7
ARTIKEL ILMIAH
PENGEMBANGAN MULTIMEDIA CROCODILLE ROCODILLE CHEMISTRY MENGGUNAKAN CAMTASIA STUDIO 7 PADA MATERI SIFAT KOLIGATIF LARUTAN KELAS XII SMAN 2 JAMBI
OLEH : UMI OKTAVIANI RRA1C109003
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI JANUARI,2014
80
7
Pengembangan Multimedia Crocodille Chemistry Menggunakan Camtasia Studio 7 Pada Materi Sifat Koligatif Larutan Kelas XII SMAN 2 Jambi Umi Oktaviani) 1) Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Jambi, Jln. Jambi-Ma.Bulian Km. 15 Mendalo Darat Jambi, email:
[email protected] ABSTRAK Multimedia pembelajaran diartikan sebagai aplikasi multimedia yang digunakan dalam proses pembelajaran, dengan kata lain menyalurkan pesan (pengetahuan, keterampilan dan sikap) serta dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan yang belajar sehingga secara sengaja proses pembelajaran terjadi, betujuan dan terkendali. Pengembangan Multimedia pembelajaran sifat koligatif larutan ini diharapkan dapat membantu siswa untuk mempermudah proses pembelajaran. Dengan adanya multimedia pembelajaran ini dapat menjadikan siswa lebih aktif dalam melaksanakan pembelajaran dan membangun pemikiran siswa untuk lebih berpikir kritis dengan adanya kalimat-kalimat pertanyaan pada multimedia pembelajaran ini. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang mengadaptasi model pengembangan Lee and Owens. Alasan menggunakan model ini karena produk pengembangan berbasis komputer yaitu multimedia pembelajaran yang memerlukan tahapan-tahapan yang jelas dan bersifat deskriptif. Ada 5 tahapan utama dalam penelitian pengembangan ini, tahap-tahap tersebut adalah analisis, desain, pengembangan, penerapan dan evaluasi. Validasi terhadap produk dilakukan oleh tim ahli media dan tim ahli materi. Setelah divalidasi multimedia ini kemudian diujicobakan kepada kelompok kecil. Hasil dari penelitian ini adalah sebuah produk multimedia pembelajaran sifat koligatif larutan. Produk tersebut divalidasi oleh ahli media dan ahli materi sebanyak dua kali dan dilakukan revisi produk juga sebanyak dua kali berdasarkan saran-saran yang diberikan tim ahli. Kedua tim ahli menyatakan produk multimedia pembelajaran crocodille chemistry menggunakan camtasia studio 7 layak untuk diuji coba setelah revisi kedua dilakukan. Pada revisi kedua, multimedia pembelajaran ini mendapatkan skor 70 dengan kategori sangat baik dari ahli media, dan mendapatkan skor 67 dengan kategori sangat baik dari ahli materi. Berdasarkan hasil validasi ahli terhadap produk maka secara keseluruhan produk dapat diujicobakan dalam kelompok kecil dan dikembangkan. Dari hasil uji coba produk terhadap siswa dapat diketahui bahwa produk multimedia pembelajaran ini layak dan menarik untuk digunakan di dalam pembelajaran dengan mendapatkan skor 65,6 dari skor tertinggi yaitu 75 Kata kunci: Multimedia Pembelajaran, Sifat Koligatif Larutan, Crocodille Chemistry, Camtasia Studio 7 I.
