaha
tidak
kajian
teori,
hanya
meningkatkan
pengetahuan dan ketrampilan saja melainkan
c. Menjelaskan skema penyaluran
bakat.
bantuan KUBE d. Mengetahui
dan
pendidikan dan pelatihan memiliki
bersama
juga
Menurut
mengembangkan Mustofa
Kamil
(2010:11) ada tiga tujuan yang harus kelembagaan
dicapai
KUBE
dalam
pendidikan
dan
pelatihan yaitu memenuhi kebutuhan
e. Melaksanakan assessment dan penentuan
sosial,
Berdasarkan
b. Memahami
b)
pengembangan komitmen.
sosial
melalui
pendampingan
kebijakan
dalam perspektif pemberdayaan
kemiskinan,
usaha
organisasi,
ekonomi
memperoleh
pengertian
dan pemahaman yang lengkap tentang
produktif KUBE
pekerjaan dengan standar yang telah 9
Penyelenggaraan Program Diklat…(Ajeng Apriliana)
ditetapkan,
serta
para
Menurut Sudjana ( 2008:7) evaluasi
dalam
merupakan kegiatan yang bermaksud
melaksanakan tugas. Berkaitan dengan
untuk mengetahui apakah tujuan yang
kajian teori tersebut diklat bimbingan
telah ditentukan dapat dicapai, apakah
pemantapan pendamping KUBE sudah
pelaksanaan sesuai dengan rencana,
memberikan pengetahuan, ketrampilan
dan / atau dampak apa yang terjadi
dan motivasi pada peserta agar peserta
setelah program dilaksanakan.
pemimpin
membantu
organisasi
nantinya
mampu
pendampingan
melaksanakan
langsung
Perencanaan diklat bimbingan
kepada
pemantapan pendamping KUBE yang
masyarakat.
dilaksanakan oleh BBPPKS meliputi
Pelaksanaan diklat bimbingan pemantapan
pendamping
persiapan awal dengan kegiatan yang
KUBE
mencakup
koordinasi,
melalui tiga tahapan yaitu perencanaan
konsultasi
persiapan,
atau
peserta
persiapan,
evaluasi.
pelaksanaan,
Menurut
dan
Roesmingsih
dan
rapat
dan
pemanggilan
penunjukkan
panitia.
Rapat koordinasi persiapan dilakukan
(2009:46) perencanaan diklat meliputi
untuk
: 1) menetapkan tujuan pelatihan, 2)
bimbingan pemantapan, penjadwalan,
menyusun
3)
tempat atau akomodasi, penentuan
menentukan metode, 4) menentukan
narasumber atau fasilitator dan panitia
materi, 5) membuat struktur dan
penyelenggara.
prosedur dari diklat (session plan).
penyelenggara diklat persiapan juga
Pelaksanaan
dilaksanakan
proses
strategi
pelatihan,
pelatihan
merupakan
pembelajaran
dengan
menentukan
Persiapan
tujuan
Selain
oleh
yang
diklat
bidang
widyaiswara.
dilakukan
yaitu
penyampaian materi yang dilakukan
dengan menyusun rancang bangun
oleh
peserta
pembelajaran, menyusun bahan ajar
pelatihan. Menurut Mustofa Kamil
dan bahan tayang atau PPT yang akan
(2010:159)
disampaikan
fasilitator
dengan
komponen-komponen
pelaksanaan diklat yaitu :
belajar
Tahap selanjutnya yaitu tahap metode,
pelaksanaan.
dan teknik pelatihan 3) Pendanaan
proses
mengajar.
