ARTIKEL Hubungan Motivasi dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai BKKBN Provinsi Jawa Tengah Oleh : Ruri Dwi Nindias, Ari Subowo, Rihandoyo
Jurusan Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Diponegoro Jl. Profesor Haji Sudarto, Sarjana.Hukum Tembalang Semarang Kotak Pos 1269 Telepon (024) 7465407 Faksimile (024) 7465405 Laman : http://www.fisip.undip.ac.id email
[email protected] Email:
[email protected]
ABSTRACT Human resources is one factor that has an important role in improving employee performance. Given the importance of human resources, it is a company or organization must pay attention to the factors that affect human resources work. Organizational culture and motivation affect the performance of employees in accordance with procedures and increase employee performance. This research was conducted in the city of Semarang. Samples were taken by using simple random sampling technique. Methods of data collection is done by using a questionnaire distributed to respondents who work in Central Java Province BKKBN office. The data obtained in this study were analyzed using multiple linear regression analysis. These results indicate that the variables of motivation and organizational culture has a positive and significant impact on employee performance. With the positive influence of organizational culture and motivation can improve employee performance.
Keywords:Motivation,OrganizationalCulture,EmployeePerformance
I.PENDAHULUAN
tujuan. Tanpa
Sumber daya manusia (SDM) memiliki peranan
perusahaan atau organisasi tidak dapat berjalan
penting di dalam perusahaan
secara optimal dan tidak dapat bertahan dalam
dalam mencapai
adanya
SDM
yang kompetitif
persaingan.
Untuk
itu
atau
memadai, khususnya MOP,IUD,dan implant Belum
perusahaan hendaknya mencari strategi yang tepat
optimalnya peran rumah sakit dalam pelayanan
untuk
KBDukungan
meningkatkan
pihak
organisasi
kualitas
SDM.
Dengan
SDM,
sarana,
dan
prasarana
meningkatkan kualitas SDM, diharapkan karyawan
pengolahan dan basis UPPKS, Bina Ketahanan
atau pegawai dapat bekerja secara produktif dan
Keluarga serta IMP, PLKB/PKB melalui website
professional,
terbatasDukungan
sehingga
kinerja
yang
dicapai
operasional
pengembangan
diharapkan lebih memuaskan sesuai dengan target
kelompok bina keluarga di lapangan terbatas.
yang dipersyaratkan. Kinerja karyawan adalah
Persaingan Kinerja pegawai pada masing-masing
sebuah evaluasi dari kontribusi karyawan terhadap
bidang
pencapaian tujuan organisasi. Untuk itu setiap
menampilkan
perusahaan atau organisasi berkepentingan untuk
menjadikan motor penggerak utama dalam mencapai
melakukan penilaian kinerja dan pegawai. Secara
tujuan organisasi. Untuk itu dibutuhkan sumber daya
umum BKKBN Provinsi Jawa Tengah yang bergerak
manusia yang kompeten, handal, dan visioner. Oleh
di bidang pengendalian penduduk membutuhkan
karena itu harus ada motivasi individu/pegawai
motivasi dan kinerja yang tinggi terkait dengan
dengan budaya organisasi. Jumlah pegawai BKKBN
misinya
pentingnya
dengan jenjang pendidikan yang berbeda. Adanya
Keluarga
motivasi tinggi dan hubungan budaya organisasi
yaitu
mengikuti
mensosialisasikan
program
KB.
Program
yang
secara
kemampuan
terbaiknya
akan
Nomor 10 tahun 1992 tentang Perkembangan
mengembangkan organisasi.
Kependudukan
Keluarga
II. TUJUAN
tersebut,
Tujuan penelitian dimaksudkan untuk memberikan
dikatakan bahwa yang dimaksud dengan Keluarga
arah yang tepat dalam proses dan pelaksanaan
Berencana (KB) adalah suatu upaya peningkatan
penelitian yang dilaksanakan agar penelitian tersebut
kepedulian
melalui
berjalan sesuai dengan apa yang hendak dicapai.
pengaturan
penelitian ini dimaksudkan dengan tujuan sebagai
Sejahtera.