PENDAHULUAN Pendidikan dalam kehidupan setiap manusia merupakan suatu kebutuhan yang sangat penting. Dengan adanya pendidikan, manusia dapat mengembangkan potensi diri dan lingkungan sekitarnya sesuai dengan ilmu yang mereka peroleh. Seiring dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi membawa dampak besar pada berbagai bidang kehidupan 80
7
manusia, salah satunya pada bidang pendidikan atau bidang pembelajaran Undang-Undang Nomor 14/2005 tentang Guru dan Dosen menyatakan bahwa setiap guru harus dapat memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk kepentingan penyelenggaraan kegiatan pengembangan yang mendidik. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya-upaya pembaharuan dalam manfaat hasil-hasil tekhnologi dalam meningkatkan hasil belajar. Kompetensi guru di bidang TIK juga merupakan salah satu yang dipersyaratkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2009, yakni bahwa guru harus menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional. Sekolah Menengah Atas (SMA) di Jambi, khususnya SMA N 2 Kota Jambi telah dilengkapi pendukung TIK yang memadai, seperti komputer, LCD projector dan jaringan internet. Guru dapat memanfaatkan fasilitas tersebut sebagai media pendukung pembelajaran secara optimal. Software camtasia studio 7 merupakan software yang mampu merekam aktivitas dari layar komputer dengan kualitas high definition. Camtasia studio 7 cocok sekali digunakan untuk membuat media pembelajaran dan bisa melakukan berbagai bentuk presentasi. Selain itu, software ini juga berfungsi untuk mengedit video, mengedit audio, menambahkan efek di video, serta dapat juga untuk memotong video dan audio. Selain menggunakan software camtasia studio 7, dalam pengembangan ini peneliti juga menggunakan software crocodile chemistry. Software crocodille chemistry merupakan software yang berisikan simulasi – simulasi praktikum dan peralatan praktikum yang dapat dijadikan sebagai laboratorium virtual. Dengan pemanfaatan software camtasia studio 7,microsoft powerpoint, dan crocodile chemistry penulis mendesain multimedia pembelajaran, sehingga siswa akan lebih termotivasi dan bisa melihat tahap demi tahap materi yang diajarkan dengan efektif, serta waktu kegiatan belajar mengajar lebih efisien. Materi sifat koligatif larutan merupakan salah satu konsep kimia yang kejadiannya sering ditemui dalam kehidupan sehari – hari namun banyak sekali siswa yang tidak memahami konsep dasarnya sehingga ketika mengerjakan soal, siswa kebingungan untuk mengerjakannya. Selain itu, Materi ini juga menuntut siswa mampu mengerti penggunaan rumus di setiap sub – sub materi sifat koligatif larutan. Dari uraian tersebut, penulis terdorong untuk melakukan penelitian mengenai: “Pengembangan Multimedia Pembelajaran Crocodille Chemistry Menggunakan Camtasia Studio 7 Pada Materi Sifat Koligatif Larutan Untuk Siswa Kelas XII SMA N 2 Kota Jambi” II
KAJIAN PUSTAKA
a.
Teori Belajar yang Melandasi Pembelajaran dengan Multimedia Dalam pengembangan multimedia ini, peneliti bermaksud untuk menggunakan dua macam teori sebagai landasan dalam pengembangannya yaitu: 1) Teori belajar kognitif Teori belajar kognitif yang sering menjadi landasan penggunaan media adalah teori perkembangan Piaget. Pada teori ini akan ada keseimbangan antara apa yang peserta didik rasakan dengan apa yang dilihat atau pengalaman baru. Model tutorial diangap sesuai dengan perkembangan teori kognitif Piaget. Menurut Piaget, perkembangan kognitif merupakan suatu proses genetik, yaitu suatu proses yang didasarkan atas mekanisme biologis perkembangan sistem syaraf. Ketika individu berkembang
80
7
menuju kedewasaan, akan mengalami adaptasi biologis dengan lingkungannya yang menyebabkan adanya perubahan-perubahan kualitatif di dalam struktur kognitifnya. 2) Teori belajar konstruktivistik Konstruktivisme merupakan salah satu pandangan tentang proses pembelajaran yang menyatakan bahwa dalam proses memperoleh pengetahuan diawali dengan terjadinya konflik kognitif, yang hanya dapat diatasi melalui pengetahuan diri. Pada akhir proses belajar, pengetahuan akan dibangun sendiri oleh anak didik melalui pengalamannya dari hasil interaktif dengan lingkungannya ( Bell dalam Syaefudin,1998) Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti menggunakan teori belajar kognitif dan teori belajar konstruktivistik sebagai pijakan dalam penelitian ini. Alasan menggunakan kedua teori ini (teori kognitif dan teori konstruktivistik) karena kedua teori ini mempunyai karakter yang sejalan dengan pengembangan multimedia dengan asumsi: 1) Melalui multimedia, materi pembelajaran disajikan dengan berbagai komponen (dengan menggunakan video siswa dapat belajar secara kontekstual). 2) Melalui multimedia, pembelajaran dapat dilakukan secara individual. 3) Multimedia memiliki sifat interaktif. Selain itu menurut Kumar (2006), dalam artikelnya yang berjudul “A critical discourse in multimedia design” yang di kutip Indah Nugraeni, menjelaskan bagian strategi dan proses pembelajaran multimedia dapat ditingkatkan dengan menerapkan prinsip-prinsip psikologi kognitif dalam tahap desain. 4) Dengan multimedia, siswa menjadi mampu untuk mengkonstruk ilmunya sendiri melalui proses pembelajaran. Dengan demikian, diharapkan setelah menggunakan multimedia teori belajar dan pembelajaran ini siswa akan semakin aktif dan paham dengan materi pelajaran sehingga proses pembentukan pengetahuan akan lebih meningkat dan lebih rinci. a.