1) Materi pelatihan 2) Pendekatan,
pada
Penentuan
waktu
pelaksanaan disesuaikan dengan surat
program
tugas dari pusat yaitu Direktorat
pelatihan
Jenderal Pemberdayaan Sosial dan
4) Penilaian atau evaluasi
Penanggulangan Kemiskinan. Dalam
5) Hasil pelatihan
pelaksanaan diklat hal-hal yang harus 10
Penyelenggaraan Program Diklat…(Ajeng Apriliana)
diperhatikan yaitu materi, metode,
Tahap
terakhir
yaitu
tahap
media, dan widyaiswara. Berdasarkan
evaluasi. Evaluasi diklat dibedakan
hasil penelitian materi yang diberikan
menjadi tiga yaitu evaluasi terhadap
dalam diklat sesuai dengan kebutuhan
peserta,
yang diperlukan untuk peserta sebagai
widyaiswara, dan evaluasi terhadap
pendamping KUBE. Metode yang
penyelenggaraan diklat. Secara umum
digunakan dalam diklat menggunakan
pelaksanaan
diklat
bimbingan
metode pembelajaran orang dewasa
pemantapan
KUBE
berlangsung
dimana
menekankan
dengan baik walaupun ada kekurangan
partisipasi aktif dari peserta dan
yang dirasakan peserta di bidang
memanfaatkan pengalaman peserta.
administratif.
Pelaksanaan
Media yang digunakan dalam diklat
bertujuan
untuk
ini berupa modul yang berisi materi,
kekurangan dan kritik peserta atas
laptop, LCD, flip chart, serta film atau
penyelenggaraan diklat. Hasil evaluasi
video. Widyaiswara yang bertugas
yang
merupakan
dijadikan
pembelajaran
pihak
yang
telah
berpengalaman dalam bidang KUBE,
pelaksanaan
diklat
telah
terhadap
evaluasi
mengetahui
dikumpulkan
bahan
dapat
perbaikan
bagi
pelaksanaan diklat selanjutnya.
widyaiswara yang mengisi materi dalam
evaluasi
Berdasarkan kajian teori, dalam
adalah
pelaksanaan diklat terdapat berbagai
widyaiswara yang telah lulus dan
unsur yang saling berhubungan satu
memiliki
sama lain sehingga terjadi proses
sertifikat
TOT
pendampingan KUBE.
pembelajaran.
Unsur-unsur
Menurut Anwar Rosyid (2014)
pembelajaran dalam diklat menurut
Diklat dikatakan ideal bila 20 %
Ikka Kartika A. Fauzi (2011:20) yaitu
dilakukan didalam kelas atau teori,
peserta
dan
fasilitator, penyelenggara, kurikulum,
80
%
diluar
praktek.Dalam
kelas
pelaksanaan
atau
pelatihan,
media,
pemantapan pendamping KUBE dapat
proses
dikatakan kurang ideal karena masih
pelatihan. Berdasarkan penelitian yang
terlalu banyak teori daripada praktek.
dilakukan peneliti unsur-unsur yang
Praktek
hanya
dijelaskan dalam teori tersebut sudah
digunakan untuk kunjungan ke KUBE
terpenuhi dalam pelaksanaan diklat
yang
pemantapan pendamping KUBE.
telah
lapangan
dipilih
oleh
pihak
BBPPKS.
sarana
/
Diklat
belajar
metode,
narasumber
pelatihan,
dan
prasarana, dampak
Diklat bimbingan pemantapan pendamping KUBE yang dilaksanakan 11
Penyelenggaraan Program Diklat…(Ajeng Apriliana)
BBPPKS Yogyakarta, proses dalam
berbagai instansi-instansi di provinsi
memberikan
maupun
materi
sudah
sesuai
kabupaten
atau
kota.
dengan kebutuhan peserta. Peserta
Dukungan keberhasilan program juga
yang merupakan calon pendamping
didapatkan dari motivasi yang tinggi
KUBE dapat memahami bagaimana
dari
mengelola KUBE dan bagaimana cara
prasarana pembelajaran yang sudah
pendampingan di lapangan. Metode
memadai.
dan
digunakan
dukungan tersebut juga terdapat faktor
disesuaikan dengan pembelajaran luar
penghambat yang membuat tujuan
sekolah dimana menggunakan metode
tidak tercapai secara optimal.
strategi
yang
orang dewasa sehingga peserta dapat
peserta
diklat
dan
Namun,
Faktor
selain
penghambat
sarana
dari
yang
lebih aktif dan widyaiswara tidak terus
dirasakan oleh penyelenggara program
menerus
diklat yaitu sarana dan prasarana yang
menyampaikan
materi.