Dalam
pendewasaan kehamilan, peningkatan
peran usia
Undang
serta
Undang
masyarakat
perkawinan,
pembinaan
ketahanan
kesejahteraan
keluarga
keluarga,
mampu
dalam
yang
Pembangunan
akan
positif
Berencana Nasional diatur dalam Undang Undang
dan
tepat
dilakukan
memajukan
dan
berikut :
untuk
1. Untuk menguji hubungan motivasi terhadap
mewujudkan keluarga kecil yang bahagia dan
kinerja pegawai BKKBN Provinsi Jawa
sejahtera. Dalam menjalankan program–program,
Tengah
terdapat hambatan–hambatan yang muncul biasanya
2. Untuk menguji hubungan budaya organisasi
adalah : Menurunnya jumlah personil PLKB di
terhadap kinerja pegawai BKKBN provinsi
beberapa Kab/Kota menjadikan binaan masing –
Jawa Tengah
masing PLKB bertambah luasDukungan tenaga terlatih pemasangan alat kontrasepsi masih belum
3. Untuk menguji hubungan motivasi dan
membangkitkan seseorang atau diri sendiri
budaya organisasi terhadap kinerja pegawai
untuk
berbuat
sesuatu
dalam
rangka
BKKBN Provinsi Jawa Tengah.
mencapai suatu kepuasan atau tujuan. 3.Budaya Organisasi Tan (2002) dalam Wibowo (2011:18)
III. TEORI
mendefinisikan
Teori yang digunakan adalah :
keyakinan, sikap, nilai-nilai inti dan pola
dan Baron (1998:16
dalam
perilaku,
wibowo 2007:74) yaitu sebagai berikut : a. Personal
factors,
ditunjukkan
motivasi
dan
orang
dalam
dalam organisasi. Keyakinan adalah asumsi
komitmen
atau persepsi tentang sesuatu, orang dan organisasi
b. Leadership
oleh
inti dan pola perilaku mempengaruhi kinerja
individu.
kualitas
dibagikan
organisasi. Keyakinan bersama, nilai-nilai oleh
tingkat ketrampilan, kompetensi yang dimilki,
organisasi
merupakan serangkaian norma terdiri dari
1. Kinerja Pegawai Amstrong
budaya
factor,
ditentukan
oleh
dorongan,
bimbingan
dan
dukungan yang dilakukan manajer dan
keseluruhan
diterima
sebagai sesuatu yang benar dan layak. IV. METODE 1. Desain
team leader.
secara
Penelitian
menggunakan
tipe
Penelitian Kuantitatif.
c. Team factors, ditunjukkan oleh kualitas dukungan yang diberikan oleh rekan
2. Fokus dari penelitian ini adalah Hubungan
sekerjaSytem factors, ditunjukkan oleh
Motivasi dan Budaya Organisasi Terhadap
adanya sistem kerja dan fasilitas yang
Kinerja
diberikan.
penelitian tersebut adalah BKKBN Provinsi
d. Contextual/situational ditunjukkan
oleh
factors,
tingginya
tingkat
tekanan dan perubahan internal dan eksternal.
lokus
atau
tempat
Jawa Tengah. 3.
Subjek Penelitian adalah Staff BKKBN Provinsi Jawa Tengah. Sumber data adalah Data Primer dan Data Sekunder.
2. Motivasi Effendi yang dikutip oleh Manullang dan Manullang (2004: 193) menyatakan bahwa motivasi
Pegawai,
adalah
kegiatan
memberikan
4. Teknik pengumpul data adalah dengan wawancara,
observasi,
kuesioner,
dan
tinjauan pustaka. Teknik analisis data dalam
dorongan pada seseorang atau diri sendiri
penelitian ini menggunakan analisis data
untuk mengambil suatu tindakan yang
kuantitatif.
dikehendaki.