Multimedia Pembelajaran Kata “Media” berasal dari bahasa latin medius yang berarti pengajar. Dalam bahasa arab media merupakan perantara pesan dan pengirim pesan kepada si penerima.(Azhar Arsyad,2010). Menurut Agus Suheri (2006) multimedia adalah media yang menggabungkan dua unsur atau lebih media yang terdiri dari teks, grafis, gambar, foto, audio, video dan animasi secara terintegrasi. Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. (Hamalik: 1994). Menurut (Roestiyah, N, K: 1982) Pembelajaran ditandai oleh terciptanya suasana dan lingkungan belajar yang dirancang oleh orang lain untuk kepentingan perubahan perilaku pembelajaran. Berdasarkan pernyataan di atas, multimedia pembelajaran dapat diartikan sebagai aplikasi multimedia (banyak media) yang digunakan dalam proses pembelajaran. Penggunaan multimedia dalam proses pembelajaran diharapkan dapat menyampaikan pesan baik berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap serta merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan belajar berjalan dengan baik. b. Crocodille Cemistry dan Camtasia Studio 7 Crocodille chemistry merupakan sebuah software virtual lab yang dapat digunakan untuk mensimulasikan reaksi kimia. Software ini memudahkan pengguna untuk menentukan model eksperimen sederhana sendiri dengan mudah dan aman. Program ini dapat memandu pengguna melalui proses belajar hingga bagaimana menggunakan alat – alat praktikum. Program ini dapat memandu pengguna melalui proses belajar hingga bagaimana menggunakan alat – alat 80
7
praktikum. Program ini membantu pengguna dari persiapan hingga reaksi yang terjadi di percobaan tersebut. Area kerja dapat disesuaikan dan setiap bagian dapat dipindahkan dan diedit sesuai dengan kebutuhan. Animasi 3D dari atom dan molekul terkait dengan simulasi, membantu untuk menggambarkan mekanisme reaksi dan proses seperti kristalisasi atau mendidih. Camtasia studio 7 adalah software multimedia yang berfungsi untuk merekam aktivitas di komputer. Dengan software ini, siapapun bisa merekam semua aktivitas komputer nya dengan kualitas High Definition (HD) dan juga bisa mengedit file video atau audio dengan kualitas tinggi serta anda bisa memberikan atau menambahkan efek dan memotong file video dan audio tersebut. Program ini memungkinkan file yang disimpan dalam format miliknya sendiri, yang hanya dapat dibaca oleh camtasia studio 7, format ini memungkinkan untuk ukuran file yang cukup kecil, bahkan untuk presentasi lagi. Camtasia juga memungkinkan video stream yang dihasilkan akan diekspor ke format video yang umum yang dapat dibaca oleh kebanyakan komputer, bahkan jika perangkat lunak camtasia tidak terpasang, seperti MPEG-2 atau MPEG-4. c.
Sifat Koligatif Larutan Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang tidak bergantung pada jenis zat terlarut tetapi hanya bergantung pada banyaknya partikel zat terlarut dalam larutan. Sifat koligatif larutan terbagi menjadi 2 yaitu sifat koligatif larutan non elektrolit dan sifat koligatif larutan elektrolit. 2.5.2 Sifat koligatif larutan non elektrolit Sifat koligatif larutan meliputi : 1.