Strategi pembelajaran orang dewasa
dimiliki
ini
pelaksanaan
mampu
menunjukkan
kebermanfaatan
materi
kurang
modern,
proses
dalam
pembelajaran
baik
peserta mudah merasa bosan karena
pengetahuan dan ketrampilan yang
kurang beragamnya cara widyaiswara
dipelajari oleh peserta diklat sehingga
dalam menyampaikan materi, dan
peserta
kurangnya praktek dalam pelaksanaan
mengetahui
pentingnya
mempelajari materi tersebut. Oleh karena
itu
dapat
pelaksanaan
diklat
diklat yang dirasa kurang.
dikatakan
Kesimpulan
bimbingan
diketahui
dari
yang hasil
dapat
pembahasan
pemantapan pendamping KUBE sudah
mengenai penyelenggaraan program
tergolong baik walaupun ada beberapa
diklat pemantapan pendamping KUBE
kekurangan
peserta
yaitu penyelenggaraa diklat sudah
merasa mendapatkan ilmu yang dapat
sesuai dengan tujuan dilaksanakannya
digunakan
pelaksanaan
diklat
dan
KUBE.
yang
terjadi,
dalam
pendampingan
KUBE
dapat
pemantapan Artinya
penyelenggaraan
memberikan motivasi kepada anggota
diklat
KUBE yang ada dalam wilayah
pengetahuan,
dampingannya.
ketrampilan tentang KUBE kepada
Keberhasilan program
diklat
penyelenggaraan
sudah
pendamping
memberikan keahlian
pemantapan
langsung
terjun
kelompok-kelompok
terdapat
lapangan.
positif
dan
peserta diklat yang nantinya akan
pendamping KUBE tersebut karena dukungan
bekal
dari 12
Namun
mendampingi usaha
di dalam
Penyelenggaraan Program Diklat…(Ajeng Apriliana)
pelaksanaannya
masih
ditemui
motivasi, kesempatan, dan
kendala seperti materi praktek dirasa
dukungan bagi masyarakat.
kurang sehingga pihak penyelenggara
2) Pendidik.
Pedamping
harus mampu mengatasi permasalahan
berperan akif sebagai agen
ini dengan menambah materi praktek
yang
dalam diklat selanjutnya.
positif
2. Dampak
Pelaksanaan
Diklat
memberi
masukan
dan
direktif
berdasarkan
pengetahuan
Pemantapan Pendamping KUBE di
dan
pengalaman
BBPPKS Yogyakarta
masyarakat
Kebutuhan akan peningkatan
yang
didampinginya.
penguasaan ilmu dan teknologi pada
3) Perwakilan
masyarakat.
masa sekarang semakin dirasakan
Peran ini dilakukan dalam
seiring dengan semakin meluas dan
kaitannya dengan interaksi
semakin
rasionalnya
hubungan-
antara pendamping dengan
hubungan
manusia dalam tatanan
lembaga-lembaga eksternal
global
masyarakat
atas
modern.
nama
Pendidikan dan pelatihan merupakan
kepentingan
salah satu strategi untuk meningkatkan
dampingannya.
penguasaan ilmu dan teknologi. Sebuah
KUBE
dan
masyarakat
4) Peran-peran perlu
Mengacu
demi
teknis. pada
aplikasi
mendapatkan pendampingan dalam
ketrampilan yang bersifat
rangka memecahkan masalah yang
praktis,
dihadapi,
usaha
dituntut untuk melakukan
KUBE serta mengakses pasar dan
analisis sosial, mengelola
pemodalan.
dinamika
mengembangkan
Menurut
Arif
Setyo
pendamping
kelompok,
Utomo (2014) peran pendamping
bernegosiasi,
umumnya mencakup empat peran
berkomunikasi,
utama
mencari
yaitu
fasilitator,
pendidik,
perwakilan masyarakat, dan peran-
Menurut Aulia (2013:13), suatu
yang didampingi :
program yang telah dilaksanakan akan
1) Fasilitator.
dengan
mengatur
sumber dana.