Jadi
motivasi
berarti
V.
PEMBAHASAN
DAN
HASIL
tinggi, sebanyak 16 responden (25,8%) menyatakan kurang tinggi dan 10 responden
PENELITIAN Budaya
(16,1%), mempersepsikan motivasi kerja
Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai
pegawai termasuk rendah. Berdasarkan hasil
BKKBN Provinsi Jawa Tengah
tersebut
1. Hubungan
a. Hasil
Motivasi
rekapitulasi
dan
Kinerja
Pegawai
Badan
menunjukkan
bahwa
pegawai
Kependudukan
dan
Keluarga
menunjukkan jawaban responden mengenai
Berencana Nasional Provinsi Jawa Tengah
variabel kinerja pegawai, dimana diketahui
secara umum memiliki motivasi kerja yang
16 responden (25,8%) memiliki persepsi
tinggi. Artinya bahwa pegawai memiliki
mengenai kinerja pegawai dalam kategori
persepsi yang baik mengenai tunjangan yang
sangat tinggi, diikuti 37 responden (59,7%)
diberikan, responden memiliki persepsi baik
menyatakan tinggi, sebanyak 6responden
bahwa institusi memiliki respon yang baik
(9,7%) menyatakan kurang tinggi dan 3
dalam menanggapi tuntutan pegawai dan
responden (4,8%), mempersepsikan kinerja
lain-lain.
pegawai termasuk rendah. Berdasarkan hasil tersebut Badan
menunjukkan
bahwa
pegawai
Kependudukan
dan
Keluarga
c. Budaya
Organisasimenunjukkan
hasil
rekapitulasi jawaban responden mengenai variabel
budaya
organisasi,
dimana
Berencana Nasional Provinsi Jawa Tengah
diketahui 20 responden (32,3%) memiliki
secara umum memiliki kinerja yang tinggi.
persepsi mengenai budaya organisasi yang
Artinya bahwa pegawai menempati posisi
diterapkan oleh Badan Kependudukan dan
kerja sesuai dengan kemampuan yang
Keluarga Berencana Nasional Provinsi Jawa
dimiliki,
untuk
Tengah dalam kategori sangat sesuai, diikuti
beradaptasi, mampu mengatasi masalah
15 responden (24,2%) menyatakan sesuai
dengan bekerja dengan rekan kerja, mampu
dan kurang sesuai
memecahkan dan menyelesaikan masalah
(19,4%), mempersepsikan budaya organisasi
dalam bekerja.
termasuk tidak sesuai. Berdasarkan hasil
memiliki
kemampuan
tersebut
b. Motivasi
organisasi Hasil rekapitulasi menunjukkan jawaban responden
mengenai
variabel
motivasi,
dan 12 responden
menunjukkan yang
bahwa
diterapkan
di
budaya Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Provinsi Jawa Tengah secara
dimana diketahui 8 responden (12,9%)
umum telah sesuai dengan yang diharapkan,
memiliki persepsi mengenai motivasi kerja
dimana budaya organisasi tersebut akan
pegawai dalam kategori sangat tinggi,
mempengaruhi peningkatan kinerja pegawai.
diikuti 28 responden (45,2%) menyatakan
d. Hubungan Antara Variabel Motivasi
kerja pegawai maka akan berpengaruh
(X1) dengan Variabel Kinerja Pegawai
terhadap
(Y) Pada Badan Kependudukan dan
meningkat
Keluarga
Berencana
Nasional
analisis
yang
menggunakan
pegawai
pula
dan
yang
akan
sebaliknya.