Penurunan tekanan uap jenuh ( ΔP )
Suatu zat cair pada setiap temperatur mempunyai tekanan uap yang berbeda. Semakin tinggi temperature semakin besar tekanan uap zat cair itu. Mengapa demikian ? karena antara molekul zat terlarut dan molekul pelarut timbul gaya tarik – menarik. Dengan begitu, molekul – molekul zat terlarut akan menghalangi penguapan zat pelarut. Sehingga tekanan uap jenuh larutan lebih rendah daripada tekanan uap jenuh pelarut murni. Selisih tekanan uap jenuh pelarut murni dengan tekanan uap jenuh larutan disebut penurunan tekanan uap jenuh ( ΔP ) ΔP = P° - P Keterangan : P° : tekanan uap jenuh pelarut murni P : tekanan uap jenuh karutan Pada tahun 1887 F.M Raoult ( 1830 – 1901 ) menyatakan bahwa penurunan tekanan uap relative (P° - P) atau ΔP berbanding lurus dengan fraksi mol zat terlarut. Jadi semakin besar fraksi mol zat terlarut dalam larutan semakin besar tekanan uap. ΔP = P° x Xt Atau ΔP = P° x n1/ n1+ np 2.
Kenaikan titik didih ( ΔTb ) 80
7
Suatu zat cair akan mendidih jika tekanan uap jenuh zat cair itu sama dengan tekanan udara disekitarnya. Apabila air murni dipanaskan pada tekanan 1 atm ( 760 mmhg ) maka air akan mendidih pada temperatur 100°C. karena pada temperature ini tekanan uap air sama dengan tekanan udara di sekitarnya. Temperature pada tekanan uap jenuh zat cair yang sama dengan 1 atm disebut titik didih normal zat cair itu. Selisih antara titik didih larutan dengan titik didih pelarut murni disebut kenaikan titik didih ( ΔTb ). ΔTb = titik didih larutan – titik didih pelarut Kenaikan titik didih yang disebabkan oleh 1 mol zat yang dilarutkan dalam 1000 gram zat pelarut mempunyai harga tetap disebut kenaikan titik didih molal (Kb). Setiap zat pelarut mempunyai harga Kb masing – masing. Dengan demikian secara umum dirumuskan : ΔTb = m x Kb ΔTb = g/Mr x 1000/P x Kb Keterangan : ΔTb : kenaikan titik didih larutan Kb : tetapan kenaikan titik didih molal m : kemolalan ( molalitas ) g : massa zat terlarut ( gram ) P : massa pelarut ( gram ) Mr : massa molekul relative zat terlarut Penurunan titik beku ( ΔTf ) Air murni membeku pada temperature 0°C dan tekanan 1 atm. Temperature itu dinamakan titik beku normal air. Dengan adanya zat terlarut ternyata pada temperatur 0°C air belum membeku. Pada temperature itu tekanan uap jenuh larutan lebih kecil dari 1 atm. Agar larutan membeku temperatur larutan harus diturunkan sampai tekanan uap jenuh larutan mencapai 1 atm. Selisih antara titik beku zat pelarut dengan titik beku larutan disebut penurunan titik beku (ΔTf) ΔTf = titik beku pelarut – titik beku larutan Penurunan titik beku yang disebabkan oleh 1 mol zat terlarut dalam 1000 gram zat pelarut dinamakan penurunan titik beku molal ( Kf ) ΔTf = m x Kf ΔTf = g/Mr x 1000/P x Kf Keterangan : ΔTf : penurunan titik beku larutan : tetapan penurunan titik beku molal Kf m : kemolalan ( molalitas ) g : massa zat terlarut ( gram ) P : massa pelarut ( gram ) Mr : massa molekul relative zat terlarut 4. Tekanan Osmotik ( π ) Apabila dua jenis larutan yang konsentrasinya berbeda dimasukkan dalam wadah, kemudian kedua larutan itu dipisahkan oleh selaput emipermeabel maka molekul – molekul 3.