peran teknis bagi masyarakat miskin
peran
serta
dan
yang
Merupakan
memberikan hasil dan dampak yang
berkaitan
beragam
pemberian
kelompok, program 13
bagi
seseorang
khususnya yang
atau
program-
dilaksanakan
di
Penyelenggaraan Program Diklat…(Ajeng Apriliana)
lingkungan masyarakat menjadi target
BBPPKS Yogyakarta maka dapat
utama
menentukan
diketahui bahwa berdampak positif
keberlanjutan program kedepannya.
bagi peserta diklat yang merupakan
Berdasarkan hal tersebut, perlunya
calon pendamping KUBE.
dalam
diketahui
dampak
penyelenggaraan pemantapan
dari
Secara umum dampak yang
diklat
dirasakan oleh peserta KUBE maupun
KUBE
oleh anggota KUBE yang merupakan
program
pendamping
terhadap sasaran atau peserta diklat.
dampingan
Menurut KBBI (2005:234), dampak
Dampak
berarti benturan, pengaruh kuat yang
pengetahuan dan ketrampilan peserta
mendatangkan akibat (baik negatif
tentang pengelolaan KUBE menjadi
ataupun positif). Dampak merupakan
bertambah,
suatu akibat yang ditimbulkan oleh
mengaplikasikan pengetahuan yang
perilaku atau tindakan dari
atau
dimiliki setelah diklat untuk proses
maupun
pendampingan. Dampak selanjutnya
ditujukan
bagi
individu
kelompok.
yang
dari yang
peserta
diklat.
dirasakan
yaitu
peserta
dirasakan
yaitu
mampu
adanya
Dampak menurut Ikka Kartika
partisipasi yang aktif antara peserta
A. Fauzi (2011:23) menyangkut hasil
diklat maupun anggota dampingannya
yang dicapai oleh peserta pelatihan
dan
dan
bertambah pendapatan ekonominya.
lulusan.
perubahan
Pengaruh
taraf
membelajarkan
hidup, orang
meliputi
hasil
KUBE
menjadi
kegiatan lain
KESIMPULAN DAN SARAN
atau
mengikutsertakan orang lain dalam memanfaatkan
anggota
yang
penyelenggaraan program pendidikan dan
dimiliki dan peningkatan partisipasi
pelatihan pemantapan pendamping KUBE di
dalam kegiatan sosial.
Balai
Dampak
diklat
belajar
Berdasarkan hasil penelitian mengenai
Besar
Pendidikan
dan
Pelatihan
bimbingan
Kesejahteraan Sosial (BBPPKS) Yogyakarta,
pemantapan pendamping KUBE yang
maka peneliti dapat menarik kesimpulan
diharapkan
sebagai berikut :
yaitu
meningkatkan
kualitas dan kompetensi peserta diklat KESIMPULAN
dalam bidang kelembagaan, sosial, dan
ekonomi.
Berdasarkan
hasil
1. Penyelenggaraan
program
diklat
penelitian mengenai dampak diklat
pemantapan
bimbingan pemantapan pendamping
melalui tiga tahapan yaitu perencanaan
KUBE
yang
dilaksanakan
oleh 14
pendamping
KUBE
Penyelenggaraan Program Diklat…(Ajeng Apriliana)
atau
persiapan,
evaluasi.
pelaksanaan,
Perencanaan
dan
yang
aktif
antara
peserta
diklat
diklat
maupun anggota dampingannya dan
bimbingan pemantapan pendamping
anggota KUBE menjadi bertambah
KUBE
meliputi
persiapan
pendapatan ekonominya.
dengan
kegiatan
yang
mencakup
4. Faktor pendukung dan penghambat
dan
konsultasi
dalam pelaksanaan diklat pemantapan
koordinasi,
rapat
awal
persiapan, pemanggilan peserta dan penunjukkan
panitia.
pendamping KUBE yaitu :
Tahap
a. Faktor pendukung :
pelaksanaan yaitu tahapan dimana
1) Adanya koordinasi yang
dilaksanakannya proses pembelajaran.
baik
Tahap terakhir yaitu tahap evaluasi.