Berdasarkan hasil perhitungan Koefisien Determiniasi
Provinsi Jawa Tengah Dalam
kinerja
(KD)
tersebut
dapat
disimpulkan bahwa besarnya nilai KD
perhitungan uji hipotesis dihasilkan nilai =
yang
0,632,
variabel kinerja pegawai (Y) terjadi
dimiliki
artinya
bahwa
hubungan
oleh motivasi dengan
yang kinerja
diperoleh
perubahan
menunjukkan
sebesar
pada
39,94%
yang
pegawai adalah positif. Artinya bahwa
disebabkan oleh variabel motivasi. Hal
apabila
ini
semakin tinggi
pegawai
maka
mengalami
kinerja
peningkatan
motivasi kerja pegawai
akan
juga
dan
dibuktikan
dengan
perhitungan
statistik sebelumnya yang menunjukkan hasil bahwa pengaruh motivasi terhadap
sebaliknya. Hasil perhitungan koefisien
kinerja pegawai persentasenya sebesar korelasi rank kendall tersebut kemudian di
39,94%
sedangkan
sisanya
sebesar
uji signifikasinya dengan menggunakan uji Z. Harga Z kemudian dikonsultasikan dengan harga Z tabel dengan taraf signifikan
60,06% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.
5% (0,05), yakni sebesar 1,96. Sehingga Z hitung sebesar 4,94 lebih besar dari Z tabel pada taraf signifikan 5% (1,96). Dari hasil tersebut
menunjukkan bahwa
hipotesis
e. Hubungan Antara Variabel Budaya Organisasi (X2) dengan Variabel Kinerja Pegawai (Y) Pada Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Provinsi Jawa Tengah
diterima secara signifikan. Hal ini berarti
Dalam
bahwa ada hubungan yang positif antara
perhitungan uji hipotesis dihasilkan nilai =
motivasi (X1) dengan kinerja pegawai (Y). Artinya bahwa semakin tinggi motivasi
0,586,
analisis
artinya
yang
bahwa
menggunakan
hubungan
yang
dimiliki oleh budaya organisasi dengan kinerja pegawai adalah positif. Artinya
bahwa
apabila
semakin
baik/sesuai
f.
Hubungan Antara Variabel Motivasi (X1)
penerapan budaya organisasi maka kinerja
dan Budaya organisasi (X2) terhadap
pegawai akan mengalami peningkatan juga
Kinerja Pegawai (Y)
dan sebaliknya. Hasil perhitungan koefisien
Dalam analisis dengan perhitungan uji
korelasi rank kendall tersebut kemudian di
hipotesis diketahui bahwa W = 0,787
uji signifikasinya dengan menggunakan uji
sebagai
koefisien
konkordasi
kendall.
2
Z. Harga Z kemudian dikonsultasikan
Kemudian harga X dikonsultasikan dengan
dengan harga Z tabel dengan taraf signifikan
harga kritik Chi Kuadrat sehingga diperoleh
5% (0,05), yakni sebesar 1,96. Sehingga Z
nilai pada taraf signifikansi dan 5%. Harga
hitung sebesar 4,58 lebih besar dari Z tabel
kritis tabel pada taraf signifikansi 5%
pada taraf signifikan 5% (1,96). Dari hasil
menunjukkan angka
tersebut
hipotesis
konsultasi tersebut diketahui bahwa nilai
diterima secara signifikan. Hal ini berarti
hitung X2 > X2 tabel pada taraf siginifikansi
bahwa ada hubungan yang positif antara
5%, yaitu : Taraf signifikansi 5% : X 2 hitung
budaya organisasi (X2) dengan kinerja
> X2 tabel atau 143,84 > 5,99. Berdasarkan
pegawai (Y).
semakin
analisis di atas diketahui bahwa antara
yang
motivasi (X1) dan budaya organisasi (X2)
diterapkan institusi maka akan berpengaruh
mempunyai hubungan yang positif dengan
terhadap peningkatan kinerja pegawai dan
kinerja pegawai (Y). Hubungan positif yang
sebaliknya. Berdasarkan hasil perhitungan
dimaksud adalah apabila motivasi (X 1) dan
Koefisien
dapat
budaya organisasi (X2) ditingkatkan maka
disimpulkan bahwa besarnya nilai KD yang
kinerja pegawai (Y) juga dapat mengalami
diperoleh
peningkatan dan begitu juga sebaliknya.