80
7
pelarut akan merembes dari larutan yang lebih encer ke larutan yang lebih pekat. Akibatnya, volume larutan yang mula – mula sama setelah beberapa waktu menjadi berbeda. Larutan yang konsentrasinya lebih besar volumenya menjadi lebih banyak daripada larutan yang konsentrasinya lebih kecil. Proses merembesnya pelarut dari larutan yang lebih encer ke larutan yang lebih pekat atau dari pelarut murni disebut peristiwa osmosis. Tekanan hidrostatis yang dihasilkan dari proses osmosis yang menahan merembesnya molekul – molekul pelarut disebut tekanan osmotik. Menurut Van’t Hoff tekanan osmotic suatu larutan sama dengan tekanan gas zat terlarut jika zat itu terdapat dalam keadaan gas pada temperatur dan volume yang sama dengan temperatur dan volume larutan tersebut, sehingga tekanan osmotic larutan encer memenuhi persamaan yang sesuai dengan persamaan gas ideal yaitu : Untuk n mol tiap – tiap gas berlaku : P.V = n.R.T P = n/V . R . T P = M.R.T Untuk larutan karena p = π maka : Π = M. R. T Atau Π = g/Mr x 1000/V x R x T Keterangan : Π R T V Mr 2.5.3
: tekanan Osmotik : suatu tetapan gas ( 0,082 atm L/mol K ) : suhu ( K ) : volume larutan ( mL ) : massa molekul relative zat terlarut
Sifat Koligatif Larutan Elektrolit
Zat elektrolit dalam air akan terionisasi atau terurai menjadi ion – ion. Peruraian itu menyebabkan penambahan jumlah partikel, sedangkan sifat koligatif bergantung pada banyaknya partikel dalam larutan. Itulah sebabnya sifat koligatif larutan elektrolit lebih besar daripada sifat koligatif larutan non elektrolit untuk larutan yang konsentrasinya sama. Peruraian larutan elektrolit menjadi ion –ion merupakan reaksi kesetimbangan karena adanya gaya tarik – menarik ion –ion yang muatannya berlawanan. Zat elektrolit ↔ ion ( + ) dan ion ( - ) Untuk menyatakan banyak atau sedikitnya zat elektrolit yang terionisasi digunakan istilah derajat ionisasi atau derajat disosiasi ( α ) α = jumlah mol zat yang terionisasi / jumlah mol zat yang larut Sehubungan dengan hal itu maka penurunan rumus : A↔nB Jika banyak A yang dilarutkan = a mol Derajat ionisasi = α Maka banyak A yang terionisasi = a . α mol 80
7
Banyak A yang tidak terionisasi = ( a – a. α mol ) Banyak ion B yang terbentuk = n a α mol Banyak partikel dalam larutan = banyak A yang tidak terion + banyak B yang terbentuk = ( a – a. α mol ) + ( n a α mol ) = a ( 1 + n α – α) mol = a [ 1 + ( n – 1 ) ] mol Faktor van’t hoff Elektrolit kuat karena mudah terionisasi mempunyai harga derajat ionisasi mendekati satu. Untuk larutan yang sangat encer atau konsentrasinya kecil, jarak antara ion – ion cukup jauh, sehingga gaya tarik menarik ion – ion yang berlawanan sangat kecil. Jadi, larutan elektrolit kuat yang sangat encer derajat ionisasinya dianggap sama dengan satu. Adapun elektrolit lemah mempunyai harga derajat ionisasi sangat kecil karena sukar terionisasi. Pada kondisi ini terjadi penambahan 1 + ( n + 1 ) α kali. 1. Penurunan tekanan uap jenuh ΔP = P° x n1 [ 1 + ( n + 1 ) α ] np + n1 [ 1 + ( n – 1 ) α] 2. 3. 4.
Kenaikan titik didih ΔTb = m . Kb . [ 1 + ( n + 1 ) α] Penurunan titik beku ΔTf = m . Kf . [ 1 + ( n + 1 ) α] Tekanan osmotic Π = M . R . T . [ 1 + ( n + 1 ) α] Keterangan : n : jumlah mol α : derajat disosiasi
II.
METODOLOGI PENELITIAN Penelitian dan pengembangan multimedia pembelajaran crocodille chemistry menggunakan camtasia studio 7 pada materi sifat koligatif larutan ini menggunakan model pengembangan dari Lee & Owens (2004) dengan alur Analisis, Desain, Development (pengembangan), Implementasi, dan Evaluasi. Tahapan untuk penelitian dan pengembangan multimedia crocodille chemistry menggunakan camtasia studio 7 pada materi sifat koligatif larutan dilakukan pada beberapa tahapan yaitu tahap analisis, tahap perencanaan, tahap pelaksanaaan pengembangan dan tahap eveluasi. Tahap analisis meliputi analisis kebutuhan, analisis karakteristik siswa, analisis tujuan dan analisis materi. Tahap perencanaan meliputi jadwal pengembangan, tim pengembang, spesifikasi media, struktur materi, evaluasi dan pembuatan flowchart. Tahap pelaksanaan pengembangan yang menghasilkan produk awal (produk 1) kemudian divalidasi oleh tim ahli, revisi desain, sehingga menghasilkan produk 2. Tahap implementasi yang dilaksanakan di SMA N 2 Kota Jambi melalui uji kelompok kecil, dan yang terakhir yaitu tahapan evaluasi guna untuk perbaikan produk. III.