instansi
Evaluasi diklat dibedakan menjadi tiga
maupun kabupaten / kota
yaitu
evaluasi
terhadap
peserta,
terhadap
instansi-
di
provinsi
2) Motivasi yang tinggi dari
evaluasi terhadap widyaiswara, dan evaluasi
antara
peserta diklat
penyelenggaraan
3) Sarana prasarana dalam
diklat.
pelaksanaan
2. Penyelenggaraan pemantapan
program
pendamping
diklat
pembelajaran
KUBE
memadai
tergolong baik walaupun terdapat
b. Faktor penghambat :
beberapa kekurangan, peserta merasa mendapatkan digunakan
ilmu
yang
dalam
pendampingan
KUBE
1) Sarana
dapat
2) Dalam
dapat
proses
memberikan motivasi kepada anggota
yang
pelaksanaan belajar
peserta
mudah merasa bosan
KUBE yang ada dalam wilayah
3) Praktik
dampingannya. 3. Dampak
prasarana
tersedia kurang modern
pelaksanaan dan
sudah
dalam
pelaksanaan diklat dirasa
yang
dirasakan
setelah
kurang
adanya pelaksanaan diklat pemantapan
SARAN
pendamping KUBE yaitu pengetahuan dan
ketrampilan
peserta
1. Proses
tentang
pengelolaan
KUBE
menjadi
bertambah,
peserta
mampu
sebaiknya
memenuhi
80 % untuk praktik dan 20 % untuk materi
dimiliki setelah diklat untuk proses adanya
benar-benar
diklat
apa yang sudah direncanakan yaitu
mengaplikasikan pengetahuan yang
pendampingan,
pembelajaran
nantinya
partisipasi 15
agar
peserta lebih
pelatihan mempunyai
Penyelenggaraan Program Diklat…(Ajeng Apriliana)
ketrampilan
dalam
melakukan
pendampingan di masyarakat. 2. Perlu adanya pembaharuan sarana prasarana agar tidak mengganggu proses pembelajaran. 3. Fasilitator hendaknya memberikan materi dengan diselingi icebreaking agar peserta tidak mudah bosan.
16
Penyelenggaraan Program Diklat…(Ajeng Apriliana)
Rakyat Kajian Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial, Bandung : PT Refika Aditama.
DAFTAR PUSTAKA
Arif
Setyo Utomo. (2014). Peran Pendamping Dalam Pengembangan Potensi Sumber Daya Lokal KUBE. Diunduh dari ugm. ac.id pada tanggal 15 Maret 2015
Gouzali Saydam. (2006). Built In Training Jurus Jitu Mengembangkan Profesionalisme SDM, Bandung : PT Remaja Rosdakarya
A.Umara. (2006). Praktek Manajemen SDM : Unggul Melalui Orientasi dan Pelatihan Karyawan. Yogyakarta : Santusta.
Ikka Kartika A. Fauzi. (2011). Mengelola Pelatihan Partisipatif, Bandung : Alfabeta
Departemen Sosial RI. (2005). Rencana Strategis Penanggulangan Kemiskinan Program Pemberdayaan Fakir Miskin Tahun 2006-2010, Jakarta : Departemen Sosial RI.
Moleong. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Mustofa Kamil. (2010). Model Pendidikan dan Pelatihani, Bandung : Alfabeta
Direktorat Pemberdayaan Fakir Miskin. (2010). Pedoman Kelompok Usaha Bersama, Jakarta : Kementrian Sosial RI.
RB. Khatib Pahlawan Kayo. (2008). KUBE Sebagai Wahana Intervensi Komunitas Dalam Moleong. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Direktorat Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan. (2011). Profil KUBE dan Pendamping Berprestasi di 24 Provinsi, Jakarta : Kementerian Sosial RI
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan, Bandung : Alfabeta.
Djudju Sudjana. (2008). Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah, Bandung : PT Remaja Rosdakarya Dwi
Siswoyo, dkk. (2007). Ilmu Pendidikan, Yogyakarta : UNY Press.
Edi
Suharto. (2010). Membangun Masyarakat Memberdayakan
.
17