menunjukkan bahwa
baik/sesuai
Artinya budaya
bahwa organisasi
Determiniasi
menunjukkan
(KD)
pada
variabel
5,991.
kinerja pegawai (Y) terjadi perubahan
Dengan
sebesar 34,34% yang disebabkan oleh
menyatakan bahwa ada hubungan yang
variabel
ini
positif dan signifikan antara motivasi (X 1)
dibuktikan dengan perhitungan statistik
dan budaya organisasi (X2) dengan kinerja
sebelumnya yang menunjukkan hasil bahwa
pegawai (Y) pada Badan Kependudukan dan
pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja
Keluarga Berencana Nasional Provinsi Jawa
pegawai persentasenya
34,34%
Tengah dapat diterima. Dari perhitungan di
65,66%
atas dapat disimpulkan bahwa pada variabel
sedangkan
budaya
organisasi.
sisanya
sebesar sebesar
dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.
Hal
demikian
Dari hasil
hipotesis
yang
kinerja pegawai terjadi perubahan sebesar 61,78% sebagai akibat adanya pengaruh dari motivasi
dan
budaya
organisasi
serta
pengaruh dari variabel lainnya sebesar
penelitian ini terbukti bahwa organisasi
48,22%. Dengan demikian hipotesis yang
membebaskan pegawai dalam meninggalkan
dikemukakan sebelumnya pada kerangka
kantor serta membebaskan pegawai dalam
dasar pemikiran yang dinyatakan bahwa
menyelesaikan pekerjaan. Kondisi semacam
variabel
budaya
ini biasa saja bukan hanya karena faktor
organisasi (X2) merupakan faktor-faktor
kepentingan melainkan ikut-ikutan atau
yang dapat mempengaruhi kinerja pegawai
hanyut bersama dengan lingkungan. Dengan
(Y) dapat diterima.
demikian perlu dilakukan tindakan preventif
motivasi
(X1)
dan
yang berupa mengatur kembali peraturan Saran 1. Peran
pemimpin
dalam
penyesuaian
pelaksanaan tupoksi sangat penting dimana pemimpin harus mendelegasikan wewenang secara adil dan merata sehingga tidak ada pegawai yang melaksanakan tugas yang tidak sesuai dengan tupoksinya. Dengan pendelegasian wewenang dengan adil maka tidak ada anggota yang mendapatkan beban
yang
ada.
Sebaiknya
pembuatan
penetapan peraturan diketahui oleh dan distujui oleh seluruh anggota, hal ini dilakukan untuk menciptakan nilai, bahwa peraturan dan sanksi yang dibuat disetujui oleh seluruh anggota karena itu peraturan yang telah ditetapkan dapat dipatuhi dan dilaksanakan dengan baik begitu pula dengan
berlebih dalam melaksanakan tugasnya. 2. Organisasi
hendaknya
meningkatkan
kedisiplinan dalam hal perilaku dimana pada
DAFTAR PUSTAKA
Effendi, Manullang dan Manullang. 2004. Manajemen Personalia. Yogyakarta:UGM. Gomes, Faustino Cardoso, Dr. 2003. MSDM. Andi. Yogyakarta. Hasibuan. 2003. Organisasi dan Motivasi. Bumi Aksara. Jakarta P. Robbins. 2003. Perilaku Organisasi. Gramedia. Jakarta. Ruky. , Ahmad. 2002. Sistem Manajemen Kinerja.Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Sedarmayanti.2001. Manajemen Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Mandar Maju. Bandung. Sopiah. 2008. Perilaku Organisasional. CV ANDY. Yogyakarta.
dan
sanksi.
Sudarmanto. 2009. Kinerja dan Pengembangan Kompetensi SDM .Pustaka Pelajar. Yogyakarta. Sugiyono.2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung. Alfabeta. T.R. Mitchel dalam Sedarmayanti. 2009. Manajemen Sumber Daya MAnusia dan Produktivitas Kerja.Erlangga. Bandung.