HASIL & PEMBAHASAN Hasil pengembangan pada penelitian ini berupa produk media pembelajaran yang berisi bahan ajar tentang materi sifat koligatif larutan. 80
7
a.
Pembahasan Hasil Analisis Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan di SMA Negeri 2 Jambi, ada beberapa hal yang menjadi perhatian bagi peneliti yaitu : 1. Sekolah ini telah memiliki infocus, memiliki fasilitas laboratorium komputer yang dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran, namun belum terlalu dimanfaatkan dengan maksimal oleh para guru 2. Siswa SMA ini membutuhkan suasana belajar baru dengan metode belajar yang lebih menarik untuk memudahkan mereka dalam memahami dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari khususnya pada materi sifat koligatif larutan. Dengan adanya multimedia melalui crocodille chemistry menggunakan camtasia studio 7 ini, penulis berharap dapat membantu guru dalam memberikan penjelasan selama proses belajar mengajar sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan mudah. Pada analisis karakteristik siswa dilihat berdasarkan hasil observasi yang menggunakan angket kebutuhan terhadap 10 orang siswa/i SMA Negeri 2 jambi, didapat bahwa semua siswa memiliki laptop dan dapat mengoperasikannya dengan baik. Selanjutnya, pengetahuan awal siswa tentang pembelajaran sifat koligatif larutan juga sudah dimiliki siswa, hanya saja mereka masih merasa kurang memahami dengan pembelajaran yang diberikan oleh guru. Sehingga siswa membutuhkan suatu metode belajar yang menarik dan bisa membuat mereka tanggap akan pembelajaran yang dilakukan.Selanjutnya yaitu melakukan analisis tujuan. Analisis ini dilakukan untuk menetapkan arah dasar yang dibutuhkan dalam pengembangan perangkat pembelajaran. Menurut kurikulum KTSP SMA pada materi sifat koligatif larutan disebutkan bahwa standar kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa adalah Menjelaskan sifat-sifat koligatif larutan non elektrolit dan elektrolit Kompetensi yang harus dikuasai yaitu Menjelaskan penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih, penurunan titik beku larutan, dan tekanan osmosis termasuk sifat koligatif larutan dan Membanding-kan antara sifat koligatif larutan non elektrolit dengan sifat koligatif larutan elektrolit yang konsentrasinya sama berdasarkan data percobaan. Analisis yang terakhir yang perlu dilakukan yaitu analisi materi. Materi yang diaplikasikan pada multimedia pembelajaran ini adalah sifat koligatif larutan. Tahap selanjutnya pada analisis materi ini yaitu membuat peta konsep materi (lihat gambar 3.3) sesuai dengan SK, KD, dan Indikator pembelajaran. b.
Pembahasan Hasil Validasi Pengembangan multimedia crocodille chemistry menggunakan camtasia studio 7 pada materi sifat koligatif larutan dilakukan dengan validasi produk oleh ahli media dan ahli materi yang dilaksanakan sebanyak satu kali revisi. Pada penilaian oleh ahli media mencakup 12 prinsip multimedia Richard Meyer. Umumnya multimedia crocodille chemistry menggunakan camtasia studio 7 pada materi sifat koligatif larutan yang dibuat telah mencakup semua aspek tersebut namun masih perlu dilakukan revisi terutama dari penggunaan animasi yang harus diperbanyak agar lebih memperjelas konsep sifat koligatif larutan. Dari validasi pertama, dapat ditarik kesimpulan bahwa multimedia pembelajaran yang disajikan sudah cukup baik namun perlu ditingkatkan semaksimal mungkin agar multimedia pembelajaran ini dapat menarik perhatian siswa, mudah dalam pengoperasiannya, serta memudahkan siswa memahami setiap penjelasan yang ditampilkan. Setalah dilakukan revisi, multimedia yang dikembangkan dinyatakan layak oleh para ahli untuk diujicobakan . 80
7
c.
Respon Siswa Terhadap Multimedia Setelah produk didesain, dikembangkan, dan divalidasi oleh tim ahli, selanjutnya produk siap untuk diujicobakan kepada siswa. Uji coba yang dilakukan hanya sebatas uji coba kelompok kecil yaitu 10 orang siswa kelas XII IPA 3 SMA Negeri 2 Jambi. Tanggapan siswa SMA N 2 Jambi terhadap kemenarikan multimedia pembelajaran larutan elektrolit dan non elektrolit dimana pada saat analisis data didapatkan hasil 65,6 dari nilai tertinggi 75 dengan kategori sangat baik. Pada kemudahan penggunaan multimedia ini mendapatkan penilaian dari siswa dengan skor 50 , sebanyak 10 siswa mengatakan multimedia ini sangat mudah digunakan. Sebanyak 10 siswa merasa sangat tertarik mengikuti pelajaran dengan multimedia ini sehingga diperoleh skor sebesar 50. Untuk tampilan warna multimedia ini 8 orang siswa mengatakan pewarnaan pada multimedia ini sudah baik dan 2 orang siswa mengatakan pewarnaan pada multimedia ini sudah sangat baik sehingga didapatkan skor sebesar 40. Multimedia ini juga membuat siswa bersemangat dan tidak mudah bosan untuk mengikuti pelajaran materi sifat koligatif larutan dengan menggunakan multimedia pembelajaran ini yaitu dengan mendapatkan perolehan skor sebesar 50 dengan kategori sangat baik. Selain itu, waktu belajar kimia pada materi sifat koligatif larutan terasa begitu cepat ketika menggunakan multimedia pembelajaran ini yang mendapatkan perolehan skor sebesar 40 yang dikategorikan sangat baik. Dalam multimedia ini terdapat berbagai animasi yang dapat membantu siswa memahami konsep pada materi sifat koligatif larutan dan mendapat perolehan skor sebesar 45 dengan kategori sangat baik. Selain itu komentar dan saran siswa secara umum adalah siswa tidak mudah bosan, materi yang diajarkan menjadi mudah dipahami, serta siswa menjadi lebih tertarik untuk belajar. Dengan demikian produk yang dikembangkan oleh pengembang dapat dikategorikan menarik oleh siswa. IV.
KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian pengembangan crocodille chemistry menggunakan camtasia studio 7 pada materi sifat koligatif larutan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Dalam mengembangkan multimedia crocodille chemistry menggunakan camtasia studio 7 pada materi sifat koligatif larutan dilakukan pada beberapa tahapan yaitu; (1) tahapan analisis yang meliputi analisis kebutuhan, analisis karakteristik siswa, analisis tujuan dan analisis materi, (2) tahap perencanaan yang meliputi jadwal pengembangan, tim pengembang, spesifikasi media, struktur materi, evaluasi dan pembuatan flowchart, (3) tahap pelaksanaan pengembangan yang menghasilkan produk awal (produk 1) kemudian divalidasi oleh tim ahli, revisi desain, sehingga menghasilkan produk 2, (4) tahap implementasi yang dilaksanakan di SMA N 2 Jambi melalui uji kelompok kecil, (5) tahap evaluasi . 2. Respon siswa terhadap multimedia crocodille chemistry menggunakan camtasia studio 7 pada materi sifat koligatif larutan adalah sangat baik yang didapat dari angket respon siswa. DAFTAR RUJUKAN Anonim. 2013. Diakses tanggal 8 juli 2013. Pendidikan http://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikan ----------. 2012. Diakses tanggal 7 november 2013. Pengertian Pendidikan. http://www.artikelbagus.com/2012/11/pengertian-pendidikan.html
80
7
Juniarto, eki. 2012. Diakses tanggal 28 november 2012. Pengajaran Berdasarkan Masalah. http://ekijuniarto.blogspot.com/ Lee, W. Wiliam & Owen, L. Diana. 2000. Multimedia-Based Instructional Design : ComputerBased Training Web Based Training Distance Broadcast Training Performance Based Solution. Published : PF eiff Mursid. 2010. Diakses tanggal 11 juli 2013. Media Pembelajaran. http://mursids.blogspot.com/2010/01/media-pembelajaran.html Olenn, darmania. 2012. Diakses tanggal 5 september 2013. Teknologi Pembelajaran dan Teknologi Pendidikan. http://niaadarmania.blogspot.com/2012/12/teknologi-pembelajarandan-teknologi.html Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta Ratnasari, tria. 2012. Diakses tanggal 9 oktober 2013. Ciri-ciri Media Pendidikan. http://nenktya.blogspot.com/2012/01/ciri-ciri-media-pendidikan.html
80